157 499 1 SM PDF
157 499 1 SM PDF
Abstraksi
Kajian ini bertujuan untuk memberikan pemikiran teologi praksis, mengenai
tanggung jawab etis pelayanan jemaat yang dapat diaplikasikan bagi kepentingan
gereja, termasuk pribadi hamba Tuhan itu sendiri. Secara ringkas penelitian ini
diharapkan: Pertama, memberikan sumbangan bagi pendeta dan pemimpin jemaat
guna melaksanakan tugasnya berdasarkan peneguhan janji profesi yang telah
diambil dihadapan Tuhan (sumpah jabatan); kedua memberikan ruang bebas
namun terbatas pada gerak hamba Tuhan atau pemimpin jemaat sehingga segala
hidup dan keputusannya sesuai dengan Firman Tuhan; ketiga mempersiapkan
mahasiswa Sekolah Tinggi Teologi untuk menjadi pendeta atau pelayan jemaat
yang bertanggung jawab, baik kepada TUHAN, dirinya sendiri, keluarga, jemaat
bahkan ke sinode.
Kata kunci: kode etik; pelayanan gerejawi; pendeta; tanggung jawab
Abstract
This article is about a study which purposed theological-practical of ethical
responsibility of church ministry which being applied in church’s life, included
the personality of God’s steward. Briefly, this study would give some expectations,
they are: Firstly, contributed to pastor and church’s leader to do their duty
according to their functional promise; secondly, giving wider and restricted space
for God’s steward or church’s leader in order their lives are fit to the God’s
Word; thirdly, preparing students of theological college to be a pastor or God’s
steward who has responsibility to God, their-selves, family, church and
organization.
lepas generasi. Kode etik inilah etika prinsip Firman TUHAN ynag
profesi seorang pendeta yang terkait diaplikasikan secara kontekstual
dengan watak moral serta kewajiban- dalam hubungannya dengan jemaat
kewajiban yang harus di tegakan yang dilayani. Dengan
dalam fungsinya sebagai pimpinan berkembangnya teknologi,
umat. Pada tahun 1994 keuskupan kebutuhan hidup yang makin
Agung Milwaukee menerbitkan komplek ditambah pergumulan
usaha pertamyanya yaitu, “kode kehidupan yang dari jaman kejaman
stanfart-standart etik untuk para selalu berfariasi, belum lagi media
imam, diakon, dan pelayan-pelayan komunikasi yang begitu cepat yang
1
pastoral”. Pada tahun 1995, terkadang nilai etika dan moralitas
konferensi para uskup Kanada, seorang pelayan menjadi sangat
dalam kerja sama dengan Federasi dangkal dan beku. Akibatnya banyak
Nasional Dewan Imam orang kecewa bukan karena Tuhan
menyampaikan pernyataan tentang Yesus tapi karena para pelayanNYA
tanggungjawab pelayanan dimana yang tidak menjaga kode etik yang
mereka akan segera meluncurkan benar saat melakukan tugas
sebuah kode etik untuk para pelayanan.
anggotanya. Kode etik menurut beberapa
Kode etik atau etika pelayanan pendapat2 seperti disebutkan berikut
ini dibuat bukan untuk membatasi ini:
dan mengambil hak-hak pendeta tapi Menurut Suyanto kode etik
guna memberikan ruang kebebasan adalah “suatu hukum etik, biasanya
sepenuhnya untuk berkarya yang dibuat oleh suatu organisasi atau
lebih lagi di ladang TUHAN dengan suatu kelompok, sebagai suatu
mempertimbangkan panggilan dan patokan tentang sikap mental yang
Firman TUHAN yang telah wajib dipatuhi oleh para anggotanya
diputuskannya saat ia diteguhkan dalam menjalankan tugasnya.
