Anda di halaman 1dari 93

Metabolisme adalah segala proses reaksi kimia yang terjadi di

dalam makhluk hidup, mulai makhluk hidup bersel satu yang sangat
sederhana seperti bakteri, protozoa, jamur, tumbuhan, hewan; sam-
pai makhluk yang susunan tubuhnya kompleks seperti manusia. Di
dalam proses ini, makhluk hidup mendapat, mengubah dan memakai
senyawa kimia dari sekitarnya untuk mempertahankan hidupnya.
Secara umum pertukaran zat yang terjadi pada mahluk hidup
disebut metabolisme, yang mencakup reaksi-reaksi kimia. Metabo-
lisme dapat dibedakan atas dua yaitu: anabolisme dan katabolisme.
Anabolisme merupakan proses sintesis senyawa kimia yang kompleks
dari senyawa kimia yang sederhana dan membutuhkan energi.
Katabolisme adalah reaksi kimia yang merombak senyawa organik
yang kompleks menjadi senyawa kimia sederhana dan membebaskan
sejumlah energi.

1. Anabolisme
Proses anabolisme adalah proses sintesis maka sering disebut
asimilasi dan karena memerlukan energi maka reaksinya disebut
reaksi endergonik. Beberapa contoh proses anabolisme:
- pembentukan protein dari asam amino
- pembentukan asam nukleat dari nukleotida
- pembentukan polisakarida dari monosakarida
- proses fotosintesis pada tumbuhan
Fotosintesis adalah suatu proses pengambilan energi surya oleh
organisme fotosintetik atau organisme berklorofil (zat hijau
daun]dan mengubah menjadi energi biomasa. Tanaman fotosin-
tetik menangkap energi surya dalam bentuk ATP dan NADPH
yang digunakan dalam pembentukan karbohidrat dan kompo-
nen organic lainnya.
Organisme fotosintetik dibedakan atas organisme yang mampu
menghasilkan O2 dan yang tidak mampu menghasilkan O2. Sel
hijau daun untuk tanaman tingkat tinggi adalah penghasil oksi-
gen. Organisme ini air merupakan pemberi hydrogen untuk me-
reduksi CO2, melalui proses ini menghasilkan O2, contoh reak-
sinya:

nH20+nC02 5inarmatahari », (CH20)n+n02

n seringkali ditetapkan sebagai nilai 6 sesuai dengan pemben-


tukan glukosa (C6H12O6) sebagai produk akhir reduksi CO2

2. Katabolisme
Katabolisme merupakan proses pembebasan energi, proses ini
lebih umum dikenal sebagai proses oksidasi. Dalam peristiwa ini
glukosa mengalami oksidasi sempurna akan menjadi CO2 dan H2O
serta menghasilkan 686 kkal energi bebas. Reaksinya:

C6Hi206+6C02 -----------------------► 6CO2 + 6H2O + 686 kkal


Beberapa contoh katabolisme:
- Glikolisis
Merupakan salah satu lintasan yang penting digunakan oleh
sel untuk menghasilkan energi. Merupakan Suatu rangkaian
reaksi yang memproduksi asam piruvat dari glukosa.
- Fermentasi
Dalam keadaan tanpa oksigen (anaerob) sel-sel tertentu me-
manfaatkan asam piruvat sebagai bahan baku fermentasi.
- Respirasi sel
Electron dan hydrogen bebas dalam proses respirasi mula-
mula mereduksi NAD menjadi NADH, tetapi selanjutnya ter-
jadi pemindahan hydrogen dan electron pada oksigen melalui
system transport electron sehingga dihasilkan kembali NAD
dan H2O, serta menghasilkan 52 kkal energi yang dapat di-
manfaatkan oleh sel.
Dalam proses respirasi sel terjadi:
• Oksidasi sempurna asam piruvat dengan jalan pemisahan
bertahap dari semua atom hydrogen sehingga menghasil-
kan 3 molekul CO2
• Pemindahan electron yang dipisahkan dari atom hydrogen
itu pada molekul oksigen.

Metabolisme meliputi proses sintesis (anabolisme) dan proses


penguraian (katabolisme) senyawa atau komponen dalam sel hidup.
Semua reaksi metabolisme dikatalis oleh enzim. Hal lain yang penting
dalam metabolisme adalah peranannya dalam penawar racun atau
detoksifikasi, yaitu mekanisme reaksi pengubahan zat yang beracun
menjadi senyawa tak beracun yang dapat dikeluarkan dari tubuh.
Anabolisme dibedakan dengan katabolisme dalam beberapa hal:
• Anabolisme merupakan proses sintesis molekul kimia kecil men-
jadi molekul kimia yang lebih besar, sedangkan katabolisme me-
rupakan proses penguraian molekul besar menjadi molekul kecil.
• Anabolisme merupakan proses membutuhkan energi, sedangkan
katabolisme melepaskan energi.
• Anabolisme merupakan reaksi reduksi, katabolisme merupakan
reaksi oksidasi.
• Hasil akhir anabolisme adalah senyawa pemula untuk proses ka-
tabolisme.

Fotosintesis
Pada hakekatnya, semua kehidupan di atas bumi ini tergantung
bngsung dari adanya proses asimilasi CO2 menjadi senyawa kimia
organik dengan energi yang didapat dari sinar matahari. Dalam
proses ini energi sinar matahari (energi foton) ditangkap dan diubah
menjadi energi kimia dengan proses yang disebut fotosintesis. Proses
ini berlangsung di dalam sel pada tumbuhan tinggi, tumbuhan pakis,
hunut, ganggang (ganggang hijau, biru, merah dan cokelat) dan ber-
bagai jasad renik (protozoa golongan euglena, bakteri belerang ungu,
dan bakteri belerang biru).
Energi matahari yang ditangkap pada proses fotosintesis meru-
pakan lebih dari 90% sumber energi yang dipakai oleh manusia untuk
pemanasan, cahaya dan tenaga. Gambar 6 berikut ini menunjuk-kan
sebaran pemakaian energi matahari oleh bumi dan atmosfer.

Sinar matahari

30% dipantulkan kembali se-cara langsung ke ruangan angkasa

46% diserap oleh atmosfer dan diubah menjadi panas

23% diserap oleh bumi dan atmosfer dipakai untuk penguapan, angin
dan seba-gainya. Energi disimpan dalam bentuk air dan es
Kurang dari 1% ditangkap oleh klorofil
yang terdapat dalam tumbuhan hijau
daun dan berbagai jasad. Dipakai da-
lam proses fotosintesis, dimana energi
matahari diubah menjadi energi kimia
Keseluruhan proses fotosintesis yang melibatkan berbagai ma-
cam enzim dituliskan dengan persamaan reaksi:

6CO2 + 6H2O --------------------------► C6Hi206 + 602


Dalam bakteri berfotosintesis sebagai pengganti H 0 dipakai zat
pereduksi yang lebih kuat seperti H2, H2S, H2R (R adalah gugus orga-
nik). Persamaan reaksinya adalah:

2C02 + 2H2R -------------------------► 2CH2O + O2 + 2R

Proses fotosintesis pada tumbuhan tinggi dibagi dalam dua ta-


hap. Pada tahap pertama energi matahari ditangkap oleh pigmen pe-
■yerap cahaya dan diubah menjadi bentuk energi kimia, ATP dan se-
■yawa reduksi, NADPH. Proses ini disebut reaksi terang. Atom hy-
drogen dari molekul H2O dipakai untuk mereduksi NADP+ menjadi
MADPH, dan O2 dilepaskan sebagai hasil samping reaksi fotosintesis.
Reaksi ini juga dirangkaikan dengan reaksi endergonik pembentukan
ATP dari ADP + Pi. Dengan demikian tahap reaksi terang dapat ditu-
fckan dengan persamaan:

H20 + NADP+ + ADP + Pi---------------► 02 + H+ + NADPH + ATP


Energi matahari

Dalam hal ini pembentukan ATP dari ADP + Pi merupakan suatu


mekanisme penyimpanan energi matahari yang diserap kemudian
diubah menjadi bentuk energi kimia. Proses ini disebut fotofosforilasi.
Tahap kedua disebut tahap reaksi gelap. Dalam hal ini senyawa
kimia berenergi tinggi NADPH dan ATP yang dihasilkan dalam tahap
pertama (reaksi gelap) dipakai untuk proses reaksi reduksi CO2
menjadi glukosa dengan persamaan:

C02 + NADPH + H+ + ATP-------------► glukosa + NADP+ + ADP + Pi

1. Tahap Reaksi Terang Cahaya


Reaksi terang cahaya dalam proses pembebasan energi ma-
tahari oleh klorofil dimana dilepaskan molekul O2, terdiri dari
dua bagian. Bagian pertama disebut fotosistem I mempunyai
ke-mampuan penyerapan energi matahari dengan panjang
gelom-bang di sekitar 700nm dan tidak melibatkan proses
pelepasan Oz. bagian kedua yang menyangkut penyerapan
energi matahari pada panjang gelombang di sekitar 680 nm,
disebut fotosistem II, melibatkan proses pembentukan O2
dan H2O.
Fotosistem I merupakan suatu partikel yang disusun oleh
sekitar 200 molekul klorofil-a, 50 klorofil-b, 50-200 pigmen ka-
rotenoid dan satu molekul penerima energi matahari yang dise-
but protein P700. Energi matahari (foton) yang ditangkap oleh
pigmen pelengkap dipindahkan melalui beberapa molekul pig-
men, disebut proses perpindahan eksiton, yang akhirnya dite-
rima oleh P700. Akibatnya P700 melepaskan elektron yang ber-
energi tinggi. Proses penangkapan foton dan perpindahan eksi-
ton di dalam fotosistem ini berlangsung dengan sangat cepat dan
dipengaruhi oleh suhu. Dengan mekanisme yang sama, proses
penangkapan foton dan pemindahan eksiton terjadi pula pada
fotosistem II yaitu pada panjang gelombang 680.
Partikel fotosistem I dan II terdapat dalam membrane kan-
tong tilakoid secara terpisah.

Pengangkutan Elektron dan Fotofosforilasi


Fotosistem I dan II merupakan komponen penyalur energi
dalam rantai pengangkutan elektron fotosintesis secara kon-
tinyu, dari molekul air sebagai donor elektron ke NADP + sebagai
aseptor elektron,
Perbedaan antara pengangkutan elektron dalam fotosintesis
dan pengangkutan elektron pernafasan adalah:
1. Pada yang pertama, elektron mengalir dari molekul H2O ke
NADP+, sedangkan pada yang kedua arah aliran elektron
adalah dari NADP+ ke H20.
2. Pada yang pertama terdapat dua system pigmen, fotosistem I
dan II yang berperan sebagai pendorong untuk mengalirkan
elektron dengan bantuan energi matahari dari H2O ke NADP+.
3. Pada yang pertama dihasilkan O2, sedangkan pada yang ke
dua memerlukan O2.
Persamaannya ialah kedua rantai pengangkutan elektron
tersebut menghasilkan energi ATP dan melibatkan sederetan
molekul pembawa elektron.
Pengangkutan elektron dalam fotosintesis terdiri dari tiga
bagian yaitu bagian pendek dari H2O ke fotosistem II, bagian dari
fotosistem II ke fotosistem I yang dirangkaikan dengan pemben-
tukan ATP dari ADP + Pi, dan bagian dari fotosistem ke NADP*
yang menghasilkan NADPH seperti pada gambar di bawah ini.

miBUHfiflfi tnnta PAH roiCMiCiriJW<


BBCIRODUIFOTOflMIESB

hv

Gambar 6.2: Hubungan energi dan pengangkutan elektron


dalam fotosintesis

Penyerapan foton oleh molekul pigmen fotosintesis I me-


nyebabkan tereksitasinya molekul tersebut, menghasilkan eksi-
ton berenergi tinggi yang kemudian ditangkap oleh molekul
P700. Akibatnya P700 melepaskan elektron dan memindahkan-
nya ke molekul penerima elektron pertama P430. selanjutnya
elektron dialirkan melalui deretan molekul pembawa elektron
sampai ke NADP+ menyebabkan tereduksinya NADP + menjadi
NADPH. Dalam proses ini diperlukan dua elektron untuk mere-
duksi satu molekul NADP+. Lepasnya satu elektron dari P700
mengakibatkan berubahnya molekul ini menjadi bentuk terok-
sidasinya, P700+ yang kekurangan satu elektron. Dengan kata
lain terjadinya satu lubang elektron pada P700. Untuk mengisi
lubang ini, satu elektron dialirkan melalui sederetan molekul
pembawa elektron, dari molekul P680 dalam fotosistem II. Da-
lam hal ini pengaliran elektron hanya terjadi setelah terlebih
dulu terjadi penyinaran terhadap fotosistem II, yaitu tereksita-
sinya P680 yang segera melepaskan elektron ke molekul pene-
rima elektron pertamanya, C550. Ini mengakibatkan teroksida-
sinya bentuk P680+. Kekurangan elektron pada P680 + dipenuhi
dari reaksi oksidasi-oksidasi molekul HzO menjadi O2. Proses
pengangkutan elektron dari H2O ke NADP+ yang didorong oleh
energi matahari ini disebut pengangkutan non siklik (tak men-
daur dalam elektron fotosintesis). Dalam hal ini satu molekul H2O
melepaskan dua elektron yang diperlukan untuk mereduksi satu
molekul NADP+ menjadi NADPH, dirangkaikan dengan pemben-
tukan ATP dari ATP+ + pi, disebut proses fotofosforilasi.
Persamaan reaksinya adalah:

SI

FSII

H20 + NADP+ + ATP + pi --------------^ / I O Z + H+ + NADPH + ATP


+

Energi matahari

Energi pada proses pengangkutan elektron dalam fotosinte-


sis dari H2O ke NADP+. Elektron yang telah tereksitasi di fotosis-
tem II selanjutnya dialirkan ke fotosistem I melalui molekul pe-
nerima elektron; sitokrom 559 [sitokrom b3 = cyt. b3), plasto-
quinon (PQ), sitokrom 553 (sitokrom f = cytf). plastosianin(PC)
dan molekul P700 di fotosistem I. pengangkutan elektron dari PQ
ke cytf dirangkaikan dengan pembentukan ATP dari ADP + Pi.
Sementara itu elektron yang telah tereksitasi difotosistem I,
dialirkan berturut-turut ke molekul substrat feredoksin, fere
doksin, feredoksin reduktase, dan akhirnya ke NADP + dimana
molekul ini tereduksi menjadi NADPH.
Dalam keadaan tertentu, elektron yang tereksitasi di foto-
sistem I tidak dialirkan ke NADP\ tetapi kembali ke P700 melalui
molekul penerima elektron lainnya, sitokrom 564 (cytbs) yang
selanjutnya melalui cyt. b3 dialirkan ke P700 di fotosistem
I. mekanisme pengangkutan elektron ini disebut pengangkutan
elektron mendaur dalam fotosintesis, sedangkan pengangkutan
elektron dari H2O ke NADP+ melalui fotosistem 1 dan fotosistem
II,disebut pengangkutan elektron tak mendaur dalam fotosinte-
sis.

Tahap Reaksi Gelap Cahaya: Daur Calvin


Dalam tahap reaksi gelap cahaya ini, energi yang dihasilkan
(NADPH dan ATP) dalam tahap reaksi terang cahaya selanjutnya
dipakai dalam reaksi sintesis glukosa dari CO2, untuk kemudian
dipakai dalam reaksi pembentukan senyawa pati, selulosa, dan
polisakarida lainnya sebagai hasil akhir proses fotosintesis da-
lam tumbuhan.
Jalur metabolisme reaksi pembentukan glukosa dari CO2 ini
merupakan suatu jalur metabolisme mendaur yang pertama kali
diusulkan oleh M. Calvin, disebut daur Calvin. Dalam tahap reaksi
pertamanya 6 molekul CO2 dari udara bereaksi dengan 6 molekul
ribulosa 1,5-difosfat, dikatalis oleh enzim ribulosa di-fosfat
karboksilase, menghasilkan 2 molekul 3-fosfogliserat melalui
pembentukan senyawa antara, 2-karboksi 3-ketoribitol 1,5-
difosfat

co2 H2O

Ribulosa 1,5 difosfat^*- 2-karboks 3-ketoribito l.S-difosfat^'^^^ 2-fosfogliserat

Pada tahap reaksi kedua, 12 molekul 3-fosfogliserat diubah


menjadi 12 molekul gliseraldehida 3-fosfat melalui pembentukan
1,3-difosfogliserat, dikatalis oleh enzim fosfogliserat kinase dan
gliseraldehida fosfat dehidrogenasi, serta menggunakan 12 ATP
dan 12 NADPH.
ATP ADP NADPH +H* NADP*

3-fosfogliserat 3-fosfogliseroil fosfat gliseraldehida-3-fosfat


Fosfogliserat Kinase Gliseraldehida fosfat dehidrogenase

Tahap reaksi ketiga , 12 gliseraldehida 3-P diubah menjadi 3


molekul fruktosa 6-P dengan melalui pembentukan senyawa
di-hidroksi aseton fosfat dan fruktosa 1,6 difosfat
Dalam reaksi penambatan CO2, ternyata dibutuhkan
tiga molekul ATP dan dua molekul NADPH untuk mereduksi
satu molekul CO2. Energi matahari yang ditangkap oleh foto
sistem I dan foto sistem II dalam fase terang cahaya diubah
menjadi energi kimia NADPH dan ATP. Kedua macam energi
ini kemu-dian dipakai untuk menjalankan daur Calvin
dengan mendorong tahap reaksi pembentukan
gliseraldehida 3-fosfat dan ribosa 1,5-difosfat serta
pelepasan dilukosa dari daur.

A. Metabolisme Karbohidrat
Karbohidrat diserap oleh sel dalam bentuk monosakarida
seperti glukosa dan fruktosa, selanjutnya melalui reaksi kimia
yang melibatkan beberapa enzim hidrolisis yang disebut
glikolisis. Selanjutnya asam piruvat masuk ke dalam mitokondri
untuk oksidasi sempurna menjadi CO2 dan H2O dengan melepas
energi dalam ben-
tukATP.
Pada metabolisme karbohidrat pada manusia dan hewan
secara umum, setelah melalui dinding usus halus sebagian besar
monosakarida dibawa oleh aliran darah ke hati. Di dalam hati,
monosakarida mengalami sintesis menghasilkan glikogen,
oksidasi menjadi CO2 dan H2O atau dilepaskan untuk dibawa
dengan aliran darah kebagian tu-buh yang memerlukannya
sebagaimana digambarkan pada Gambar di bawah ini.
Sebagian lain monosakarida dibawa langsung ke sel jaringan or-
gan tertentu dan mengalami proses metabolisme lebih lanjut. Karena
pengaruh berbagai faktor dan hormon insulin yang dihasilkan oleh
kelenjar pankreas, maka hati dapat mengatur kadar glukosa dalam
darah. Bila kadar glukosa dalam dara: meningkat sebagai akibat
naiknya proses pencernaan dan penyerapan karbohidrat, sintesis
giikogen dari glukosa oleh hati akan naik. Sebaliknya bila kadar glu-
kosa menurun, misalnya akibat latihan olahraga, giikogen diuraikan
menjadi glukosa yang selanjutnya mengalami proses katabolisme
menghasilkan energi (dalam bentuk energi kimia, ATP) yang dibu-
tuhkan oleh kegiatan olahraga tersebut.
Kadar glukosa dalam darah merupakan faktor yang sangat
penting untuk kelancaran kerja tubuh. Kadar normal glukosa dalam
darah adalah 70-90 mg/100 ml. Keadaan dimana kadar glukosa ber-
ada di bawah 70mg/100ml disebut hipoglisemia, sedangkan diatas
90mg/100ml disebut hiperglisemia. Hipoglisemia yang ekstrem da-
pat menghasilkan suatu rentetan reaksi guncangan yang ditunjukkan
oleh gejala gemetarnya otot, perasaan lemah badan dan pucatnya
warna kulit Hipoglisemia yang serius dapat menyebabkan kehilang-an
kesadaran sebagai akibat kekurangan glukosa dalam otak yang
diperlukan untuk pembentukan energi, sehingga pada akhirnya da-
pat menyebabkan kematian.
Kadar glukosa yang tinggi merangsang pembentukan glikogen
dari glukosa, sintesis asam lemak dan kolesterol dari glukosa. Kadar
glukosa antara 140 dan 170 mg/100 ml disebut kadar ambang ginjal,
karena pada kadar ini glukosa diekskresi dalam kemih melalui ginjal.
Gejala ini disebut glukosuria yaitu keadaan ketidakmampuan ginjal
untuk menyerap kembali glukosa yang telah mengalami filtrasi me-
lalui sel tubuh.
Kadar glukosa dalam darah diatur oleh beberapa hormon. Insulin
dihasilkan oleh kelenjar pankreas menurunkan kadar glukosa dengan
menaikkan pembentukan glikogen dari glukosa. Adrenalin
(epineprin) yang juga dihasilkan oleh pankreas, dan glukagon berpe-
ran dalam menaikkan kadar glukosa dalam darah. Semua faktor ini
bekerjasama secara terkoordinasi mempertahankan kadar glukosa
tetap normal untuk menunjang berlangsungnya proses metabolisme
secara optimum.

1. Biosintesis dan Perombakan Glikogen


Glukosa 6-fosfat dan glukosa 1-fosfat merupakan senyawa
antara dalam proses glikogenesis atau pembentukan glikogen
dari glukosa. Proses kebalikannya, penguraian glikogen menjadi
glukosa yang disebut glikogenolisis juga melibatkan terjadinya
kedua senyawa antara tersebut tetapi dengan jalur yang berbeda
seperti digambarkan pada Gambar 6. Senyawa antara UDP-glu-
kosa (Glukosa Uridin Difosfat) terjadi pada jalur pembentukan
tetapi tidak pada jalur penguraian glikogen. Demikian pula enzim
yang berperan dalam kedua jalur tersebut juga berbeda.
Gambar 6.4. Jalan reaksi glikogenesis dan glikogenolisis. UTP = Uridin Tripospat, ADP
= Adenosin Dipospat, (P) = gugus pospat anorganik. UDP-glukosa = Uridin
dipospat glukosa. Enzim: Ei = fosforilase, E2 = fosfoglukomutase, E3 =
fosfatase, E4 = glukokinase, E5 = pirofosforilase, E6 =glikogen sintase. PPi=
asam piropospat

2. Glikogenesis
Gugus fosfat dan energi yang diperlukan dalam reaksi pem-
bentukan glukosa 6-fosfat disari glukosa diberikan oleh ATP
yang berperan sebagai senyawa kimia berenergi tinggi. Sedang
enzim yang mengkatalisnya adalah glukokinase. Selanjutnya,
dengan fosfogluko mutase, glukosa 6-fosfat mengalami reaksi
isomerase menjadi glukosa 1-fosfat
Glukosa 1-fosfat bereaksi dengan uridin tri fosfat (UTP) di-
katalis oleh glukosa 1-fosfat uridil transferase menghasilkan
uridin difosfat glukosa (UDP-glukosa) dan pirofosfat (PPi).
Mekanisme reaksi glikogenesis juga merupakan jalur meta-
bolisme umum untuk biosintesis disakarida dan polisakarida.
Dalam berbagai tumbuhan seperti tanaman tebu, disakarida su-
krosa dihasilkan dari glukosa dan fruktosa melalui mekanisme
biosintesis tersebut. Dalam hal ini UDP-glukosa abereaksi dengan
fruktosa 6-fosfat, dikatalis oleh sukrosa fosfat sintase,
membentuk Sukrosa 6-fosfat yang kemudian dengan enzim su-
krosa fosfatase dihidrolisis menjadi sukrosa.

