HSE Plan Tank Lirik PDF
HSE Plan Tank Lirik PDF
PERTAMINA EP ASSET 1
PENGGANTIAN TANGKI PRODUKSI
PT PERTAMINA EP ASSET 1 SP V, VI, VII
LIRIK FIELD
HSE PLAN
NAMA KONTRAKTOR
CONTRACTOR’S NAME PT. RAMAI JAYA ABADI
NOMOR KOLEKTIF
COLLECTIVE NUMBER EPK1-S15LL0019B-P2D
DURASI KONTRAK
CONTRACT PERIOD 230 HARI
HSE Dept.
Page I
HSE Plan PT. Ramai Jaya Abadi - EPK1-S15LL0019B-P2D
PT. PERTAMINA EP ASSET 1
PENGGANTIAN TANGKI PRODUKSI
PT PERTAMINA EP ASSET 1 SP V, VI, VII
LIRIK FIELD
DAFTAR ISI
TABLE OF CONTENT
1. INFORMASI UMUM
1.1 DISKRIPSI PROYEK
2. KOMITMEN MANAJEMEN
2.1 KEBIJAKAN SMK3L
2.2 KOMITMEN HSE
2.3 KEPEMIMPINAN DALAM ASPEK HSE
2.4 KUNJUNGAN DEWAN DIREKSI KE LAPANGAN
2.5 RAPAT HSE DI LAPANGAN
2.6 LAMPIRAN
3. HSE PERFORMANCE INDIKATOR
3.1 HSE STATISTIK
4. ORGANISASI HSE
4.1 STRUKTUR ORGANISASI HSE
4.2 TANGGUNG JAWAB
4.3 TENAGA PROFESI HSE
4.4 TRAINING / PELATIHAN
4.5 PROGRAM RAPAT HSE
5. RISK ASSESSMENT
5.1 PROSEDUR HAZARD IDENTIFICATION WITH RISK ASSESSMENT & JSA METHOD
5.2 LAMPIRAN
6. PROGRAM PENGENDALIAN RESIKO
6.1 HSE MANUAL
7. JOURNEY MANAGEMENT PLAN
7.1 RUTE PERJALANAN
8. EMERGENCY RESPONSE PLAN
8.1 EMERGENCY RESPONSE PROCEDURE
Page II
HSE Plan PT. Ramai Jaya Abadi - EPK1-S15LL0019B-P2D
PT. PERTAMINA EP ASSET 1
PENGGANTIAN TANGKI PRODUKSI
PT PERTAMINA EP ASSET 1 SP V, VI, VII
LIRIK FIELD
9. INVESTIGASI INSIDEN
10. PENGELOLAAN ASPEK HSE SUBKONTRAKTOR
11.1 INSPEKSI KESELAMATAN KERJA, AUDIT INTERNAL, & PENGAMATAN TUGAS DAN PERILAKU
Page III
HSE Plan PT. Ramai Jaya Abadi - EPK1-S15LL0019B-P2D
PT. PERTAMINA EP ASSET 1
PENGGANTIAN TANGKI PRODUKSI
PT PERTAMINA EP ASSET 1 SP V, VI, VII
LIRIK FIELD
INFORMASI UMUM
Page 1
HSE Plan PT. Ramai Jaya Abadi - EPK1-S15LL0019B-P2D
PT. PERTAMINA EP ASSET 1
PENGGANTIAN TANGKI PRODUKSI
PT PERTAMINA EP ASSET 1 SP V, VI, VII
LIRIK FIELD
1. KOMITMENT MANAJEMEN
1.1 Komitmen HSE
PT. RAMAI JAYA ABADI berkomitmen untuk memastikan tempat kerja dan lingkungan yang
aman serta bertanggung jawab dan selalu akan memenuhi kewajiban hukum dan bertujuan
untuk terus meningkatkan keselamatan, kesehatan kerja dan kinerja lingkungan.
Partisipasi aktif dan keterbukaan dari pihak manajemen dalam pelaksanaan dan pencapaian
program pencegahan kerugian menyeluruh, mencakup penetapan kebijakan, sasaran & tujuan
tugas dan tanggung jawab serta mengkoordinasikan, mengkomunikasikan, memberikan
orientasi dan pelatihan program, pencegahan kerugian, mengawasi dan memastikan agar
program pemeriksaan berkala selalu dilaksanakan.
Page 2
HSE Plan PT. Ramai Jaya Abadi - EPK1-S15LL0019B-P2D
PT. PERTAMINA EP ASSET 1
PENGGANTIAN TANGKI PRODUKSI
PT PERTAMINA EP ASSET 1 SP V, VI, VII
LIRIK FIELD
Melakukan tinjauan manajemen secara berkala untuk melihat kinerja pelaksanaan SMK3
serta memberikan arahan dan peningkatan yang diperlukan secara berkesinambungan
Meninjau organisasi SMK3L pada jangka waktu terencana
Memberikan penghargaan terhadap pekerja yang aktif menerapkan SMK3L dan memberikan
sanksi begi pekerja yang melakukan pelanggaran SMK3L (disesuaikan dengan waktu dan jenis
pelanggaran)
Page 3
HSE Plan PT. Ramai Jaya Abadi - EPK1-S15LL0019B-P2D
PT. PERTAMINA EP ASSET 1
PENGGANTIAN TANGKI PRODUKSI
PT PERTAMINA EP ASSET 1 SP V, VI, VII
LIRIK FIELD
Tanggal : ..............................
Lokasi Kunjungan : ..............................
Gambar 1. Gambar 2.
Gambar 3. Gambar 4.
Keterangan :
Gambar 1. :
.....................................................................................................................
.....................................................................................................................
.....................................................................................................................
Gambar 2. :
...........................................................................................................................
...........................................................................................................................
...........................................................................................................................
Gambar 3. :
...........................................................................................................................
...........................................................................................................................
Gambar 4 :
...........................................................................................................................
...........................................................................................................................
...........................................................................................................................
Page 4
HSE Plan PT. Ramai Jaya Abadi - EPK1-S15LL0019B-P2D
PT. PERTAMINA EP ASSET 1
PENGGANTIAN TANGKI PRODUKSI
PT PERTAMINA EP ASSET 1 SP V, VI, VII
LIRIK FIELD
NOA 0 -
4.
P3K 0 HSE
5.
Near Miss 0 HSE
6.
Restricted Work Day
0 -
7. Case (RWDC)
Oil Spill 0 -
11.
Tool Box Meeting 230 HSE
12.
HSE Observasi 230 -
13.
HSE Meeting 8 HSE & Spv.
14.
Management Visit /
3 Direktur / PM
15. MWT
Page 5
HSE Plan PT. Ramai Jaya Abadi - EPK1-S15LL0019B-P2D
PT. PERTAMINA EP ASSET 1
PENGGANTIAN TANGKI PRODUKSI
PT PERTAMINA EP ASSET 1 SP V, VI, VII
LIRIK FIELD
Page 6
HSE Plan PT. Ramai Jaya Abadi - EPK1-S15LL0019B-P2D
PT. PERTAMINA EP ASSET 1
PENGGANTIAN TANGKI PRODUKSI
PT PERTAMINA EP ASSET 1 SP V, VI, VII
LIRIK FIELD
3. ORGANISASI HSE
Page 7
HSE Plan PT. Ramai Jaya Abadi - EPK1-S15LL0019B-P2D
PT. PERTAMINA EP ASSET 1
PENGGANTIAN TANGKI PRODUKSI
PT PERTAMINA EP ASSET 1 SP V, VI, VII
LIRIK FIELD
HSE Representative bertanggung jawab langsung kepada Direktur Tahu dan mengerti
semua syarat- syarat keselamatan yang diperlukan dan yang dapat dipakai untuk
perusahaan.
Bersama-sama dengan staff manajemen lainnya, HSE Koordinator akan selalu
menyimpan pedoman tentang Sistem Manajemen Keselamatan, Kesehatan Kerja yang
berlaku untuk diimplementasikan diseluruh daerah kerja.
Menyusun laporan bulanan, triwulan dan tahunan mengenai HSE sebagai bahan
masukan bagi manajemen.
Mengkoordinir HSE meeting bulanan dan safety meeting lainnya.
Mengkoordinasi HSE Officer dan safety man dilapangan
Bekerja sama dengan bagian Logistik / Purchasing dalam hal pengadaan alat untuk
keselamatan dan keamanan pekerjaan serta menanda tangani permintaan barang sesuai
dengan material requisition yang telah dibuat baik untuk kepentingan bagian HSE
maupun permintaan barang dari bagian lain yang berhubungan dengan masalah HSE.
Page 8
HSE Plan PT. Ramai Jaya Abadi - EPK1-S15LL0019B-P2D
PT. PERTAMINA EP ASSET 1
PENGGANTIAN TANGKI PRODUKSI
PT PERTAMINA EP ASSET 1 SP V, VI, VII
LIRIK FIELD
Page 9
HSE Plan PT. Ramai Jaya Abadi - EPK1-S15LL0019B-P2D
PT. PERTAMINA EP ASSET 1
PENGGANTIAN TANGKI PRODUKSI
PT PERTAMINA EP ASSET 1 SP V, VI, VII
LIRIK FIELD
Memimpin rapat mingguan untuk membahas pelaksanaan program lingkungan dan K3.
Melakukan sosialisasi untuk mencegah pencemaran lingkungan dan mencegah
kecelakaan kerja.
Melakukan inspeksi harian, mingguan dan bulanan sesuai ketentuan.
Membuat dan melaksanakan rencana latihan tanggap darurat.
Menyiapkan peralatan tanggap darurat.
Menyiapkan draft laporan HSE, Mematuhi semua kebijakan K3, prosedur dan instruksi
kerja yang aman dalam melakukan kegiatan
Memahami dan mentaati semua peraturan mengenai keselamatan dan kesehatan kerja
serta aturan-aturan kerja lainnya yang ada
Memberikan saran kepada bagian lain tentang hal- hal yang dianggap tidak aman (baik
tindakan maupun kondisi) serta melakukan monitoring untuk meyakinkan bahwa setiap
karyawan mematuhi dan menggunakan alat keselamatan kerja dalam usaha
perlindungan terhadap keselamatan, kesehatan kerja dan lingkungan untuk mencapai
“zero lost time accident dan zero property loss”.
3.3 TENAGA PROFESI HSE
Semua calon karyawan PT. PT. RAMAI JAYA ABADI harus menjalani verifikasi untuk
menentukan kemampuan dan kompetensinya serta telah melakukan test kesehatan dan
mendapat rekomendasi sehat dari dokter untuk bertugas dilapangan. Personil yang mengisi
Department HSE diharuskan minimal mempunyai dasar pengetahuan dan telah mengerti
peraturan-peraturan HSE.
Manajemen PT. RAMAI JAYA ABADI juga menetapkan program dan pelatihan bagi seluruh
pekerja yang dirumuskan sesuai tuntutan pekerjaan sekarang dan yang akan datang serta
potensi bahaya dari pekerjaan yang dilakukannya. Pengelolaan pelatihan tersebut diatur dalam
prosedur pelatihan. Yang juga ditujukan untuk memastikan bahwa setiap karyawan pada setiap
level/fungsi sudah memahami tentang :
a. Pentingnya kesesuaian dengan kebijakan K3 dan prosedur serta persyaratan-persyaratan
Manajemen K3;
b. Konsekuensi K3 yang aktual/ potensial dari kegiatannya dan manfaat peningkatan
kinerja perorangan terhadap Manajemen K3
c. Akibat yang mungkin terjadi bila prosedur tidak dilaksanakan.
Page 10
HSE Plan PT. Ramai Jaya Abadi - EPK1-S15LL0019B-P2D
PT. PERTAMINA EP ASSET 1
PENGGANTIAN TANGKI PRODUKSI
PT PERTAMINA EP ASSET 1 SP V, VI, VII
LIRIK FIELD
Seluruh karyawan PT. RAMAI JAYA ABADI , subkontraktor, tamu maupun vendor wajib
mengikuti pelatihan Pengenalan HSSE sebelum mereka ditempatkan untuk bekerja
dilapangan.
Isi pelatihan pengenalan :
Orientasi umum
Kebijakan dan target HSE PT. RAMAI JAYA ABADI
Pengenalan kondisi lapangan dan tempat kerja
Pengenalan lingkup kerja dan prosedur kerja
Peraturan di area kerja
Kewajiban mengikuti toolbox meeting
Peraturan lalu lintas
Tindakan dalam keadaan darurat
Surat Ijin Kerja Aman
Kewajiban memakai Alat Pelindung Diri
Antisipasi masalah pencemaran lingkungan
Fasilitas Pertolongan Pertama
Page 11
HSE Plan PT. Ramai Jaya Abadi - EPK1-S15LL0019B-P2D
PT. PERTAMINA EP ASSET 1
PENGGANTIAN TANGKI PRODUKSI
PT PERTAMINA EP ASSET 1 SP V, VI, VII
LIRIK FIELD
c. Diskusi untuk mendapat saran atau masukkan yang positif untuk pengembangan HSE
agar semakin baik
d. Kegiatan-kegiatan promosi HSE, prosedur kerja terkait, JSA dan SIKA
Internal HSSE Koordinasi Meeting
Pertemuan internal HSE akan langsung dipimpin oleh HSSE Koordinator PT. RAMAI JAYA
ABADI yang beranggotakan HSE officer, Security dan safety man subkontraktor.
Pertemuan ini bertujuan untuk :
Melakukan inspeksi lapangan bersama sebelum melakukan pertemuan, dan
menyamankan persepsi tentang masalah HSE yang ditemukan dan langkah antisipasi
Membahas temuan-temuan atau permasalahan dan langkah perbaikannya
Laporan status dan pelaksanaan aktivitas HSE dari masing-masing subkontraktor
Laporan dari status pelatihan HSE
Secara khusus, sub-kontraktor terpilih wajib meminta persetujuan dari team PT. RAMAI JAYA
ABADI terhadap Rencana Pelaksanaan Sub-kontraktor dan dalam melaksanakan pekerjaan di
proyek wajib mengikuti peraturan yang ditentukan di PT. RAMAI JAYA ABADI .
Page 12
HSE Plan PT. Ramai Jaya Abadi - EPK1-S15LL0019B-P2D
PT. PERTAMINA EP ASSET 1
PENGGANTIAN TANGKI PRODUKSI
PT PERTAMINA EP ASSET 1 SP V, VI, VII
LIRIK FIELD
4. RISK ASSESSMENT
4.1 PROSEDUR HAZARD IDENTIFICATION WITH RISK ASSESSMENT & JSA METHOD
I. PENDAHULUAN
Untuk memperoleh kepastian akan keselamatan atas diri kita dan orang- orang yang berada disekitar
kita saat melakukan suatu pekerjaan, maka kita perlu untuk melakukan suatu identifikasi bahaya
(hazard identification), dimana bahaya- bahaya yang berada didalam atau disekitar kita harus benar-
benar kita kenali (identifikasi) untuk mengambil langkah yang tepat guna mencegah atau
menghindari terjadinya suatu kecelakaan.
Dalam hal kita akan melaksanakan tugas- tugas berbahaya disuatu tempat kerja, maka yang perlu
kita lakukan terlebih dahulu adalah melakukan penilaian resiko terhadap tugas- tugas berbahaya
tersebut. Hal ini perlu kita lakukan untuk menilai seberapa besar tingkat resiko (risk level) dari setiap
urutan langkah tugas berbahaya tersebut guna menentukan cara pengendalian atau kegiatan yang
diperlukan untuk mengatasi resiko- resiko yang ada pada pekerjaan tersebut.
II. BATASAN
Bahaya (hazard) adalah sifat-sifat yang ada dan melekat pada suatu bahan (material)/ kondisi atau
proses yang dapat mengakibatkan cidera atau kerusakan terhadap manusia, peralatan dan
lingkungan.
Suatu bahaya tidak berasal dari kegagalan benda itu sendiri. Bahaya dapat muncul dari beberapa
benda yang saling mempengaruhi satu sama lain (misalnya reaksi kimia)
Resiko (risk) adalah besarnya kemungkinan terjadinya suatu kecelakaan terhadap manusia,
peralatan atau lingkungan sebagai akibat dari adanya bahaya dan besarnya akibat yang dapat
ditimbulkannya (Consequences).
Untuk memudahkan kita dalam mengklasifikasikan macam bahaya yang ada ditempat kerja,
bahaya dapat dikelompokan dalam beberapa jenis.
Page 13
HSE Plan PT. Ramai Jaya Abadi - EPK1-S15LL0019B-P2D
PT. PERTAMINA EP ASSET 1
PENGGANTIAN TANGKI PRODUKSI
PT PERTAMINA EP ASSET 1 SP V, VI, VII
LIRIK FIELD
a. Bahaya dari tindakan tidak aman (unsafe act hazard) yaitu bahaya- bahaya yang timbul
sebagai akibat dilakukannya suatu tindakan tidak aman oleh seseorang atau karyawan
disuatu lingkungan kerja.
Misalnya : Pengemudi yang selalu menjalankan kendaraan melewati batas yang telah
ditentukan baik oleh aturan perusahaan maupun pemerintah setempat
b. Bahaya dari kondisi tidak aman (unsafe condition hazard) adalah bahaya- bahaya yang timbul
sebagai akibat adanya suatu kondisi yang tidak aman ditempat kerja.
Misalnya : Lantai yang licin.
c. Bahaya dari faktor pribadi manusia (personal factor hazard) yaitu bahaya yang timbul sebagai
akibat adanya faktor pribadi seorang manusia/ karyawan yang tidak seharusnya disuatu
tempat kerja.
Misalnya : Sikap seorang yang pemarah atau faktor pelalaiannya.
d. Bahaya dari faktor pekerjaan (job factor hazard) adalah bahaya yang timbul akibat adanya
suatu tugas atau pekerjaan yang tidak aman untuk dilaksanakan oleh seorang karyawan
disuatu lingkungan kerja.
Misalnya : Sulitnya suatu tugas untuk dilaksanakan atau karena tugas / pekerjaan tersebut
jarang dilakukan.
e. Bahaya dari Manajerial (Managerial Hazard) adalah bahaya yang timbul sebagai akibat
adanya kelemahan Sistim manajemen disuatu lingkungan kerja.
Misalnya : Tidak adanya system kontrol atau rencana kerja yang tidak layak.
Yang dimaksud dengan identifikasi bahaya adalah usaha- usaha untuk mengetahui, mengenal dan
memperkirakan adanya bahaya pada suatu sistim (peralatan, unit kerja, prosedur dan
sebagainya). Pekerjaan itu meliputi kegiatan menganalisa dan menemukan bahaya pada bagian -
bagian dari sistim (sub-sistim), waktu, urutan aktifitas dan juga menghitung kemungkinan-
kemungkinan yang timbul dan akibat yang akan dihasilkan oleh bahaya tersebut.
Page 14
HSE Plan PT. Ramai Jaya Abadi - EPK1-S15LL0019B-P2D
PT. PERTAMINA EP ASSET 1
PENGGANTIAN TANGKI PRODUKSI
PT PERTAMINA EP ASSET 1 SP V, VI, VII
LIRIK FIELD
e. Menunjukkan bahwa bahaya- bahaya tertentu tidak akan menimbulkan akibat kecelakaan
sehingga tidak perlu diberikan perlindungan
Mengidentifikasi bahaya dilingkungan kerja merupakan suatu cara untuk melakukan salah satu
fungsi kontrol manajemen dengan tujuan untuk menghilangkan atau paling tidak mengurangi
resiko atau potensi yang dapat menimbulkan kecelakaan yang berakibat cidera / kerusakan, baik
terhadap karyawan maupun asset perusahaan lainnya.
Berikut adalah beberapa kegiatan yang digunakan dalam mengidentifikasi bahaya didalam atau
disekitar lingkungan kerja :
a. Observasi (Observation) yaitu suatu kegiatan peninjauan umum dan tidak mendalam atas
suatu daerah atau proses kerja. Pada saat dilakukan observasi di suatu daerah atau proses
kerja, secara langsung kita dapat memperhatikan atau mengidentifikasi bahaya- bahaya yang
ada didaerah kerja tersebut.
Misalnya : Melaksanakan observasi sewaktu- waktu (unschedule observation) yang dilakukan
oleh seorang manajer atau pengawas terhadap situasi atau kondisi yang menjadi tanggung
jawabnya.
b. Inspeksi (Inspection) adalah suatu kegiatan pengamatan yang dilakukan secara umum,
secara berkala dan mendalam atas suatu objek atau daerah. Ketika dilakukan inspeksi atas
suatu daerah, secara langsung kita dapat memperhatikan atau mengidentifikasi bahaya-
bahaya yang terdapat pada objek atau daerah kerja tersebut.
