Anda di halaman 1dari 41

BAB II.

BAHASAN KUANTITATIF
ALAT TRANSPORTASI FLUIDA
LEARNING OUTCOME Bab II ini adalah mahasiswa diharapkan dapat:
1. menyusun neraca massa dan neraca tenaga untuk dasar-
dasar mekanika fluida,
2. menentukan penurunan tekanan karena friksi
3. menentukan panjang ekuivalen pipa
4. merancang pemipaan sederhana

1. Neraca massa (Persamaan Kontinyuitas)


Fenomena kontinyuitas perlu difahami pada aliran fluida. Fenomena
kontinyuitas dijabarkan berdasarkan hukum kekekalan massa, yaitu massa tidak
dapat diciptakan dan tidak dapat dimusnahkan, yang dapat dituliskan dengan
persamaan umum sebagai berikut.

Kecepatan massa masuk – kecepatan massa keluar – kecepatan perubahan


massa + kecepatan pembentukan massa = kecepatan akumulasi massa (1)

Pada keadaan steady state atau keadaan mantap, kecepatan akumulasi massa
= 0.

Biasanya fluida mengalir dalam pipa untuk tujuan pengangkutan atau


pemindahan dari unit yang satu ke unit lainnya, sehingga pada umumnya fluida
saat mengalir dalam pipa tidak terjadi perubahan massa dan/atau pembentukkan
massa. Berdasarkan hal ini, fluida mengalir dalam pipa yang diperhatikan hanya
neraca massa total dan bila pada keadaan steady state maka persamaan neraca
massa dapat dituliskan menjadi:

Kecepatan massa fluida masuk = kecepatan massa fluida keluar (2)

Aliran fluida dalam pipa yang tidak ada percabangan

1
• •
1 2

Gambar 1. Pipa lurus (tanpa percabangan) dengan ukuran tetap

Untuk sistem aliran fluida dalam pipa yang tidak ada percabangan dan
dengan ukuran tetap, seperti yang digambarkan pada Gambar 1, neraca massa
dapat dituliskan sebagai berikut:
Kecepatan massa fluida masuk = kecepatan massa fluida keluar
m1 = m2 (3)
ρ1 A1 v1 = ρ2 A2 v2 (4)

persamaan ini dikenal dengan persamaan kontinyuitas. Untuk jenis fluida yang
sama atau untuk fluida yang incompressible (ρ1 = ρ2 ) dan untuk ukuran pipa
yang sama ( A1= A2) , persamaan (4) dapat dituliskan sebagai
v1 = v2 (5)
Bedasarkan persamaan (5) dapat dinyatakan bahwa kecepatan aliran fluida pada
ukuran pipa yang tetap dan untuk jenis dan sifat cairan yang sama akan bernilai
tetap di setiap posisi.
Aliran fluida dalam pipa dengan percabangan


2

1

Gambar 2. Aliran fluida dalam percabangan pipa
3

2
Berdasarkan persamaan neraca massa dapat dituliskan persamaan sebagai
berikut:
m1 = m2 + m3 (6)
ρ1 A1 v1 = ρ2 A2 v2 + ρ3 A3 v3 (7)
untuk jenis dan sifat cairan yang tetap persamaan (7) dapat dituliskan sebagai
A1 v1 = A2 v2 + A3 v3 (8)
Dengan A adalah luas penampang pipa ( π/4 D2)
D12 v1 = D22 v2 + D32 v3 (9)

CONTOH SOAL KONTINYUITAS


Crude oil dengan specific gravity 0,887 mengalir melalui pipa baja (A)
NPS 2 inci dengan Sch.No. 40 pipa B dengan NPS 3 inci Sch.No. 40 dan pipa C
dan pipa D masing-masing mempunyai diameter sama 1 12 inci Sch.No. 40 dan

jumlah massa yang mengalir dalam pipa C dan D masing-masing sama. Jumlah
massa yang mengalir pada pipa A sebesar 30 gal/menit (6,65 m3/jam). Tentukan
kecepatan aliran massa dan kecepatan linier pada masing- masing pipa.

Jawab
Ukuran pipa dan luas penampang untuk masing-masing pipa dapat dilihat
pada Daftar I.
Pipa A, diameter dalam (Di)= 2,062 inci, luas penampang pipa = 3,35 inci2 =
0,0233 ft2
Pipa B, diameter dalam = 3,068 inci, luas penampang pipa = 7,38inci2 = 0,0513
ft2
Pipa C dan D, diameter dalam = 1,61inci, luas penampang pipa = 2,04inci2 =
0,01414 ft2
Densitas fluida = Sg x desitas air suling = 0,887 x 62,37 lb/ft3 = 55,3 fb/ft3.
Kecepatan aliran (debit) = 30 gal/menit = (30x60)/70= 240,7 ft3/jam.
Kecepatan aliran massa di pipa A dan di pipa B sama (mA = mB = m)
m = 240,7 ft3/jam x 55,3 fb/ft3 = 13.300 lb/ jam.

