Malformation Vein of Galen
Malformation Vein of Galen
Oleh:
PPDS 1
dr. Winda Nirmala
Pembimbing:
dr. Eko Arisetijono, Sp.S(K)
LABORATORIUM/SMF NEUROLOGI
RUMAH SAKIT UMUM DR.SAIFUL ANWAR
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2018
1
BAB I
PENDAHULUAN
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II.1 DEFINISI
Malformasi Vein of Galen adalah suatu malformasi yang langka, dengan
anatomi, patofisiologi, dan sekuele klinis yang kompleks. Vein of galen terletak di
bawah hemisfer serebral dan melewati regio anterior dan sentral dari otak, menuju
ke dalam sinus fossa serebral posterior. 1
Malformasi vein of galen adalah fistula arteri-vena, yang disuplai oleh
berbagai pembuluh darah feeding yang mengalir ke dalam vena persisten
proensephalic median fetal dari Markowski, sebuah prekursor embrionik dari vein of
galen.2
II.2 ANATOMI
Normalnya, vena septal dan thalamostriatum bersama-sama membentuk
vena serebral interna. Vena serebral interna, vena basal Rosenthal, vena atrial, dan
vena serebellar presentral bergabung membentuk vena besar Galen. Sinus sagitalis
inferior bertemu dengan vein of Galen membentuk sinus yang lurus yang mengalir
menuju pertemuan sinus. Yang berhubungan penting dengan vein of Galen adalah
bagian anterior ventrikel ke-tiga, bagian posterior sisterna quadrigeminal, bagian
ventral komisura posterior, bagian dorsal komisura habenular. Splenium berada di
superior dan tectal plate berada di inferior. Pada anatomi abnormal malformasi vein
of Galen, pembuluh darah vena mengalir dari vena Markowski proencephalic median
persisten yang membesar menuju ke sinus langsung, yang mungkin stenotik atau
terduplikasi. Bila sinus tidak ada, aliran vena bisa mengalir ke jalur alternatf. Aliran
ini dapat mengalir melalui sebuah sinus falcine aberan persisten, lalu menuju sinus
sagitalis superior atau sinus vena posterior. 2
Karena normalnya tidak ada hubungan ke vena serebral yang dalam, struktur
otak dalam membuat jalur drainasi alternatif, yang melibatkan vena thalamic dan
mesencephalic subtemporal atau lateral. Suplai arterial dapat muncul dari sirkulasi
anterior dan/atau posterior. Ketika muncul dari sirkulasi anterior, darah arteri
melewati arteri koroidal anterior dan pericallosal, dengan cabang distal yang menjadi
suplai utama ke sirkulasi anterior. Sirkulasi posterior berkontribusi melalui cabang
4
arteri serebral posterior termasuk arteri callosal posterior dan koroidal, arteri
perforasi dari arteri communicating posterior, dan segmen P 1.2
II.3 EMBRIOLOGI
Vena Markowski proencephalic median biasanya mengalami regresi pada
minggu ke-11 gestasi, dan pada gestasi bulan ke-3, bagian posteriornya bergabung
dengan vena serebral interna dan vena basalis, membentuk vein of Galen. Pada
malformasi vein of Galen, cabang arterial dari vena proencephalic median tetap ada,
bersamaan dengan vena proencephalic median itu sendiri. Kegagalan dari
degenerasi normal dari vena proencephalic median dan bertahannya hubungan
fistula arteriovenous primitif merupakan penyebab utama yang membuat
bertahannya vena ini selain vein of Galen. Perkembangan vein of Galen muungkin
terjadi pada gestasi antara minggu ke 6 sampai 8, dan minggu ke-11. Pelebaran
feeding arteri diatur oleh efek dari resistensi aliran darah vena yang tinggi dan
rendah.2
Hasil sekunder dari persistensi ini adalah persistensi dari sinus falcine fetal,
dan lebih seringnya, hilangnya sinus selanjutnya. Ketika terdapat fistula
arteriovenous, pembuluh darah feeding arterial baik cabang anterior maupun
posterior dari arteri pericallosal, berasal dari arteri cerebral posterior, dan arteri
thalamostriatum. Suplai arterial yang paling umum adalah kombinasi pericallosal
distal dan cabang arteri serebral posterior. Hal ini lebih dipahami mengingal selama
kehidupan fetal, terdapat sirkulasi embrionik yang kuat antara arteri pericallosal dan
arteri serebral posterior yang kebanyakan mengalami degenerasi setalah masa fetal,
tetapi bertahan akibat penyakit ini. Vena drainase biasanya adalah vena Markowski
proencephalic median persisten yang membesar, terkadang bersama dengan vena
falcine fetal yang persisten, sebuah sinus lanjutan aksesoris, dan torkula akesoris.