Misalnya : Inspeksi bulanan dalam bentuk Joint Inspection Team yang dilaksanakan oleh
suatu team yang terdiri dari beberapa macam bagian.
c. Pengauditan (Auditing) adalah suatu kegiatan pengamatan secara komprehensif (umum,
menyeluruh, mendalam, berkala) yang merupakan suatu alat untuk mengukur kinerja K3
pada sistim operasi suatu perusahaan termasuk sistim administrasi yang mencakup PEME
disetiap elemen kegiatan perusahaan dengan menggunakan standar tertentu guna dapat
menilai dan memberikan rekomendasi- rekomendasi perbaikan.
Misalnya : Audit sistim pada suatu perusahaan dengan jangka waktu tertentu (1 tahun).
Setelah suatu bahaya teridentifikasi, maka langkah selanjutnya adalah melakukan analisa
terhadap bahaya- bahaya yang telah teridentifikasi tersebut sehingga dapat diketahui “ tingkat
resiko “ (risk level) nya. Bilamana tingkat resiko tersebut sudah diketahui, maka langkah
selanjutnya adalah melakukan evaluasi bahaya / resiko yang telah ada untuk menetapkan
metode pengendalian yang akan digunakan beserta skala prioritasnya. Kedua langkah tersebut
(Analisa Bahaya dan Evaluasi Resiko) disebut sebagai “ Penilaian Resiko “ (Risk Assessment).
Page 15
HSE Plan PT. Ramai Jaya Abadi - EPK1-S15LL0019B-P2D
PT. PERTAMINA EP ASSET 1
PENGGANTIAN TANGKI PRODUKSI
PT PERTAMINA EP ASSET 1 SP V, VI, VII
LIRIK FIELD
Analisa resiko adalah suatu proses analisa untuk menilai resiko serta mengidentifikasi tindakan-
tindakan yang diperlukan guna menghilangkan atau mengurangi resiko sehinggga kondisi diatas
dapat dikategorikan sebagai “ Acceptable Risk ”.
Analisa resiko merupakan suatu alat (tool) yang sangat berguna sekali untuk melakukan
perbaikan- perbaikan dalam usaha keselamatan. Analisa resiko sangat tepat sekali apabila
digunakan sebelum melakukan suatu pekerjaan yang sifatnya baru, misalnya dalam rangka
pengenalan untuk suatu mesin yang baru.
Analisa resiko dapat dilakukan melalui perorangan, namun akan lebih berhasil bila dilakukan oleh
suatu team (kelompok), dimana semua yang terlibat akan menyumbangkan pikiran dan
pengalamannya.
Pengontrolan bahaya tidak hanya dilakukan sebagai suatu reaksi terhadap suatu kecelakaan yang
terjadi atau akibat dari suatu inspeksi- inspeksi yang telah dilakukan ditempat kerja. Manajemen
dan para pekerja dapat lebih pro-aktif. Hal ini perlu untuk meyakinkan bahwa suatu hal yang
sangat penting harus dilakukan terlebih dahulu.
Risk Assessment adalah suatu proses analisa untuk menilai resiko, serta mengidentifikasi tindakan-
tindakan kontrol yang diperlukan untuk menghilangkan atau mengurangi resiko yang ada sehinggga
kondisi diatas dapat dikategorikan sebagai “ acceptable risk ” (resiko yang masih dapat diterima
dalam batas-batas toleransi).
Didalam suatu aktifitas yang bersifat umum dimana mencakup beraneka ragam kegiatan, biasanya
ditemukan kesulitan-kesulitan untuk mengidentifikasi bahaya-bahaya (hazards) dan resiko (risk) yang
mungkin timbul, sehinggga pada akhirnya kita juga mendapat kesulitan untuk melakukan atau
memprioritaskan tindakan-tindakan pencegahan dan peralatan-peralatan yang diperlukan.
Penilayan resiko harus dilakukan oleh personil kunci bagian operasional di semua tempat kerja
sebelum dimulainya pekerjaan. Penilaian resiko merupakan suatu kegiatan yang dilakukan oleh suatu
tim untuk menilai potensi bahaya dan dinyatakan melalui Tingkat Resiko (Risk Level) dari setiap
langkah- langkah tugas yang ada pada suatu jenis pekerjaan serta dilengkapi dengan suatu
rekomendasi teknik pengendalian atau kegiatan yang diperlukan untuk mencegah terjadinya suatu
kecelakaan yang disebabkan oleh pelaksanaan pekerjaan atau tugas- tugas berbahaya tersebut.
Page 16
HSE Plan PT. Ramai Jaya Abadi - EPK1-S15LL0019B-P2D
PT. PERTAMINA EP ASSET 1
PENGGANTIAN TANGKI PRODUKSI
PT PERTAMINA EP ASSET 1 SP V, VI, VII
LIRIK FIELD
Pada bagian awal dari modul pelatihan ini kita telah membicarakan tentang bahaya ditempat kerja
dan setelah bahaya- bahaya tersebut teridentifikasi ditempat kerja, langkah selanjutnya adalah
melakukan penilaian resiko (risk assessment / RA). Kegiatan ini perlu dilakukan untuk menilai
seberapa besar “ tingkat resiko “ (risk level) yang ada dari setiap urutan langkah kerja serta untuk
menentukan cara pengendalian yang diperlukan guna mengatasi bahaya- bahaya yang terdapat pada
pekerjaan tersebut. Hal ini sangat berkaitan dengan kegiatan pengidentifikasian bahaya dan
penilaian resiko.
Tujuan dari Teknik Penilaian Resiko adalah memberikan tanggung jawab jajaran pengawas untuk
menerapkan teknik yang sesuai yang dapat diterima untuk Pengelolaan Resiko.
Mengorganisir Team Penilaian Resiko
Team penilaian resiko harus terdiri dari karyawan yang sesuai dengan pengalamannya. Ketua team
harus memiliki pengalaman dan pelatihan yang diperlukan dalam pelaksanaan Penilaian Resiko.
Mereka yang bergabung dalam team tersebut adalah Manager, Supervisor yang memiliki tanggung
jawab untuk melaksanakannya. Mereka bertanggung jawab terhadap tugas yang terkait dengan
produksi, kualitas, biaya, keselamatan kerja dan faktor- faktor lainnya, dan mereka yang lebih tahu
dibanding dengan karyawan luar tentang cara melaksanakan tugas tersebut.
Setiap anggota team harus diberi kesempatan menyiapkan diri lebih awal, dan selanjutnya akan
dilengkapi dengan prosedur, gambar- gambar, desain dan tata letak yang sesuai. Sebelum
melakukan penilaian resiko, bagian keselamatan supaya diberitahu dan dijelaskan mengenai ruang
lingkup penilaian resiko tersebut. Jika dianggap perlu, bagian keselamatan dapat mengikuti penilaian
resiko tersebut.
Langkah pertama dalam risk assessment melibatkan identifikasi yang sistimatik dari berbagai
fungsi/ disiplin kerja yang ada di perusahaan. Secara tipikal akan melibatkan pengidentifikasian
jabatan dari masing-masing nama jabatan.
Langkah selanjutnya membutuhkan disiplin normal yang berkaitan dengan aktivitas kerja
teridentifikasi jelas dan dicatat dalam nama jabatan. Identifikasi aktivitasi kerja dan penilaian
resiko harus dilakukan sebagai praktek-prakek kerja bersama antara Supervisor dari disiplin kerja
yang ada dengan satu atau lebih banyak karyawan yang dipekerjakan oleh perusahaan dibawah
fungsi / disiplin yang selalu di evaluasi
Seluruh fungsi kerja yang relevan pada perusahaan dievaluasi dengan menggunakan Sistim
penilaian resiko (risk assessment), formulir-formulir yang sudah dilengkapi sesuai dengan disiplin
Page 17
HSE Plan PT. Ramai Jaya Abadi - EPK1-S15LL0019B-P2D
PT. PERTAMINA EP ASSET 1
PENGGANTIAN TANGKI PRODUKSI
PT PERTAMINA EP ASSET 1 SP V, VI, VII
LIRIK FIELD
kerja agar disediakan di tempat kerja dengan tembusan diberikan kepada bagian keselamatan
sebagai catatan.
Merupakan tanggung jawab jajaran Manager, Supervisor untuk memastikan bahwa keberadaan
penilaian resiko (risk assessment) untuk semua fungsi kerja secara langsung berada di bawah
pengaruhnya. Dalam hal ini mereka akan membantu bila diperlukan oleh Supervisor dan bagian
keselamatan
Pelaksanaan risk assessment selalu diawali dengan mengidentifikasi semua bahaya-bahaya
(hazards) yang ada ditempat yang akan dianalisa. Identifikasi bahaya merupakan hal yang sangat
penting didalam penilaian resiko (risk assessment) karena semua analisa akan berawal dari sini.
Probability dalam pengertian penaksiran resiko (Risk Assessment) adalah keseringan munculnya
situasi tidak aman, yang mengakibatkan efek yang telah teridentifikasi. Penentuan ‘Probability’
dan ‘Consequences’ dibagi atas tiga (3) tingkatan :
Untuk menentukan bagaimana memberikan nilai pada setiap bahaya, dapat dilihat pada table #.1.
dan table #.2. dibawah ini.
LIKELIHOOD / PROBABILITY = KEMUNGKINAN
Suatu kejadian yang terjadi berulang-ulang (sering) atau terjadi sekali atau
3 HIGH lebih dalam setahun dan diidentifikasikan sebagai sesuatu yang dapat
menimbulkan masalah.
Suatu kejadian yang sering terjadi tetapi dengan kekerapan yang lebih jarang
2 MEDIUM (Kadang- kadang) atau terjadi sekali atau lebih dalam lima tahun dan
diidentifikasikan sebagai sesuatu yang dapat menimbulkan masalah.
Suatu kejadian yang sulit/ sangat jarang terjadi (mungkin terjadi dalam
1 LOW kehidupan fasilitas tersebut) tetapi tetap diidentifikasikan sebagai sesuatu
yang dapat menimbulkan masalah.
Tabel #.1.
Page 18
HSE Plan PT. Ramai Jaya Abadi - EPK1-S15LL0019B-P2D
PT. PERTAMINA EP ASSET 1
PENGGANTIAN TANGKI PRODUKSI
PT PERTAMINA EP ASSET 1 SP V, VI, VII
LIRIK FIELD
Page 19
HSE Plan PT. Ramai Jaya Abadi - EPK1-S15LL0019B-P2D
PT. PERTAMINA EP ASSET 1
PENGGANTIAN TANGKI PRODUKSI
PT PERTAMINA EP ASSET 1 SP V, VI, VII
LIRIK FIELD
H H H H
KEMUNGKINAN
M M H H
PROBABILITY
L L M H
L M H
Apabila hasil perkalian dari “Probability” dengan “Consequences” menghasilkan nilai 1 (satu), maka
tingkatan ini dikategorikan sebagai LOW. Selanjutnya apabila hasil perkalian dari “Probability”
dengan “Consequences” menghasilkan nilai 2 (dua), maka tingkatan ini dikategorikan sebagai
MEDIUM. Dan apabila hasil dari “Probability” dengan “Consequences” menghasilkan nilai 3 (tiga)
atau lebih, resiko tersebut dikategorikan HIGH.
Untuk menaksir (assesses), apakah suatu aktivitas aman untuk dikerjakan, kita perlu untuk
mengidentifikasi bahaya yang ada, akibat bahaya dan probability (kemungkinan tingkat terjadinya).
Untuk melakukan penaksiran, maka pertanyaan berikut ini harus dijawab :
* Apa yang salah ?
* Apa yang bisa terjadi ?
* Seberapa parah akibat yang ditimbulkan ?
* Bagaimana tingkat kemungkinan terjadinya ?
Tidak ada definisi yang pasti tentang resiko yang bisa diterima. Pada dasarnya resiko yang bisa
diterima adalah suatu kondisi yg telah diukur keberadaannya, akibatnya, keparahannya,
kemungkinan terjadinya, pengendaliaannya dan mampu menanggulangi atau mengatasinya.
Page 20
HSE Plan PT. Ramai Jaya Abadi - EPK1-S15LL0019B-P2D
PT. PERTAMINA EP ASSET 1
PENGGANTIAN TANGKI PRODUKSI
PT PERTAMINA EP ASSET 1 SP V, VI, VII
LIRIK FIELD
Pada saat melakukan pengujian aktivitas untuk mengidentifikasi bahaya, tanyakan pada diri anda
pertanyaan berikut :
¢ Apakah anda telah tahu pasti tentang apa yang akan dikerjakan ?
¢ Material apa yang terlibat ?
¢ Peralatan atau perkakas apa yang digunakan ?
¢ Kapan aktivitas ini dilakukan ? (siang, malam, hari libur dll)
¢ Dimana aktivitas ini dilakukan (diketinggian, ruang terbatas, dll)
¢ Apakah aktivitas ini membahayakan orang, peralatan atau aktivitas lain.
¢ Apakah aktivitas ini dipengaruhi / diakibatkan oleh orang, peralatan atau aktivitas lain.
Pelajari pengalaman kecelakaan yang pernah terjadi. berdasarkan analisa kecelakaan. Berikut adalah
jenis kejadian kontak yang mengakibatkan terjadinya kecelakaan :
Satu bahaya bisa menimbulkan beberapa efek bahaya yang tingkat Keparahanya berbeda-beda.
Logika penilaiannya adalah sebagai berikut :
Page 21
HSE Plan PT. Ramai Jaya Abadi - EPK1-S15LL0019B-P2D
PT. PERTAMINA EP ASSET 1
PENGGANTIAN TANGKI PRODUKSI
PT PERTAMINA EP ASSET 1 SP V, VI, VII
LIRIK FIELD
• Efek paling serius adalah tersengat listrik, yaitu bisa mengakibatkan kematian
• Efek serius berikutnya adalah kehilangan penglihatan akibat tertusuk lontaran batu atau
potongn ranting
• Efek serius berikutnya lagi adalah kaki terpotong oleh pisau putar
• Efek paling ringan adalah bagian tubuh terluka oleh lontaran batu atau potongan ranting
Seperti yang telah kita ketahui bersama bahwa probability adalah keseringan munculnya situasi
tidak aman, yang mengakibatkan efek yang telah teridentifikasi, maka kunci untuk menilai
probability adalah dengan menjawab pertanyaan berikut :
• Mungkinkah bahaya akan muncul setiap pekerjaan dilakukan, atau sekali dalam 5 atau 50
pekerjaan, atau sekali seumur hidup ?
Page 22
HSE Plan PT. Ramai Jaya Abadi - EPK1-S15LL0019B-P2D
PT. PERTAMINA EP ASSET 1
PENGGANTIAN TANGKI PRODUKSI
PT PERTAMINA EP ASSET 1 SP V, VI, VII
LIRIK FIELD
Aktivitas penggunaan mesin pemotong rumput bisa terus dilaksanakan dengan menerapkan
pencegahan tsb di atas : L
Pengendalian resiko (risk control) harus dilakukan secara berurutan atau berdasarkan sesuai dengan
yang telah direkomendasikan. Pengendalian resiko tersebut harus dicoba dengan menggunakan
teknik pengendalian urutan pertama. Bila teknik pertama tersebut tidak memungkinkan dilakukan
maka harus dicoba dengan menggunakan teknik berikutnya sesuai dengan urutan- uratan yang
direkomendasikan. Demikian seterusnya sampai pada urutan terakhir.
Berikut adalah urutan- urutan cara pengendalian resiko yang telah direkomendasikan sesuai dengan
ketentuan dimana susunannya tidak boleh ditukar- tukar :
1. Identifikasi
2. Evaluasi
3. Pengendalian :
Page 23
HSE Plan PT. Ramai Jaya Abadi - EPK1-S15LL0019B-P2D
PT. PERTAMINA EP ASSET 1
PENGGANTIAN TANGKI PRODUKSI
PT PERTAMINA EP ASSET 1 SP V, VI, VII
LIRIK FIELD
1. Perencanaan
2. Menentukan sasaran yang diperlukan
3. Pelatihan
Contoh kontrol adalah memperbaiki lingkungan kerja, pembuatan prosedur, penambahan peralatan
darurat, pelatihan pemadaman kebakaran, P3K dan lain lain.
Untuk membuat suatu analisa keselamatan pekerjaan ada 4 (empat) aspek tentang keselamatan
kerja yang perlu dipertimbangkan didalam perencanaan kerja yaitu :
Analisa keselamatan pekerjaan biasanya dibuat berdasarkan pengamatan terhadap karyawan yang
berpengalaman dalam melakukan suatu jenis pekerjaan atau melalui diskusi dengan mereka.
Dengan cara ini dapat diketahui bagaimana urutan pekerjaan tersebut dan apa saja bahayanya.
Pada saat membuat suatu prosedur agar disebutkan seluruh tindakan- tindakan yang akan dilakukan
didalam suatu pekerjaan, pikirkan bahaya- bahaya yang mungkin timbul dari setiap tindakan dan
kemudian atasi bahaya- bahaya tersebut.
Page 24
HSE Plan PT. Ramai Jaya Abadi - EPK1-S15LL0019B-P2D
PT. PERTAMINA EP ASSET 1
PENGGANTIAN TANGKI PRODUKSI
PT PERTAMINA EP ASSET 1 SP V, VI, VII
LIRIK FIELD
Ia adalah orang yang paling menguasai dan paling mempunyai kepentingan langsung
dengan setiap jenis pekerjaan yang menjadi tugas bawahannya.
Ia adalah orang yang paling mempunyai kepentingan langsung untuk menyelamatkan
bawahannya dari kecelakaan
Ia adalah orang yang mempunyai catatan paling lengkap tentang kecelakaan atau
nearmiss (hampir celaka) yang terjadi pada setiap jenis pekerjaan tersebut
Ia adalah orang yang paling menguasai prosedur dan peraturan kerja untuk jenis
pekerjaan yang menjadi tanggung jawabnya
VI.3. Langkah–langkah yang harus dilakukan untuk melakukan Analisa Keselamatan Pekerjaan :
Dalam hal memilih dan menyelesaikan jenis pekerjaan yang akan dianalisa serta memilih prioritas
pekerjaan tersebut, ada beberapa cara yang dapat dipakai sebagai pedoman yaitu :
Memilih jumlah kecelakaan terbanyak.
Bila dalam suatu pekerjaan sering terjadi kecelakaan, maka pekerjaan tersebut baik sekali
didahulukan dalam J.S.A.nya.
Pekerjaan- pekerjaan baru ataupun pekerjaan yang sedang dalam masa perobahan
Page 25
HSE Plan PT. Ramai Jaya Abadi - EPK1-S15LL0019B-P2D
PT. PERTAMINA EP ASSET 1
PENGGANTIAN TANGKI PRODUKSI
PT PERTAMINA EP ASSET 1 SP V, VI, VII
LIRIK FIELD
Analisa tiap- tiap langkah untuk mencari, menemukan dan memerinci bahaya- bahaya
yang ada
Catatlah yang ditemukan tersebut pada worksheet (kertas kerja).
Bicarakan dengan orang yang akan dilibatkan dalam pembuatan job safety analysis
tersebut dan mintalah pendapatnya
Bicarakan dan diskusikan dengan karyawan- karyawan lain yang mempunyai pengetahuan
tentang pekerjaan yang akan dianalisa tersebut.
Bila bahaya telah ditemukan, langkah selanjutnya adalah mulai mencari dan menemukan cara
untuk mengatasi bahaya tersebut agar dapat dihilangkan atau dikendalikan.
Cara untuk mencari pengatasannya dengan menggunakan pertanyaan :
Apakah
Bagaimana
Apakah dapat dikerjakan dengan cara lain ?
Bagaimana seharusnya mengerjakan
Bagaimana kalau dengan cara ini
Apakah mesin ini tidak dapat digeser atau dilindungi ?
Jawaban atas pertanyaan harus berupa penyelesaian yang konkrit, jelas, terarah dan sangat
khusus.
Jawaban yang berupa kata- kata : hati – hati, agar lebih waspada atau lain- lain yang serupa
merupakan jawaban yang tidak ada manfaatnya sama sekali.