3
Kecepatan aliran massa yang mengalir di pipa C dan D dapat ditentukan dari
persamaan berikut mA = mB = mC + mD karena jumlah massa yang mengalir
di C sama dengan di D ( mC = mD) maka mC = mD = 0,5 mA = 6.650 lb/jam.
Kecepatan linier = v = debit/ luas penampang
vA = 240,7/(3600 x 0,0233) = 2,87 ft/detik
vB = 240,7/(3600 x 0,0513) = 1,30 ft/detik
vC = 120,35/(3600 x 0,01414) = 2,36ft/detik

Contoh:
Suatu fluida ρ = 892 kg/m3 mengalir dalam sistim pemipaan seperti terlihat pada
Gambar 4, masuk ke bagian 2 dengan kecepatan 1,388 10-3 m3/detik. Jika aliran
fluida dibagi sama dan pipa yang digunakan pipa baja, tentukan :
a. Kecepatan total massa di pipa 1 dan pipa 3
b. Kecepatan rata-rata di pipa 1 dan pipa 3.
1,5 inci
3

1 2 inci
3
1,5 inci
Gambar 3. Sistem pemipaan

Pipa baja, Sch No 40, dan diameter 2 inci NPS mempunyai diameter dalam (D1)=
π
2,067 inci, luas penampang aliran =A1= D12 =0,0233 ft2= 2,165 10-3m2. Untuk
4
1,5 inci NPS diameter dalam (D2)=1,61 inci, A2= 0,01414 ft2=1,313 10-3m2.

a. M1= 1,388 10-3 m3/detik x 892 kg/m3= 1,238 kg/detik


M3 = M1/2 = 1,238/2= 0,619 kg/detik.

4
M1 1,238kg / det
b. v1 = = = 0,641m / det
ρ1 A1 892kg / m 3 .2,165.10 −3 m 3
M3 0,619kg / det
v3 = = = 0,528m / det
ρ 3 A3 892kg / m 3 .1,313.10 −3 m 3
Kecepatan aliran fluida ini merupakan contoh kecepatan aliran yang tidak
optimum karena berdasarkan data pada Tabel I untuk densitas fluida 800 kg/m3
seharusnya kecepatan aliran optimumnya =3 m/det. Pada keadaan ini dapat
dikatakan diameter pipa yang digunakan terlalu besar.
Untuk itu tentukan diameter pipa yang sebaiknya dipilih.

2. NERACA ENERGI DALAM ALIRAN FLUIDA DALAM PIPA


Neraca energi didasarkan pada hukum kekekalan energi yaitu: energi
tidak dapat diciptakan dan dimusnahkan tetapi hanya berubah dari suatu bentuk
energi ke bentuk lainnya atau dipindahkan dari suatu obyek ke obyek lainnya.

Fluida mengalir dari posisi fluida berenergi tinggi ke posisi fluida yang berenergi
lebih rendah. Dalam aliran fluida, ada beberapa bentuk energi, yaitu:
1. Energi yang dibawa fluida

5
- Energi dakhil atau energi dalam (U) yaitu merupakan besaran intrisit
yang besarnya tergantung pada sifat dasar fluida.
- Energi potensial ( mgz ) energi yang dimiliki fluida karena elevasinya.
Energi yang berasal dari gaya gravitasi. Besarnya energi potensial = mgZ,
dengan Z adalah tinggi posisi titik yang ditinjau
- Energi kinetik ( 12 mv 2 ) energi yang dimiliki fluida karena gerakannya.

Energi yang berasal dari gerakan, yang besarnya = ½mv2, dengan v adalah
kecepatan linear fluida.
- Energi tekan ( Pv ) energi yang dimiliki oleh fluida karena keberadaanya
dalam sistem.
2. Energi yang dipindahkan antara fluida dengan lingkungan meliputi:
• Kerja sumbu (W)
Nilai w positif bila lingkungan dikenai kerja
• Energi panas
Simbolnya Q. Pada aliran fluida, kadang-kadang tidak ada efek panasnya.
Nilai q positif bila panas dari lingkungan
• Energi yang hilang karena gesekan (lost work by friction)
Simbolnya sering lwf atau ef.

