Anda di halaman 1dari 12

MODUL II

LARUTAN DAN ELIKSIR

I. Teori Dasar
Sistem homogen yang mengandung dua atau lebih zat disebut larutan
(solution). Biasanya larutan dianggap sebagai cairan yang mengandung zat
terlarut, misalnya padatan atau gas. Komponen utama biasanya disebut pelarut
(solvent), dan komponen minornya dinamakan zat terlarut (solute). Pelarut
dipandang sebagai ‘pembawa’ atau medium bagi zat terlarut, yang dapat berperan
serta dalam reaksi kimia dalam larutan atau meninggalkan larutan karena
pengendapan atau penguapan (Oxtoby, 2001 : 153).
Kebanyakan larutan mempunyai salah satu komponen yang  besar jumlahnya.
Komponen yang besar itu disebut pelarut (solvent) dan yang lain disebut solute.
Contohnya satu gram gula dicampur dengan 100 ml air akan membentuk larutan
gula dalam air (Grolier, 2004: 200).
Dalam cairan dan padatan, molekul- molekul saling terikat akibat adanya
tarik-menarik antarmolekul. Gaya ini juga memainkan peranan penting dalam
pembentukan larutan. Bila suatu zat (zat terlarut) larut dalam zat lainnya (pelarut),
partikel zat terlarut akan menyebar ke seluruh pelarut. Partikel zat terlarut ini
menempati posisi  yang biasanya ditempati oleh molekul pelarut. Kemudahan
partikel zat terlarut menggantikan molekul pelarut bergantung pada kekuatan
relative dari tiga jenis  interaksi yaitu interaksi pelarut-pelarut, interaksi zat
terlarut-zat terlarut, dan interaksi pelarut-zat terlarut (Chang, 2005 : 4).
Dalam ilmu kimia pengertian larutan ini sangat penting karena hamper semua
reaksi kimia terjadi dalam larutan. Laruatn dapat didefinisikan sebagai campuran
serba sama dan berdiri sendiri. Disebut campuran karena terdapat
molekul,atom,ion dari dua zat atau lebih (Marratin,2008).
Larutan juga daapat digunakan sebagai bahan industry baik industry nuklir
maupaun lain sebagainya. Larutan sebagai bahan industry dapat dilakukan dengan
membuat umpan melalui metode re-ekstraksi, dimana hal ini bertujuan untuk
mengetahui pengaruh kecepatan waktu terhadap efisiensi dan koefisien
distibusi(Mulyono, 2007).
Eliksir adalah larutan oral yang mengandung etanol 90% yang berfungsi
sebagai kosolven (pelarut) dan untuk mempertinggi kelarutan obat. Kadar etanol
berkisar antara 3% dan 4% dan biasanya eliksir mengandung etanol 5-10%
(Syamsuni, 2006: 118).
Menurut Sulistyowati (2010: 7), eliksir adalah suatu larutan alkoholis dan
diberi pemanis, mengandung obat dan diberi bahan pembau. Sedangkan, menurut
Dirjen POM (1978: 313), eliksir adalah sediaan berupa larutan yang mempunyai
rasa dan bau sedap, mengandung selain obat, juga zat tambahan seperti gula atau
zat pemanis lainnya, zat pengawet, zat warna, dan zat wewangi, digunakan untuk
obat dalam.
Eliksir adalah larutan hidroalkohol yang jernih dan manis dimaksudkan untuk
penggunaan vital dan biasanya diberi rasa untuk menambah kelezatan. Eliksir
bukan obat yang digunakan sebagai pembawa tetapi eliksir obat untuk efek terapi
dari senyawa obat yang dikandungnya (Ansel, 2008: 341).
Eliksir merupakan sediaan yang hidroalkohol maka dapat menjaga
obat baik yang larut dalam air etanol dalam larutan eliksir. Kadar etanol berkisar
antara 3% sampai 44% dan biasanya eliksir mengandung etanol 5-10% (Anief,
1993: 128).

