Anda di halaman 1dari 8

Kesatuan (Kohesi)

Yang dimaksud dengan kesatuan dalam paragraf adalah bahwa sebuah paragraf yang baik, hanya boleh
mengandung satu gagasan. Jika kalimat-kalimat yang ada dalam sebuah paragraf saling berhubungan
dan saling mendukung dalam menjelaskan gagasan pokok paragraf, maka paragraf tersebut dapat
dikatakan memiliki kesatuan gagasan. Sebuah paragraf yang memiliki lebih dari satu gagasan akan
menimbulkan ketidakjelasan sehingga paragraf tersebut tidak bisa menyatu.

Contoh :

1)Kebebasan berekspresi berdampak pada pengembangan kreativitas baru. 2) Dengan kebebasan ini,
para guru dapat dengan leluasa mengajar siswanya sesuai dengan basis kompetensi siswa dan
lingkungannya. 3) Kondisi kebebasan tersebut menjadikan pembelajaran berlangsung secara alami,
penuh gairah, dan siswa termotivasi untuk berkembang. 4) Siswa belajar dalam suasana gembira, aktif,
kreatif, dan produktif. 5) Dampak kebebasan ini, setiap saat siswa dapat melakukan berbagai
eksperimen dengan menyinergikan bahan ajar di sekolah dan lingkungannya. 6) Kreativitasnya menjadi
tidak terbendung.

2. Kelengkapan

Kelengkapan sebuah paragraf diwujudkan dengan terpenuhinya semua unsur pembentuk paragraf, yaitu
:

- Gagasan utama

Tema atau ide yang menjadi dasar pengembangan paragraf

- Kalimat utama

Setelah mendapatkan ide atau gagasan utama, langkah selanjutnya adalah menuangkan gagasan utama
tersebut ke dalam sebuah kalimat utama. Jadi dalam kalimat utama tersirat gagasan utama. Kita bisa
meletakkan kalimat utama di awal, di akhir ataupun di awal dan di akhir sebuah paragraf

- Kalimat Penjelas
Sebuah kalimat utama yang mengandung gagasan utama belum bisa dikatakan sebuah paragraf, karena
itu paragraf membutuhkan kalimat penjelas. Kalimat penjelas ini berfungsi menjelaskan ide dari kalimat
utama sehingga menjadi jelas, rinci dan lengkap. Yang harus diperhatikan dalam membuat kalimat
penjelas adalah, jangan sampai kalimat penjelas tersebut menyimpang dari ide pokok. Semua kalimat
penjelas harus saling mendukung gagasan utama.

Dengan terpenuhinya semua unsur ini maka sebuah paragraf akan menjadi paragraf yang baik.

Contoh:

Berdasarkan bentuknya, puisi baru terdiri atas 7 jenis. Adapun jenis-jenis puisi baru yang termasuk ke
dalam jenis-jenis puisi baru berdasarkan bentuknya antara lain distikon, terzina, kuatrain, kuint, sektet,
septima, oktaf/stanza, dan yang terakhir adalah soneta. Ke semua jenis itu bisa dibedakan dari jumlah
baris yang terkandung di dalamnya

3. Kepaduan (Koherensi)

Kalimat-kalimat dalam sebuah paragraf yang terangkai secara logis dan saling mendukung gagasan
utama disebut dengan kepaduan atau koherensi. Kepaduan ini bisa kita dapatkan dengan penggunaan
konjungsi baik intra kalimat maupun antar kalimat.

Contohnya :

Pada dasarnya, paru-paru membersihkan dirinya sendiri secara teratur untuk menjaga agar pernafasan
tetap berlangsung efisien. Dalam hal ini dinding paru-paru dilapisi oleh sel lendir yang berfungsi
menangkap zat-zat asing yang terhirup maupun virus, yang kemudian oleh bulu-bulu halus zat-zat
tersebut didorong keluar oleh paru-paru. Di sini batuk berperan membersihkan paru-paru dari zat-zat
tidak diperlukan tersebut, sehingga merupakan mekanisme perlindungan.

