Anda di halaman 1dari 19

SEJARAH PEMIKIRAN DAN PERBANDINGAN SISTEM EKONOMI

(PERBANDINGAN SISTEM EKONOMI LIBERAL DAN SOSIALIS)

OLEH

RAMADHANA AULIA WISDAWATI ( 1810512026)

JURUSAN ILMU EKONOMI


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG
2020
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
karunia-Nya penyusun dapat menyelesaikan makalah ini sebagaimana mestinya.

Dalam makalah ini penyusun akan membahas dan menjelaskan tentang


“Perbandingan Sistem Ekonomi Liberal & Sosialis”. Makalah ini disusun untuk memenuhi
salah satu tugas akhir mata kuliah.

Penyusun menyadari bahwa dalam makalah ini masih banyak kekurangan dan masih
jauh dari yang sempurna. Oleh karena itu, penyusun mengharapkan kritik dan saran yang
sekiranya bersifat membangun.

Akhir kata penyusun mengucapkan banyak terima kasih dan mudah-mudahan


makalah ini bermanfaat untuk kita semua.

Riau,2020

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................           i

DAFTAR ISI ...........................................................................................           ii

BAB I PENDAHULUAN ......................................................................           1

BAB II PEMBAHASAN ........................................................................           2

1.Sistem Ekonomi Liberal

a) Pengertian Sistem Ekonomi Liberal  ........................           2


b) Ciri-ciri Sistem Ekonomi  ............................           2
c) Keuntungan Sistem Ekonomi Liberal .....................           3
d) Kelemahan Sistem Ekonomi Liberal.......................           3

2.Sistem Ekonomi Sosialis

a) Pengertian Sistem Ekonomi Sosialis  ........................           2


b) Ciri-ciri Sistem Ekonomi Sosialis  ............................           2
c) Keuntungan Sistem Ekonomi .....................           3
d) Kelemahan Sistem Ekonomi Sosialis.......................           3

BAB III KESIMPULAN ........................................................................           8


BAB I

PENDAHULUAN

Masalah ekonomi adalah masalah mendasar yang terjadi disemua negara. Oleh karena
itu, dalam menyikapi permasalahan ekonomi ditiap negara, masing-masing negara menganut
sistem ekonomi yang sesuai dengan kondisi dan ideologi negara tersebut.
Pada makalah ini, penulis ingin menjelaskan perbandingan sistem perekonomian,
yaitu sistem ekonomi liberal dan sosialis
Sistem Ekonomi sendiri dapat diartikan sebagai: keseluruhan cara untuk
mengordinasikan perilaku masyarakat (para konsumen, produsen, pemerintah, bank, dan
sebagaiannya) dalam menjalankan kegiatan ekonomi (produksi, distribusi, konsumsi,
investasi, dan sebagaiannya) sehingga menjadi satu kesatuan yang teratur dan dinamis, dan
kekacauan dapat dihindari.
Menurut Ramlan Surbakti yang dimaksud dengan sistem ekonomi ialah seperangkat
mekanisme dan lembaga untuk membuat dan melaksanakan keputusan mengenai produksi,
pendapatan, dan konsumsi di dalam suatu wilayah tertentu. Dan lebih jauh Ramlan Surbakti
mengatakan sistem ekonomi terdiri atas sejumlah mekanisme, pengaturan organisasi, dan
peraturan untuk membuat dan melaksanakan keputusan tentang alokasi sumber-sumber yang
terbatas.

Dalam sistem ekonomi banyak para ahli yang mengklasifikasikan apa saja cara,
bentuk atau ideologi yang mempengaruhi sistem ekonomi. Misalnya menurut Theodore
Morgan membagi sistem ekonomi dalam 5 bagian yaitu mixed economy (perekonomian
campuran), facism (fasisme), communism (soviet rusia), british socialism (sosialisme
inggris), the middle way (jalan tengah). Lalu ada juga menurut J Ulmer yang membagikan
sistem ekonomi dalam 3 bagian yaitu Capitalism, Socialis, dan Comunism. Selanjutnya J. E.
Andriessen membagi dalam 2 bagian yaitu Perekonomian bebas dan Perekonomian
terpimpin. Selain dari 3 ahli tersebut masih banyak ahli lainnya yang yang
mengklarifikasikan sistem ekonomi sehingga akhirnya secara umum sistem-sistem ekonomi
yang terkenal adalah sistem ekonomi liberal/kapitalis, sistem ekonomi sosialis, dan sistem
ekonomi campuran.
BAB II

