Tugas, Kewajiban Dan Wewenang Departemen Proyek
Tugas, Kewajiban Dan Wewenang Departemen Proyek
PRESIDENT DIREKTUR
DIREKTUR PROYEK
PROYEK MANAGER
SITE MANAGER
PELAKSANA
MANDOR
TUKANG
- Pengadaan Logistik :
Proyek
LAPORAN MINGGUAN :
c. Khusus mengenai laporan biaya/budget dilaksanakan setiap periode pekerjaan dan dicantumkan
dalam record file untuk masing-masing proyek yang disertakan juga catatan –catatan biaya yang
disebabkan adanya perubahan-perubahan, kesalahan-kesalahan, pekerjaan tambahan dsb.
3. Membicarakan kepada proyek Manager mengenai hal-hal yang berkaitan dengan :
Kesulitan-kesulitan pelaksana
Detail-detail bangunan
Perencanaan-perencanaan tambahan
E. BAGAIMANA MENGATUR TENAGA KERJA ?
1. Mengarahkan Mandor dan Pelaksana
Mengatur penggunaan tenaga kerja diproyek untuk menunjang rencana time schedule.
Dalam hal ini Site Manager mengarahkan mandor dan dan pelaksana berapa banyak tenagayang
digunakan . pada pekerjaan dengan waktu yang mendesak diperlukan tenaga yang cukup gesar dan
kemungkinan pengurangan tenaga pada saat-saat yang lain
2. Menyetujui dan menerima tenaga bawahan
Dalam menerima tugas dari proyek manager, Site Manager dapat menyetujui atau menolak
tenaga-tenaga pelaksana dan mandor yang ditunjuk dengan alasan-alasan yang dapat dipertanggung
jawabkan . Sesuai dengan tugas kontrol yang dimiliki oleh setiap Site Manager, Site Manager juga
berhak penuh dalam memberikan tugas-tugas pelaksaan kepada pelaksana yang berada dibawahnya
tidak terbatas pada proyek tertentu yang ditunjuk oleh proyek Manager.
3. Mengusulkan hal-hal yang bermanfaat :
Mengusulkan hal-hal yang dapat menunjang pengetahuan tenaga . hal diatas dapat diajukan
kepada Proyek Manager/ Direktur proyek misalnya mengenai informasi prestasi ,lembur, tugas-tugas
khusus , gaji, dsb.
4. Membuat perhitungan upah:
Untuk membuat perhitungan upah sesuai dengan yang telah ditentukan dengan
memberikan usulan kepada proyek Manager perlu diperhatikan adalah :
Sistem hubungan kerja antara mandor dan kantor
Berapa besar patokan kontrak borong yang ditentukan dengan memberikan usulan kepada proyek
manager dan di recheck budget control /budget planning & scheduling
Memberikan catatan atas pekerjaan-pekerjaan tambahan / perubahan yang mengakibatkan
perubahan harga kontrak.
Membicarakan kesulitan-kesulitan khusus dalam pelaksanaan pembayaran upah pekerja
Membicarakan dan memperhitungkan adanya Overhead khusus upah tenaga akibat pekerjaan lembur
,pengangkutan material dan hal-hal lain.
B. TEKNIS
Hal yang perlu diperhatikan dalam pembangunan rumah tinggal dapat dibagi sesuai dengan urut-urutan
tahap pekerjaan. Tapi yang paling utama adalah mempelajari gambar rencana yang diberikan dengan
teliti bilamana ada kejanggalan, kesalahan dan ketidaksesuaian hendaknya di bicarakan dengan proyek
Manager /Site manager/Pelaksana.
1. Pekerjaan persiapan
1.1. Perataan tanah:
Untuk tahap awal pekerjaan ini diperhatikan beberapa hal :
a. Dikerjakan pembersihan jalan dari lapisan atas (rumput, semak, kotoran, gundukan, tanah) meliputi
seluruh areal site atau hanya pada bagian yang akan dibangun
b. Penebangan pohon hingga keakarnya pada baian-bagian yang akan dibangun dan pada bagian yang
dapat membahayakan/mengganggu pekerjaan pelaksanaan degan seijin pihak-pihak yang berwenang,
Direksi, Land developer atau bouwheer.
c. Juga meliputi pekerjaan pembongkaran bangunan lama bilamana pada site terdapat bangunan yang
tidak dipertahankan dengan beberapa pertimbangan :
Memang harus dibongkar sesuai perjanjian yang disepakati.
Dalam pembongkaran diperhatikan bilamana ada bahan-bahan yang akan dipergunakan kembali ,
diusahakan tetap dapat dipergunakan.
Sisa-sisa pembongkaran dibersihkan dari areal kerja kecuali ada rencana pengurugan (peninggian
site untuk bangunan yang baru).
Mengamankan terlebih dahulu instalasi-instalasi (ledeng dan listrik) berikut armatur-armaturnya
(telephone, gas ) buat daftar inventaris (lihat lampiran) dan berita acara serah terima dengan pemilik
/direksi lapangan.
Memastikan bahwa bagian electric telah lapor ke PLN untuk pemutusan sementara aliran listrik
/pemindahan meteran untuk senentara
mempertimbangkan kemungkinan menggunakan bagian dari bangunan yang lama untuk direksi Keet
atau gudang kerja untuk penghematan biaya.
1.2. Pembuatan Direksi Keet dan Gudang
1. Sebelumnya dipikirkan kemungkinan –kemungkinan :
Penggunaan bangunan lama (jika ada ) untuk Direksi Keet, gudang, atau los pekerja.
Pemikiran apakah perlu dipersiapkan antara Direksi Keet,gudang atau los pekerja, hal ini biasanya
tergantung dari besar kecilnya site dan proyek
2. Dalam pelaksanaannya:
a. Disesuaikan dengan rencana yang diberikan dari bagian perencanaan
b. Mengusulkan perubahan peluasan penambahan bila diperlukan
c. Penempatan lokasi yang tepat yaitu:
Strategis dalam sirkulasi material pencapaian dan pengawasan keadaan lapangan
Tidak mengganggu pekerjaan-pekerjaan selanjutnya (tidak terkena rencana bangunan , rencana
sirkulasi / jalan mobil ,dsb
d. Dalam pembuatanya harus rapi dan diperhitungkan terhadap penggunaan (misalkan kekuatan lantai
gudang harus cukup untuk memikul beban semen s/d 500 zak.
Untuk semen 250 zak dibutuhkan ruangan 6 m2
Untuk semen 500 zak dibutuhkan ruangan 9 m2
1.3. Pekerjaan pengukuran, pembuatan bouwplank dan Uitzet
1. Dalam pekerjaan pengukuran diperhatikan :
a. Pengecekan patok-patok batas tanah / kaveling /site
b. Pengukuran tanah sesuai dengan gambar kerja dan patok yang ada (patok besi, kayu, beton)
c. Melaporkan kepada yang berwenang bilamana tidak ada batas-batas kaveling yang pasti atau
ketidak sesuaian ukuran
d. Mengadakan check ulang dengan instansi yang berwenang untuk ketepatan batas-batas site
e. Mengadakan pengukuran peil tanah terhadap jalan, saluran got dan sekitar
f. Tentukan peil rata-rata tanah
Peil 0.00 kurang lebih 30-40 cm dari tanah asal bilamana tidak diinginkan adanya pekerjaan
urugan atau pembuangan tanah
Peil 0.00 minimal 60 cm dari jalan
Menentukan peil rata-rata :
2. Dalam pembuatan bouwplank diperhatikan
Ketinggian peil bangunan yang direncanakan, Bouwplank dibuat minimum sama dengan +0.50 m
dari bangunan yang direncanakan
Bouwplank dibuat bertingkat bilamana keadaan site bercontour (berbeda tinggi )dan juga bila
rencana peil ruang-ruang dalam bangunan ada perbedaan tinggi cukup banyak.
Bouwplank mengikuti rencana peil bangunan :
3.
