Anda di halaman 1dari 18

15

BAB II
TELAAH PUSTAKA

A. Kerangka Teori

Siagian dalam Sutrisno (2012:110) mendefenisikan motif adalah

“Keadaan kejiwaaan yang mendorong, mengaktifkan, atau menggerakkan

dan motif itulah yang mengarahkan dan menyalurkan perilaku, sikap, dan

tindak tanduk seseorang yang selalu dikaitkan dengan pencapaian tujuan,

baik tujuan organisasi maupun tujuan pribadi masing-masing anggota

organisasi”. Sedangkan motif menurut Mangkunegara (2005:93) “Suatu

dorongan kebutuhan dalam diri pegawai yang perlu dipenuhi agar

pegawai tersebut dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya”.

Menurut Hasibuan (2010:144) motif adalah suatu perangsang

keinginan (want) dan daya penggerak kemauan bekerja seseorang, setiap

motif mempunyai tujuan tertentu yang ingin dicapai. Motivasi adalah suatu

kondisi atau keadaan yang mendorong seseorang melakukan suatu

perbuatan atau kegiatan yang berlangsung secara sadar.

Motivasi menurut Sedarmaryanti (2009:233) merupakan kesediaan

mengeluarkan tingkat upaya tinggi kearah tujuan organisasi yang

dikondisikan oleh kemampuan upaya itu untuk memenuhi kebutuhan

individual sehingga timbulnya perilaku yang mengarah pada tujuan

tertentu dengan penuh komitmen sampai tercapainya tujuan yang

dimaksud. Terry dalam Sedamayanti (2009:233) menyatakan bahwa


16

motivasi adalah “Keinginan yang terdapat pada seorang individu yang

merangsangnya dalam melakukan tindakan”.

Menurut Richard dalam Sedarmayanti (2009:233) mengatakan

bahwa “Motivasi adalah kekuatan kencenderungan seorang individu

melibatkan diri dalam kegiatan yang berarahkan sasaran dalam pekerjaan

ini bukan perasaan yang relatif terhadap hasil berbagai pekerjaan

sebagaimana halnya dengan kepuasan tetapi lebih merupakan perasaan

sedia/rela bekerja untuk mencapai tujuan pekerjaan”.

Wayne F. Casio dalam Hasibuan (2010:95) mengemukakan bahwa

motivasi adalah “Suatu kekuatan yang dihasilkan dari Keinginan

seseorang untuk memuaskan kebutuhannya, misalnya rasa lapar,haus

dan bermasyarakat”, berbeda dengan G.R, Terry dalam Hasibuan

(2010:145) mengemukakan bahwa motivasi adalah “Keinginan yang

terdapat pada diri seseorang individu yang merangsangnya untuk

melakukan tindakan-tindakan”. Motivasi itu tampak dalam dua segi yang

berbeda. Pertama, jika dilihat dari segi aktif/dinamis, motivasi tampak

sebagai suatu usaha positif dalam menggerakkan, mengerahkan dan

magarahkan daya serta potensi tenaga kerja, agar secara produktif

berhasil mencapai dan mewujudkan tujuan yang ditetapkan sebelumnya,

Kedua, jika dilihat dari segi pasif/statis, motivasi akan tampak sebagai

kebutuhan sekaligus juga sebagai perangsang untuk dapat

menggerakkan, mengerahkan dan mengarahkan potensi serta daya kerja

manusia tersebut ke arah yang diinginkan.


17

Gibson dalam Kadarisman (2012:275) menyatakan bahwa motivasi

adalah “Teori yang menguraikan tentang kekuatan-kekuatan yang ada

dalam diri karyawan yang memulai serta mengarahkan perilaku”.

Pengertian motivasi berkisar pada dimensi subyektif, karena

penguatannya ada didalam diri setiap individu, yang mendorong lahirnya

aktivitas. Motivasi merupakan pendorong utama perilaku seseorang dalam

suatu pekerjaan.

