Anda di halaman 1dari 20

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji dan syukur penulis sampaikan kepada Allah


Subhanahuwata’ala berkat rahman dan rahim-Nya yang tak terhingga, sehingga
penulis dapat menyelesaikan makalah ini untuk disampaikan sebagai Tugas
kelompok makalah Semester Satu pada Program Studi Pendidikan Bahasa Arab
untuk mata kuliah Civics (Citizenship Education).
Makalah i n i adalah sebuah hasil kajian tentang profil pendidikan
kewarganegaraan di Australia. Kami sadar bahwa makalah ini bersumber dari
literatur yang tidak begitu komplek dan komplit. Tentunya hal itu menimbulkan
banyak kekurangan dan kesulitan dalam penyelesaian makalah.
Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam makalah ini, untuk itu
penulis mengharapkan banyak masukan yang membangun dari para pembaca
untuk menyempurnakan makalah ini. Kami berharap semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi pembaca sekalian. Selamat membaca.
Singkut, 28 November
2019 Hormat

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR……………………………………………………………………1
DAFTAR ISI ……………………………………………………………………………..2
BAB I ……………………………………………………………………………………..3
LATAR BELAKANG …………………………………………………………………...3
TUJUAN …………………………………………………………………………………3
BAB II ……………………………………………………………………………………4
PROFIL AUSTRALIA …………………………………………………………………4
GAMBARAN UMUM PENDIDIKAN DI AUSTRALIA …………………………….6
JENJANG PENDIDIKAN DI AUSTRALIA…………………………………………..7
PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DI AUSTRALIA…………………………9
PKN DALAM PENDIDIKAN FORMAL……………………………………………..10
FASE USIA PEMBELAJARAN PKN ………………………………………………..11
KESIMPULAN ...............................................................................................................15
SUMBER ……………………………………………………………………………….16

2
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sejak munculnya Pendidikan Kewarganegaraan di Amerika tahun 1790an,
Kajian pendidikan kewarganegaraan baik secara teoritis atau praktis semakin
berkembang. Bersamaan dengan globalisasi yang menjadi lahan potensial bagi
perkembangan demokrasi, perkembangan pendidikan kewarganegaraan lebih dari
sekedar wacana akademik. Sebagaimana yang dikatakan Sabatin, Bavis dan
Finkel “the impact of civic education programs on political partisipation and
demokratc ettitudes” (Winatraputra, 2012, h. 1). Oleh karena itu, civic
education menyebar keberbagai negara.
Dalam dokumen Shape of the Australian; Curriculum Civics and
Citizenship Education mendefenisikan Civics and Citizenship Education (CCE)
Australia sebagai: pengetahuan tentang warisan Australia demokratis, lembaga-
lembaga politik, hukum, dan masyarakat. sehingga g e n e r a s i muda dapat
berpartisipasi sebagai warga negara. Hal ini juga mendorong keterampilan,serta
nilai-nilai sebagai warganegara aktif yang akan membantu mereka berpartisipasi
dalam demokrasi Australia.
Beberapa h a l yang telah dijelaskan diatas, itulah yang menjadi
pembahasan kami dalam mengkaji bagaimana profil Pendidikan
Kewarganegaraan di Australia.

B. Tujuan
Tujuan pembuatan makalah ini, adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui latar belakang terbentuknya Pendidikan


Kewarganegaraan di Australia.
2. Untuk mengetahui profil Pendidikan Kewarganegaraan di Australia.

3
BAB II

PROFIL AUSTRALIA

Australia, resminya disebut Persemakmuran Australia, adalah sebuah negara di


belahan selatan yang terdiri dari daratan utama benua Australia, Pulau Tasmania,
dan berbagai pulau kecil di Samudra Hindia, dan Samudra Pasifik
(Department of Immigration and Citizenship, 2007: 8-9).

Pada tahun 1606, imigran Eropa yang datang ke Benua Australia adalah orang-
orang Belanda. Namun di akhir abad ke-18, Inggris menduduki benua ini, dan
menjadikannya sebagai tempat pembuangan para pelaku kriminal. Pada
pertengahan abad ke-19, ditemukan tambang emas di Australia sehingga benua
itu pun ramai didatangi para imigran. Sejak itu pula, mereka memperjuangkan
kemerdekaan untuk mengatur sendiri Australia, terlepas dari kontrol Inggris.
Hingga kini, Australia tergabung dalam Persemakmuran Inggris (Department of
Immigration and Citizenship, 2007: 16-18).