1. Pola Klimaks – Antiklimaks


Pola Klimaks adalah perincian gagasan utama dalam sebuah paragraf dari bawah menuju ke gagasan
utama yang paling atas atau puncak. Klimaks juga dapat diartikan sebagai bagian dalam sebuah
karangan yang mendeskripsikan atau menceritakan peristiwa sampai pada konflik yang paling tinggi.

Contoh :

Pada zaman sekarang ini alat transportasi telah mengalami perkembangan yang cukup canggih. Pada
zaman dahulu, orang-orang yang ingin bepergian harus menempuh perjalanan dengan cara berjalan kaki
dan dengan waktu yang lama. Mereka harus melewati hutan, menyeberangi sungai, dan menjelajahi
bukit unutk mencapai tujuannya yang jauh. Namun, setelah manusia dapat menjinakan hewan seperti
kuda dan unta, mereka menggunakannya sebagai alat tranportasi. Tetapi dengan menaiki hewan
tidaklah efisien, karena hanya dapat membawa 1 atau 2 orang saja. setelah itu manusia mulai
menciptakan inovasi-inovasi alat transportasi yang canggih dan modern. Manusia mulai menciptakan
kendaraan yang digerakan oleh mesin dengan bahan bakar, seperti pesawat dan kapal laut. Dengan
pesawat dan kapal laut bisa membawa mereka ke tempat tujuan dengan cepat dan mudah sehingga
lebih efisien.

Pola Antiklimaks adalah perincian sebuah gagasan dalam paragraf yang dimulai dari gagasan utama yang
paling tinggi kemudian diikuti dengan gagasan-gagasan penjelas yang lebih rendah secara perlahan-
lahan. Antiklimaks dapat juga diartikan dengan penurunan masalah dalam suatu karangan dari konflik
yang paling tinggi kemudian berangsur-angsur menuju ke konflik yang paling rendah.

Contoh :

Sebelum terciptanya Negara Kesatuan Republik Indonesia, negara kita ini mengalami beberapa masa
suram yang menjadi perjalanan hidup sejarah bangsa ini. Pada masa penjajahan Jepang negeri kita saat
itu harus tunduk di bawah kekuasaan Kekaisaran Jepang dan rakyatnya harus menjalankan kerja romusa
yang sangat menyiksa selama 3.5 tahun. Tapi sebelum penjajahan Jepang, negeri ini terlebih dahulu
dijajah oleh Bangsa Belanda. Dan Bangsa Belanda menguasai Indonesia dengan waktu yang sangat lama,
yaitu 3.5 abad. Jauh sebelum para penjajah datang, Indonesia merupakan sebuah kepulauan yang terdiri
dari kerajaan-kerajaan besar seperti Kerajaan Sriwijaya dan Kerajaan Majapahit.

2. Pola Sudut Pandang


Pola Sudut Pandang adalah suatu pola pengembangan paragraf yang didasarkan pada persepsi berkaitan
dengan posisi atau sudut pandang penulis di dalam sebuah karangan.

Contoh :

Diriku dilahirkan di Kota Metropolitan ini. Namun ketika aku berumur tiga tahun, ayah dan ibuku
membawaku ke sebuah kota batik di Pekalongan. Disinilah aku merasakan kehidupan yang berbeda dari
kota asalku. Hanya sedikit yang kuingat bagaimana tempat tinggalku dulu.

3. Pola Perbandingan dan Pertentangan

Pola Perbandingan merupakan sebuah pola mengamati persamaan yang dimiliki oleh dua buah objek
atau lebih yang memiliki suatu kesamaan tetentu untuk dibandingkan. Sedangkan Pola Pertentangan
lebih banyak menonjolkan perbedaan yang ada pada dua buah objek atau lebih yang ada di dalam suatu
paragraf.

Dan biasanya Pola Perbandingan dan Pertentangan merupakan pengembangan dari paragraf eksposisi.
Oleh sebab itu, hal atau objek yang dibandingkan dalam paragraf tersebut haruslah bersifat konkret,
logis, dan umum.