Motivasi pada dasarnya adalah kondisi mental yang mendorong

dilakukannya suatu tindakan (action atau activities) dan memberikan

kekuatan yang mengarah kepada pencapaian kebutuhan, memberi

kepuasan ataupun mengurangi ketidakseimbangan.

Untuk itu dapat dipahami bahwa motivasi kerja ditujukan ke arah

pemenuhan kebutuhan pegawai. Dengan terpenuhinya kebutuhan-

kebutuhan pegawai tersebut, maka akan terjaga integritas kejiwaan untuk

selanjutnya dengan perasaan yang tentram serta penuh gairah mereka

melaksanakan tugas pekerjaan dengan baik. Implikasi yang diharapkan

adalah pegawai yang dapat mewujudkan suatu disiplin kerja yang tinggi,

semangat kerja tinggi, sehingga dapat mencapai prestasi maupun kinerja

yang tinggi pula.

Motivasi kerja menurut Stokes dalam Kadarisman (2012:278)

adalah “Pendorong bagi seseorang untuk melakukan pekerjaan dengan

lebih baik, juga merupakan faktor yang membuat perbedaan antara

sukses dan gagalnya dalam hal banyak dan merupakan tenaga emosional
18

yang sangat penting sesuatu pekerjaan baru”. Sementara menurut Sadili

Samsudin (2003:282) Motivasi kerja adalah sesuatu yang menimbulkan

dorongan atau semangat kerja.

Menurut Wexly & Yulk dalam Pasolong (2010:140) menyebutkan

Motivasi kerja adalah pemberian dorongan atau sesuatu yang

melatarbelakangi seseorang untuk melakukan sesuatu atau tingkah laku.

Sedangkan menurut Maier dalam Pasolong (2010:140) menyebutkan

motivasi kerja adalah “Faktor yang menyebabkan organisasi berbuat

seperti apa yang dia buat. Atau situasi yang menggerakan orang untuk

bertindak”. Selanjutnya menurut Winardi dalam Pasolong (2010:140)

menyatakan motivasi kerja merupakan “Keinginan yang terdapat pada

seorang individu yang merangsangnya untuk melakukan tindakan-

tindakan”. Dan menurut Asa’ad dalam Pasolong (2010:142), motivasi kerja

adalah “Sesuatu yang menimbulkan semangat atau dorongan kerja”.

Motivasi kerja seseorang dapat bersifat proaktif atau reaktif. Pada

motivasi kerja yang proaktif seseorang akan berusaha meningkatkan

kemampuan-kemampuannya sesuai dengan yang dituntut oleh

pekerjaannya atau akan berusaha untuk mencari, menemukan atau

menciptakan peluang di mana ia akan menggunakan kemampuan-

kemampuannya untuk dapat berprestasi yang tinggi. Sebaliknya, motivasi

kerja yang bersifat reaktif, cenderung menunggu upaya atau tawaran dari

lingkungannya.
19

Motivasi kerja merupakan pemberian dorongan. Pemberian

dorongan ini dimaksudkan untuk mengingatkan orang-orang agar mereka

bersemangat dan dapat mencapai hasil sesuai dengan tuntutan

perusahaan. Oleh karena itu seorang pemimpin dituntut pengenalan atau

pemahaman akan sifat dan karakteristik pegawainya.

Menurut Maslow dalam Hasibuan (2010:104) yang menyatakan

bahwa “Kebutuhan dan kepuasan seseorang itu jamak yaitu kebutuhan

biologis berupa materiil dan nonmaterial”. Kebutuhan manusia itu

bertingkat-tingkat (hierarchy) sebagai berikut:

1. Kebutuhan fisik (physiological needs)

Kebutuhan fisik (physiological needs) yaitu kebutuhan yang diperlukan

untuk mempertahankan kelangsungan hidup seseorang, seperti

makan, minum, udara, perumahan dan lain-lainnya. Keinginan untuk

memenuhi kebutuhan fisik ini merangsang seseorang berperilaku dan

bekreja giat. Kebutuhan fisik ini termasuk kebtuhan utama, tetapi

merupakan tingkat kebutuhan yang bobotnya paling rendah.