PEMBAHASAN

1. Sistem Ekonomi Liberal/Kapitalis

a. Pengertian Sistem Ekonomi Liberal

Sesuai pandangan Adam Smith bahwa tiap pelaku ekonomi (baik konsumen maupun
produsen) haruslah diberi kebebasan untuk mengejar kepentingan pribadinya masing-masing.
Konsumen diberi kebebasan memilih kombinasi konsumsi dari berbagai macam barang dan
jasa yang memberikan kepuasan sebesar-besarnya sesuai selera dan kemampuan uang yang
dimilikinya. Begitu juga produsen diberi kebebasan memilih berbagai input dan teknologi
untuk digunakan dalam proses produksi menghasilkan berbagai jenis dan jasa yang paling
menguntungkan usahanya.
Salah satu asumsi paling penting dalam sistem ekonomi liberal yang dikembangkan
Adam Smith ialah bahwa setiap orang dibebaskan melakukan yang terbaik bagi dirinya
masing-masing. Walau kedua pihak (konsumen dan produsen) memiliki motivasi yang
bertolak belakang, tetapi kalau perekonomian dibiarkan bebas sesuai kekuatan mekanisme
pasar tanpa campur tangan dari pemerintah maka akan tercipta suatu keseimbangan atau
ekuilibrium. Dalam model pasar persaingan sempurna, pasar bersifat self-regulating dan self-
correcting karena ada tangan tak kentara yang selalu dapat mengarahkan perekonomian pada
keseimbangan pemanfaatan sumber daya penuh yang menguntungkan semua pihak dalam
masyarakat.
Salah satu asumsi paling penting dalam sistem ekonomi bebas yang dikembangkan
Adam Smith ialah bahwa setiap orang dibebaskan melakukan yang terbaik bagi dirinya
masing-masing. Jika diperhatikan, paham liberalisme ini
relative baru, sebab muncul pada abad pertengahan. Yang pasti, istilah kebebasan tidak ada
dalam kamus Plato.
Seperti sudah disinggung sebelumnya, bagi Plato yang tidak percaya pada individu
dan demokrasi, adalah absurd untuk memberikan kebebasan pada individu-individu, sebab
orang-perorangan tidak tahu apa yang terbaik bagi dirinya sendiri, apalagi yang terbaik bagi
masyarakat dan negaa. Alih-alih memberikan kebebasan pada tiap orang untuk bertindak,
sebaliknya Plato justru menginginkan agar tiap orang mengikuti perintah dan mematuhi
semua yang telah digariskan oleh para pemimpin.
Dari uraian diatas, jelas bahwa bagi Plato tidak ada kebebasan bagi tiap orang untuk
bertindak sebab segala tindakannya harus diatur oleh Negara yang dipimpin oleh filsuf.
Pandangan Plato ini jelas sangat bertentangan dengan paham liberalismeyang dikembangkan
oleh kaum fisiokrat dan diadopsi oleh Adam Smith. Dalam paham liberalisme, orang-
perorangan harus memutuskan apa, kapan, di mana dan bagaimana suatu pekerjaan harus
dilakukan, bukan Negara. Menurut Smith, pemerintah yang intrusive dan confiscatory justru
tidak dibutuhkan.
Liberalisme adalah paham yang membela kebebasan, baik individual maupun
nasional, dengan seminimal mungkin campur tangan pemerintah. Paham yang dikembangkan
oleh kaum fisiokrat dengan istilah “laissez-faire laissez-passer” pada pertengahan abad ke-18
ini muncul sebagai reaksi terhadap kongkalingkong pengusaha dengan penguasa aristrokratis
masa merkantilisme, yang menganggap privilese sosial dan kekuasaan sebagai warisan.
Disatu sisi, Smith percaya bahwa semua actor penyelenggara Negara didorong oleh
motivasi yang mulia, yaitu ingin berbuat baik bagi Negara berdasarkan konsep benign and
wefare maxmising state. Tetapi ia lebih percaya bahwa campur tangan yang terlalu banyak
oleh pemerintah justru bias menyebabkan perekonomian mengalami distorsi yang ujung-
ujungnya hanya akan menimbulkan terjadinya inefiensi. Karena campur tangan pemerintah
lebih sering mengganggu jalannya perekonomian, ia pernah menulis bahwa secara pribadi ia
sangat tidak menyukai “orang-orang politik” yang disebutnya “insisious and crafty animals”.
Adam Smith tidak menyukai campur tangan pemerintah sebab campur tangan pemerintah
lebih sering dijadikan sebagai alat oleh kaum kaya untuk menekan kelompok masyarakat
miskin. Jalan keluar yang ditawarkan Smith adalah membentuk kelompok-kelompok
nonpolitik yang bisa mengorganisir sedemikian rupa sehingga indenpenden dari pembuatan
keputusan politik.
Menurut Smith, hukum dan kelompok-kelompok nonpolitik yang harus mendominasi
politik, dan bukan sebaliknya. Hukum-hukum ekonomi membatasi gerak orang-orang
pemerintah dan politisi. Pada akhirnya, hukum-hukum tersebut akan mengurangi orang-orang
pemerintah pada peran sebagai care-taker yang tugasnya tidak lain untuk melindungi
kepentingan individu-individu dalam masyarakat.
Dalam The wealth of nations, Adam Smith menegaskan bahwa tugas Negara tidak
lebih dari kegiatan untuk:
(1) melindungi masyarakat dari kekerasan dan serbuan Negara lain,
(2) melindungi setiap warga dari ketidakadilan dan pemaksaan/pemerasan yang
dilakukan warga lain, dan
(3) mengadakan serta mempertahankan prasarana public dan berbagai lembaga public
bukan hanya kepentingan orang-orang atau kelompok-kelompok tertentu.