6
Neraca energi (keadaan steady state)
Energi masuk = Energi keluar

1 1 2
U1 + mv12 + mgz1 + PV
1 1 + q − w = U 2 + mv2 + mgz2 + PV
2 2
2 2
(1)

1
(U 2 − U1 ) + ( mv22 − mv12 ) + mg ( z2 − z1 ) + ( PV
2 2 − PV
1 1) = q − w
2
(2)

1
∆U + ∆ ( mv 2 ) + ∆ (mgz ) + ∆ ( PV ) = q − w (3)
2
Dari thermodinamika:

H = U + PV
(4)
∆H = ∆U + ∆ ( PV )

Sehingga pers. (3) menjadi,

1
∆H + ∆ ( mv 2 ) + ∆ (mgz ) = q − w (5)
2

Sebagai alternative,
2 2 2 2 2
∆U = ∫ TdS + ∫ P( −dV ) + ∫ γ dδ + ∫ µ A dmA + ∫ µ B dmB + .....
1 1 1 1 1
(6)
2
∫1
TdS : heat effects

2
∫1
P ( − dV ) : compression effects

7
2
∫ γ dδ : surface effects  diabaikan
1
2
∫ µ A dmA : chemical effects  diabaikan
1

2 2
∆ ( PV ) = ∫ PdV + ∫ VdP (7)
1 1
2
∫1
TdS = q + (lw ) (8)

(lw)  energi hilang

Substitusi pers (6), (7), (8) ke (3)

2 1 2
∫1 VdP + ∆ (
2
mv ) + ∆(mgz ) = − w − lw
Untuk fluida incompressible (ρ ≈ tetap)

2 1
∫1
mVdP + ∆( mv 2 ) + ∆(mgz ) = − w − lw
2
(energi/waktu)

1 w l
V ∆P + ∆ ( v 2 ) + ∆ ( gz ) = − − w
2 m m
∆P ∆v 2 w lw
+ + ∆z = − − (energi/berat)  (panjang)
ρ g 2g mg mg

∆P ∆v 2
+ + ∆z = −Ws − F
ρ g 2g

8
Sehingga untuk incompressible fluid (cairan),

P1 v12 P2 v22
+ + z1 − Ws − F = + + z2
ρ g 2g ρ g 2g
Persamaan “Bernoulli”
P
: pressure head, satuan panjang
ρg
v2
: velocity head, satuan panjang
2g
z : potensial head (static head), satuan panjang

F : friction head, satuan panjang

W : work head, satuan panjang


Contoh:
1

P1=P2=atmosferis, v1 sangat lambat, F ≈ 0, W tidak ada

P1 v12 P2 v22
+ + z − Ws − F = + +z
ρ g 2g 1 ρ g 2g 2
v2 = 2 gh

9
Friction head (F)
Kehilangan energi karena gesekan,

lw = f ( L, D, ε , m, ρ , µ , v)
lw = K ⋅ Lc1 D c2 ε c3 mc4 ρ c5 µ c6 v c7
Dengan analisis dimensi (sistem MLt)
c c c
ML2 c4  M   M   L 
5 6 7

2
= K ⋅L L L M  3     
c1 c2 c3

t  L   Lt   t 
Akan diperoleh kelompok tidak berdimensi,
c10
 L   ε   ρ vD 
c8 c9
 lw 
 2 = K ⋅      
 mv  D D  µ 
c10
 L   ε   ρ vD 
c c
 glw  8 9

 gmv 2  = K ⋅  D   D   µ  
       
c10
L  8  ε  9  ρ vD 
c c
 F  
 v2 / 2 g  = K ′ D   D   µ 
       
Bila L cukup panjang (L/D > 50),
c10
L  ε  9  ρ vD 
c
 F  
 v 2 / 2 g  = K ′′  D  D   µ 
      
c10
ε  9  ρ vD 
c
 F  
 Lv 2 / 2 gD  = K ′′  D   µ 
     

10
 F   ε   ρ vD  
 Lv 2 / 2 gD  = f  D  ,  µ   = f  Fig. 125 Brown
     
(1950)
Flow regime,

• Re ≤ 2100  laminer  f = 64 / Re
• 2100 < Re ≤ 4000  kritis
• 4000 < Re ≤ 10000  transisi
• Re > 10000  turbulen

1  6.9  ε / D 1.11 
= −1.8log  +   Re > 2300
f  Re  3.7  

11
Menggunakan grafik 125 & 126 Brown (1950),
Friction factor aliran dalam pipa dapat ditentukan bila diketahui:
• Jenis pipa
• Dimensi pipa Kekasaran relatif, ε/D
• Reynold aliran

Bila terdapat fittings (belokan, kran, dll.)