2. Keamanan dan keselamatan (safety and security needs)

Keamanan dan keselamatan (safety and security needs) adalah

kebutuhan akan keamanan dari ancaman yakni merasa aman dari

ancaman kecelakaan dan keselamatan dalam melakukan pekerjaan.

Kebutuhan ini mengarah ke dua bentuk, yaitu:

a. Kebutuhan akan keamanan dan keselamatan jiwa ditempat

pekerjaan pada saat mengerjakan pekerjaan di waktu jam-jam


20

kerja. Para pekerja membutuhkan alat pellindung seperti masker

bagi tukang las yang diberikan oleh manajer. Dalam arti luas, setiap

orang membutuhkan keamanan dan keselamatan jiwanya dimana

pun ia berada.

b. Kebutuhan akan keamanan harta ditempat pekerjaan pada waktu

jam-jam kerja, misalnya motor yang disimpan jangan sampai

hilang. Pentingnya memuaskan kebutuhan ini jelas terlihat pada

organisasi modern, tempat pimpinan organisasi mengutamakan

keamanan dan keselamatan dengan mempergunakan alat-alat

canggih atau pengawalan. Bentuk lain dari pemuasan kebutuhan ini

dengan memberikan perlindungan asuransi kepada para karyawan.

3. Affiliation or Acceptance Needs

Affiliation or Acceptance Needs adalah kebutuhan sosial, teman,

dicintai dan mencintai serta diterima dalam pergaulan kelompok

karyawan dan lingkungannya. Manusia pada dasarnya selalu ingin

hidup berkelompok dan tidak seorang pun manusia ingin hidup

menyendiri di tempat terpencil. Karena manusia adalah makhluk

sosial, sudah jelas ia menginginkan kebutuhan-kebutuhan sosial yang

terdiri dari empat kelompok, yaitu:

a. Kebutuhan akan perasaan diterima oleh orang lain

dilingkungan ia hidup dan bekerja (sense of belonging).

b. Kebutuhan akan perasaan dihormati, karena setiap

manusia merasa dirinya penting (sense of importance). Serendah-


21

rendahnya pendidikan pendidikan dan kedudukan seseorang ia

tetap merasa dirinya penting. Karena itu dalam memotivasi

bawahan pimpinan harus dapat melakukan tindakan yang

menimbulkan kesan bahwa tenaga mereka diperlukan dalam

proses pencapaian tujuan perusahaan.

c. Kebutuhan akan perasaan kemajuan dan tidak seorang

pun yang menyenangi kegagalan. Kemajuan di segala bidang

merupakan keinginan dan kebutuhan yang menjadi idaman setiap

orang.

d. Kebutuhan akan perasaan ikut serta (sense of

participation). Setiap karyawan akan merasa senang, jika ia di ikut

sertakan dalam berbagai kegiatan perusahaan dalam arti diberi

kesempatan untuk mengemukakan saran-saran, pendapat-

pendapatnya kepada pimpinan mereka.

4. Esteem or Status or Needs

Esteem or Status or Needs adalah kebutuhan akan penghargaan diri,

pengakuan serta penghargaan prestise dari karyawan dan masyarakat

lingkungannya. Idealnya prestise timbul karea adanya prestasi, tetapi

tidak selamanya demikian. Akan tetapi perlu diperhatikan oleh

pimpinan bahwa semakin tinggi kedudukan seseorang dalam

masyarakat atau posisi seseorang dalam suatu perusahaan maka

semakin tinggi pula prestasinya. Prestise dan status dimanifestasikan

oleh banyak hal yang digunakan sebagai simbol status. Misalnya: meja
22

dan kursi yang istimewa, memakai dasi untuk membedakan pimpinan

dengan anak buahnya dan lain-lainnya.