Model ekonomi pasar dilandaskan pada interaksi antara permintaan dan penawaran
secara sukarela. Jumlah actor (produsen dan konsumen) begitu banyaknya sehingga pangsa
pasar sekaligus kekuatan dari tiap actor sangat kecil. Melalui model yang dikembangkan
kaum klasik, pasar denga elegan berhasil mencampakkan kekuasaan
Pada pembahasan sebelumnya, sudah dijelaskan bahwa model ekonomi pasar
dilandaskan pada interaksi antara permintaan dan penawaran secara sukarela. Jumlah actor
(konsumen dan produsen) begitu banyaknya sehingga pangsa pasar sekaligus kekuatan dari
tiap actor sangat kecil. Melalui model yang dikembangkan kaum klasik, pasar dengan elegan
berhasil mencampakkan kekuatan dengan dua cara. Pertama, karena tiap actor ekonomi
menghadapi
lingkungan yang dicirikan oleh pilihan sukarela, dan karena sudut pandang actor banyak hal
sudah “given” atau terberi adanya (apakah itu harga-harga factor, teknologi, maupun
distribusi sumber daya dan kebutuhan), menyebabkan terlalu sedikit hal untuk diputuskan dan
sangat terbatas pula ruang untuk prilaku strategis. Kedua, tidak ada actor yang memiliki
kemampuan ekonomi (capital, labor, barang-barang) yang memadai untuk mempengaruhi
actor lainnya. Karena kedua hal tersebut, hamper tidak ada ruang untuk terbentuknya
kekuatan dalam model pasar persaingan sempurna Liberal Klasik.
Model pasar persaingan sempurna dilandaskan pada asumsi banyak pembeli, penjual,
maupun buruh. Dalam kondisi seperti ini koalisi di antara konsumen, penjual maupun buruh
mustahil, sebab market entry sangat mudah. Penyesuaian ekonomi bersifat instan dan terjadi
seketika. Kalau ada yang menetapkan laba atau sewa diatas rata-rata mereka akan cepat
tersingkir oleh kompetisi. Dalam situasi seperti ini, para actor ekonomi tidak memiliki
kekuatan unutk mempengaruhi parameter-parameter ekonomi keseluruhan (tingkat harga-
harga secara umum, atau permintaan agregat), atau mempengaruhi prilaku agen-agen atau
actor-aktor ekonomi lan. Teknologi, preferensi, output perusahaan lain, distribusi kekayaan,
semuanya sudah tertentu adanya (given). Dengan demikian yang tersisa bisa dilakukan
perusahaan hanya menyesuaikan output yang harus diproduksipada tingkat harga yang
ditentukan oleh pasar
Dari uraian-uraian diatas, jelas bahwa sistem ekonomi liberal percaya pada dan
pentingnya fenomena kolektif, tetapi menentang intervensi pemerintah dalam proses-proses
ekonomi (produksi dan distribusi). Walau menentang campur tangan pemerintah dalam
ekonomi, tetapi Smith menganggap pentingnya Negara bertanggung jawab terhadap
pertahanan, peradilan, pekerjaan umum dan institusi-institusi umum.

b.Ciri-Ciri Sistem Ekonomi Liberal


Gambaran secara menyeluruh mengenai sistem ekonomi liberal, dapat
di perhatikan ciri-ciri sistem ekonomi liberal berikut ini.
a) Pengakuan yang luas atas hak-hak pribadi
b) Pemilikan alat-alat produksi di tangan individu
c) Inidividu bebas memilih pekerjaan/ usaha yang dipandang baik bagi
dirinya.
d) Perekonomian diatur oleh mekanisme pasar
e) Pasar berfungsi memberikan “signal” kepda produsen dan konsumen
dalam bentuk harga-harga.
f) Campur tangan pemerintah diusahakan sekecil mungkin. “The
Invisible Hand” yang mengatur perekonomian menjadi efisien.
g) Motif yang menggerakkan perekonomian mencari laba
h) Manusia dipandang sebagai mahluk homo-economicus, yang selalu
mengejar kepentingan (keuntungan) sendiri.
i) individualisme didasarkan materialisme, warisan zaman Yunani Kuno
(disebut hedonisme).
Berdasarkan ciri-ciri di atas, sistem ekonomi liberal memiliki kelebihan
dan kekurangan.

c. Kelebihan sistem ekonomi liberal


1) Setiap individu diberi kebebasan memiliki kekayaan dan sumber daya
produksi.
2) Individu bebas memilih lapangan pekerjaan dan bidang usaha sendiri.
3) Adanya persaingan menyebabkan kreativitas dari setiap individu dapat
berkembang.
4) Produksi barang dan jasa didasarkan pada kebutuhan masyarakat.
5) Pengawasan politik dan sosial minimal, karena tenaga waktu dan biaya
yang diperlukan lebih kecil.

d.Kekurangan sistem ekonomi liberal


1) Muncul kesenjangan yang besar antara yang kaya dan miskin.
2) Mengakibatkan munculnya monopoli dalam masyarakat.
3) Kebebasan mudah disalahgunakan oleh yang kuat untuk memeras
pihak yang lemah.
4) Sulit terjadi pemerataan pendapatan.