II. Data preformulasi Zat Aktif


a.       Dekstrometorphan (Farmakope Indonesia IV hal 298)
      Warna                    : putih sampai agak kuning
Rasa                      : pahit
·         Bau                        : tidak berbau
·         Pemeriaan              : serbuk hablur, hampir putih sampai agak kuning,

  tidak berbau
·         Polimorfisme         : -
·         Ukuran partikel     : -
·         Kelarutan              : praktis tidak larut dalam air
·         Titik lebur              : 109,50 dan 112,50
·         pKa / pKb             : -
·         Bobot jenis            : 271,4
·         pH larutan             : 5,2 dan 6,5
·         Stabilitas               : mudah terurai dengan adanya udara dari luar,
pada
  suhu 400C  mudah terdegradasi
·         Inkompatibilitas    : Obat-obat inhibitor MAO, Obat-obat
psikotropika,
  depresan, SSP, Obat-oabat inhibitor selektif

b.      Paracetamol (Farmakope Indonesia III hal 37)


·         Warna                    : putih
·         Rasa                      : sedikit pahit
·         Bau                        : tidak berbau
·         Pemeriaan              : serbuk hablur, putih,tidak berbau, rasa sedikit
pahit
·         Polimorfisme         : -
·         Ukuran partikel     : -
·         Kelarutan              : larut dalam 70 bagian air, dalam 7 bagian etanol
(95%) P, dalam 13 bagian aseton P, dalam 40
bagian gliserol P dan dalam 9 bagian propilenglikol
P, larut dalam larutan alkali hidroksida.
·         Titik lebur              : antara 1680 dan 1720
·         pKa / pKb             : pKa 9,5 pada 25°C
·         Bobot jenis            : 271,4
·         pH larutan             : 5,2 dan 6,5
·         Stabilitas               : Peningkatan suhu dapat mempercepat degradasi
  obat
·         Inkompatibilitas    : Tidak bercampur dengan senyawa yang memiliki
  ikatan hidrogen dan beberapa antasida.

III.       Data Preformulasi Zat Tambahan


a.       Sirupus simplex (Farmakope Indonesia III hal 567)
·         Warna                    : tidak berwarna
·         Rasa                      : manis
·         Bau                        : tidak berbau
·         Pemeriaan              : cairan jernih, tidak berwarna
·         Polimorfisme         : -
·         Ukuran partikel     : -
·         Kelarutan              : larut dalam air, mudah larut dalam air mendidih,
  sukar larut dalam eter
·         Titik lebur              : 1800
·         pKa / pKb             : -
·         Bobot jenis            : 1,587 gram/mol
·         pH larutan             : -
·         Stabilitas               : ditempat sejuk
·         Inkompatibilitas    : -
·         Kegunaan              : sebagai pemanis

II.2.3   Aqua Destilata (Dirjen POM, 1979: 96; Rowe et al, 2009: 766)
            Nama resmi                 :   AQUA DESTILLATA
            Nama lain                    :   Air suling
            Rumus Molekul          :   H2O
            Berat Molekul             :   18,02 g/mol

H–O–H
            Rumus struktur           :
            Pemerian                     :  Cairan jernih, tidak berwarna, tidak mempunyai
rasa, tidak berbau.
            Khasiat                        :   Pelarut.
            Kegunaan                    :   Zat tambahan
            Penyimpanan              :   Dalam wadah tertutup baik.
II.2.4   Gliserol (Dirjen POM, 1979: 271; Rowe, 2009: 283)
            Nama resmi                 :   GLYCEROLUM
            Nama lain                    :   Glicerol, Glycerine, Glycerolum.
            Rumus molekul           :   C3H8O3
            Berat molekul             :   92,10 g/mol
            Rumus Struktur          :  
          

            Pemerian                     :   Cairan seperti sirup; jernih, tidak berwarna; tidak
berbau; manis diikuti rasa hangat. Higroskopik.
Jika disimpan beberapa lama pada suhu rendah
dapat memadat membentuk massa hablur tidak
berwarna yang tidak melebur hingga suhu
mencapai lebih kurang 200.
            Kelarutan                    :  Dapat campur dengan air, dengan etanol (95%)
P,67565 praktis tidak larut dalam kloroform P,
dalam eter P dan dalam minyak lemak.
            Khasiat                        :  Pelarut.
            Kegunaan                    :  Membantu meningkatkan kelarutan.
            Penyimpanan               : Dalam wadah tertutup baik.
II.2.5   Methyl Paraben (Dirjen POM, 1995: 551; Rowe et al, 2009: 442; IAI,
2013: 93)
            Nama resmi                 :   METHYLIS PARABENUM
            Nama lain                    :   Metil paraben
            Rumus molekul           :   C8H8O3
            Berat molekul             :   152,15 g/mol
            Rumus struktur           :  