5. Self Actualization

Self Actualization adalah kebutuhan akan aktualisasi diri dengan

menggunakan kecakapan, kemampuan, keterampilan, dan potensi

optimal untuk mencapai prestasi kerja yang sangat memuaskanatau

luar biasa yang sulit dicapai orang lain. Kebutuhan ini merupakan

realisasi lengkap potensi seseorang secara penuh. Keinginan

seseorang untuk mencapai kebutuhan sepenuhnya dapat berbeda

satu dengan lainnya. Pemenuhan kebutuhan ini dapat dilakukan oleh

para pimpinan perusahaan dengan menyelenggarakan pendidikan dan

pelatihan. Kebutuhan aktualisasi diri berbeda dengan kebutuhan lain

dalam dua hal, yaitu:

a. Kebutuhan aktualisasi diri tidak dapat dipenuhi dari luar;

pemenuhannya hanya berdasarkan keinginan atas usaha individu

itu sendiri.

b. Aktualisasi diri berhubungan dengan pertumbuhan

seorang individu. Kebutuhan ini berlangsung terus-menerus

tertutama sejalan dengan meningkatkan jenjang karier seorang

individu.

Menurut Malayu S.P. Hasibuan (2010:146) Tujuan motivasi adalah

untuk :

1. Meningkatkan moral dan kepuasan kerja pegawai.


23

2. Meningkatkan produktivitas kerja pegawai.

3. Mempertahankan kestabilan pegawai.

4. Meningkatkan kedisiplinan pegawai.

5. Mengefektifkan pengadaan pegawai.

6. Menciptakan suasana dan hubungan kerja yang baik.

7. Meningkatkan loyalitas, kreativitas dan partisipasi pegawai.

8. Meningkatkan kesejahteraan pegawai.

9. Mempertinggi rasa tanggung jawab pegawai terhadap tugas-tugasnya.

10. Meningkatkan efisiensi penggunaan alat-alat dan bahan baku.

Dari defenisi tersebut diatas, maka dapat dijelaskan Unsur-Unsur

Motivasi menurut Pasolong (2010:139), sebagai berikut:

1. Kebutuhan (needs) adalah keadaan

yang memunculkan ketidakseimbangan dan kekurangan baik secara

fisiologis maupun secara psikologis. Kebutuhan dapat diartikan sebgai

sesuatu keadaan internal yang menyebabkan hasil-hasil tertentu

tampak menarik. Misalnya jika butuh kita membutuhkan energi lebih,

maka tubuh membutuhkan makanan untuk memenuhi kekurangan

energi tersebut. Makanan merupakan sesuatu hal yang menarik untuk

diperoleh agar memuaskan kebutuhan akan rasa lapar.

2. Dorongan (drives) adalah kadang

disamakan dengan motif yang memicu munculnya perilaku tertentu

untuk mengurangi atau memenuhi kebutuhan. Misalnya jika tubuh kita

kekurangan makanan, keadaan ini menyebabkan timbulnya rasa lapar,


24

kemudian rasa lapar menimbulkan ketegangan secara fisiologis

sehingga mendorong individu untuk mencari makanan.

3. Insentif adalah segala sesuatu yang

memuaskan, mengurangi, dan memenuhi kebutuhan, sehingga

menurunkan ketegangan. Ketika individu berhasil mendapatkan

makanan, kemudian rasa lapar pun hilang dan individu kembali

beraktivitas seperti biasanya.

Selain mendiskusikan dan memahami motivasi kerja, masih ada hal

yang perlu dilakukan yaitu pengukuran tingkat motivasi kerja eksternal

(motivator). Dalam hal ini pengukuran dapat menggunakan indikator yang

diajukan oleh Lee H. Mill dalam Sulistiyani (2011:210), sebagai berikut :

1. Kondisi Kerja

Kondisi kerja yang baik dan menyenangkan akan dapat

membangkitkan gairah kerja para pegawai. Oleh karena itu sangat

perlu untuk diciptakan agar pelaksanaan tugas dapat berhasil dengan

baik. Kondisi kerja menyangkut tidak saja kondisi fisik, seperti tempat

yang memadai, bersih, sehat, tetapi juga yang menyangkut hubungan

antar pegawai di tempat kerja tersebut.