Banyak sistem klasifikasi berdasarkan lokasi hubungan fistula antara arteri feeding
dan vena proencephalic median, dan jumlah shunting. 2
II.3 PATOFISIOLOGI
Malformasi vein of Galen muncul dari malformasi aneurysma dengan shunting
darah arteri-vena. Malformasi kongenital muncul selama minggu gestasi 6-11
minggu sebagai sebuah vena Markowski proencephalic embrionik yang persisten.
Vena Markowski mengalir ke vein of Galen.3
5
Malformasi vein of Galen biasanya menyebabkan high-output heart failure pada bayi
yang disebabkan oleh menurunnya resistensi dan tingginya aliran darah pada lesi.
Temuan yang berhubungan meliputi perubahan iskemik serebral seperti stroke atau
fenomena steal yang menyebabkan hemiparesis progresif. 3
Perdarahan pada malformasi dapat muncul, walaupun tidak umum terjadi.
Malformasi mungkin mengakibatkan efek massa, menyebabkan gangguan
neurologis progresif. Selain itu, malformasi dapat menyebabkan obstruksi cairan
serebrospinal (CSF) dan menyebabkan hydrocephalus. 3,4
Malformasi vein of galen berhubungan dengan capillary malformation-
arteriovenous malformation (CM-AVM), yang merupakan penyakit autosomal
dominan, disebabkan oleh mutasi pada gen RASA1. 4
II.5 KLASIFIKASI
A. Kategori Litvak
Pada tahun 1960 Litvak et al adalah yang pertama kalinya menyadari
dibutuhkannya sistem klasifikasi untuk malformasi vaskular yang melibatkan regio
vein of Galen. Berdasarkan tinjauan literatur, pengalaman pribadi, pertimbangan
klinis dan patologis, dan terapi pembedahan, Litvak et al membagi menjadi tiga
kategori. Kategori A dinamakan “Aneurisma vena besar Galen:, meliputi dilatasi
single dari vena serebral Galen yang berdekatan dengan sinus dan torcula, disuplai
oleh cabang anomali dari sirkulasi anterior dan posterior. Kategori B, dinamakan
“gugusan pembuluh darah yang strukturnya jauh di dalam serebral dengan struktur
vena yang melebar” termasuk arteri dan vena yang terletak di dalam struktur
serebral midline dan dalam yang mungkin tidak termasuk vein of Galen itu sendiri.
“Angioma dan hemangioma” adalah kondisi yang termasuk cluster vermiform. Bila
dibandingkan Kategori A, Kategori B cenderung menjadi simptomatik saat pada usia
lebih dewasa dan lebih bermanifestasi ke perdarahan, bukan hydrocephalus atau
gagal jantung. Kategori C, yang dinamakan “Tipe transisional dari shunt arteri-vena”
meliputi dilatasi vaskuler single selain vein of Galen yang menuju sinus yang
berdilatasi dan vena dalam; “angioma” midline atau “konglomerasi vaskuler
racemose” dalam kombinasi dengan satu atau lebih pembuluh darah dengan
aneurysma, termasuk vein of Galen; dan shunt arterial langsung pada sinus vena
yang mengalami deformasi dan dilatasi. Berdasarkan intepretasi deskripsi dan
ilustrasi, lesi vaskular pada kategori B Litvak mungkin adalah AVM yang
sesungguhnya. Katergori A atau C mungkin adalah fistula arteri-vena pada dura. 2
B. Tipe Lasjaunias
Lasjaunias menjabarkan 2 grup. Tipe 1, tipe choroidal, adalah tipe yang paling
umum dan lebih kompleks dan mempunyai feeding arteri multipel yang memasuki
aspek anterior dari vena prosencephalic media melalui cabang vena. Feeding arteri
10
meliputi arteri choroidal, arteri serebral anterior, dan yang lebih sering, arteri thalamo
perforating dan collicular atau quadrigeminal. Tipe ini adalah bentuk yang paling
berat dari penyakit ini, menyebabkan gagal jantung high-output pada bayi baru lahir
yang diakibatkan fistula aliran tinggi multipel dengan sedikit restriksi. 2
Pada tipe 2, tipe mural, adalah fistula single atau multipel pada margin
inferolateral pada dinding vena prosencephalic media. Cabang arterial muncul dari
arteri kolikular atau quadrigeminal dan/atau arteri choroidal posterior dan mungkin
dapat berupa unilateral atau bilateral. Karena jumlah kecil fistula dan obstruksi aliran
berlebih, tipe ini berhubungan dengan dilatasi lebih berat pada vena prosencephalic
median dan bermanifestasi pada infant sebagai makrosefali, hidrocephalus, atau
gagal tumbuh. Gagal jantung, bila ada, ringan dan asimptomatik. 2
C. Tipe Yasargil
Pada klasifikasinya, Yasargil membagi malformasi ini menjadi 4 tipe.