            Pemerian                     : Hablur kecil, tidak berwarna atau serbuk hablur


putih, tidak berbau atau berbau khas lemah,
mempunyai sedikit rasa terbakar.        
            Kelarutan                    :   Sukar larut dalam air, dalam benzene, dan dalam
karbon tetraklorida. Mudah larut dalam etanol dan
eter.
            Khasiat                        :   Antimikroba (membunuh mikrobakterium).
            Kegunaan                    :   Zat tambahan dan pengawet.
            Penyimpanan               : Dalam wadah tertutup baik.

e.       Sukrosa (Handbook of Pharmaceutical Excipients edisi 5  hal 744-747)


·         Warna                    : tidak berwarna
·         Rasa                      : manis
·         Bau                        : tidak berbau
·         Pemeriaan              : kristal, tidak berwarna atau serbuk kristal putih,
  tidak berbau dan rasa manis.
·         Polimorfisme         : -
·         Ukuran partikel     : -
·         Kelarutan              : air (1:0,5), air 100°C (1:0,2), etanol 95% (1:170)
·         Titik lebur              : 0 dan 1790
·         pKa / pKb             : -
·         Bobot jenis            : -
·         pH larutan             : -
·         Stabilitas               : stabil pada suhu ruang dengan kelembaban relatif
sedang, dapat mengabsorpsi hingga 1% lembab
yang dilepaskan pada  pemanasan  900C.  Larutan 
sukrosa  dapat  menjadi  tempa tpertumbuhan bagi
mikroorganisme namun pada konsentrasi di atas
60%b/b dapat menghambat pertumbuhan
mikroorganisme, dapat terbentuk gula invert pada
suhu 110-1450C. Sebaiknya disimpan dalam wadah
tertutup baik di tempat dingin dan kering.
·         Inkompatibilitas    : serbuk  sukrosa  dapat  terkontaminasi  oleh 
sesepora logam berat yang cenderung tidak
tercampurkan dengan bahan aktif, misal asam
askorbat. Sukrosa tidak tercampurkan dengan
aluminium. Dapatmembentuk gula invert bila
dicampurkan dengan asam pekat/encer.
·         Kegunaan              : Pemanis

f.       Etanol (Farmakope Indonesia edisi IV. 1995. Hal : 63)


·         Warna                    : tidak berwarna
·         Rasa                      : panas
·         Bau                        : khas
·         Pemerian               : cairan jernih
·         Polimorfisme         : mudah menguap
·         Ukuran partikel     :
·         Kelarutan              : sangat mudah larut dalam air, kloroform, dan eter
·         Titik didih             : 78°C
·         pKa / pKb                         : -
·         Bobot jenis            : 0,815gr-0,813gr
·         pH larutan                         :
·         Stabilitas               : mudah menguap, terbakar, mudah rusak adanya
  cahaya
·         Inkompatibilitas    : -
·         Kegunaan              : sebagai pelarut campur
  Propilenglikol (Dirjen POM, 1979: 534; Rowe et al, 2009: 594; IAI, 2013: 93)
            Nama resmi                 :   PROPYLENGLYCOLUM
            Nama lain                    :   Propilenglikol
            Rumus molekul           :   C3H802
            Berat molekul             :   76,10 g/mol
            Rumus struktur           :

            Pemerian                     :   Cairan kental, jernih, tidak berwarna, tidak


berbau, rasa agak manis, dan higroskopis.
            Kelarutan                    :   Dapat bercampur dengan air, dengan etanol
(95%) P dan dengan kloroform P, larut dalam 6
bagian eter P, tidak dapat campur dengan eter
minyak tanah P dan dengan minyak lemak.
            Khasiat                        :   Antimikroba (menghambat atau membunuh
mikroorganisme) dan desinfektan (membunuh
kuman penyebab penyakit).
            Kegunaan                    :   Zat tambahan dan pelarut.
            Penyimpanan              :   Dalam wadah tertutup baik.