3. Glikolisis
Proses penguraian karbohidrat menjadi piruvat Juga disebut
jalur metabolisme Emden-Meyergoff dan sering diartikan pula
sebagai penguraian glukosa menjadi piruvat Proses ini terjadi
dalam sitoplasma. Glikolisis anaerob: proses penguraian
karbohidrat menjadi laktat melalui piruvat tanpa melibatkan ok-
sigen.
Proses penguraian glukosa menjadi CO2 dan air seperti juga
semua proses oksidasi. Energi yang dihasilkan dari proses peng-
uraian glukosa ini adalah 690 kilo-kalori (kkal).

glukosa + 602 --------------► 6C02 + 6 H20 + 690 kkal

Jumlah energi ini sebenarnya jauh lebih besar daripada


jumlah energi yang dapat disimpan secara sangkil dalam bentuk
energi kimia ATP yang dihasilkan dalam proses penguraian ter-
sebut
Dengan adanya oksigen (dalam suasana aerob), glikolisis
menghasilkan piruvat, atau tanpa oksigen (glikolisis anaerob)
menghasilkan laktat. Glikolisis menghasilkan dua senyawa kar-
bohidrat beratom tiga dari satu senyawa beratom enam; pada
proses ini terjadi sintesis ATP dari ADP + Pi. Gambar 13 me-
nunjukkan proses glikolisis secara keseluruhan.
B. Metabolisme Protein
Nama protein pertama kali diusulkan oleh ahli kimia Swedia,
Berzelius. Protein berasal dari bahasa Yunani, protios, yang
berarti bahan penyokong yang pertama.
Protein merupakan komponen utama dalam semua sel
hidup. Fnngsi utamanya sebagai unsur pembentuk struktur sel,
misalnya dalam rambut, wol, kolagen, jaringan penghubung,
membran sel dan bin-lain. Selain itu dapat pula berfungsi sebagai
protein yang aktif seperti enzim yang berperan sebagai
katalisator segala proses bioki-■ria dalam sel. Protein aktif selain
enzim yaitu hormon, hemoglobin, protein yang terikat pada gen,
toksin, anti bodi atau anti gen dan Iain-bin.
Protein adalah rangkaian atau polimer dari sejumlah asam
amino. Asam amino adalah molekul organik kecil yang pada
umum-■ya terbuat dari karbon, hidrogen, oksigen, dan nitrogen.
Protein di-hnat dari suatu pool yang terdiri dari 20 asam amino
yang berbeda. Batusan atau ribuan asam amino dirangkai
dengan suatu urutan ter-tentu untuk membentuk rantai asam
amino.
Fungsi protein dimungkinkan karena struktur tiga
dimensinya jang unik. Dengan strukturnya yang unik suatu
molekul protein da-pot melakukan interaksi dengan molekul
lainnya sehingga dapat ■erfungsi sebagai molekul pengatur
dalam suatu ekspresi gen atau kansmisi genetik menjadi
fenotipik. Jadi, suatu protein sangat ter-gantung pada
kemampuannya untuk mengikat atau berpasangan aengan
molekul lainnya untuk menjalankan fungsinya. Kemampuan
tersebut ditentukan oleh struktur tiga dimensinya.
Bila asam amino dirakit menjadi suatu rantai protein, rantai
tersebut segera melipat membentuk suatu struktur yang secara
energe-■k paling relaks atau yang bentuknya paling stabil.
Bentuk yang secara energetik paling stabil ditentukan oleh
interaksi tiap-tiap asam ? wno yang membentuk protein tersebut.
Oleh karena itu, jenis asam amino dan urutannya dalam rantai
protein akan menentukan struk-tertiga dimensi molekul protein
yang terbentuk. Urutan asam amino ■abm suatu rantai protein
sangat penting menentukan fungsi pro-ten tersebut. Dengan 20
macam asam amino yang berbeda, diper-•teh jumlah dan urutan
yang berbeda-beda sehingga dihasilkan proton-protein unik
yang hampir tidak terbatas jumlahnya. Keragaman ini sangat
menguntungkan mengingat berbagai ragam fungsi yang
dilakukan oleh protein.
Semua organisme merupakan kumpulan dari sejumlah
protein dan segala aktivitasnya. Fungsi protein tergantung pada
struktur tiga dimensinya, yang pada gilirannya ditentukan oleh
sekuen asam amino penyusun protein tersebut. Jadi, DNA
menentukan karakteris-tik suatu organisme karena DNA
menentukan sekuen asam amino dari semua protein pada suatu
organisme.
DNA mengandung sandi genetik untuk tiap asam amino
yang di-tampilkan masing-masing dari sekuen tiga pasang basa.
Ketiga basa (triplet) ini disebut kodon. Urutan kodon pada suatu
sekuen DNA mencerminkan urutan asam amino yang akan
dirakit menjadi suatu rantai protein. Satu bagian sekuen DNA
lengkap yang mampu menentukan sekuen asam amino suatu
protein atau molekul rRNA dan tRNA disebut gen, yaitu satuan
hereditas yang didefinisikan oleh para ahli genetika klasik.
Semua gen dan sekuen DNA yang dimiliki oleh suatu organisme
disebut genom.

1. Sintesis Protein
Proses sintesis protein dari sandi genetik melibatkan
bebe-rapa langkah. DNA pada dasarnya adalah penyimpan
informasi yang pasif, mirip dengan cetak biru (blue print)
untuk denah ru-mah. Aktivitas pembuatan protein terjadi
pada suatu situs khu-sus dalam sel yang disebut ribosom.
Oleh karena itu, langkah pertama dalam sintesis protein
adalah menyampaikan informasi dari DNA ke ribosom.
Untuk melakukan hal ini enzim-enzim se-luler membuat
salinan kopi gen sehingga dapat dibaca oleh ribosom.
Salinan kopi gen ini disebut RNA duta (messenger RNA =
mRNA). mRNA membawa sandi genetik yang dipakai
langsung untuk sintesis protein di ribosom. Tahap ini
disebut dengan tahap transkripsi. Dalam tahap berikutnya
kodon pada mRNA ha-rus dapat dikorelasi dengan asam
amino yang seharusnya. Ta-hapan ini dilakukan molekul
RNA lain, yaitu RNA transfer, (transfer RNA = tRNA) yang
dikenal dengan tahap translasi. Ak-hirnya asam amino harus
disambungkan untuk membentuk rantai protein fungsional
(tahap sintesis). Ribosom yang terdiri dari RNA dan protein,
melakukan fungsi tersebut. Bila rantai protein sudah
lengkap, suatu tanda berhenti (stop sign) mempengaruhi
ribosom sehingga ribosom melepas protein baru tersebut ke
dalam sel.

2. Ciri-ciri Molekul Protein


Beberapa Ciri utama molekul protein yaitu:
• berat molekulnya besar, yang merupakan suatu makromole-
kul.
• umumnya terdiri dari 20 macam asam amino, yang memben-
tuk suatu rantai polipeptida yang berikatan satu dengan yang
lain. Ikatan peptida merupakan ikatan antara oc-karboksil
dari asam amino yang satu dengan gugus a-amino dari asam
amino yang lainnya.
• terdapatnya ikatan kimia yang lain yang menyebabkan
terbentuknya lengkungan-lengkungan rantai polipeptida
menjadi struktur tiga dimensi protein. Sebagai contoh misal-
nya ikatan hidrogen dan ikatan hidrofob.
• strukturnya tidak stabil terhadap beberapa faktor seperti pH,
radiasi, temperatur, dan sebagainya.
• umumnya reaktif dan sangat spesifik, yang disebabkan terda-
patnya gugus samping yang reaktif dan susunan khas struktur
makromolekulnya. Beberapa gugus samping yang biasa
terdapat diantaranya gugus kation, anion, hidroksil aromatic,
hidroksil alifatik, amin, amida, tiol, dan gugus heterosiklik.

3. Klasifikasi Asam Amino


Berdasarkan sifat kekutuban (polarity) gugus R, asam amino
dibagi menjadi empat golongan yaitu:
1. asam amino dengan gugus R yang tak mengutub. Golongan ini
terdiri dari 5 asam amino yang mengandung gugus R alifatik
(alanin, lesin, isolesin, valin, dan prolin), 2 dengan R aro-matik
(fenilalanin dan triptofan), dan 1 mengandung atom sulfur
(metionin).
2. asam amino dengan gugus R mengutub tak bermuatan. Lebih
mudah larut dalam air karena gugus R mengutub dapat
membentuk ikatan hidrogen dengan molekul air. Kekutuban
serin, treonin, dan tirosin disebabkan oleh gugus hidroksil,
asparagin dan glutamin oleh gugus amida, dan sistein oleh
gugus sulfhidril (-SH).
3. asam amino dengan gugus R bermuatan negatif (asam
amino asam). Golongan ini bermuatan negatif pada pH
6,0-7,0 dan terdiri dari asam aspartat dan asam glutamat
yang masing-masing mempunyai dua gugus karboksil.
4. asam amino dengan gugus r bermuatan positif (asam
amino basa). Golongan asam amino ini bermuatan positif
pada pH 7,0 yang terdiri dari lisin, arginin yang
mengandung gugus basa lemah.

C. Metabolisme Lemak
Lemak atau lipid terdapat pada semua bagian tubuh
manusia terutama pada bagian otak, mempunyai peran yang
sangat penting dalam proses metabolisme secara umum.
Sebagian lipid jaringan ter-sebar sebagai komponen utama
membran sel dan berperan mengatur jalannya metabolisme di
dalam sel.
Sebelum diserap oleh sel, lipid (lemak) terlebih dahulu
dihidro-lisis oleh enzim lipase menjadi gliserol dan asam lemak.
Proses hi-drolisis terjadi dalam saluran pencernaan, selanjutnya
gliserol dan asam lemak berdifusi kedalam sistem darah.
Selanjutnya darah mengangkut molekul ini ke alam sel, lalu
diubah menjadi fosfoglise-raldehid (PGAL).
Beberapa peranan biologi yang penting dari lipid adalah
sebagai berikut:
• Komponen struktur membran.
• Lapisan pelindung pada beberapa jasad.
• Bentuk energi cadangan.
• Komponen permukaan sel yang berperan dalam proses
interaksi antara sel dengan senyawa kimia di luar sel, seperti
dalam proses kekebalan jaringan.
• Sebagai komponen dalam proses pengangkutan melalui
membran.
1. Biosintesis Asam Lemak
Biosintesis asam lemak sebagai bagian dari biosintesis
lipid adalah suatu proses metabolisme yang penting dalam
jasad hidup. Hal ini benar jika diingat jaringan hewan
mempunyai ke-mampuan terbatas untuk menyimpan energi
dalam bentuk karbohidrat Dalam hal ini sebagian dari
polisakarida dirombak melalui proses glikolisis menjadi
asetil ko-A, yang merupakan prazat untuk biosintesis asam
lemak dan triasilgliserol. Senyawa lipid ini mempunyai
kandungan energi yang lebih tinggi bila di-bandingkan
dengan karbohidrat dan dapat disimpan sebagai ca-dangan
energi yang besar di dalam jaringan lemak. Di dalam
tumbuhan, senyawa lipid disimpan sebagai cadangan energi
yang cukup besar di dalam biji dan buah.
Biosintesis asam lemak dari asetil ko-A terjadi di
hampir semua bagian tubuh hewan, terutama di dalam
jaringan hati, jaringan lemak dan kelenjar susu. Biosintesis
ini berlangsung dalam sitoplasma, membutuhkan asam
sitrat sebagai kofaktor dan membutuhkan CO2 sebagai faktor
pembantu dalam mekanisme pemanjangan rantai asam
lemak, meskipun CO2 tidak tergabung ke dalam asam lemak
tersebut

2. Katabolisme Asam Lemak


Asam lemak adalah suatu senyawa yang terdiri dari
rantai panjang hidrokarbon dan gugus karboksilat yang
terikat pada ujungnya. Asam lemak mempunyai dua peranan
fisiologi yang penting. Pertama, sebagai satuan pembentuk
fosfolipid dan gli-kolipid yang merupakan molekul amfipatik
sebagai komponen membran biologi.

Oksidasi asam lemak: oksidasi beta.


Asam lemak mempunyai peran yang sangat penting sebagai
somber pembentuk energi dalam tumbuhan dan hewan. Sebagian
besar dari padanya disimpan dalam bentuk senyawa trigliserida
di dalam sel. Sebagian besar asam lemak bebas yang mengalami
katabolisme berasal dari proses hidrolisis trigliserida oleh enzim
lipase jang terdapat di dalam sel jaringan lemak. Asam lemak ini
dikeluar-fcan dari sel, berikatan dengan serum albumin yang
kemudian ber
sama aliran darah dibawa ke jaringan lainnya di dalam tubuh untuk
selanjutnya mengatami oksidasi. Dalam hal ini asam lemak yang ma-
suk ke jaringan lebih dulu dipergiat dengan perantaraan enzim di
dalam sitoplasma, baru kemudian dapat dimasukkan ke dalam mito-
kondrion untuk selanjutnya mengalami proses oksidasi menghasilkan
energi yang dipakai untuk segala kegiatan dalam tubuh yang
memerlukan energi.
Oksidasi sempurna asam lemak berantai panjang di dalam se-
mua sel jaringan hewan mamalia, kecuali di dalam sel otak, mengha-
silkan CO2 dan H2O sebagai hasil akhir. Dalam keadaan tertentu oksi-
dasi asam lemak dalam sel otak menghasilkan asam 8-hidroksibuti-
rat Kelincahan gerak, penyebaran, dan oksidasi asam lemak yang
terjadi di dalam tubuh berlangsung secara terpadu dengan proses
metabolisme karbohidrat dan diatur oleh sistem hormon endokrin
yang rumit.
Pengetahuan tentang pewarisan sifat telah sejak lama diteliti
oleh John G. Mendel. Mendel mempublikasikan hasil eksperimennya
pada tahun 1865, tidak seorangpun ilmuwan yang mengakui kebe-
■aran teorinya tentang bagaimana sifat-sifat diwariskan oleh induk
kepada anaknya. Para ilmuwan pada saat itu belum dapat menerima
prinsip bahwa peristiwa biologis dapat dijelaskan dengan menggu-
aakan pendekatan matematis atau kuantitatif.
Perkembangan genetik molekuler dewasa ini banyak mengung-
kapkan peranan gen dalam penciptaan struktur dan fungsi biologis
aari mahluk hidup. Gen dapat diisolasi dari suatu organisme dan diin-
troduksi ke organisme lain untuk mempelajari efeknya di dalam sis-
tem biologik lain. Penelitian membuka era baru dalam perkembangan
genetika, yakni rekayasa genetika yang mulai menghasilkan keun-
tnngan bagi manusia dalam bidang pertanian, peternakan, kedokter-
an dan memperbaharui pandangan filsafat, sosiologi, hukum, ekologi
aan Iain-lain. Dewasa ini mulai terjadi pergeseran dari teknik pemu-
Eaan ternak atau tanaman yang konvensional ke bioteknologi reka-
yasa genetika.

MATERIAL GENETIK
Kromosom dan gen sebagai pembawa sifat
Sifat-sifat suatu mahluk hidup diwariskan melalui sel kelamin
BDtan dan sel kelamin betina. Bagian sel yang bertanggungjawab
terhadap penurunan sifat ini terdapat di bagian inti sel (nucleus). Di
aabm inti sel terdapat benang-benang halus yang tampak jelas pada
saat sel sedang membelah, benang-benang halus tersebut dinamakan
kromosom. Di dalam kromosom terdapat material pembawa sifat
aeturunan yang terdiri atas senyawa tertentu yang disebut gen.
Setiap inti sel mahluk hidup memiliki dua jenis kromosom, yaitu
kromosom tubuh (autosom) dan kromosom kelamin (gonosom).
Kromosom tubuh bertanggungjawab dalam menentukan sifat-sifat
suatu organisme dan sering dilambangkan dengan A. Adapun kromo-
som kelamin bertanggungjawab terhadap penentuan jenis kelamin,
umumnya kromosom kelamin betina dilambangkan dengan XX, se-
dangkan kelamin jantan XY.
Gen terdapat dalam kromosom sebagai pembawa sifat. Kompo-
sisi dan Susunan gen setiap mahluk hidup berbeda-beda. Komposisi
dan susunan gen di dalam tubuh mahluk hidup disebut genotype.

DNA Sebagai Material Genetik


Sebagai material genetik, suatu molekul harus memenuhi bebe-
rapa syarat biologis tertentu untuk dapat dikualisifikasikan sebagai
substansi yang dapat memindahkan informasi genetik dari generasi
satu ke generasi berikutnya,
Syarat material genetik
1. Material genetik harus mengandung informasi biologis, yang
bermanfaat bagi organisme dan dipertahankan turun temu-
run dalam keadaan stabil.
2. Harus dapat diproduksi dan ditransfer secara teratur dan se-
tia dari sel ke sel dari generasi ke generasi.
3. Material genetik harus dapat mengekspresikan dirinya dalam
bentuk fenotipe, yakni dapat menerjemahkan informasi yang
terkandung di dalam material genetik ke bentuk yang ber-
manfaat atau produktif bagi organism.
4. Material genetik harus mampu menciptakan variabilitas
(keragamanj di kalangan mahluk hidup.

DNA memenuhi kualifikasi sebagai material genetik, oleh karena


memiliki sifat-sifat sebagai berikut:
a. Struktur kimia DNA cukup stabil (dapat mereparasi diri, meski-pun
dapat pula mengalami mutasi) dan diturunkan dari sel ke sel dan
dari generasi ke generasi.
h TINA mamnu Viprpnlikasi.
c DNA mengarahkan biosintesis protein/enzim yang mengatur
hampir semua kegiatan metabolik, biosintetik, bioenergetik, re-
gulasi pertumbuhan, sensoris dan reproduksi sel.
4. Keragaman urutan basa dalam DNA menciptakan keragaman pro-
tein/enzim dan secara tidak langsung menyebabkan variabilitas
pada mahluk hidup.
e. DNA dapat mengalami mutasi struktur kimianya dan dapat meng-
adakan rekombinasi sehingga memperkaya variabilitas di kala-
ngan mahluk hidup dan memungkinkan proses evolusi organik.
t DNA adalah universal, artinya merupakan material genetik dari
semua mahluk hidup, kecuali pada kebanyakan virus, RNA meru-
pakan material genetik.