Bauwplank
dibuat mengelilingi bangunan, ditambah pada bagian-bagian tertentu bilamana bangunan cukup besar
dan banyak pembagi ruang, mempunyai jarak cukup supaya tidak mengganggu pekerjaan pondasi dan
siku satu sama lain
4.Tentukan arah sikuan dari bouwplank sesuai dengan rencana bangunan, Biasanya ditentukan :
Sejajar dengan jalan
Sejajar dengan salah satu bats halaman
Patokan tertentu (biasanya dari bangunan induk dibuang ke ruang service)
5. Bilamana bentuk kaveling sisi-sisinya tidak siku sama lain dan sekeliling sudah di pagar maka
bouwplank dapat dibuat menempel di dinding pagar ( jika
kemungkinan)
6. Diusahakan sedapat mungkin agar peil 0.00 bangunan sudah ditentukan dari awal
7. Bouwplank harus diserut
8. Untuk proyek yang belum jelas batas –batas tanahnya harap dipanggil pengawas owner yang
mengerti batas-batasnya dan dibuat berita acara yang ditanda tangani bersama.
9. Bila keadaan tanah tdk sama dgn gambar hrs dilaporkan secara tertulis kepada owner.
3.Dalam keadan uitzet perlu diperhatikan :
1. Keadaan bouwplank yang benar-benar waterpass serta siku dan sejajar satu sama lain, kesalahan
hal ini mengakibatkan ukuran –ukuran yang tidak tepat.
2. Diberikan kode-kode pada bouwplank untuk letak-letak as ruangan.
3. Pengukuran harus tepat dan sesuai dengan rencana gambar.
4. Diadakan pengecekan ulang sikunya masing-masing ruang dengan benang sebagai as-as ruangan
yang rencanakan.
5. Dibuat tarikan benang-benang pembantu unuk menentukan as-as ruang bilamana keadaan
bouwplank tidak dibuat siku dengan rencana.
6. Pengecekan sikuan dapat dilakukan dengan :
Prisma
Sistem ukur 3-4-5
Segitiga siku yang telah dibuat
7. Patokan pengukuran harus sesuai dengan patokan rencana yang dibuat
8. Patokan GSB (garis sepadan bangunan) adalah sejajar bidang ruang bangunan
1.4. Staple bahan dan penyediaan air
1. Staple Bahan
Staple bahan dibuat selain dimaksudkan untuk penyimpanan material juga berpungsi agar :
1. Lapangan kerja tetap rapi dan tidak mengganggu jalan di depan proyek
2. Bahan-bahan tidak tercampur satu sama yang lain
3. Memudahkan pengecekan/stock bahan di lapangan (kwalitas dan kwantitas )
Dalam pembuatannya harus :
Mudah menurunkan material ketempat staple
Volume staple cukup untuk menampung stock
Dibuat cukup kuat
2. Penyediaan air
Dalam pembuatan sumur pantek perlu diperhatikan :
1. Rencana kerja yang ada
2. Check mengenai letak sumur terhadap rembesan yang terdekat ideal ialah 15 m dan minimum
adalah 7 m dalam pengecekan juga diperhatikan dari letak rembesan tetangga.
3. Pastikan letak pompa, tidak terganggu/mengganggu bagian rumah yang lain
4. WC darurat terhadap sumur pompa
5. Dibeli kloset dari tanah
Untuk keperluan rumah tinggal dikenal beberapa cara atau sistem sumur
a. Hammer Test
Pada saat ini yang masih banyak dipakai karena biaya pemancanganya lebih murah, yaitu dengan
memakai mesin tiang pancang yang berat hammer/palunya biasanya antara 1/3-1/2 dari berat tiang
yang akan dipancang dan pada pelaksanaan dilihat, apabila raam struk/Batas membal palu sampai
sampai kebatas c maka diadakan pinal set 3x10 Pukulan dengan batas penurunan tiang <1 cm.
b. Hidraulic jack
Metode pemancangan tiang dengan masin penggetar dimana tiang digetarkan sampai masuk dengan
kedalaman yang disaratkan. Cara pengetasan tiang pancang
Pada saat ini ada dua metode yang lajim dipakai, yaitu :
Loading test (test beban) - max 2,5 cm penurunan dan beban yang diberikan harus 2x dari yang
diperhitungkan.
PDA (Pile Dyinamic Analisis)
7. Pondasi Straus
Mula-mula tanah dibor, Kemudian dimasukkan pembesian spiral yang telah dipersiapkan sebelumnya
dan setelah itu baru dicor .
Pada saat titik tumpuan kolom dapat terdiri dari 2 atau lebih tiang straus, tergantung perhitungan
kontruksi.
Pada satu titik tumpuan kolom dapat terdiri dari 2
atau lebih tiang strauss, tergantung pada
perhitungan konstruksi
8. Frankie Pile
Pondasi semi tiang pancang dan straus. Mula-mula tanah di pancang dengan pipa silinder. Setelah
sampai batas kedalaman yang ditentukan, dasar silinder di jebol, pembesian spiral dimasukan kemudian
di cor. Pengecoran baik straus maupun pranki harus lebih tinggi dari pada kedalaman pile cap pada
waktu pembesian pile cap kelebihan coran tersebut dipotong.
2. 2. Urugan Pasir Dibawah Pondasi
1. Perhatikan gambar rencana pondasi untuk tabel urugan yang direncanakan
2. Urugan pasir dilaksanakan setelah galian pondasi selesai pada setiap bagiannya
3. Urugan biasanya direncanakan 10 cm tebalnya
2. 3. Pekerjaan Pondasi batu kali
1. Sebelum pelaksanaanya dipersiapkan :
a. Propil-propil dari kayu/bambu untuk ukuran pondasi yang akan dilaksanakan
b. Alat takaran untuk campuran spesi yang telah di tentukan misalkan 1:5 (semen banding Pasir).
c. Dorlag untuk 1 semen adalah 50x60x19 atau 40x50x16 cm3 (1 sak semen =50 kg)
d. Disediakan 5 buah dorlag/disesuaikan dengan besar bangunan
2. Dalam Pelaksanaannya yang Perlu Diperhatikan
a. Pastikan urugan pasir padat telah dilaksanakan.
b. Batu kali yang dipergunakan adalah batu belah, cukup besar dan baik kualitasnya.
c. Bagian pasangan bawah disusun rapi terlebih dahulu, kemudian menyusul pasangan yang
diatasnya.
d. Dipersiapkan stek-stek besi untuk ikatan sloof sesuai dengan rencana pondasi (jarak 1m - besi
12mm) untuk bertingkat, besi 10mm untuk tidak bertingkat.
e. Tangguhkan pasangan-pasangan pondasi yang akan dilewati oleh saluran air kotor.
f. Perhatikan detail-detail pertemuan tinggi pondasi yang berbeda.
g. Celah-celah antara yang cukup besar (kepalan tangan) diisi dengan pecahan batu yang sesuai.
2.4. Pekerjaan Pondasi Plat
Dalam pelaksanaanya perlu diperhatikan :
a. Kedalaman galian, pondasi yang direncanakan sesuai gambar, posisi pondasi plat biasanya berada
lebih dalam dari pada pondasi batu kali
b. Persiapan lantai kerja untuk pondasi secukupnya +- 5cm tebal
c. Pastikan besi pondasi cukup panjang untuk stek kolom pekerjaan selanjutnya
d. Sebelum dicor, besi yang dipasang harus di berikan beton decking
e.
Perhatikan cara pemasangan besi pondasi
2.5. Pekerjaan saluran air kotor , Septictank dan rembesan
1. Saluran air kotor
1. Pekerjaan saluran air kotor sebaiknya dilaksanakan bersamaan dengan pekerjaan pondasi supaya
bagian-bagian pondasi yang dilewati pipa-pipa saluran dapat segera di-selesaikan.
2. Check letak-letak bak kontrol dan sesuakan dengan pelaksanaanya.
3. Check ketinggian bak kontrol terhadap peil sekitarnya. Bak kontrol biasanya dibuat sa-ma tinggi
dengan peil pengerasan dan sedikit lebih tinggi dari pada peil halaman
4. Check dan tentukan kemiringan saluran air kotor sesuai rencana dan keadaan ling-kungan :
Saluran air kotor dibuat lebih tinggi dari saluran / riol kota
Kemiringan ideal saluran adalah 1% - 2%
Saluran WC ø 4" kemiringan 2%
2. Pekerjaan Septictank dan rembesan
Pekerjaan ini juga sebaiknya dilaksanakan pada saat pekerjaan pondasi dilaksanakan atau pada
saat setelah pekerjaan pondasi selesai . Hal ini tergantung dari kondisi lapangan kerja, memungkinkan
atau tidak. secara teoritis banyak terdapat beberapa macam septictank namun secara prinsip adalah
sama, yaitu air inilah yang keluar kerembesan sudah tidak tercampur dengan kotoran keras .
Sketsa -sketsa dibawah ini menunjukan beberapa macam septictank dan rembesan.