Setelah ditemukan oleh penjelajah Belanda pada 1606, paruh timur Australia
diakui sebagai milik Britania pada 1770, dan mulai diduduki sejak penentuan
koloni tahanan di New South Wales, yang secara resmi didirikan pada 7 Februari
1788 (meskipun kepemilikan formal baru dinyatakan pada 26 Januari 1788).
Populasi bertambah secara statis selama beberapa dasawarsa; benua ini
dijelajahi, dan setelah itu didirikanlah lima Koloni Mahkota lagi, yang
berpemerintahan mandiri (Marsh, 2010: 9).

Pada 1 Januari 1901, kelima koloni ini berubah menjadi federasi, dan
didirikanlah Persemakmuran Australia. Sejak zaman federasi, Australia telah
memelihara sistem politik demokrasi liberal yang stabil, dan menjadi bagian dari
dunia persemakmuran (Statute of Westminster Adoption Act 1942, 2004: 1-5).

Populasi penduduk Australia sebanyak 22 juta jiwa, yang hampir 60%- nya
terpusat atau berada di dekat pusat-pusat pemerintahan negara-negara bagian di
daratan utama; yakni Sydney, Melbourne, Brisbane, Perth, dan Adelaide. Ibu
kota negara ini adalah Canberra, di Teritorial Ibukota Australia. Hampir 56%
populasi Australia menetap di Victoria atau New South Wales, dan hampir 77%
menetap di pantai timur daratan utama (Marsh, 2010: 28-34).
4
Sebagai sebuah negara maju yang makmur, Australia adalah Negara dengan
perekonomian terbesar ketiga belas di dunia. Australia berperingkat tinggi dalam
banyak perbandingan kinerja antarbangsa seperti pembangunan, mutu
kehidupan, perawatan kesehatan, harapan hidup, pendidikan umum,
kebebasan ekonomi, perlindungan kebebasan sipil, dan hak-hak politik (Marsh,
2010: 40-41).

Australia adalah negara monarki konstitusional dengan pembagian kekuasaan


federatif. Pemerintah Australia menganut sistem parlementer dengan Ratu
Elizabeth II sebagai puncak kepemimpinannya. Peran Ratu Elizabeth II sebagai
Ratu Australia merupakan suatu peran yang berbeda dengan kedudukannya
sebagai ratu bagi negara-negara persemakmuran lainnya. Ratu menetap di
Britania Raya, dan dia diwakili oleh utusan yang menetap di Australia (Gubernur
Jenderal pada level federal dan oleh Gubernur pada level negara bagian), yang
menurut konvensi bertindak menurut nasihat menteri-menterinya. Otoritas
eksekutif tertinggi berada pada Konstitusi Australia, tetapi kekuasaan untuk
menjalankan pemerintahan diserahkan kepada Gubernur Jenderal (Department of
Immigration and Citizenship, 2007: 22-23).
Terdapat tiga cabang pemerintahan di Australia yaitu:
1. Legislatif: Parlemen Australia yang terdiri dari Gubernur-Jenderal, Senat,
dan Dewan Perwakilan.
2. Eksekutif: Dewan Eksekutif Federal; praktisnya adalah Gubernur-
Jenderal yang dinasihati oleh Perdana Menteri, dan Menteri-Menteri
Negara.
3. Yudikatif: Mahkamah Agung Australia, dan pengadilan-pengadilan
federal lainnya, yang para hakimnya diangkat oleh Gubernur-Jenderal
berdasarkan nasihat Dewan (Department of Immigration and Citizenship,
2007: 24).
Australia mempunyai parlemen yang bikameral, masing-masing kamarnya adalah Senat,
dan Dewan Perwakilan Rakyat.