Perbedaan klasifikasi yasargil adalah apakah malformasinya adalah murni fistula
arteri-vena (tipe I-III) atau sebuah AVM dengan atau tanpa hubungan fistula arteri-
vena (tipe IVA-C), dan asal sebenarnya dari feeding arteri. Tipe I adalah murni fistula
arteri-vena diantara arteri leptomeningeal seperti cabang pericallosal dan/atau
feeders dari segmen P3 dari arteri cerebral posterior dan vein of Galen. Tipe 2
mempuyai feeder dari pembuluh darah thalamoperforating dan dari segmen P1 dan
P2 dari arteri serebral posterior. Tipe III, yang merupakan tipe paling umum, adalah
gabungan tipe 1 dan 2. Pada tipe ini, tidak hanya shunt leptomeningeal vein of
Galen, tetapi juga partisipasi arteri perforating dari arteri communicating posterior
dam dari segmen P1 arteri serebral posterior. Tipe IV, yang juga dikenal sebagai tipe
sekunder, mempunyai 3 subtipe. Tipe IVA adalah dilatasi aneurysma dari vein of
Galen yang disebabkan oleh shuntingdari AVM thalamic di sekitarnya. Tipe IVB mirip
dengan tipe IVA tetapi AVM lebih ke mesencephalic, bukan thalamic, dan tipe IVC
adalah malformasi pleksiform mesodiencephalic dan thalamomesencephalic
bersamaan dengan fistula arteri-vena sisterna yang terpisah dari vein of Galen. 2
Selain pembesaran vein of Galen, terdapat pembesaran vena atrial median,
vena serebral interna, dan vena basal Rosenthal. Pathognomonik dari tipe ini adalah
pembesaran feeding arteri distal pericallosal (A 5), atau feeding arteri distal dari arteri
serebral posterior (P4), pada pemeriksaan angiogram.2
15
vena wajah yang berdilatasi. Gagal jantung, apabila ada, lebih ringan dan lebih
mudah diobati. Hipertensi pulmonal belum menjadi gejala menonjol pada bayi. 11,12
II.7 PROGNOSIS
Prognosis dari malformasi vein of Galen baik dengan terapi maupun tanpa
terapi, dahulu merupakan prognosis yang buruk, dengan dilaporkan mortalitas
mencapai 100% pada populasi neonatus. Pada tahun 1964, tinjauan oleh Gold et al
melaporkan tingkat mortalitas 100% pada neonatus, 68% pada bayi, dan 45% pada
anak-anak/remaja. Pengenalan teknik endovaskular telah merubah prognosis,
dengan membantu mengontrol reperkusi kardiovaskular dari shunt arteri-vena
menggunakan pendekatan invasif yang paling minimal. Sebagai tambahan, seperti
yang disebutkan oleh Friedman et al pada tahun 1993, peningkatan teknik
endovaskular dan manajemen perinatal akan meningkatkan hasil yang baik. 13
16
BAB III
LAPORAN KASUS
III.2 ANAMNESIS
a. Keluhan Utama : Lemah setengah badan
1. PEMERIKSAAN KLINIS
a. Vital sign
N. Cranialis :
N. I Anosmia -, hiposmia -
N. II Visus : ODS > 2/60 Funduskopi : dbn
N. III, IV, dan VI PBI Ø 3mm/3mm, RC +/+, RK +/+, ptosis -/-,
Gerakan bola mata :
18
Motorik : Tonus N/N
N/ N
Kekuatan : 5 / 4+
5 / 4+
Atrofi : -
Sensorik : Protopatik : dalam batas normal
2. PEMERIKSAAN PENUNJANG
a. Laboratorium :
DL = 13,8/11520/40,9%/411.000
GDS = 90
Ur/Cr = 12,4/0,56