Untuk mengenali bahaya apa yang bisa timbul disetiap tahapan pekerjaan, biasanya setiap
tahapan pekerjaan tersebut harus kita amati untuk mengetahui bahaya apa saja yang bisa
timbul. Untuk itu kita perlu memakai sikap bertanya sebagai berikut :
Page 26
HSE Plan PT. Ramai Jaya Abadi - EPK1-S15LL0019B-P2D
PT. PERTAMINA EP ASSET 1
PENGGANTIAN TANGKI PRODUKSI
PT PERTAMINA EP ASSET 1 SP V, VI, VII
LIRIK FIELD
Setelah kita mengetahui dan mengenali tentang bahaya apa yang bisa timbul disetiap tahapan
pekerjaan, kemudian kita pikirkan langkah- langkah apa yang harus dilakukan agar bahaya
tersebut tidak mengakibatkan terjadinya suatu kecelakaan.
Bila telah terjadi perubahan tentang metode, peralatan dan lingkungan kerja serta untuk
menjaga dan menyesuaikan apakah J.S.A tersebut masih memadai untuk waktu sekarang, maka
JSA yang telah ada agar dilakukan perbaikan (revisi) untuk menjaga agar pekerjaan yang dilakukan
sesuai dengan ketentuan- ketentuan dan yang lebih penting lagi adalah untuk mencegah
kecelakaan sedini mungkin.
J.S.A. yang sudah jadi adalah merupakan bahan meeting yang siap dibawakan pada kegiatan-
kegiatan seperti tersebut dibawah ini :
- Safety meeting
- Training terhadap karyawan baru
- Safety Talks/ Toolbox meeting
Page 27
HSE Plan PT. Ramai Jaya Abadi - EPK1-S15LL0019B-P2D
PT. PERTAMINA EP ASSET 1
PENGGANTIAN TANGKI PRODUKSI
PT PERTAMINA EP ASSET 1 SP V, VI, VII
LIRIK FIELD
Nama Proyek :
Kontraktor :
Lokasi :
JAM JAM
NO TANGGAL NAMA PERUSAHAAN KEPERLUAN KET
MASUK PARAF KELUAR PARAF
Page 28
HSE Plan PT. Ramai Jaya Abadi - EPK1-S15LL0019B-P2D
PT. PERTAMINA EP ASSET 1
PENGGANTIAN TANGKI PRODUKSI
PT PERTAMINA EP ASSET 1 SP V, VI, VII
LIRIK FIELD
Induksi dan orientasi keselamatan ini diberikan kepada karyawan tersebut pada saat hari pertama
karyawan mulai bekerja di bagian mana dipekerjakan.
Dalam induksi dan orientasi ini beberapa hal yang antara lain akan disampaikan adalah:
Tanggung jawab setiap karyawan terhadap keselamatan, kesehatan kerja dan lingkungan
(K3L).
Fungsi tentang alat pelindung diri perorangan (Personal Protective Equipment) yang harus
dipakai oleh setiap orang untuk melakukan suatu pekerjaan.
Page 29
HSE Plan PT. Ramai Jaya Abadi - EPK1-S15LL0019B-P2D
PT. PERTAMINA EP ASSET 1
PENGGANTIAN TANGKI PRODUKSI
PT PERTAMINA EP ASSET 1 SP V, VI, VII
LIRIK FIELD
Page 30
HSE Plan PT. Ramai Jaya Abadi - EPK1-S15LL0019B-P2D
PT. PERTAMINA EP ASSET 1
PENGGANTIAN TANGKI PRODUKSI
PT PERTAMINA EP ASSET 1 SP V, VI, VII
LIRIK FIELD
untuk selanjutnya dibuang pada Tempat Penampungan Akhir (TPA) yang telah
ditentukan oleh perusahaan atau pemerintah setempat.
b. Sampah an-organik :
Sampah an-organik setiap hari dikumpulkan dimasing- masing tempat kerja pada tempat
penampungan sampah sementara (TPS) yang berwarna Kuning dan pada hari yang telah
ditentukan bersama- sama dengan sampah an-organik dari tempat kerja lainnya
diangkut untuk selanjutnya dibuang pada Tempat Penampungan Akhir (TPA) yang telah
ditentukan oleh perusahaan atau pemerintah setempat.
c. Limbah B3 (Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun)
Limbah B3 setiap hari dikumpulkan pada drum penampungan sementara (DPS) yang
berwarna Hitam dan pada hari yang telah ditentukan apabila volume limbah B3
tersebut sudah banyak (minimal 2 drum), maka limbah tersebut selanjutnya dikirim
pada perusahaan / badan yang berwenang untuk menangani limbah B3 dimaksud untuk
didaur ulang.
d. Limbah Metal :
Limbah Metal setiap hari dikumpulkan pada drum penampungan sementara (DPS) yang
berwarna Merah dan pada hari yang telah ditentukan apabila volume limbah metal
tersebut sudah banyak, maka limbah tersebut selanjutnya dikirim pada perusahaan /
badan yang berwenang untuk menampung limbah metal dimaksud untuk didaur ulang.
• Tempat sampah harus dilengkapi dengan penutup untuk mencegah agar air hujan
atau binatang tidak masuk kedalam dan tidak boleh ada lubang dibagian bawahnya
• Pemakaian tong sampah yang berlebihan dan tidak dipelihara dengan baik agar
dihindari.
• Pastikan bahwa tempat sampah tidak diletakkan di daerah yang dapat menimbulkan
resiko bagi manusia dan lingkungan. Jangan meletakkan tempat sampah di depan
peralatan gawat darurat, pemadam kebakaran. Letakkan jauh dari sistem pembuangan.
• Sampah sisa makanan harus diambil setiap hari untuk menghindari binatang dan bau
yang tidak nyaman.
Pengambilan sampah dari bagian masing- masing (TPS) menuju ketempat pembuangan
akhir (TPA) dilakukan oleh bagian yang berwenang untuk menangani hal tersebut.
LIMBAH B3.
Pengertian Limbah
Menurut Peraturan Pemerintah No. 18/1999 mengenai limbah dan limbah berbahaya
dan beracun, limbah adalah semua sisa aktifitas dan / atau proses produksi. Sampah B3
berarti setiap sampah yang mengandung bahan berbahaya dan/ atau beracun yang
disebabkan oleh karakteristiknya dan/ atau konsentrasinya dan/ atau jumlahnya, baik
langsung maupun tidak, dapat mencemarkan dan/ atau merusak lingkungan dan/ atau
Page 31
HSE Plan PT. Ramai Jaya Abadi - EPK1-S15LL0019B-P2D
PT. PERTAMINA EP ASSET 1
PENGGANTIAN TANGKI PRODUKSI
PT PERTAMINA EP ASSET 1 SP V, VI, VII
LIRIK FIELD
TANGGUNG JAWAB
• Bagian yang bertanggung jawab untuk menangani sampah / limbah harus
memastikan bahwa semua sampah/ limbah telah ditangani dengan tepat dan benar dan
memastikan bahwa sampah benar- benar telah dibuang pada tempat pembuangan akhir
atau telah diserahkan kepada pihak yang berwenang untuk menangani sampah/ limbah
tersebut.
• Para pengawas bertanggung jawab untuk memastikan diterapkannya rencana
pengelolaan sampah yang efektif di daerah mereka.
Page 32
HSE Plan PT. Ramai Jaya Abadi - EPK1-S15LL0019B-P2D
PT. PERTAMINA EP ASSET 1
PENGGANTIAN TANGKI PRODUKSI
PT PERTAMINA EP ASSET 1 SP V, VI, VII
LIRIK FIELD
• Para Pengawas harus memastikan bahwa jumlah tempat pengumpul limbah yang
memadai harus disediakan, dipelihara dan dikosongkan secara berkala.
• Setiap karyawan harus membuang sampah mereka dengan rasa tanggung jawab,
memisahkan sampah sesuai dengan jenisnya dan membuangnya pada tempat sampah
yang telah ditentukan.
IX. HSE Meeting ( Safety Talk, Safety Stand Down, Safety Meeting Dll )
RAPAT KESELAMATAN (SAFETY MEETING)
Rapat - rapat keselamatan kerja harus dilakukan oleh setiap seksi / departemen yang
dipimpin oleh pengawas yang bersangkutan di lingkungan kerjanya masing - masing.
Rapat seperti ini harus diadakan secara berkala, sekurang - kurangnya sekali dalam
sebulan (monthly safety meeting) dan berlangsung selama 60 menit. Departemen HSE
akan memberikan petunjuk dan saran serta informasi tentang meeting dimaksud apabila
diminta.
Adapun tujuan dari rapat - rapat keselamatan tersebut adalah :
• Sebagai suatu forum, dimana masalah keselamatan, kesehatan kerja dan lingkungan
dapat dibicarakan diantara para pengawas dan bawahan mereka, dan hal yang paling
penting adalah untuk mendapatkan saran - saran perbaikan.
• Untuk mengembangkan lingkungan kerja yang aman dan baik.
• Untuk membicarakan dan memberi saran - saran tentang kasus kecelakaan, insiden
dan memberi cara yang terbaik untuk pencegahannya.
• Untuk mengkoordinasikan suatu pelaksanaan latihan penanggulangan keadaan
darurat dan mendorong agar karyawan dapat melakukan kebiasaan bekerja dengan baik
dan aman serta teratur sesuai dengan ketentuan yang ada.
• Untuk menentukan praktek - praktek kerja dan kondisi yang tidak aman serta
mengambil tindakan atau langkah - langkah perbaikan yang diperlukan.
• Untuk mendukung pelaksanaan program K3L dilingkungan operasi Perusahaan.
Selain safety meeting yang dilaksanakan setidak- tidaknya sekali dalam tiap bulannya,
pertemuan untuk membicarakan masalah keselamatan harian (daily safety talks) juga
harus dilaksanakan setiap pagi sebelum melaksanakan pekerjaan dan waktunya selama
lebih kurang 5 - 10 menit.
Disamping monthly safety meeting dan daily safety talks, perusahaan juga
melaksanakan Management Coordination Meeting yang dilakukan setiap 3 (tiga) bulan
sekali dan dihadiri oleh para Manager serta Sr. Management.
Dalam hal apabila terjadi kecelakaan yang signifikan baik ditempat kerja dimana
karyawan perusahaan melakukan kegiatannya maupun ditempat kerja lain dimana ada
karyawan perusahaan lain yang mengalami kecelakaan, maka perusahaan akan
melakukan pertemuan dalam bentuk Stand Down Meeting sebagai “Learning From
Page 33
HSE Plan PT. Ramai Jaya Abadi - EPK1-S15LL0019B-P2D
PT. PERTAMINA EP ASSET 1
PENGGANTIAN TANGKI PRODUKSI
PT PERTAMINA EP ASSET 1 SP V, VI, VII
LIRIK FIELD
Events” yang dihadiri oleh Direktur atau yang mewakilinya serta seluruh karyawan
untuk membahas tentang apa sesungguhnya yang terjadi dan bagaimana hal tersebut
agar tidak terjadi lagi dikemudian hari diperusahaan dan ini merupakan satu masukan
bagi karyawan perusahaan sebagai suatu pelajaran.
1.0 TUJUAN
Prosedur ini bertujuan untuk memberikan karyawan pemahaman yang lebih baik tentang
kerja fasilitas kebersihan yang disediakan untuk memenuhi persyaratan kebersihan diri
2.1 REFERENSI
2.1.1 UU No.1 tahun 1970 tentang keselamatan kerja psl 2, psl 3 ayt 1, f, g, I, j, k, l, m psl
5, psl 8, psl 9 dan psl. 14
2.1.2 UU No.3 tahun 1969 tentang persetujuan Konvensi ILO No. 120 mengenai Hygiene
dalam perniagaan dan kantor psl 7
2.1.3 Peraturan Menteri Perburuhan No.7 tahun 1964 tentang syarat kesehatan
kebersihan serta penerangan dalam tempat kerja.
2.1.4 Kepmenaker No.51/Men/1999 tentang Nilai Ambang Batas Faktor Fisika di Tempat
Kerja
2.1.5 Kepmenaker No.187/Men/1999 tentang Pengendalian Bahan Kimia Berbahaya di
Tmp Kerja.
2.1.6 Peraturan Pemerintah No. 7 tahun 1973 ttg pengawasan atas peredaran Peyimpanan
dan penggunaan Pestisida
2.1.7 Permenaker No. 3 Tahun 1986 ttg syarat-syarat K3 di tempat kerja yg mengelola
pestisida
2.1.8 Instruksi Menteri Tenaga Kerja No.2/M/BW/BK/1984 tentang Pengesahan APD
2.1.9 Surat Edaran Menteri Tenaga Kerja No.01/Men/1997 ttg NAB Faktor Kimia dll. Udara
Lingkungan Kerja
2.1.10 Permenaker No. 3 tahun 1985 ttg K3 pemakaian asbes
Page 34
HSE Plan PT. Ramai Jaya Abadi - EPK1-S15LL0019B-P2D
PT. PERTAMINA EP ASSET 1
PENGGANTIAN TANGKI PRODUKSI
PT PERTAMINA EP ASSET 1 SP V, VI, VII
LIRIK FIELD
3 DEFINISI
Hygiene industry merupakan aspek perlindungan bagi kesehatan tenaga kerja dan sarana
untuk membina dan mengembangkan tenaga kerja menjadi sumber daya manusia yang
disiplin, dedikatif, penuh tanggung jawab dan mampu bekerja secara produktif dan efisien.
4 PROSEDUR
Syarat-syarat K3
(1) Arah dan sasaran yang akan dicapai melalui syarat-syarat K3 preventif
(2) Pengembangan syarat-syarat K3 IPTEK
(3) Penerapan syarat-syarat K3 sejak tahap perencanaan s/d pemeliharaan
(4) Mengatur prinsip-prinsip teknis tentang bahan dan produksi teknis
Kewajiban :
- Pengurus / Direktur diwajibkan memeriksakan kesehatan TK
- Berkala (permen No. 02/Men/1980 dan Permen No. 03/Men/1982)
Pembinaan
Page 35
HSE Plan PT. Ramai Jaya Abadi - EPK1-S15LL0019B-P2D
PT. PERTAMINA EP ASSET 1
PENGGANTIAN TANGKI PRODUKSI
PT PERTAMINA EP ASSET 1 SP V, VI, VII
LIRIK FIELD
o Gedung harus kuat buatannya dan tidak boleh ada bagian yg mungkin rubuh
o Tangga harus kuat buatannya, aman dan tidak boleh licin karena untuk menghindari
terjadinya terpeleset
o Lantai, dinding, loteng dan atap harus selalu berada dalam keadaan terpelihara dan
bersih
o Dinding dan loteng serta bagian-bagian lainnya harus dikapuri minimal sekali dalam 5
tahun
o Dinding yang dicat harus dicuci minimal 1 kali setahun
Lantai harus dibersihkan sehingga selalu dalam keadaan bersih
Persyaratan Ruang Udara
Setiap tempat kerja harus dibuat & diatur shg tiap orang yang berkerja mendapat
ruang udara (cubic space) yang minimal 10 m dan ideal adalah 15 m.
Tinggi tempat kerja diukur dari lantai sampai daerah loteng harus minimal 3 m.
Ruang udara yang memenuhi syarat adalah ruangan yang tidak mengganggu sirkulasi
udara.
Luas tempat kerja harus sedemikian rupa sehingga tiap pekerja/buruh dapat tempat
yang cukup untuk bergerak secara bebas yaitu minimal 2 m buat seorang
pekerja/buruh.
Atap tempat kerja harus dibuat sedemikian rupa sehingga dapat memberikan
perlindungan yg baik kepada pekerja/buruh dari panas dan hujan.
Dinding tidak boleh basah atau lembab
Page 36
HSE Plan PT. Ramai Jaya Abadi - EPK1-S15LL0019B-P2D
PT. PERTAMINA EP ASSET 1
PENGGANTIAN TANGKI PRODUKSI
PT PERTAMINA EP ASSET 1 SP V, VI, VII
LIRIK FIELD
Lantai dapur harus dibersihkan pada waktu-waktu tertentu, sehingga selalu dalam
keadaan bersih
Lantai tempat kerja hrs terbuat dari bahan yang keras, tahan air dan bahan kimia
yang merusak, datar & tidak licin
Alat & bahan harus selalu disusun atau disimpan secara rapi dan tertib
Dapur, kamar makan & alat keperluan makan harus selalu bersih & rapi
Dapur & kamar makan serta kakus tidak boleh berhubungan langsung dengan
tempat kerja & letaknya harus dinyatakan jelas
Alat-alat makan atau masak sesudah dipakai harus dibersihkan dengan sabun dan air
panas & dikeringkan. Alat-alat tersebut harus dibuat dari bahan-bahan yg mudah
dibersihkan
Tempat duduk harus disesuaikan dengan postur tubuh pekerja/buruh agar nyaman
pada saat bekerja dan tidak menimbukan sakit pada tulang belakang dan sesuai
standart Ergonomi.
Kakus-kakus harus selalu bersih terutama lantai dan dinding serta dibersihkan oleh
pegawai tertentu
Page 37
HSE Plan PT. Ramai Jaya Abadi - EPK1-S15LL0019B-P2D
PT. PERTAMINA EP ASSET 1
PENGGANTIAN TANGKI PRODUKSI
PT PERTAMINA EP ASSET 1 SP V, VI, VII
LIRIK FIELD
Semua pegawai yang mengerjakan dan melayani makanan atau minuman harus
bebas dari salah satu penyakit menular dan selalu harus menjaga kebersihan
badannya
Tempat masuknya cahaya alami seperti: jendela, kaca dan lobang berkaca harus
dapat memasukan cahaya dan seluruhnya harus 1/6 dari pada luas lantai tempat
kerja dan diatur agar cahaya dapat masuk merata.
Jika tempat kerja yang tidak tercukupi cahaya matahari atau untuk pekerja/buruhan
yang dilakukan pada malam hari maka harus diadakan penerangan buatan yang
aman dan cukup intensitasnya dan harus selalu menyediakan alat-alat penerangan
darurat.
Apabila alat penerangan darurat menyebabkan kenaikan suhu dalam tempat kerja
maka tidak boleh melebihi 320C.
Kadar penerangan diukur dengan alat pengukur cahaya yang baik, setinggi perut ( 1 meter)
Page 38
HSE Plan PT. Ramai Jaya Abadi - EPK1-S15LL0019B-P2D
PT. PERTAMINA EP ASSET 1
PENGGANTIAN TANGKI PRODUKSI
PT PERTAMINA EP ASSET 1 SP V, VI, VII
LIRIK FIELD
Kekuatan
Cahaya
NO Jenis tempat kerja / pekerja/buruhan
Minimum
(lux)
1 Halaman & Jalan Lingkungan 20
Kepmenaker :
No.51/Men/1999 tentang Nilai Ambang Batas Faktor Fisika di Tempat Kerja
Pasal 1
Ayat. 3
Nilai Aambang Batas : Standar faktor tempat kerja yang dapat diterima tenaga kerja tanpa
mengakibatkan penyakit atau gangguan kesehatan, dalam pekerjaan sehari-hari untuk waktu
tidak melebihi 8 jam sehari atau 40 jam seminggu
Ayat.4
Faktor Fisika adalah Iklim kerja, kebisingan, getaran, gelombang mikro dan sinar ultra ungu
Ayat.10
Page 39
HSE Plan PT. Ramai Jaya Abadi - EPK1-S15LL0019B-P2D
PT. PERTAMINA EP ASSET 1
PENGGANTIAN TANGKI PRODUKSI
PT PERTAMINA EP ASSET 1 SP V, VI, VII
LIRIK FIELD
Kebisingan adalah semua suara yang tidak dikehendaki yang bersumber dari alat-alat proses
produksi dan atau alat-alat kerja yang pada tingkat tertentu dapat menimbulkan gangguan
pendengaran
Pasal 3
Ayat 1
Nilai Ambang Batas Kebisingan : 85 dBA utk 8 jam
Pasal 4 :
Ayat.1 NAB getaran alat kerja/tidak langsung : 4 m/det2
Pasal 7 :
Pengukuran dan penilaian faktor fisika di TK dilaksanakan oleh Pusat & atau balai Hiperkes atau
pihak-pihak yang ditunjuk
Pasal 9 :
Peninjauan NAB faktor fisika di TK dilakukan sesuai dengan perkembangan IPTEK
Page 40
HSE Plan PT. Ramai Jaya Abadi - EPK1-S15LL0019B-P2D
PT. PERTAMINA EP ASSET 1
PENGGANTIAN TANGKI PRODUKSI
PT PERTAMINA EP ASSET 1 SP V, VI, VII
LIRIK FIELD
PETUGAS K3 KIMIA
Berkewajiban :
Melakukan Identifikasi Bahaya
Melaksanakan Prosedur Kerja Aman
Melaksanakan Prosedur Penanggulangan Keadaan Darurat
Mengembangkan K3 Bidang Kimia
PETUGAS K3 KIMIA
Persyaratan Penunjukan :
Bekerja pada Perusahaan ybs.