Le v 2
F= f
2 gD
Dengan panjang total panjang ekivalen (Le),

Le = ∑ ( L) pipa lurus + ∑ ( Le )fittings


Le untuk fittings dapat ditentukan dengan menggunakan grafik 127 Brown
(1950).

12
P1 v12 P2 v22
+ + z1 − Ws − F = + + z2
ρ g 2g ρ g 2g

13
P2
P1

D2
z1 D1 Le2
Le1 Q
Q vp,2
vp,1 −Ws

P1 v12 P2 v22
+ + z − Ws − ( F1 + F2 ) = + +z
ρ g 2g 1 ρ g 2g 2
 P2 v22   P1 v12 
( −Ws ) =  + + z2 + F2  −  + + z1 − F1 
 ρ g 2g   ρ g 2g 

discharge head suction head

 P2 v22 f 2 Le ,2 v 2p ,2   P1 v12 f1 Le ,1v 2p ,1 


( −Ws ) =  + + z2 +  −  + + z1 − 
 ρ g 2g 2 gD ρ g 2 g 2 gD
 2   1 

14
Contoh kasus: Mengalirkan air dari sumber di
puncak bukit.

Pipa commercial carbon steel


1 ke 2: NPS 4”, Sch.No. 40
1
2 ke 3 & 4: NPS 2”, Sch.No. 40

Keterangan:
1. Sumber air (ketinggian 500 m)
2. Titik percabangan (ketinggian 300 m)
3. Pemukiman (ketinggian 50 m)
4. Pemukiman (ketinggian 0 m)
Le pipa : 1 ke 2: 300 m; 2 ke 3: 500 m; 2 ke 4: 1000 m.
Tentukan debit air yang diterima pemukiman 3 dan 4.
Persamaan ’Bernoulli’ titik 1 ke 2

P1 v12 f1 Le ,1v12−2 P2 v12−2


+ +z − = + + z2
ρ g 2g 1 2 gD1 ρ g 2g
f1 Le,1v12− 2 P2 v12−2
z1 − = +z + (1.1)
2 gD1 ρ g 2 2g

15
Persamaan ’Bernoulli’ titik 2 ke 3

P2 v22−3 f 2 Le,2 v22−3 P3 v22−3


+ + z2 − = + + z3
ρ g 2g 2 gD2 ρ g 2g
P2 f 2 Le,2 v22−3
+ z2 − = z3 (1.2)
ρg 2 gD2
Persamaan ’Bernoulli’ titik 2 ke 4

P2 v22− 4 f 3 Le,3v22−4 P4 v22− 4


+ + z2 − = + + z4
ρ g 2g 2 gD3 ρ g 2g
P2 f 3 Le ,3v22− 4
+ z2 − =0 (1.3)
ρg 2 gD3
Persamaan kontinyunitas di titik percabangan 2.
Asumsi: tekanan di sekitar titik percabangan sama.

v2-3, D2
v1-2, D1

v2-4, D3

π π π
ρ D12 v1−2 = ρ D22 v2−3 + ρ D32 v2−4
4 4 4

16
D12 v1−2 = D22 v2−3 + D32 v2− 4 (1.4)

17
Bagaimana menghitung debit?

Perhitungan perlu trial and error

V1-2,trial P2 v2-3 v1-2 v1-2 = v1-2,trial


Pers. 1.1 Pers. 1.2 Pers. 1.4 v

v2-4
Pers. 1.3

v1-2 ≠ v1-2,trial
v
Debit ke pemukiman 3:
π
Q3 = D22v3
4

18
Debit ke pemukiman 4:
π
Q4 = D32 v4
4
Mengalirkan cairan dengan pompa
1. Suction head system

P1 v12 f1 Le ,1v 2p ,1 P2 v22 f 2 Le ,2 v 2p ,2


+ + z1 − − Ws = + + z2 +
ρ g 2g 2 gD1 ρ g 2g 2 gD2

suction head discharge head

19
• Bila jenis pipa dan diameter pipa yang
digunakan seragam
v p ,1 = v p ,2
f1 = f 2
• Diameter tangki cukup besar sehingga v10,
v20
P1 f ( Le ,1 + Le,2 )v 2p P
+ z1 − − Ws = 2 + z2
ρg 2 gD ρg
Head pompa,
 P2   P1 f ( Le ,1 + Le ,2 )v 2p 
( −Ws ) =  + z2  −  + z1 − 
 ρ g    ρ g 2 gD 
2. Suction lift system