Ada lima institusi pokok yang membangun sitem ekonomi liberal/kapitalis, yakni : 
a.       Hak kepemilikan.
Sebagian besar hak kepemilikan dalam sistem ekonomi liberal kapitalis adalah hak
kepemilikan swasta/individu (private/individual property), sehingga individu dalam
masyarakat liberal kapitalis lebih terpacu untuk produktif.
b.      Keuntungan.
Keuntungan (profit) selain memuaskan nafsu untuk menimbun kekayaan produktif,
juga merupakan bagian dari ekspresi diri, karena itu keuntungan dipercaya dapat memotivasi
manusia untuk bekerja keras dan produktif.
c.       Konsumerisme.
Konsumerisme sering diidentikkan dengan hedonisme yaitu falsafah hidup yang
mengajarkan untuk mencapai kepuasan sebesar-besarnya selama hidup di dunia.  Tetapi
dalam arti positif, konsumerisme adalah gaya hidup yang sangat menekankan pentingnya
kualitas barang dan jasa yang digunakan. Sebab tujuan akhir dari penggunaan barang dan jasa
adalah meningkatkan nilai kegunaan (utilitas) kehidupan. Sehingga masyarakat liberal
kapitalis terkenal sebagai penghasil barang dan jasa yang berkualitas.
d.      Kompetisi.
Melalui kompetisi akan tersaring individu-individu atau perusahaan-perusahaan yang
mampu bekerja efisien. Efisiensi ini akan menguntungkan produsen maupun konsumen, atau
baik yang membutuhkan (demander) maupun yang menawarkan (supplier).
e.       Harga.
Harga merupakan indikator kelangkaan, jika barang dan jasa semakin mahal berarti
barang dan jasa tersebut semakin langka. Bagi produsen, gejala naiknya harga merupakan
sinyal untuk menambah produksi agar keuntungan meningkat.
Dalam Sanusi, sistem ekonomi kapitalis adalah suatu sistem ekonomi dimana
kekayaan yang produktif terutama yang dimiliki secara pribadi dan produksi terutama
dilakukan untuk dijual. Adapun tujuan pemilikan secara pribadi yakni untuk memperoleh
suatu keuntungan/laba yang cukup besar dari hasil menggunakan kekayaan yang produktif.
Jelas sekali dan motif mencari keuntungan/ laba, bersama-sama dengan lembaga warisan
serta dipupuk oleh hukum perjanjian sebagai system kapitalisme yang besar.
Ada enam (6) hal yang dapat dilihat sebagai ciri dari sistem ekonomi kapitalis, yakni
sebagai berikut.
1.      Hak milik pribadi
Dalam sistem ekonomi kapitalis alat-alat produksi atau sumber daya ekonomi, seperti
SDA, modal, dan tenaga kerja, dimiliki oleh individu dan lembaga-lembaga swasta.
2.      Kebebasan berusaha dan kebebasan memilih
Dalam sistem ekonomi kapitalis, yang dimaksud dengan kebebasan beruasah adalah
kegiatan produksi dapat dengan bebas dilakukan oleh siapa saja yang mempunyai inisiatif.
Sedangkan yang dimaksud dengan kebebasan memilih adalah sistem ekonomi kapitalis
adalah menyangkut kedaulatan konsumen dan kebebasan pengusaha untuk memperoleh
sumber daya ekonomi untuk memproduksi suatu produk yang dipilihnya sendiri untuk dijual
dengan tujuan mencari keuntungan yang maksimum. Kebebasan memilih juga mencakup
kebebasan pekerja untuk memilih setiap jenis pekerjaan yang dikehendakinya. Kebebasan
memilih juga termasuk dalam kebebasan membuat berbagai perjanjian.
3.      Motif kepentingan sendiri
Kekuatan utama dari sistem ekonomi kapitalis adalah motivasi individu untuk
memenuhi kepentingan/keuntungaan diri sendiri.
4.      Persaingan
Sistem persaingan bebas merupakan salah satu lembaga penting dari sistem ekonomi
kapitalis. Setiap individu atau pelaku ekonomi swasta, baik pembei maupun penguasha,
dengan motivasi mencari keuntungan yang maksimum bebas bersaing dipasar dengan
kekuatan masing-masing. Setiap pelaku ekonomi swasta bebas memasuki dan meninggalkan
pasar.
5.      Harga di tentukan oleh mekanisme pasar
Segala keputusan yang diambil oleh pengusaha (penjual) dan kosumen (pembeli)
dilakukan melalui sistem pasar. Dalam perkataan lain, tingkat harga dan jumlah produksi 
yang terjual ditentukan sepenuhnya oleh kekuataan permintaan dan penawaran.
6.      Perana tebatas pemerintah
Dalam sistem ekonomi kapitalis, pemerintah masih mempunyai peran yang dapat
membatasi berbagai kebebasan individu, misalnya mengeluarkan peraturan-peraturan yang
melarang praktik-praktik monopoli yang sifatnya non-alamiah dan melindungi hak-hak
konsumen pekerja.
Negara-negara yang menganut sistem ini antar lain, USA, Argentina, Brazil, Perancis,
jerman, Yunani, Korea Selatan, Thailand, Australia, Afrika Selatan dan sebagainya.
2.Sistem Ekonomi Sosialis
b.Pengertian Sistem ekonomi Sosialis
Sosialisme dilihat sebagai suatu sistem ekonomi adalah sebuah sistem sosial yang
dilandaskan pada prinsip komune atau kebersamaan, dimana kepemilikan alat-alat produksi
dan distribusi adalah bersifat kolektif. Dalam masyarakat sosialis yang menonjol adalah
kebersamaan, dan salah satu bentuknya yang paling ekstrem adalah komunisme, dimana
keputusan-keputuan ekonomi disusun, direncanakan, dan sekaligus dikontrol oleh Negara.
Banyak yang beranggapan bahwa sosialisme identic dengan ajaran Marx (Marxisme). Hal ini
keliru, sebab jauh sebelum Marx sudah ada pemikiran-pemikiran atau gagasan-gagasan
tentang kebersamaan dan kolektivisme.

