Anda di halaman 1dari 6

BAB II

PEMBAHASAN

A. PEER TUTORING MENURUT PARA AHLI


Istilah peer tutoring mengandung makna yang sama dengan tutor teman
sejawat atau peer teaching. Silberman (2006) dalam Iva (2009) menjelaskan
bahwa peer-teaching merupakan salah satu pendekatan mengajar yang
menuntut seorang peserta didik mampu mengajar pada peserta didik lainnya.
Dengan pendekatan peer-teaching mahasiswa dituntut untuk aktif berdiskusi
dengan sesama temannya atau mengerjakan tugastugas kelompok yang
diberikan oleh guru, baik tugas itu dikerjakan di rumah maupun di sekolah.
Boud, Cohen and Sampson's (2001) menjelaskan bahwa apabila peer teaching
menjadi bagian dari proses pembelajaran di sekolah, peserta didik yang
menjadi guru dapat menunjukkan berbagai macam peran seperti: pure teacher,
mediator, work partner, coach, atau role model. Peserta didik yang berperan
sebagai guru dapat menunjukkan hanya satu peran atau beberapa peran
sekaligus tergantung pada tanggungjawab yang diberikan oleh guru. Peserta
didik yang berperan sebagai guru (pure teacher) dapat dilibatkan dalam
penyusunan dan penyampaian informasi dan keterampilan, memberi umpan
balik dan evaluasi kepada peserta didik lain yang menjadi bimbingannya.
Apabila peserta didik yang berperan sebagai guru kurang memiliki otonomi
atau kekuasaan di kelompoknya, guru sejawat (peer tutor) tersebut dinamakan
mediator. Peer tutor berperan sebagai asisten guru apabila selain mengajar
temannya sendiri, dia juga mendapat tugas admninistrasi seperti mengecek
apakah tugas sudah lengkap, tugas apa saja yang masih kurang, menyiapkan
jobsheet, menyiapkan blangko nilai, dll. Peer tutor dapat berperan sebagai
patner kerja (work partner), apabila dilibatkan dalam pekerjaan proyek guru
dan diberi wewenang untuk mengontrol dan memberi bantuan kepada peserta
didik lain supaya hasil kerja memenuhi standar kerja yang tetapkan pada
proyeknya. Peer tutor dapat berperan sebagai coaches, apabila dia bekerja
secara kooperatif dengan cara memberi dorongan kepada peserta didik lain
untuk mengumpulkan tugas, memberi umpan balik secara informal, menulis
tugas yang harus dikerjakan, dll. Peer tutor dapat berperan sebagai model,
apabila dalam proses pembelajaran dia disuruh mendemontrasikan
keterampilanketerampilan yang dimilikinya di hadapan peserta didik yang lain,
atau sebagai contoh dalam mengerjakan atau menjawab soal ujian, misalnya
ujian praktik.1
Tutor sebaya menurut Djamarah dan Zain dikutif (Azimatul dan
Rosijono, 2010:30) adalah pembelajaran yang terpusat pada mahasiswa, dalam
1
“PEER TEACHING METHOD | Riasty Purwandari - Academia.Edu,” accessed March 6, 2019,
http://www.academia.edu/12772100/PEER_TEACHING_METHOD.