20
P1 v12 f1 Le,1v 2p ,1 P2 v22 f 2 Le,2 v 2p ,2
+ − z1 − − Ws = + + z2 +
ρ g 2g 2 gD1 ρ g 2g 2 gD2

suction head discharge head


• Bila jenis pipa dan diameter pipa yang
digunakan seragam
v p ,1 = v p ,2
f1 = f 2
• Diameter tangki cukup besar sehingga v10,
v20

21
P1 f ( Le,1 + Le,2 )v 2p P
− z1 − − Ws = 2 + z2
ρg 2 gD ρg
Head pompa,
 P2   P1 f ( Le,1 + Le,2 )v 2p 
( −Ws ) =  + z2  −  − z1 − 
 ρg 
  ρg 2 gD 

22
TUGAS

23
Contoh kasus. Brown 12-5
A tank 3 ft ID and 12 ft high filled with water at
68°F is to be emptied through a vertical 1-in
standard pipe, 10 ft long, connected to the tank
bottom. How long a time is required for the level
to drop from 12 to 2 ft?

Neraca massa air dalam tangki,

24
Rate of input – Rate of output = Rate of
accumulation
π d π
0−ρ d p2 v2 = (ρ D2 z)
4 dt 4
dz d p2
= − 2 v2
dt D
dt D2 1
=− 2
dz d p v2
t D2 zf 1
∫t =0 dt = − d p2 ∫z0 v2
dz

D2 zf 1
t=− 2
dp ∫z0 v2
dz

D2 zf
t=− 2
dp ∫z0
f (v2 ) dz

Dalam kasus ini jelas bahwa v2 = f (z). Perlu


dicari hubungan v2 dan z.

Persamaan Bernoulli antara titik 1 dan titik 2

25
P1 v12 f1 Le ,tanki v12 f 2 Le,pipa v22 P2 v22
+ + z1 − − = + + z2
ρ g 2g 2 gD 2 gd p ρ g 2g

( P2 − P1 ) (v22 − v12 ) f1 Le ,tanki v12 f 2 Le ,pipa v22


+ + ( z2 − z1 ) = − −
ρg 2g 2 gD 2 gd p

v22 f 2 Le,pipa v22


− z1 = −
2g 2 gd p

v22 f 2 Le,pipa v22


− ( z p + z) = −
2g 2 gd p

v22 f 2 Le,pipa v22


− ( z p + z) = − (a)
2g 2 gd p

Bila ditentukan nilai z, maka v2 dapat dihitung.

26
Berdasarkan persamaan (a) dapat dibuat grafik hubungan v2 dan z
z, m z0 zf
v2, m/det
F(v2) = 1/v2

27
f(v2)

Integrasi = Luas area

zf z0 z

Metoda numeris,
∆z
 f 0 + 2 ( f1 + f 2 + ⋅⋅⋅ + f N −1 ) + f N 
zf
∫z0
f ( z )dz ≈
2
trapezoidal rule

28
Contoh kasus: Brown 12-13

29
What is minimum pump head required? (1cuft =
7,48 gallon)
Which globe valve is throttled and what is the
pressure drop through the throttled valve?

Metode 2-K untuk friksi di fitting pipa dan yang lain

K1  1 
Kf = + K ∞ 1 + 
N Re  IDinch 
K1 dan K∞ adalah konstante (Tabel 2.4)
 ρvD 
NRe = bilangan Reynolds  
 µ 
IDinch = diameter dalam pipa, dalam inch
K1
 Untuk entrance dan exit pipa : K f = + K∞
N Re

• Untuk entrance pipa : K1 = 160 dan K∞ = 0,50.


• Untuk exit pipa : K1 = 0 dan K∞ = 1.
• Untuk NRe > 10.000, Kf = K∞, sebaliknya NRe < 50, Kf = K1/NRe