Illustrasi :
a. septictank and see page pit
b. septictank and tile Drain Fiel
Potongan :
1. Dinding septictank
yang dibuat dari dinding beton dengan pembesian
2. Minimum adalah dengan pasangan dinding bata trasraam (spasi 1:2 )
3. Tutup septictank dibuat dari beton cukup kuat dan diberi dua lubang kontrol untuk penyedotan
Berikut ini adalah tabel dari buku MED untuk kapasitas septictank:
Jumlah Kapasitas Banya Panjang Lebar Dalam Dalam
Kamar Cairan k (m) (m) Cairan Total
tidur tank orang
1 s/d 2 500 4 1,80 0,90 1,20 1,50
3 600 6 2,10 0,90 1,20 1,50
4 750 8 2,25 1,05 1,20 1,50
5 900 10 2,60 1,05 1,35 1,65
6 1100 12 2,60 1,05 1,35 1,65
7 1300 14 3,00 1,05 1,35 1,65
8 1500 16 3,00 1,05 1,35 1,65
2.6. Pekerjaan Urugan Kembali dan Memadatkan
Pekerjaan urugan kembali dilaksanakan secara bertahap :
a. Pertama setelah pekerjaan pondasi selesai. Tanah-tanah hasil galian diurugkan kembali pada
bagian samping pondasi untuk menghindari kemungkinan longsornya tanah galian
b. Setelah pekerjaan sloof selesai dan bekisting sloof telah dibuka , tanah-tanah galian dapat
diurugkan kembali sampai ketinggian di bawah sloof
c. Setelah pekerjaan dinding dimulai, tanah dari bekas galian ataupun tanah yang baru didatangkan
dapat diratakan sesuai dengan rencana peil lantai dan kontruksi lainnya
d. Bilamana pengurugan tanah telah melebihi 25cm maka cara pemadatan dilaksanakan secara
bertahap Pemadatan pertama dengan maximum ketinggian urugan 25cm kemudian pemadatan kedua
untuk setiap 25cm urugan berikutnya.
e. Pemasangan saluran air kotor setelah pengurugan tanah
f. Sistem pemadatan untuk rumah tinggal dengan stemper / cara lain sesuai dengan syarat-syarat
yang telah ditentukan.
g. Dalam pemadatan supaya diperhatikan bagian yang dilewati pipa -pipa saluran.
3. Pekerjaan sloof, Kolom Beton dan dinding
3.1. Pekerjaan sloof beton
Dalam pelaksanaanya supaya diinstruksikan :
a. Pelaksanaan pekerjaan pondasi sesuai dengan rencana.
b. Instruksi persiapan pembuatan bekisting untuk pengecoran
c. Penyetelan besi dan bekisting sloof dilakukan dengan mengadakan pengecekan as-as ruang
dengan benang pembantu.
d. Kolom-kolom harus segera terpasang sekaligus untuk menghemat penggunaan besi pada waktu
pengecoran ( hubungan kolom dan sloof tanpa besi stek )
e. Permukaan pondasi harus bersih dari kotoran dan tanah / lumpur.
f. Material pengecoran cukup baik (split, koral dan pasir) ditinjau dari segi kwalitas.
g. Pemasangan besi beton ditambahkan besi decing, besi begel sloof dalam tie beam tetap diberikan
h. Pengecoran sebaiknya dilaksanakan dengan "concrete Mixer " supaya adukan merata dan
mencapai kekuatan beton yang diharapkan (campuran 1:2:3 diharapkan mencapai mutu beton k.175).
Dalam pelaksanaanya disediakan 5 dorlag untuk 2 bagian pasir dan 3 bagian koral/ split
3.2. Pekerjaan kolom
Dalam pekerjaan kolom diperhatikan :
a. Tentukan pemotongan tinggi besi kolom. hal ini diperhitungkan terhadap ketinggian ring balk atau
ketinggian dak beton.
b. Pelaksanaan pekerjaan pembesian sesuai dengan rencana.
c. Pembuatan bekisting sesuai dengan ukuran kolom dan dipasang vertikal, di cek dari dua arah untuk
kolom-kolom yang berada diantara dinding dapat memanfaatkan pasangan bata sebagai bekisting
samping
d. Pengecoran kolom dapat dilaksanakan bertahap, sebaiknya dibagi dalam tiga tahap. setiap
pengecoran
dilakukan
dengan rapi
supaya
didapatkan
kolom beton
yang baik.
Bagian atas
ditinggalkan
untuk
penyambungan
balok max
20cm.
e. Khusus kolom-kolom bulat bekisting dapat dibuat dalam beberapa cara :
- Bekisting dari seng plat.
- Bekisting dengan reng.
- Bekisting dengan buis beton
3.3. Pekerjaan dinding
1. Pekerjaan dinding transraam dan biasa :
Pasangan dinding diatas ditentukan dari campuran spesinya.
Istilah untuk campuran trasraam biasanya ditentukan komposisinya 1 semen : 2 pasir yang
diperuntukan pada pasangan diatas sloof setinggi + 20cm diatas lantai dimaksudkan sebagai lapisan
waterproof untuk meraih air tanah naik kedinding, sedangkan untuk dinding kamar mandi pasangan bata
trasraam sampai setinggi 1,5M dari lantai
Diperuntukan pada pasangan biasa sloof setinggi+20 cm 1 semen : 5 pasir,1 semen : 6 pasir, 1semen :
7 pasir
Sebenarnya ada banyak lagi dengan campuran-campuran dengan bahan-bahan lain (kapur, semen
merah, tras) misalkan 1 semen merah: 2 pasir : 1 kapur .
Tetapi bahan-bahan tersebut sekarang sudah tidak populer dan kurang praktis pengguna-annya.
Dalam pelaksanaan pasangan dinding perlu diperhatikan adalah :
a. Check kembali as-as ruangan dan sikunya, hal ini dapat dikerjakan supaya bilamana pekerjaan
sloof ada kesalahan dapat diperbaiki.
b. Tentukan as luar dinding bata yang akan dipasang dengan memasang tiang profil dan tentukan
kenaikan setiap satu pasangan bata dengan waterpass sehingga dapat pasang-an yang rapi
c. Siar-siar bata pada waktu pemasangan dirapihkan untuk memudahkan pekerjaan pelesteran. Siar
untuk pasangan bata adalah 1,5cm-2,5cm sebelum dipasang bata harus dibasahkan sampai jenuh
terlebih dahulu
d. Manfaatkan batu bata yang pecah dalam pasangan dengan selingan pasangan batu bata yang utuh,
sehingga penggunaan batu bata sesuai dengan yang direncanakan dan lapangan kerja bersih dari
bahan-bahan sisa.
e. Perhatikan adanya pipa intalasi yang ditanam didalam dinding supaya terjadi pembongkaran
dinding karena belum terpasang pipa-pipa saluran.
Dalam pemasangan pipa -pipa saluran diperhatikan :
Letak-letak pipa saluran .
Pipa Pvc dibungkus dengan kawat ayam dipasang as dinding .
Bila terletak disamping kolom pipa sekaligus dicor bersama kolom.
Bila di tengah dinding dibuat bekisting dan dicor rata dinding bata untuk menghindari keretakan
plesteran
f. Perlu diperhatikan bagian-bagian mana yang tidak dipasang dinding/akan dipasang kusen, supaya
tidak terjadi pembongkaran kembali.
2. Untuk pasangan -pasangan dinding perlu diperhatikan :
1. Dinding bata press exposed
a. Ditentukan bagian sisi mana yang lebih diutamakan kerapihannya karena ukuran tebal bata press
tidak sama.
b. Dipasang rapi salah satu sisi dan siar kedua sisi langsung dirapihkan dengan acian .
c. Pada bagian yang berhubungan dengan kolom beton diberikan steck-steck besi untuk mencegah
keretakan (setiap 1.00m).
2. Dinding bataco (concrete blook)
a. Pada beberapa merek terkenal adanya ukuran-ukuran tertentu 1/2 atau 1/4 batu untuk
pemasangan pada bagian-bagian ujung/sambungan.
b. Diperhatikan rencana pemasangan untuk diexposed atau akan diplester kembali.
3. Dinding Kerawang
Dikenal dua macam bahan, dari bahan beton dan dari bahan tanah liat .
Dalam pelaksanaanya yang penting adalah kerapihan dan siar-siarnya.