IV. Alat dan Bahan


Alat Bahan

1. Batang pengaduk 1. Aquadest


2. Beaker Glass 2. Dextrometorphan
3. Botol 100 ml 3. Metil paraben
4. Corong kaca 4. Sirupus simplex
5. Gelas ukur
6. Kertas saring
7. Perkamen
8. Spatel
9. Timbangan
10. pH indikator
11. Piknometer

V. Perhitungan dan Penimbangan


Perhitungan larutan :

Perhitungan eliksir :

Penimbangan larutan :
No Nama zat Konsentrasi Vol. Untuk Vol. Untuk
100 ml 500 ml
1. Dextrometorphan HBr 10 mg/5 ml 0,2 g 0,2g x 5= 1 g
2. Metil paraben 0,18% 0,18 g 0,9 g
3. Sirupus simpleks 10% 10 ml 50 ml
-sukrosa 65 % - -
-aquadest 35% - -
4. Aquadest ad. 100 ml ad. 100 ml ad. 500 ml
Penimbangan eliksir :
No Nama zat Konsentras Vol. Untuk 100 ml Vol. Untuk
i 200 ml
1. Paracetamol 120 mg/5 120mg 2.4g x 2= 4,8
ml 5ml g
x 100 ml = 2,4 gram
2. Propilenglikol 44,4 44
100
44,4 x 2 =
x 100 = 44,4 ml
88,88
3. Aquadest Ad 100

VI. Prosedur
Prosedur larutan :
Ditimbang dekstrometrophan HBr 1 gram dan metil paraben 0,9 gram, kemudian
di didihkan air secukupnya untuk pelarut, disiapkan 5 botol lalu kalibrasi 100 ml
masing-masing botol, lalu dimasukan dextrometorphan sebanyak 200 mg/ml dan
larutkan di beker glass dengan air yg sudah dididihkan secukupnya sampai larut
kemudian dimasukan kedalam botol, lalu dimasukan metilparaben dengan cara
yang sama seperti dextrometorphan, kemudian dimasukan 10 ml sirupus simplex
dan genapkan dengan air sampai tanda kalibrasi. diulangi kepada setiap botol.

Prosedur eliksir :
Ditimbang paracetamol 2,4 gram sebanyak 2 kali. Ditimbang 600 mg untuk
dititrasi dengan etanol sampai larutan bening volume yang didapat 8,9 ml.
Disiapkan 2 botol lalu dikalibrasi 100 ml masing-masing botol, pada botol
pertama parecetamol digerus di mortir lalu dilarutkan di beker glass lalu
ditambahkan dengan gliserin kemudian dimasukkan ke dalam botol lalu
ditambahkan air sampai tanda kalibrasi. Pada botol kedua parecetamol digerus
dimortir lalu dilarutkan dengan pelarut campur ( air + gliserin) kemudian
dimasukan ke dalam botol lalu dimasukkan air sampai tanda kalibrasi.
VII. Hasil Pengamatan
hasil pengamatan larutan :
Sediaa Bau Warna Rasa pH kejernihan viskosit Bj Volume
n as terpindahk
larutan an

1 Tidak Jernih Manis 7 Jernih 0,017 1,031 100 ml


bau
2 Tidak Jernih Manis 7 Jernih 0,017 1,031 100 ml
bau
3 Tidak Jernih Manis 7 Jernih 0,018 1,031 100 ml
bau
4 Tidak Jernih Manis 7 Jernih 0,019 1,033 100 ml
bau
5 Tidak Jernih Manis 7 Jernih 0,017 1,03 100 ml
bau

hasil pengamatan eliksir :


Sediaa Bau Warna Rasa pH kejernihan viskosit Bj Volume
n as terpindahk
larutan an

1 Bau khas Jernih Pahit 7 Jernih 0,022 1,035 98 ml


3
2 Bau khas Jernih Pahit 7 Jernih 0,022 1,036 100 ml
9
VIII. Pembahasan dan usulan formula
IX. Kesimpulan
X. Daftar Pustaka

 Chang, Raymond. 2004. Kimia Dasar Jilid 2. Jakarta: Erlangga.


 Grolier. 2004. Ilmu Pengetahuan Populer. Jakarta: PT. Ikrar Mandiri.
 Marratin,MR.2008. pembuatan larutan dan standrisasinya. Stafa pengajar
Universitas Seranbi Mekah.
 Mulyono.2007. pembuatan larutan umpan prosespengendapan Zr(OH)4
menggunakan metode re-ekstraksi:STTNAS-BATAM.
 Oxtoby, David W. 2001. Prinsip – Prinsip Kimia Modern. Jakarta:
Erlangga. 

Anda mungkin juga menyukai