2. Gaji

Gaji merupakan pendapatan yang diterima oleh pegawai setiap

bulannya. Besar kecilnya gaji yang diterima sangat berpengaruh

terhadap semangat kerja pegawai, karena dengan gaji yang diterima

itulah mereka mencukupi kebutuhan yang diperlukan.


25

3. Perencanaan Kerja

Perencanaan kerja dibuat harus dapat diketahui pegawai. Dengan

demikian dapat dikembangkan mekanisme kerja yang mengacu pada

rencana kerja yang telah ditetapkan.

4. Instruksi Kerja

Instruksi kerja merupakan petunjuk bagi pelaksanaan pekerjaan yang

biasanya dijabarkan dalam uraian kerja.

5. Pengawasan

Pengawasan yang dilakukan oleh atasan merupakan salah satu

pendorong bagi pegawai untuk dapat melaksanakan tugas sesuai

dengan ketentuan yang berlaku.

6. Ekspresi Sendiri

Ekspresi sendiri merupakan inisiatif dari para pegawai dalam

melakukan pekerjaan. Ada atau tidaknya kesempatan untuk

mengembangkan inisiatif dalam melaksanakan pekerjaan akan

berpengaruh terhadap motivasi kerja pegawai itu sendiri.

7. Metode Kerja yang Efisien

Penerapan metode kerja yang efisien akan merangsang para pegawai

untuk lebih giat bekerja, karena hal ini dapat menghemat tenaga, biaya,

waktu, sehingga akan meringankan beban para pegawai di dalam

melaksanakan tugas.
26

Menurut Ishak & Hendri (2003:56), manfaat motivasi yang utama

adalah menciptakan gairah kerja, sehingga produktivitas kerja meningkat.

Orang termotivasi dalam bekerja adalah sebagai berikut:

1. Bekerja sesuai dengan standar. Artinya pekerjaan dapat diselesaikan

dengan tepat waktu dan diselesaikan sesuai standar yang benar dan

dalam skala waktu yang sudah ditentukan.

2. Senang bekerja, yaitu senang melakukan pekerjaannya. Sesuatu

yang dikerjakan karena ada motivasi yang mendorongnya akan

membuat orang senang mengerjakannya.

3. Merasa berharga, artinya orang yang merasa berharga/dihargai

karena hal itu terjadi bahwa pekerjaannya itu benar-benar berharga

bagi orang yang termotivasi.

4. Bekerja keras. Hal ini dimaklumi karena dorongan yang begitu tinggi

untuk menghasilkan sesuai target yang mereka tetapkan.

5. Sedikit pengawasan.

6. Semangat juang yang tinggi.

McClelland dalam Hasibuan (2003:97) mengemukakan pola

motivasi sebagai berikut :

1. Motivasi Prestasi (Achievement Motivation), adalah suatu keinginan

untuk mengatasi atau mengalahkan suatu tantangan untuk kemajuan

dan pertumbuhan.

2. Motivasi Perhatian (Affiliation Motivation), adalah dorongan untuk

melakukan hubungan-hubungan dengan orang lain.


27

3. Motivasi Kompetensi (Competence Motivation), adalah dorongan

untuk berprestasi baik dengan melakukan pekerjaan yang bermutu

tinggi.

4. Motivasi Kekuasaan (Power Motivation), adalah dorongan untuk dapat

mengendalikan suatu keadaan dan adanya kecendrungan mengambil

resiko dalam menghancurkan rintangan-rintangan yang terjadi. Power

Motivation ini akibatnya tidak terlalu buruk, jika diikuti oleh

“Achievement, Affiliation dan competence motivation” yang baik.

Motivasi tenaga kerja akan ditentukan oleh perangsangnya.

Perangsang yang dimaksud merupakan mesin penggerak motivasi kerja,

sehingga menimbulkan perilaku individu tenaga kerja yang bersangkutan.

