V. KONSEP PROBABILITAS
akan rendah.
Contoh:
Untuk memastikan mutu bahan beton dalam konstruksi beton
bertulang maka Peraturan Bangunan dari American Concrete Institute
(ACI 318-71) mensyaratkan berikut ini:
Tingkat kekuatan dari beton dianggap memadai bila rata-rata dari
semua himpunan tiga hasil percobaan kekuatan yang berturutan sama
atau melampaui fc’ yang disyaratkan dan tidak ada hasil percobaan
individual yang jatuh dibawah fc’ yang disyaratkan lebih dari 500 lb/in2.
masing-masing hasil percobaan merupakan rata-rata dari dua silinder
yang berasal dari contoh yang sama dan berumur 28 hari atau umur
yang lebih muda yang ditetapkan.
Sedangkan Peraturan Beton Indonesia 1971 mengisyaratkan:
Kekuatan karakteristik beton dianggap terpenuhi bila dari pengujian 20
benda uji pada umur 28 hari, hanya boleh ada satu yang kurang dari
kekuatan yang disyaratkan.(yakni dengan probabilitas 95%).
5.2.2.1 Definisi
Ruang sampel = gabungan dari semua kemungkinan dalam suatu
masalah probabilitas
Titik sampel = setiap kemungkinan secara individual
Peristiwa (event) = sub himpunan dari ruang sampel
Ruang Sampel Diskrit = Titik-titik sampelnya merupakan satuan yang
diskrit (terpisah)
Ruang sampel Menerus = ruang sampel dibentuk oleh titik-titik sampel
yang menerus
Ruang sampel berhingga = terdiri dari titik-titik sampel yang jumlahnya
terhingga.
Ruang sampel tak berhingga = titik-titik sampel yang jumlahnya tak
terhingga namun bisa dihitung.
Contoh ruang sampel:
1. Dalam suatu tender, pemenang merupakan salah satu dari
perusahaan yang memasukkan penawaran. Semua yang
mungkin memenangkan proyek adalah ruang sampelnya. Tiap
perusahaan adalah titik sampelnya.
2. Jumlah mobil yang menunggu belok kanan, bisa 0, 1, 2, 3, 4, ...
3. Lokasi kecelakaan pada sebuah jembatan.
Peristiwa khusus
1. Peristiwa mustahil ( Ø ) = peristiwa yang tidak mempunyai titik
sampel.
2. Peristiwa tertentu ( S ) = peristiwa yang mengandung semua titik
sampel dalam ruang sampel (ia merupakan ruang sampel itu
sendiri)
3. Peristiwa komplementer ( Ē ) = semua peristiwa dalam ruang
sampel S selain E.
Konsep Probabilitas Page 7 of 17
Jurusan Teknik Sipil
Diktat Statistik dan
Yosritzal, MT. Fakultas Teknik
Probabilitas
Universitas Andalas
A B
A B
a b
Gambar 5.4 Diagram venn dengan beberapa peristiwa. (a) Dua
peristiwa A dan B. (b) Tiga peristiwa A, B dan C.
Contoh:
Dua perusahaan a dan b melakukan penawaran tender untuk
memenangkjan suatu proyek. A adalah peristiwa a memenangkan
tender, dan B peristiwa b memenangkan tender. Gambarkan diagram
venn untuk ruang-ruang sampel berikut:
(1) Perusahaan a memasukkan penawaran tender untuk suatu
proyek dan Perusahaan b memasukkan penawaran untuk
proyek lainnya.
(2) Perusahaan a dan b memasukkan penawaran tender untuk
proyek yang sama dan terdapat lebih dari dua penawar untuk
proyek tersebut.
(3) Perusahaan a dan b hanya merupakan dua perusahaan yang
bersaing untuk proyek yang sama.
Jawab:
(1) Karena perusahaan a dan b masing-masing dapat
memenangkan proyek itu, atau salah satu diantaranya
memenangkan proyek maka diagram venn adalah seperti
pada gambar 5.5. Daerah yang tumpang tindih menyatakan
kedua perusahaan a dan b memenangkan proyek tersebut.
Dalam hal ini A dan B tidak saling eksklusif.
(2) Perusahaan a, b atau perusahaan lain mungkin memenangkan
proyek tersebut. Jika a menang maka b atau perusahaan lain
pasti tidak menang. Dengan kata lain peristiwa A mencegah
terjadinya peristiwa B dan sebaliknya. Dalam diagram venn
tidak ada daerah yang tumpang tindih seperti pada gambar
5.6.