A. Sosialisme sebelum Marx


Pertama, kita lihat terlebih dahulu ide sosialisme sebelum Marx, baik yang sifatnya
“utopis” maupun yang sudah merealisasi ide atau gagasan membentuk sebuah komunitas
bersama. Istilah “Utopia”yang ditulis oleh Thomas More (1478-1535), yang isinya berupa
pandangan tentang sebuah “masyarakat sempurna” yang hidupm dalam suatu komunitas.
Tetapi, cetak biru utopia pertama dalam sejarah sebetulnya ditulis dalam bahasa Yunani
Kuno sekitar 380 SM oleh Plato dalam bukunya yang berjudul “Republika”. Dalam buku
tersebut Plato sudah mencanangkan sebuah bentuk Negara ideal yang dirancang, diatur dan
dikendalikan oleh ahli filsafat.
Menurut Plato, mengurus Negara lebih rumit daripada mengurus rumah tangga. Oleh
karena itu, Plato menganjurkan agar Negara dipimpin oleh seorang negarawan ulung yang
terdidik dan telah dipersiapkan dengan matang. Karena seorang negarawan yang memimpin
sebuah Negara mempunyai kekuasaan yang cukup besar, harus dibuat aturan main agar ia
tidak menggunakan kekuasaan yang ada di tangannya untuk memperkaya diri dan
keluarganya. Aturan main yang disarankan oleh Plato ialah agar mereka yang bekerja
mengurus Negara tidak mempunyai hak miik. Tetapi karena ia dan anak istrinya tetap
manusia biasa yang mempunyai berbagai kebutuhan yang harus dipenuhi, maka semua
kebutuhan diri dan keluarganya ditanggung oleh Negara. Adapun sitem pemerintah yang
dianjurkan oleh Plato dalah totaliterisme, yaitu suatu sistem kenegaraan yang dipimpin dan
dikendalikan sepenuhnyan oleh “sekelompok orang pandai dan terpilih”.
Deliarnov dalam “Perkembangan Pemikiran Ekonomi” (2005) secara lebih rinci
menjelaskan behwa selain Plato, juga ada pemikir-pemikir sebelum Marx yang menggagas
cara hidup kolektif seperti Sir Thomas More, Tomasso Campanella, francis Bacon, dan James
Hurrington. Thomas More dalam bukunya Utopia (1516) yang kira-kira berarti “Negara
Impian”, mengkhayalkan bentuk kehidupan kolektif dalam sebuah komune, dimana semua
orang tinggal dalam suatu tempat yang dihuni bersama-bersama. Semua orang dalam
kelompok masyarakat tersebut hidup secara sederhana berpakaian seragam dan tidak ada di
antara anggota kelompok yang memerlukan uang dan emas atau perak. Tiap orang bekerja
untuk semua. Sistem pemerintahan yang dibayangkan More adalah pemerintahan
“demokratis” yang dipimpin oleh seorang pimpinan hasil pemilihan rakyat untuk seumur
hidup. Perlu dicatat bahwa sosialisme yang diinginkan Thomas More tidak ada dalam realita,
hanya dalam bentuk gagasan yang dituangkan dalam buku saja. Gagasan-gagasan tentang
bentuk Negara ideal lain dalam bentuk tulisan dapat kita ikuti dalam karya Campanella
Civitas Solis atau City of the Sun; karya Francis Bacon Nova Atlantis atau New Atlantis
(1829) dan karya James Hurrington Oceana (1656).
Gagasan sosialisme yang dikemukakan di atas, mulai dari Plato hingga Thomas More,
Tomasso Campanella, Francis Bacon, dan James Hurrington dikategorikan sebagai
sosialisme utopis. Dikatakan demikian sebab pemikiran-pemikiran mereka hanya dituangkan
dalam bentuk ide atau gagasan, tetapi tidak direalisasikan dalam dunia realitas. Walau hanya
dituangkan dalam bentuk gagasan, ide-ide yang mereka kembangkan ikut mempengaruhi
pemikiran sosialis Comte de Simon (1760-1825). Menurut Comte, agar sistem produksi dapat
memberikan kesejahteraan yang sebesar-besarnya, maka hars ada suatu lembaga yang
melakukan pengawasan. Lembaga ini disebutnya “industrial elite” yang terdiri dari ilmuwan,
teknisi, dan pengusaha.
Selain sosialisme yang sifatnya utopis, juga ada pihak-pihak yang memprakarsai dan
merealisasikan cita-citanya membentuk komunitas bersama dengan mendirikan koperasi.
Dari catatan sejarah, orang yang pertama sekali merealisasi ide membentuk komunitas
bersama adlah Robert Owen (1771-1858).Owen pada waktu kecil pernah mengalami hidup
sebagai buruh miskin. Tetapi berkat kerja kerasnya ia berhasil tumbuhmenjadi seorang
pengusaha sukses di New Lamark (Skotlandia). Dari dana yang dikumpulkannya ia
membangun apa yang disebt “parallelogram” sebagai hidup bersama. Ide Owen tentang
sosialisme dapat diikuti dalam buku The View of Society (1816).
Ide merealisasikan komunitas bersama juga dilakukan oleh Charles Fouririer (1772-
1837). Kalau Owen mendirikan Parallelogram. Fourier mendirikan apa yang disebut
Phalanges atau Phalanstery atau ada juga yang menyebut “apartement hotel”. Ide-ide Fourier
sendiri tentang sosialisme diperoleh dari Saint Simon. Hal ini dapat diikuti dari bukunya yang
berjudul theory of Four movements (1808-1882).
Selain Owen dan Fourier, sosialisme komunitas bersama juga dikembangkan oleh
Louis Blanc (1811-1882). Seperti halnya Owen, Blanc juga aktif mendirikan koperasi,
terutama jenis koperasi produksi. Kalau Owen dan Fourier relative independen terhadap
pemerintah, Blanc meminta agar pemerintah lebih aktif membantu usaha kaum buruh,
termasul membantuk dalam masalah permodalan.
B. Sosialisme Marx
Tokoh yang paling mempengaruhi lahirnya konsep ekonomi Sosialisme adalah Karl
Marx (1818-1883) dan Friederich Engel (1820-1895), mereka ini adalah dua tokoh intelektual
dan revolusioner yang paling berpengaruh pada abad kesembilan belas. Karya Marx yang
terkenal dan masih dijadikan rujukan oleh para akademisi sampai sekarang.
Kekuasaan pemerintah dalam ekonomi sosialis adalah begitu kuat sehingga ini bisa
menyebabkan keputusan pemerintah harus betul-betul diperhatikan dan diamati oleh para
pebisnis.
Pertentangan antar kelas merupakan tema pokok dalam pandangan kaum Marxis.
Salah satu tulisan Marx dan engels yang paling terkenal dalam manifesto
komunis menyebutkan bahwa „”sejarah semua masyarakat yang pernah ada sampai kini
merupakan sejarah perjuangan kelas”
Karl Marx lebih dari satu abad yang lalu telah memprediksi bahwa efek yang akan
timbul denga adanya perkembangan teknologi kedepan nantinya adalah dimana kemajuan
teknologi tersebut akan membawa manusia pada keberlimpahan, dan yang dijadikan kajian
serius adalah bagaimana bentuk masyarakat pada masa itu nantinya. Memang pada dasarnya
kemajuan teknologi baru atau inovasi merupakan cara untuk membuat manusia menjadi lebih
efisien dan efektif, dimana memang tujuan penciptaan semua itu untuk memberikan
keuntungan yang lebih maksimal bagi manusia. Namun dampak dari kemajuan teknologi ini
selalu menjadi bahan kajian mendalam bagi kaum marxis.
Kaum marxis berjuang keras untuk membela kaum buruh, karena dalam anggapan
mereka kaum buruh merupakan sekelompok orang yang sangat pelu untuk diperjuangkan dan
diberikan tingkat kesejahteraan yang lebih baik. Dalam pandangan mereka kaum pebisnis
atau industriawan sangat mengedepankan keuntungan dari setiap produktivitas yang
dihasilkan, dengan begitu mereka berfikir keras bagaimana agar perusahaan bisa memperoleh
keuntungan yang tinggi dengan segala efisiensi yang ada termasuk dengan mempergunakan
mesin yang otomatis mengurangi jumlah pekerja.