Peran dan jenis Kromosom, Gen dan DNA


Materi kecil penyusun mahluk hidup adalah sel. Di dalam sel
terdapat organel-organel lainnya, dari mitokondria, sitoplasma, ribo-
som hingga inti sel yang disebut nukleus yang terletak agak ke tengah
sel. Di dalam nukleus terdapat benda-benda halus yang berbentuk
lurus seperti batang atau bengkok dan terdiri dari zat yang mudah
mengikat zat warna. Benang-benang itu dinamakan kromosom. Pada
saat sel tidak membelah diri kromosom terlihat berupa benang-be-
nang halus yang disebut benang kromatin.
Ilmuwan Fleming (1879) melihat untuk pertama kali membe-
lahnya benda-benda tersebut di dalam sel. Seorang ahli yang mula-
mula mempunyai dugaan bahwa benda-benda tersebut terlibat dalam
mekanisme keturunan adalah Roux (1883). Benda-benda tersebut
untuk pertama kali diberi nama kromosom oleh Waldeyer (1888).
Kromosom berasal dari bahasa latin: krom = warna dan soma = tubuh.
Pada tahun 1902. Sutton seorang ahli genetika menyatakan bahwa
faktor pembawa sifat yang sebelumnya telah dikemukakan Mendel
terdapat dalam kromosom.
Kromosom adalah faktor pembawa sifat keturunan yang diwa-
riskan dari induk (faren) kepada keturunannya. Kromosom hanya
dapat dilihat melalui mikroskop. Ukuran kromosom bervariasi antara
satu spesies dengan spesies lainnya. Kromosom manusia memiliki
panjang sampai 6 u. Pada umumnya mahluk hidup dengan jumlah
kromosom sedikit memiliki kromosom dengan ukuran lebih besar
dari pada mahluk hidup yang memiliki kromosom dengan jumlah
yang besar. Kromosom yang terdapat disebuah sel tidak pernah sama
ukurannya dan umumnya tumbuh-tumbuhan memiliki kromosom
yang lebih besar dari pada hewan.
Kromosom tampak seperti batang dan mengandung struktur
yang terdiri dari benang-benang tipis yang melingkar. Di sepanjang
benang itu terletak secara teratur suatu struktur yang disebut gen.
Masing-masing gen memiliki tempat tertentu yang disebut lokus gen.
Gen tersebut yang sebenarnya berfungsi untuk mengatur sifat-sifat
yang akan diwariskan dari induk ke keturunannya dan mengatur
perkembangan dan metabolisme mahluk hidup. Gen terdiri dari DNA
atau Deoksiribonukleat acid (asam nukleat). Gen yang terdapat pada
kromosom memiliki tugas dan fungsi masing-masing, diantaranya
adalah mengatur warna bunga, warna rambut, warna bulu, golongan
darah, rasa buah, dan sebagainya.
Setiap sel tumbuh memiliki kromosom yang berpasang-pasang-
an. Kromosom yang berpasangan dengan bentuk ukuran dan kompo-
sisi yang sama disebut kromosom homolog. Setiap pasang kromosom
homolog berbeda dengan pasangan kromosom homolog yang lain.
Pada sel kelamin (garnet) seperti sel telur atau ovum (sel kelamin
betina) dan spermatozoa (sel kelamin jantan) mempunyai separuh
dari jumlah kromosom di dalam sel tubuh, sehingga dikatakan bersi-
fat haploid (n kromosom). Satu sel kromosom haploid dinamakan
genon, sel tubuh dari kebanyakan mahluk hidup memiliki dua genon
(sepasang kromosom), sehingga dikatakan bersifat diploid (2n kro-
mosom).
Tjio dan Levan (1956) membuktikan bahwa inti sel tubuh manu-
sia mengandung 46 kromosom. Kromosom manusia secara umum
dibedakan atas 2 tipe, yaitu:
1. Autosom
Autosom ialah kromosom yang tidak menentukan jenis kelamin,
dari 46 kromosom di dalam inti sel tubuh manusia, maka yang 44
buah (22 pasang) merupakan autosom.
2. Seks kromosom (gonosom)
Adalah sepasang kromosom yang menentukan jenis kelamin, go-
nosom dibedakan atas dua macam, yaitu kromosom-X dan kromo-
som-Y.
Susunan gen yang menemukan sifat suatu individu disebut geno-
tip. Genotip suatu individu diberi simbol dengan huruf dobel, karena
individu itu umumnya diploid, misalnya MM, Mm, dan mm. Genotip
memiliki sepasang gen. Sepasang gen yang terletak pada posisi yang
sama pada pasangan kromosom disebut alel. Jadi alel merupakan
anggota dari pasangan gen misalnya M = gen untuk warna bunga me-
rah, m = gen untuk warna bunga putih, T = gen untuk tanaman tinggi,
t = gen untuk tanaman rendah. M dan m merupakan alel tetapi M dan
t bukan alel. Sifat suatu individu yang genotipnya terdiri dari gen-gen
yang sama dari tiap jenis gen disebut homozigot, misalnya RR, tt, T, tt,
AABB, aabb dll.
Sifat Suatu individu yang genotipnya terdiri dari gen-gen yang
berlainan dari tiap jenis gen disebut heterozigote, misalnya Rr, Aa, Tt,
Aa Bb dan sebagainya. Karakter atau sifat lahiriah yang dapat diamati
(bentuk, warna, golongan darah dan sebagainya) disebut fenotip. Fe-
notip ditentukan oleh gen dan lingkungan, fenotip tidak diberi simbol
tetapi ditulis sesuai dengan penampakan seperti rasa buah yang ma-
nis, rambut lurus, warna bunga dan sebagainya. Tanaman yang ber-
biji bulat fenotipnya ditulis biji bulat dan genotipnya ditulis BB atau
Bb bila B dominan terhadap B.
Dua individu yang memiliki sifat fenotip yang sama mungkin
memiliki sifat genotip yang berbeda misalnya dua individu tanaman
yang memiliki fenotip sama seperti berbiji bulat, memiliki kemung-
kinan genotip ialah BB atau bb. Gen B bersifat dominan sehingga gen
B tersebut mengalahkan atau menutupi gen b yang bersifat resesif.
Oleh karena itu tanaman dengan BB atau Bb memiliki fenotip berbiji
bulat

Hukum Mendel
Setelah melakukan sekian percobaan tentang persilangan, maka
Mendel menarik kesimpulan terhadap teori keturunan (teori gen)
sebagai berikut:
L Pewarisan cirri ditentukan oleh gen-gen.
4. Dalam zigot dan individu yang berkembang dari zigot itu, gen-gen
yang mengendalikan cirri tertentu terdapat secara berpasangan.

Setiap pasangan gen mungkin terdiri dari dua gen yang sama
atau berbeda.
3. Dalam garnet hanya terdapat satu gen dari Setiap pasangan
gen. Pada saat pembuahan gamet-gamet berpadu secara acak,
sehingga menghasilkan perbandingan timbulnya cirri dalam zuriat
yang dapat diramalkan.
4. Prinsip dominasi: kalau gen-gen yang mengendalikan suatu
cirri tertentu (alel-alel) berlawanan, pengaruh satu gen akan
terlihat (dominant) sedang pengaruh gen yang lain akan
tersembunyi (re-sisip).

Hukum Mendel dari warisan pernyataan tentang cara karakter-istik


tertentu ditularkan dari satu generasi ke yang lain dalam suatu
organisme. Undang-undang tersebut diturunkan oleh biarawan Aus-
tria Gregor Mendel (1822-1884) berdasarkan percobaan dia dilaku-
kan pada periode dari sekitar 1857-1865. Untuk eksperimennya,
Mendel menggunakan tanaman kacang biasa. Di antara sifat-sifat yang
dipelajari adalah Mendel warna bunga tanaman, lokasi mereka pada
tanaman, bentuk dan warna kacang polong, bentuk dan warna biji,
dan panjang batang tanaman.
Pendekatan Mendel adalah untuk transfer serbuk sari (yang
mengandung sel-sel kelamin jantan) dari benang sari (organ repro-
duksi laki-laki) dari satu tanaman kacang pada organ (putik repro-
duksi wanita) dari tanaman kacang kedua. Sebagai contoh sederhana
semacam ini percobaan, anggaplah bahwa satu mengambil tepung
sari dari tanaman kacang dengan bunga merah dan menggunakannya
untuk menyuburkan tanaman kacang dengan bunga putih. Apa Men-
del ingin tahu adalah apa warna bunga akan pada keturunan dari ke-
dua tanaman. Dalam serangkaian percobaan kedua, Mendel meng-
amati perubahan yang terjadi pada generasi kedua. Artinya, kira dua
keturunan dari kawin/merah putih ("salib") adalah diri mereka di-
kawinkan. Apa warna bunga akan berada di ini generasi kedua ta-
naman? Sebagai hasil dari percobaan ini, Mendel dapat menyatakan
tiga generalisasi tentang karakteristik cara yang ditransmisikan dari
satu generasi ke generasi berikutnya pada tanaman kacang.
Secara umum hipotesis Mendel membuat suatu kesimpulan yang
disebut hukum Mendel I dan hukum Mendel II.
Hukum Mendel I: disebut juga hukum segregasi atau hukum
pe-misah alel-alel dari suatu gen yang berpasangan: "Pada
pemben-tukan sel kelamin (garnet) pasangan-pasangan sel
memisah secara bebas". Hukum ini berlaku untuk persilangan
suatu sifat beda (monohybrid).
Hukum Mendel II: (hukum pengelompokan gen secara bebas
atau asortasi: "Pada pembentukan sel kelamin (garnet), alel meng-
adakan kombinasi secara bebas sehingga sifat yang muncul dalam
keturunannya beraneka ragam". Hukum ini berlaku untuk persi-
langan dengan dua sifat beda (dihibrid) atau lebih (polihibrid).

Kata-kata untuk Diketahui


Alel: Satu dari dua atau lebih bentuk gen dapat berlangsung.
Dominan: Sebuah ekspresi alel yang mengalahkan pengaruh bentuk
kedua gen yang sama. Ganet: Sebuah sel reproduksi.
Heterozigot: Sebuah kondisi di mana dua alel untuk gen yang
diberi-kan adalah berbeda satu sama lain.
Homozigot: Sebuah kondisi di mana dua alel untuk gen yang
diberi-kan adalah sama.
Resesif: Sebuah alel yang efeknya tersembunyi pada
keturunannya oleh alel dominan dalam pasangan.

TerminoJogi
Sebelum meninjau ketiga hukum, akan sangat membantu untuk
mendeflnisikan beberapa istilah yang dlgunakan dalam berbicara
tentang hukum warisan Mendel. Sebagian besar istilah-istilah ini ti-
dak diciptakan oleh Mendel, tetapi oleh para ahli biologi beberapa
tahun setelah penelitiannya awalnya diterbitkan.
Gen adalah unit di mana karakteristik diwariskan dari satu ge-nerasi
ke generasi berikutnya. Sebagai contoh, sebuah tanaman de-ngan
bunga merah harus membawa gen untuk karakteristik itu.
Sebuah gen untuk setiap karakteristik yang diberikan dapat ter-jadi di
salah satu dari dua bentuk, disebut alel (diucapkan uh-LEELZ) gen itu.
Sebagai contoh, gen untuk warna dalam kacang tanaman da-pat
terjadi dalam bentuk (alel) untuk bunga putih atau dalam bentuk
(alel) untuk warna merah.
Langkah pertama yang terjadi dalam reproduksi adalah untuk sel
seks di tanaman untuk membagi menjadi dua bagian, garnet disebut.
Langkah berikutnya adalah untuk garnet dari pabrik laki-laki untuk
mengombinasikan dengan tanaman garnet betina memproduksi telur
dibuahi. Itu telur dibuahi disebut zigot. zigot berisi informasi genetik
dari kedua orang tua.
Sebagai contoh, zigot mungkin berisi salah satu alel untuk bunga putih
dan satu alel untuk bunga merah. Tanaman yang berkembang dari
zigot yang akan dikatakan bahwa sifat heterozigot untuk sejak gen
untuk warna bunga memiliki dua alel yang berbeda. Jika zigot berisi
gen dengan dua alel identik, itu dikatakan homozigot
Hukum segregasi Mendel menjelaskan apa yang terjadi pada alel
yang membentuk gen selama pembentukan garnet Misalnya, tanaman
kacang yang berisi gen untuk warna bunga yang baik kode alel untuk
warna merah. Salah satu cara untuk mewakili kondisi yang menulis
RR, yang menunjukkan bahwa kedua alel (R dan R) kode untuk warna
merah. Gen lain mungkin memiliki kombinasi alel yang berbeda,
seperti dalam Rr. Dalam hal ini, simbol R berdiri untuk warna merah
dan r untuk "tidak merah" atau, dalam hal ini, putih. Hukum segregasi
Mendel mengatakan bahwa alel yang menyusun gen yang terpisah
dari satu sama lain, atau memisahkan, selama pembentukan garnet
Kenyataan itu dapat diwakili oleh persamaan sederhana, seperti: RR
-> R R atau R -» R r.
Hukum kedua Mendel disebut hukum assortment independen.
Hukum itu mengacu pada fakta bahwa menanam berisi berbagai ma-
cam gen. Satu gen menentukan warna bunga, suatu gen kedua me-
nentukan panjang batang, sebuah gen ketiga menentukan bentuk ka-
cang polong, dan sebagainya. Mendel menemukan bahwa cara yang
alel dari gen yang berbeda yang terpisah dan kemudian bergabung
kembali adalah tidak terkait dengan gen lain. Yaitu, anggaplah bahwa
tanaman mengandung gen untuk warna (RR) dan untuk bentuk po-
long (TT). Lalu Mendel hukum kedua mengatakan bahwa kedua gen
akan memisahkan secara mandiri, seperti:

RR-» RR dan TTTT ->


Mendel hukum ketiga berhubungan dengan masalah dominasi.
Misalkan gen mengandung alel untuk warna merah (R) dan sebuah
alel untuk warna putih (r). Apa yang akan menjadi warna dari bunga
yang dihasilkan pada tanaman ini? Jawaban Mendel adalah bahwa
dalam setiap sepasang alel, salah satu lebih cenderung diekspresikan
dari yang lain. Dengan kata lain, satu alel dominan dan resesif alel
Iain. Dalam contoh gen Rr, bunga yang dihasilkan akan merah karena
R alel dominan atas yang r. alel.

Prediksi Sifat-sifat
Penerapan tiga Mendel hukum memungkinkan untuk mempre-
diksi karakteristik keturunan yang dihasilkan oleh orang tua kompo-
sisi genetik dikenal. Gambar di 1248 halaman, misalnya, menunjuk-
kan perpotongan antara tanaman kacang manis dengan bunga-bunga
merah (RR) dan satu dengan bunga putih (rr). Perhatikan bahwa gen
dari kedua orang tua akan memisahkan untuk menghasilkan alel yang
sesuai: RR -» R -» R dan r rr r.
Ada, kemudian, empat cara di mana mereka alel dapat bergabung
kembali, seperti ditunjukkan pada gambar yang sama. Namun,
Semua empat kombinasi menghasilkan hasil yang sama; R r -» Rr.
Dalam setiap kasus, gen terbentuk akan terdiri dari alel untuk warna
merah (R) dan alel untuk "tidak merah" (r).
Sekali lagi, alel dapat bergabung kembali dalam empat cara. Dalam hal
ini, namun, hasil berbeda dari orang-orang dalam generasi pertama.
Hasil yang mungkin timbul dari kombinasi dua Rr kombinasi, satu
kombinasi RR, dan satu kombinasi rr. Karena R dominan atas r, tiga
dari empat kombinasi akan menghasilkan tanaman dengan bunga
merah dan satu (pilihan rr) tanaman produk akan dengan non-merah
(putih) bunga.
Ahli biologi telah menemukan bahwa hukum Mendel adalah pe-
nyederhanaan proses yang kadang-kadang jauh lebih kompleks dari-
pada contoh yang diberikan di sini. Namun, hukum-hukum masih
merupakan fondasi penting bagi ilmu genetika.

p*>nt«<

\ ff benang**"

Gambar 7.2. Hukum persilangan dalam pewarisan Sifat

Dasar Hereditas
Hereditas atau pewarisan sifat sampai kini merupakan persoal-an
yang paling banyak menarik perhatian. Setiap bayi lahir selalu
disambut oleh penengoknya dengan pernyataan "mirip siapa dia?",
Semua empat kombinasi menghasilkan hasil yang sama: R r -* Rr. Dalam setiap kasus, gen

terbentuk akan terdiri dari alel untuk warna merah (R) dan alel untuk "tidak merah" (r).

Sekali lagi, alel dapat bergabung kembali dalam empat cara. Dalam hal ini, namun, hasil berbeda

dari orang-orang dalam generasi pertama. Hasil yang mungkin timbul dari kombinasi dua Rr

kombinasi, satu kombinasi RR, dan satu kombinasi rr. Karena R dominan atas r, tiga dari empat

kombinasi akan menghasilkan tanaman de-ngan bunga merah dan satu (pilihan rr) tanaman

produk akan de-ngan non-merah (putih) bunga.

Ahli biologi telah menemukan bahwa hukum Mendel adalah pe-nyederhanaan proses

yang kadang-kadang jauh lebih kompleks dari-pada contoh yang diberikan di sini. Namun,

hukum-hukum masih merupakan fondasi penting bagi ilmu genetika.

parent^

I * ■ ; RR [ Rr \

Rr • rr | Gambar 7.2. Hukum persilangan dalam pewarisan Sifat

Dasar Hereditas

Hereditas atau pewarisan sifat sampai kini merupakan persoal-an yang paling banyak

menarik perhatian. Setiap bayi lahir selalu disambut oleh penengoknya dengan pernyataan

"mirip siapa dia?",


seorang anak dalam banyak hal mirip dengan orang tua serta kakek dan neneknya. Pengetahuan

tentang pewarisan sifat sejak lama dite-liti oleh banyak ahli, salah satu diantaranya adalah G.

Mendel (1865) sebagai bapak genetika telah merumuskan satu teori tentang gen. Para ilmuwan

saat itu belum dapat menerima prinsip bahwa peris-tiwa biologis dapat jelaskan dengan

menggunakan pendekatan ma-tematis atau kuantitatif seperti yang dikemukakan oleh Mendel

(teori Mendel). Pada tahun 1900 Hugo de Vries (belanda), Carl Correns (Jerman) dan Von

Tscermak (Austria) melakukan eksperimen dan membenarkan teori Mendel dan hukum Mendel

sehingga tahun ter-sebut disebut tahun penemuan kembali Mendelisme.

Perkembangan pengetahuan tentang pewarisan sifat tidak lepas dari pemahaman kita

tentang gen. sejak dulu sampai sekarang ilmu genetika berkembang sangat pesat, arah penelitian

kini dipusatkan pada genetika molekular.

Studi tentang genetika adalah relevan, tidak hanya bagi biologi-wan, tetapi bagi anggota

masyarakat teknologi yang kompleks, ter-utama para pengambil keputusan dalam bidang

hukum, politik, dan dari berbagai ilmu pengetahuan dan teknologi.

Pembelahan Mitosis

Mitosis terjadi pada proses perbanyakan sel atau proses per-tumbuhan suatu jaringan.

Contohnya, pada pembentukan sel-sel da-rah merah atau pertumbuhan jaringan di daerah

meristem. Mitosis merupakan periode pembelahan sel yang menghasilkan sel anak dengan

jumlah kromosom sama seperti induknya, yaitu 2n. Mitosis dapat dibagi menjadi 4 tahap, yaitu

profase, metafase, anafase, dan telofase. Untuk mengetahui tahap-tahap pembelahan mitosis

terse-but, mari cermati pembelahan berikut ini.

a. Profase

1) Nukleolus tidak tampak lagi dan membran nukleus telah melebur.

2) Kromatin mengalami penebalan dan memendek menjadi kromosom

sehingga bisa dilihat dibawah mikroskop. Benang-benang kromosom berpasangan,

tiap-tiap kromosom meng-gandakan diri membentuk struktur simetris yang disebut

kromatid. Kedua kromatid masih disatukan pada satu titik yang disebut sentromer.

3) Pada sel hewan terdapat sepasang sentriol yang memisahkan diri ke kutub-kutub

yang berlawanan. Setelah sampai di kutub, sentriol membentuk benang-benang

spindel yang mele-kat pada sentromer di setiap kromatid.

b. Metafase

Kromosom terletak pada bidang di tengah sel dengan sentromer menempel pada

benang spindel. Bidang di tengah sel ini disebut bidang equator. Posisi kromosom yang

tersebar pada bidang equator ini menyebabkan jumlah kromosom dapat dihi-tung dengan

tepat dan bentuk kromosom dapat dipelajari.

c. Anafase

Daya tarik benang-benang spindel akan menyebabkan kedua kromatid terlepas dari

ikatan sentromer menuju kutub masing-masing menjadi 2 kromosom baru. Jumlah

kromosom yang menuju ke kutub yang satu sama dengan kromosom yang menuju ke

kutub yang lain.

d. Telofase

1) Kromosom telah berkumpul di kutub masing-masing.


1) Membran inti muncul dan membungkus dua kelompok kromosom yang telah

terpisah tersebut menjadi dua inti baru.


2) Kromosom makin lama makin menipis, kemudian menjadi benang-benang kromatin
kembali. Sehingga, tidak dapat dili-hat.

2) Nukleolus dapat dilihat kembali.

Pembelahan Meiosis

Pembelahan meiosis berlangsung pada saat pembentukan sel garnet pada organisme

diploid atau pada saat pembentukan spora nonseksual pada jamur. Meiosis berlangsung di

jaringan organ re-produksi seksual atau pada jaringan nutfah. Pada pembelahan meiosis, setiap

sel anak akan menerima separuh dari jumlah kromosom


yang terdapat pada sel induk. Misalnya, manusia memiliki 46 kromosom dalam sel tubuhnya.

Setelah terjadi pembelahan meiosis pada organ reproduksinya, seperti testis atau ovarium, akan

terbentuk garnet yang mengandung hanya 23 kromosom.

Meiosis dapat dibagi menjadi dua periode pembelahan, yaitu Meiosis I dan Meiosis II.

Masing-masing periode terdiri atas tahap-tahap profase, metafase, anafase, dan telofase. Hasil

akhir pembelahan meiosis adalah 4 sel anak yang haploid.

a. Meiosis I

1) Profase I

a) Leptoten: merupakan tahap pertama profase, kromatin membentuk benang

halus leptonema (kromosom) sehingga kromosom tampak seperti massa yang

tidak teratur.

b) Zigoten: Proses penebalan berjalan terus dan kromosom mulai berpasangan

dengan homolognya.

c) Pakiten: Kromosom yang homolog terdiri atas 4 kromatid yang disebut tetrad.
Pasangan 2 kromosom homolog disebut bivalen. Pasangan 3 atau 4 kromosom

homolog disebut trivalent atau tetravalen.

d) Diploten: Kromatid pada kromosom homolog dapat saling melilit dan bertukar
ruas satu dengan yang lain, disebut pindah silang. Dua kromatid yang disatukan

oleh satu Sen-tromer disebut kromatid bersaudara. Kontak antar kromatid

bersaudara disebut kiasma.

e) Diakinesis: Tahap akhir profase I, membran inti melarut


2) Metafase I

Benang spindel keluar dari kutub yang berlawanan dan me-ngait pada

sentromer kromosom yang telah berpasangan. Semua bivalen terletak p2da bidang

equator.

3) Anafase I

Kromosom homolog bergerak ke arah kutub yang berlawanan dengan dua

kromatid bersaudara masih tetap terikat pada sentromernya.

4) Telofase I

Dua kelompok gugus kromosom tiba di dua kutub yang berla wanan, masing-

masing memiliki separuh jumlah gugus kro


mosom sel induk. Masing-masing kromosom masih memba-wa dua kromatid

bersaudara. Selaput inti mulai terbentuk dan sel-sel anakan memisah.


Gambar 7.3. Pembelahan sel pada pase Meiosis I

Centres omes (with centrlole pairs)

*SisterTetrad
Nuclear CentromereHomologous
envelope
Chromatin chromatids(with kinetochore) chromosomes separate
b. Meiosis II

Pada meiosis II, tahap-tahap yang terjadi dalam meiosis terulang kembali. Agar

berbeda, tahap-tahap meiosis II dinamakan Pro-fase Anafase II, dan Telofase II.

1) Profase II

Selaput inti dan nukleus dalam sel mulai menghilang dan benang-benang

spindel menarik sentromer kedua kutub yang berbeda.

2) Metafase II

Kromosom terletak pada bidang equator dan setiap sentromer pada kromosom

diikat oleh benang spindel.

3) Anafase II

Sentromer membelah dan dua kromatid berpisah, kemudian bergerak kearah

berlawanan menuju kutub.

4) Telofase II

Kromosom berkumpul pada kutub yang berbeda, dan mem-bran inti muncul

membungkus kelompok kromosom terse-but. Setelah melewati 2 kali pembelahan,


maka dari satu sel akan dihasilkan 4 sel dengan masing-masing sel mengandung

kromosom separuh jumlah sel induknya.