(3) Dalam ruang sampel hanya ada dua peristiwa yaitu A dan B
yang saling eksklusif. Diagram venn seperti pada gambar 5.7.
A B
A B
A B
∩ perpotongan (intersection)
anggota dari, atau terkandung dalam
mengandung (contains)
Ē komplemen dari E
Kesamaan himpunan
Dua himpunan adalah sama jika dan hanya jika keduanya
mengandung titik-titik sampel yang sama.
A Ø=A
A∩Ø=Ø
A A=A
A∩A=A
A S=S
A∩S=A
Himpunan komplementer
E Ē=S
E∩Ē=Ø
(E) = E
Aturan Komutatif
A B=B A
AB = BA
Aturan Asosiasi
(A B) C=A (B C)
(AB)C = A(BC)
Aturan Distributif
(A ∪ B)C = AC ∪ BC
(AB) ∪ C = (A ∪ C)(B ∪ C)
Aturan menyiratkan ∪ = + dan ∩ = X sehingga aturan aljabar
konvensional juga berlaku terhadapnya. Selain itu ada aturan yang
(A ∪ B)C = (A ∪B) ∪ C = (A B) ∪ C
Contoh:
Suatu rantai terdiri dari dua mata, seperti dalam Gambar 5.8. Jelaslah
bahwa rantai akan putus jika salah satu dari mata rantai tersebut
rontok; sehingga jika E1 = rontoknya mata rantai 1 dan E2 = rontoknya
mata rantai 2 maka:
Putusnya rantai = E1∪E2
Tidak putusnya rantai = E1 ∪ E 2 =Ē1Ē2
mata rantai 1 mata rantai 2
Contoh:
Pemasukan air untuk kota Cindar Bumi datang dari dua sumber A dan
B. Air dialirkan melalui pipa yang terdiri dari cabang 1, 2 dan 3 seperti
pada Gambar 2.7. Misalkan tiap pipa mampu menyediakan air untuk
kota Cindar Bumi tersebut.
Nyatakanlah E1 = rusaknya cabang 1
E2 = rusaknya cabang 2
E3 = rusaknya cabang 3
cabang 1 cabang 2
cabang 3
Kota
terjadi n2 kali (E1 dan E2 adalah saling eksklusif), maka E1 dan E2 akan
terjadi (n1 + n2) kali. Sehingga atas dasar frekuensi relatif diperoleh:
n1 + n 2 n1 n 2
P(E1 ∪ E 2 ) = = +
n n n
= P(E1) + P(E2)
P(E ∪ E) = P(E) + P( E) dan karena E ∪ E = S maka:
Contoh:
Suatu perusahaan kontraktor memulai dua proyek baru –pekerjaan 1
dan pekerjaan 2. waktu penyelesaian untuk masing-masing pekerjaan
memiliki beberapa ketidakpastian: dalam satu tahun, masing-masing
pekerjaan bisa pasti selesai (A), mungkin selesai (B), dan pasti tidak
selesai (C). Nyatakanlah ruang sampel untuk status penyelesaian
pekerjaan 1 dan 2 setelah satu tahun. Jika setiap kemungkinan untuk
kedua pekerjaan tersebut memiliki peluang yang sama untuk terjadi
pada akhir dari satu tahun, berapakah probabilitas bahwa tepat satu
pekerjaan selesai dalam satu tahun?
Jawab:
Ruang sampel diperlihatkan dalam Gambar 2.7 dibawah ini.
AA BA CA
AB BB CB
AC BC CC
Gambar 2.7 Ruang sampel
Karena peristiwa dari persis satu pekerjaan diselesaikan mengandung
titik sampel AB, AC, BA, dan CA, maka probabilitasnya adalah 4 x 1/9
= 4/9.
Konsep Probabilitas Page 14 of 17
Jurusan Teknik Sipil
Diktat Statistik dan
Yosritzal, MT. Fakultas Teknik
Probabilitas
Universitas Andalas
Contoh:
Tinjaulah kembali masalah tiga buldoser sebelumnya. Misal F =
peristiwa buldoser pertama masih beroperasi setelah 6 bulan, dan E =
2 buldoser masih beroperasi setelah 6 bulan. Jika titik sampel
semuanya mempunyai kecendrungan sama untuk terjadi maka
dengan melihat diagram venn pada Gambar 2.8 probabilitas bersyarat
E jika diketahui F adalah: P( E1 F) = 2
4
GGB GGB
GGB GGB
Contoh:
Untuk tujuan disain jalur belok kanan (untuk lalulintas arah timur,
dilakukan 60 pengamatan acak jumlah mobil yang menunggu