4. Dinding Glass Block
Yang perlu diperhatikan adalah :
a. Mengingat ukuran tebal glass block yang diimpor ke Indonesia hanya 5" atau + 12,5 cm, maka
harus ditentukan letak glass block terhadap dinding (rata dinding luar, dinding dalam atau di as dinding).
b. Pemasangan bentuk bidang-bidang kecil cukup dengan spasi semen putih, sedang untuk bidang-
bidang yang cukup lebar dengan kontruksi khusus.
c. Untuk skylight, dipasang pembesian khusus sebagai tulangan.
3.4. Pengerjaan basement
Dalam pengerjaan basement ada hal-hal yang perlu diperhatikan, yaitu :
1. Mempelajari gambar basement.
2. Penentuan lokasi basement dan elevasinya.
3. Persiapan peralatan kerja :
a. Alat gali (escavator)
b. Pompa air dan selang / pipa.
c. Lampu penerang dengan generator listrik.
d. Papan, balok kayu scopolding untuk penahan kayu.
e. Terpal untuk perlindungan dari hujan.
4. Perencanaan Kerja
a. Penentuan galian awal sampai dengan akhir
b. Sirkulasi pembuangan tanah
c. Pembuatan water treatment (bak penampung air sementara) dan dipasang pompa untuk
pembuangan.
5. Pengamanan terhadap dinding dari longsor maupun dari penurunan bangunan sekitar. Dapat
dilaksanakan dengan pemasangan turap penahan tanah.
6. Penentuan intalasi air hujan, air kotor, sparing-sparing intalasi listrik dan plumbing ,bak kontrol
serta bak penampung air (sumpit)
7. Pembuatan bekisting pile cap, tie beam, balok dari batu bata/bataco,dan diplester dan dilanjutkan
dengan ploor lantai kerja.
8. Pekerjaan waterproofing ,dapat dilaksanakan dengan dua jenis material , yaitu:
a. Waterprofing sheet : yang dikerjakan setelah floor lantai kerja.
b. Waterprofing cair : Yang dilaksanakan pada saat cor. (dicampur dengan material cor)
9. Fabrikasi besi dilakukan pada : lantai, dinding, pilecap, tie beam kolom dan ground tank. Sebelum
dilakukan cor beton ,dilakukan kontrol pada pekerjaan besi dan sparing-sparing yang diperlukan
10. Pekerjaan cor beton
a. Apabila dikehendaki maka, waterproofing cair,dapat dicampur dengan material cor sebelum
dituangkan, ditentukan komposisi campurannya.
b. Sebelum cor dilakukan lantai harus dibersihkan dari kotoran dan lumpur/tanah, bekisting (kayu)
untuk dinding harus dilapisi dengan minyak bekisting
c. Cor dapat dilakukan mulai dari lantai ,setelah itu dapat dilanjutkan dengan dinding basement mutu
beton harus yang bermutu tinggi K225, K300, dst
d. Dipersiapkan kubus beton untuk sample pengujian.
e. Disediakan vibrator untuk mengatur pelaksanaan cor beton.
4. Pekerjaan plester, instalasi, acian dan kosen
4.1. Pekerjaan plester
Dalam pelaksanaanya yang perlu untuk diperhatikan adalah :
a. Biasanya setelah pekerjaan pemasangan kusen dilaksanakan. Campuran adukan dibuat sesuai
rencana misalkan 1 semen :5 pasir (takaran dapat dibuat dengan dorlag)
b. Bilamana ternyata dalam pelaksanaan terjadi kelambatan dalam pemasangan kusen (keterlambatan
pemesanan kosen) Maka pekerjaan plesteran dapat dilaksanakan pada satu bidang dinding atau atau
pada dinding dimana tidak ada kusennya. Hal ini adalah untuk menghindari perbedaan ketebalan dinding
dengan kosen, karena dalam kenyataan rencana kusen yang sebenarnya lebar 15cm, sedangkan tebal
pasangan bata 1 bata adalah 30 cm.
c. Ketinggian kepalaan pelesteran sebaiknya dekat dengan list plafon agar tembok tidak gelombang
(pertemuan antara tembok dengan list plafon)
d. Plesteran dinding Trasraam (1:2 ) harus dilaksanakan lebih dahulu setelah pasangan dinding
trasraam selesai dikerjakan.
e. Sebelum dimulainya plesteran dinding harus diadakan kembali pengecekan kembali sikuan tiap-
tiap ruang sehingga bila ada pasangan dinding yang ternyata tidak siku masih dapat diperbaiki dengan
mengatur ketebalan plesterannya.
f. Pekerjaan plesteran dimulai dengan mengerjakan patok-patok ketebalan plesteran dan
diselesaikan tiap-tiap bidang ,sehingga didapatkan sudut-sudut ruangan yang rapi.kontrol dengan sudut
untuk ini dapat dilakukan dengan menyediakan segitiga siku-siku, sehingga ketidakrapihan yang terjadi
dapat diperbaiki dengan mengatur ketebalan plesterannya.
g. Pekerjaan pemasangan pipa-pipa intalasi listrik dan ledeng harus dikerjakan terlebih dahulu agar
pekerjaan plesteran tidak terganggu oleh adanya bobokan-bobokan untuk penanaman pipa terdapat
pipa-pipa intalasi ditunda lebih dahulu pekerjaan plesterannya.
h. Pekerjaan plesteran dikerjakan hingga ketinggian melebihi rencana rangka plafon. Untuk dinding
dalam diatas rangka plafon diplester semen pasir, kecuali ada intruksi-intruksi khusus mengenai
pekerjaan tersebut.
i. Untuk bagian bawah yang berhubungan dengan lantai dikerjakan hingga batas plin lantai atau
sampai dibawah lantai . Hal ini tergantung dari rencana detainya.
j. Perhatikan bagian–bagian plesteran pemasangan porselin dan meja beton dapur / wastapel. Untuk
bagian–bagian dinding yang akan dipasang porselin ketebalan plesteran harus dikurangi dengan
ketebalan porselin yang akan dipasang (pemasangan porselin dengan aci atau dengan lem khusus)
Demikian pula dengan meja beton sebaiknya dilaksanakan setelah pekerjaan plesteran diselesaikan
dengan pengosongan pada bagian meja untuk meja beton.
k. Siapkan bagian–bagian dinding yang direncanakan adanya profil-profil atau variasi dengan stek-
stek tambahan.
l. Bagian dinding yang direncanakan dengan finishing batu alam, relief, bata press, clading wairau
supaya ditangguhkan plesterannya.
m. Pada waktu mengerjakan plesteran bagian bawah dinding diletakan papan untuk menampung sisa–
sisa plesteran yang jatuh sehingga dapat dimanpaatkan kembali.
n. Kayu jidar untuk pekerjaan plesteran harus lurus dan setiap kali harus dicek kembali
o. Plesteran diatas rangka plapon khususdikamar mandi /WC harus dikerjakan setelah pasangan
keramik selesai.
p. Sebelum pekerjaan plesteran dimulai dinding bata harus disiram sampai jenuh.
4.2. Pekerjaan intalasi
Yang perlu dikontrol dalam pekerjaan intalasi ini adalah :
4.2.1. Bagian Listrik
1. Sebelum dimulai pekerjaan Shop Drawing yang sudah disetujui harus ada.
2. Check letak-letak saklar,stop kontak khusus , lampu dinding ,box sikering, meter PLN sesuai
dengan rencana .
3. Check ulang gambar rencana tersebut, usulkan perubahan-perubahan tambahan bilamana ada
kejanggalan dalam rencana.
Misalkan :
1. Letak sakelar dibelakang pintu kamar.
2. Tentukan ketinggian ketinggian sakelar dan stop kontak ,sebagai contoh :
Letak saklar minimal 20 cm dari samping kusen dan max 30cm
Sakelar-sakelar tinggi 150cm dari lantai.
Stop kontak biasa tinggi 30cm dari lantai ( syarat PLN 45cm )
Stop kontak tinggi 100cm dari lantai
Tarikan kabel untuk saklar dan stop kontak harus lurus dari atas kebawah, tidak boleh miring misal :
3. Check jumlah stop kontak didapur bersih / utama.
Keperluan minimal :
1 bh untuk lemari es ………………. t30 cmdari lantai
1 bh untuk kompor/ oven ………….. t 30 cm dari lantai
1 bh untuk exhauster ………………. T 158 cmdari lantai (tanpa dop )
1 bh untuk keperluan macam-macam_+105- 115 cm(sesuai nat keramik) jarak dari tepi /dinding
ujung : min 65cm.