Dalam masyarakat sosialis yang menonjol adalah rasa kebersamaan atau


kolektivisme. Salah satu bentuk kolektivisme yang ektrem adalah komonisme. Keputusan
keputusan ekonomi itu disusun, direncanakan dan dikontrol oleh kekuasaan pusat.
Komonisme dapat dikatakan sebagai bentuk sistem paling ektrem dinatar golongan kiri
sosialis, sebab untuk mencapai masyarakat komonis yang dicita-citakan diperoleh melalui
suatu revolusi. Perekonomian yang didasarkan atas siatem yang segala sesuatunya serba
dikomando ini sering juga disebut sistem “Perekonomian Komando”. Begitu juga karena
dalam sistem komonis Negara merupakan penguasa mutlak, perekonomian komonis juga
sering disebut “sistem ekonomi Totaliter”. Istilah lain yang sering digunakan adalah
“anarkisme” Istilah tersebut merujuk pada suatu kondisi social pemerintahan yang tidak main
paksa dalam menjalankan kebijaksanaan-kebijaksanaannya, melainkan dipercayakan kepada
asosiasi-asosiasi individu secara bebas dalam sistem social kemasyarakatan yang ada. 1

b.Ciri-ciri Sistem Ekonomi Sosialis

Sistem ekonomi sosialis mempunyai ciri-ciri berikut ini.