30
31
Table of Surface Roughnesses

Material Surface Roughness, e

feet meters

PVC, plastic, glass 0.0 0.0

Commercial Steel or Wrought


1.5x10-4 4.5 x10-5
Iron

Galvanized Iron 5.0x10-4 1.5 x10-4

Cast Iron 8.5x10-4 2.6 x10-4

Asphalted Cast Iron 4.0x10-4 1.2 x10-4

Riveted Steel 0.003 to 0.03 9 x10-4 to 9x10-3

Drawn Tubing 5.0 x10-6 1.5 x10-6

Wood Stave 6x10-4to 3x10-3 1.8x10-4 to 9x10-4

Concrete 0.001 to 0.01 3x10-4to 3x10-3

32
ε
Gambar 6. Nilai untuk berbagai jenis pipa dan Le fittings (Brown, 1978)
D

Pipe Scheduling

Schedule 10 Schedule 40 Schedule 80 Schedule 160


Pipe
** ** ** **
Wall Wall Wall Wall
Nom.
Size ID Thick ID Thick ID Thick ID Thick
OD
(in) (in) . (in) . (in) . (in) .
(in)
(in) (in) (in) (in)

1/8 0.405 0.307 0.049 0.269 0.068 0.215 0.095


1/4 0.540 0.410 0.065 0.364 0.088 0.302 0.119
3/8 0.675 0.545 0.083 0.493 0.091 0.423 0.126
1/2 0.840 0.674 0.083 0.622 0.109 0.546 0.147 0.466 0.187
3/4 1.050 0.884 0.109 0.824 0.113 0.742 0.154 0.614 0.218
1 1.315 1.097 0.109 1.049 0.133 0.957 0.179 0.815 0.250
1-1/4 1.660 1.442 0.109 1.380 0.140 1.278 0.191 1.160 0.250

33
1-1/2 1.900 1.682 0.109 1.610 0.145 1.500 0.200 1.338 0.281
2 2.375 2.157 0.109 2.067 0.154 1.939 0.218 1.689 0.343
2-1/2 2.875 2.635 0.120 2.469 0.203 2.323 0.276 2.125 0.375
3 3.500 3.260 0.120 3.068 0.216 2.900 0.300 2.626 0.437
4 4.500 4.260 0.120 4.026 0.237 3.826 0.337 3.438 0.531
5 5.563 5.295 0.134 5.047 0.258 4.813 0.375 4.313 0.625
6 6.625 6.357 0.134 6.065 0.280 5.761 0.432 5.189 0.718
8 8.625 8.329 0.148 7.981 0.322 7.625 0.500 6.813 0.906

PANJANG EKUIVALEN
Dalam industri tidak mungkin fluida mengalir dalam pipa yang lurus tanpa
sambungan, kran, belokan, dan sebagainya. Pada keadaan ini persamaan F
dapat dituliskan sama dengan persamaan F untuk pipa lurus di atas tetapi
panjang pipa diganti dengan panjang pipa ekuivalen (Le) atau dapat dituliskan
sebagai berikut:
f .( L + Le).v 2
F= (14)
2.g c .D
Panjang ekuivalen suatu fitting yaitu besarnya gesekan yang terjadi pada fitting
tersebut bila dibandingkan dengan gesekan yang terjadi pada pipa lurus. Nilai Le
suatu fitting dapat dilihat pada Gambar 5.

Fluida Compressible
dp
v dV + g dz + + dF = 0
ρ
horizontal dz = 0
4 + v 2 dL
v dV + V dp + =0
2D
1
v= , uniform pipe diameter
ρ
v
G = Vρ =
V

34
dv = G dV
dv dp 2 f .G 2
G2 + + . dL = 0
V V D
Z1
pV = RT
M
2 2 2
dv M G2
G2 ∫
1
V
+
ZRT ∫
1
pdp + 2 f
D ∫
1
dL = 0

V2 M G2
G2 ln + ( p 22 - p12 ) + 2 f ∆L=0
V1 Z 2 RT D

Z 4 f .∆LG 2 RT Z 2G 2 RT p
p 22 - p12 = + ln 1 ………………………………………(1)
DM M p2

Nm
R = 8314,34
kgmol − K
Saat p1 konstan, G berubah jika p2 divariasi Dari persamaan (1), jika p1 = p2, G = 0 dan
dG
jika p2 = 0 maka G = 0. Pada p2 tertentu → terdfapat G max. pada saat = 0, p1, f
dp 2
konstan.

MP22 RT
G max = , V max = = P2V2
RT M

Contoh Soal 1.
Suatu pompa digunakan untuk mengalirkan fluida yang mempunyai sifat
fisis ρ = 114,8lbm / ft 3 , µ = 0,01lbm / ft / det , sebanyak 69,1 gallon/ menit dari
suatu tangki terbuka ke tangki kedua dalam keadaan terbuka juga. Beda
ketinggian permukaan cairan pada tangki 1 dan 2 50 ft, diameter pipa yang
digunakan 2 inci NPS. Panjang ekuivalent total pipa tersebut diketahui 2000 ft.
Berapa power pompa yang diperlukan jika efisiensi pompa tersebut = 0,65.
Berapa kenaikan tekanan sebelum dan sesudah pompa?.