5
6
BAB III

PROFIL PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN AUSTRALIA

A. Gambaran Umum Pendidikan di Australia

Deklarasi Melbourne Tentang Tujuan Pendidikan Generasi Muda Austalia


(Melbourne Declaration on Educational Goals for Young Australians)
mengartikulasikan arah masa depan yang konsisten secara nasional dan aspirasi
untuk sekolah Australia yang disepakati oleh Menteri Pendidikan Australia.
Deklarasi Melbourne mengamanatkan dua tujuan penyeluruh untuk sekolah di
Australia yaitu tujuan pertama ialah “Australian schooling promotes equity
and excellence” dan kedua, “All young Australians become successful
learners, confident and creative individuals, and active and informed citizens”.
Pada dua tujuan tersebut tampak bahwa Australia memfokuskan pada
mempromosikan kesetaraan dan keunggulan dan pembangunan pemuda
Australia untuk menjadi pembelajar yang sukses, individu yang percaya diri dan
kreatif, dan warga negara yang aktif dan warga negara yang memiliki atau
menampilkan pengetahuan tentang sebuah subjek atau situasi tertentu (warga
negara yang cerdas informasi) (Ministerial Counscil on Education, Employment,
2008, h. 6–9).
Mencapai tujuan-tujuan pendidikan adalah tanggung jawab bersama dari
pemerintah, sektor sekolah, serta orang tua dan pengasuh Sistem pendidikan di
Australia terbuka untuk semua orang. Australia menawarkan kesempatan bagi
semua kelompok usia, sistem pendidikan yang luas dan beragam.

7
8
1. Jenjang Pendidikan dan Lamanya Waktu yang Dibutuhkan
a. Pre-school (Pra sekolah)
Pra sekolah (kindergarten) untuk anak-anak berusia antara tiga dan lima
tahun. Pra-sekolah biasanya paruh waktu dan tidak wajib. Pra-sekolah
memungkinkan anak-anak yang sangat muda untuk bergaul dengan
rekan-rekan mereka dan menjadi terpisah dari keluarga untuk beberapa
waktu (Australia Gaverment, Departemen of Social Services, 2006).
b. Primary School (Sekolah Dasar)
Primary School (Sekolah Dasar) dimulai dari usia anak sekitar lima
tahun (Breen, 2002, h. 3) dengan studi selama enam sampai tujuh
tahun (dalam Australia Government. Australia Education System, tt.).
SD dimulai untuk sebagian besar anak-anak pada usia lima dan wajib
bagi anak-anak dari warga negara dan penduduk tetap. Delapan tema
membentuk dasar dari belajar di sekolah dasar, yaitu: bahasa Inggris,
Kesehatan dan Pendidikan Jasmani, Bahasa selain bahasa Inggris,
Matematika, Ilmu, Masyarakat dan Lingkungan,Teknologi dan Seni.
Sebagian besar dari pembelajaran sekolah dasar adalah keterampilan
untuk hidup dalam harmoni dengan satu sama lain. Sebagian besar anak-
anak menghadiri sekolah dasar dekat dengan tempat tinggal mereka.
Secara umum, siswa bersekolah 09:00- 15:00 selama 40 minggu setahun.
Siswa harus mengenakan seragam di sebagian besar sekolah.
c. Secondary School (Sekolah Menengah)
Secondary School (Sekolah Menengah) adalah untuk anak-anak berusia 7
(tujuh) atau 8 (delapan) sampai usia 10 (sepuluh) tahun dengan lama studi
3 (tiga) hingga 4 (empat) tahun (Breen, 2002, h. 3; Australia Government.
Australia Education System, tt.). Kebanyakan anak mulai sekolah
menengah segera setelah mereka mencapai usia remaja. Di sekolah
menengah awal, siswa melakukan pelajaran inti seperti bahasa Inggris,
Matematika dan Sains. Mereka j u g a mempelajari lebih banyak mata
pelajaran yang disebut p e l a j a r a n pilihan. Siswa memilih pelajaran
yang bertujuan untuk mempersiapkan studi mereka nanti atau karena
subjek yang mereka pilih menarik bagi mereka. Artinya di sekolah
menengah mereka memilih mata pelajaran yang akan membantu mereka

9
dalam karir masa depan mereka.