(rice coocker, blander ,mixer,dsb ) diletakan diatas meja dapur.
4. Usulkan adanya sakelar hotel untuk semua kamar tidur utama ,dibelakang kepala tempat tidur utama
(ranjang) Dan general lighting untuk kt untuk memudahkan pemakaian .
5. Tanyakan rencana-rencana dari pemilik rumah mengenai hal-hal dibawah ini usulkan dan pastikan
dengan pengarahan dan penjelasan.
a. Pemakaian Water heater untuk kamar mandi / Dapur (listrik ,gas, solahar ) dan
b. .rencana penepatannya.
c. Kepastian dari layout dapur untuk penempatan kompor ,lemari es,berkaitan dengan penyediaan stop
kontak nya.
d. Rencana penggunaan intalasi air conditioning untuk ruang –ruang :
Window unit
Split unit
Central unit
e. Rencana pemasangan intercom, telephon key telephon, faximile, antena tv, parabola ,indovision dan
penangkal petir .untuk penangkal petir harus dibor pada nok dan diberi silent.
f. Penambahan-penambahan stop kontak untuk keperluan khusus misal, pompa, kolam , piano, alat-
alat hobi dan sebagainya .
g. Rencana berapa daya listrik yang digunakan berkaitan dengan alat-alat listrik dan keperluan
penerangan rumah.
4.2.2. Bagian Plumbing
1. Check mengenai letak-letak, sanitair, kran, dan sistem intalasi sesuai dengan rencana .
2. Check ulang gambar tersebut danusulkan perubahan dan tambahan bilamana ada kejanggalan dari
rencana semula. Misalkan :
Adanya kran–kran untuk setiap taman
Tantakan kemungkinan penggunaan mesin cuci, sehingga keran tambahan bisa disediakan (tinggi
kran ± 1m)
Rencana intalasi untuk water heater kamar mandi dan dapur dan penempatannya
Tanyakan keinginan adanya :
- Water tower
- Rencana PAM kota
- Ground Tank
- Sumur khusus / jet pump
- Electric Floater ( radar / pelampung )
- Pipa air panas dengan tembaga, pipa kelen atau pipa polybutylene Hep2o
3. Tentukan system instalasi pokok dengan persetujuan pemilik rumah
kemungkinan – kemungkinan :
4.3.
Pekerj
aan
acian
Beberapa hal yang perlu untuk diperhatikan :
a. Pastikan bahwa dinding yang akan diaci telah baik pekerjaan plesternya tidak bergelombang dan
siku satu sama yang lain. Hal ini dapat di check dengan melihat dan mengontrol dengan benang atau
alat penyiku.
b. Pastikan bahwa sebelumnya pipa instalasi telah terpasang lengkap dengan baik. Bobokan kembali
acian kepada pipa instalasi yang belum terpasang atau salah akibatnya akan lebih sulit untuk
mendapatkan hasil pakerjaan dinding yang rapi.
c. Selesaikan acian setiap bidangnya yang dilaksanakan sekaligus dan oleh tenaga tukang yang tetap.
d. Tinggalkan bagian-bagian plesteran yang direncanakan akan ditambah variasi atau dirubah
bentukmya.
e. Check hasil acian pada tahap permulaan untuk mengetahui kemampuan tukang yang mengerjakan
sehingga bilamana hasilnya tidak memenuhi harapan bias dicegah kesalahn ketidak rapihan lebih lanjut.
f. Check hasil akhir acian dengan meraba. Adakan perintah pebaikan pada bagian–bagian yang
dianggap kurang rapih / bergelombang.
g. Selesaikan sekaligus acian pada tali air kosen, seragamkan ukuran tali – tali air kosen, seragamkan
ukuran tali air untuk seluruh rumah ( 6mm ).
h. Pekerjaan plesteran harus mentok sampai plat/balok, sedangkan acian 5 cm di atas rangka plafond.
i. Waktu yang ideal antara plesteran ke acian adalah 1 minggu.
Tali air yang baik adalah :
Mempunyai ukuran lebar yang sama untuk seluruh rumah.
Tidak ada sisa – sisa semen yang menempel pada bidang kayu / kosen.
Rata, rapih dan difinish sempurna
Hal
yang
perlu diperhatikan dalam pekerjaan GRC :
1. lihat gambar perencanaan, kemudian panggil orang dari sub GRC untuk melihat ke la-pangan
dan untuk membuat shop drawing sebelum panel GRC dibuat/dilaksanakan (ukuran disesuaikan
lapangan).
2. Minta contoh panel GRC (paling tidak 2 unit untk ukuran yang besar dan kecil /kalau ada),
sebelum panel–panel didatangkan.
3. Kerapihan dan keakuratan dari pekerjaan struktur sangat menentukan harus benar–benar
vertiakl dan horizontal untuk setiap bagian pekerjaan struktur.
4. Konstruksi panel harus benar–benar rapih (flat) dan kuat. Periksa system las–lasannya atau
system bautnya.
5. Warna panel GRC harus sewarna
6. Diusahakan pada waktu pemasangan tidak ada yang pecah sebabjika ditambal maka warna tidak
akan sama
7. Panel GRC tidak boleh melengkung. (harus flat)
8. Perhatikan nat–natan vertical dan horizontal, jarak harus sama dan harus betul–betul ver-tical /
horizontal.
9. Pada sambungan harus di sealent rapih (tidak boleh bocor).
Beberapa system sambungan
5. PEKERJAAN
BETON & KOLAM RENANG
Dalam pelaksanaan dapat diuraikan tahapannya sebagai berikut :
5.1. Plat beton, balok beton dan lapisan lisplank beton
Ketiga bagian ini biasanya dilaksanakan bersamaan sekaligus.
Sebelum dimulainya pekerjaan ini diadakan beberapa persiapan pendahuluan, yaitu :
a. Check keadaan lapangan, apakah tanah urugan telah cukup diratakan hal ini perlu agar dalam
pekerjaan bekisting didapatkan landasan yang cukup kuat.
b. Pekerjaan dinding apakah sudah dikerjakan sampai dengan level ketinggian yang dikehendaki,
karena dinding bata ini dapat berfungsi sebagai bekisting balok.
c. Check ketinggian dalam rencana, peil bangunan lantai atas, dak atap, penggunaan material lantai,
bagian–bagian kamar mandi (diturunkan 5 – 10 cm) untuk ketinggian peil bekisting yang akan dibuat.
5.1.A. Pembuatan bekisting
Dalam pengerjaan bekisting yang perlu diperhatikan adalah :
a. Tiang–tiang bekisting cukup kuat dan memiliki jarak–jarak yang teratur. Tiang bekisting biasanya
menggunakan kayu kaso 5/7 atau batang dolken. Dan dicheck juga kerataan tanah pada saat mendirikan
perancah / tiang bekisting.
b. Tentukan bagian tertentu dari pelaksanaan bekisting untuk lewatnya tenaga kerja atau material –
material ke dalam bangunan.
c. Bekisting lantai bangunan dibuat dari papan Borneo yang dipasang dan waterpass.
d. Khusus rencana plat lantai yang akan diexposed dilaksanakan dengan control khusus, yaitu :
Bekisting dibuat dari multiplx ( tebal minimum yang dipergunakan adalah 9 mm ) dengan penguatan
dasarnya dari kaso yang diserut rapid an waterpass.
Kemungkinan adanya variasi – variasi plafond perlu dicheck ukuran – ukuran secara mendetail
Letak sambungan diseragamkan.
Sebelum besi balok dan plat dipasang bidang bekisting yang dikuas dengan olie khu-sus (Colform /
SAE 10 ) untuk mempermudah pembongkaran bekisting.
e. Sebelum
besi–besi plat
dan balok
dipasang, celah–celah pada bekisting balok ditutup rapat dengan kayu–kayu ektra atau kertas semen,
sedangkan untuk bekisting plat dak dilapis dengan plastic lembaran yang dipasang dengan paku 1” dan
diikat dengan kawat.
f. Siapkan
tangga
untuk
pengecoran
dan jembatan cor sekaligus dengan perencanaan yang sejalan dengan system pengecoran.