a. Masyarakat dianggap sebagai satu-satunya kenyataan sosial, sedang individu-individu fiksi
belaka.
b. Tidak ada pengakuan atas hak-hak pribadi (individu) dalam sistem sosialis.
c. Pemerintah bertindak aktif mulai dari perencanaan, pelaksanaan hingga tahap pengawasan.
d. Alat-alat produksi dan kebijaksanaan ekonomi semuanya diatur oleh negara.
e. Pola produksi (aset dikuasai masyarakat) melahirkan kesadarankolektivisme
(masyarakatsosialis)

f. Pola produksi (aset dikuasai individu) melahirkan kesadaran individualisme (masyarakat


kapitalis).Seperti halnya sistem ekonomi kapitalis, sistem ekonomi sosialis juga mempunyai
kelebihan dan kekurangan.

c. Kelebihan sistem ekonomi sosialis


1) Semua kegiatan dan masalah ekonomi dikendalikan pemerintah sehingga pemerintah
mudah melakukan pengawasan terhadap jalannya perekonomian.
2) Tidak ada kesenjangan ekonomi antara si kaya dan si miskin, karena distribusi pemerintah
dapat dilakukan dengan merata.
3) Pemerintah bisa lebih mudah melakukan pengaturan terhadap barang dan jasa yang akan
diproduksi sesuai dengan kebutuhan masyarakat.
4) Pemerintah lebih mudah ikut campur dalam pembentukan harga.

d. Kekurangan sistem ekonomi sosialis.


1) Mematikan kreativitas dan inovasi setiap individu.
2) Tidak ada kebebasan untuk memiliki sumber daya.
3) Kurang adanya variasi dalam memproduksi barang, karena hanya terbatas pada ketentuan
pemerintah.
4) Tidak ada kebebasan memilih pekerjaan (Maka kreativitas masyarakat terhambat,
produktivitas menurun, produksi dan perekonomian akan mandeg).
5) Tidak ada insentive untuk kerja keras (Maka tidak ada dorongan untuk bekerja lebih baik,
prestasi dan produksi menurun, ekonomi mundur).
6) Tidak menjelaskan bagaimana mekanisme ekonomi ( Karl Marx hanya mengkritik
keburukan kapitalisme, tapi tidak menjelaskan mekanisme yang mengalokasikan sumber
daya di bawah sosialisme.

Prinsip Dasar Sistem Ekonomi Sosialis


1). Pemilikan harta oleh Negara
Seluruh bentuk produksi dan sumber pendapatan menjadi milik masyarakat secara
keseluruhan. Hak individu untuk memiliki harta atau memanfaatkan produksi tidak
diperbolehkan. Sistem ini dibangun atas dasar bahwa alat-alat produksi seluruhnya menjadi
milik bersama antara anggota masyarakat. Individu secara perorangan tidak mempunyai hak
untuk memiliki dan memanfaatkan sumber-sumber produksi. Apalagi bertindak atas kemauan
pribadi. Individu-individu tidak mungkin memperoleh sesuatu kecuali dari upah dan jasanya
terhadap masyarakat. Jadi masyarakatlah yang sebenarnya menyediakan kebutuhan hidup
bagi mereka-mereka yang sedang mengerjakan pekerjaanya. Didalam sistem ini tidak ada
yang namanya “hak milik perorangan”. Hal ini sangat berbeda dengan sistem ekonomi
kapitalis yang memberikan hak sepenuhnya kepada perorangan untuk memiliki dan
menikmati sumber-sumber produksi
2).Kesamaan ekonomi
Sistem ekonomi sosialis menyatakan bahwa, hak-hak individu dalam suatu bidang ekonomi
ditentukan oleh prinsip kesamaan. Setiap individu disediakan kebutuhan hidup menurut
keperluan masing-masing. Untuk mencapai tujuan kesamaan ekonomi, seluruh urusan Negara
diletakkan dibawah peraturan kaum buruh yang mengambil alih semua aturan produksi dan
distribusi. Sebaliknya, kebebbasan ekonomi serta hak kepemilikan harta secara perorangan
dihapuskan.
3). Disiplin politik
Untuk mencapai tujuan diatas, keseluruhan Negara diletakkan dibawah peraturan kaum
buruh, yang mengambil alih semua aturan produksi dan distribusi. Kebebasan ekonomi serta
hak kepemilikan harta dihapus. Aturan yang diperlakukan sangat ketat untuk lebih
menggefektifkan praktek sosialisme.
Namun, ternyata sistem ini justru menyengsarakan rakyat diatas slogan Demi Kesejahteraan
Rakyat Bersama. Hal ini disebabkan oleh beberapa hal diantaranya : 17
a) Tawar menawar sangat sulit dilakukan oleh individu yang terpaksa mengorbankan
kebebasan pribadinya dan hak terhadap harta milik pribadinya.

b) Asistem ini secara tidak langsung terikat oleh sistem sistem ekonomi dictator. Buruh
dijadikan budak masyarakat dan memaksanya bekerja seperti mesin.

c) Dalam sistem ini semua kegiatan diambil alih untuk mencapai tujuan ekonomi, sementara
pendidikan moral individu diabaikan. Akibatnya masyarakat akan terbagi beberapa kelompok
(buruh dan majikan). Seluruh kekuasaan akan berada ditangan buruh (proletariat) yang
kurang berpendidikan.

d) Sistem ekonomi sosialis mencoba untuk mencapai tujuan melalui larangan-larangan


eksternal dan menyampingkan pendidikan moral. Dibalik upaya memupuk semangat
persaudaraan dan kerjasama yang baik antara majikan dengan buruh, sistem sosialis
menimbulkan rasa permusuhan dan dendam.