OA
VIII. STRUKTUR DAN FUNGSI ORGAN PENCERNAAN (SISTEM

PENCERNAAN DAN SISTEM EKSKRESI)


A. Sistem Pencernaan (Digestive)

Organisme multiselular seperti manusia dalam memenuhi kebu-tuhan nutrisinya terutama

bahan organic tidak sesederhana seperti yang ditunjukkan oleh organisme monoselular seperti

cacing yang dalam pemenuhan nutrisinya hanya dengan melalui proses penetrasi pada

permukaan tubuhnya. Sistem saluran pencernaan merupakan hal yang mutlak pada organisme

multiselular dalam memanfaatkan makanan sebagai sumber energi.

Sistem Pencernaan Makanan Pada Manusia

Pencernaan makanan adalah suatu proses pemecahan makro-molekul menjadi komponen

yang lebih kecil Sehingga mudah diserap oleh tubuh. Sistem pencernaan pada manusia

panjangnya diperkira-kan mencapai + 9 meter (30 feet). Sistem pencernaan tersebut ber-urut

mulai dari:

- Mulut

- Osephagus

- Lambung

- Usus kecil

- Usus besar

- Anus

- Organ aksesoris lainnya (pankreas, empedu dll)

• Mulut dan Organ Mulut

Mulut dan rongga mulut merupakan tempat pencernaan makanan yang pertama

kali. Pada Sistem ini merupakan tempat makanan dicerna secara mekanis dengan

bantuan gigi dan secara kimia dengan bantuan air liur (saliva)
Biologi uasar aan rvesenauan

Saliva mengandung musin yang mengikat partikel makanan menjadi sebuah massa

lunak sehingga akan memudahkan dite-lan. Selain itu juga mengandung enzim amylase

(ptialin) yang menghidrolisis karbohidrat (amilum) menjadi gula maltose.

O'i}' graham

Gambar 8.1. Organ mulut

Pada rongga mulut terdapat beberapa komponen penting untuk pencernaan antara

lain: a. Gigi

Gigi (orang dewasa berjumlah 32 buah) fungsinya untuk mengunyah dan

menghaluskan makanan. Gigi manusia ter-diri dari gigi taring dan gigi seri dan gigi

geraham. Gigi seri terletak di depan yang berfungsi untuk memotong makanan, di

bagian samping terdapat gigi taring yang berguna untuk merobek makanan dan pada

bagian belakang terdapat gigi geraham yang berfungsi menghaluskan makanan. Gigi

manusia mulai tumbuh pada bayi berumur kira-kira 6-7 bulan. Gigi pada anak disebut

gigi susu atau sulung. Setelah anak berumur 6 -14 tahun gigi Susu tanggal satu

persatu dan digantikan dengan gigi tetap. Gigi Susu berjumlah 20 buah terdiri atas

gigi seri 8 buah, gigi taring 4 buah, dan gigi gera ham 8 buah. Gigi tetap pada orang

dewasa berjumlah 32 buah yang terdiri dari gigi seri 8 buah, gigi taring 4 buah, gigi

geraham depan 8 buah dan gigi geraham belakang 12 buah.


^, u<uui uaii rungsi urgan Pencernaan

Lidah

Lidah berguna sebagai alat pencernaan untuk membantu mengatur letak

makanan di dalam mulut mendorong makanan masuk kedalam kerongkongan. Selain

itu lidah juga ber-fungsi untuk mengecap atau merasakan makanan. Pada lidah

terdapat daerah-daerah yang lebih peka terhadap rasa ter-tentu seperti: bagian depan

lidah peka terhadap rasa manis, bagian kiri lidah peka terhadap rasa asin, bagian

kanan lidah peka terhadap rasa asam dan bagian belakang lidah peka ter hadap rasa

pahit.

Kelenjar Ludah

Ludah dihasilkan oleh tiga pasang kelenjar ludah. kelenjar ludah tersebut

adalah kelenjar ludah parotis, kelenjar ludah rahang bawah dan kelenjar ludah

bawah lidah. Ludah yang dihasilkan dialirkan melalui saluran ludah yang bermuara

kedalam rongga mulut. Ludah mengandung air, lender, garam dan enzim ptialin.

Enzim ptialin berfungsi mengubah amilum menjadi gula, yaitu maltose dan glukosa.
Osephagus(kerongkongan)

Osephagus merupakan Suatu tabung lurus berotot menuju ke lambung melalui

daerah leher. Fungsinya membawa makanan dengan cepat ke dalam lambung.

Dindingnya mengandung kelenjar yang mengeluarkan musin sehingga membasahi jalan

makanan. Panjang kerongkongan lebih kurang 20 cm dan diameter 2 cm, kerongkongan

dapat melakukan gerakan melebar, me-nyempit, bergelombang dan meremas-remas

untuk mendorong makanan masuk ke lambung, gerakan demikian disebut gerakan

peristaltik. Makanan di ke-

rongkongan tidak meng-

alami pencernaan. f' ' \«


Di sebelah depan kerong- f
*"r'*>

kongan terdapat saluran „ /■ 1

pernapasan yang disebut • *~—

trachea (tenggorokan}.
N.4,»l -.jr.! tot
Trachea menghubungkan M*fc*n»i

rongga hidung dengan * *,,.,<?.»».. . w


paru-paru. Pada saat kita i-—I
menelan makanan ada tu-lang rawan yang menutup lubang ke

tenggorokan ba- ► * M * i gian tersebut disebut epiglottis.

Epiglottis mencegah makanan masuk ke paru-paru.

Gambar 8.3. Kerongkongan

• Lambung

Lambung adalah sebuah kantung besar yang terletak di bagian atas rongga perut

Ada tiga macam sel yang terdapat pada kelenjar lambung, yaitu sel parietal, sel pokok dan

sel penghasil lender. Pencernaan protein mulai dalam lambung. Dengan bantuan HC1

pepsinogen akan mencerna protein menjadi protease dan peptone. Setelah makanan di

lambung benar-benar cair maka akan diteruskan ke usus 12 jari (duodenum].


Lambung dapat dibagi menjadi 3 daerah yaitu daerah kardia, fundus dan pylorus.

> Kardia adalah bagian atas, daerah pintu masuk makanan dari kerongkongan

> Fundus adalah bagian tengah, bentuknya membulat

> Pilorus adalah bagian bawah, yang berhubungan dengan usus 12 jari

Lambung mempunyai dua otot lingkar yaitu otot lingkar kardia dan otot lingkar

pylorus. Otot lingkar kardia terletak di bagian atas dan berbatasan dengan bagian bawah

kerongkongan, fung-sinya adalah untuk mencegah makanan di lambung agar tidak

kembali ke kerongkongan dan mulut Selanjutnya otot lingkar pylorus menahan makanan

agar tidak langsung ke usus 12 jari, dan setelah makanan tercerna pada lambung baru otot

lingkar pylorus terbuka.

Di dalam lambung makanan tercerna secara kimiawi, dinding lambung

berkontraksi menyebabkan gerak peristaltik yang mengakibatkan makanan teraduk

dalam lambung. Di bagian dinding lambung terdapat kelenjar yang menghasilkan getah

lambung yang mengandung asam lambung serta enzim pencerna lain. Asam lambung

berfungsi sebagai pembunuh mikro organ-isme pathogen dan menggantikan enzim

pepsinogen menjadi pepsin-pepsin. Enzim ini merupakan enzim yang dapat meng-ubah

protein menjadi molekul yang lebih kecil.


• Usus halus (duodenum)

Molekul makanan yang sampai di usus halus sudah dalam ben-tuk disakarida,

peptide, gliserol, asam lemak dan monosakarida. Pada usus halus terdapat satu lapisan

yang berfungsi memper-luas daerah permukaan usus halus sehingga lebih efisien dalam

penyerapan zat makanan yang disebut jaringan villi. Gula, asam amino, vitamin dan

garam serta air dari usus akan menuju ke kapiler villi. Umumnya transport menuju arah

berlangsung dengan cara difusi.

Gambar 8.5. Usus halus

Usus halus merupakan saluran pencernaan terpanjang yang terdiri dari 3 bagian

yaitu: usus dua belas jari, usus kosong dan usus penyerapan.

> Bagian usus ini disebut usus dua belas jari karena panjang-nya sekitar 12 jari berjajar

parallel. Pada dinding usus ini terdapat muara saluran kantung empedu yang berisi

empedu yang dihasilkan oleh hati, berguna untuk mengemulsi lemak. Pancreas

terletak di bawah lambung dan menghasilkan getah pancreas yang mengandung

enzim amylase, tripsinogen dan lipase. Amylase mengubah zat tepung menjadi gula.

Tripsinogen merupakan enzim yang belum aktif namun dapat diak-tifkan terlebih

dahulu oleh enzim enterokinase yang dihasilkan oleh usus halus. Tripsin mengubah

protein menjadi peptide dan asam amino. Lipase mengubah lemak menjadi asam

lemak dan gliserol. Zat-zat hasil pencernaan tersebut dengan mudah terserap oleh

dinding usus melalui proses diffuse dan osmosis.

> UsusKosong

Panjang usus kosong antara 1,5 - 1,75 m. di dalam usus ini makanan mengalami

pencernaan secara kimiawi oleh enzim yang dihasilkan dinding usus. Usus kosong

menghasilkan ge-tah usus yang mengandung lender dan bermacam-macam enzim.

Enzim-enzim tersebut dapat memecah molekul makanan menjadi lebih sederhana. Di

dalam usus ini makanan menjadi bubur yang lumat dan encer.

> Usus Penyerapan

Panjangnya antara 0,75 - 3,5 m di dalam usus ini terjadi pe nyerapan sari-sari

makanan. Permukaan dinding ileum dipe-nuhi oleh jonjot usus atau villi. Jonjot usus

menyebabkan permukaan ileum menjadi luas sehingga proses penyerapan sari

makanan dapat berjalan baik. Penyerapan sari makanan oleh usus disebut absorpsi.

Makanan yang mengalami pencernaan secara kimiawi adalah karbohidrat,

protein, dan lemak. Hasil akhir pencernaan kar-bohidrat adalah glukosa, protein

menjadi asam amino dan lemak menjadi asam lemak dan gliserol. Vitamin dan

mineral tidak mengalami proses pencernaan. Glukosa, asam amino, gliserin, vitamin

dan mineral masuk kedalam pembuluh da-rah kapiler yang terdapat dalam jonjot

usus dan dialirkan bersama darah melalui pembuluh darah menuju hati. Glu kosa

sebagian disimpan dalam hati dalam bentuk glikogen yang tidak larut dalam air. Sari

makanan diedarkan ke selu-ruh tubuh melalui pembuluh darah. Asam lemak dan

gliserol diangkut melalui pembuluh kil karena ukuran molekulnya cukup besar.

Pembuluh kil adalah pembuluh getah bening yang ada dalam daerah usus.

• Usus besar
Usus besar menerima sisa cairan dari bahan yang tersisa setelah pencernaan dan

penyerapan dalam usus halus selesai. beberapa bahan makanan yang tidak tercerna

seperti selulosa merupakan bahan makanan bagi populasi bakteri dalam usus besar yakni

bakteri pengurai {Entamoeba coli) dan hasil metabolismenya mengeluarkan gas yang

berbau.

Usus besar merupakan kelanjutan dari usus halus, panjang usus besar kurang lebih

1 meter. Batas antara usus halus dengan usus besar disebut sekum (usus buntu). Usus

buntu memiliki tam-bahan usus yang disebut umbai cacing (appendiks). Peradangan pada

usus tambahan tersebut dinamakan apendisitis yang sering disebut penyakit usus buntu.

Usus besar terdiri dari bagian usus naik, usus mendatar dan usus menurun. Fungsi utama

usus besar adalah mengatur kadar air sisa makanan. Di dalam usus besar terdapat bakteri

pembusuk Escherichia coli yang membusukkan sisa makanan menjadi kotoran, dengan

de-mikian kotoran menjadi lunak dan mudah dikeluarkan. Bakteri ini dapat

menghasilkan vitamin K dan asam amino tertentu yang berguna bagi manusia.

Bagian akhir dari usus besar disebut poros usus (rectum). Pan jang rectum kurang

lebih 15 cm, rectum bermuara pada anus.

• Anus

Anus adalah bagian sistem pencernaan yang terakhir, organ ini berfungsi sebagai

saluran pembuangan yang mengatur Sistem dan proses pembuangan sisa makanan yang

tidak diperlukan lagi oleh tubuh. Anus mempunyai dua macam otot, yaitu otot tak sadar

dan otot sadar. Pada saat sampai di rectum, semua zat makanan yang telah berguna

diserap kedalam darah, sisanya ber-upa bahan yang tidak dapat dicerna, bakteri dan sel-

sel mati dari saluran pencernaan makanan, campuran bahan-bahan tersebut dinamakan

feses dan dibuang melalui anus. Berbagai penyakit masuk kedalam tubuh manusia melalui

sistem pencernaan makanan, ini berarti bahwa kebersihan dan ke-sehatan makanan

harus senantiasa dijaga.

• Organ aksesoris lainnya

Pada organ sistem pencernaan terdapat pula organ lain selain yang disebut di atas

yang berfungsi membantu organ-organ pencernaan dalam melangsungkan aktifitasnya,

antara lain:

- pankreas: adalah kelenjar lonjong yang berwarna keputihan, terletak

dalam simpul yang terbentuk dari duodenum dan permukaan bawah lambung. Sel

kelenjar dalam pankreas menghasilkan getah pankreas yang mengandung zat

merupa: Na bikarbonat, amylase, protease, lipase dan nuclease.

- Empedu: dihasilkan secara terus menerus oleh hati dan disimpan dalam

kantung empedu. Empedu berperan penting dalam proses pencernaan lemak yaitu

mengubah lemak menjadi bentuk emulsi di di dalam duodenum.

Mekanisme Sistem Pencernaan Pada Manusia

Pencernaan adalah proses lanjutan dari pengambilan pakan oleh hewan dan selanjutnya

mengalami proses perombakan baik secara mekanis maupun secara kimiawi. Perombakan

secara mekanis dila-kukan dalam rongga mulut dengan alat pencernaan berupa gigi. Se-mentara

perombakan secara kimiawi dilakukan sejak dalam mulut sampai usus besar dan anus. Adapun

mekanisme pencernaan bahan makanan yang mengalami perombakan secara kimia dalam alat

pencernaan manusia adalah:

• Absorbsi Karbohidrat

Sebelum karbohidrat dapat dipergunakan untuk memenuhi ke-butuhan tubuh,

maka karbohidrat harus dipecah menjadi perse-nyawaan yang lebih sederhana

(monosakarida) untuk dapat melewati dinding halus, kemudian masuk kedalam sirkulasi

da-rah untuk diedarkan ke seluruh tubuh, karbohidrat dalam ben-tuk monosakarida

diabsorbsi oleh usus halus.

- Glukosa dan galaktosa dengan transport aktif

- Fruktosa dengan difusi fasilitatif

• Absorbsi protein dalam usus halus


Sebagian besar protein diabsorbsi dalam bentuk asam amino, proses ini terjadi

sebagian dalam jejunum. Asam amino (transport aktif) melewati sel epitel pada villi, asam

amino keluar dari sel epitel (difusi) kapiler darah penyerapan sama dengan yang

ditempuh monosakarida.

Dalam waktu yang bersamaan dipeptida dan tripeptida sel epitel (transpor aktif).

Sebagian besar dipeptida dan tripeptida dihi-drolisis menjadi asam amino di dalam sel

epitel (difusi) kapiler darah dalam villi.

Asam amino dari kapiler diangkut oleh darah menuju hati me lalui sistem vena

porta hepatica. Asam amino dibebaskan oleh sel hati jantung seluruh tubuh melalui aliran

darah.
Karbohidrat
• Pencernaan

Sebelum karbohidrat dapat dipergunakan untuk memenuhi ke-butuhan tubuh,

maka karbohidrat harus dipecah menjadi perse-nyawaan yang lebih sederhana

(monosakarida) untuk dapat melewati dinding usus halus, kemudian masuk ke dalam

sirku-lasi darah untuk diedarkan ke seluruh tubuh.

Gambar 8.9 Organ (Accessories) lain yang berhubungan Pencernaan


B. Sistem Ekskresi

Ekskresi berarti pengeluaran zat buang atau zat sisa pada hasil metabolisme yang berlangsung

dalam tubuh organisme. Zat sisa me-tabolisme dikeluarkan dari tubuh oleh alat ekskresi. Alat

ekskresi pada manusia dan vertebrata lainnya berupa ginjal, paru-paru, kulit dan hati,

sedangkan alat ekskresi pada hewan invertebrata berupa nefridium, sel api atau buluh malphigi.

Sistem ekskresi membantu memelihara homeostasis dengan tiga cara yaitu: melakukan

osmoregulasi, mengeluarkan sisa metabolisme dan mengatur konsentrasi sebagian besar

penyusun cairan tubuh.

Zat sisa metabolism adalah hasil pembongkaran zat makanan yang bermolekul kompleks. Zat

sisa ini sudah tidak berguna lagi bagi tubuh, dalam bentuk CO2, H2O, NHS, zat warn a empedu
dan asam urat.

Karbon dioksida dan air merupakan sisa oksidasi atau sisa pem-bakaran zat makanan

yang berasal dari karbohidrat, lemak dan protein. Kedua senyawa tersebut tidak berbahaya bila

keadaannya tidak berlebih.

Amoniak (NH3) hasil pembongkaran protein merupakan zat yang beracun bagi sel. Oleh

karena itu zat ini harus dikeluarkan dari tubuh, namun demikian jika untuk sementara disimpan

dalam tubuh zat tersebut akan dirombak menjadi zat yang kurang beracun yaitu dalam bentuk

urea.

Asam urat merupakan sisa metabolisme yang mengandung nitrogen (sama dengan

ammonia) dan mempunyai daya racun yang lebih rendah dibandingkan ammonium karena daya

larutnya dalam air rendah.

Alat ekskresi pada manusia dan vertebrata lainnya: Kulit

Air, urea, dan garam secara aktif disekresikan dari kapiler kulit oleh tubulus dari kelenjar.

Keringat disekresikan ke permukaan kulit yang kemudian menguap. Penguapan dibutuhkan

panas yang diper-oleh dari tubuh sehingga suhu tubuh menurun, hal ini merupakan salah satu

cara mengatur Suhu tubuh.


Paru-paru

Karbondioksida dan uap air berdifusi dari permukaan alveolus paru-paru yang lembab.

Pada manusia paru-paru merupakan satu-satunya organ ekskresi bagi CO2, air yang dibuang

melalui paru-paru berasal dari aktifitas metabolisme yaitu merupakan zat buangan dari

respirasi.

Hati

Ada dua peranan penting yang dilakukan oleh hati yaitu: tempat penyimpanan zat

makanan dan penguraian serta pembuangan zat


yang tidak diperlukan oleh tubuh. Pigmen empedu kemudian disa-lurkan ke dalam duodenum

(usus 12 jari) dan dibuang bersama feses.

Peran hati yang paling penting sebagai organ ekskresi adalah pembentukan zat buangan

bernitrogen dengan jalan deaminasi asam amino.

Ginjal

Biasanya ginjal manusia terdiri dari dua organ berbentuk kacang merah, dengan berat

total hanya 0,5 % dari berat badan. Ginjal mene-rima kiriman darah yang luar biasa banyaknya

20-25 % darah itu dipompa oleh jantung setiap menit mengalir melaluinya. Diantara fungsi

ginjal adalah:

1. Mengekskresikan zat buangan seperti urea, asam urat, kreatinin, dan zat lain yang bersifat

racun.

2. Mengatur volume plasma dan jumlah air dalam tubuh, jika air yang masuk kedalam tubuh

berlebih, ginjal membuang kelebihan tersebut sehingga lebih banyak urin yang

diekskresikan.

3. Menjaga tekanan osmose.

4. Mengatur pH plasma dan cairan tubuh.

5. Menjalankan fungsi sebagai hormone, ginjal menghasilkan dua macam zat yang diduga

mempunyai fungsi endokrin. Kedua zat tersebut adalah rennin dan eritropoetin.

Ginjal Manusia

Manusia dan mamalia lainnya memiliki sepasang ginjal terletak pada daerah dorsal

(bagian punggung) dan sedikit meluas di bawah tulang iga. Pada manusia masing-masing ginjal

terdiri dari sekitar sejuta unit nefron yanomelurus satu kapsul bowman, masing-masing terdiri

dari satu glomerulus dan tubulus kolektivus.

Filtrate atau hasil saringan yang diterima oleh kapsula bowman mengandung produk metabolik

yang berkonsentrasi tinggi, tetapi juga ada sari makanan misalnya air, garam-garam dan nutrien

lain, sehingga pada saat filtrat mengalir melalui tubulus menuju kandung kencing, pembuluh

darah akan terus menahan filtrat pada tubulus dan lengkung henle. Disini pembuluh darah

menggulung di sekitar lengkungan henle dan menyerap kembali produk-produk yang masih
Gambar 8.13. Ginjal manusia

Cairan yang tersisa dalam tubulus akan mengalir lebih lanjut menuju tubulus kolektivus

yang lebih besar dan kemudian menuju ureter, yaitu saluran yang keluar dari masing-masing

ginjal menuju kandung kencing, dari kandung kencing ada satu saluran yang dikon-trol oleh otot

sphinter yaitu urethra.

Sistem Ekskresi pada invertebrata

Sistem ekskresi pada invertebrata berbeda dengan sistem ekskresi pada vertebrata. Pada

invertebrata belum memiliki struktur ginjal yang sempurna seperti pada vertebrata. Pada

umumnya invertebrata memiliki sistem ekskresi yang sangat sederhana dan sistem ini berbeda

antara invertebrata satu dengan invertebrata lainnya. Alat ekskresinya ada yang berupa saluran

malphigi, nefridium, dan sel api. Nefridium adalah tipe yang umum dari struktur ekskresi khu-

sus pada invertebrata. Berikut ini akan dibahas sistem ekskresi pada cacing pipih [Planarid]

cacing gilig [Annelida] dan belalang. a. sistem ekskresi pada cacing pipih

Cacing pipih mempunyai organ nefridium yang disebut sebagai protonefridium.

Protonefridium tersusun dari tabung dengan


ujung membesar mengandung silia. Di dalam protonefridium terdapat sel api yang

dilengkapi dengan silia. Sebagian besar sisa nitrogen tidak masuk dalam saluran eks-

kresi, sisa nitrogen lewat dari sel ke sistem pencernaan dan di-ekskresikan lewat mulut

Beberapa zat sisa berdifusi secara langsung dari sel ke air.