10
d. Senior Secondary School (Sekolah Menengah Atas)
Senior Secondary School (Sekolah Menengah Atas), Berjalan selama dua
tahun, pada umur anak 15 dan 17 (Breen, 2003, h. 3; Australia
Government. Australia Education System, tt.).
e. Further Education and Training (Pendidikan Lanjutan dan Pelatihan)
Australia menyediakan berbagai peluang belajar yang berbeda bagi
mereka y a n g meninggalkan sekolah dan juga untuk orang dewasa
yang ingin meningkatkan keterampilan mereka. Dari pelatihan praktis,
keterampilan berbasis kerja d a n penelitian tingkat tinggi. pendidikan
tinggi di Australia merupakan aset berharga bagi pasar tenaga kerja
yang mempromosikan inovasi dalam bidang intelektual, ekonomi,
budaya dan sosial. Selain dapat mengakses layanan pendidikan di
Australia, orang-orang yang berpendidikan dari luar negeri dapat
memperoleh pengakuan dari pelatihan mereka. Ini akan membantu
prospek kerja dan memfasilitasi hubungan budaya dengan negara lain
melalui pendidikan (dalam Australia Government. Australia Education
System, tt.).
f. Technical and Vocational Training (Pelatihan Teknis dan Kejuruan)
Biasanya, kursus Technical and Vocational Training membutuhkan dua
tahun studi. Pendidikan yang diberikan oleh Technical and Vocational
Training mempersiapkan orang untuk bekerja di banyak pekerjaan.
Anda dapat menemukan perguruan tinggi pendidikan kejuruan yang
tersebar di banyak bagian kota-kota besar. Setiap perguruan tinggi
memberikan pilihan kursus. Siswa membayar biaya untuk melakukan
Technical and Vocational Trainig saja. Orang dewasa yang ingin
melakukan studi sekolah semacam ini dapat melakukannya di sebuah
perguruan tinggi pendidikan kejuruan. Dengan cara ini mereka dapat
belajar di waktu dan lokasi yang lebih baik sesuai dengan mereka
(dalam Australia Government. Australia Education System, tt.).

11
g. Workplace Training (Pelatihan Kerja)
Banyak pengusaha y a n g memberikan pelatihan keterampilan kerja di
tempat kerja mereka. Beberapa memberikan pelatihan ini dalam
kemitraan dengan perguruan tinggi. Pelatihan ini membuat para peserta
lebih baik dalam melakukan pekerjaan mereka dan mempersiapkan
mereka untuk bekerja lebih lanjut. Pengusaha biasanya membayar
untuk pelatihan tersebut. Banyak bagian dari industri dan bisnis
memberikan pelatihan kerja yang berkelanjutan bagi karyawan mereka.
Beberapa pelatihan ini dapat dihitung sebagai tahap kualifikasi.
Masyarakat yang tinggal di Australia didorong untuk bergabung dan
mendapatkan pendidikan yang lebih sepanjang hidup mereka (Australia
Gaverment, Departemen of Social Services, 2006).
h. University (Universitas)
Pemerintah federal menyediakan dana untuk universitas di semua negara.
Masing-masing adalah independen dalam pemerintahannya. Mereka
mengatur program dan isi pelajaran mereka. Biasanya, sebuah
universitas memakan waktu tiga atau empat tahun studi. siswa dalam
negeri dapat mengakses pinjaman bantuan dari Kantor Pajak Australia
untuk membayar pendidikan tinggi mereka. Mereka ada di kota-kota
besar dan di daerah daerah di semua negara

B. Pendidikan Kewarganegaraan Australia


Lima dekade pertama setelah kemerdekaan Australia pada 1901-an,
Pendidikan Kewarganegaraan (disingkat PKn) menjadi bagian integral dari
pendidikan Australia (Print, Kennedy, & Hunges, 1997, h. 38). PKn dianggap
mengajar kebajikan sipil dan membentuk warga muda Australia, serta peran
Australia di Kerajaan Inggris, Persemakmuran Inggris; sistem pemerintahan dan
demokrasi; dan mempelajari hal-hal yang lebih praktis seperti tugas pekerjaan
dan rumah. Sejak muculnya kepentingan nasional di kewarganegaraan dan PKn
di akhir 1980-an (Tudball, 2011, h. 269), banyak perdebatan panjang tentang
ruang lingkup, tujuan dan praktek pedagogis di sekolah guna membangun anak
muda untuk terlibat aktif dan diberdayaan sebagai warga negara. Pada saat itu,
PKn menjadi sorotan utama didalam kurikulum (Print et al., 1997, h. 39).