menjadi pelayan TUHAN. Etika Sementara Onong Uchajana Effendy
pelayan ini dibangun berdasarkan berkata: “Kode etik adalah rumusan
1 2
Richard M. Gula, Etika Pastoral https://imancakep.wordpress.com/2012
(Yogyakarta: Kanisius, 2009), 13 /06/02/etika-pelayanan-dan-kode-etik/
7
bensin dan api yang bertemu dimana
http://agungcahyadi.com/daftar-
people-skill-yang-mesti-dikuasai-pemimpin/
8 9
Fred Smith,SR, Memimpin dengan Gary Yulk, Integritas Pemimpin
Integritas (Jakarta, Yayasan Pekabaran Injil Pastoral (Yogyakarta, Yayasan Andi: 2010),
Imanuel: 2002), 16 1
dan keras kepala sulit menerima menjadi sangat dunia dan haus akan
benturan yang tidak sedikit membuat apapun dan tidak bisa melakukan
10 11
Gaylord Noyce, Tanggung Jawab Business Book Review™ Vol. 23,
Etis Pelayanan Jemaat, (Jakarta, BPK No. 11 • Copyright © 2006 Business Book
Gunung Mulia, 1997), 34 Review, LLC • All Rights Reserved Page 5
memimpin dan memberi isi kepada menjadi batu sandung terhadap yang
pertemuan mereka. lain. Jika konseling lawan jenis
Pendeta harus bersikap bukalah pintu sedikit agar orang lain
professional, bertanggung jawab bisa tahu dan mengawasi kita serta
terbuka, adil, jujur untuk menjamin ajak istri mendampingi. Tidak
kepentingan konseli dan demi nama dijinkan mendoakan dengan over
baik pribadi, profesi, dan asosiasi seperti memeluk pegang tangan yang
dalam menangani semua hal yang dilakukan seperti nafsu untuk
berkaitan dengan profesi melampiaskan hasrat seksualnya.
kependetaan. Sebagai konselor, Semua harus dikembalikan tujuan
pendeta harus dapat menyimpan hal- awal dan tugas kode etik pendeta
hal yang bersifat rahasia. Konselor Selain itu juga, seorang pendeta
adalah untuk menjadi pendengar biasa melakukan kunjungan kepada
yang baik. jemaatnya. W. A. Criswell
Seorang konselor meliputi batas menyebutkan beberapa karakteristik
kemanusiaan dari seorang pendeta dari kunjungan pedeta yang baik,
untuk masuk secara penuh di dalam seperti:
persoalan, hal itu seringkali terjadi Bersifat rohani; tidak berbicara
tentang cuaca atau politik atau
terutama dalam menghadapi masalah
situasi ekonomi, tetapi berbicara
pernikahan. Seorang pendeta yang tentang Allah; tidak bersifat kaku
atau ketat serta formal, karena
mengadakan konseling adalah
penampilan muka yang masam
memastikan bahwa sesi itu berakhir dan gaya yang formal tidak
dibutuhkan untuk perbincangan
sesuai dengan kehendak Allah,
rohani; tidak memilih-milih
kehendak Kristus, dan kehendak orang; dilakukan dengan singkat,
terlebih jika kunjungan di rumah
surga.
sakit; bersifat rahasia, karena apa
Hendaknya tidak diijinkan saja yang orang singkapkan
kepada pendeta sejara pribadi,
mengadakan pertemuan berdua
maka dia harus menyimpan hal
dengan lawan jenis di tempat tertentu itu dalam hatinya; tujuan utama
dari hatinya adalah
seperti hotel, losmen bahkan rumah
memenangkan orang-orang
dengan jam yang larut di mana tidak
ada orang karena hal ini akan
mengundang masalah dan akan
kadang perlu makan keluar, olah raga malah memberikan jalur aman
yang selalu menjadi sorotan sebagai ia tidak mau menjadi batu sandungan
publik figur yang di contoh orang bagi orang lain bahkan ia berani
pakaian atau melakukan aktifitasnya harus jelas. Mana bagian yang bisa
sehari-hari. namun jangan lupa dilewati dan mana bagian yang tidak
dua hal yang dihadapi oleh dunia saat menuntut dua kali dalam setahun
ini: 1). Ketiadaan bapa dan kematian para pilot harus menghabiskan waktu
keluarga; 2) kurangnya nilai moral di satu minggu untuk berlatih kembali
tengah masyarakat‟.21 dan mengasah keahlian mereka23.
