Anda di halaman 1dari 2

Nama : Ellga Maulina Oetami

NPM : 180810170001

Judul Webinar : “Jurnalisme pada Masa Pandemi” (Miranti Hirschmann, TVOne)

Tanggal Webinar : Rabu, 6 Mei 2020

Jurnalisme pada Masa Pandemi

Kerja seorang jurnalis tidak lepas dari peran media masa dalam menyebar luaskan berita
dan infromasi yang telah diliputnya. Jurnalistik berkembang mengikuti perkembangan media
dimana media sendiri memiliki peranan yang penting dalam meyebar luaskan informasi atau
berita yang telah diliput oleh jurnalis. Media-media yang yang digunakan jurnalis untuk
menyebar luaskan berita memiliki beragam jenis, yaitu media cetak, media online, radio, televisi
yang memiliki karakter sendiri, sosial media, dan blog/vlog.

Dalam kondisi pandemik COVID-19 yang merebak di berbagai negara saat ini, media
telah mengikuti setiap perkembangan dari kejadian ini, dengan berbagai cerita, dengan berbagai
tema liputan yang muncul selama pandemik seperti update terkini terkait wabah (jumlah positif,
sembuh, meninggal), keputusan pemerintah nasional/lokal, aturan baru dan penerapannya, terkini
(evakuasi, situasi rumah sakit, masker, baju APD, dokter, asuransi), ekonomi lokal, regional,
internasional, sosial, budaya dan politik. Dapat dilihat ada beberapa tantangan yang harus
dihadapi jurnalis selama pandemic COVID-19, dan bagaimana peran media dalam pengendalian
isu yang ada. Kendala liputan yang kerap dialami jurnalis pada kondisi saat ini adalah kondisi
lockdown, pembatasan jarak sosial, kebijakan WFH, ketiadaan kendaraan umum, bahaya
terpapar virus, keengganan narasumber diwawancarai menyebabkan jurnalis mengalami
keterbatasan ruang gerak dalam melakukan peliputan. Selain itu, kendala lain yang juga dialami
jurnalis yang berada di luar negeri adalah perbedaan waktu dengan waktu Indonesia.

Jurnalis demi keberhasilan dalam melakukan peliputan berita terkini perlu melakukan
monitor terhadap beberapa aspek seperti berita terkini yang disiarkan di radio, televisi, web, app,
atau media sosial, Robert Koch Institut, Johns Hopkins University Covid map, perwakilan
Indonesia di Jerman atau Eropa, masyarakat Indonesia di Jerman, masyarakat Jerman, dan berita
dari Indonesia. Pemberitaan-pemberitaan yang ada yang dapat diamati dapat berupa news feed,
press conference, televisi/radio/media cetak, media sosial, network, atau narasumber melalui
sebuah wawancara. Dalam melakukan peliputan dan penyajian berita, jurnalis harus memastikan
sumber yang didapat merupakan sumber terkini, dapat dipercaya, akurat yang dibuktikan dengan
hadirnya data dan jumlah, dapat diakses, dan pemastian sumber dengan pengecekan ulang.

Sehubungan dengan adanya kebijakan pengetatan jarak sosial wabah, jurnalis perlu
memperhatikan hal-hal yang menjadi penunjang ketika akan melakukan peliputan seperti
menggunakan masker dan sarung tangan, menyediakan hand sanitizer, mempersiapkan alat-alat
dengan baterai penuh, tripod dan microphone, serta melaksanakan prosedur keselamatan seperti
menjaga jarak dan selalu waspada. Selain itu, terdapat persyaratan yang perlu diperhatikan dan
dipersiapkan oleh jurnalis selama masa peliputan yakni kartu wartawan yang valid, surat
penugasan, bukti tulisan atau karya jurnalistik, izin narasumber, jenis kamera karena terkadang
dapat mempengaruhi narasumber, dan tampilan jurnalis (seragam/logo media).

Selain memperhatikan aspek penunjang dalam melakukan peliputan, jurnalis juga perlu
memperhatikan beberapa hal dalam mengumpulkan bahan berita, seperti (1) bahasa; (2)
mengetahui latar belakang berita yang akan dikumpulkan dengan membaca sumber bacaan,
mendengarkan berita yang serupa, atau dengan cara bergaul dengan warga lokal; (3)
memperhatikan kode etik liputan di negara setempat seperti menghubungi narasumber,
mengambil gambar fasilitas umum, mengambil gambar anak-anak, atau; (4) izin-izin lainnya
dalam hal lain.

Jurnalisme jelas memiliki peran besar dan beragam dengan kondisi masyarakat yang
tengah berada di situasi seperti ini. Apa yang disampaikan media masa sudah pasti berpedoman
pada kaidah jurnalistik yang berlaku juga sesuai prinsip jurnalisme. Tanpa adanya media masa,
masyarakat tidak akan pernah tahu seberapa menakutkannya wabah baru yang misterius ini,
masyarakat tidak akan pernah tahu perkembangan dari kasus di berbagai negara di dunia,
masyarakat tidak akan pernah tahu berapa puluh ribu kasus yang bertambah, berapa ratus orang
telah sembuh, bahkan berapa puluh orang yang meninggal karena wabah ini.

Anda mungkin juga menyukai