12
PKn di Australia dikonseptualisasikan sebagai seperangkat pengalaman
belajar berbasis sekolah yang membantu mempersiapkan generasi muda untuk
menjadi warga negara efektif. PKn bukanlah subjek independen dalam
kurikulum sekolah tetapi tertanam dalam wilayah mata pelajaran lain, seperti
dalam sejarah, geografi, ilmu sosial, perdagangan dan studi hukum.

1. PKn dalam Kurikulum Formal


Selama dua dekade terakhir di Australia dan internasional, telah terjadi
perluasan konsep, proses, dan praktik di CCE, khususnya penekanan pada
peran siswa untuk menjadi warga negara aktif, baik dalam konten maupun
outcame.
Hal tersebut didasarkan pada tujuan kedua dari pendidikan generasi
muda Australia pada Deklarasi Melbourne (Ministerial Counscil on
Education, Employment, 2008, h. 9), yang menyatakan bahwa generasi muda
Australia harus menjadi aktif dan warga informasi yang:
a. tindakan dengan integritas moral dan etika;
b. menghargai, keragaman budaya, bahasa dan agama sosial Australia, dan
memiliki pemahaman tentang sistem pemerintahan Australia, sejarah,
dan budaya;
c. mengerti dan mengakui nilai budaya adat dan memiliki pengetahuan,
keterampilan, dan pemahaman untuk berkontribusi, dan manfaat dari,
rekonsiliasi antara Adat dan non-Penduduk Asli Australia;
d. berkomitmen untuk nilai-nilai nasional demokrasi, kesetaraan, dan
keadilan, dan berpartisipasi dalam kehidupan sipil Australia;
e. mampu berhubungan dan berkomunikasi lintas budaya, terutama budaya
dan negara-negara Asia;
f. bekerja untuk kebaikan bersama, dalam mempertahankan tertentu dan
meningkatkan lingkungan alam dan sosial;

g. bertanggung jawab warga global dan local

13
2. Fase Usia Pembelajar dan Pembelajaran
Profil CCE dalam kurikulum pendidikan Australia sangat detail sekali,
temasuk juga kurikulum untuk siswa dan pembelajaran pada tingkatan usia
tertentu. Untuk menjelaskan profil ini disadur dari dokumen resmi
pemerintah Australia

dalam Australian Curriculum, Assessment and Reporting Authority


(ACARA). (2012). Shape of the Australian; Curriculum Civics and
Citizenship Education. Sydney: ACARA, penjelasan tersebut sebagai berikut:

a. Primary School (Sekolah Dasar),


Dalam kurikulum Australia, Tidak akan ada kurikulum CCE yang
dikembangkan untuk tahun ke 1 sampai 2. Kurikulum Australia pada tahap
ini memfokuskan pada pengembangan berhitung dan bahasa Inggris yang
dinggap dasar belajar lebih lanjut.

1) Tahun 3 sampai 4 (biasanya anak usia 8-10 tahun)

Pada usia ini, siswa dikembangkan keterampilan dan nilai nilai. Siswa
untuk mengembangkan keterampilannya, siswa dilibatkan secara luas
sejalan dengan ide ide mereka, Siswa diberikan pemahaman dan
mengenali sudut pandang yang berbeda, keterlibatan dalam tanggung
jawab untuk waktu yang cukup lama. Tujuannya agar siswa menjadi
lebih sadar perbedaan dan memanfaatkannya dalam menginformasikan
pemikiran mereka dalam pengambilan keputusan.
2) Tahun 5 sampai 6 (biasanya usia anak 10-12 tahun)
Selama usia ini, siswa terus dikembangkan kesadarannya, mengapresiasi
perbedaan sudut pandang, keadilan dan persahabatan. Siswa semakin
terlibat dalam diskusi tentang konsep kewarganegaraan dan isu-isu
kotemporer tingkat lokal, nasional, regional, dan global, tujuannya
untuk mempertimbangkan mengapa dan untuk siapa keputusan dibuat.
Semuanya bermuara untuk membangun keterampilan sebagai
kewarganegaraan aktif dalam konteks tersebut.