Sangir dalam Sastrohadiwiryo (2002:268), mengemukakan unsur-unsur

penggerak motivasi antara lain :

1. Kinerja (Achievement)

2. Penghargaan (Recognition)

3. Tantangan (Challange)

4. Tanggung Jawab (Responsibility)

5. Pengembangan (Development)

6. Keterlibatan (Involvement)

7. Kesempatan (Opportunity)

Cellend dalam Mangkunegara mengemukakan 6 (enam)

karakteristik orang yang mempunyai motif berprestasi tinggi, yaitu:

1. Memiliki tingkat tanggung jawab pribadi yang tinggi.


28

2. Berani mengambil dan memikul resiko.

3. Memiliki tujuan yang realistis.

4. Memiliki rencana kerja yang meyeluruh dan berjuang untuk

merealisasikan tujuan.

5. Memanfaatkan umpan balik yang konkrit dalam semua kegiatan

yang dilakukan.

6. Mencari kesempatan untuk merealisasikan rencana yang telah

dIprogram.

B. Operasional Variabel Penelitian

Operasional variabel penelitian ini diperlukan untuk memberikan

batasan terhadap kerangka teoritis. Hal ini sangat perlu agar tidak terjadi

kesalahpahaman dalam memahami penelitian ini. Dalam penelitian ini

akan dilakukan pengoprasionalan konsep-konsep yang akan digunakan

dalam penelitian ini, yaitu sebagai berikut :

a. Analisis adalah pembahasan yang lebih mendalam tentang tingkat

motivasi kerja eksternal pada PT. Pos Indonesia (Persero) Cabang

Kota Dumai.

b. Motivasi adalah bentuk dorongan kepada pegawai PT. Pos Indonesia

(Persero) Cabang Kota Dumai.

c. Tingkat motivasi kerja eksternal adalah hal-hal yang berhubungan

pemberian motivasi yang telah dilaksanakan oleh PT. Pos Indonesia

(Persero) Cabang Kota Dumai kepada pegawai sehingga dapat

mendukung dalam pelaksanaan kerja.


29

Untuk mengetahui bagaimana motivasi kerja pegawai pada PT.

Pos Indonesia (Persero) Dumai dalam penelitian ini penulis menggunakan

konsep teori menurut Lee H. Mill dalam Sulistiyani (2011:210) yang

mengemukakan 7 indikator untuk mengukur tingkat motivasi kerja

eksternal adalah sebagai berikut :

1. Kondisi kerja

Yang dimaksud dengan kondisi kerja dalam penelitian ini adalah

keterampilan PT. Pos Indonesia (Persero) Cabang Kota Dumai di dalam

memperhatikan lingkungan kerja yang nyaman dan bersih yang didukung

dengan ruang kerja dan sarana prasarana yang memadai disertai dengan

hubungan kerjasama antara pegawai PT. Pos Indonesia (Persero)

Cabang Kota Dumai yang baik dalam pelaksanaan pekerjaan. Motivasi

kerja yang berdasarkan kondisi kerja dapat dilihat melaui sub indikator

sebagai berikut :

a. Terdapatnya sarana dan prasarana kerja yang mendukung pekerjaan

yang dilakukan.

b. Terdapatnya lingkungan kerja yang nyaman bagi pegawai.

c. Terdapatnya hubungan kerja sama antara pimpinan dan bawahan.

2. Gaji

Merupakan pendapatan atau upah yang diterima pegawai setiap

bulannya berdasarkan jabatan sesuai dengan aturan yang telah

ditetapkan. Motivasi kerja yang berdasarkan gaji dapat dilihat melalui sub

indikator sebagai berikut :


30

a. Terdapatnya pegawai menerima gaji sesuai waktu serta ketentuan

yang telah ditetapkan.

b. Terdapatnya pemberian gaji yang disesuaikan dengan beban kerja

dan jabatan pegawai.

c. Terdapatnya penghasilan yang diterima di luar gaji berdasarkan

pekerjaan yang dilakukan.