Negara yang menganut sistem ekonomi sosialis sudah tidak ada lagi. Uni Soviet
(sekarang Rusia) beserta negara-negara pengikutnya telah gagal dalam menjalankan prinsip
sosialisme sebagai cara hidupnya baik secara ekonomi, moral, maupun sosial dan politik. Hal
ini disebabkan oleh tidak adanya kemampuan pemerintah pusat untuk menangani seluruh
masalah yang muncul, baik di tingkat pusat maupun ditingkat daerah. Selain itu, pada
kenyataannya telah terjadi banyak penyelewengan yang dilakukan oleh pemerintah.
Telah banyak konsep, kelebihan dan kelemahan yang telah dipaparkan dan saya
mencapai sebuah pemahaman bahwa dari 2 sistem ekonomi yang paling umum dari berbagai
macam pendapat para ahli mengenai apa saja sistem-sistem ekonomi yaitu sistem ekonomi
liberal, sistem ekonomi sosialis mempunyai suatu hubungan dalam mengartikan ketiganya,
yakni:
Pertama, sistem ekonomi liberal dengan tokoh paling terkenal Adam Smith ini yang
merupakan sistem dengan prinsip kebebasan dimana konsumen dan produsen memiliki
kebebasan dalam menentukan kepentingannya. Konsumen bebas menentukan
kepentingannya dengan memilih berbagai barang dan jasa yang tersedia agar dia puas sesuai
budget yang ia miliki dan produsen bebas menentukan ingin menentukan berapa harga yang
akan dia patok untuk produknya dan teknologi canggih, efisien dan efektif apa yang
digunakan untuk membuat produk tersebut atau sumber daya manusia apa saja yang akan
direkrut untuk bekerja di perusahaan. Berbeda dengan sistem ekonomi sosialis yaitu
konsumen tidak memiliki kebebasan untuk konsumen maupun produsen. Semuanya memiliki
kesetaraan, sehingga konsumen tidak dapat menemukan produk yang berbeda dan perusahaan
sangat mengutamakan pekerja bukan teknologi. Sistem ekonomi campuran menengahi ini.

Kedua, sistem ekonomi liberal tidak mengkehendaki adanya campur tangan


pemerintah dalam kegiatan ekonomi agar negara dapat efektif dan efisien menjalankan tugas
yang lain, karena negara dinilai menjadi tidak efisien dan efektif jika mengambil banyak
peran dalam kehidupan masyarakat, Dalam The wealth of nations, Adam Smith menegaskan
bahwa tugas Negara tidak lebih dari kegiatan untuk: (1) melindungi masyarakat dari
kekerasan dan serbuan Negara lain, (2) melindungi setiap warga dari ketidakadilan dan
pemaksaan/pemerasan yang dilakukan warga lain, dan (3) mengadakan serta
mempertahankan prasarana public dan berbagai lembaga public bukan hanya kepentingan
orang-orang atau kelompok-kelompok tertentu. Lalu selain itu jika pemerintah tidak ikut
campur maka konsumen dan produsen menjadi memiliki kebebesan. Dari sistem ekonomi
liberal ini menilai tanpa campur tangan pemerintah keseimbangan akan terjadi otomatis
dengan mekanisme pasar karena sebagai contoh yaitu penentuan harga produsen jika
menetapkan harga di atas rata-rata maka kemungkinan besar akan tersingkir dari kompetisi
dengan produk perusahaan lain yang sama kuliatasnya namun lebih murah dari segi
harganya. Dari ini akan tercipta keseimbangan dalam penetapan harga karena persaingan
yang terjadi di pasar ini menuntut produsen untuk bersaing bagaimana mendapat pembeli
yang sebanyak-banyaknya di tengah persaingan dengan produsen dari perusahaan lain.
Sedangkan dalam sistem ekonomi sosialis menuntut semua campur tangan lebih pemerintah
karena sudah menjadi tugas pemerintah mengurus semua urusan warganya selain itu
pemerintah yang lebih mengetahui akan kehidupan warganya. Harga ditentukan oleh
pemerintah. Sistem ekonomi campuran menengahi ini yaitu pemerintah selain ikut campur
namun mengikutsertakan sasta dalam mensejahterakan rakyat.

Keempat, sistem ekonomi liberal cenderung menciptakan kesenjangan antara kaya


dan miskin, pengusaha dan buruh serta lain-lain. Sistem ekonomi sosialis menjawab itu
dengan memberikan gagasan sama rata sehingga mengingikan tidak adanya kesenjangan
antara kaya dan miskin, pengusaha dan buruh serta lain-lain. Sistem ekonomi campuran
menjawab dengan ingin juga tidak ada kesenjangan namun dapat memberi kebebasan yang
dibatasi.
Sebagai telah dijabarkan diatas dapat disimpulkan bahwa hubungan dari ketiga sistem
ekonomi tersebut yaitu, sistem ekonomi liberal, sistem ekonomi sosialis, sistem ekonomi
liberal mempunyai pandangan berlawanan dengan sistem ekonomi sosialis merupakan
jawaban dari perbedaan tersebut untuk diambil dari kelebihan-kelebihan yang dipadu dari dua
sistem yang berlawanan tersebut.

Anda mungkin juga menyukai