Sudah seharusnya setiap hamba
Mempertahankan dan
Meningkatkan Kompetensi TUHAN meng- upgrade dirinya baik
mengikuti seminar leadership atau
Salah satu persyaratan
yang lainnya untuk menajamkan
profesional paling lazim di buku-
panggilannya.
buku kode etik adalah
Kehidupan secara rohani pendeta
mempertahankan kompetensi. “saya
dapat ditingkatkan: kehidupan saat
akan berusaha keras untuk
teduh, kehidupan doa, kehidupan
berkembang dalam pekerjaan saya
keterbukaan (integritas), kehidupan
melalui bacaan komprehensif dan
hatinurani yang tajam dan peka,
studi cermat serta menghandiri
kehidupan yan gterlepas dari
konferensi-konferensi”22 Seorang
kepelikiann/keterikatan, kehidupan
pendeta harus terus mengembangkan
kasih dan pengampunan. Pendeta
diri dan profesionalitasnya dalam
membaca Alkitab bukan untuk
pelayanan, entah dengan studi lanjut,
kotbah saja tapi untuk rohaninya
mengikuti seminar, baca buku-buku,
yang harus diisi sehingga penuh
ikut dialog-dialog yang
bahkan melimpah keluar. Tugas
mengembangkan pemikiran-
pelayanan akan menjadi rutinitas dan
pemikiran terhadap trend-trend baru
akan melelahkan jiwa pendeta tidak
dalam pelayanan.
membangun spiritual yang kuat
Setiap pilot tidak peduli
dihadapan Tuhan.
berapapun ia pernah menerbangkan
pesawat atau berapa lama ia menjadi Etika dan Tanggung jawab
pilot, maskapai penerbangan tetap Pendeta yang Bekerja (Bisnis)
Dalam bahasa Inggris, pendeta
21
Cassie Carstens, Dunia berbisnis disebut sebagai bi-
membutuhkan seorang Bapa (sebuah
panduan bagi pelatih), (Jakarta, Meatanoia
23
Publishing: 2014), 8 Rick Warren, The Purpose driven
22
Christian Chruch disciples of Crist), church, (Malang, Gandum Mas, cetakan ke
My Code”, hlm 3 7: 2006) hlm 63
24
berani tinggalkan karirnya dan
https://groups.yahoo.com/neo/groups/
penginjil/conversations/messages/13052 melayani 100% dan tidak mau
25
ennytan.blogspot.co.id/2011/05/boleh
kah-pendeta-berprofesi-ganda-denny.html terganggu dengan karir yang ia
bangun karena tujuannya adalah proyek ini dan itu yang unjung-
menyelamatkan umat manusia. ujungnya menjadi mata
pencahariannya.
Pendeta dan Pelayanan Sosial
Jika dari awal memang seorang
Baik tradisi alkitabiah maupun
profesi pendeta ingin bergerak dalam
gagasan ihwal profesi mewajibkan
bidang sosial masyarakat memang
kita untuk melakukan „pelayanan
sebaiknya dari awal ia ambil
publik‟. Pelayanan publik inilah
keputusan untuk tidak terlibat dalam
yang di kongkritkan dalam pelayanan
kegerejaan untuk menjaga netralitas
sosial. Jika gereja dalam hal ini
dan fokus semuanya. Apa pun motif
pendeta melakukan pelayanan sosial
dalam memberitakan keselamatan
masyarakat maka gereja akan
lewat cara-cara sosial pada akhirnya
memiliki hubungan yang akan bagus
tetaplah harus memperlihat Yesus
dengan lingkungan. Hubungan ini
atas keselamatan manusia.