35
Pipa dengan ukuran 2 inci NPS dan Sch No. 40 memiliki diameter dalam (ID)=
2,067 inci =0,17225ft dan luas penampang aliran (A) =0,0233 ft2.
gal 1menit 1 ft 3 ft 3
Kecepatan aliran atau debit = 69,1 . . = 0,1539
min 60 det ik 7,481gal det

ft 3
0,1539
debit det = 6,61 ft
v2 = =
A 0,0233 ft 2 det
P1 = P2 = 1atm

Z1= 0 (datum)
V1 (didalam tangki) = 0
P1 v12 P2 v 22
+ Z1 + − F −W = + Z2 +
ρg 2g ρg 2g

v22 v 22
- F − W = +Z 2 + ---> -W= Z2 + +F
2g 2g
ρ .v.D 114,8.6,61.0,17225
Re = = = 13070,81 (Re>10.000)
µ 0,01
0,5 0,5
Aliran turbulen, f = 0,0056 0 , 32
= 0,056 = 1,3487810 −3 =1,35 10-3
( Re ) (13070,81) 0,32

f .( L + Le).v 2 (1,35.10 −3 )(2000)(6,61) 2


F= = = 10,64 ft
2.g c .D 2(32,174)(0,17225)

v 22 (6,61) 2
-W= Z2 + +F = 50 + +10,64 =50+0,678+10,64= 61,318 ft lbf/lbm
2g 2.32,174
W 61,318 ft .lbf
Power pompa yang dibutuhkan = = = 94,3
η 0,65 lbm

Contoh Soal 2.
Metanol 90 % berat (anggap ρ = 0,8 g/cm3, µ= 0,7 cp) dipompa dari tangki
penyimpan atmosfir ke bagian proses dengan menggunakan pipa standar iron
yang panjangnya 1450 ft. Fitting yang ada meliputi 15 standart elbow, 5 gate
valve, 6 standart tee. Jika tangki proses yang juga atmosfir berada 22 ft diatas
tangki penyimpan dan metanol yang harus dialirkan sebanyak 20 gpm. Tentukan

36
ukuran pipa yang harus dipasang dan spesifikasi pompanya (efisiensi pompa 60
%).

Penyelesaian:
2

22 ft

3 4

lb lb
Metanol ρ = 0,8 g/cm3 = 0,8.62,4 = 50
cuft cuft
g lb
µ = 0,7 cp = 0,7.10-2 = 4,7.10-4
cm. det ft. det

1cuft ft 3 ft 3
Q = 20 gpm . = 2,673 = 0,04456
7,481gallon menit det ik
Diambil kec. dalam pipa
m ft
V=3 ∼ 9,8
det ik det

V∼9 ft
det
0,04456
Area = = 0,00495 ft2 = 0,7129 in2
9
Dari tabel, dipilih pipa 1 in NPS, area = 0,864
ID = 1,049 in (Sch no.40), Area 0,006 ft2.

37
3
0,04456 ft
Check V = det = 7,426 ft
2
0,006 ft det

m
V = 2,26 (memenuhi)
det
Neraca tenaga titik 1 dan 2:
P1 V12 P V2
+ + Z1 – F – Ws = 2 + 2 + Z2
ρw 2g ρ w 2g
P1 = P2 = 1 atm
V1 = V2 ∼ 0.
V3 = V4 (Karena D sama)
(-Ws ) = Z2 – Z1 + F
(-Ws ) = 22 + F
f .Le.V 2
Friction Head (F) =
2. g . D
lb ft 1,049
50 .7,426 . ft
ρVD cuft det 12
Re = =
µ 4,7.10 − 4
lb
ft. det
Re = 69060 ∼ 7.104
Commercial steel ε = 0,00015 in
ε
= 1,4.10-4
D
Dari grafik hal 25, f = 0,021 → 0,021
Eqivalent length = Le.
Dari grafik hal 27,
Elbow standart, Le = 2,5 ft.
1
Gate valve closed, Le = 16 ft.
2
Standart tee, Le = 5,5 ft.
Le fitting = 15.2,5 + 5.16 + 5,5.6
= 150,5 ft.