Tidak Dalam Masa Percobaan
Hubungan Kerja Tidak Didasarkan PKWT (Perjanjian Kerja Waktu Tertentu)
Telah Mengikuti Diklat Tehnis K3 Kimia
Pengajuan Permohonan Tertulis dari Pengusaha atau Pengurus kpd Menteri atau
Pejabat yg Ditunjuk
Page 41
HSE Plan PT. Ramai Jaya Abadi - EPK1-S15LL0019B-P2D
PT. PERTAMINA EP ASSET 1
PENGGANTIAN TANGKI PRODUKSI
PT PERTAMINA EP ASSET 1 SP V, VI, VII
LIRIK FIELD
1. Kecelakaan besar yang terjadi karena bencana alam atau ulah manusia :
• Karena kekuatan alam ( gempa bumi, letusan gunung, banjir, taufan,dll).
• Karena ulah manusia ( kecelakaan kapal laut, tabrakan kereta api, jebolnya
bendungan air, jatuhnya pesawat terbang)
2. Kecelakaan besar akibat bahan kimia yang terdiri dari :
• Kebakaran dan peledakan, dan
• Awan beracun
Penanganan bahan kimia berbahaya
Faktor bahaya fisik
SUARA : - tuli
SUHU : – heat stroke, heat cramps, frosbite dsb
RADIASI :
Elektromagnetis : mempengaruhi lensa mata
Radioaktif : susunan darah/syaraf; kematian jarinagn
TEKANAN UDARA :
Caisson’s disease
PENERANGAN : kelainan pada mata dan kelelahan
GETARAN : reynond’s disease (penyempitan pembuluh darah)
KELEMBABAN UDARA (baik 50 –70 %)
VENTILASI : pertukaran udara
Page 42
HSE Plan PT. Ramai Jaya Abadi - EPK1-S15LL0019B-P2D
PT. PERTAMINA EP ASSET 1
PENGGANTIAN TANGKI PRODUKSI
PT PERTAMINA EP ASSET 1 SP V, VI, VII
LIRIK FIELD
1. Oxidazing materials :
Zat dengan zat lain reaksi sangat eksothermis;
Mis. : perokside
2. Explosive materials :
Zat yg apabila terkena panas, gesekan atau bantingan dapat menimbulkan ledakan;
Mis. : TNT, NH4NO3, Glycerine dsb
3. Corrosive materials :
Zat yg dapat merusak kulit
Mis. : asam sulfat, asam chloride dsb.
4. Highly flammable materials :
- Bahan yang Flash Point < 21* C
- Flammable liquid, Flash Point 21 – 55* C
Mis. : Acetone, Ethyl methyl ketone dsb
Page 43
HSE Plan PT. Ramai Jaya Abadi - EPK1-S15LL0019B-P2D
PT. PERTAMINA EP ASSET 1
PENGGANTIAN TANGKI PRODUKSI
PT PERTAMINA EP ASSET 1 SP V, VI, VII
LIRIK FIELD
LINGKUNGAN KERJA
KAPASITAS KERJA : • Fisik
• Keterampilan • Kimia
• Kesegaran Jasmani • Biologi
• Gizi • Fisiologi
• Kelamin • Psikologi
• Usia
• Ukuran Tubuh
• Motivasi
BEBAN KERJA
• Fisik
• Mental
• Sosial
Page 44
HSE Plan PT. Ramai Jaya Abadi - EPK1-S15LL0019B-P2D
PT. PERTAMINA EP ASSET 1
PENGGANTIAN TANGKI PRODUKSI
PT PERTAMINA EP ASSET 1 SP V, VI, VII
LIRIK FIELD
Upaya perlindungan kepada tenaga kerja dan orang lain dari potensi bahaya yang berasal dari :
• Kondisi mesin, pesawat, alat kerja, bahan, energi
• Lingkungan kerja
• Sifat pekerjaan
• Cara kerja
• Proses produksi
UPAYA PENGENDALIAN
PENYAKIT AKIBAT KERJA (PAK)
Page 45
HSE Plan PT. Ramai Jaya Abadi - EPK1-S15LL0019B-P2D
PT. PERTAMINA EP ASSET 1
PENGGANTIAN TANGKI PRODUKSI
PT PERTAMINA EP ASSET 1 SP V, VI, VII
LIRIK FIELD
Page 46
HSE Plan PT. Ramai Jaya Abadi - EPK1-S15LL0019B-P2D
PT. PERTAMINA EP ASSET 1
PENGGANTIAN TANGKI PRODUKSI
PT PERTAMINA EP ASSET 1 SP V, VI, VII
LIRIK FIELD
Dasar Hukum
• Undang- Undang No.1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja
• Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No. PER-02/MEN/1980 tentang
Pemeriksaan Kesehatan Tenaga Kerja dalam Penyelenggaraan Keselamatan Kerja.
• Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No. PER-01/MEN/1981 tentang
Kewajiban Melapor Penyakit Akibat Kerja.
• Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No. 03/MEN/1982 tentang
Pelayanan Kesehatan Tenaga Kerja.
• Keputusan Presiden Republik Indonesia No. 22 Tahun 1993 tentang Penyakit yang
Timbul Karena Hubungan Kerja.
Definisi / Batasan :
• Karyawan adalah setiap tenaga kerja yang bekerja untuk perusahaan
• Pemeriksaan Kesehatan (Medical Check Up) adalah pemeriksaan kesehatan untuk
mengetahui dan menilai tentang tingkat kesehatan tenaga kerja yang dilakukan oleh
dokter yang ditunjuk oleh perusahaan.
• Pemeriksaan Kesehatan sebelum bekerja adalah pemeriksaan yang dilakukan oleh
dokter yang ditunjuk oleh perusahaan dan yang mempunyai wewenang untuk itu,
sebelum seorang tenaga kerja diterima untuk melakukan pekerjaan.
• Pemeriksaan Kesehatan berkala adalah pemeriksaan kesehatan pada waktu- waktu
tertentu terhadap tenaga kerja yang dilakukan oleh dokter yang berwenang.
• Pemeriksaan Kesehatan khusus adalah pemeriksaan kesehatan yang dilakukan oleh
dokter yang berwenang secara khusus terhadap tenaga kerja tertentu.
Pemeriksaan Kesehatan akan selalu dilakukan 1 tahun 1 kali
HSE Officer & Supervisor lapangan bertanggung jawab untuk memberikan saran dan
rekomendasi untuk penyediaan tanda-tanda keselamatan di tempat kerja.
Page 47
HSE Plan PT. Ramai Jaya Abadi - EPK1-S15LL0019B-P2D
PT. PERTAMINA EP ASSET 1
PENGGANTIAN TANGKI PRODUKSI
PT PERTAMINA EP ASSET 1 SP V, VI, VII
LIRIK FIELD
Semua tanda-tanda peringatan harus ditulis dalam bahasa Indonesia dan bahasa Inggris
Daerah dibarikade harus disediakan dengan kaset reflektif selama operasi malam hari.
Standad tanda keselamatan / safety signs standards sebagai :
A. Warna
CONTRASTING SYMBOL
MEANING OR PURPOSE SAFETY COLOR
COLOR (IF REQUIRED)
Segitiga
Tanda-tanda peringatan
Page 48
HSE Plan PT. Ramai Jaya Abadi - EPK1-S15LL0019B-P2D
PT. PERTAMINA EP ASSET 1
PENGGANTIAN TANGKI PRODUKSI
PT PERTAMINA EP ASSET 1 SP V, VI, VII
LIRIK FIELD
Page 49
HSE Plan PT. Ramai Jaya Abadi - EPK1-S15LL0019B-P2D
PT. PERTAMINA EP ASSET 1
PENGGANTIAN TANGKI PRODUKSI
PT PERTAMINA EP ASSET 1 SP V, VI, VII
LIRIK FIELD
Page 50
HSE Plan PT. Ramai Jaya Abadi - EPK1-S15LL0019B-P2D
PT. PERTAMINA EP ASSET 1
PENGGANTIAN TANGKI PRODUKSI
PT PERTAMINA EP ASSET 1 SP V, VI, VII
LIRIK FIELD
Page 51
HSE Plan PT. Ramai Jaya Abadi - EPK1-S15LL0019B-P2D
PT. PERTAMINA EP ASSET 1
PENGGANTIAN TANGKI PRODUKSI
PT PERTAMINA EP ASSET 1 SP V, VI, VII
LIRIK FIELD
7. Halaman
Harus ditata dengan baik, bersih dari barang -barang yang tidak berguna.
Page 52
HSE Plan PT. Ramai Jaya Abadi - EPK1-S15LL0019B-P2D
PT. PERTAMINA EP ASSET 1
PENGGANTIAN TANGKI PRODUKSI
PT PERTAMINA EP ASSET 1 SP V, VI, VII
LIRIK FIELD
Sejak alat pelindung diri merupakan alat pelindung bagi para pekerja dimana ancaman bahaya phisik
maupun gangguan terhadap kesehatan tidak mungkin untuk dihilangkan disuatu tempat kerja, maka
alat pelindung tersebut harus disediakan. Adalah sangat penting bahwa alat pelindung diri yang
diperlukan harus digunakan sebagai suatu kesadaran bahwa alat pelindung diri yang tersedia adalah
untuk tujuan agar pekerja selalu bekerja dengan aman dan oleh karena itu maka bagian HSE akan :
a. Menetapkan standar minimum untuk alat pelindung diri yang dipergunakan oleh seluruh
karyawan yang bekerja dilapangan atau melaksanakan kegiatan perusahaan.
b. Melakukan survey identifikasi bahaya secara menyeluruh untuk seluruh kegiatan guna
menentukan spesifikasi, tambahan persyaratan- persyaratan alat pelindung diri untuk
kegiatan yang berbeda- beda.
c. Memberitahukan petunjuk- petunjuk alat pelindung diri perorangan kepada seluruh
karyawan perusahaan.
Adalah merupakan tanggung jawab bagian pembelian dan bagian HSE perusahaan untuk
menjamin bahwa semua persyaratan- persyaratan alat pelindung diri perorangan sesuai dengan
prosedur yang ditentukan dan diperinci secara jelas dalam setiap pembelian yang dilakukan oleh
perusahaan.
II.2. Penggunaan dan Seleksi Alat Pelindung Diri (PPE Selection and Use).
Seluruh karyawan akan didorong untuk ikut serta dalam menentukan alat pelindung diri
perorangan. Hal ini secara normal dilakukan melalui pertemuan kelompok (group meeting) atau
berdiskusi dengan pengawas kerja dan bagian HSE. Selama dalam penggunaannya seluruh
karyawan secara formal diinstruksikan untuk menjaga dan memelihara seluruh alat pelindung
diri yang telah disediakan untuknya. Untuk mendapatkan penggantian alat pelindung diri yang
baru karena yang lama telah rusak, maka alat pelindung diri yang telah rusak tersebut harus
dikembalikan ke bagian HSE tanpa terkecuali untuk dimusnahkan.
Page 53
HSE Plan PT. Ramai Jaya Abadi - EPK1-S15LL0019B-P2D
PT. PERTAMINA EP ASSET 1
PENGGANTIAN TANGKI PRODUKSI
PT PERTAMINA EP ASSET 1 SP V, VI, VII
LIRIK FIELD
II.3. Catatan Penyimpanan dan Pengeluaran Alat Pelindung Diri (PPE Issue and Record
Keeping).
Semua alat pelindung diri yang dikeluarkan untuk para karyawan akan dicatat. Sebagai
tambahan, catatan pengeluaran tersebut juga akan digunakan sebagai bahan kontrol tentang
penggunaan, seleksi dan untuk stock alat pelindung diri .
Persyaratan untuk menggunakan alat pelindung diri perorangan dalam suatu area yang
ditentukan adalah merupakan suatu keharusan. Adalah menjadi tanggung jawab baik setiap
karyawan maupun pengawas yang bersangkutan untuk menjamin bahwa ketentuan yang
dikeluarkan telah sesuai dengan persyaratan yang diinginkan.
Apabila ada karyawan yang dengan sengaja dan mengetahui tidak mengindahkan ketentuan
ini akan dikenakan sanksi serta dikenakan tindakan tidak disiplin yang pada akhirnya
karyawan tersebut dapat dikeluarkan dari perusahaan.
Apabila tepat, lini manajemen harus meluangkan waktunya untuk memberi penghargaan kepada
karyawan untuk kebenarannya dalam menggunakan alat pelindung diri secara teratur dan benar.
Dalam hal dimana seorang karyawan telah terlibat dalam suatu kecelakaan dimana ia karena
menggunakan alat pelindung diri mengakibatkan tingkat keparahan akibat cidera menjadi kecil (atau
telah mencegah bagi yang lain), dalam peristiwa ini lini manajemen harus mempertimbangkan untuk
memberi pengakuan dan penghargaan secara tertulis kepada karyawan tersebut.
Bagian HSE, bekerja sama dengan manajemen lapangan akan melakukan evaluasi tahunan secara
menyeluruh tentang kecukupan dan keefektifan prosedur- prosedur serta kebijakan tentang alat
pelindung diri. Bilamana disadari ada perbedaan, langkah perbaikan sepatutnya akan
disampaikan kepada manajemen.
Alat pelindung diri merupakan suatu alat untuk mengurangi tingkat keparahan apabila terjadi
kecelakaan. Banyak kecelakaan terjadi yang antara lain disebabkan oleh kesalahan pekerja dalam
menggunakan alat pelindung diri dengan tidak benar.
Page 54
HSE Plan PT. Ramai Jaya Abadi - EPK1-S15LL0019B-P2D
PT. PERTAMINA EP ASSET 1
PENGGANTIAN TANGKI PRODUKSI
PT PERTAMINA EP ASSET 1 SP V, VI, VII
LIRIK FIELD
Hal tersebut diatas dapat terjadi antara lain karena pekerja itu sendiri yang kurang / atau tidak
mengetahui fungsi dari alat pelindung diri yang sebenarnya dan dilain pihak karena masih ada
perusahaan yang belum mempunyai analisa kebutuhan alat pelindung diri, sehingga dengan
demikian secara tidak langsung sering terjadi anggaran yang tidak berkecukupan khusus untuk
alat pelindung diri.
Analisa kebutuhan alat pelindung diri diadakan adalah untuk membantu perusahaan dalam
rangka menentukan kebutuhan alat pelindung diri yang sesuai dengan jenis pekerjaan yang
dilakukan sehingga dengan demikian keperluan alat pelindung diri pada suatu tempat kerja telah
sesuai dengan persyaratan- persyaratan yang diharuskan untuk bekerja pada tempat kerja dimana
tempat kerja tersebut ada keharusan menggunakan alat pelindung diri yang telah ditentukan.
Berikut adalah analisa alat pelindung diri berdasarkan jenis alat pelindung diri yang diperlukan
dan area pekerjaan :
Page 55
HSE Plan PT. Ramai Jaya Abadi - EPK1-S15LL0019B-P2D
PT. PERTAMINA EP ASSET 1
PENGGANTIAN TANGKI PRODUKSI
PT PERTAMINA EP ASSET 1 SP V, VI, VII
LIRIK FIELD
ANSI/ISEA Z89.1-2009
American National Standard
for Industrial Head
Protection,
CA/ CSA Z94.1-2005
Head Protection
Pelampung Melakukan perjalanan diatas air Semua life jacket yang telah
(Life Jacket) dengan menggunakan alat diakui dan disahkan sesuai
transport untuk seluruh daerah standar
kerja perusahaan USCG Regulation Title 33 Chap
1.175.B
Personal Flotation Device
(PFD) type III: Flotation Aid.
Pelindung Tangan Seluruh daerah kerja per- Sarung tangan Katun
(Hand Protection) usahaan yang melakukan (Cotton gloves)
pekerjaan berikut ini : Sarung tangan Kulit
- Penanganan Material (Leather gloves)
- Menggunakan bahan- Sarung tangan Karet
bahan berbahaya (Rubber gloves)
- Menggunakan alat- alat
Sarung tangan untuk penahan
dan perlengkapan
panas (Heat resistant gloves)
Semua peralatan tersebut harus
diakui dan disahkan sesuai
standar
EN 388 -2003 Protective
gloves against mechanical
risks, EN 374-1:2003
Protective gloves against
chemicals and micro-
rganisms,
EN 659:2003
Protective gloves for
firefighters,
EN 12477-2001 Protective
gloves for welders
Pelindung Pernafasan Peralatan ini digunakan pada Semua pelindung pernafasan
(respiratory protection) tempat atau daerah kerja seperti yang telah diakui dan disahkan
: sesuai standar
-Pada tempat yang berdebu ANSI/ AIHA Z88.6: 2006
Page 56
HSE Plan PT. Ramai Jaya Abadi - EPK1-S15LL0019B-P2D
PT. PERTAMINA EP ASSET 1
PENGGANTIAN TANGKI PRODUKSI
PT PERTAMINA EP ASSET 1 SP V, VI, VII
LIRIK FIELD
Page 57
HSE Plan PT. Ramai Jaya Abadi - EPK1-S15LL0019B-P2D
PT. PERTAMINA EP ASSET 1
PENGGANTIAN TANGKI PRODUKSI
PT PERTAMINA EP ASSET 1 SP V, VI, VII
LIRIK FIELD
PT. PT. RAMAI JAYA ABADI, mewajibkan agar semua pekerja / karyawan selalu
membuat Route Assessment jika akan melakukan perjalanan darat / mobilisasi dari
lokasi awal ke lokasi tujuan.
Untuk perjalanan udara menggunakan pesawat PT. PT. RAMAI JAYA ABADI mengikuti
Sistem Manajemen Keselamatan yang berlaku di tiap maskapai penerbangan di
Indonesia sesuai dengan ketentuan ICAO yang diatur dalam Annex 17 dan Annex 18.
Supervisor akan melakukan pemeriksaan terhadap driver yang akan melakukan
perjalanan / yang akan digunakan / dipakai dari segi kesiapan mental, fisik dan juga
kesehatan dari driver tersebut.
Terlampir Land Transportation Safety
7.1 ROUTE ASSESSMENT
7.2 JENIS ALAT TRANSPORTASI
7.3 Kompetensi Pengendara
7.4 Inspeksi Alat Transportasi
7.5 Pemeriksaan Kesehatan Pengendara ( Medical Check UP 1 Tahun 1 Kali )
I. UMUM
Salah satu yang terpenting dalam kegiatan operasi perusahaan adalah masalah Transportasi yang
dipergunakan sebagai sarana untuk mengangkut karyawan, peralatan, serta produk lainnya. Dalam
pelaksanaan operasi transport tersebut sangat berkaitan dengan masalah keselamatan, kesehatan
dan kesejahteraan para karyawan.
Dalam bab ini dijelaskan masalah keselamatan dan keamanan serta persyaratan yang diperlukan
sehubungan dengan transportasi darat dengan tujuan untuk menjamin agar kegiatan yang
berhubungan dengan masalah transportasi darat dapat direncanakan sesuai dengan yang
direncanakan, terorganisir, terarah dan terkontrol sehingga dapat mengurangi resiko dan
dilaksanakan sesuai dengan peraturan dan perundang- undangan yang berlaku.
Page 58
HSE Plan PT. Ramai Jaya Abadi - EPK1-S15LL0019B-P2D
PT. PERTAMINA EP ASSET 1
PENGGANTIAN TANGKI PRODUKSI
PT PERTAMINA EP ASSET 1 SP V, VI, VII
LIRIK FIELD
Mengemudi merupakan resiko terbesar yang dihadapi oleh para karyawan. Guna memperkecil
resiko ini dan memastikan bahwa standar di seluruh daerah kerja untuk kualifikasi dan praktek
mengemudi diikuti, Kebijakan mengemudi Perusahaan ini ditetapkan dan berlaku terhadap seluruh
organisasi karyawan perusahaan.
Kualifikasi Pengemudi
Hanya karyawan yang telah disetujui saja yang diperbolehkan untuk mengemudikan kendaraan atas
nama perusahaan, termasuk kendaraan yang dimiliki maupun yang disewa oleh perusahaan.
Persetujuan hanya diberikan kepada para pengemudi yang telah mengikuti penilaian mengemudi
oleh perusahaan.
Semua lokasi kerja harus telah menyiapkan program Manajemen Perjalanan yang sesuai. Setiap
program Manajemen Perjalanan masing-masing lokasi harus mencakup seluruh kondisi mengemudi
setempat dan resiko yang telah diidentifikasi.