3
hal ini mahasiswa belajar dari mahasiswa lain yang memiliki status umur,
kematangan harga diri yang tidak jauh berbeda dari dirinya sendiri. Sehingga
anak tidak merasa begitu terpaksa untuk menerima ide-ide dan sikap dari
gurunya yang tidak lain adalah teman sebayanya itu sendiri dari kedua
pengertian di atas dapat diambil simpulan bahwa pembelajaran tutor sebaya
merupakan pembelajaran yang melibatkan mahasiswa sekelas yang memiliki
kemampuan dan kriteria sebagai tutor untuk membimbing teman lainnya yang
mengalami kesulitan dalam memahami penjelasan dari gurunya.2
Dijelaskan juga oleh Ornstein ct al (2000: 320) “peer tutoring is
assignment of students to help one another on a one to one basis or in small
groups in a variety of situations”. Menurut dia, tutor sebaya adalah
menugaskan seorang mahasiswa untuk menolong temannya. Mahasiswa yang
ditugasi untuk menolong mahasiswa lain (temannya) merupakan mahasiswa
yang sudah paham materi (spesifik) / sudah tahu pelajaran sepenuhnya (tuntas)
dan telah memahami pelajaran yang telah diajarkan akan dipasangkan dengan
mahasiswa yang membutuhkan bantuan. “A student who has mastered specific
material or who has completed a lesson and has shown understanding of the
material is paired whit a student who needs help”.
Sejalan dengan pemikiran yang lain, Orlich et al (1998: 267)
mendefinisikan Tutor sebaya sebagai strategi yang paling sering digunakan
untuk membantu mahasiswa yang mengalami kesulitan belajar atau kesulitan
dalam pengolahan informasi dengan setingankelompok sangat kecil (biasanya
empat atau lebih sedikit) dan berfokus pada kisaran yang sempit bahan.
Dijelaskan juga bahwa strategi tutor sebaya banyak digunakan guru seperti
mata pelajaran membaca, matematika, ekonomi rumah, seni, dan bisnis untuk
instruksi perbaikan. 3
Adapun Kriteria yang harus dimiliki tutor yaitu sebagai berikut :
 Menguasai materi yang ditutorkan dengan baik.
 Terampil membimbing mahasiswa belajar dalam kegiatan tutorial dan
memamfaatkan bahan ajar.
 Dalam tutorial, tutor diharapkan mampu :
- Menggunakan model yang variatif,
- Memberikan respon dan umpan balik sesegera mungkin terhadap tugas
yang dikerjakan mahasiswa,
- Membimbing mahasiswa agar mampu belajar secara efektif,
- Menyediakan waktu untuk mahasiswa berkonsultasi`
2
“METODE TUTOR SEBAYA,” accessed March 6, 2019, http://zakwaan-
priaji.blogspot.com/2013/11/metode-tutor-sebaya.html.
3
Nur Afifah, “STRATEGI PEMBELAJARAN TUTOR SEBAYA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR
MATEMATIKA ANAK BERKESULITAN BELAJAR KELAS IIIA SD NEGERI KEPATIHAN SURAKARTA
TAHUN PELAJARAN 2010/2011” (other, Universitas Sebelas Maret, 2011), https://doi.org/Afifah,
Nur (2011) STRATEGI PEMBELAJARAN TUTOR SEBAYA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR
MATEMATIKA ANAK BERKESULITAN BELAJAR KELAS IIIA SD NEGERI KEPATIHAN SURAKARTA
TAHUN PELAJARAN 2010/2011. Other thesis, Universitas Sebelas Maret.

4
B. METODE BELAJAR PEER TUTORING
Metode tutor sebaya adalah suatu metode pembelajaran yang dilakukan
dengan cara memberdayakan mahasiswa yang memiliki daya serap yang tinggi
dari kelompok mahasiswa itu sendiri untuk menjadi tutor bagi temantemannya,
dimana siswa yang menjadi tutor bertugas untuk memberikan materi belajar
dan latihan kepada teman-temannya (tutee) yang belum faham terhadap materi/
latihan yang diberikan guru dengan dilandasi aturan yang telah disepakati
bersama dalam kelompok tersebut, sehingga akan terbangun suasana belajar
kelompok yang bersifat kooperatif bukan kompetitif.
Pembelajaran dengan metode tutor sebaya memberikan kebebasan kepada
mahasiswa yang menjadi tutor untuk mengembangkan metode dalam
menjelaskan materi kepada teman-temannya. Namun demikian, mereka juga
diberi tanggung jawab oleh dosen agar bisa menjelaskan materi pelajaran pada
teman (tutee) yang masih belum paham, sehingga dalam pelaksanaannya tutor
bisa lebih leluasa dalam menyampaikan materi sesuai dengan keinginan tutee.
Kondisi pembelajaran yang difasilitasi oleh teman sebaya yang akrab akan
membuat tutee mengikuti kegiatan pembelajaran lebih efektif, karena
mahasiswa akan lebih leluasa untuk mengatur waktu pembelajaran, tujuan-
tujuan belajar dan target penguasaan materi yang diharapkan.
Roscoe dan Chi (2007) menjelaskan bahwa dalam pembelajaran dengan
tutor sebaya, seorang tutor diharapkan menggunakan kemampuannya untuk
memberikan pengajaran dan mengarahkan siswa (tutee) untuk mencapai solusi
dan pemahaman sesuai dengan target pembelajaran yang telah ditetapkan.
Selain itu, dalam proses pembelajaran dengan menggunakan metode tutor
sebaya ini terjadi proses membangun dan memberitahukan pengetahuan.
Seorang tutor dalam kelompok akan mendapatkan manfaat ketika dia
memberikan penjelasan kepada tuteenya. Ketika tutor memberikan penjelasan
pada tutee, tutor melakukan pengintegrasian konsep dan prinsip serta
memunculkan ide baru. Selain itu, ketika tutee mengajukan pertanyaan yang
spesifik dan mendalam, hal itu akan mendukung tutee dalam merefleksikan
pengembangan pengetahuan, dimana tutor berperan membantu proses ini
sekaligus juga menguatkan pemahamannya (Chi &Roscoe, 2007; Depaz &
Moni, 2008). Hal inilah yang dapat menyebabkan terjadinya peningkatan skor
skala belajar berdasar regulasi-diri pada kelompok perlakuan.