Tiap sel api mempunyai beberapa flagella yang gerakannya se-perti gerakan api

lilin. Air dan beberapa zat sisa ditarik kedalam sel api, gerakan flagella juga berfungsi

mengatur arus dan meng-gerakkan air ke sel api pada sepanjang saluran ekskresi. Pada

tempat tertentu saluran bercabang menjadi pembuluh ekskresi yang terbuka sebagai

lubang dipermukaan tubuh (nefridiofora). Air dikeluarkan lewat lubang nefridiofora ini.

b. Sistem ekskresi pada Annelida dan Molluska

Annelida dan Molluska mempunyai organ nefridium yang disebut metanefridium.

Pada cacing tanah yang merupakan anggota Annelida setiap segmen dalam tubuhnya

mengandung sepasang metanefridium, kecuali pada tiga segmen pertama dan terakhir.

Metanefridium memiliki dua lubang, lubang yang pertama ber-upa corong, disebut

nefrostom (di bagian anterior) dan terletak pada segmen yang lain. Nefrostom bersilia

dan bermuara di rongga tubuh (pseudoselom). Rongga tubuh ini berfungsi sebagai sistem

pencernaan. Corong (nefrostom) akan berlanjut pada saluran yang berliku-liku pada

segmen berikutnya. Bagian akhir dari saluran yang berliku ini akan membesar se-perti

gelembung, yang bermuara ke bagian luar tubuh melalui pori yang berbentuk lubang

(corong) yang kedua disebut nefri-diofor. Cairan tubuh ditarik ke corong nefrostom

masuk ke nefridium oleh gerakan silia dan otot. Saat cairan tubuh mengalir lewat celah

panjang nefridium, bahan-bahan yang berguna se-perti air, molekul makanan dan ion

akan diambil oleh selsel tertentu dari tabung. Bahan-bahan ini lalu menembus sekitar

kapiler dan disirkulasikan lagi. Sampah nitrogen dan air yang tersisa di nefridium kadang

diekskresikan keluar. Metanefridium berfungsi sebagai penyaring yang menggerakkan

sampah dan mengembalikan substansi yang berguna ke sistem sirkulasi.


c Alat ekskresi pada belalang

Alat ekskresi pada belalang adalah pembuluh malphigi, yaitu alat pengeluaran yang

berfungsi sebagai ginjal pada vertebrata. Pembuluh malphigi berupa kumpulan benang

halus yang ber-warna putih kekuningan dan pangkalnya melekat pada pangkal dinding

usus. Disamping pembuluh malphigi serangga juga memiliki sistem trachea untuk

mengeluarkan zat sisa hasil oksidasi yang berupa C02. Sistem trakea ini berfungsi seperti

paru-paru pada vertebrata.

Pembuluh malphigi terletak diantara usus tengah dan usus bela-kang. Saat cairan

bergerak lewat bagian proksimal pembuluh malphigi bahan yang mengandung nitrogen

diendapkan sebagai asam urat, sedangkan air dan berbagai garam diserap kembali secara

osmosis dan transpor aktif. Asam urat dan sisa air masuk ke usus halus dan sisa air akan

diserap lagi. Kristal asam urat dapat diekskresikan lewat anus bersama dengan feses.
IX. STRUKTUR DAN FUNGSI ORGAN SARAF DAN ENDOKRIN

Organ Saraf

Sistem saraf pusat (SSP) meliputi otak (Latin: 'ensephalon') dan sumsum tulang belakang (Latin:

'medulla spinalis']. Keduanya merupakan organ yang sangat lunak, dengan fungsi yang sangat

penting maka perlu perlindungan. Selain tengkorak dan ruas-ruas tulang belakang, otak juga

dilindungi 3 lapisan selaput meninges. Bila mem-bran ini terkena infeksi maka akan terjadi

radang yang disebut meningitis. Ketiga lapisan membran meninges dari luar ke dalam adalah

sebagai berikut: 1. Durameter; terdiri dari dua lapisan, yang terluar bersatu dengan tengkorak

sebagai endostium, dan lapisan lain sebagai duramater yang mudah dilepaskan dari tulang

kepala. Diantara tulang kepala dengan durameter terdapat rongga epidural. 2 Arach-noidea

mater; disebut demikian karena bentuknya seperti sarang laba-laba. Di dalamnya terdapat

cairan yang disebut liquor cerebros-pinalis; semacam cairan limfa yang mengisi sela-sela

membran arak-noid. Fungsi selaput arachnoidea adalah sebagai bantalan untuk me-lindungi

otak dari bahaya kerusakan mekanik. 3. Piameter. Lapisan terdalam yang mempunyai bentuk

disesuaikan dengan lipatan-lipat-an permukaan otak. Otak dan sumsum tulang belakang

mempunyai tiga materi esensial yaitu: 1. badan sel yang membentuk bagian ma-teri kelabu

(substansi grissea) 2. Serabut saraf yang membentuk bagian materi putih (substansi alba) 3. sel-

sel neuroglia, yaitu jaringan ikat yang terletak di antara sel-sel saraf di dalam sistem saraf pusat

walaupun otak dan sumsum tulang belakang mempunyai materi sama tetapi susunannya

berbeda. Pada otak, materi kelabu terletak di bagian luar atau kulitnya (korteks) dan bagian

putih terletak di te-ngah. Pada sumsum tulang belakang bagian tengah berupa materi
kelabu berbentuk kupu-kupu, sedangkan bagian korteks berupa ma-teri putih.

Otak

Otak mempunyai lima bagian utama, yaitu: otak besar (sere-brum), otak tengah (mesensefalon),

otak kecil (serebelum], sumsum sambung (medulla oblongata], dan jembatan varol. Otak besar

(serebrum)

Otak besar mempunyai fungsi dalam pengaturan semua ak-tivitas mental, yaitu yang

berkaitan dengan kepandaian (intele-gensi), ingatan (memori), kesadaran, dan

pertimbangan. Otak besar merupakan sumber dari semua kegiatan/gerakan sadar atau

sesuai dengan kehendak, walaupun ada juga beberapa gerakan refleks otak. Pada bagian

konteks otak besar yang ber-warna kelabu terdapat bagian penerima rangsang (area

sensor) yang terletak di sebelah belakang area motor yang berfungsi mengatur gerakan

sadar atau merespon rangsangan. Selain itu terdapat area asosiasi yang menghubungkan

area motor dan sensorik. Area ini berperan dalam proses belajar, menyimpan ingatan,

membuat kesimpulan, dan belajar berbagai bahasa. Di sekitar kedua area tersebut adalah

bagian yang mengatur ke-giatan psikologi yang lebih tinggi. Misalnya bagian depan

merupakan pusat proses berfikir (yaitu mengingat, analisis, berbicara, dan emosi. Pusat

terdapat di bagian

Otak tengah (mesensefalon)

Otak tengah terletak di depan otak kecil

dan jembatan varol. Di depan otak tengah

terdapat talamus dan kelenjar

kreativita hipofisis yang mengatur kerja

s) penglihatan kelenjar-kelenjar endokrin.

belakang. Bagian atas (dorsal) otak

tengah merupakan lobus Gambar 9.1. Otak besar


optikus yang mengatur refleks mata seperti

penyempitan pupil mata, dan juga merupakan pusat pendengaran.


Otak kecil (serebelum)
Serebelum mempunyai fungsi utama dalam koordinasi ge-

Gatnbar 9.3. Otak kecil


rakan otot yang terjadi secara sadar, keseimbangan, dan po-sisi tubuh. Bila ada

rangsangan yang merugikan atau berba-haya maka gerakan sadar yang normal tidak

mungkin dilaksa-nakan.

Sumsum sambung (medulla oblongata)

Sumsum sambung berfungsi menghantar impuls yang da-tang dari medula spinalis

menuju ke otak. Sumsum sambung juga mempengaruhi jembatan, refleks fisiologi seperti

detak jan-tung, tekanan darah, volume dan kecepatan respirasi, gerak alat pencernaan,

dan sekresi kelenjar pencernaan. Selain itu, sum-sum sambung juga mengatur gerak

refleks yang Iain seperti ber-sin, batuk, dan berkedip.

Jembatan varol (pons varoli)

Jembatan varol berisi serabut saraf yang menghubungkan otak kecil bagian kiri dan

kanan, juga menghubungkan otak besar dan sumsum tulang belakang.


Sumsum tulang belakang (medula spinalis)

Pada penampang melintang sumsum tulang belakang tam-pak bagian luar berwarna

putih, sedangkan bagian dalam ber-bentuk kupu-kupu dan berwarna kelabu. Pada

penampang melintang sumsum tulang belakang ada bagian seperti sayap yang terbagi

atas sayap atas disebut tanduk dorsal dan sayap bawah disebut tanduk ventral. Impuls

sensori dari reseptor dihantar masuk ke sumsum tulang belakang melalui tanduk dorsal

dan impuls motor keluar dari sumsum tulang belakang melalui tanduk ventral menuju

efektor. Pada tanduk dorsal terdapat badan sel saraf penghubung (asosiasi konektor)

yang akan menerima impuls dari sel saraf sensori dan akan menghantarkannya ke saraf

motor.

Gambar 9.4. Sistem Saraf pada Manusia

Organ Endokrin

Hormon dan Sistem Endokrin

Sistem endokrin terdiri dari sekelompok organ (kadang disebut sebagai kelenjar

sekresi internal), yang fungsi utamanya adalah menghasilkan dan melepaskan hormon-

hormon secara langsung ke dalam aliran darah. Hormon berperan sebagai pern-
-tin
bawa pesan untuk mengkoordinasikan kegiatan berbagai organ tubuh.

Kelenjar Endokrin

Organ utama dari sistem endokrin adalah:

Hipotalamus

Kelenjar hipofisa

Kelenjar tiroid

Kelenjar paratiroid

Pulau-pulau pancreas

Kelenjar adrenal

Buah zakar

Indung telur.

Selama kehamilan, plasenta juga bertindak sebagai suatu kelenjar endokrin.

Hipotalamus melepaskan sejumlah hormon yang merangsang hipofisa; beberapa

diantaranya memicu pele-pasan hormon hipofisa dan yang lainnya menekan pelepasan

hormon hipofisa. Kelenjar hipofisa kadang disebut kelenjar pe-nguasa karena hipofisa

mengkoordinasikan berbagai fungsi dari kelenjar endokrin lainnya.

Beberapa hormon hipofisa memiliki efek langsung, beberapa lainnya secara sederhana

mengendalikan kecepatan pelepasan hormon oleh organ lainnya. Hipofisa mengendalikan

kecepatan pelepasan hormonnya sendiri melalui mekanisme um-pan balik, dimana kadar

hormon endokrin lainnya dalam darah memberikan sinyal kepada hipofisa untuk

memperlambat atau mempercepat pelepasan hormonnya.

Tidak semua kelenjar endokrin berada dibawah kendali hipofisa; beberapa

diantaranya memberikan respon, baik langsung maupun tidak langsung, terhadap

konsentrasi zat-zat di dalam darah:

Sel-sel penghasil insulin pada pankreas memberikan respon terhadap gula dan

asam lemak.

Sel-sel paratiroid memberikan respon terhadap kalsium dan fosfat.

Medulla adrenal (bagian dari kelenjar adrenal) memberikan respon terhadap

perangsangan langsung dari sistem saraf parasimpatis.

Banyak organ yang melepaskan hormon atau zat yang mirip hormon, tetapi biasanya tidak

disebut sebagai bagian dari sistem endokrin. Beberapa organ ini menghasilkan zat-zat

yang hanya beraksi di tempat pelepasannya, sedangkan yang lainnya tidak melepaskan

produknya ke dalam aliran darah. Contohnya, otak menghasilkan berbagai hormon yang

efeknya terutama terbatas pada sistem saraf.

Hormon

Hormon adalah zat yang dilepaskan ke dalam aliran darah dari suatu kelenjar atau

organ, yang mempengaruhi kegiatan di dalam sel-sel. Sebagian besar hormon merupakan

protein yang terdiri dari rantai asam amino dengan panjang yang berbeda-beda. Sisanya

merupakan steroid, yaitu zat lemak yang merupakan derivat dari kolesterol. Hormon

dalam jumlah yang sangat kecil bisa memicu respon tubuh yang sangat luas.

Hormon terikat kepada reseptor di permukaan sel atau di dalam sel. Ikatan antara

hormon dan reseptor akan memperce-pat, memperlambat atau merubah fungsi sel. Pada

akhirnya hormon mengendalikan fungsi dari organ secara keseluruhan:

Hormon mengendalikan pertumbuhan dan perkembangan,

perkembangbiakan dan ciri-ciri seksual.

Hormon mempengaruhi cara tubuh dalam menggunakan dan

menyimpan energy.

Hormon juga mengendalikan volume cairan dan kadar air dan garam di dalam

darah.
Beberapa hormon hanya mempengaruhi 1 atau 2 organ, sedangkan hormon yang

lainnya mempengaruhi seluruh tubuh. Misalnya, TSH dihasilkan oleh kelenjar hipofisa

dan hanya mempengaruhi kelenjar tiroid. Sedangkan hormon tiroid dihasilkan oleh

kelenjar tiroid, tetapi hormon ini mempengaruhi sel-sel di seluruh tubuh. Insulin

dihasilkan oleh sel-sel pulau pankreas


dan mempengaruhi metabolisme gula, protein serta lemak di seluruh tubuh.

Pengendalian Endokrin

Jika kelenjar endokrin mengalami kelainan fungsi, maka kadar hormon di dalam

darah bisa menjadi tinggi atau rendah, sehingga mengganggu fungsi tubuh.

Untuk mengendalikan fungsi endokrin, maka pelepasan se-tiap hormon harus

diatur dalam batas-batas yang tepat Tubuh perlu merasakan dari waktu ke waktu apakah

diperlukan lebih banyak atau lebih sedikit hormon.

Hipotalamus dan kelenjar hipofisa melepaskan hormonnya jika mereka merasakan

bahwa kadar hormon lainnya yang me-reka kontrol terlalu tinggi atau terlalu rendah.

Hormon hipofisa lalu masuk ke dalam aliran darah untuk merangsang aktivitas di

kelenjar target. Jika kadar hormon kelenjar target dalam darah mencukupi, maka

hipotalamus dan kelenjar hipofisa mengetahui bahwa tidak diperlukan perangsangan lagi

dan mereka berhenti melepaskan hormon. Sistem umpan balik ini mengatur semua

kelenjar yang berada dibawah kendali hipofisa.

Hormon tertentu yang berada dibawah kendali hipofisa memiliki fungsi yang

memiliki jadwal tertentu. Misalnya, suatu siklus menstruasi wanita melibatkan

peningkatan sekresi LH dan FSH oleh kelenjar hipofisa setiap bulannya. Hormon estro-

gen dan progesteron pada indung telur juga kadarnya mengalami turun-naik setiap

bulannya. Mekanisme pasti dari pengendalian oleh hipotalamus dan hipofisa terhadap

bioritmik ini masih belum dapat dimengerti. Tetapi jelas terlihat bahwa organ

memberikan respon terhadap semacam jam biologis. Faktor-fak-tor lainnya juga

merangsang pembentukan hormon.

Prolaktin (hormon yang dikeluarkan oleh kelenjar hipofisa) menyebabkan kelenjar

susu di payudara menghasilkan susu. Isapan bayi pada puting susu merangsang hipofisa

untuk menghasilkan lebih banyak prolaktin. Isapan bayi juga meningkatkan pelepasan

oksitosin yang menyebabkan mengkerutnya saluran susu sehingga susu bisa dialirkan ke

mulut bayi.
Kelenjar semacam pulau pankreas dan kelenjar paratiroid, tidak berada dibawah kendali

hipofisa. Mereka memiliki sistem sendiri untuk merasakan apakah tubuh memerlukan

lebih ba-nyak atau lebih sedikit hormon. Misalnya kadar insulin mening-kat segera

setelah makan karena tubuh harus mengolah gula dari makanan. Jika kadar insulin

terlalu tinggi, kadar gula darah akan turun sampai sangat rendah. Kadar hormon lainnya

berva-riasi berdasarkan alasan yang kurang jelas. Kadar kortikosteroid dan hormon

pertumbuhan tertinggi ditemukan pada pagi hari dan terendah pada senja hari. Alasan

terjadinya hal ini belum sepenuhnya dimengerti.


X. STRUKTUR DAN SISTEM ORGAN RESPIRASI

A. Sistem Respirasi pada Manusia > Definisi

Respirasi

Proses dimana organisme melakukan pertukaran gas dengan lingkungannya. Respirasi

termasuk pengambilan oksigen, pengangkutan dan pengiriman oksigen ke sel dan

pembuangan karbondioksida.

Pernapasan adalah suatu proses yang terjadi secara otoma-tis walau dalam keadaan

tertidur sekalipun karma sistem pernapasan dipengaruhi oleh susunan saraf otonom.

Menurut tempat terjadinya pertukaran gas maka pernapasan dapat dibeda-kan atas 2

jenis, yaitu pernapasan luar dan pernapasan dalam.

Pernapasan luar adalah pertukaran udara yang terjadi antara udara dalam alveolus

dengan darah dalam kapiler, sedang-kan pernapasan dalam adalah pernapasan yang

terjadi antara darah dalam kapiler dengan sel-sel tubuh. Masuk keluarnya udara dalam

paru-paru dipengaruhi oleh perbedaan tekanan udara dalam rongga dada dengan tekanan

udara di luar tubuh. Jika tekanan di luar rongga dada lebih besar maka udara akan masuk.

Sebaliknya, apabila tekanan dalam rongga dada lebih besar maka udara akan keluar.

Sehubungan dengan organ yang terlibat dalam pemasukan udara [inspirasi] dan

pengeluaran udara [ekspirasi) maka mekanisme pernapasan dibedakan atas dua macam,

yaitu pernapasan dada dan pernapasan perut. Pernapasan dada dan perut terjadi secara

bersamaan.
a. Rongga Hidung (Cavum Nasalis)
Udara dari luar akan masuk lewat rongga hidung (cavum nasalis). Rongga

hidung berlapis selaput lendir, di dalamnya terdapat kelenjar minyak [kelenjar

sebased) dan kelenjar ke-ringat [kelenjar sudorifera). Selaput lendir berfungsi me-

nangkap benda asing yang masuk lewat saluran pernapasan. Selain itu, terdapat juga

rambut pendek dan tebal yang berfungsi menyaring partikel kotoran yang masuk

bersama udara. Juga terdapat konka yang mempunyai banyak kapiler darah yang

berfungsi menghangatkan udara yang masuk.

b. Faring (Tenggorokan)
Udara dari rongga hidung masuk ke faring. Faring merupakan percabangan 2

saluran, yaitu saluran pernapasan (nasofar-ings) pada bagian depan dan saluran

pencernaan [orofarings) pada bagian belakang. Pada bagian belakang faring [post-

erior) terdapat laring [tekak) tempat terletaknya pita suara [pita vocalis). Masuknya

udara melalui faring akan menyebabkan pita suara bergetar dan terdengar sebagai

suara. Makan sambil berbicara dapat mengakibatkan makanan masuk ke saluran

pernapasan karena saluran pernapasan pada saat tersebut sedang terbuka.

Walaupun demikian, saraf kita akan mengatur agar peristiwa menelan, bernapas,

dan berbicara tidak terjadi bersamaan sehingga mengakibatkan gang-guan

kesehatan.
c. Tenggorokan (Trakea)
Tenggorokan berupa pipa yang panjangnya + 10 cm, terletak sebagian di leher

dan sebagian di rongga dada (torak). Dinding tenggorokan tipis dan kaku, dikelilingi

oleh cincin tulang rawan, dan pada bagian dalam rongga bersilia. Silia-silia ini

berfungsi menyaring benda-benda asing yang masuk ke saluran pernapasan.

d. Cabang-cabang Tenggorokan (Bronki)


Tenggorokan (trakea) bercabang menjadi dua bagian, yaitu bronkus kanan dan

bronkus kiri. Struktur lapisan mukosa bronkus sama dengan trakea, hanya tulang

rawan bronkus bentuknya tidak teratur dan pada bagian bronkus yang lebih besar

cincin tulang rawannya melingkari lumen dengan sem-purna. Bronkus bercabang-

cabang lagi menjadi bronkiolus.

e. Paru-paru (Pulmo)
Paru-paru terletak di dalam rongga dada bagian atas, di bagian samping

dibatasi oleh otot dan rusuk dan di bagian bawah dibatasi oleh diafragma yang

berotot kuat Paru-paru ada dua bagian yaitu paru-paru kanan [pulmo dekster) yang

terdiri atas 3 lobus dan paru-paru kiri [pulmo sinister) yang terdiri atas 2 lobus. Paru-

paru dibungkus oleh dua selaput yang tipis, disebut pleura. Selaput bagian dalam

yang lang-sung menyelaputi paru-paru disebut pleura dalam [pleura visceralis) dan

selaput yang menyelaputi rongga dada yang bersebelahan dengan tulang rusuk

disebut pleura luar [pleura parietalis).


Antara selaput luar dan selaput dalam terdapat rongga berisi cairan pleura

yang berfungsi sebagai pelumas paru-paru. Cairan pleura berasal dari plasma darah

yang masuk secara ek-sudasi. Dinding rongga pleura bersifat permeable terhadap air

dan zat-zat lain.

Paru-paru tersusun oleh bronkiolus, alveolus, jaringan elas-tik, dan pembuluh

darah. Paru-paru berstruktur seperti spon yang elastic dengan daerah permukaan dalam

yang sangat lebar untuk pertukaran gas. Di dalam paru-paru, bronkiolus berca-bang-

cabang halus dengan diameter ± 1 mm, dindingnya makin menipis jika disbanding dengan

bronkus.

Bronkiolus tidak mempunyai tulang rawan, tetapi rong-ganya masih mempunyai silia dan

dibagian ujung mempunyai epithelium berbentuk kubus bersilia. Pada bagian distal ke-

mungkinan tidak bersilia. Bronkiolus berakhir pada gugus kan-tung udara (alveolus).

Alveolus terdapat pada ujung akhir bronkiolus berupa kan-tong kecil yang salah

satu sisinya terbuka sehingga menyerupai busa atau mirip sarang tawon. Oleh karena

alveolus berselaput tipis dan di situ banyak bermuara kapiler darah maka memung-

kinkan terjadinya difusi gas pernapasan.

Dalam keadaan normal, volume udara paru-paru manusia mencapai 2500 cc. Udara ini

dikenal sebagai kapasitas total udara pernapasan manusia. Walaupun demikian, kapasitas

vital udara yang digunakan dalam proses bernapas mencapai 3500 cc, yang 1000 cc

merupakan sisa udara yang tidak dapat digunakan tetapi senantiasa mengisi bagian paru-

paru sebagai residu atau udara sisa. Kapasitas vital adalah jumlah udara maksimum yang

dapat dikeluarkan seseorang setelah mengisi paru-parunya secara maksimum.