Keselamatan Mengemudi
Page 59
HSE Plan PT. Ramai Jaya Abadi - EPK1-S15LL0019B-P2D
PT. PERTAMINA EP ASSET 1
PENGGANTIAN TANGKI PRODUKSI
PT PERTAMINA EP ASSET 1 SP V, VI, VII
LIRIK FIELD
Tujuan utama perjalanan dengan menggunakan kendaraan adalah untuk keselamatan setiap
orang, baik sebagai pengemudi maupun sebagai penumpang pada kendaraan yang diikuti.
Selamat ketempat tujuan dan selamat pula kembalinya adalah keinginan bagi setiap pengguna
kendaraan.
Usahakan agar setiap penumpang dalam perjalanan merasa aman dan sampaikan kepada para
penumpang bahwa peraturan mengharuskan setiap penumpang untuk selalu memakai seat belt
saat dalam perjalanan dengan kendaraan
Cari tempat yang aman apabila anda ingin memarkir kendaraan.
Keberhasilan program keselamatan kerja adalah merupakan tanggung jawab tiap- tiap karyawan
untuk menerima dan membuat agar pekerjaan yang dilakukannya bebas dari kecelakaan apakah
untuk mereka sendiri maupun karyawan lainnya.
Oktavia Cokrodihardjo
Direktur
III.1. Manajemen
Kebijakan perusahaan adalah untuk melaksanakan semua kegiatan dalam hal bagaimana
melindungi keselamatan dan kesehatan para karyawan serta anggota masyarakat. Manajemen
bertanggung jawab untuk melaksanakan tindakan- tindakan praktis dalam hal :
Page 60
HSE Plan PT. Ramai Jaya Abadi - EPK1-S15LL0019B-P2D
PT. PERTAMINA EP ASSET 1
PENGGANTIAN TANGKI PRODUKSI
PT PERTAMINA EP ASSET 1 SP V, VI, VII
LIRIK FIELD
Memastikan semua kendaraan dan peralatan dirawat sesuai dengan standar keselamatan
yang disyaratkan oleh perusahaan.
Memastikan bahwa transportasi dilaksanakan sesuai dengan ketentuan yang berhubungan
dengan tanggung jawab terhadap lingkungan.
III.2. Supervisor
Pengawas merupakan kunci keselamatan transportasi darat. Pengawas harus melaksanakan
tanggung sebagai berikut :
Harus familiar dengan Sistim Manajemen Keselamatan Transportasi Darat yang diterapkan
oleh perusahaan.
Mengembangkan peraturan dan prosedur pelaksanaan Keselamatan Transportasi Darat.
Menginformasikan peraturan- peraturan Keselamatan Transportasi Darat kepada seluruh
karyawan.
Mengembangkan prosedur- prosedur untuk memonitor dan meninjau catatan tentang
pengemudi untuk memastikan bahwa pengemudi tetap melakukan tugasnya sesuai dengan
standar yang berlaku dan mengidentifikasi kemungkinan masalah yang timbul dilapangan.
Mengembangkan dan melaksanakan prosedur untuk memonitor, mengawasi dan meninjau
pelanggaran lalu lintas yang dilakukan pengemudi transportasi darat.
Prosedur- prosedur ini minimum harus termasuk :Meminta para pengemudi untuk
melaporkan semua kejadian pelanggaran lalu lintas.
Membuat dan menerapkan prosedur untuk memastikan jam kerja pengemudi transportasi
darat sesuai dengan Undang- Undang dan peraturan yang berlaku.
Menyususn pelatihan yang sesuai bagi pengemudi.
Menegaskan dalam pelaksanaan kebijakan, prosedur- prosedur dalam pelaksanaan
transportasi darat, termasuk undang- undang dan peraturan- peraturan yang berlaku.
Membuat semua laporan tentang kejadian kecelakaan transportasi darat.
Bersama- sama dengan “ Team yang dibentuk oleh Manajemen “, menyelidiki semua
kejadian- kejadian dan kecelakaan yang terjadi untuk menentukan akar masalah secara
terperinci, menganalisa dan menindak lanjuti langkah- langkah perbaikan yang disarankan
Page 61
HSE Plan PT. Ramai Jaya Abadi - EPK1-S15LL0019B-P2D
PT. PERTAMINA EP ASSET 1
PENGGANTIAN TANGKI PRODUKSI
PT PERTAMINA EP ASSET 1 SP V, VI, VII
LIRIK FIELD
Harus terbiasa dengan porsi kerja sesuai dengan kebijaksanaan- kebijaksanaan , peraturan
dan prosedur-prosedeur yang ditarapkan.
Konsultasi dengan supervisor untuk mendapatkan penjelasan tentang isi Kebijaksanaan
(policy) , peraturan-peraturan atau prosedur-prosedur yang berlaku.
Dilarang keras mengoperasikan kendaraan dalam keadaan mabuk karena alkohol , obat-obat
terlarang atau pengobatan yang dapat mempengaruhi keselamatan dalam pengoperasian
kendaraan bermotor.
Beritahukan supervisor apabila sedang mengkonsumsi obat yang beresep atau tidak beresep.
Melakukan inpeksi keselamatan sebelum menjalankan kendaraan.
Jangan operasikan kendaraan apabila didapati kondisi kendaraan yang tidak sesuai dengan
standar keselamatan.
Laporkan segera kepada supervisor apabila ada aktivitas dan operasi kendaraan yang tidak
aman dan ambil tindakan yang tepat bila perlu.
Berikan bantuan instruksi kepada karyawan baru.
Segera laporkan setiap kecelakaan dan kejadian-kejadian kepada supervisor untuk ditindak
lanjuti sesuai dengan prosedur-prosedur yang diterapkan oleh perusahaan.
Segera laporkan apabila ada pelanggaran terhadap kebijaksanaan-kebijaksanaan, peraturan-
peraturan atau prosedur-prosedur yang berlaku, juga berlaku terhadap undang-undang dan
prosedur-prosedur pemerintah.
Setiap pengemudi harus memeriksa kendaraannya sebelum dihidupkan dan pastikan bahwa
kendaraan tersebut dalam keadaan baik dan aman.
Usahakan mengetahui batasan dan spesifikasi peralatan yang dipakai. Peralatan pada
semua kendaraan bermotor harus memenuhi persyaratan yang ditentukan.
Semua pengemudi kendaraan harus dilengkapi dengan Surat Ijin Mengemudi kendaraan
bermotor dari Kepolisian Republik Indonesia yang masih berlaku (SIM A, BI, BII).
Rem parkir harus dipasang bila kendaraan sedang diparkir.
Sabuk pengaman harus dipakai.
Para pengemudi dilarang menjalankan kendaraannya sebelum penumpang -
penumpangnya memenuhi persyaratan keselamatan.
Jangan sekali - kali memundurkan kendaraan apabila pandangan kebelakang terhalang,
kecuali apabila :
Kendaraan dilengkapi dengan alarm untuk berjalan mundur yang dapat digunakan, serta
dapat terdengar sejauh 200 feet diatas suara - suara disekelilingnya.
Atau bila ada orang yang memberi isyarat bahwa aman untuk mundur.
Pada saat mengisi bahan bakar, mesin kendaraan harus dimatikan dan penumpang tidak
dibolehkan merokok.
Page 62
HSE Plan PT. Ramai Jaya Abadi - EPK1-S15LL0019B-P2D
PT. PERTAMINA EP ASSET 1
PENGGANTIAN TANGKI PRODUKSI
PT PERTAMINA EP ASSET 1 SP V, VI, VII
LIRIK FIELD
Pada saat mengemudi di jalan umum, peraturan lalu lintas jalan harus dipatuhi.
Jangan memuat bahan yang mudah terbakar dibagasi kendaraan.
Setiap pengemudi sama sekali tidak dijinkan untuk mengambil penumpang atau pejalan
kaki yang bukan karyawan. Hal ini untuk mencegah beban biaya dan tanggung jawab
perusahaan apabila terjadi kecelakaan.
Apabila pengemudi bertingkah laku yang tidak sopan dalam mengemudikan kendaraannya,
seperti mengganggu pejalan kaki, memonopoli jalan, melanggar peraturan lalu lintas dan
bersikap ceroboh, maka perbuatan tersebut dikategorikan sebagai pelanggaran.
Setiap kecelakaan yang menyangkut kendaraan perusahaan, baik kecelakaan berat maupun
ringan, harus dilaporkan secepat mungkin kepada supervisor, dan formulir kecelakaan
harus diisi.
Dilarang masuk atau keluar dari kendaraan yang sedang berjalan, demikian juga naik
kendaraan yang tidak dirancang untuk kendaraan penumpang . Jangan meninggalkan
kendaraan dengan mesin masih berjalan, atau mengemudi dengan pintu terbuka.
Tidak boleh mengendarai kendaraan bermotor atau menjalankan kendaraan didaerah yang
udaranya mengandung gas atau didaerah yang mungkin terdapat akumulasi gas.
Pada waktu hujan kadang-kadang pekerja berlindung didalam kendaraan bermotor yang
sedang diparkir, yang mesinnya masih hidup. Untuk menghindari keracunan karbon
monoksida, ventilasi atau jendela kendaraan harus dibuka lebar untuk menjamin
tersedianya udara segar cukup banyak.
Defensive Driver adalah pengemudi yang dapat menghindari kecelakaan meskipun orang lain yang
bersalah dan pengemudi yang rela menggugurkan haknya demi untuk menghindari kecelakaan untuk
keselamatan.
Semua pengemudi kendaraan bermotor harus mempraktekkan tehnik mengemudi kendaraan secara
defensif dan ketika sedang bertugas memperhatikan hal- hal berikut ini :
1. Semua pengemudi kendaraan harus hafal dan patuh kepada peraturan-peraturan lalu lintas
baik umum maupun setempat
2. Pada semua kendaraan perusahaan harus dipasang sabuk pengaman. Semua penumpang
mobil perusahaan dan mobil pribadi yang digunakan untuk urusan kerja harus mengenakan
sabuk pengaman didalam kabin dan tidak diijinkan naik bak pick-up atau truk dijalan umum.
3. Pengendara harus membiasakan diri untuk melihat sekeliling guna melihat adanya
kemungkinan bahaya sebelum masuk kendaraan dan menjalankannya.
4. Jika terpaksa melakukan manuver kendaraan ditempat yang sempit, yakinkan bahwa jalan
telah kosong dan pengemudi dapat melihat ke seluruh daerah tersebut. Jika pandangan
pengemudi terhalang harus dibantu oleh orang lain yang pandangannya tidak terhalang.
Page 63
HSE Plan PT. Ramai Jaya Abadi - EPK1-S15LL0019B-P2D
PT. PERTAMINA EP ASSET 1
PENGGANTIAN TANGKI PRODUKSI
PT PERTAMINA EP ASSET 1 SP V, VI, VII
LIRIK FIELD
5. Jika pekerja yang mengemudikan kendaraan perusahaan mengantuk , harus digantikan oleh
pekerja yang bisa mengemudi. Jika tidak ada orang lain yang dapat mengemudi, pekerja
tersebut tidak boleh melanjutkan perjalanan sebelum dapat lagi mengemudi dengan aman.
6. Sebelum menghidupkan kendaraan di pagi hari , bersihkan dulu semua jendela . Jika hanya
membersihkan sebagian kaca depan dan sebagian kaca belakang saja tidak akan memberikan
pandangan yang luas.
7. Mengemudi adalah tugas utama. Pengemudi tidak boleh mengemudikan kendaraan sambil
melakukan kegiatan lain. Sebagai contoh : kendaraan harus dipinggirkan dan dihentikan pada
waktu menggunakan telpon mobil, atau membuat catatan.
8. Dilarang mengemudikan kendaraan secara tidak aman dan tidak sopan, misalnya mengemudi
secara ugal- ugalan, tidak menghormati hak pejalan kaki, melanggar peraturan lalu lintas dan
segala macam bentuk kecerobohan lainnya yang disengaja.
9. Pengendara peralatan otomotif yang bekerja didaerah operasi perusahaan harus mematuhi
peraturan lalu lintas yang berlaku.
10. Mengemudi pada batas kecepatan maksimum pada keadaan tertentu dapat membahayakan
keselamatan. Pengemudi kendaraan perusahaan harus mempertimbangkan baik- baik dan
mengatur kecepatan sesuai dengan kondisi kendaraan, lalu lintas jalan dan cuaca.
1. Pengemudi yang mau dengan sengaja menggugurkan haknya untuk menghindari kecelakaan
2. Pengemudi yang selalu mengimbangi kekurang trampilan pengetahuan pengemudi lain
(lawan)
3. Pengemudi yang menyadari bahwa dia tidak mempunyai kemampuan untuk mengontrol
kelakuan yang tidak terduga dari pengemudi lain/ pengguna jalan ataupun kondisi jalan dan
cuaca.
4. Pengemudi yang mampu menghindari kesalahan- kesalahan dan jebakan- jebakan sewaktu
mengemudi
5. Pengemudi yang dapat menyesuaikan dirinya dengan kendaraan, jalan, keadaan dan cuaca.
Page 64
HSE Plan PT. Ramai Jaya Abadi - EPK1-S15LL0019B-P2D
PT. PERTAMINA EP ASSET 1
PENGGANTIAN TANGKI PRODUKSI
PT PERTAMINA EP ASSET 1 SP V, VI, VII
LIRIK FIELD
1. Pandangan jauh kedepan. Lihat sejauh mata memandang 30-120 detik kedepan.
Memposisikan mobil di tengah di jalur lalu-lintas, menempatkan pada posisi yang aman sejak
dini
Pandanglah sejauh mata anda memandang, Zona penglihatan di dalam kendaraan terbagi
menjadi 3 Zona / Daerah Penglihatan:
ZONA PERENCANAAN : (MENGETAHUI ANCAMAN), daerah penglihatan yang akan anda
lintasi dalam 30 - 120 detik didepan
ZONA PENELITIAN : (MEMPELAJARI ANCAMAN & SIAP MENGAMBIL KEPUTUSAN),
dimana ancaman terlihat jelas mulai jarak 12 - 15 detik di depan
ZONA BERTINDAK : (MENGHINDARI ANCAMAN), dimana anda bertindak diketahui
dalam 4 - 6 detik di depan
2. Kuasai seluruh bidang pandang dengan cara melakukan pemeriksaan secara kontinu
terhadap kondisi sekeliling. Bergerak secara halus pada saat berhenti maupun saat menikung
tidak tersentak- sentak. Dengan cara ini anda akan mempunyai waktu yang cukup untuk
bereaksi. “ Jaga Jarak dan kuasai seluruh bidang ”
3. Gerakan mata anda kedepan - 2 detik. Periksa kaca spion belakang setiap 5 - 8 detik. Hal
ini membuat anda terus WASPADA, menghindari tabrakan di persimpangan dan tabrakan
dari belakang.
4. Ruang untuk menghindar. Selalu menyediakan ruang untuk menghindar, jarak antar
kendaraan atau berada pada jalur yang benar bahkan keluar dari bahu kiri jalan.
Mempunyai ruang alternative pada keempat sisi, ingat selalu ke depan. Bersiaplah, antisipasi
apa yang tidak diperkirakan”.
5. Pastikan mereka melihat Anda. Berkomunikasilah dalam bahasa lalu-lintas: klakson, lampu,
isyarat. Manfaatnya adalah menjalin kontak mata langsung, menghindari pejalan kaki dan
tabrakan di pesimpangan.
Tujuan dari prosedur manajemen perjalanan adalah untuk menjamin keselamatan bagi para
pengemudi, penumpang dan barang. Prosedur manajemen perjalanan meliputi antara lain :
a. Mengurangi kebutuhan terhadap transportasi darat yang kurang penting
b. Mengurangi lamanya perjalanan dan meningkatkan efisiensi
c. Memonitor kinerja
d. Menjamin pengemudi kendaraan menyadari setiap perencanaan perjalanan dan resiko
e. Mengurangi resiko operasi transportasi darat
Page 65
HSE Plan PT. Ramai Jaya Abadi - EPK1-S15LL0019B-P2D
PT. PERTAMINA EP ASSET 1
PENGGANTIAN TANGKI PRODUKSI
PT PERTAMINA EP ASSET 1 SP V, VI, VII
LIRIK FIELD
Pengurangan Perjalanan
Elemen penting dalam perencanaan manajemen perjalanan adalah penilaian (assessment) terhadap
kebutuhan perjalanan transportasi darat. Mengurangi kebutuhan dengan transportasi dapat
mengurangi resiko transportasi bagi pengemudi, penumpang dan barang.
Setiap perjalanan transportasi darat harus dianalisa berdasarkan kebutuhan perjalanan business,
resiko pengemudi, penumpang dan barang serta alternatif praktis yang tersedia.
Page 66
HSE Plan PT. Ramai Jaya Abadi - EPK1-S15LL0019B-P2D
PT. PERTAMINA EP ASSET 1
PENGGANTIAN TANGKI PRODUKSI
PT PERTAMINA EP ASSET 1 SP V, VI, VII
LIRIK FIELD
Kotak P3K
Kunci, dan lain-lain.
Singkirkan semua benda lepas seperti botol minuman atau bahan berbahaya dari tempat
pengemudi.
Pastikan kaca depan dan jendela sisi bersih dan bahwa kaca spion belakang bersih dan telah
distel untuk pandangan yang benar.
Hidupkan mesin dan amati seluruh instrumen, meter pengukur dan lampu indicator guna
memastikan pengoperasian yang benar.
Pastikan bahwa system rem bekerja dengan baik
Periksa penyapu kaca depan dan klason.
Pastikan bahwa seluruh dokumentasi yang disyaratkan ada, termasuk namun tidak terbatas
pada : Surat Ijin Mengemudi, STNK, lain-lain.
Kencangkan sabuk pengaman.
Mengemudi sambil berkomentar (commentary drive) adalah suatu tes kelayakan mengemudi
berdasarkan cara mengemudi yang defensif (benar & aman) dengan menggunakan teknik 5 SIKAP
PENGAMATAN yang gunanya meninjau keterampilan dan kebiasaan mengemudi.
Sedangkan tujuan mengemudi sambil berkomentar adalah untuk :
Meningkatkan perhatian & konsentrasi pada saat mengemudi
Mengetahui kekurangan-kekurangan diri sendiri
Selalu memprioritaskan ancaman-ancaman bahaya
Meningkatkan dasar-dasar 5 SIKAP PENGAMATAN
Meningkatkan kebiasaan kontak mata
Menggunakan prinsip ruang dan bidang pandang
Page 67
HSE Plan PT. Ramai Jaya Abadi - EPK1-S15LL0019B-P2D
PT. PERTAMINA EP ASSET 1
PENGGANTIAN TANGKI PRODUKSI
PT PERTAMINA EP ASSET 1 SP V, VI, VII
LIRIK FIELD
Dalam mengemudi sambil berkomentar, maka hal-hal yang harus dilaksanakan dalam prakteknya
adalah :
Perawatan kendaraan merupakan bagian yang penting dalam menunjang masalah keselamatan
transportasi darat. Perawatan yang benar terhadap kendaraan transportasi darat akan mengurangi
kecelakaan, kejadian- kejadian dan kerusakan yang fatal.
Semua kendaraan harus dirawat sesuai dengan prosedur yang benar. Perawatan rutin yang
dimonitor dan dilakukan pada basis “ per-kilometer per-hari “ atau konsumsi bahan bakar sesuai
kendaraan yang beroprasi. Perawatan yang rutin harus dijadwalkan untuk memaksimalkan
keselamatan dan kegunaan. Bagian Pemeliharaan (Maintenance) mempunyai tanggung jawab utama
terhadap perawatan kendaraan transportasi darat. Team pemakai dan operator mempunyai
tanggung jawab untuk mengidentifikasi perawatan dan persyaratan keselamatan. Untuk setiap
kendaraan bus dan kendaraan cadangan penumpang, pre-trip inspection harus dilakukan dan
didokumentasikan oleh operator setiap sebelum melakukan perjalanan.
Kendaraan transportasi darat harus sesuai dengan standar lingkungan minimal, undang- undang dan
peraturan yang berlaku. Kendaraan yang dioperasikan harus tetap memperhatikan standar
keselamatan, kesehatan dan lingkungan kendaraan, misalnya tingkat emisi udara.
Page 68
HSE Plan PT. Ramai Jaya Abadi - EPK1-S15LL0019B-P2D
PT. PERTAMINA EP ASSET 1
PENGGANTIAN TANGKI PRODUKSI
PT PERTAMINA EP ASSET 1 SP V, VI, VII
LIRIK FIELD
Laporan dan prosedur- prosedur perbaikan sangat penting untuk laporan penanganan serta
penyelidikan kecelakaan/ insiden.