Pembelajaran peer tutoring dapat dilakukan dengan langkah-langkah


sebagai berikut :
1. Guru menyusun kelompok belajar, setiap kelompok beranggota 3-4 orang
yang memiliki kemampuan beragam. Setiap kelompok minimal memiliki
satu orang peserta didik yang memiliki kemampuan tinggi untuk menjadi
tutor teman sejawat.

5
2. Guru menjelaskan tentang cara penyelesaian tugas melalui belajar kelompok
dengan metode peer teaching, wewenang dan tanggung jawab masing-
masing anggota kelompok, dan memberi penjelasan tentang mekanisme
penilaian tugas melalui peer assessment dan self assessment.
3. Guru menjelaskan materi kuliah kepada semua peserta didik dan memberi
peluang tanya jawab apabila terdapat materi yang belum jelas.
4. Guru memberi tugas dengan catatan peserta didik yang kesulitan dalam
mengerjakan tugas dapat meminta bimbingan kepada teman yang ditunjuk
sebagai tutor/guru.
5. Guru mengamati aktivitas belajar dan memberi penilaian kompetensi.
6. Guru, tutor dan peserta didik memberikan evaluasi proses belajar mengajar
untuk menetapkan tindak lanjut kegiatan putaran berikutnya4

C. PENGAPLIKASIAN PEER TUTORING DALAM PEMBELAJARAN


MATEMATIKA
Pembelajaran berbasis Peer Tutoring dapat digunakan dalam
pembelajaran Matematika, sebab dalam proses pembelajaran terkadang
terdapat mahasiswa yang tidak bisa menangkap penjelasan materi dari guru
dengan baik dan membutuhkan penjelasan tambahan. Dan Peer Tutoring
merupakan salah satu cara yang efektif bagi mahasiswa untuk belajar tanpa
rasa canggung.
Metode tutor sebaya dapat membantu mahasiswa yang kurang aktif
dalam proses pembelajaran menjadi mahasiswa yang aktif karena tidak malu
dalam bertanya maupun memberikan tanggapan kepada tutor atau pengajar
sehingga dengan menggunakan metode pembelajaran tutor sebaya diharapkan
pemahaman mahasiswa dalam materi pokok yang diajarkan baik dalam bidang
matematika itu sendiri maupun bidang lainnya menjadi lebih baik yang
ditandai dengan hasil belajar atau proses pencapaian yang diterima. [ CITATION
Muc18 \l 1057 ]

D. METODE PENILAIAN DALAM PEMBELAJARAN PEER TUTORING


Dalam menilai pembelajaran menggunakan Peer Tutoring maka dapat
dilakukan dengan 2 cara penilaian:
a. Nilai proses, dimana penilaian ini dilakukan dengan menilai proses yang
dilakukan oleh siswa itu sendiri. Penilaian ini terbagi dalam beberapa aspek
penilaian, diantaranya :
1. Keaktivan
2. Kerjasama

4
“PEER TEACHING METHOD | Riasty Purwandari - Academia.Edu.”

6
3. Kreativitas
4. Kesungguhan

N Nama Keaktiv Kerjasam Kreativita Kesunggu Rata-


O an a s han rata

Catatan :
 Skor penilaian 1-10
 Cara menghitung rata-rata
(Nilai hasil/4) x 100
b. Nilai hasil, dilakukan dengan cara menilai hasil belajar siswa dengan
memberikan soal tes atau kuis setelah belajar.

E. KELEBIHAN DAN KEKURANGAN MODEL PEMBELAJARAN PEER


TUTORING
1.) Kelebihan model pembelajaran peer tutoring
Adanya hubungan yang lebih dekat dan akrab dapat meningkatkan
rasa tanggung jawab dan kepercayaan diri.
Bagi tutor pekerjaan tutoring, akan mempunyai akibat memperkuat
konsep yang dibahas.
Bagi tutor merupakan kesempatan untuk melatih diri, memegang rasa
tanggung jawab dalam mengemban suatu tugas, dan melatih
kesabaran.
Memperkuat hubungan sesama siswa sehingga mempertebal perasaan
sosial.
Pengetahuan yang diperoleh biasanya akan lebih lama dan tersimpan
dalam memori siswa.
2.) Kekurangan model pembelajaran peer tutoring

7
Siswa yang dibantu sering kali kurang serius karna berhadapan
dengan temannya sendiri, sehingga hasilnya kurang memuaskan.
Ada beberapa anak yang menjadi malu bertanya karena takut
rahasianya diketahui oleh temannya.
Pada kelas – kelas tertentu pekerjaan tutoring ini sukar dilaksanakan
karena perbedaan kelamin antara tutor dengan siswa yang diberi
program perbaikan.
Bagi guru sukar untuk menemukan tutor yang tepat bagi seseorang
atau beberapa orang siswa yang harus dibimbing.
Tidak semua siswa yang pandai atau cepat waktu belajarnya dapat
mengerjakannya kembali pada kawan – kawannya.

Anda mungkin juga menyukai