Dalam keadaan normal, kegiatan inspirasi dan ekspirasi atau menghirup dan

menghembuskan udara dalam bernapas hanya menggunakan sekitar 500 cc volume udara

pernapasan (kapasitas tidal = + 500 cc). Kapasitas tidal adalah jumlah udara yang keluar

masuk pare-paru pada pernapasan normal. Dalam keadaan luar biasa, inspirasi maupun

ekspirasi dalam menggunakan sekitar 1500 cc udara pernapasan (expiratory reserve

Volume = inspiratory reserve volume = 1500 cc). Dengan demikian, udara yang digunakan

dalam proses pernapasan memiliki volume antara 500 cc hingga sekitar 3500 cc, Dari 500

cc udara inspirasi/ekspirasi biasa, hanya sekitar 350 cc udara yang mencapai alveolus,

sedangkan sisanya mengisi saluran pernapasan. Volume udara pernapasan dapat diukur

dengan suatu alat yang disebut spirometer.


Besarnya volume udara pernapasan tersebut dapat dipengaruhi oleh beberapa

faktor, antara lain ukuran alat pernapasan, kemampuan dan kebiasaan bernapas, serta

kondisi ke-sehatan.

> Pertukaran O2 dan C02

Jumlah oksigen yang diambil melalui udara pernapasan ter-gantung pada

kebutuhan dan hal tersebut biasanya dipengaruhi oleh jenis pekerjaan, ukuran tubuh,

serta jumlah maupun jenis bahan makanan yang dimakan.

Pekerja-pekerja berat termasuk atlet lebih banyak membu-tuhkan oksigen

dibanding pekerja ringan. Demikian juga sese-orang yang memiliki ukuran tubuh lebih

besar dengan sendi-rinya membutuhkan oksigen lebih banyak. Selanjutnya, sese-orang

yang memiliki kebiasaan memakan lebih banyak daging akan membutuhkan lebih banyak

oksigen daripada seorang vegetarian.

Dalam keadaan biasa, manusia membutuhkan sekitar 300 cc oksigen sehari (24 jam) atau

sekitar 0,5 cc tiap menit Kebutuhan tersebut berbanding lurus dengan volume udara

inspirasi dan ekspirasi biasa kecuali dalam keadaan tertentu saat konsen-trasi oksigen

udara inspirasi berkurang atau karena sebab lain, misalnya konsentrasi hemoglobin

darah berkurang.

02 02diangkut oleh HB Sel-sel jaringan


Berdifussi

Oksigen yang dibutuhkan berdifusi masuk ke darah dalam kapiler darah yang

menyelubungi alveolus. Selanjutnya, sebagian besar oksigen diikat oleh zat warna darah

atau pigmen darah (hemoglobin) untuk diangkut ke sel-sel jaringan tubuh.

> Energi dalam Respirasi

Energi yang digunakan dalam kegiatan respirasi bersumber dari ATP (Adenosin Tri

Fosfat) yang ada pada masing-masing sel. ATP berasal dari bahan-bahan karbohidrat yang

diubah menjadi fosfat melalui tiga tahapan. Mula-mula proses glikolisis oleh enzim

glukokinase membentuk piruvat pada siklus Glukosa (Tahap 1] kemudian tahap II, yakni

siklus krebs (TCA = Tri Ca-boxylic Acid Cycle) kemudian tahap III, yakni tahap transfer

elek-tron. Glikolisis terjadi di sitoplasma, siklus krebs terjadi di mito-kondria.

> Gangguan dalam Respirasi

Gangguan pada sistem pernapasan adalah terganggunya pengangkutan O2 ke sel-sel atau

jaringan tubuh; disebut asfiksi. Asfiksi ada bermacam-macam misalnya terisinya alveolus

dengan cairan limfa karena infeksi Diplokokus pneumonia atau Pneumokokus yang

menyebabkan penyakit pneumonia.


Pada orang yang tenggelam, alveolusnya terisi air sehingga difusi oksigen sangat sedikit

bahkan tidak ada sama sekali sehingga mengakibatkan orang tersebut shock dan

pemapasannya dapat terhenti. Asfiksi dapat pula disebabkan karena penyum-batan

saluran pernapasan oleh kelenjar limfa, misalnya polip, amandel, dan adenoid.

Peradangan dapat terjadi pada rongga hidung bagian atas dan disebut sinusitis,

peradangan pada bronkus disebut bronki


tis, serta radang pada pleura disebut pleuritis. Paru-paru juga dapat

mengalami kerusakan karena terinfeksi Mycobacterium tuber culosis penyebab

penyakit TBC. Pengangkutan O2 dapat pula terhambat karena tingginya kadar

karbon monoksida dalam alveolus sedangkan daya ikat (afinitas) hemoglobin jauh

lebih besar terhadap CO daripada O2 dan CO2. Keracunan asam sianida, debu,

batu bara dan racun lain dapat pula menyebabkan terganggunya pengikatan O2

oleh hemoglobin dalam pembuluh darah, karena daya afinitas hemoglobin juga

lebih besar terhadap racun dibanding terhadap O2.

Gejala alergi terutama asma dapat pula menghinggapi sistem pernapasan

begitu juga kanker dapat menyerang paru-paru terutama para perokok berat.

Penyakit pernapasan yang sering terjadi adalah emfisema berupa penyakit yang

terjadi karena su-sunan dan fungsi alveolus yang abnormal.

B. Sistem Respirasi pada Hewan

Alat respirasi adalah alat atau bagian tubuh tempat O2 dapat berdifusi masuk dan

sebaliknya CO2 dapat berdifusi keluar. Alat respirasi pada hewan bervariasi antara

hewan yang satu dengan hewan yang lain, ada yang berupa paru-paru, insang, kulit,

trakea, dan paru-paru buku, bahkan ada beberapa organisme yang belum mempunyai alat

khusus hingga oksigen berdifusi langsung dari lingkungan ke dalam tubuh, contohnya

pada hewan bersel satu, porifera, dan coe-lenterata. Pada tiga hewan ini oksigen berdifusi

dari lingkungan melalui rongga tubuh.

> Alat Respirasi pada Serangga

Corong hawa (trakea) adalah alat pernapasan yang dimiliki oleh serangga

dan arthropoda lainnya. Pembuluh trakea bermu- < ara pada lubang kecil yang ada

di kerangka luar (eksoskeleton) yang disebut spirakel. Spirakel berbentuk

pembuluh silindris yang berlapis zat kitin, dan terletak berpasangan pada setiap

segmen tubuh. Spirakel mempunyai katup yang dikontrol oleh otot sehingga

membuka dan menutupnya spirakel terjadi secara teratur. Pada umumnya spirakel

terbuka selama serangga ter-bang, dan tertutup saat serangga beristirahat.

Oksigen dari luar masuk lewat spirakel. Kemudian udara dari spirakel menuju

pembuluh-pembuluh trakea dan selanjut-nya pembuluh trakea bercabang lagi menjadi

cabang halus yang disebut trakeolus sehingga dapat mencapai seluruh jaringan dan alat

tubuh bagian dalam. Trakeolus tidak berlapis kitin, berisi cairan, dan dibentuk oleh sel

yang disebut trakeoblas, Pertukar-an gas terjadi antara trakeolus dengan sel-sel tubuh.

Trakeolus ini mempunyai fungsi yang sama dengan kapiler pada sistem pengangkutan

(transportasi) pada vertebrata.

Mekanisme pernapasan pada serangga, misalnya belalang, adalah Sebagai berikut:

- Jika otot perut belalang berkontraksi maka trakea menyempit sehingga udara kaya CO2
keluar. Sebaliknya, jika otot perut belalang berelaksasi maka trakea kembali pada

volume se-mula sehingga tekanan udara menjadi lebih kecil dibanding-kan tekanan di

luar sebagai akibatnya udara di luar yang kaya O2 masuk ke trakea. Sistem trakea

berfungsi mengangkut CO2 dan mengedarkannya ke seluruh tubuh, dan sebaliknya

mengangkut CO2 basil respirasi untuk dikeluarkan dari tubuh. Dengan demikian,

darah pada serangga hanya berfungsi mengangkut sari makanan dan bukan untuk

mengangkut gas pernapasan.

- Di bagian ujung trakeolus terdapat cairan sehingga udara mudah berdifusi ke

jaringan. Pada serangga air seperti jentik nyamuk udara diperoleh dengan

menjulurkan tabung pernapasan ke permukaan air untuk mengambil udara.

- Serangga air tertentu mempunyai gelembung udara sehingga dapat menyelam di air

dalam waktu lama. Misalnya, kepik Notonecta sp. mempunyai gelembung udara di

organ yang menyerupai rambut pada permukaan ventral. Selama menyelam, O2


dalam gelembung dipindahkan melalui sistem trakea ke sel-sel pernapasan.

- Selain itu, ada pula serangga yang mempunyai insang trakea yang berfungsi

menyerap udara dari air, atau pengambilan udara melalui cabang-cabang halus
serupa insang. Selanjut-nya dari cabang halus ini oksigen diedarkan melalui pembu -

luh trakea.

> Alat Pernapasan pada Kalajengking dan Laba-laba

Kalajengking dan laba-laba besar (Arachnida) yang hidup di darat memiliki alat

pernapasan berupa paru-paru buku, sedangkan jika hidup di air bernapas dengan insang

buku.

Paru-paru buku memiliki gulungan yang berasal dari inva-ginasi perut. Masing-

masing paru-paru buku ini memiliki lem-baran-lembaran tipis Pamela) yang tersusun
berjajar. Paruparu buku ini juga memiliki spirakel tempat masuknya oksigen dari luar.

Keluar masuknya udara disebabkan oleh gerakan otot yang terjadi secara teratur. Baik

insang buku maupun paru-paru buku keduanya mempunyai fungsi yang sama seperti

fungsi paru-paru pada vertebrata.

> Alat Pernapasan pada Ikan

Insang dimiliki oleh jenis ikan (pisces). Insang berbentuk lembaran-lembaran tipis

berwarna merah muda dan selalu lem-bap. Bagian terluar dari insang berhubungan

dengan air, sedangkan bagian dalam berhubungan erat dengan kapiler-kapiler darah.

Tiap lembaran insang terdiri dari sepasang filamen, dan tiap filamen mengandung banyak

lapisan tipis (lamela]. Pada fi-lamen terdapat pembuluh darah yang memiliki banyak

kapiler sehingga memungkinkan O2 berdifusi masuk dan CO2 berdifusi keluar. Insang

pada ikan bertulang sejati ditutupi oleh tutup in-sang yang disebut operkulum, sedangkan

insang pada ikan bertulang rawan tidak ditutupi oleh operkulum.

Insang tidak saja berfungsi sebagai alat pernapasan tetapi dapat pula berfungsi sebagai

alat ekskresi garam-garam, pe-nyaring makanan, alat pertukaran ion, dan osmoregulator.

Bebe-rapa jenis ikan mempunyai labirin yang merupakan perluasan ke atas dari insang

dan membentuk lipatan-lipatan sehingga merupakan rongga-rongga tidak teratur. Labirin

ini berfungsi me-nyimpan cadangan O2 sehingga ikan tahan pada kondisi yang

kekurangan O2. Contoh ikan yang mempunyai labirin adalah: ikan gabus dan ikan lele.

Untuk menyimpan cadangan O2, selain dengan labirin, ikan mempunyai gelembung

renang yang terletak di dekat punggung.

Mekanisme pernapasan pada ikan melalui 2 tahap, yakni inspirasi dan ekspirasi.

Pada fase inspirasi, Chdari air masuk ke dalam insang kemudian C^diikat oleh kapiler

darah untuk di-bawa ke jaringan-jaringan yang membutuhkan. Sebaliknya pada fase

ekspirasi, CO2 yang dibawa oleh darah dari jaringan akan bermuara ke insang dan dari

insang diekskresikan keluar tubuh.

Selain dimiliki oleh ikan, insang juga dimiliki oleh katak pada fase berudu, yaitu insang

luar. Hewan yang memiliki insang luar sepanjang hidupnya adalah salamander.

> Alat Pernapasan pada Katak

Pada katak, oksigen berdifusi lewat selaput rongga mulut, kulit, dan paru-paru. Kecuali

pada fase berudu bernapas dengan insang karena hidupnya di air. Selaput rongga mulut

dapat berfungsi sebagai alat pernapasan karma tipis dan banyak terdapat kapiler yang

bermuara di tempat itu. Pada saat terjadi gerakan rongga mulut dan faring, lubang hidung

terbuka dan glotis tertu-tup sehingga udara berada di rongga mulut dan berdifusi masuk

melalui selaput rongga mulut yang tipis. Selain bernapas dengan selaput rongga mulut,

katak bernapas pula dengan kulit, ini dimungkinkan karma kulitnya selalu dalam keadaan

basah dan mengandung banyak kapiler sehingga gas pernapasan mudah berdifusi.

Oksigen yang masuk lewat kulit akan melewati vena kulit [vena kutaned] kemudian

dibawa ke jantung untuk diedar-kan ke seluruh tubuh. Sebaliknya karbon dioksida dari

jaringan akan di bawa ke jantung, dari jantung dipompa ke kulit dan paru-paru lewat

arteri kulit pare-paru (arteri pulmo kutaned). Dengan demikian pertukaran oksigen dan

karbon dioksida dapat terjadi di kulit.

Katak mempunyai sepasang paru-paru yang berbentuk gelembung tempat

bermuaranya kapiler darah. Permukaan paru-paru diperbesar oleh adanya bentuk-bentuk

seperti kantung sehingga gas pernapasan dapat berdifusi. Paru-paru dengan rongga mulut
dihubungkan oleh bronkus yang pendek. Selain bernapas dengan selaput rongga mulut

dan kulit, katak bernapas juga dengan paru-paru walaupun paru-parunya belum Sebaik

paru-paru mamalia.
Glottis
bukofarirtg
faring

Gambar 10.7. Sistem Alat Pernapasan Pada Katak

Setelah itu koane menutup dan otot rahang bawah dan otot geniohioideus berkontraksi

sehingga rongga mulut mengecil. Mengecilnya rongga mulut mendorong oksigen masuk

ke paru-paru lewat celah-celah. Dalam paru-paru terjadi pertukaran gas, oksigen diikat

oleh darah yang berada dalam kapiler dinding paru-paru dan sebaliknya, karbon dioksida

dilepaskan ke ling-kungan. Mekanisme ekspirasi adalah sebagai berikut Otot-otot perut

dan sternohioideus berkontraksi sehingga udara dalam

paru-paru tertekan keluar dan masuk ke


dalam rongga mulut. Celah tekak menutup dan
sebaliknya koane membuka. Bersa-maan dengan
itu, otot rahang bawah berkontraksi yang juga di-
ikuti dengan berkontraksinya geniohioideus
sehingga rongga mulut mengecil. Dengan
mengecilnya rongga mulut maka udara yang
kaya karbon dioksida keluar.

> ALAT PERNAPASAN PADA REPTILIA


Paru-paru reptilia berada dalam rongga dada
dan dilin-dungi oleh tulang rusuk. Paru-paru
reptilia lebih sederhana, hanya dengan beberapa
lipatan dinding yang berfungsi mem-perbesar
permukaan pertukaran gas. Pada reptilia
pertukaran gas tidak efektif.
Pada kadal, kura-kura, dan buaya paru-paru
lebih kom-pleks, dengan beberapa belahan-
belahan yang membuat paru-parunya bertekstur
seperti spon. Paru-paru pada beberapa jenis
kadal misalnya bunglon Afrika mempunyai
pundi-pundi hawa cadangan yang
memungkinkan hewan tersebut melayang di
udara.

> ALAT PERNAPASAN PADA BURUNG


Pada burung, tempat berdifusinya gas
pernapasan hanya terjadi di paru-paru. Paru-
paru burung berjumlah sepasang dan terletak
dalam rongga dada yang dilindungi oleh tulang
rusuk.
Jalur pernapasan pada burung berawal di
lubang hidung. Pada tempat ini, udara masuk
kemudian diteruskan pada celah tekak yang
terdapat pada dasar faring yang menghubungkan
trakea. Trakeanya panjang berupa pipa
bertulang rawan yang berbentuk cincin, dan
bagian akhir trakea bercabang menjadi dua
bagian, yaitu bronkus kanan dan bronkus kiri.
Dalam bron-kus pada pangkal trakea terdapat
sirink yang pada bagian da-lamnya terdapat
lipatan-lipatan berupa selaput yang dapat ber-
getar. Bergetarnya selaput itu menimbulkan
suara. Bronkus bercabang lagi menjadi
mesobronkus yang merupakan bronkus se-
kunder dan dapat dibedakan menjadi
ventrobronkus (di bagian ventral) dan
dorsobronkus (di bagian dorsal). Ventrobronkus
dihubungkan dengan dorsobronkus, oleh banyak
parabronkus (100 atau lebih).
Parabronkus berupa tabung-tabung kecil. Di
parabronkus bermuara banyak kapiler sehingga
memungkinkan udara ber-difusi. Selain paru-
paru, burung memiliki 8 atau 9 perluasan paru-
paru atau pundi-pundi hawa (sakus
pneumatikus) yang menyebar sampai ke perut,
leher, dan sayap. Pundi-pundi hawa
berhubungan dengan paruparu dan berselaput
tipis. Di pundi-pundi hawa tidak terjadi difusi
gas pernapasan; pundi-pundi hawa hanya
berfungsi sebagai penyimpan cadangan oksigen
dan meringankan tubuh. Karena adanya pundi-
pundi hawa maka pernapasan pada burung
menjadi efisien. Pundi-pundi hawa terdapat di
pangkal leher [servikal), ruang dada bagian depan
(toraks anterior], antara tulang selangka [korakoid),
ruang dada bagian belakang [toraks posterior), dan
di rongga perut [kantong udara abdominal).
Masuknya udara yang kaya oksigen ke paru-
paru (inspirasi] disebabkan adanya kontraksi
otot antartulang rusuk (interkos-tal) sehingga
tulang rusuk bergerak keluar dan tulang dada
ber-gerak ke bawah. Atau dengan kata lain,
burung mengisap udara dengan cara
memperbesar rongga dadanya sehingga tekanan
udara di dalam rongga dada menjadi kecil yang
mengakibatkan masuknya udara luar. Udara
luar yang masuk sebagian kecil tinggal di paru-
paru dan Sebagian besar akan diteruskan ke
pundi-pundi hawa sebagai cadangan udara.
Udara pada pundi-pundi hawa dimanfaatkan
hanya pada saat udara (Ch) di paru-paru
berkurang, yakni saat burung se-dang
mengepakkan sayapnya. Saat sayap mengepak
atau diang-kat ke atas maka kantung hawa di
tulang korakoid terjepit sehingga oksigen pada
tempat itu masuk ke paru-paru. Sebaliknya,
ekspirasi terjadi apabila otot interkostal
relaksasi maka tulang rusuk dan tulang dada
kembali ke posisi semula, sehingga rongga dada
mengecil dan tekanan menjadi lebih besar dari
tekanan di udara luar akibatnya udara dari paru-
paru yang kaya karbon dioksida keluar.
Bersamaan dengan mengecilnya rongga dada,
udara dari kantung hawa masuk ke paru-paru
dan terjadi pelepasan oksigen dalam pembuluh
kapiler di paru-paru. Jadi, pelepasan oksigen di
paru-paru dapat terjadi pada saat ekspirasi
maupun inspirasi.
Bagan pernapasan pada burung di saat
hinggap adalah sebagai berikut: Burung
mengisap udara, udara mengalir lewat bronkus
ke pundi-pundi hawa bagian belakang,
bersamaan dengan itu udara yang sudah ada di
paru-paru mengalir ke pundi-pundi hawa, udara
di pundi-pundi belakang mengalir ke paru-paru,
udara menuju pundi-pundi hawa depan,
Kecepatan respirasi pada berbagai hewan
berbeda bergan-tung dari berbagai hal, antara
lain, aktifitas, kesehatan, dan bo-bot tubuh.
XI. STRUKTUR D A N F UNGSI ORGA N
SIRKULA SI

Sistem peredaran darah mempunyai peranan


sebagai berikut:
1. Mengangkut zat makanan dari usus ke seluruh
jaringan tubuh
2. Mengangkut zat sampah dari jaringan tubuh
ke alat pembuangan
3. Mengangkut oksigen dari paru-paru atau
insang ke seluruh jaringan tubuh
4. Mengangkut CO2 Dari seluruh jaringan tubuh-
tubuh ke paru-paru atau insang
5. Mengangkut hormon dari kelenjar endokrin
ke tempat sasaran

A. SISTEM SIRKULASI PADA MANUSIA


Sistem sirkulasi pada manusia terdiri atas alat-alat
peredaran darah, jantung dan pembuluh darah
serta darah yang bertugas sebagai pelaksana
transportasi. Mamalia mempunyai persamaan
sistem sirkulasi seperti manusia. 1 . J A N T U N G
Jantung terletak di dalam rongga dada ke
sebelah kiri diafragma. Ukurannya sebesar
genggaman tangan pemiliknya. Jantung dibung-
kus oleh selaput jantung atau pericardium yang
terdiri dua lapisan. Lapisan luar disebut lamina
panistalis dan lapisan dalam yang me-nempel pada
dinding jantung disebut lamina viseralis diantara
kedua lapisan tersebut terdapat ruangan kavum
perikardi yang berisi cairan perikardi.
Apabila jantung dipotong melintang akan
terdapat tiga dinding berikut.
• Pericardium, yaitu selaput pembungkus
jantung.
• Miokardium, yaitu otot jantung. Otot ini
bekerja secara tidak sadar serta akan terus
berkontraksi dan berelaksasi selama organnya
masih hidup.
Jantung mempunyai empat ruangan, yaitu
serambi kiri (atrium sinister), Serambi kanan (atrium
dekstef), bilik kiri (ventrikel sinister), dan bilik
kanan (ventrikel dekstef). Antara bagian kiri jantung
dan bagian kanan jantung dibatasi oleh septum
(sekat).