X.1. Laporan
Suatu Laporan awal tentang kecelakaan sangat diperlukan untuk mengetahui apa yang
sebenarnya terjadi tentang kecelakaan tersebut. Laporan yang cepat yang dilakukan pengemudi
terhadap pihak yang bertanggung jawab setelah kecelakaan dapat dilakukan melalui telepon,
radio atau peralatan komunikasi lainnya.
Adapun bahan yang dilaporkan adalah sebagai berikut :
Identitas pengemudi dan kendaraan yang terlibat dalam kecelakaan.
Waktu dan lokasi kecelakaan.
Tingkat kerusakan atau cidera
Jenis dan keadaan barang atau penumpang
Keadaan cuaca
Petugas kepolisian atau aparat keamanan yang terkait
Kondisi kendaraan
Keterangan singkat tentang peristiwa yang menyebabkan kecelakaan
Pendukung tambahan yang diperlukan ditempat kejadian
Laporan tertulis dan pernyataan pengemudi serta saksi.
Masalah berikut ini sebaiknya dimasukkan kedalam prosedur penanganan kejadian serta dalam
suatu perencanaan :
Semua kecelakaan transportasi darat yang terjadi harus diselidiki sesuai dengan prosedur standar
yang telah ditetapkan oleh perusahaan dan pelaksanaan penyelidikan dilakukan oleh pimpinan
terkait dan HSE Departemen.
Page 69
HSE Plan PT. Ramai Jaya Abadi - EPK1-S15LL0019B-P2D
PT. PERTAMINA EP ASSET 1
PENGGANTIAN TANGKI PRODUKSI
PT PERTAMINA EP ASSET 1 SP V, VI, VII
LIRIK FIELD
Sebagai tambahan terhadap hal- hal standar yang diperlukan dalam penyelidikan kecelakaan, hal
khusus berikut yang berkenaan dengan kecelakaan harus pula diselidiki, yaitu :
Page 70
HSE Plan PT. Ramai Jaya Abadi - EPK1-S15LL0019B-P2D
PT. PERTAMINA EP ASSET 1
PENGGANTIAN TANGKI PRODUKSI
PT PERTAMINA EP ASSET 1 SP V, VI, VII
LIRIK FIELD
Untuk memudahkan penanggulangan kebakaran dan evakuasi dalam keadaan darurat di tempat
kerja maka semua pekerja diharapkan dapat selalu memperhatikan hal-hal di bawah ini :
• Alat Pemadam Api Ringan harus dilaksanakan pemeriksaan secara berkala.
• Alat pemadam api ringan dalam kondisi yang siap untuk dioperasikan harus dipasang pada
tempat yang telah ditentukan setiap saat.
• Jauhkan/usahakan daerah lokasi kerja bebas dari puing-puing yang berserakan.
Page 71
HSE Plan PT. Ramai Jaya Abadi - EPK1-S15LL0019B-P2D
PT. PERTAMINA EP ASSET 1
PENGGANTIAN TANGKI PRODUKSI
PT PERTAMINA EP ASSET 1 SP V, VI, VII
LIRIK FIELD
• Pelihara koridor-koridor yang menuju sarana jalan keluar/darurat selalu tetap bebas hambatan.
• Pastikan tidak ada barang-barang di depan Hidran Box atau APAR yang dapat menghalangi
dalam mencapainya.
• Pelajari lokasi alat pemadam api dan bagaimana memakainya.
• Pelajari jalan keluar.
• Lakukan Pelatihan Evakuasi secara berkala.
5. Penanggulangan Pencemaran
Melakukan pengumpulan data dan laporan lengkap, pengawas wilayah setempat segera
melaksanakan tindakan sebagai berikut :
Mengamankan daerah sekitar pencemaran terhadap sumber api dan meminta bantuan Keamanan
(Security) untuk menutup daerah tersebut dari lalu lintas umum dan dari orang - orang yang tidak
bertanggung jawab,
Page 72
HSE Plan PT. Ramai Jaya Abadi - EPK1-S15LL0019B-P2D
PT. PERTAMINA EP ASSET 1
PENGGANTIAN TANGKI PRODUKSI
PT PERTAMINA EP ASSET 1 SP V, VI, VII
LIRIK FIELD
( Format Terlampir )
( Format Terlampir )
7.4 MOU dengan Rumah Sakit ( Lakukan kerjasama dengan RS terdekat dari lokasi Project )
OFFICE : 0296-422255
021-83783323
REGU LUAR (EXTERNAL TEAM)
PMK (Fire Brigade) :
LOGISTIC DEPT.
0296-422255
PEMILIK / OWNER :
Page 73
HSE Plan PT. Ramai Jaya Abadi - EPK1-S15LL0019B-P2D
PT. PERTAMINA EP ASSET 1
PENGGANTIAN TANGKI PRODUKSI
PT PERTAMINA EP ASSET 1 SP V, VI, VII
LIRIK FIELD
Jadwal pelaksanaan pelatihan dilakukan 1 kali sebelum kegiatan proyek dimulai, dengan
terlebih dahulu mensosialisasikan ke seluruh pekerja yang terlibat di proyek tersebut.
Page 74
HSE Plan PT. Ramai Jaya Abadi - EPK1-S15LL0019B-P2D
PT. PERTAMINA EP ASSET 1
PENGGANTIAN TANGKI PRODUKSI
PT PERTAMINA EP ASSET 1 SP V, VI, VII
LIRIK FIELD
NAMA
No TYPE KAPASITAS KEGUNAAN PENEMPATAN
PERALATAN
Penanggulangan
2 Tempat Sampah - 20 Liter Lokasi Proyek
Pencemaran
Page 75
HSE Plan PT. Ramai Jaya Abadi - EPK1-S15LL0019B-P2D
PT. PERTAMINA EP ASSET 1
PENGGANTIAN TANGKI PRODUKSI
PT PERTAMINA EP ASSET 1 SP V, VI, VII
LIRIK FIELD
8. INVESTIGASI INSIDEN
8.1 ANOMALY ANG ACCIDENT REPORT AND INVESTIGATION PROCEDURE
Prosedur ini dimaksudkan untuk memastikan bahwa semua karyawan perusahaan memahami
perlunya suatu penanganan kecelakaan, insiden/near miss/ hampir celaka, anomaly/ penyimpangan
dan bahwa setiap kecelakaan, insiden dan penyimpangan/ anomaly yang mungkin terjadi ditempat
kerja ditangani dengan sebaik - baiknya.
Sebagai suatu acuan standar, prosedur ini dapat membantu kita melaksanakan pelaporan dan
penyelidikan untuk suatu kecelakaan, insiden/ near miss dan anomaly sesuai dengan ketentuan
Perusahaan.
Dengan pemahaman yang mendalam atas prosedur pelaporan dan penyelidikan ini, kita menuju ke
suatu sasaran Perusahaan dalam masalah keselamatan kerja, meminimalkan kecelakaan, korban luka-
luka dan kerugian Perusahaan yang mungkin dapat terjadi.
Kecelakaan (Accident ): adalah suatu kejadian yang tidak terencana dan tidak diinginkan yang
berakibat luka - luka, cidera, cacat ataupun kematian pada manusia, kerugian proses, kerusakan pada
peralatan atau lingkungan sekitar.
Insiden (Incident) adalah suatu kejadian yang tidak terencana yang tidak mengakibatkan suatu
kerugian, namun apabila hal tersebut terjadi pada kondisi yang sedikit berbeda dapat mengakibatkan
luka - luka pada manusia, kerugian proses, kerusakan pada peralatan atau lingkungan sekitar. Definisi
ini selalu digunakan dalam istilah keselamatan kerja dan kadang - kadang disebut Near Miss atau lebih
tepatnya Near Accident (DNV/ILCI).
Penyimpangan (Anomaly) :
Penyimpangan dari suatu ketentuan/ prosedur (Anomaly) adalah suatu keadaan berbahaya yang
disebabkan oleh karena adanya tindakan dibawah standar, yang mengakibatkan terjadinya kondisi
dibawah standar, yang apabila tidak diatasi dengan segera akan dapat mengakibatkan terjadinya
suatu kecelakaan atau insiden. Anomaly merupakan suatu situasi yang mempunyai potensi untuk
memperbesar terjadinya suatu insiden.
Apabila terjadi suatu penyimpangan (anomaly), semua kegiatan harus segera dihentikan (STOP =
Safety Training Observation Program) untuk selanjutnya segera diadakan perbaikan sampai kondisi
tersebut telah dinyatakan aman oleh pihak yang berwenang.
Kecelakaan dengan Hari Hilang (Lost Time Accident) : adalah suatu kecelakaan yang mengakibatkan
luka atau sakit akibat kerja sehingga karyawan yang bersangkutan tidak mampu untuk bekerja seperti
semula pada shift berikutnya
Hari Hilang adalah hari dimana pekerja tidak mampu bekerja akibat kecelakaan kerja tambang,
dihitung mulai pada jadwal kerja hari berikutnya sampai dengan mampu bekerja kembali. Selama
Page 76
HSE Plan PT. Ramai Jaya Abadi - EPK1-S15LL0019B-P2D
PT. PERTAMINA EP ASSET 1
PENGGANTIAN TANGKI PRODUKSI
PT PERTAMINA EP ASSET 1 SP V, VI, VII
LIRIK FIELD
proses medis untuk kepentingan observasi tidak dianggap sebagai hari hilang, kecuali hasil observasi
tersebut positif bahwa pekerja tidak mampu bekerja. Hari minggu, hari libur dan hari besar yang
terdapat dalam kurun waktu tidak mampu kerja dianggap sebagai hari hilang.
Kasus Pertolongan Pertama (First aid cases) adalah setiap peristiwa kecelakan yang tidak
menyebabkan kehilangan waktu kerja akibat kecelakaan.
Jumlah korban fatal (Number of Fatalities) adalah jumlah korban sebenarnya yang meninggal akibat
suatu kecelakaan kerja
Fatal Accident Rate adalah ukuran terjadinya kecelakaan yang bersifat fatal per dua ratus ribu jam
kerja dalam periode tertentu.
Kecelakaan berakibat hilangnya hari kerja (Lost Time Injuries) adalah jumlah keseluruhan korban
meninggal, cacat permanen total, cacat permanen sebagian dan kasus-kasus hilangnya hari kerja.
Keseluruhan Incident Rate yang Tercatat (Total Recordable Incident /TRI) adalah jumlah seluruh
kasus kecelakaan yang berhubungan dengan cidera atau penyakit akibat kerja, disebabkan oleh :
Keseluruhan Incident Rate yang tercatat selama 1 (satu) tahun (Total Recordable Incident Rate for
Each Year) adalah jumlah keseluruhan kasus Kecelakaan dengan Hari Hilang (LTI)
ditambah dengan kasus hari kerja yang terbatas (RWDC) dan Kasus Perawatan Medis (MTC)
setiap dua ratus ribu jam kerja selama jangka waktu 1 (satu) tahun.
Kasus Perawatan Medis (Medical Treatment Cases) adalah setiap kecelakaan kerja yang tidak
menyebabkan kehilangan hari kerja atau hari kerja yang terbatas (RWDC) tetapi
membutuhkan perawatan oleh, atau dibawah pengawasan khusus dari seorang Dokter karena
diperlukan perawatan yang melebihi dari pengobatan First Aid.
Page 77
HSE Plan PT. Ramai Jaya Abadi - EPK1-S15LL0019B-P2D
PT. PERTAMINA EP ASSET 1
PENGGANTIAN TANGKI PRODUKSI
PT PERTAMINA EP ASSET 1 SP V, VI, VII
LIRIK FIELD
Frekuensi kecelakaan berakibat hilangnya hari kerja (Lost Time Injury Frequency) adalah jumlah
Kecelakaan dengan Hari Hilang (LTI) setiap dua ratus ribu jam.
LTI x 200,000
LTIF = -----------------------------------
Jumlah Jam Kerja Karyawan
Severity Rate (tingkat keparahan) yaitu jumlah keseluruhan kehilangan hari kerja selama masa
jangka waktu tersebut dikalikan 1,000,000 dan dibagi dengan jumlah jam kerja terpapar.
Frequncy Rate (tingkat kekerapan) yaitu jumlah keseluruhan kasus “lost time accident” dikalikan
1,000,000 dan dibagi dengan jumlah jam kerja terpapar.
Tingkat kekerapan tabrakan kendaraan bermotor (Motor Vehicle Crash Frequency Rate) adalah
setiap peristiwa yang melibatkan semua kendaraan berat dan ringan, termasuk bus atau kereta
(gerbong), dan kendaraan bermotor ( hak milik, sewa, atau yang disewa oleh perusahaan - atau
kendaraan pribadi yang digunakan untuk kepentingan perusahaan) yang berakibat kematian, cidera
atau kerusakan hak milik, kecuali seperti kendaraan yang diparkir dengan benar pada saat kejadian.
Setiap kecelakaan, insiden/ near miss ataupun penyimpangan - penyimpangan (anomalies) akibat
adanya suatu tindakan dibawah standar wajib segera dilaporkan kepada atasan langsung yang terkait.
Adapun pihak – pihak yang bertanggung jawab dalam prosedur laporan ini adalah sebagai berikut :
Dalam hal kecelakaan fatal, berat atau kecelakaan dengan hari hilang :
Page 78
HSE Plan PT. Ramai Jaya Abadi - EPK1-S15LL0019B-P2D
PT. PERTAMINA EP ASSET 1
PENGGANTIAN TANGKI PRODUKSI
PT PERTAMINA EP ASSET 1 SP V, VI, VII
LIRIK FIELD
Informasikan kepada Departemen HSE hal - hal yang diperlukan guna membuat laporan
pendahuluan (Faxcimile) untuk pihak ketiga yang terkait.
Lakukan tindakan pencegahan dengan segera agar kecelakaan tidak terjadi lagi sampai
kecelakaan tersebut diselidiki dengan sepenuhnya dan rencana tindakan perbaikan telah
dilakukan.
Lakukan penyelidikan ditempat kejadian, lengkapi form laporan kecelakaan dan laporan
penyelidikan kecelakaan tersebut dikirimkan ke Departemen HSE secepatnya.
Pastikan bahwa semua korban telah mendapatkan perawatan medis, dan lakukan
pengamanan yang diperlukan terhadap semua yang terlibat.
Beritahukan kecelakaan tersebut kepada Departemen HSE dan pengawas langsung yang
bersangkutan.
Lengkapi form laporan penyelidikan kecelakaan dan kirimkan ke Departemen HSE.
Lakukan tindakan perbaikan untuk mencegah agar kecelakaan tersebut tidak terjadi lagi.
Pastikan bahwa kegiatan ditempat kerja dimana terjadi insiden/ near miss dilakukan
penghentian sementara sampai kondisi dinyatakan normal kembali untuk mencegah agar
tidak terjadi kecelakaan.
Diskusikan dengan segera keadaan tersebut, ketahui jenis tindakan yang segera diperlukan
dan selanjutnya lakukan tindakan - tindakan perbaikan.
Buat laporan kejadian, sebutkan tindakan yang dilakukan sehingga keadaan tersebut benar -
benar telah menjadi aman dan bicarakan dengan kepala bagian.
Tanda tangani laporan kejadiannya, dan salinannya agar dikirimkan ke Departemen HSE.
Sampaikan hal tersebut kedalam daily toolbox dan weekly departemen meeting.
Catatan :
“Adalah sangat penting bahwa semua Insiden/ Near Miss, Penyimpangan/ Anomaly dilaporkan dan
diselidiki dengan cara yang sama seperti kecelakaan yang sebenarnya”.
Diskusikan dengan segera keadaan tersebut, lakukan tindakan perbaikan yang diperlukan
sampai keadaan telah benar - benar dinyatakan aman baik untuk lokasi dimana pekerjaan
akan dilanjutkan maupun keadaan sekitarnya.
Buat laporan, sebutkan tindakan yang telah dilakukan sehingga keadaan tersebut benar -
benar telah menjadi aman.
Page 79
HSE Plan PT. Ramai Jaya Abadi - EPK1-S15LL0019B-P2D
PT. PERTAMINA EP ASSET 1
PENGGANTIAN TANGKI PRODUKSI
PT PERTAMINA EP ASSET 1 SP V, VI, VII
LIRIK FIELD
Bicarakan dengan pengawas langsung, tanda tangani laporan kejadiannya, dan salinannya
agar dikirimkan ke Departemen HSE.
Dalam hal kecelakaan Fatal, Berat atau kecelakaan dengan Hari Hilang :
Segera ke lokasi kecelakaan untuk melakukan penyelidikan, membuat photo dan mencari
serta mengumpulkan bahan - bahan yang diperlukan untuk penyelidikan .
Bekerja sama dengan bagian Human Resources (HRD) menyiapkan telex/ faxcimile laporan
pendahuluan untuk pihak ketiga yang terkait.
Kirimkan petugas HSE Officer ke lokasi kecelakaan untuk melakukan penyelidikan, mencari
serta mengumpulkan bahan- bahan yang diperlukan untuk penyidikan.
Memeriksa laporan penyelidikan kecelakaan dan membuat ringkasannya, memilih beberapa
diantaranya untuk dipasang di bulletin keselamatan kerja dan/ atau menampilkannya dalam
weekly safety meeting.
Diskusikan dengan segera keadaan tersebut dengan pengawas terkait, bicarakan hal- hal
yang diperlukan dan lakukan tindakan perbaikan dengan segera serta berikan pengarahan
tentang pelaksanaan kerja yang benar.
Sampaikan hal tersebut kedalam safety meeting.
Page 80
HSE Plan PT. Ramai Jaya Abadi - EPK1-S15LL0019B-P2D
PT. PERTAMINA EP ASSET 1
PENGGANTIAN TANGKI PRODUKSI
PT PERTAMINA EP ASSET 1 SP V, VI, VII
LIRIK FIELD
Apabila diberitahu adanya suatu kecelakaan yang mengakibatkan cidera dan hari hilang bagi
karyawan, HRD Supervisor akan menghubungi HSE Supervisor dan bertanggung jawab untuk
melengkapi laporan dalam bentuk KK2 dan seterusnya sesuai dengan ketentuan yang akan
disampaikan ke Departemen Tenaga Kerja dan Jamsostek setempat dimana terjadi kecelakaan.
Bentuk KK2 – Laporan Kecelakaan, sudah harus diserahkan ke Departemen Tenaga Kerja/
Jamsostek oleh bagian HRD dalam waktu 2 x 24 jam setelah terjadinya kecelakaan.
IV.PENYELIDIKAN KECELAKAAN
Setiap kecelakaan yang terjadi tanpa memandang apakah kecelakaan tersebut bersifat berat atau
ringan harus dilakukan penyelidikan dengan seksama, hal ini merupakan kelengkapan dari suatu
laporan kecelakaan.
Dalam melakukan penyelidikan adalah sangat penting untuk melakukan wawancara - wawancara dan
meminta pernyataan - pernyataan tertulis dengan segera dan secepat mungkin setelah peristiwa
tersebut terjadi dan ini harus dilakukan sebelum para saksi - saksi meninggalkan tempat kejadian /
lokasi. Hal ini harus menjadi pertimbangan bagi orang yang berkepentingan untuk melakukan
penyelidikan kecelakaan.
Suatu team penyelidik yang independen harus segera ditunjuk oleh manajemen dengan tugas
utama mencari temuan - temuan yang diperlukan untuk menentukan penyebab kecelakaan.
Team penyelidik sebaiknya di koordinir oleh Manager dan terdiri dari (paling tidak) bagian yang
bersangkutan dengan kecelakaan, Departemen HSE dan anggota ahli dari bagian lain.
Dalam hal terjadi kecelakaan yang bersifat fatal atau berat, Direktur atau yang mewakilinya
membentuk team penyelidik yang terdiri dari Manager, Supervisor terkait dengan kecelakaan,
HSE Supervisor serta anggota ahli dari bagian lain.
Page 81
HSE Plan PT. Ramai Jaya Abadi - EPK1-S15LL0019B-P2D
PT. PERTAMINA EP ASSET 1
PENGGANTIAN TANGKI PRODUKSI
PT PERTAMINA EP ASSET 1 SP V, VI, VII
LIRIK FIELD
Temuan – temuan,
Laporan Kecelakaan/ Insiden,
Pernyataan saksi mata, Photo – photo,
Sketsa/ gambar, Keterangan medis.
Hasil penyelidikan yang lengkap harus diberikan kepada Direktur melalui General Manager
untuk mendukung tindakan - tindakan yang diamati.
Team penyelidik terdiri dari Manager, HSE Supervisor, Supervisor yang bersangkutan dan
tenaga ahli yang
sesuai dengan kasus kejadian.