3. Perencanaan Kerja

Merupakan suatu rencana yang dibuat oleh kepala bagian/seksi

agar diketahui oleh seluruh pegawai yang ada dengan didukung

mekanisme kerja yang terarah dan teratur sesuai rencana yang telah

ditetapkan dalam mencapai tujuan organisasi. Motivasi kerja yang

berdasarkan perencanaan kerja dapat dilihat melalui sub indikator sebagai

berikut :

a. Terdapatnya target kerja yang diselesaikan sesuai waktu yang telah

ditetapkan.

b. Terdapatnya mekanisme kerja yang terarah sesuai dengan rencana

yang telah ditetapkan.

c. Terdapatnya kesempatan kepada pegawai dalam rapat kerja untuk

memberikan ide/saran.

4. Instruksi Kerja

Merupakan suatu petunjuk kerja yang diberikan kepala kepada

masing-masing pegawai dalam pelaksanaan pekerjaan yang pada


31

umumnya dijabarkan dalam uraian kerja. Motivasi kerja yang berdasarkan

instruksi kerja dapat dilihat melalui sub indikator sebagai berikut :

a. Terdapatnya pelaksanaan tugas sesuai dengan prosedur yang

ditetapkan.

b. Terdapatnya persamaan persepsi dalam memahami instruksi kerja

yang diberikan pimpinan.

c. Terdapatnya pemberi arahan kepada pegawai dalam bekerja.

5. Pengawasan

Merupakan suatu pengamatan langsung yang dilakukan Kepala

Bagian/Seksi untuk melihat pegawai pelaksana dalam bekerja agar dapat

melaksanakan tugasnya sesuai ketentuan yang berlaku. Motivasi kerja

yang berdasarkan pengawasan dapat dilihat melalui sub indikator sebagai

berikut :

a. Terdapatnya pengawasan yang dilakukan pimpinan terhadap setiap

pekerjaan yang dilakukan pegawai.

b. Terdapatnya tindak lanjut dari hasil kerja yang diselesaikan pegawai.

c. Terdapatnya pelaksanakan pekerjaan sesuai dengan job description.

6. Ekspresi Sendiri

Merupakan suatu ide atau inisiatif para pegawai dalam

melaksanakan pekerjaan dengan tidak menyimpang dari ketentuan yang

berlaku sesuai dengan aturan yang berlaku. Motivasi kerja yang

berdasarkan ekspresi sendiri dapat dilihat melalui sub indikator sebagai

berikut :
32

a. Terdapatnya pegawai memiliki inisiatif dalam menyelesaikan

pekerjaan.

b. Terdapatnya keinginan pegawai untuk mengembangkan diri dalam

menyelesaikan pekerjaan.

c. Terdapatnya kerja sama tim dalam menyelesaikan pekerjaan.

7. Metode Kerja yang Efisien.

Merupakan suatu penerapan metode kerja yang secara efisien

akan mampu memberikan rangsangan kepada para pegawai untuk lebih

giat dan rajin dalam bekerja sesuai dengan aturan dan ketentuan yang

berlaku di perusahaan. Motivasi kerja yang berdasarkan metode kerja

yang efisien dapat dilihat melalui sub indikator sebagai berikut :

a. Terdapatnya kemampuan pegawai mengikuti standar operasional

prosedur yang telah ditetapkan.

b. Terdapatnya kemampuan pegawai dalam pemanfaatan waktu dalam

menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan yang telah ditetapkan.

c. Terdapatnya penguasaan pegawai dalam teknis penyelesaian kerja.

Adapun teknik pengukuran yang digunakan untuk mengukur sikap

dan persepsi melalui penilaian terhadap indikator melalui sub-sub

indikator di atas, penulis memberikan kriteria dengan kategori sebagai

berikut:

Meningkat : diberi skor 3

Cukup Meningkat : diberi skor 2

Tidak Meningkat : diberi skor 1

Anda mungkin juga menyukai