14
b. Secondary School (Sekolah Menengah Pertama)
Transisi dari primary ke secondary school (Sekolah Menengah
pertama), penjelasan ini berkaitan dengan kurikulum CCE untuk Tahun
ke 7 Sampai 10 Sekolah, dimana bertepatan dengan berbagai perubahan
pribadi, biologi dan sosial yang signifikan. Siswa mengembangkan
kecenderungan untuk mempertanyakan konvensi, praktik dan nilai-
nilai.

1 ) Tahun ke 7 sampai 8 sekolah (biasanya anak berumur 12 sampai 14 tahun)

Pada usia ini, siswa dikembangkan kesadaran yang lebih luas, dan perhatian
dengan isu-isu kewarganegaraan di tingkat lokal, nasional, regional dan global.
Siswa dikembangkan kapasitas mereka untuk kemandirian berpikir, aplikasi
keterampian (bertindak) dan memecahkan masalah serta pemahaman tentang
sistem politik dan demokrasi. Siswa diharapkan memiliki kesadaran lebih dari
masalah etika, dan hubungan antara politik, budaya, lingkungan dan
pembangunan.
2) Tahun 9 sampai 10 Sekolah (biasanya usia anak 14 sampai 16 tahun)
Selama usia ini, siswa dikembangkan kesadaran mereka tentang isu-isu
kontemporer dan kompek pada tingkat global, nasional dan masyarakat agar
mengetahui mengapa dan untuk siapa keputusan itu dibuat; kesadaran yang
lebih luas dari identitas individu dan kelompok sipil, hak-hak dan tanggung
jawab menjadi warga negara, dan bagaimana warga dapat mempengaruhi
pemerintah. Pada kognitifnya, siswa dikembangkan pemahaman mereka
tentang lembaga negara dan proses pengambilan keputusan. Siswa dilibatkan
untuk mengkritik masalah, mengumpulkan dan menganalisis data yang
relevan, menghasilkan dan mengkomunikasikan ide-ide, dan menciptakan dan
membangun solusi yang mungkin untuk masalah sipil dan politik.

15
c. Senior Secondary School (biasanya usia anak 16 sampai 18 tahun)
Selama Senior Secondary (Sekolah Menengah Atas), siswa dikembangkan
kesadaran yang lebih luas dari topik yang lebih maju terkait dengan
politik dan hukum, menyelidiki masalah-masalah internasional dan
memahami kompleksitas masalah ini, termasuk isu-isu etis yang terkait.
Siswa diharapkan memiliki perspektif yang lebih global, dengan
pemahaman yang lebih kompleks dalam pengambilan keputusan politik di
tingkat lokal, nasional dan internasional. Pada saat ini siswa akan
mengembangkan keterampilan dan pemahaman yang dicapai pada 10
tahun. Mereka akan memiliki kesempatan untuk: mengembangkan
pengetahuan dan pemahaman tentang sistem hukum dan dasar demokrasi
konstitusional; politik global untuk kontekstualisasi demokrasi Australia;
dan keterampilan untuk secara kritis mengevaluasi isu-isu
kewarganegaraan.

3. Civics and Citizenship and The Cross-curriculum Priorities


CCE di Australia diajarkan dengan pendekatan cross-curricullum,
maksudnya CCE (PKn) tidak diajarkan secara khurus sebagai satu topik
mata pelajaran, melainkan masuk dimasukan kedalam keseluruhan mata
pelajaran keseluruhan atau kelompok mata pelajaran secara sistematik
(Winataputra, 2012, h. 29; 2015, h. 66-67). Dengan pertimbangan ini,
Kurikulum Australia memberikan perhatian khusus kepada tiga prioritas
lintas kurikulum (cross-curricullum)(Australian Curriculum and Reporting
Authority [ACARA], 2012b, h. 15–16), yaitu
a. Aborigin and Torres Strait Islander Histories dan Cultures
Australia memandang penting sejarah dan budaya prioritas Aborigin,
dan kurikulum CCE akan mendorong siswa untuk belajar tentang
cara hukum dan tata kelola Aborigin dan keanekaragaman budaya serta
bagaimana membentuk identitas kewarganegaraan. Oleh karenanya
akan dibangun kurikulum yang mencakup pengalaman sejarah
demokrasi dan kewarganegaraan Australia,yang memberikan
kesempatan bagi siswa untuk meningkatkan pemahaman mereka
tentang budaya Aborigin, sistem politik dan hukum Australia, dan
16
kewarganegaraan.