Direktur akan mendelegasikan rekomendasi perbaikan sesuai saran- saran dari hasil Team
Penyelidikan kepada Manager/ Supervisor yang bersangkutan dimana terjadi kecelakaan untuk
segera menindak lanjutinya.
Manager/ Supervisor yang bersangkutan akan menindak lanjuti rekomendasi dan melaporkan
kepada Direktur melalui General Manager sampai tindakan perbaikan selesai dilakukan.
Semua laporan kecelakaan fatal, berat, sedang ataupun ringan akan dibicarakan dalam
coordination meeting, monthly meeting, sampai semua rekomendasi telah selesai ditindak lanjuti.
Dalam hal terjadi insiden yang serius suatu meeting khusus harus dilakukan.
Semua team penyelidik akan mengidentifikasi seluruh biaya - biaya/ kerugian akibat kecelakaan,
seperti :
Jumlah Jam Kerja yang hilang
Kerugian peralatan,
Kerugian lain – lain (evakuasi, penggunaan transport, bantuan dan lain-lain),
Kehilangan produksi,
Kerugian - kerugian lain (penalti, denda dan lain - lain).
Page 82
HSE Plan PT. Ramai Jaya Abadi - EPK1-S15LL0019B-P2D
PT. PERTAMINA EP ASSET 1
PENGGANTIAN TANGKI PRODUKSI
PT PERTAMINA EP ASSET 1 SP V, VI, VII
LIRIK FIELD
Kerugian yang teridentifikasi akan dicatat dalam laporan penyelidikan dan apabila mungkin akan
diperiksa/ diuji untuk ketepatan.
Adalah merupakan tanggung jawab bagian HSE untuk menjamin bahwa semua kecelakaan atau
insiden yang terjadi benar- benar diselidiki sesuai dengan prosedur.
Petunjuk teknis untuk pelaksanaan penyelidikan kecelakaan beserta Teknik Menganalisa Penyebab
dengan Sistematis (Systematic Cause Analysis Technique) mengacu pada International Safety Rating
System (ISRS 7th edition).
Bagian HSE akan menangani semua laporan kecelakaan yang diterimanya setelah selesai ditanda
tangani oleh pengawas yang berhubungan dengan kecelakaan. HSE Supervisor akan melaporkan
tentang status rekomendasi yang dibuat dalam pertemuan kelompok bulanan (monthly meeting) dan
akan dicatat kedalam notulen meeting sampai semua rekomendasi selesai dilaksanakan.
Bagian HSE melalui Direktur juga bertanggung jawab untuk melaporkan setiap kecelakaan yang
menimpa karyawannya kepada Perusahaan pemberi kerja atau mitra kerja dari perusahaan apabila
terjadi kecelakaan dan laporan ini selain dilaporkan dalam waktu 1 x 24 jam setelah terjadi kecelakaan
kepada mitra kerja juga akan dilaporkan setiap bulannya melalui laporan bulanan.
Tulis dengan singkat, lengkap dan jelas tentang peristiwa terjadinya kecelakaan
Type/ Jenis kerugian :
Manusia
Harta Hak Milik Perusahaan (Property / Asset)
Proses
Reputasi
Tentukan satu type dari type kontak yang ada. Lihat deretan angka yang tertulis
dibelakangnya yang menunjukkan kemungkinan penyebab langsung (immediate cause)
yang terjadi.
Page 83
HSE Plan PT. Ramai Jaya Abadi - EPK1-S15LL0019B-P2D
PT. PERTAMINA EP ASSET 1
PENGGANTIAN TANGKI PRODUKSI
PT PERTAMINA EP ASSET 1 SP V, VI, VII
LIRIK FIELD
Temukan beberapa penyebab langsung (immediate cause / gejala) yang sesuai dengan
kejadian. Lihat deretan angka yang tertulis dibelakangnya yang menunjukkan kemungkinan
penyebab dasar (basic cause) yang terjadi.
Cari beberapa penyebab dasar (basic cause / penyakit) yang terjadi. Lihat deretan angka
yang tertulis dibelakangnya yang menunjukkan kemungkinan kegagalan program standar
yang terjadi.
Oktavia Cokrodiharjo
Direktur
Page 84
HSE Plan PT. Ramai Jaya Abadi - EPK1-S15LL0019B-P2D
PT. PERTAMINA EP ASSET 1
PENGGANTIAN TANGKI PRODUKSI
PT PERTAMINA EP ASSET 1 SP V, VI, VII
LIRIK FIELD
Untuk pekerjaan ini PT. Ramai Jaya Abadi tidak menggunakan jasa Sub Kontraktor
I. PENDAHULUAN
SMK3L Kontraktor dirancang untuk memperbaiki kinerja Keselamatan, Kesehatan Kerja dan
Lingkungan Perusahaan serta Kontraktor. Partisipasi aktif yang terus-menerus dari perusahaan dan
Kontraktor sangat penting untuk mencapai sasaran ini. Sementara masing-masing mempunyai
peranan yang khusus, secara terus-menerus dalam memastikan keselamatan setiap orang yang
terlibat, terbuka kesempatan untuk lebih lanjut memperbaiki hubungan perusahaan dan para
Kontraktor dengan menjelaskan secara rinci peran dan tanggung jawab, membangun harapan &
menjaga komunikasi dalam hubungan keseluruhan.
Sesuai dengan kebijakan manajemen tentang K3L ( Kesehatan, Keselamatan Kerja dan Lingkungan ) di
mana : “ Prioritas utama bagi perusahaan adalah menjalankan semua pekerjaan secara aman, tanpa
membahayakan orang dan merusak lingkungan ”, maka, perusahaan mempunyai komitmen untuk
melaksanakan Sistem Manajemen Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Lingkungan Kontraktor (SMK3L
Kontraktor). SMK3L Kontraktor perusahaan ini adalah dokumen yang dinamis dan akan selalu
diperbaiki.
Pedoman ini dikembangkan untuk Kontrak, Line Manager, Dept. Head dan jabatan-jabatan utama
lain yang terkait baik secara langsung maupun tidak langsung yang berhubungan dengan Kontraktor.
Hal ini dilakukan untuk menyamakan persepsi dan pelaksanaan dalam seluruh operasi perusahaan
dalam hal menangani Keselamatan Kontraktor.
Ruang lingkup pedoman ini diutamakan bagi semua operasi perusahaan, fasilitas, hak milik atau
daerah lain yang ditentukan di bawah tanggung jawab perusahaan. Pedoman ini tidak perlu dipatuhi
di daerah tanggung jawab Kontraktor maupun di daerah tanggung jawab lain yang bukan milik
perusahaan. Akan tetapi perusahaan akan mendorong Kontraktor untuk mengikuti dan
melaksanakan prosedur ini di kalangan mereka sendiri jika mereka tidak mempunyai prosedur
serupa.
Daftar Periksa dari pedoman ini dikelompokkan terpisah di bawah judul Daftar Pertanyaan
Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Lingkungan (K3L) Kontraktor yang tertulis pada lampiran 1 dari
Program Manajemen Keselamatan Kontraktor ini. Daftar periksa mungkin tidak mencakup
Page 85
HSE Plan PT. Ramai Jaya Abadi - EPK1-S15LL0019B-P2D
PT. PERTAMINA EP ASSET 1
PENGGANTIAN TANGKI PRODUKSI
PT PERTAMINA EP ASSET 1 SP V, VI, VII
LIRIK FIELD
keseluruhan aspek K3L dalam kegiatan anda yang spesifik. Bila demikian, anda disarankan untuk
mengembangkan daftar periksa tambahan agar sesuai dengan kegiatan anda yang spesifik tersebut.
Pedoman ini dirancang untuk melakukan perbaikan-perbaikan yang berkelanjutan pada kinerja K3 di
tempat kerja dengan memfasilitasi perusahaan dan Kontraktor dalam pengaturan program K3 yang
efektif pada kontrak.
Pedoman ini harus melindungi karyawan- karyawan perusahaan maupun karyawan- karyawan
Kontraktor dari cidera dan penyakit di tempat kerja, begitupun juga dari kerugian yang berhubungan
dengan kecelakaan serta menjaga hubungan Kontraktor yang independen.
IV. PROSEDUR
Ada enam (6) langkah dalam SMK3L Kontraktor yang dibagi dalam dua grup, yang masing-masingnya
terdiri dari tiga (3) langkah :
a. Tahap Kualifikasi
1. Tujuan dari tahap ini adalah untuk menggali kebutuhan akan langkah-langkah SMK3L Kontraktor
selanjutnya. Pekerjaan yang mengandung resiko yang diklasifikasikan sebagai resiko tinggi harus
berlangsung melalui proses pra-kualifikasi mutlak.
2. Pra-kualifikasi merupakan suatu langkah untuk menyaring Kontraktor yang potensial untuk
memastikan bahwa mereka mempunyai pengalaman dan kemampuan untuk melaksanakan kegiatan
tertentu dengan cara yang aman, peduli lingkungan dan mempunyai kesadaran akan dampak
sosialnya terhadap masyarakat sekitarnya dan hal ini mungkin termasuk inspeksi dan audit K3.
3. Seleksi adalah suatu langkah untuk menilai apakah program K3 yang spesifik untuk tingkat resiko
dari pekerjaan dan kriteria evaluasi lelang sudah dipenuhi serta untuk memilih pemenang lelang. Bila
perlu dengan dasar rapat-rapat klarifikasi dan inspeksi dimana tujuannya adalah untuk mengukur
kinerja rencana peserta lelang yang diajukan untuk persyaratan lelang yang spesifik.
Page 86
HSE Plan PT. Ramai Jaya Abadi - EPK1-S15LL0019B-P2D
PT. PERTAMINA EP ASSET 1
PENGGANTIAN TANGKI PRODUKSI
PT PERTAMINA EP ASSET 1 SP V, VI, VII
LIRIK FIELD
V. TAHAP KUALIFIKASI
A. Penilaian Resiko
1. Tujuan
Tujuan dari langkah ini adalah untuk menjelaskan tentang pekerjaan yang akan dilakukan dan
menilai resiko-resiko K3 yang terkait dengan pekerjaan.
Perusahaan bertanggung jawab untuk melakukan penilaian awal dari resiko-resiko K3 yang
berhubungan dengan pelaksanaan pekerjaan. Hal ini akan membantu Kontraktor dan perusahaan
dalam mengembangkan program-program dan cara kerja yang aman untuk melindungi semua
pekerja. Fokus penilaian harus berupa penilaian terhadap bahaya yang tidak bisa dipisahkan dalam
melakukan pekerjaan. End-user bertanggung jawab melakukan penilaian resiko.
Pra kualifikasi
1. Tujuan
Pra kualifikasi adalah langkah paling penting dalam SMK3L Kontraktor untuk menyaring Kontraktor
yang berpotensi untuk menetapkan bahwa mereka mempunyai pengalaman dan kemampuan yang
diperlukan untuk melaksanakan kegiatan yang dimaksud dengan aman, dengan cara yang
Page 87
HSE Plan PT. Ramai Jaya Abadi - EPK1-S15LL0019B-P2D
PT. PERTAMINA EP ASSET 1
PENGGANTIAN TANGKI PRODUKSI
PT PERTAMINA EP ASSET 1 SP V, VI, VII
LIRIK FIELD
mengindahkan lingkungan dan mempunyai kesadaran terhadap dampak sosial terhadap masyarakat
setempat. Semua Kontraktor yang ikut pra kualifikasi harus mampu sepenuhnya dalam mengelola
semua aspek K3 dari pekerjaan. Langkah ini mempunyai kepentingan untuk mengukur kinerja
Kontraktor di masa lalu.
2. Proses Pra kualifikasi
Semua Kontraktor harus mengikuti Pra-kualifikasi. Hanya Kontraktor yang lulus pra kualifikasi SMK3L
Kontraktor yang akan dimasukkan ke dalam daftar peserta lelang untuk proses-proses pelelangan
selanjutnya. Pada umumnya, proses pra kualifikasi dimaksudkan untuk memberikan informasi dasar
mengenai kompetensi Kontraktor di masa lampau, seperti :
• Komitmen dan kepemimpinan Kontraktor dalam hal K3
• Komunikasi K3, pelatihan dan sertifikasi, manajemen Kontraktor dan standar kinerja
• Perencanaan dan prosedur
• Pemantauan atas pelaksanaan dan kinerja
• Prosedur audit, inspeksi dan peninjauan
• Nilai pra kualifikasi terdahulu dalam hal aspek K3
Bila Kontraktor telah lulus dalam proses pra kualifikasi awal, selanjutnya inspeksi terhadap fasilitas
Kontraktor dan audit pada kepatuhan Kontraktor terhadap dokumen pra kualifikasi mungkin
dilakukan. Kebijakan dalam audit K3 disediakan terpisah dari bagian K3.
Kontraktor yang tidak lulus dalam proses pra kualifikasi akan diberikan umpan balik untuk
memberitahukan mereka mengenai alasan kenapa mereka tidak memenuhi syarat dan memberitahu
mereka mengenai tindakan koreksi terhadap kekurangan yang ditemukan. Feedback kepada
Kontraktor akan diberikan oleh Tim Evaluasi. Kontraktor tersebut bisa diberi kesempatan untuk
pekerjaan-pekerjaan di masa datang hanya bila mereka telah membuktikan perbaikan-perbaikan
yang disarankan.
B. Seleksi
1. Tujuan
Tujuan dari tahap seleksi ini adalah untuk menilai apakah Rencana K3 dan kriteria evaluasi lelang
telah dipenuhi dan untuk memilih pemenang lelang, bila perlu melalui rapat-rapat klarifikasi.
2. Penyiapan Dokumen kontrak
Dalam mempersiapkan dokumen kontrak, ada beberapa pertimbangan yang perlu diambil :
• Kontraktor mempunyai tanggung jawab sendiri terhadap rencana K3 nya, dokumen-dokumen
harus menjelaskan ketentuan yang jelas bagi perusahaan untuk melaksanakan audit K3 terhadap
Kontraktor untuk menilai kepatuhannya.
• Dokumen-dokumen harus menyertakan ketentuan bagi perusahaan untuk menunda pekerjaan
jika Kontraktor tidak memenuhi kriteria K3 yang di jelaskan di dalam rencana kontrak. Khusus pada
saat mobilisasi, Perusahaan dapat menahan izin memulai pekerjaan dan menunda pembayaran
hingga semua audit awal pekerjaan sudah mencapai tingkat memuaskan. Namun demikian, sebelum
menunda suatu pekerjaan, perusahaan harus berhubungan dengan Kontraktor untuk memberi
mereka kesempatan guna memperbaiki ketidak-patuhannya.
Page 88
HSE Plan PT. Ramai Jaya Abadi - EPK1-S15LL0019B-P2D
PT. PERTAMINA EP ASSET 1
PENGGANTIAN TANGKI PRODUKSI
PT PERTAMINA EP ASSET 1 SP V, VI, VII
LIRIK FIELD
Perusahaan harus memastikan bahwa tahap mobilisasi dan demobilisasi tercantum di dalam Rencana
K3. Pentingnya persyaratan-persyaratan SMK3 Kontraktor harus dikomunikasikan kepada semua
peserta lelang selama waktu berlangsungnya rapat-rapat klarifikasi pre-bid.
3. Pre-Bid dan Kunjungan Lapangan
Klarifikasi lelang diperlukan untuk memastikan adanya pengertian peserta lelang yang jelas mengenai
persyaratan-persyaratan lelang, tempat kerja, dan aturan-aturan serta persyaratan-persyaratan yang
dikenakan. Persyaratan-persyaratan lelang harus menyertakan aspek-aspek K3. Rapat-rapat pre-bid
dan kunjungan lapangan ditetapkan sebagai suatu yang mutlak untuk diikuti oleh peserta lelang.
Ketidak hadiran dalam rapat-rapat pre-bid dan kunjungan lapangan akan mengakibatkan peserta
lelang di diskualifikasi.
Page 89
HSE Plan PT. Ramai Jaya Abadi - EPK1-S15LL0019B-P2D
PT. PERTAMINA EP ASSET 1
PENGGANTIAN TANGKI PRODUKSI
PT PERTAMINA EP ASSET 1 SP V, VI, VII
LIRIK FIELD
• Aktifitas Mobilisasi.
2.1. Pra-mobilisasi
Selama masa pra-mobilisasi, semua aspek yang relevan dengan penilaian resiko kontrak dan semua
aspek K3 lainnya dari kontrak dikomunikasikan dan dipahami oleh semua pihak sebelum pelaksanaan
kontrak. Termasuk di dalam kegiatan ini adalah kick-off meetings, inspeksi, audit, orientasi lapangan,
dan briefing K3. Topik yang dibahas selama aktivitas ini adalah : diskusi rencana kerja, peninjauan
semua bahaya yang potensial dan masalah-masalah K3, pemeriksaan kesiapan dari semua peralatan
yang diperlukan, alat-alat dan PPE, pembuatan prosedur darurat. Wakil-wakil dari departemen yang
mengajukan kontrak melakukan inspeksi dan bila perlu, dengan bantuan Wakil K3 yang ditunjuk.
Page 90
HSE Plan PT. Ramai Jaya Abadi - EPK1-S15LL0019B-P2D
PT. PERTAMINA EP ASSET 1
PENGGANTIAN TANGKI PRODUKSI
PT PERTAMINA EP ASSET 1 SP V, VI, VII
LIRIK FIELD
dan masalah-masalah K3 lainnya yang ditemukan selama kick-off meeting harus dikomunikasikan
dengan baik selama orientasi ini.
2.1.3. Pelatihan K3
Kontraktor bertanggung jawab untuk melatih dan memberi briefing karyawan-karyawannya sendiri
mengenai semua bahaya yang potensial dan masalah K3 yang berhubungan dengan pekerjaan.
Seorang petugas keselamatan harus mempunyai pengetahuan minimum K3 dan tentang hal-hal yang
mutlak dalam keselamatan seperti Pemadaman Kebakaran, Penggunaan dan Fungsi Alat Pelindung
Diri, P3K serta Penilaian Resiko. Perusahaan akan memeriksa apakah pelatihan tersebut dilakukan
dan didokumentasikan dengan baik. Suatu metoda untuk menentukan pengertian mengenai bahan
pelatihan, misalnya ujian lisan atau tertulis, peragaan, evaluasi di tempat kerja, mungkin digunakan
oleh perusahaan. Pelatihan dan briefing mungkin diperlukan bila pengetahuan yang diperlihatkan
masih di bawah harapan.
2.2. Mobilisasi
Selama mobilisasi, rencana K3 harus dikomunikasikan kepada semua personil perusahaan dan
Kontraktor yang terkait. Kontraktor menjamin bahwa masing-masing menetapkan metoda operasi
yang sesuai dengan rencana K3 yang telah disepakati. Pada tahap inilah pelaksanaan dari rencana K3
oleh Kontraktor secara resmi dimulai. Tergantung dari keadaan, petugas pengawasan tambahan dari
Kontraktor mungkin diperlukan untuk memungkinkan penyusunan dan pelaksanaan rencana K3 yang
lancar.
Selama masa permulaan dari tahap mobilisasi, semua personil kunci yang ditugaskan dalam
pekerjaan harus menghadiri program orientasi K3 yang harus digunakan untuk mengkomunikasikan
rencana K3 dan semua aspek penting K3 lainnya dari kontrak. Progress meeting selanjutnya harus
digunakan sebagai metoda formal untuk meninjau pelaksanaan K3.
B. Pekerjaan Sedang Berlangsung (Work In Progress)
1. Tujuan
Tujuan dari tahap ini adalah untuk menjamin bahwa pekerjaan telah dilaksanakan sesuai dengan
rencana K3 yang telah disepakati, dan bahwa kebutuhan K3 tambahan yang ditemukan selama
pekerjaan, diperhatikan dengan benar.
Page 91
HSE Plan PT. Ramai Jaya Abadi - EPK1-S15LL0019B-P2D
PT. PERTAMINA EP ASSET 1
PENGGANTIAN TANGKI PRODUKSI
PT PERTAMINA EP ASSET 1 SP V, VI, VII
LIRIK FIELD
Selain kunjungan keselamatan kerja yang telah disebutkan sebelumnya, masing-masing Line Manager
juga akan melakukan inspeksi berkala atau sewaktu-waktu untuk memastikan semua kewajiban K3
telah dipenuhi
Apabila tanggung jawab pengawasan dipegang oleh Kontraktor, peranan perusahaan adalah untuk
memantau kepatuhan terhadap persyaratan-persyaratan kontrak dan sistem yang telah dijelaskan di
dalam kontrak. Kecuali bila End-user selalu berada di tempat, masing-masing Line Manager harus
memantau dan memastikan bahwa semua kewajiban K3 dipenuhi. Saran dari Wakil K3 bisa diperoleh
bila diperlukan, akan tetapi, kewenangan tehadap K3 kontrak berada di tangan End-user.