5.1.B. Pekerjaan besi
Dalam pekerjaan hal yang perlu untuk diperhatikan adalah :
1. Sesuai dengan rencana pembesian yang dibuat.
2. Diinstruksikan pelaksanaan pekerjaan besi yang rapih dan teratur.
3. Pembuatan beton decking untuk mengganjal besi balok dan besi plat.
4. Pembuatan kaki–kaki besi untuk penguat besi plat.
5. Perlu diperhatikan penempatan besi extra, pembesian tambahan, besi untuk tulangan susut dan
cara–cara untk penyambungan besi.
6. Pemotongan besi harus diukur dan disesuaikan dengan penggunaan.
7. Check mengenai peil–peil lisplank, apakah sudah sesuai dengan rencana yang telah ditentukan.
8. Seiapkan besi stek utnuk penggantung plafond dengan jarak–jarak yang teratur (setiap jarak 1 m
– 8mm) dan dikaitkan dengan besi plat bagian atas.
9. Siapkan besi – besi stek untuk pekerjaan beton susulan, seperti profil, markis, jendela.
10. Cara pengikatan besi harus cukup kuat dan setiap pertemuan diikat silang.
11. Pemasangan besi balok mengikuti syarat– syarat pembesian.
12. Untuk pekerjaan lisplank dan tangga dicor bersamaan dengan plat lantai.
5.1.C. Pekerjaan pengecoran
Hal – hal yang perlu diperhatikan & disimpan sebelum pengecoran dak beton adalah :
1. Perhitungan volume beton yang akan dilaksanakan
2. Persiapan kebutuhan bahan untuk mencukupi volume beton yang akan dilaksanakan sehingga
selama pengecoran tidak terjadi kekurangan bahan – bahan.
1 m3 beton campuran 1 : 2 : 3 membutuhkan :
Pasir / beton 0,54 m3.
Split / koral 0,82 m3.
Semen 7 sak ( 1 sak semen @ 50 kg ).
1 m3 beton campuran 2 : 3 : 3 membutuhkan :
Pasir beton 0,48 m3.
Split / koral 0,8 m3.
Semen 8,3 sak ( 1 sak semen @ 50 kg ).
Bila keadaan memungkinkan dan volumenya mencukupi disarankan pengecoran memakai beton
readymix dan yang perlu diingat bahwa pada saat order ke logistic, jangan mendadak (pada waktu order
cantumkan mutu beton dan slumpnya ). Rencana penyelasaian pada waktu dan tanggal yang akurat dan
jangan lupa order pompanya.
3. Persiapan alat-alat pengecoran yang meliputi :
Plastik cor atau terpal dan calbon
Beton molen dua buah
Trailer 2 bh dan 3 bh jika menggunakan readymix
Dorlag dalam jumlah yang cukup untuk takaran, misalkan : 10 bh adalah 4 pasir : 6 Split.
Ember atau dorlah/kereta aduk untuk pengangkutan adukan/kereta dorong generator dan instalasi
lampu utnuk penerangan malam hari .
Kubus beton adanya slump test bilamana diperlukan (bila dikehendaki adanya test beton).
Alat untuk mengukur ketebalan beton.
Kubus beton (jika diperlukan).
4. Rencana system pengecoran dan alat–alat bantu untuk pengecoran yang diperlukan.
5. Rencana waktu yang diperlukan untuk pengecoran tersebut dan lapor ke Direksi Pengawas,
Bagian Keamanan, lingkungan setempat untuk ijin melaksanakan pengecoran dan kerja lembur.
6. Rencanakan jumlah tenaga kerja yang diperlukan pada waktunya untuk menunjang system yang
digunakan hingga target waktu pengecoran dapat dicapai.
7. Kebersihan bekisting dari kotoran–kotoran, serutan kayu, daun dsb, agar semuanya dibersihkan
terlebih dahulu.
8. Kekuatan dan kerapatan dari bekisting, termasuk kepadatan dan kerataan tanah sebelum
mendirikan steger.
9. Cek gantungan plafond sudah ada ataukah belum (harus cukup dan dipergunakan atau tidak).
10. Cakar ayam sudah cukup ataukah belum ?
11. Beton decking sudah cukup ataukah belum ?(beton decking perlu untuk diikat).
12. Pengikatan dan kerapihan pembesian.
13. Perhatikan peil–peil plat dak, bagian–bagian yang perlu diturunkan, sebaiknya diarahkan /
ditentukan pada saat pembuatan bekisting.
14. Perhatikan dimensi bekisting dan pembesiannya.
15. Perhatian sambungan–sambungan besi/overlap dan hak–hak serta hubungan besi satu sama lain
(besi–besi sudah cukup saling mengkait atau kurang/sering tekor).
16. Perhatikan setiap janggutan listplank untuk pentokan plafond (misalnya : di void, tangga, teras,
dll).
17. Perhatikan letak–letak kolom lantai dua, termasuk kolom–kolom praktis.
18. Di dalam melaksanakan pekerjaan struktur ini, gambar struktur harus dicocokkan dengan
gambar arsitektur, kalau ada perbedaan dibicarakan site manager dan pelaksana
19. Semua sparing baik plumbing maupun listrik yang diperlukan harus sudah dipasang rapi dan
kuat sebelum dicor (perhatikan letak–letak/jarak–jarak dan dimensi pipa sparing).
20. Gantungan–gantungan dari besi beton bila diperlukan (misalnya pada balok–balok, pintu garasi,
dll)
Dalam pelaksanaan hari pengecoran diperhatikan hal–hal :
1. Semua Persiapan untuk pengecoran telah tersedia semuanya baik alat – alat, material dan
tenaga, sehingga tidak ada hambatan hambatan dalam pelaksanaan. Bilamana persiapan
ternyata belum siap maka lebih baik pengecoran diundurkan daripada hasil pengecoran tidak
sesuai dengan yang diharapkan.
2. Bila pengecoran dengan readymix perhitungan volume di beri toleransi sampai 5 %.
3. Urutan bagian–bagian yang di cor sesuai dengan rencana yng telah ditentukan, misalnya :
Cara
penggunaan
slump test :
Diisi tiga
kali
Dirojok 25 kali setiap kali
Diratakan bagian atasnya
Dibuka dan diukur berapa penurunannya ( yang diijinkan 10 – 15 cm ) { untuk plat/kolom 12 cm,
untuk bor pile 15 cm }
Kubus test :
Ukuran 15 x
15 – 20 x 20,
silinder Ǿ 15 x 30
Diisi 3x dipadatkan besi beton.
Setengah kering dan kemudian diberi tanda dengan paku tanggal pengecorannya
Setiap 1 1/2 m3 satu caontoh
Kemudian dibungkus karung basah
Test setelah 7 hari s/d 28 hari
Ketentuan-ketentuan biasanya disebutkan dalam kontrak (k.175 → 175 kg/cm2), (k.225 kg/cm2).
9. Check
pemasangan
instalasi–
instalasi yang
diperlukan
Pemasangan
sparing pipa yang
menembus balok beton
yang diizinkan
10. Check pemasangan pipa listrik untuk saluran ke atas. Check pemasangan pipa paralon tembus
balok bilamana rencana plafond terlalu dekat dengan balok beton sehingga tidak ada ruang
untuk instalasi.
11. Untuk pengecoran beton exposed sebaiknya diselesaikan sekaligus.
12. Untuk pengecoran kembali lubang–lubang akibat pekerjaan, maka yang harus diingat adalah :
Harus memakai bekisting yang baik dan jangan diganjal dengan kertas semen.
Sebelum pegecoran beton lama harus diberi calbon
Pasir harus dicuci dahulu dan dicor dengan adukan beton bukan dengan plesteran.
13. Besi baut konsol kuda–kuda dicor bersamaan dengan pegecoran plat dan drat bautnya
dibungkus.
14. Sesudah pengecoran beton sebaiknya digaruk/dikasarkan untuk memudahkan pemasangan
finishing lantai seperti granit, keramik, dll.
15. Bila memakai Floor Hardener harap diperhatikan peil lantai sudah fix dan alur–alurnya (bila ada)
juga dikerjakan sekaligus.
16. Setelah pengecoran dak harus direndam air selama 7 hari, minimal selama 7 hari.
17. Plesteran beton dilaksanakan setelah 7 hari.
18. Beton pinggir 4 hari
5.2. Pekerjaan tangga beton
Untuk pekerjaan ini bilamana memungkinkan adalah lebih baik bila dilaksanakan sekaligus dengan plat
dan balok beton dengan pertimbangan :
1. Memudahkan sirkulasi tenaga kerja dan material untuk lantai atas.
2. Pengerasan beton tangga bersamaan waktunya dengan plat lantai sehingga bekisting lantai
bawah nantinya dapat dibersihkan sekaligus.