akan menciptakan tolerasi akan
tercipta. Oleh sebab itu Pelayanan Etika Hubungan pendeta
dengan pengerja gereja
masyarakat merupakan salah satu
pelayanan sangat penting. Seorang pendeta adalah seorang
steward26 atau seorang yang menata
Begitu banyak profesi
segala urusan rumah tangga gereja.
kependetaan yang berkedok
Oleh sebab itu pendeta tentunya
pelayanan sosial namun motivasi
tidak bisa mengerjakannya seorang
mencari nama dan mencari
diri. Team kerja yang solid akan
keuntungan pribadi. Menggarap
menentukan kinerja yang ada. Ada
proyek proyek dengan motifasi dapat
banyak pendeta memperlakukan
keuntungan persenan dari proyek
bahawannya atau pengerjanya seperti
yang dikerjakan. Sehingga tidak
anak buah di perusahaan. Dan bukan
sedikit menjadi batu sandungan satu
menghargainya sebagai kawan
dengan yang lainnya. Ada istilah
sekerja Allah. Bahkan ada pendeta
Pendeta proposal, karena dimana-
yang memperlakukan pengerjanya
mana bukan nama Yesus yang
26
dibawa namun proposal dana untuk Y Tomatala, D, Penatalayanan Geeja
yang Efektif di dunia Moderen, (Malang,
Gandum Mas: 2001), hlm. 11
sebagai budak dirumah dan bukan selama ini sangat setia dalam
pelayanan?
seperti kawan sekerja ALLAH.
5. Apakah mereka bertumbuh
Keuntungan jika kita memiliki secara rohani?
6. Apakah mereka merasa
team dan pengerja yang solid adalah:
sebagai bagian yang
Tugas dan beban pelayanan akan berkesinambungan dari sebuah
tim?
menjadi ringan sebab banyak orang
7. Apakah mereka disemangati
yang andil bagian di dalamnya; oleh keseluruhan visi gereja
kita?27
Pelayanan menjadi lebih efektif dan
efisien; Pekerjaan yang dimana tidak
KESIMPULAN
bisa diselesaikan pendeta dapat
Kode etik profesi merupakan
diselesaikan dengan maksimal oleh
bagian dari moral etika terapan
team kerjanya; Kekayaan rohani
(professional ethic application),
akan makin banyak karena begitu
sebab dihasilkan dari penerapan
banyak masukan sehingga
pemikiran etis yang berkaitan dengan
pertimbangan dan keputusan akan
suatu perilaku atau aplikasi profesi
lebih bijaksana karena dilihat dari
tertentu, yang berpedoman dengan
berbagai macam sudut pandang;
tindakan etik, yaitu mana yang
Pekerjaan bisa lebih cepat dengan
seharusnya dapat dilakukan dan yang
waktu yang cukup lama; Tubuh
mana semestinya tidak dilakukan,
Kristus akan bekerja semua dan tidak
karena hal itu berdasarkan
ada yang mengganggur; Potensi
pertimbangan secara etika moral
jemaat tersalurkan dengan baik.
yang tepat, sebagai seorang
Bill Hybels memberikan
professional dan proporsional dalam
pemikiran yang sangat mendasar
melakonkan profesi terhormatnya.
untuk menjaga hubungan pendeta
Jadi kesimpulannya, kode etik
dengan team pelayanannya:
profesi yaitu kode atau hukum
1. Apakah kami memperhatikan
perilaku yang ditetapkan dan dapat
para relawan dengan benar?
2. Apakah kami memberikan diterima oleh kelompok profesi,
pelatihan yang benar?
yang menjadi pedoman bagaimana
3. Apakah ada cara yang lebih
baik yang dapat kami ambil? harusnya berperilaku dalam
4. Hal-hal apakah yang dialami
27
oleh para relawan kami yang Bill Hybels, The Volunteer Revolution
(Jakarta, Metanoia : 2004), 22