3. Jaminan Kecakapan
Selama masa pelaksanaan End-user harus memantau kecakapan Kontraktor yang mantap, yaitu
pelaksanaan semua komitmen pelatihan yang terkait dengan pekerjaan yang dilakukan. Pemantauan
juga harus menyertakan pemeriksaan bahwa Kontraktor tunduk kepada sistem manajemennya yang
mungkin termasuk :
Page 92
HSE Plan PT. Ramai Jaya Abadi - EPK1-S15LL0019B-P2D
PT. PERTAMINA EP ASSET 1
PENGGANTIAN TANGKI PRODUKSI
PT PERTAMINA EP ASSET 1 SP V, VI, VII
LIRIK FIELD
peringatan lisan maupun tertulis, pemberhentian personil, penundaan kontrak, atau bahkan
penghentian kontrak.
5. Rencana K3
End-user dan Kontraktor secara bersama-sama bertanggung jawab atas pelaksanaan dan perbaikan
dari rencana K3. Pelaksanaan rencana K3 yang berhasil akan ditentukan oleh keberhasilan
pemantauan, evaluasi, dan dilakukannya tindakan perbaikan.
6. Rapat-rapat K3 (K3 Meetings)
7. Promosi K3
Promosi K3 penting, meskipun tempat kerja telah dirancang sebagai tempat yang aman, prosedur
kerja sudah dibuat seaman mungkin, karyawan semua sudah terlatih dengan baik, dan prosedur kerja
yang aman telah diterapkan dengan konsisten.
Pengawas-pengawas atau karyawan Kontraktor memastikan bahwa pekerjaan yang mereka lakukan
tidak berbahaya baik terhadap diri mereka sendiri, bagi orang lain, atau bagi perusahaan. Kontraktor
harus memastikan bahwa karyawan Kontraktor mampu mengkomunikasikan setiap masalah yang
menyangkut K3 kepada manajemen mereka.
Semua cidera, kecelakaan di tempat kerja dan near miss yang berkaitan dengan pekerjaan Kontraktor
di lapangan harus segera dilaporkan kepada perusahaan dan akan dicatat. Setelah kecelakaan atau
insiden dilaporkan, perusahaan dan Kontraktor bisa melakukan penyelidikan bersama. Setiap
Page 93
HSE Plan PT. Ramai Jaya Abadi - EPK1-S15LL0019B-P2D
PT. PERTAMINA EP ASSET 1
PENGGANTIAN TANGKI PRODUKSI
PT PERTAMINA EP ASSET 1 SP V, VI, VII
LIRIK FIELD
kecelakaan dan insiden, apakah itu kecelakaan/ insiden paling kecil seperti kasus-kasus first aid harus
dicatat dan dilaporkan ke bagian HSE perusahaan.
C. Evaluasi Akhir dan Close Out
1. Tujuan
Tujuan dari tahap ini adalah untuk melakukan evaluasi bersama terhadap kinerja K3
Kontraktor dan perusahaan dan untuk memberikan feedback kepada Kontraktor dan perusahaan
yang bisa dijadikan sebagai acuan untuk pekerjaan di masa depan.
Semua kontrak harus diakhiri dengan laporan mengenai kinerja K3, yang memberikan feedback
untuk pengetahuan dan pelajaran di masa depan.
Page 94
HSE Plan PT. Ramai Jaya Abadi - EPK1-S15LL0019B-P2D
PT. PERTAMINA EP ASSET 1
PENGGANTIAN TANGKI PRODUKSI
PT PERTAMINA EP ASSET 1 SP V, VI, VII
LIRIK FIELD
Inspeksi keselamatan kerja adalah suatu usaha untuk mendeteksi adanya kondisi dan tindakan yang
tidak aman dan segera memperbaikinya sebelum kondisi dan tindakan berbahaya tersebut
menyebabkan terjadinya suatu kecelakaan.
Jika ada pertanyaan kapan anda melakukan inspeksi keselamatan kerja, jawaban yang
diperoleh umumnya adalah “ tiap hari Senin”, dua minggu sekali atau bahkan sebulan
sekali. Jawaban yang tepat seharusnya adalah “ Saya melakukan inspeksi setiap saat “.
Banyak yang berpendapat salah tentang inspeksi keselamatan kerja, dimana mereka menganggap
bahwa masalah inspeksi keselamatan kerja merupakan tugas dari departemen HSE saja, atau bahkan
beranggapan bahwa inspeksi keselamatan kerja hanya bisa dilakukan apabila ada waktu saja atau
apabila tidak ada pekerjaan lain yang mendesak atau kalau tidak sibuk.
Dalam kegiatan rutin sehari- hari seorang pengawas selalu melakukan inspeksi terhadap kelancaran
produksi atau pekerjaan bawahan yang menjadi tanggung jawabnya. Bahkan kegiatan ini dilakukan
berkali- kali dalam sehari atau bahkan sepanjang bawahannya bertugas. Dengan demikian
seharusnya kalau para pengawas tersebut telah memiliki kemampuan dan kemauan untuk melakukan
inspeksi keselamatan kerja, ia dapat secara otomatis melakukannya bersama tugas rutinnya.
Sehingga inspeksi keselamatan kerja bukan lagi menjadi beban yang sering kali dianggap sebagai
penghambat produksi.
Inspeksi keselamatan kerja bertujuan untuk meniadakan kecelakaan dengan jalan mengamati
penyebab kecelakaan sedini mungkin dan segera melakukan perbaikan sebelum kecelakaan terjadi.
Setiap melakukan inspeksi keselamatan kerja harus mampu mengamati baik kondisi yang
berbahaya maupun tindakan yang tidak aman.
A. Inspeksi Ekstern yaitu suatu inspeksi yang dilakukan oleh pihak luar seperti :
a. Inspeksi rutin dari bagian HSE
b. Inspeksi dari pihak asuransi.
Untuk inspeksi yang dilakukan oleh petugas dari luar ini usahakan agar mereka didampingi
selama melaksanakan inspeksi tersebut.
B. Inspeksi Intern adalah suatu inspeksi yang dilakukan oleh leadhand atau pengawas seperti:
a. Inspeksi tempat kerja sendiri
b. Inspeksi kegiatan bawahan sendiri
Page 95
HSE Plan PT. Ramai Jaya Abadi - EPK1-S15LL0019B-P2D
PT. PERTAMINA EP ASSET 1
PENGGANTIAN TANGKI PRODUKSI
PT PERTAMINA EP ASSET 1 SP V, VI, VII
LIRIK FIELD
Inspeksi yang tidak terencana yaitu suatu inspeksi yang dilakukan hanya
sepintas lalu, sehingga umumnya bersifat dangkal dan tidak sistematis, seperti
:
a. Umumnya hanya memeriksa kondisi yang tidak aman
b. Kondisi tidak aman yang memerlukan perhatian besar sering terlewati.
c. Tidak tercatat
d. Tindakan pembetulan dan pencegahan tidak secara menyeluruh sampai ke penyebab
dasar
Inspeksi terencana yaitu inspeksi yang dilakukan secara berkala dan inspeksi
ini mempunyai beberapa keuntungan yaitu :
a. Mengetahui bagian daerah mana saja yang akan diinspeksi
b. Bersifat sengaja sehingga bisa dilakukan secara menyeluruh
c. Mengetahui kondisi dan tindakan bagaimana yang dicari dalam inspeksi tersebut
d. Mengetahui seberapa sering suatu daerah kerja harus diinspeksi
e. Tercatat
f. Tindakan pembetulan dan pencegahan secara menyeluruh sampai ke penyebab dasar
b. Inspeksi Periodik
Suatu inspeksi keselamatan kerja yang dilakukan secara berkala atau dalam waktu yang
telah ditentukan seperti harian, mingguan, bulanan dan sebagainya.
Page 96
HSE Plan PT. Ramai Jaya Abadi - EPK1-S15LL0019B-P2D
PT. PERTAMINA EP ASSET 1
PENGGANTIAN TANGKI PRODUKSI
PT PERTAMINA EP ASSET 1 SP V, VI, VII
LIRIK FIELD
2. Melaksanakan Inspeksi
Dengan memepergunakan checklist yang telah tersedia, mulailah melaksanakan inspeksi
yaitu :
a. Memutuskan untuk melakukan inspeksi disuatu tempat kerja
b. Berhenti didepan suatu tempat kerja, segera setelah itu amati apa yang sedang
berlangsung disana
c. Bertindak untuk :
- Menghentikan tindakan berbahaya yang ditemui
- Melakukan atau mendiskusikan tindakan pembetulan apa yang perlu diambil
untuk menghilangkan kondisi dan tindakan tidak aman agar tidak terulang
kembali dikemudian hari.
a. Buat laporan kepada atasan tentang apa saja yang ditemui dalam inspeksi tersebut.
b. Adakan tindak lanjut terhadap rekomendasi yang diberikan dan selalu dimonitor
sampai rekomendasi tersebut selesai dilaksanakan.
Tujuan
Untuk menilai efektifitas penerapan semua kegiatan yang berhubungan dengan sistem Manajemen
Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Lingkungan. Audit K3L menyeluruh akan membuktikan apakah
program K3L serta sarana fisik yang ada telah sesuai dengan standar.
Ruang Lingkup
Prosedur ini berlaku untuk semua kegiatan yang berhubungan dengan Sistem Manajemen
Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Lingkungan yang ada di daerah operasi Perusahaan.
Prosedur ini menerangkan kegiatan / tindakan dan kontrol yang diperlukan untuk menjamin bahwa
Internal Audit dilaksanakan oleh auditor yang terlatih.
Page 97
HSE Plan PT. Ramai Jaya Abadi - EPK1-S15LL0019B-P2D
PT. PERTAMINA EP ASSET 1
PENGGANTIAN TANGKI PRODUKSI
PT PERTAMINA EP ASSET 1 SP V, VI, VII
LIRIK FIELD
Auditor yang ditunjuk bertanggung jawab untuk merencakan audit dan melaporkan setiap ketidak
sesuaian yang ditemukan. Bila mungkin, auditor yang sama melakukan tindak- lanjut dan
memverifikasi setiap kegiatan perbaikan / koreksi.
IV.PROSEDUR
Bagian HSE merencanakan jadwal internal audit unit kerja terkait di daerah operasi perusahaan
dan dilakukan setidak- tidaknya sekali dalam setahun. Bagian HSE dapat melakukan audit
tambahan bila dipandang perlu.
Jadwal internal audit yang telah disusun dan ditanda-tangani oleh Direktur disirkulasikan kepada
masing-masimg unit kerja sebagai informasi kesiapan pelaksanaan internal audit.
Direktur melalui HSE Supervisor akan memberikan instruksi untuk melaksanakan internal audit
untuk semua unit di perusahaan yang terkait dengan Sistem Manajemem Keselamatan, Kesehatan
Kerja dan Lingkungan.
Pelaksanaan internal Audit bisa lebih sering dilakukan terhadap unit kerja yang terkait apabila
terjadi hal-hal berikut ini :
a. Apabila Sistem Manajemen Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Lingkungan disempurnakan
atau dilakukan revisi.
b. Apabila banyak ketidak sesuaian ditemukan dalam satu unit kerja.
c. Bilamana ada usulan dari Manager, Supervisor terkait.
HSE Supervisor akan meninjau jadwal audit secara regular / teratur dan meningkatkan frekuensi
audit apabila hasilnya menunjukan kebutuhan atau atas pengarahan / perintah dari Direktur.
Internal Audit dilakukan oleh auditor yang ditunjuk oleh Direktur melalui HSE Supervisor atau
HSE Supervisor dapat bertindak sebagai auditor. Internal audit dapat dilakukan oleh satu orang
internal auditor atau suatu team internal auditor, hal ini tergantung besar dan kompleksitas unit
kerja yang akan di audit.
a. Memahami dan mengerti tentang Sistem Manajemen Keselamatan, Kesehatan Kerja dan
Lingkungan yang dipergunakan oleh perusahaan.
b. Telah mengikuti pelatihan tentang tata cara melakukan audit.
c. Memahami aspek- aspek operasional pada suatu unit kerja.
d. Independen dan tidak ada hubungan kerja langsung dengan unit kerja yang diperiksa.
e. Membuat rencana audit dan memberitahu kepada unit kerja yang akan diaudit. Rencana audit
tersebut harus meliputi seluruh prosedur yang berkaitan dengan unit kerja yang akan diaudit.
Perencanaan audit tersebut, meliputi :
Jadwal tanggal audit pada masing-masing bagian.
Auditor yang bertugas.
Page 98
HSE Plan PT. Ramai Jaya Abadi - EPK1-S15LL0019B-P2D
PT. PERTAMINA EP ASSET 1
PENGGANTIAN TANGKI PRODUKSI
PT PERTAMINA EP ASSET 1 SP V, VI, VII
LIRIK FIELD
Sebelum rencana internal audit dilaksanakan, HSE Supervisor akan memberitahukan kepada
Manager / Supervisor yang bersangkutan tentang kepastian pelaksanaan dengan
sepengetahuan auditor yang ditunjuk.
Setelah melaksanakan Internal Audit, Auditor menyampaikan laporan Internal Audit kepada
Direktur dengan tembusan kepada General Manager, Manager, Pengawas yang terkait.
Hasil audit disimpan oleh masing- masing dari unit kerja terkait dengan tembusan ke bagian HSE,
dicatat dalam Catatan Hasil Internal Audit.
Tindak lanjut dari temuan adalah menetapkan langkah perbaikan dan pencegahan yang dilakukan
dalam waktu yang telah disepakati.
Bila jadwal tindak lanjut audit dalam waktu yang disepakati tidak dapat dilaksanakan, Manager/
Supervisor harus melaporkan kemajuan dari kegiatan koreksi/ perbaikan yang telah dilakukan
dan melaporkannya secara efektif.
Bagian HSE mencatat semua hasil internal audit kedalam buku catatan Internal Audit dan semua
ketidak- sesuaian yang ditemukan.
Page 99
HSE Plan PT. Ramai Jaya Abadi - EPK1-S15LL0019B-P2D
PT. PERTAMINA EP ASSET 1
PENGGANTIAN TANGKI PRODUKSI
PT PERTAMINA EP ASSET 1 SP V, VI, VII
LIRIK FIELD
Direktur akan menginstruksikan kepada pengawas unit kerja terkait bahwa ketidak sesuaian yang
ditemukan oleh Auditor segera diperbaiki sebagaimana mestinya. Semua pengawas unit kerja yang
terlibat dengan hasil audit yang ditemukan akan melaporkan hasil tindakan perbaikan kepada
Direktur pada saat Rapat Tinjauan Manajemen (Management Review Meeting).
Petunjuk teknis untuk pelaksanaan audit beserta daftar pertanyaannya mengacu pada Undang-
Undang Keselamatan Kerja No.1 Tahun 1970, Peraturan Menteri Tenaga Kerja R.I. No. 05/
MEN/1996 tentang Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3), Peraturan
Pemerintah No.50 Tahun 2012 Tentang Penerapan SMK3, serta International Safety Rating System
(ISRS 7th) - DNV.
V. MELACAK / MENGUKUR BAHAYA (Hazard Tracking)
Kegiatan- kegiatan yang didiskusikan untuk melacak / mengukur bahaya ini dimaksudkan untuk
menjaga kepedulian tentang keselamatan dan menyelidiki bahaya serta kecelakaan yang mungkin
terjadi akibat banyaknya hal- hal yang tidak sesuai berhubungan dengan masalah keselamatan,
dimana mungkin hal yang tidak sesuai tersebut tidak langsung diperbaiki dengan segera. Untuk
mengatasinya perlu dilakukan pertemuan untuk membicarakan hal tersebut dan dalam
pelaksanaannya perlu keterlibatan dari tingkat Direktur, General Manager, Manager, Pengawas,
Perwakilan Keselamatan dan pelaksana tugasnya.
Hal ini sangat penting dilakukan untuk melacak/ mengukur serta menyelesaikan langkah-langkah
perbaikan dalam waktu yang telah di tentukan dalam bentuk “ Action Points “ yang dikumpulkan
kedalam satu dokumen, sehingga tidak satupun temuan- temuan yang tidak sesuai (non-
conformance) yang ditemukan pada saat pelaksanaan Audit atau Inspeksi yang terlupakan. Istilah
Action Points kadang- kadang juga dikenal dengan istilah “ Action Tracking Register atau Action
Follow Up “.
Action Tracking Register merupakan suatu daftar untuk melacak/ mengukur langkah- langkah
yang dilakukan dengan maksud untuk menyelesaikan permasalahan yang tidak sesuai dengan yang
seharusnya yang ditemukan pada saat Inspeksi, Audit, Pengamatan atau saat Team Manajemen
melakukan perjalanan (Management Tour) ke lapangan.
Dalam membuat Action Tracking Register sebaiknya keterangan tentang hal- hal berikut ini
dimasukkan kedalam suatu bentuk (format). Hal- hal yang dimaksud antara lain adalah :
a. Apa pokok permasalahanya
b. Siapa / Bagian apa yang bertanggung jawab untuk menyelesaikan permasalahan tersebut.
c. Tanggal berapa ditemukannya permasalahan tersebut (saat Audit, Inspeksi, Pengamatan
lapangan, Management Tour), dan lain- lain.
d. Tanggal berapa permasalahan tersebut diselesaikan.
e. Bagaimana status permasalahan tersebut (sudah selesai atau dalam proses).
f. Termasuk kelompok bahaya kelas apa permasalahan tersebut dan bagaimana skala prioritas
penyelesaian masalahnya. (daftar kelompok bahaya dapat dilihat pada table #.1, halaman
berikut).
g. Bagaimana status permasalahan tersebut (sudah selesai atau dalam proses).
Page 100
HSE Plan PT. Ramai Jaya Abadi - EPK1-S15LL0019B-P2D
PT. PERTAMINA EP ASSET 1
PENGGANTIAN TANGKI PRODUKSI
PT PERTAMINA EP ASSET 1 SP V, VI, VII
LIRIK FIELD
Page 101
HSE Plan PT. Ramai Jaya Abadi - EPK1-S15LL0019B-P2D
PT. PERTAMINA EP ASSET 1
PENGGANTIAN TANGKI PRODUKSI
PT PERTAMINA EP ASSET 1 SP V, VI, VII
LIRIK FIELD
10.2 Jadwal Inspeksi Audit ( Harap disesuaikan Audit yang akan dilakukan )
Tanggal
Ditindak
Audit / Batas
Pokok Permasalahan lanjuti Status / Keterangan /
No. Inspeksi Waktu /
/Agenda Item oleh / Status Remarks
Date of Deadline
Action By
Audit/
Inspection
Page 102
HSE Plan PT. Ramai Jaya Abadi - EPK1-S15LL0019B-P2D
PT. PERTAMINA EP ASSET 1
PENGGANTIAN TANGKI PRODUKSI
PT PERTAMINA EP ASSET 1 SP V, VI, VII
LIRIK FIELD
Diperiksa Substandar
No PPE/APD Saran /Comment
/Checked d
1. Topi Keselamatan / Hard Hat
2 Kacamata Pengaman / Safety
Glasses
3. Sepatu Keselamatan / Safety Shoe
4. Pelindung Pendengaran / Hearing
Protection
5. Sarung Tangan / Gloves
6. Pelindung Pernafasan / Respirator
7. Lain-lain / Other
Page 103
HSE Plan PT. Ramai Jaya Abadi - EPK1-S15LL0019B-P2D
PT. PERTAMINA EP ASSET 1
PENGGANTIAN TANGKI PRODUKSI
PT PERTAMINA EP ASSET 1 SP V, VI, VII
LIRIK FIELD
10.5 Monitoring
Page 104
HSE Plan PT. Ramai Jaya Abadi - EPK1-S15LL0019B-P2D
PT. PERTAMINA EP ASSET 1
PENGGANTIAN TANGKI PRODUKSI
PT PERTAMINA EP ASSET 1 SP V, VI, VII
LIRIK FIELD
Page 105
HSE Plan PT. Ramai Jaya Abadi - EPK1-S15LL0019B-P2D
PT. PERTAMINA EP ASSET 1
PENGGANTIAN TANGKI PRODUKSI
PT PERTAMINA EP ASSET 1 SP V, VI, VII
LIRIK FIELD
Page 106
HSE Plan PT. Ramai Jaya Abadi - EPK1-S15LL0019B-P2D