38
Total Le = 1450 + 150,5 = 1600,5 ft
f .Le.V 2 0,021.1600,5(7,426) 2
F= = = 330 ft.
2 gD 2.32,17.0,0874
(-Ws) = 22 + 330 = 352 ft.
lb 2,673 cuft
massa fluida = ρ.Q = 50 . .
cuft 60 det
lb
m = 1,946
det
Power
lbm ft.lbf
m.(-Ws) = 1,946 .352
det lbm
ft.lbf
= 685
det
685
= hp = 1,245 hp
550
Effisiensi 60 %.
1,245
Power = hp = 2,075 hp
0,6

Contoh Soal 3.
Natural Gas (sebagian besar Metana) dipompa melalui 1,016 m (ID) sepanjang
1,609. 105 m pada kecepatan 2,077 kg mol/det. jika kondisi isothermal 288,8 K
Tekanan keluar pipa p2 = 170,3 x 103 Pa absolute. Hitung tekanan inlet P1.
Viskositas methane pada 288,8 K = 1,04 . 10-5 Pa.s.
π
D = 1,016 m, A = D 2 = 0,8107 m2.
4

kgmol kg 1 kg
G = (2,077 ) (16.0 )( 2
) = 41
s kgmol 0,8107m s.m 2

DG 1,016.41
Re = = = 4,005.106
µ 1,04.10 −5

ε 4,6.10 −5
ε = 4.6.10-5 m → = = 0,0000453
D 1,016

f = 0,0027

39
Z 4 f .∆LG 2 RT 2G 2 RT p
p12 - p 22 = + ln 1
DM M p2

Nm
R = 8314,34
kgmol.K

4.0,0027.(1,609.10 5 )(41) 2 8314,34.288,8 2(41) 2 (8314,34)(288,8) p


p12 - p 22 = + ln 1
(1,016)(16) 16 p2

p1 = 683,5 . 103 Pa

Max kecepatan:

RT 8314(288,8)
V max = = = 387,4 m/s
M 16

Kecepatan sesungguhnya

RTG 8314,34(288,8)(41)
v2 = = = 36,13 m/s
P2 M (170.3.10 3 )(16)

 4 f .∆L.RT 2 RT P1  2
p12 - p 22 =  + ln  G
 DM M P2 

 
 
 P1 − P2
2 2
=G
 4 f∆L.RT 2 RT P1 
 + ln 
 DM M P2 

 4 f .∆L.RT 2 RT P1  2
p12 - p 22 =  + ln  G
 DM M P2 

dp 2 4 f .∆L.RT 0 2 RT dG
- 2 P2 = + (ln P1 - ln P2) 2G
dp 2 DM M dp 2

Adiabatis compressible flow

γRT
V max = γp 2V2 =
M

40
Cp
γ= , udara γ = 1,4.
Cv

γ methane = 1,31

V max adibatis ± 1,2 x V max isothermal.

Metana dipompa dalam pipa 305 m, dan ID = 0,525 m steel pipe dengan G = 41
kg/ m2.s.

Inlet pressure = 345000 Pa abs, Isothermal suhu 288,8 K, µ = 1,04. 10-5 Pa-s

Soal-soal
1. Gas alam (µ = 0,05 cp) sebanyak 4.000.000 ncu ft/jam, dialirkan dari suatu
tempat yang tekanannya = 20 atm menuju ke process plant yang jaraknya 40
km. Jika suhu gas alam dianggap konstan 250 C, perkirakan pemipaan yang
dibuat dan hitung tekanan gas saat masuk ke process plant. Untuk
penyederhanaan hitungan, anggap gas alam sebagai metana dan mengikuti gas
ideal.

2. Air pada 600 F, dipompa dari tangki T ke tangki M dan N. Dari tangki T ke inlet
pompa melalui pipa 3 in Sch. No 40, Le = 100 ft. Dari tangki N, dengan pipa 2 in
Sch. No 40, Le = 600 ft, sedangkan dari tee ke tangki M, dengan pipa 1,5 in Sch.
No 40, Le = 600 ft. Ada 2 gate valves yang keduanya fully open, satu diantara
pompa dan tee. Ada 2 globe valves, globe valve A ada diantara tee dan tangki
M, dan globe valve B ada diantara tee dan tangki N. Debit ke tangki M diinginkan
50 gpm dan ketangki N =90 gpm. Tinggi permukaan air di tangki T = 30 ft dan
tinggi permukaan air di tangki M dan N sama masing-masing 8 ft diatas inlet
pompa. Panjang ekivalen (Le) belum termasuk valve.
a. Berapa hp pompa.
b. Globe valve mana A atau B yang harus ditutup sebagian, dan berapa
pressure drop karena friksi di dalam globe valve ini.

41

Anda mungkin juga menyukai