2. P E M B U L U H D A R A H
Darah diedarkan ke seluruh tubuh melalui
pembuluh darah. Pembuluh darah berbentuk
bulat tetapi tidak seluruhnya dan dengan ukuran
yang berbeda-beda, mulai dari yang berdiameter
0,01 mm sampai yang berdiameter 10mm,
pembuluh darah membentuk suatu sistem yang
selalu berhubungan dan menghubungkan setiap
bagian yang hidup di dalam tubuh.
Ada tiga macam pembuluh darah, yaitu arteri,
vena, dan kapiler. Ketiga pembuluh darah
tersebut selalu berhubungan satu dengan yang
lainnya dan membentuk suatu sistem. A . A R T E R I
(P E M B U L U H N A D I )
Pembuluh arteri yang besar adalah
pembuluh yang mem-bawa darah ke luar dari
jantung (bilik kiri) menuju ke seluruh
anggota tubuh serta ke organ tubuh lainnya.
Pembuluh itu dise-but pula pembuluh nadi
besar atau aorta. Pembuluh nadi yang lain
yaitu pembuluh arteri atau pembuluh nadi
yang membawa darah ke bilik kanan menuju
paru-paru, disebut pembuluh nadi paru-
paru.
B. V E N A (P E M B U L U H BALIK)
Pembuluh balik merupakan tempat
masuknya darah ke jantung. Pembuluh balik
yang masuk ke jantung adalah sebagai be-rikut
1. Vena kava superior, membawa darah yang
kaya CO2 dari bagian atas tubuh ke serambi
kanan jantung.
2. Vena kava inferior, membawa darah yang kaya
CO2 dari bagian bawah tubuh ke serambi kanan
jantung.
3. Vena kava pulmonalis, membawa darah yang
mengandung 02 dari paru-paru ke serambi
kiri.

Pembuluh balik (vena) dapat dibedakan


menjadi tiga, yaitu venula, vena, dan vena kava.
Venula adalah pembuluh balik yang
berhubungan dengan kapiler. Vena adalah
pembuluh darah yang menerima darah dari
venula. Vena kava adalah pembuluh balik besar
yang berhubungan langsung dengan jantung.
Vena berfungsi membawa darah dari
jaringan tubuh ke jantung. Tekanan darah di
dalam vena agak rendah dibanding tekanan
darah di dalam pembuluh arteri. Ukuran vena
lebih besar dari arteri, berdinding tipis, dan
kurang elastis. Vena terdiri atas lapisan
endothelium yang licin berupa jaringan serabut.
Di bebe-rapa tempat, vena mempunyai katup
yang berfungsi menjaga darah agar tidak
kembali.
Darah di dalam vena tubuh mengadung sedikit
oksigen dan zat-zat makanan, tetapi
mengandung nitrogen dan karbon diok-sida,
sebaliknya vena pulmonalis yang membawah
darah dari paru-paru ke serambi kiri jantung
mengandung banyak oksigen. Vena hepatic
portal membawa banyak sari makanan dari usus
halus menuju hati, terutama gula dan asam
amino dengan kon-sentrasi yang lebih tinggi
dibandingkan dengan konsentrasi di dalam
pembuluh arteri. Vena renalis yaitu vena yang
meninggal-kan ginjal. Vena ini mengandung
garam-garaman, air, dan nitrogen.
C. KAPILER
Pembuluh kapiler adalah pembuluh darah
yang sangat ke-cil, dindingnya terdiri atas selapis
sel dan tidak dapat meman-jang. Dinding selnya
bersifat permiabel sehingga air dan zat-zat terlarut
dapat keluar masuk. Selain itu juga terjadi
pertukaran oksigen, karbon dioksida, dan zat-zat
serta hasil ekskresi dengan jaringan yang ada di
sekeliling kapiler.
Beberapa pembuluh darah kapiler mempunyai
lubang sangat sempit sehingga sel darah merah
dapat rusak dan binasa jika melewatinya.
Diameternya dapat berubah-ubah. Diameter
kapiler menyempit karena pengaruh rangsangan
saraf dan membesar karena pengaruh bahan
kimia seperti histamine.
Meskipun arteriol dan kapiler sangat kecil
dibandingkan dengan arteri dan aorta, tetapi
jumlah volume keseluruhan sangat besar.
Volume darah di dalam kapiler 800 kali volume
darah di dalam aorta.

D. PROSES PEREDARAN DARAH


Peredaran darah pada manusia disebut
peredaran darah ganda atau peredaran darah
rangkap, karena setiap satu kali beredar ke
seluruh tubuh dan melewati jantung sebanyak
dua kali. Peredaran darah rangkap atau
peredaran darah ganda terdiri atas peredaran
darah besar dan peredaran darah kecil.
• Peredaran darah besar adalah peredaran
darah dari jantung ke seluruh tubuh, kecuali
paru-paru. Peredaran darah besar dimulai
dari bilik kiri jantung menuju ke seluruh
tubuh dengan mengangkut darah beroksigen,
selanjutnya dari seluruh tubuh kembali ke
jantung melalui serambi kanan dengan
membawa karbon dioksida.
• Peredaran darah kecil adalah peredaran darah
dari jantung ke paru-paru dan kembali ke
jantung. Dimulai dari bilik kanan jantung
mengangkut CO2, menuju paru-paru dan
kembali ke serambi kiri jantung, dan kaya Oz.
3. DARAH
Darah merupakan suatu suspense berwarna merah
yang terda-pat di dalam pembuluh darah. Warna
merah ini dapat berubah-ubah tergantung kadar
oksigen dan karbon dioksida di dalamnya. Sel darah
terdiri dari:
• Eritrosit (sel darah merah)
• Leukosit (leukosit/sel darah putih)
• Trombosit (sel darah pembeku)
• Plasma darah (cairan darah)

Volume darah dalam tubuh laki-laki dewasa


antar 5-6 liter, se-dangkan pada wanita dewasa 4-5
liter atau lebih kurang sepertiga-belas berat tubuh.
Darah manusia terdiri dari dua komponen utama,
yaitu sel-sel darah dan plasma darah. Sel-sel darah
ada tiga macam, yaitu sel darah merah (eritrosit),
sel darah putih (leukosit), dan sel pembeku atau
keeping-keping darah (trombosit). Sel-sel darah dan
keping-keping darah terbentuk dari sel asal (stem
cell) yang sama.
FUNGSI DARAH:
1. Mengangkut oksigen dari paru-paru ke seluruh
jaringan tubuh.
2. Mengangkut sari-sari makanan dari usus ke
jaringan tubuh.
3. Mengangkut karbon dioksida dari jaringan
tubuh ke paru-paru.
4. Mengangkut hasil ekskresi dari jaringan tubuh
ke ginjal.
5. Mengatur dan mengontrol temperatur tubuh.
6. Mengatur distribusi hormon.
7. Menutup luka.
8. Mencegah infeksi.

Trombosit

Berkoloni setiap keluar dari pembuluh darah atau luka


Jumlah 150000 - 400000 sel dL ■ Membantu dalam proses pembekuan darah atau
koagulasi
GOLDA SISTEM RHESUS
Jenis antigen
Rh + : eritrosit ada antigen rhesus, plasma
ada antibodi rhesus
Rh - : eritrosit tidak
ada antigen rhesus,
plasma ada antibodi
rhesus
GOLDA SISTEM MN
Berdasarkan antigen yang
terdapat dalam eritirosit tetapi
tidak berperan pada proses
aglutinasi ketika tranfusi darah

B. S I S T E M S I R K U L A S I P A D A H E W A N
1. SISTEM PADA PROTOZOA DAN HEWAN TINGKAT RENDAH
A. SISTEM SIRKULASI PADA PROTOZOA
Pada Protozoa misalnya Amuba, gas
oksigen diserap melalui seluruh permukaan
tubuhnya, selanjutnya di dalam sito-plasma
oksigen akan menyebar ke seluruh tubuh
secara difu-si.

B. SISTEM SIRKULASI PADA METAZOA TINGKAT RENDAH


Pada metazoa tingkat rendah seperti
rotifera, makanan masuk secara difusi dan
osmosis. Pencernaan terjadi di dalam vakuola,
makanan kemudian diedarkan ke seluruh
tubuh oleh sel-sel amubosit secara difusi
maupun osmosis dari satu sel ke sel lainnya.
C. SISTEM SIRKULASI PADA HYDRA DAN PLANARIA
Hydra dan Planaria belum memiliki sistem
sirkulasi yang khusus, sistem sirkulasi pada
kedua hewan ini dilakukan ber-sama-sama
oleh sistem pencernaan dan sistem ekskresi.
Pada Hydra sistem sirkulasi dilakukan oleh
gastrovaskuler, yaitu saluran pencernaan dan
sekaligus berfungsi sebagai alat per-edaran.
Pada Planaria, rongga pencernaannya juga
berfungsi sebagai alat peredaran sekaligus
sebagai alat ekskresi. Rongga pen-cernaan
pada Planaria bercabang-cabang sehingga
dapat menjangkau ke seluruh tubuh.

2. S I S T E M S I R K U L A S I (P E R E D A R A N ) PADA HEWAN TINGKAT


TINGGI
Sistem peredaran darah pada hewan tingkat
tinggi dapat dibe-dakan menjadi dua yaitu: sistem
peredaran darah terbuka dan sistem peredaran
darah tertutup. Contoh peredaran darah terbuka
terdapat pada serangga, udang dan hewan bertubuh
lunak (moluska). Contoh peredaran darah tertutup
terdapat pada cacing tanah dan vertebrata.

SISTEM PEREDARAN DARAH TERBUKA


Sistem peredaran darah terbuka artinya dalam
peredaran darah dan cairan lainnya tidak selamanya
beredar atau berada di dalam pembuluh darah. Pada
saat tertentu darah meninggalkan pembuluh darah
dan langsung beredar dalam rongga-rongga tubuh
dan akhir-nya kembali lagi kedalam pembuluh.
Sistem peredaran darah terbuka terdiri dari jantung
yang mer-upakan pusat peredaran darah, sejumlah
rongga (sinus) dan sejum-lah arteri jantung terletak
di bagian tengah belakang dada, berdin-ding otot
tebal, berbentuk sadel atau tabung yang terbungkus
oleh perikardium. Arteri merupakan saluran yang
berasal dari jantung yang mempunyai katup (valve)
yang mencegah darah masuk kembali ke jantung.
Contoh peredaran darah pada udang:
Darah dipompa dari jantung melalui
pembuluh darah bagian bawah tubuh, seperti
bagian kaki, kemudian darah dari bagian kaki
tanpa melalui pembuluh mengalir ke insang
bagian kiri dan kanan untuk mengikat O2 dan
seterusnya kembali ke jantung.

SISTEM PEREDARAN DARAH TERTUTUP


Pada sistem peredaran darah tertutup, darah
mengalir ke seluruh jaringan tubuh melalui
pembuluh darah. Jantung memompa darah ke
seluruh bagian tubuh melalui pembuluh dan
kembali ke jantung melalui pembuluh juga.
Komponen penyusun sistem peredaran darah
tertutup sudah lengkap yaitu terdiri dari: jantung
sebagai alat pemompa darah, pembuluh darah,
pembuluh aorta, pembuluh arteri, pembuluh vena,
pembuluh kapiler, cairan darah sel darah dan
jaringan tubuh yang dialirinya.
Contoh peredaran darah pada cacing:
Sistem sirkulasi darah pada cacing tanah
terdiri atas lima pasang yaitu: jantung pembuluh
atau jantung semu yang terletak pada segmen
tubuh VII hingga XI. Lima pembuluh darah
sejajar pan-jang tubuh, pada setiap segmen
tubuh terdapat sepasang pembuluh penghubung,
pembuluh darah dorsal dan pembuluh vena serta
anyaman pembuluh kapiler. Jantung semu dan
pembuluh-pembuluh besar seperti pembuluh
dorsal dan ventral mampu berkontraksi. Aliran
darah terjadi karena kontraksi jantung semu.
Jantung memompa darah dari pembuluh dorsal
ke pembuluh ventral kemudian dialirkan ke
seluruh tubuh dan kembali ke jantung.
XII. SISTE M DAN ORGA N
♦ RE P ROD UKSI
»

Sistem reproduksi adalah suatu rangkaian dan


interaksi organ dan zat dalam organisme yang
dipergunakan untuk berkembang biak. Sistem
reproduksi pada suatu organisme berbeda antara
satu dengan yang lain serta berbeda antara jantan
dan betina.

REPRODUKSI
Reproduksi mahluk hidup tanpa kecuali pasti akan
mati: Hidup itu akan berakhir dengan cara yang
sangat bermacam-macam. Suatu organisme
mengakhiri hidupnya dengan dimakan, dibunuh
oleh pa-rasit, mungkin pula mati kelaparan, atau
mungkin binasa karena ke-jadian-kejadian alam,
misalnya mati hanyut, hangus terbakar, tertim-bun
tanah longsor, hanya sedikit organisme yang mati
karena umur yang lanjut
Oleh karena itu, teranglah bahwa kehidupan itu
akhirnya akan habis, kecuali jika individu terus
menerus dibentuk. Teori tentang hidup cukup
banyak dikembangkan oleh para ahli, namun
terdapat dua teori yang populer tentang hidup yaitu:
1. Teori generatio spontanea
Teori ini menyatakan bahwa mahluk hidup
terjadi dengan sendi-rinya.
2. Teori Reproduksi atau pembiakan
Teori ini menyatakan bahwa mahluk hidup
berasal dari mahluk hidup lain sebelumnya
(induk) dengan proses reproduksi atau
pembiakan: pembiakan terdiri dari: (a)
pembiakan aseksual (pembelahan) dan (b)
pembiakan seksual.

Teori pertama (generatio spontanea) pada awalnya


banyak di-yakini, ada yang percaya bahwa jasad
hidup dapat timbul dari bahan
mati, misalnya lalat dapat terjadi dari daging busuk,
cacing cremi tumbuh dari ampas kelapa dll.
Sejak abad ketujuh belas, ketika Francesco Redi
(1626-1698), penyair ahli pengetahuan alam,
melakukan penelitian dan menun-jukkan kelemahan
teori generatio spontanea sehingga para ahli bi-ologi
tidak lagi percaya akan adanya generatio spontanea
pada orga-nisme yang besar.

MACAM-MACAM PEMBIAKAN
A. PEMBIAKAN ASEKSUAL
Pembiakan dimana satu atau beberapa
individu baru ber-asal dari satu individu lainnya
yang tunggal (satu induk) dalam hal ini tidak
terjadi pembuahan atau pertemuan antara sel
jan-tan dan sel betina. Salah satu contoh
pembiakan aseksual adalah pembiakan vegetatif.
Diantara pembiakan aseksual antara lain:
- Pembiakan vegetatif
Misalnya seorang petani menanam
singkong dengan memo-tong-motong batang
singkong menjadi bagian-bagian (stek) yang
mempunyai bakal kuncup, setelah beberapa
hari kun-cup akan berkembang menjadi
cabang dengan daun-daun. Pertumbuhan ini
terjadi dengan mengambil makanan yang
tersimpan dalam potongan batang tadi, segera
akar-akar tumbuh dari pangkal batang yang
kemudian terbentuklah tumbuhan baru.
Organisme yang multi seluler
berkemampuan untuk membentuk kembali
bagian-bagian yang hilang, kemampuan ini
disebut daya regenerasi. Hal ini adalah suatu
aspek dari proses tumbuh yang umum.
Kuncup atau cabang mungkin membentuk
akar, sebaliknya sepotong akar mungkin me-
numbuhkan batang.
- Pembelahan Sel
Selain pembiakan vegetatif ada beberapa
organisme yang selalu berbiak dengan cara
pembelahan sel misalnya Para-meaecium.
- Pertunasan
Pada beberapa protista, tumbuhan dan
hewan suatu penjulu-ran dapat tumbuh dari
suatu individu dewasa, kemudiaan penjuluran
tadi membesar terbentuk berbagai bagian se-
hingga terjadi suatu duplikat dari induknya,
akhirnya ketu-runan ini mungkin terlepas dari
induknya dan menjadi indi-vidu yang berdiri
sendiri. - Pembiakan dengan spora
Organisme yang mempunyai satu macam
struktur pembiakan yang disebut sporangium
atau kotak spora (spora = biji, angeion =
wadah kecil). Di dalam sporangium dibentuk
banyak Spora yang masing-masing terdiri dari
satu sel dengan dinding yang tebal, jika
sporangium pecah spora-spora yang sangat
kecil itu dapat dibawa oleh aliran angin atau
air sam-pai jarak jauh tanpa mengalami
kerusakan. Jika spora-spora ini sampai di
tempat yang menguntungkan spora tadi
tumbuh menjadi organisme baru.

B. PEMBIAKAN SEKSUAL
Yaitu bersatunya dua sel garnet jantan dan
betina yang bia-sa disebut proses pembuahan.
Pada organisme uniseluler, garnet berwujud
seperti sel-sel lain dari spesies itu. Pada
organisme multi seluler, garnet itu berbeda dari
sel-sel yang lain hanya dalam jumlah chromosom
saja. Gamet-gamet bergabung memben-tuk
individu baru.
Jenis garnet yang pertama disebut sel sperma
biasanya lebih kecil mengandung sedikit sekali
makanan cadangan dan dapat bergerak, jenis
garnet yang kedua yaitu ovum atau sel telur,
umumnya lebih besar mengandung banyak
makanan cadangan dan tidak dapat bergerak.
Suatu organisme yang membentuk ovum
disebut betina se-dangkan yang membentuk
sperma disebut jantan.
Pada pembiakan seksual, sel yang dihasilkan
karena peng-gabungan dua garnet pada
pembuahan dinamakan zigot (yunani = zygon =
gander, pasukan) setelah pembentukan zigot
berlang-sung perkembangan melalui banyak
jalan. Pada organisme uniseluler, zigot itu
adalah individu baru yang sempurna. Tetapi
pada organisme multiseluler, zigot hanya Suatu
permulaan, dan dari sinilah individu baru
berkembang melalui pembagian sel meiosis yang
berulang-ulang.
GARNET DAN ZIGOT
Sel-sel khusus yang dapat bersatu dalam proses
pembuahan. Sel-sel ini disebutgarnet (Yunani: gamos
= perkawinan).
Garnet pada manusia umumnya dapat dibedakan
atas dua ma-cam yaitu: (1) sel sperma, biasanya lebih
kecil, mengandung sedikit sekali makanan cadangan
dan dapat bergerak. (2) ovum atau sel te-lur,
umumnya lebih besar, mengandung banyak
makanan cadangan dan tidak dapat bergerak.
Sel yang dihasilkan karena penggabungan dua
garnet pada pembuahan dinamakan zigot (Yunani:
Zygon = gander, pikuan). Setelah pembentukan zigot
berlangsung perkembangan mulai banyak jalan.

A. Sistem Reproduksi Pada Manusia


Reproduksi adalah kemampuan makhluk hidup
untuk mengha-silkan keturunan yang baru.
Tujuannya adalah untuk mempertahan-kan jenisnya
dan melestarikan jenis agar tidak punah. Pada
manusia untuk menghasilkan keturunan yang baru
diawali dengan peristiwa fertilisasi. Sehingga
dengan demikian reproduksi pada manusia dila-
kukan dengan cara generatif atau seksual. Untuk
dapat mengetahui reproduksi pada manusia, kita
harus mengetahui terlebih dahulu. organ-organ
kelamin yang terlibat serta proses yang berlangsung
di dalamnya.

ORGAN REPRODUKSI MANUSIA


> P R I A ; Dibedakan menjadi organ kelamin luar dan
organ kelamin dalam.
Organ reproduksi luar terdiri dari:
1. Penis merupakan organ kopulasi yaitu
hubungan antara alat kelamin jantan dan
betina untuk memindahkan semen ke dalam
organ reproduksi betina. Penis diselimuti oleh
selaput tipis yang nantinya akan dioperasi pada
saat dikhitan/sunat.
2. Scrotum merupakan selaput pembungkus testis
yang merupakan pelindung testis serta
mengatur suhu yang sesuai bagi spermatozoa.
Organ reproduksi dalam terdiri dari:
1. Testis merupakan kelenjar kelamin yang
berjumlah sepasang dan akan menghasilkan sel-
sel sperma serta hormon testosterone. Dalam
testis banyak terdapat saluran halus yang disebut
tubulus seminiferus.
2. Epididimis merupakan saluran panjang yang
berkelok yang keluar dari testis. Berfungsi untuk
menyimpan sperma se-mentara dan
mematangkan sperma.
3. Vas deferens merupakan saluran panjang dan
lurus yang mengarah ke atas dan berujung di
kelenjar prostat. Berfungsi untuk mengangkut
sperma menuju vesikula seminalis.
4. Saluran ejakulasi merupakan saluran yang
pendek dana menghubungkan vesikula seminalis
dengan urethra.
5. Urethra merupakan saluran panjang terusan dari
saluran ejakulasi dan terdapat di penis.

KELENJAR PADA ORGAN REPRODUKSI PRIA


1. Vesikula seminalis merupakan tempat untuk
menampung sperma sehingga disebut dengan
kantung semen, berjumlah sepasang.
Menghasilkan getah berwarna kekuningan yang
kaya akan nutrisi bagi sperma dan bersifat alkali.
Berfungsi untuk menetralkan suasana asam
dalam saluran reproduksi wanita.
2. Kelenjar Prostat merupakan kelenjar yang
terbesar dan menghasilkan getah putih yang
bersifat asam.
3. Kelenjar Cowper's/Cowper/Bulbourethral
merupakan kelenjar yang menghasilkan getah
berupa lender yang bersifat alkali. Berfungsi
untuk menetralkan suasana asam dalam saluran
urethra.
> W A N I T A ; Dibedakan menjadi organ
kelamin dalam. Organ reproduksi luar
terdiri dari:
1. Vagina merupakan saluran yang
menghubungkan organ uterus dengan tubuh
bagian luar. Berfungsi sebagai organ kopulasi
dan saluran persalinan keluarnya bayi sehingga
sering disebut dengan liang peranakan. Di
dalam vagina ditemukan selaput darah.
2. Vulva merupakan suatu celah yang terdapat di
bagian luar dan terbagi menjadi 2 bagian yaitu:
o Labium mayor merupakan sepasang bibir
besar yang terle-
tak di bagian luas da membatasi vulva, o Labium
minor merupakan sepasang bibir kecil yang
terle-
tak di bagian dalam dan membatasi vulva.