3. Tidak diperlukan pemasangan stek–stek khusus, sehingga berarti penghematan.
Dalam pelaksanaannya yang perlu diperhatikan adalah :
1. System konstruksi sesuai dengan gambar yang direncanakan.
2. Bentuk tangga untuk rencana pengukuran dan bekisting
3. Bahan finishing untuk trap tangga, karena hal ini mempengaruhi peil–peil trap tangga
4. Usulkan perubahan yang diperlukan bila ternyata ada kesalahan–kesalahan prinsipil.
5. Tentukan cara-cara pengukuran untuk menentukan peil–peil bekisting sehingga dihasilkan bentuk
yang diinginkan.
Untuk tangga putar diperlukan pengecekan yang lebih teliti !
Sketsa illustrasi :
5.3. Pekerjaan ring balok, kuda – kuda beton dan gording beton
Dalam pelaksananaannya yang perlu diperhatikan adalah :
f. Ring balok, dilaksanakan setelah pekerjaan dinding selesai dan rangka–rangka jendela dan pintu
(kusen) terpasang.
g. Perlu dipastikan ketinggian ring balok yang direncanakan. Karena ketinggian ring balok
menentukan ketinggian atap yang dipikulnya. Kesalahan ring balok menyebabkan perusakan bentuk dan
proporsi bangunan.
h. Untuk kuda–kuda beton dan gording beton direncanakan pembesian khusus karena biasanya
dimaksudkan untuk menggantikan fungsi–fungsi konstruksi yang sulit dilaksanakan dengan konstruksi
kayu. Untuk hal ini harus direncanakan oleh konstruktor yang dapat dipertanggung jawabkan.
i. Bila terjadi keterlambatan pengiriman kosen–kosen jendela atau pintu, untuk tidak merubah
schedule waktu pekerjaan selanjutnya ring balok dapat dilaksanakan dengan bekisting khusus.
j. Untuk kuda–kuda atau gording beton harus disediakan angkur–angkur untuk konstruksi diatasnya
sebelum pengecoran. Dalam pemasangan harus dicheck ketepatan letak, ukuran, angkur, yang sesuai
dnegan waterpass.
Dalam pekerjaan pembuatan kolam renang tidak dibenarkan memulai pengecoran pada dasar kolam.
Pengecoran harus dimulai dari dinding kolam dan terakhir pada dasar kolam.
1. Uitzeet.Galian tanah.
2. Pembuatan dinding bekisting dari pasangan-pasangan batako.
3. Pemasangan instalasi pelumbing.
4. Rabat beton lantai kerja.Pembesian.
5. Bekisting dalam dari papan /triplek.
6. Siapkan pompa air (bila permukaan air tinggi).
7. Cor
Perlu juga ditegaskan bahwa setiap pengecoran kolam renang harus dihadiri mandor dan pelaksana
sampai selesai.
Pada saat ini biasanya kolam renang terdiri dari dua macam sistem , yaitu :
A. Memakai sistem Skimer
B. Memakai sistem Overflow
A. Pembuatan kolam renang dengan menggunakan Skimer
Untuk keadaan kolam renang yang memakai skimer, tinggi air minimal 8 cm dari bibir kolam renang dan
air terjetak diantara permukaan atas dan bawah skimer
Dengan catatan permukaan air maksimum 5 cm di bawah sisi atas dari box skimer
Pompa
Kapasitas Skimer
3/4 PK = 500 Watt
3
8 s/d m per jam
1 PK = 737 Watt
12 s/d 14 cm3 per jam
Cara Cara hitungan kapasitas pompa dan isi kolam renang
Pemakaian pompa maksimal 10 jam tersedot habis dan pompa yang dipakai berkapasitas ¾ PK untuk
kolam renang berukuran 80 cm3
¾ PK = 500 Watt 8 – 9 m3 air/ jam 10 jam = 80 m3
1 PK =737 Watt 12 –14 m3 air/ jam 10 jam = 100 m3 s/d 120 m3
Jumlah skimer tergantung dari kapasitas pompa dan ukuran/besar kolam (kubikasi air) = maxi-mum
radius lebar 5 m dipakai 1 skimer
Untuk kolam renang umum skimer turn over maximal 6 jam sedangkan untuk kolam renang pribadi
skimer turn over maximal 10 jam .
Kolam renang umum biasanya dibersihkan tiap hari dengan obat/kaporit, sedangkan filter yang dipakai
hanya untuk membersihkan debu dan benda-benda 10 mikron. Berbeda dengan filteryang dipakai
untuk air minum dirumah-rumah dimana dipakai filter khusus 5 mikron .
Jadi filter bukan untuk menjernihkan air dan isi filter adalah pasir quarsa .
Penguapan air dikolam renang biasanya turun 2-3 mm/hari dan maximal 5 mm/hari .
B. Overflow
Pada sistem ini permukaan air kolam (Water level) sampai pada bibir kolam, sehingga
Bila kolam renang digunakan air akan meluber dan akan masuk kesaluran Overflow disekeliling kolam.
Air dari saluran overflow lalu akan masuk ke balancing tank .
Bila permukaan air dibalancing tank dan permukaan air di kolam tidak sama tinggi (Permukaan kolam
menurun karena meluber) mesin pompa akan hidup secara otomatis menyedot air dari balancing tank
melalui filter dan mengisi kembali kolam renang.
Kapasitas balancing tank minimum adalah = 2 m3
Posisi inlet kolam renang 60 cm dari permukaan air .
Main drain jangan menempel pada dinding kolam , harus agak ke tengah dan merupakan peil lantai
kolam terendah.
Pada pekerjaan untuk Overflow biasanya untuk pompa ¾ pk dipakai inlet 2 – 3 buah dan pompa 1 PK
dipakai inlet 3 – 4 buah. Tinggi inlet yang baik adalah maximum 40 cm dari permukaan bibir kolam
begitu juga untuk lampu kolam renang .
C. Whirl pool
Pemasangan Whirl pool :
Prinsip mandi Whirl pool adalah untuk kesehatan dan kenyamanan, berbeda dengan kolam renang,
mandi Whirl pool bersifat pasif, tubuh diam dan tidak melakukan gerakan, karena tujuan kenyamanan
dan kesehatan dicapai melalui pijatan air atau tiupan udara dengan tekanan tertentu.
Sistim whirl pool :
Ada dua sistem yang digunakan untuk mendapatkan pijatan pada tubuh yang berfungsi melong-garkan
otot–otot yang kaku, yaitu :
a. Sistem Hydromasage (pancaran air).
Pada sistem ini pijatan diperoleh dari tekanan sirkulasi air dengan bantuan mesin pompa tekanan
listrik.
b. Sistim Hydro therapy atau grand form system (tiupan udara).
Hal-hal yang perlu diperhatikan pada pemasangan Whirl pool :
1. Check sistem Whirl pool yang digunakan.
2. Pastikan kedudukan pipa-pipa plumbing (air bersih dan air panas) dan pipa pembuangan apakah
sudah sesuai dengan bentuk dan sistem sirkulasi airnya.
3. Perlu adanya space yang cukup dibagian bawah Whirl pool untuk menmgerjakan pemipaan dan
meletakkan mesin pompa sirkulasi,
4. Pastikan sudah tersedia powerlistrik untukmesin pompa sirkulasi,
5. Letak pompa sirkulasi harus mudah dijangkau, dan diberi pintu untuk bila sewaktu–waktu ada
perbaikan (maintenance).
6. untuk
kolam
renang yang dikombinasi dengan whirpool maka disarankan sejajar permukaannya.
PEMIPAAN KOLAM RENANG
A. Dengan memakai Skimer
Mesin-mesin kolam renang /pompa ¾ PK s/d 1 ¾ PK memakai pipa inlet dan outlet 1½“ kecuali pada
pompa 2 PK digunakan pipa 2” dan pompa 3 PK digunakan pipa 3”.
Untuk kolam renang umum dimana dipakai pompa 3 PK digunakan pipa yang lebih besar dari 3”
seperti 4”, 6” dll .
d. Semua kayu konstruksi diawetkan dengan residu atau treatment yang lain.Ukuran-ukuran kayu
memungkinkan tanpa sambungan sampai 6 m, dipesankan khusus untuk menghemat penggunaan kayu.
e. Untuk penyetelan rangka atap kayu diresidu dibawah dan sebelumnya harus di anti rayap terlebih
dahulu.
f. Sedangkan untuk atap baja biasanya dipabrikasi di workshop dan diberi zat zincromate .