Contoh :

Pemerintah telah mengalihkan bahan bakar minyak tanah ke gas elpiji 3 kg dan 12 kg. Sama hal dengan
minyak tanah, gas epiji juga dapat digunakan untuk keperluan rumah tangga dengan harga murah.
Pemerintah berpendapat perlunya pengkonversian minyak tanah ke gas elpiji karena biaya produksi
minyak tanah saat telah melambung. Disamping itu, penggunaan gas elpiji dianggap lebih mudah dan
murah.

4. Pola Analogi

Pola Analogi ialah bentuk pengungkapan atau penalaran dengan cara membandingkan dua hal atau
objek yang banyak memiliki persamaan. Dan dari persamaan yang ada pada dua hal atau objek tersebut
didapatkan sebuah kesimpulan.
Contoh :

APBN 2010 menghadapi tekanan yang begitu berat. Tekanan tersebut pada dasarnya berkaitan dengan
beberapa faktor. Faktor pertama, semakin memburuknya lingkungan ekonomi makro. Faktor kedua,
tidak potimalnya pelaksanaan kebijakan fiscal di bidang perpajakan, bea cukai, dan subsidi BBM. Dan
faktor yang ketiga, adanya beberapa pembatalan di dalam pencairan pinjaman untuk biaya
pembangunan.

5. Pola Contoh

Sebuah gagasan utama dalam paragraf menjadi terang atau lebih jelas ketika diperkuat dengan
beberapa contoh atau ilustrasi. Contoh tersebut dapat berbentuk narasi atau deskripsi.

Contoh :

Sudah seminggu hari sejak bantuan terakhir datang. Warga korban banjir di bantaran kali Ciliwung
kembali membutuhkan bantuan makanan, pakaian, serta obat-obatan. Sekarang mereka
mengandalakan dedaunan yang dapat direbus dan kadang kala dengan umbi-umbian jika beruntung.
Pakaian mereka hanya sebatas yang dipakai saat ini. Kesehatan mereka juga mulai terganggu, karena
sebagian mereka mulai menderita penyakit kulit akibat kekurangan air bersih.

6. Pola Kausalitas

Di dalam Pola Kausalitas, pola pengembangan paragraf dibedakan menjadi dua, yaitu Pola Sebab –
Akibat dan Pola Akibat – Sebab.
Pola Sebab – Akibat adalah sebuah paragraf yang diawali dengan kalimat-kalimat khusus yang
merupakan sebab yang kemudian pada bagian akhir paragraf disimpulkan ke dalam kalimat umum yang
merupakan akibat.

Contoh :

Kemarau yang terjadi tahun ini sangatlah lama. Sehingga sumur, sungai, waduk, dan danau pun mulai
mengering. Selain itu, tanah persawahan juga kering keronta dan retak-retak. Semua tanaman padi
mati, sehingga tahun ini para petani gagal panen dan mengalami kerugian yang sangat besar.

Pola Akibat – Sebab adalah sebuah paragraf yang diawalnya menyajikan kalimat-kalimat khusus yang
berupa akibat-akibat dari suatu masalah dan disimpulkan menjadi kalimat umum yang menjadi sebab
munculnya masalah tersebut.

Contoh :

Belakangan ini banyak terjadi bencana alam, seperti banjir dan tanah longsor. Hujan lebat yang terus-
menerus tanpa henti menyebabkan air di sungai meluap hingga ke pemukiman warga. Dan tanah di
daerah perbukitan menjadi lembek sehingga terjadi longsor di daerah tersebut. Hampir di seluruh
bagian wilayah Indonesia mengalami bencana yang serupa di musim penghujan tahun ini. Hujan lebat
yang terus-menerus tanpa henti menyebabkan air di sungai meluap hingga ke pemukiman warga. Dan
tanah di daerah perbukitan menjadi lembek sehingga terjadi longsor di daerah tersebut.