b. Sustainability (Keberlanjutan)
Kurikulum CCE akan memberikan para siswa dengan pengetahuan dan
keterampilan untuk memahami dan berpartisipasi dalam proses
demokrasi untuk meningkatkan keberlanjutan negara, ditingkat lokal,
nasional, regional dan global, untuk kesejahteraan semua kehidupan di
masa depan.
c. Asia and Australia’s engagement with Asia
Kurikulum CCE Australia mengakui pentingnya kawasan Asia di dunia
saat ini, serta bahwa keterlibatan Australia dengan Asia memiliki
kapasitas untuk membangun pemahaman dan apresiasi keanekaragaman
dalam masyarakat regional dan global yang harmonis. subjek akan
memungkinkan siswa untuk mengeksplorasi kontribusi yang
signifikan.juga mengajarkan bahwa bangsa dan budaya dari kawasan
Asia membuat politik dan sosial Australia di kawasan ini memiliki
dampak pada masyarakat Asia.

17
BAB 1V

PENUTUP

A. Kesimpulan
Deklarasi Melbourne, Desember 2008, Civics and Citizenship Education
(CCE) termasuk didalam wilayah mata pelajaran Humanities and Social Scainces
yang didalamnya terdapat mata pelajaran, sejarah, geograpi, ekonomi, bisnis, dan
Civics and Citizenship. Secara khusus CCE di Australia bertujuan untuk All
young Australians become………. active and informed citizens, dengan 7 (tujuh)
“kompetensi dasar yang harus dikembangkan. CCE dilaksanakan secara cross-
currikulum dimana CCE diajarkan secara terintegrasi kedalam seluruh mata
pelajaran namun memiliki kurikulum prioritas yaitu (1) Aborigin and Torres
Strait Islander Histories dan Cultures, (2) Sustainability, dan (3) Asia and
Australia’s engagement with Asia.
Cakupan CCE terbuka, mewadahi berbagai aspirasi dan melibatkan
berbagai unsur masyarakat lokal, nasional hingga global, kombinasi
pendekatan formal dan informal dengan label “citizenship education”,
menitik beratkan pada partisipasi siswa melalui pencarian isi dan proses
interaktif di dalam kelas, disekolah dan dimasyarakat, hasilnya lebih sukar
dicapai dan diukur karena kompleknya hasil belajar dan kompetensi yang harus
dicapai dan karena bersifat cross-curriculum. Berdasarkan telusuran yang kami
lakukan maka dapat disimpulkan bahwa kecendurungan CCE di Australia adalah
Education for Citizenship. CCE di Australia dapat diidentifikasikan bersifat
Maksimal.

18
SUMBER:
Australia. (tt.). SejarahAustralia. Dalam http://www.australia.com/id-
id/facts/history.html (Online), diakses 20. Maret 2017, pukul 06.58 WIB.
Australia Gaverment, Departemen of Social Services. (2006). Education and
Training dalam https://www.dss.gov.au/our-
responsibilities/settlement- services/education#8 (online). Diakses Pada 20
Maret 2017, Pukul 19:45 WIB.
Australia Government. Australia Education System
Breen, Jim. (2002). Higher Education in Australia: Structure, Policy & Dabate.
Australia: Monash University.
McCarthy, Niall., (2016). Which Nationalities Consider Religion Mosty
Important?. Dalam https://www.statista.com/chart/4189/which-
nationalities-consider- religion-most-important/ (Online), diakses 27 Maret
2017, Pukul 23:10 WIB.
Nur. (tt). How Do Australian Heroes Influence Australian Identity ?.
Dalam
http://users.tpg.com.au/adslsrxj/federation/National_Identity_by_Nur.htm
(Online), diakses 02 April 2019

19
20

Anda mungkin juga menyukai