Organ reproduksi dalam terdiri dari:


1. Ovarium merupakan organ utama pada wanita.
Berjumlah sepasang dan terletak di dalam
rongga perut pada daerah pinggang sebelah kiri
dan kanan. Berfungsi untuk menghasil-kan sel
ovum dan hormon wanita seperti: o Estrogen
yang berfungsi untuk mempertahankan sifat se-
kunder pada wanita, serta juga membantu
dalam memeli-
hara masa kehamilan.
o Progesterone yang berfungsi dalam memelihara
masa keha-milan.
2. Fimbriae merupakan serabut/silia lembut yang
terdapat di bagian pangkal ovarium berdekatan
dengan ujung saluran oviduct Berfungsi untuk
menangkap sel ovum yang telah matang yang
dikeluarkan oleh ovarium.
3. Infundibulum merupakan bagian ujung oviduct
yang berben-tuk corong/membesar dan
berdekatan dengan fimbriae. Berfungsi
menampung sel ovum yang telah ditangkap oleh
fimbriae.
4. Tuba fallopi merupakan saluran memanjang
setelah infundibulum yang bertugas sebagai
tempat fertilisasi dan jalan bagi sel ovum menuju
uterus dengan bantuan silia pada dindingnya.
5. Oviduct merupakan saluran panjang kelanjutan
dari tuba fallopi. Berfungsi sebagai tempat
fertilisasi dan jalan bagi sel ovum menuju uterus
dengan bantuan silia pada dindingnya.
6. Uterus merupakan organ yang berongga dan
berotot Berben-tuk seperti buah pir dengan
bagian bawah yang mengecil. Berfungsi sebagai
tempat pertumbuhan embrio
Tipe uterus pada manusia adalah simpleks
yaitu dengan satu ruangan yang hanya untuk satu
janin. Uterus mempunyai 3 macam lapisan
dinding yaitu:
o Perimetrium yaitu lapisan yang terluar yang
berfungsi sebagai pelindung uterus.
o Myometrium yaitu lapisan yang kaya akan sel
otot dan berfungsi untuk kontraksi dan
relaksasi uterus dengan melebar dan kembali
ke bentuk semula setiap bulannya.
o Endometrium merupakan lapisan terdalam yang
kaya akan sel darah merah. Bila tidak terjadi
pembuahan maka dinding endometrium inilah
yang akan meluruh bersamaan dengan sel
ovum matang.
7. Cervix merupakan bagian dasar dari uterus yang
bentuknya menyempit sehingga disebut juga
sebagai leher rahim. Meng-hubungkan uterus
dengan saluran vagina dan sebagai jalan
keluarnya janin dari uterus menuju saluran
vagina.
8. Saluran vagina merupakan lanjutan dari cervic
dan sampai pada vagina.
9. Klitoris merupakan tonjolan kecil yang terletak
di depan vulva. Sering disebut kelentit

Gambarl2.2. Organ Reproduksi Wanita


B. Reproduksi Tumbuhan
Flora atau tumbuh-tumbuhan sama halnya dengan
binatang dan manusia sama-sama melakukan
kegiatan berkembang biak dengan tujuan untuk
menghindari kepunahan pada spesies atau rasnya.
Kegiatan berkembangbiak atau beranak ini pada
tumbuhan dapat dilakukan secara tidak kawin atau
tanpa melalui perkawinan antara sel kelamin jantan
betina atau kepala putik dengan benang sari.

1. PERKEMBANGBIAKAN TAK KAWIN SECARA


A L A M I /V E G E T A T I F A L A M I
Perkembangbiakan secara alami adalah
berkembangbiak-nya tumbuhan tanpa bantuan
tangan manusia untuk terjadi
pembuahan/anakan tanaman baru.
a. Umbi lapis; Umbi lapis adalah tumbuhnya
tunas pada sela-
sela lapisan umbi. Contohnya seperti bawang
merah.
b. Umbi batang; Umbi batang adalah batang yang
beralih fungsi
sebagai tempat penimbunan makanan dengan
calon tunas-
tunas kecil yang berada di sekitarnya yang
dapat tumbuh
menjadi tanaman baru. Contoh seperti jagung
dan ketela
rambak.
c. Geragih; Geragih adalah batang yang menjalar
secara terus-
menerus di mana pada ruas batang dapat
muncul tunas-tunas
baru. Misalnya seperti tanaman rumput teki,
arbei, kangkung,
dan lain sebagainya.
d. Akar tunggal; Akar tunggal adalah tunas yang
muncul pada
batang tumbuhan yang tumbuh secara
mendatar di tanah.
Contohnya seperti keladi, alang-alang, dll.
e. Spora; Spora adalah cara tumbuhan paku,
lumut dan jamur
berkembang biak dengan membentuk spora
tempat tunas
baru akan muncul.
f. Tunas; Tunas adalah tumbuhan anakan yang
muncul di sam-
ping tumbuhan induknya. Contohnya yakni
seperti pohon pi-
sang, bambu, tebu, dan lain sebagainya.
g. Tunas Adventif; Tunas adventif adalah tunas
yang tumbuh
pada bagian-bagian tertentu seperti pada akar,
daun, dsb.
Contoh tanaman bertunas adventif adalah
seperti pohon ce-
mara, kesemek, sukun, dll.
h. Hormegenium; Hormegenium adalah
perkembangbiakan
yang terjadi pada tumbuhan ganggang
berbentuk benang
dengan cara memutus benang yang ada. Pada
benang yang
terputus nantinya akan tumbuh individu baru.
i. Pembelahan Sel; Pembelahan sel adalah
perkembangbiakan
pada tumbuhan bersel satu.

2. P E R K E M B A N G B I A K A N T I D A K K A W I N B U A T A N /R E P R O D U K S I
VEGETATIF BUATAN
Perkembangbiakan secara buatan adalah
berkembangbiak-nya tumbuhan tanpa bantuan
campur tangan manusia.
a. Metode Mencangkok/Cangkok; Mencangkok
adalah suatu
cara mengembangbiakkan tumbuhan dengan
jalan menguliti
batang yang ada lalu bungkus dengan tanah
agar akarnya
tumbuh. Jika akar sudah muncul akar yang
kokoh, maka ba-
tang tersebut sudah bisa dipotong dan
ditanam di tempat
lain.
b. Merunduk; Merunduk adalah teknik
berkembang biak tum-
buh-tumbuhan dengan cara menundukkan
tanaman ke tanah
dengan harapan akan tumbuh akar. Setelah
akar timbul, maka batang sudah bisa dipotong
dan dibawa ke tempat lain.
c. Menyetek; menyetek adalah
perkembangbiakan tumbuhan
dengan jalan menanam batang tanaman agar
tumbuh men-
jadi tanaman baru. Contohnya seperti
singkong.
d. Menyambung/Mengenten; Mengenten adalah
perkembang-
biakan buatan yang biasanya dilakukan pada
tumbuhan seje-
nis buah-buahan atau ketela pohon demi
mendapatkan kuali-
tas buah yang baik.
XIII. P RINSIP D A SA R E KOLOGI

A. DEFINISI EKOLOGI
Istilah Ekologi pertama kali diperkenalkan oleh
Ernest Haeckel, seorang ahli biologi Jerman pada
tahun 1868, namun demikian sebagai disiplin ilmu
yang berciri mandiri, ekologi baru mendapat peng-
akuan sekitar tahun 1900-an. Setelah itu ekologi
baru berkembang pesat terutama dalam dua
dasawarsa terakhir ini. Sekarang kita kenal pula ilmu
lingkungan hidup [environmental science) dan biologi
lingkungan [environmental biology).
Kata Ekologi berasal dari bahasa yunani dari dua
suku kata, "Oi-kos" yang berarti rumah atau rumah
tangga atau tempat tinggal dan "logos" berarti ilmu,
pengetahuan atau studi. Jadi Ekologi adalah ilmu
yang mempelajari rumah tangga atau tempat hidup
semua mahluk hidup serta seluruh proses fungsional
yang menyebabkan tempat hidup cocok untuk
didiami. Secara harfiah Ekologi adalah ilmu yang
mempelajari hubungan timbal balik antara mahluk
hidup dengan lingkungannya.
Menurut Soerja Atmadja (1976), ilmu lingkungan
mengintegra-sikan berbagai ilmu yang mempelajari
hubungan antara mahluk hidup (termasuk manusia)
dengan lingkungannya. Berbagai ilmu yang
dimaksud yang ikut menyusun ilmu lingkungan
dapat meliputi ilmu fisika, kimia, geografi,
pertanian, dan lain-lain yang saling terkait, jadi
singkatnya adalah Ekologi merupakan perpaduan
dari berbagai ilmu murni (pure science) yang
kemudian dikembangkan sebagai ilmu terapan
(applied science).
Jelas bila kita memperhatikan perbedaan dari
segi definisi ter-sebut, maka dapat dikemukakan
bahwa ekologi lebih ditujukan ke-pada peranannya
sebagai ilmu dasar, sedangkan ilmu lingkungan di
perkembangkan sebagai ilmu terapan yang pada
dasarnya berpijak pada kaidah-kaidah ekologi.
Jadi pada dasarnya Ekologi adalah mengenai
dinamika kehidup-an, dengan cakupan bahasannya
adalah fenomena penampilan dari organisme-
organisme di alam ini sebagai hasil dari berbagai
hubung-an interaksi saling mempengaruhi dan
saling bergantungan antara organism-organisme
tersebut dan antara organisme dengan lingku-
ngannya.
Pembahasan ekologi tidak lepas dari pembahasan
ekosistem dengan berbagai komponen
penyusunnya, yaitu faktor abiotik dan biotik. Faktor
abiotik antara lain suhu, air, kelembaban, cahaya,
dan topografi, sedangkan faktor biotik adalah
makhluk hidup yang terdiri dari manusia, hewan,
tumbuhan, dan mikroba. Ekologi juga berhubungan
erat dengan tingkatan-tingkatan organisasi makhluk
hidup, yaitu populasi, komunitas, dan ekosistem
yang saling mempengaruhi dan merupakan suatu
sistem yang menunjukkan kesatuan.
Ekologi merupakan cabang ilmu yang masih
relatif baru, yang baru muncul pada tahun 70-an.
Akan tetapi, ekologi mempunyai pe-ngaruh yang
besar terhadap cabang biologinya. Ekologi
mempelajari bagaimana makhluk hidup dapat
mempertahankan kehidupannya dengan
mengadakan hubungan antar makhluk hidup dan
dengan benda tak hidup di dalam tempat hidupnya
atau lingkungannya.
Para ahli ekologi mempelajari hal berikut:
1. Perpindahan energi dan materi dari makhluk
hidup yang satu ke makhluk hidup yang lain ke
dalam lingkungannya dan fak-tor-faktor yang
menyebabkannya.
2. Perubahan populasi atau spesies pada waktu
yang berbeda serta faktor-faktor yang
menyebabkannya.
3. Terjadi hubungan antar spesies (interaksi
antarspesies) mah-luk hidup dan hubungan
antara makhluk hidup dengan lingkungannya.

B. KONSEP EKOLOGI
Hubungan keterkaitan dan ketergantungan
antara seluruh komponen ekosistem harus
dipertahankan dalam kondisi yang stabil dan
seimbang (homeostasis). Perubahan terhadap salah
satu komponen akan mempengaruhi komponen
lainnya. Homeostasis adalah kecen
derungan sistem biologi untuk menahan perubahan
dan selalu be-rada dalam keseimbangan.
Ekosistem mampu memelihara dan mengatur
diri sendiri seperti halnya komponen penyusunnya
yaitu organisme dan populasi. Dengan demikian,
ekosistem dapat dianggap suatu cibernetik di alam.
Namun manusia cenderung mengganggu sistem
pengendalian alam-iah ini. Ekosistem merupakan
kumpulan dari bermacam-macam dari alam
tersebut, contoh hewan, tumbuhan, lingkungan, dan
yang ter-akhir manusia.

C. BEBERAPA CABANG ILMU DARI EKOLOGI


Karena sifatnya yang masih sangat luas, maka
ekologi mempunyai seberapa cabang ilmu yang lebih
fokus, yaitu:
• Ekologi tingkah laku
• Ekologi komunitas dan sinekologi
• Ekofisiologi
• Ekologi ekosistem
• Ekologi evolusi
• Ekologi global
• Ekologi manusia
• Ekologi populasi

D. RUANG LINGKUP EKOLOGI


Pembahasan ekologi tidak lepas dari
pembahasan ekosistem dengan berbagai komponen
penyusunnya, yaitu faktor abiotik dan biotik. Faktor
abiotik antara lain suhu, air, kelembapan, cahaya,
dan topografi, sedangkan faktor biotik adalah
makhluk hidup yang terdiri dari manusia, hewan,
tumbuhan, dan mikroba. Ekologi juga berhu-bungan
erat dengan tingkatan-tingkatan organisasi makhluk
hidup, yaitu populasi, komunitas, dan ekosistem
yang saling mempengaruhi dan merupakan suatu
sistem yang menunjukkan kesatuan. F A K T O R B I O T I K ;
adalah faktor hidup yang meliputi semua makhluk
hidup di bumi, baik tumbuhan maupun hewan.
Dalam ekosistem, tumbuhan berperan sebagai
produsen, hewan berperan sebagai kon-sumen, dan
mikroorganisme berperan sebagai dekomposer.
Faktor biotik juga meliputi tingkatan-tingkatan
organisme yang meliputi individu, populasi,
komunitas, ekosistem, dan biosfer. Tingkatan-
tingkatan organisme makhluk hidup tersebut dalam
ekosistem akan saling berinteraksi, saling
mempengaruhi membentuk suatu system yang
menunjukkan kesatuan. Secara lebih terperinci,
tingka-tan organisasi makhluk hidup adalah sebagai
berikut Perhatikan Gambar.

SEL.

(11 '

F'! 11 A'-. 1

Kt >"-*t I N I 1 »V,
G A M B A R 1 3 .1 . T I N G K A T A N ORGANISASI MAHLUK HIDUP
INDIVIDU
Individu merupakan organisme tunggal
seperti: seekor tikus, seekor kucing, sebatang
pohon jambu, sebatang pohon kelapa, dan
seorang manusia. Dalam mempertahankan
hidup, seti jenis dihadapkan pada masalah-
masalah hidup yang kritis. Misalnya, seekor
hewan harus mendapatkan makanan,
mempertahankan diri terhadap musuh
alaminya, serta memelihara anaknya. Untuk
mengatasi masalah tersebut, organisme harus
memiliki
struktur khusus seperti: duri, sayap,
kantung, atau tanduk. Hewan juga
memperlihatkan tingkah laku tertentu, seperti
mem-buat sarang atau melakukan migrasi yang
jauh untuk mencari makanan. Struktur dan
tingkah laku demikian disebut adaptasi. Ada
bermacam-macam adaptasi makhluk hidup
terhadap lingkungannya, yaitu: adaptasi
morfologi, adaptasi fisiologi, dan adaptasi
tingkah laku

B. POPULASI
Kumpulan individu sejenis yang hidup pada
suatu daerah dan waktu tertentu disebut
populasi Misalnya, populasi pohon ke-lapa
dikelurahan Tegakan pada tahun 1989 berjumlah
2552 batang. Ukuran populasi berubah
sepanjang waktu. Perubahan ukuran dalam
populasi ini disebut dinamika populasi. Perubah-
an ini dapat dihitung dengan menggunakan
rumus perubahan jumlah dibagi waktu. Hasilnya
adalah kecepatan perubahan dalam populasi.
Dari rumus hitungan di atas kita dapatkan
kesimpulan bahwa rata-rata berkurangnya
pohon tiap tahun adalah 20 batang. Akan tetapi,
perlu diingat bahwa penyebab kecepatan rata-
rata dinamika populasi ada berbagai hal. Dari
alam mungkin dise-babkan oleh bencana alam,
kebakaran, serangan penyakit, se-dangkan dari
manusia misalnya karena tebang pilih. Namun,
pada dasarnya populasi mempunyai
karakteristik yang khas untuk kelompoknya yang
tidak dimiliki oleh masing-masing individu
anggotanya. Karakteristik ini antara lain:
kepadatan {densi-tas), laju kelahiran (natalitas), laju
kematian [mortalitas), po-tensi biotik, penyebaran
umur, dan bentuk pertumbuhan. Natali-tas dan
mortalitas merupakan penentu utama
pertumbuhan populasi.
Dinamika populasi dapat juga disebabkan
imigrasi dan emigrasi. Hal ini khusus untuk
organisme yang dapat bergerak, misalnya hewan
dan manusia.
Imigrasi adalah perpindahan satu atau lebih
organisme ke daerah lain atau peristiwa
didatanginya suatu daerah oleh satu atau lebih
organisme; di daerah yang didatangi sudah
terdapat ke-lompok dari jenisnya. Imigrasi ini
akan meningkatkan populasi.
Emigrasi adalah peristiwa ditinggalkannya
suatu daerah oleh satu atau lebih organisme,
sehingga populasi akan menurun. Secara garis
besar, imigrasi dan natalitas akan meningkatkan
jum-lah populasi, sedangkan mortalitas dan
emigrasi akan menurun-kan jumlah populasi.
Populasi hewan atau tumbuhan dapat ber-ubah,
namun perubahan tidak selalu menyolok.
Pertambahan atau penurunan populasi dapat
menyolok bila ada gangguan drastis dari
lingkungannya, misalnya adanya penyakit,
bencana alam, dan wabah hama.

C. KOMUNITAS
Komunitas ialah kumpulan dari berbagai
populasi yang hidup pada suatu waktu dan
daerah tertentu yang saling berinteraksi dan
mempengaruhi satu sama lain. Komunitas
memiliki derajat keterpaduan yang lebih
kompleks bila dibandingkan dengan individu
dan populasi.
Dalam komunitas, semua organisme
merupakan bagian dari komunitas dan antara
komponennya saling berhubungan mela-lui
keragaman interaksinya.

D. EKOSISTEM
Ekosistem adalah suatu sistem ekologi yang
terbentuk oleh hubungan timbal balik tak
terpisahkan antara makhluk hidup dengan
lingkungannya. Ekosistem bisa dikatakan juga
suatu tata-nan kesatuan secara utuh dan
menyeluruh antara Segenap unsur lingkungan
hidup yang saling mempengaruhi. Ekosistem
merupakan penggabungan dari setiap unit
biosistem yang melibatkan interaksi timbal balik
antara organisme dan lingkungan fisik sehingga
aliran energi menuju kepada suatu struktur
biotik tertentu dan terjadi suatu siklus materi
antara organisme dan anorganisme. Matahari
sebagai Sumber dari semua energi yang ada.
Dalam ekosistem, organisme dalam komunitas
berkembang bersama-sama dengan lingkungan
fisik sebagai suatu sistem. Organisme akan
beradaptasi dengan lingkungan fisik, sebaliknya
organisme juga mempengaruhi lingkungan fisik
untuk keperluan hidup.
Pengertian ini didasarkan pada Hipotesis
Gaia, yaitu: "organisme, khususnya
mikroorganisme, bersama-sama dengan ling-
kungan fisik menghasilkan suatu sistem kontrol
yang menjaga keadaan di bumi cocok untuk
kehidupan". Hal ini mengarah pada kenyataan
bahwa kandungan kimia atmosfer dan bumi
sangat terkendali dan sangat berbeda dengan
planet lain dalam tata surya.
Kehadiran, kelimpahan dan penyebaran
suatu spesies dalam ekosistem ditentukan oleh
tingkat ketersediaan sumber daya serta kondisi
faktor kimiawi dan fisis yang harus berada
dalam kisaran yang dapat ditoleransi oleh
spesies tersebut, inilah yang disebut dengan
hukum toleransi. Misalnya: Panda memiliki tole-
ransi yang luas terhadap suhu, namun memiliki
toleransi yang sempit terhadap makanannya,
yaitu bambu. Dengan demikian, panda dapat
hidup di ekosistem dengan kondisi apapun
asalkan dalam ekosistem tersebut terdapat
bambu Sebagai Sumber makanannya. Berbeda
dengan makhluk hidup yang lain, manusia dapat
memperlebar kisaran toleransinya karena
kemampuan-nya untuk berpikir,
mengembangkan teknologi dan memanipu-lasi
alam.

E. RANTAI MAKANAN DAN JARING MAKANAN


Suatu organisme hidup akan selalu membutuhkan
organisme lain dan lingkungan hidupnya. Hubungan
yang terjadi antara individu dengan lingkungannya
sangat kompleks, bersifat sating mempenga-ruhi
atau timbal balik. Hubungan timbal balik antara
unsur-unsur hayati dengan nonhayati membentuk
sistem ekologi yang disebut ekosistem. Di dalam
ekosistem terjadi rantai makanan, aliran energi, dan
siklus biogeokimia.
Rantai makanan adalah pengalihan energi dari
sumbernya dalam tumbuhan melalui sederetan
organisme yang makan dan yang dimakan. Para
ilmuwan ekologi mengenal tiga macam rantai pokok,
yaitu rantai pemangsa, rantai parasit, dan rantai
saprofit

1. RANTAI PEMANGSA
Rantai pemangsa landasan utamanya
adalah tumbuhan hijau sebagai produsen.
Rantai pemangsa dimulai dari hewan yang
bersifat herbivora sebagai konsumen I,
dilanjutkan dengan hewan karnivora yang
memangsa herbivora sebagai konsumen ke-2
dan berakhir pada hewan pemangsa karnivora
maupun herbivora sebagai konsumen ke-3.

2. RANTAI PARASIT
Rantai parasit dimulai dari organisme
besar hingga organisme yang hidup sebagai
parasit Contoh organisme parasit antara lain
cacing, bakteri, dan benalu.

3. RANTAI SAPROFIT
Rantai saprofit dimulai dari organisme
mati ke jasad peng-urai. Misalnya jamur dan
bakteri. Rantai-rantai di atas tidak berdiri
sendiri tapi saling berkaitan satu dengan
lainnya sehingga membentuk faring-faring
makanan.
GAMBAR 41. RANTAI MAKANAN SEBAGAI TRANSFER ENERGI
DALAM
EKOSISTEM
D AF TA RP USTA KA
♦ '
»

Alia, Vi. 1995. Biologi Investigation Life On Earth.

Biologi, 1994. Depdikbut. Jakarta.

George H. Fried Ph.D., 2002. Biologi. Erlangga.

Jakarta

Istamar S. 2004. Biologi. Penerbit Erlangga. Jakarta.

John W. Kimbal. 1983. Biologi. Erlangga. Jakarta.

Prof. Bd. Ir. H. St Soetarni Tjitrosomo dkk. 1998.

Biologi.

Zarawati Dwiyono, dkk, 2003. Biologi Dasar.


Jurusan Biologi FMIPA UNHAS

Anda mungkin juga menyukai