7. Pola Generalisasi

Pola generalisasi adalah pola menarik kesimpulan sebuah paragraf dengan cara penalaran secara umum
berdasarkan referensi data yang ada atau peristiwa khusus secara representatif. Pola Generalisasi dibagi
menjadi dua macam, yaitu Pola Umum – Khusus dan Pola Khusus – Umum.

Pola Umum – Khusus adalah sebuah paragraf yang diawali dengan pernyataan bersifat umum dan
kemudian dijelaskan dengan pernyataan berikutnya yang bersifat lebih khusus.
Contoh :

Di daerah penggunungan banyak sekali perkebunan buah-buahan. Rata-rata penduduk di wilayah


tersebut berprofesi sebagai petani buah. Di sana ada bermacam-macam buah yang mudah kita
dapatkan, seperti strawberi, anggur, apel, jeruk, dan masih banyak lagi. Dan kita dapat membelinya
dengan harga yang lebih murah daripada di supermarket.

Pola Khusus – Umum merupakan kebalikan dari Pola Umum – Khusus, yaitu sebuah paragraf yang
diawali dengan pernyataan bersifat khusus baru kemudian diikuti pernyataan bersifat umum di akhir
paragraf.

Contoh :

Terdapat beberapa pilihan varian dendeng dalam masakan khas Padang, dimana salah satunya ialah
dendeng balado. Makanan ini terbuat dari daging sapi yang dipotong-potongsecara tipis dan melebar.
Daging sapi yang telah dipotong tersebut kemudian dijemur di bawah sinar matahari hingga benar-
benar kering. Kemudian daging sapi yang telah kering pun digoreng dan diberi bumbu yang berbahan
dasar cabai. Bumbu tersebut dikenal dengan nama bumbu balado.

8. Pola Klasifikasi

Pola Klasifikasi adalah suatu pola dengan cara mengelompokan berbagai hal atau objek yang dianggap
memiliki kesamaan ke dalam satu kategori. Sehingga hubungan di antara berbagai hal atau objek itu
menjadi satu kesatuan yang utuh.

Contoh :
Ikan air tawar dibagi menjadi tiga golongan, yakni ikan peliharaan atau ikan hias, ikan buas, dan ikan
konsumsi. Ikan peliharaan atau ikan hias terdiri dari ikan-ikan yang mudah diperbanyak dan memiliki
keindahan warna maupun bentuk. Contohnya: ikan koi, ikan mas, ikan arwarna, dan lain-lain. Ikan buas
memiliki sifat predator terhadap ikan-ikan lain. Contohnya: ikan piranha dan ikan aipama. Ikan
konsumsi, mudah dipelihara dan memiliki keuntungan secara ekonomis. Contohnya: ikan paray, ikan nila
dan ikan ikan jeler.

9. Pola Definisi Luas

Arti definisi dalam sebuah paragraf adalah usaha penulis untuk memberikan keterangan atau arti
terhadap suatu hal atau objek. Dalam pola ini penulis dapat mengemukakan hal atau objek yang berupa
definisi formal, definisi dengan contoh dan keterangan lain yang bersifat menjelaskan arti dari suatu hal
atau objek yang dibahas.

Contoh :

Istilah Globalisasi memiliki arti keterkaitan dan ketergantungan antar bangsa dan antar manusia di
seluruh dunia melalui kerjasama di dalam perdagangan, investasi, perjalanan, budaya populer, dan
bentuk-bentuk interaksi yang lain. Sehingga batas-batas antar negara menjadi semakin sempit.
Globalisasi merupakan suatu proses di mana antar individu, antar kelompok, dan antar negara saling
berinteraksi, bergantung, terkait, dan memengaruhi satu sama lain yang melintasi batas negara mereka.
Dalam banyak hal, globalisasi mempunyai banyak karakteristik yang sama dengan istilah
internasionalisasi, sehingga kedua istilah ini seringkali dipertukarkan. Beberapa pihak sering
menggunakan istilah globalisasi yang dikaitkan dengan berkurangnya peran suatu negara atau batas-
batas sebuah negara.

Anda mungkin juga menyukai