6.2. Ramuan atap dan penutup atap
Pada dewasa ini, ramuan atap
yang di gunakan sangat bervariasi, selain digunakan kaso dan rengdapat juga digunakan bahan baja.
Seperti besi kanal dan siku ataupun hollow sebagai rengnya. Selain itu pemasangan plywood sebagai
pelapis sebelum sisalasi alumunium banyak di gunakan pada rumah-rumah modern. Jenis plywood dan
ukuranya bermacam-macam dan banyak pula yang menggunakan jenis plywood WBP.
Didalam pelaksanaannya secara umum perlu dipersiapkan dan diperhatikan beberapa hal :
a. Jenis penutup atap yang digunakan :
Genteng Kodok, daun, plentong, KIA, Maridional, Fasano, Cengkareng permai (CP), Kanmuri, Karang
Pilang, Abadi dan genteng dari tanah liat lainnya .
Genteng beton seperti merk : Monier, Tiara, Stucco, Fuji mansion, CP, Cisangkan
Genteng asphalt seperti : Tegola, Decrabond.
Genteng asbes; seperti : Genteng nasional, Asbes gelombang, Kubota,Asbes tile
b. Ramuan atap
Reng 2/3 dan kaso 5/7 untnk genteng kodok , daun dan plentong, Asbes tile.
Reng ¾ dan kaso 5/7 untuk genteng KIA, Maridional, Fasano, Monier, Tiara, Stucco, Fuji, Mansion,
Cengkareng permai, Kanmuri, Cisangkan, Karang pilang, Abadi.
Plywood 9 mm dan kaso 5/7 untuk genteng tegola.
Gording 6/12 atau 8/15 untuk asbes gelombang.
Plywood 12mm dan kaso 5/7 untuk genteng nasional, kubota.
c. Pada setiap tahap pelaksanaan diadakan kontrol terhadap ketinggian tiap-tiap bagian dari atap,
waterpass dan lurus kemiringannya. Tahap pemasangan kaso sisalasi aluminium dan kemudian reng,
jarak reng harus diperhatikan dan disesuaikan dengan jenis dan type genteng yang digunakan.
d. Kaso dan reng sebelum di pasang harus di residu terlebih dahulu dengan direndam di dalam bak.
Atau dapat pula di pergunakan anti rayap lainnya.
e. Dalam persiapan pekerjaan atap supaya dipastikan dipergunakan atau tidak lapisan penutup
plywood dan sisalasi alumunium (Alumunium foil). Lapisan tersebut dapat berfungsi sebagai :
Penahan radiasi panas dari atap kedalam ruangan yang di bawanya.
Dapat menahan tempias air hujan yang ditimbulkan dari celah-celah genteng.
f. Dalam pemasangan alumunium foil perlu diperhatikan :
1. Telah disediakan bahan penutup atap, sehingga setelah sisalation selesai dipasang dapat
dikerjakan pemasangan penutup atap, Hal ini untuk menghindari rusaknya sisalasi yang
disebabkan angin, air hujan, panas.
2. Susunan pemasangan lapisan :
Untuk genting tanah atau beton sisalation dipasang dibawah reng (dijepit dalam pemasa-ngan).
Untuk genting tegola sisalation dipasang dibawah lapisan multiplex.
g. Pada pemasangan nok harus diperhatikan pemasangan plastik cor tebal dan plesteran untuk
menghindari kemungkinan bocoran akibat karpusan yang retak. Setelah pemasangan penutup karpus,
acian karpus tersebut diberi lapisan Waterproofing sesuai dengan warna gentengnya.
Segi-segi teknis yang perlu diperhatikan :
a. Pemasangan talang seng .
Dalam pekerjaan talang sebaiknya :
Ketebalan seng yang dipergunakan minimum BWG 28/BJLS 30 .
Sambungan-sambungan talang tanpa menggunakan solder melainkan lapisan-lapisan ganda .
Kerapihan pada hubungan-hubungan dinding dan bagian atap yang lain .
b. Pemasangan talang jurai dalam harus cukup lebar supaya air hujan tertampung.
c. Pemasangan genteng nok diberi lapisan untuk mencegah perembesan air .
Bahan PVC jenis high impact diameter minimal 3/4“. Pemasangan di halaman minimal 60 cm sebaiknya
untuk daerah yang tidak dilalui
kendaraan
7.2.D. Sakelar dan stop kontak
Umumnya diletakkan dekat pintu sehingga mudah untuk dioperasikan .
a. Beberapa type sakelar :
Sakelar kutub tunggal
Sakelar kutub ganda
Sakelar kutub tiga
Sakelar tukar/ hotel
Sakelar silang
b. Stop kontak :
Umumnya diletakkan didalam dinding , terbuat dari bahan yang tidak mudah terbakar, cukup kuat dan
tahan lembab
Beberapa type stop kontak :
Stop kontak biasa dengan rating 10 A/250 volt dua kutub ditambah satu untuk pentanahan
Stop kontak dengan tenaga rating 16 A /250 volt dua kutub ditambah dengan satu untuk pentanahan
Stop kontak lantai
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan :
a. Tipe sakelar dan stop kontak yang terpasang harus sesuai dengan design yang diinginkan
b. Harus dilengkapi dengan inbow dus untuk tempat duduknya
c. Posisi dan ketinggian harus sesuai dengan design
d. Stop kontak lantai harus mempunyai konstruksi tertutupdidalam lantai
e. Stop kontak jangan diletakkan didekat keran air
1.b. Pemasangan indoor unit :
Penempatan unit sebaiknya tidak mengurangi keindahan ruang ( interior )
Lokasi pemasangan hendaknya melihat pada kemudahan untuk saluran pipa drain
lokasi unit pendingin harus ditempat yang cukup luas dan memudahkan untuk mainte-nance.
Perlu diperhatikan masing-masing tipe untuk “ Power sourcenya“
Perlu diperhatikan pembuangan airnya
Untuk AC, satu unit AC digunakan 1 MCB tidak boleh 2 AC digabung 1 MCB
3. Tipe terpisah dengan fluida pendingin air
Dimana unit indoor terdiri dari fan coil yang dialiri air dingin yang dihasilkan unit chiller yang terletak
diluar ruangan
Beberapa tipe yang digunakan :
Air Cooled Chiller dengan FCU/ AHU
Pemasangan Water Colled Chiller dengan FCU/ AHU :
a. Lantai harus kuat dan kaku dan diberi pondasi untuk menahan getaran
b. Tempat yang disediakan harus memungkinkan pemasangan pipa drain
c. Harus diperhitungkan tempatuntuk maintenance peralatan
4. Untuk Central Air Conditioning
a. Untuk “Central Type” yang dilaksanakan sebelum dimulainya pemasangan ducting terlebih dahulu
direncanakan ruang-ruang yang akan dipasang
b. Dalam pelaksanaan ducting kita mengenal dua instalasi yaitu untuk mengalirkan udara dingin dan
udara kembali
c. Dalam pengawasan yang perlu kita perhatikan adalah :
Pemasangan ducting sesuai dengan design yang disepakati
Pemasangan ducting, difuser dan gril return air selaras dengan rencana plafond
Kerapihan pemasangan, gantungan, isolasi dan hal lainnya yang perlu diperhatikan
5. Tipe khusus (AC presisi) :
Biasanya digunakan pada ruang-ruang khusus seperti pada ruang computer, ruang penyimpanan arsip
penting atau film
Isolasi AC
Menurut fungsinya terbagi menjadi dua jenis :
1. Isolasi untuk pipa AC
Bahan isolasi untuk pipa refrigrant terbuat dari bahan ruber atau polyetilen. Konduktifitas termal isolasi
kira-kira 0,03 W/ MK dengan ketebalan berkisar 20 mm- 50 mm tergantung ketebalan pipa dan bahan
isolasi yang digunakan.
2. Isolasi untuk ducting
Bahan yang digunakan ialah glass woll dengan tingkat densiti 24 kg /m 3 dan ketebalan 2,54 cm
(tergantung ketebalan) dilapisi alumunium foiltipe single sided (atau isolasi suplai dan return) dan diberi
penahan keling setiap jarak 30 cm.
Grill dan difuser
Grill
Lubang udara tempat kembali yang terbuat dari bahan alumunium atau galvanized dengan sudu-sudu
yang dapat diarahkan atau tetap.