SGOT/SGPT = 18/8
Na/K/Cl = 133/4,06/109
19
- Curiga lesi vaskuler pada basal ganglia (domain
kanan) dengan dilatasi deep vein dan sinus
duramater, susp AVM
- Tidak jelas adanya lesi patologis intraparenkim otak
- Saran MRI-MRA untuk menilai parenkim otak lebih
baik dan karakterisasi lesi vaskular
3. DIAGNOSIS AWAL
a. Diagnosis klinis:
- Wanita, usia 13 tahun
- Intermitten hemiplegia
- Intermitten cephalgia
- Parese N VII S
6. DIAGNOSIS AKHIR:
a. Diagnosis klinis:
- Wanita, usia 13 tahun
- Intermitten hemiplegia
- Intermitten cephalgia
- Parese N VII S
20
b. Diagnosa Topis: vein of Galen
c. Diagnosa Etiologis: Malformasi vein of Galen
d. Diagnosa Banding: AVM
e. Diagnosa Sekunder: -
7. Planning Terapi
8. FOLLOW UP
Tanggal S O A P
04/10/17 GCS: 456 1. Susp.
PDx: MRI/MRA
TD: 120/80 AVM PTx:
N: 80 - O2 2-lpm NC
RR: 20 - IVFD NaCl
Tax: 36 0.9% 500cc/24
jam
- Inj. Metamizole
3x350mg IV
(k/p)
- PO
paracetamol
350mg
- PO Vit B1 1x1
- Diet nasi TKTP
+ diet susu 2 x
200cc
21
RR: 18 - IVFD NaCl
Tax: 36.1 0.9% 500cc/24
jam
- Inj. Metamizole
3x350mg IV
(k/p)
- PO
paracetamol
350mg
- PO Vit B1 1x1
- Diet nasi TKTP
+ diet susu 2 x
200cc
22
kontrol
TD: 100/70 AVM PTx: -
ke poliN: 76
RR: 20
Tax: 36.5
27/12/17 Pasien datang
GCS: 456 1. PDx: konsul bedah
kontrol
TD: 110/80 Malforma saraf
ke poliN: 83 si vein of
RR: 20 Galen
Tax: 36.2
03/01/18 Pasien datang
GCS: 456 1. Rencana embolisasi
kontrol
TD: 110/70 Malforma (dirujuk ke RSUD
ke poliN: 84 si vein of Dr. Soetomo)
RR: 20 Galen keluarga menolak
Tax: 36
Hasil CT Scan
Kesimpulan:
- Curiga lesi vaskular pada basal ganglia (dominan kanan) dgn dilatasi deep
vein dan sinus duramater, susp AVM
- Tidak jelas adanya lesi patologis intraparenkim otak
- Saran MRI MRA untuk menilai parenkim otak lebih baik dan karakterisasi lesi
vaskuler
23
Hasil MRI/MRA:
24
Kesimpulan:
- Hypertrophy arteriole pada basal ganglia bilateral dan thalamus bilateral,
dengan dilatasi cerebri interna kanan kiri, vein of Galen, falcine sinus, sinus sagitalis
superior, mengesankan vein of Galen malformation dengan persistent falcine sinus.
Kesimpulan:
Cor dan pulmo dalam batas normal
25
BAB IV
PEMBAHASAN
IV.3 Prognosa
Prognosis dari malformasi vein of Galen baik dengan terapi maupun tanpa
terapi, dahulu merupakan prognosis yang buruk, dengan dilaporkan mortalitas
mencapai 100% pada populasi neonatus. Pada tahun 1964, tinjauan oleh Gold et al
melaporkan tingkat mortalitas 100% pada neonatus, 68% pada bayi, dan 45% pada
anak-anak/remaja. Pengenalan teknik endovaskular telah merubah prognosis,
dengan membantu mengontrol reperkusi kardiovaskular dari shunt arteri-vena
menggunakan pendekatan invasif yang paling minimal. Sebagai tambahan, seperti
yang disebutkan oleh Friedman et al pada tahun 1993, peningkatan teknik
endovaskular dan manajemen perinatal akan meningkatkan hasil yang baik.
27
BAB V
KESIMPULAN
28
DAFTAR PUSTAKA
30