Anda di halaman 1dari 5

larutan

I. Data Preformulasi Zat Aktif


a. Dextrometorphan (Dirjen POM, 1979:206)
Pemerian : serbuk hablur, hampir putih sampai agak kuning, pahit,
tidak berbau
Kelarutan : praktis tidak larut dalam air
Titik lebur : 109,50 dan 112,50
Bobot jenis : 271,4
pH larutan : 5,2 dan 6,5
Stabilitas : mudah terurai dengan adanya udara dari luar, pada suhu
400C mudah terdegradasi
Inkompatibilitas : obat-obat inhibitor MAO, Obat-obat psikotropika,
depresan, SSP, Obat-oabat inhibitor selektif\
Kegunaan : antitusif

II. Data Preformulasi Zat Tambahan


a. Sirupus simplex (Dirjen POM, 1979:567)
Pemerian : cairan jernih, tidak berwarna, manis, tidak berbau
Kelarutan : larut dalam air, mudah larut dalam air mendidih, sukar larut
dalam eter
Titik lebur : 1800
Bobot jenis : 1,587
Stabilitas : ditempat sejuk
Inkompatibilitas : bubuk sukrosa akan terkontaminasi dengan adanya logam
berat yang akan berpengaruh terhadap zat aktif, dapat bereaksi dengan tutup
alumunium
Kegunaan : sebagai pemanis

b. Metil Paraben (Dirjen POM, 1995:551 , Handbook of Pharmaceutical


Excipients hal 390)
Pemerian : serbuk hablur, tidak bewarna, mempunyai sedikit rasa
terbakar, tidak berbau atau berbau khas lemah
Kelarutan : sukar larut dalam air, sukar larut dalam benzena,
sukar larut dalam tetraklorida, mudah larut dalam etanol, dan eter.
Titik lebur : 1250 dan 1280
pKa / pKb : pKa = 8,4 pada 220C
Bobot jenis : 1,252
pH larutan :3–6
Stabilitas : mudah terurai oleh cahaya
Inkompatibilitas : dengan senyawa bentonite, magnesium trisiklat, talk,
tragakan, sorbitol, atropin.
Kegunaan : sebagai pengawet
c. Propil Paraben (Dirjen POM, 1995:527 , Handbook of Pharmaceutical
Excipients hal 526 )
Pemerian : serbuk putih atau hablur kecil, tidak berwarna, tidak berasa,
tidak berbau
Kelarutan : sangat sukar larut dalam air, mudah larut dalam etanol dan
eter, sukar larut dalam air mendidih.
Titik lebur : antara 950 dan 980
pKa / pKb : pKa 8,4 pada 22C
Bobot jenis : 180,21 g/mol
pH larutan : 4-8
Stabilitas : kelarutan dalam air pada pH 3-6 bisa disterilkan dengan
autoclaving tanpa mengalami penguraian, pada pH 3-6 kelarutan dalam air stabil
(penguraian kecil dari 10%)
Inkompatibilitas : dengan senyawa magnesium trisiklat, magesium silikat.
Kegunaan : sebagai pengawet

d. Aquadest (Dirjen POM, 1979:96)


Pemerian : cairan jernih, tidak berwarna, tidak berbau, tidak berasa
Titik lebur : 00 dan 1000 untuk titik didih
Bobot jenis : 0,997
Stabilitas : secara kimiawi air dapat stabil terhadap semua bentuk fisik
(es, cair, uap), dilindungi terhadap kontaminan ion, organik, dan masuknya fisik
partikel asing dan mikroorganisme
Inkompatibilitas : dapat bereaksi dengan obat dan eksipien lain yang rentan
terhadap hidrolisis pada suhu kamar dan tinggi. air dapat bereaksi dengan logam
alkali dan garam anhidrat dan bahan organik tertentu.
Kegunaan : zat tambahan
eliksir

I. Data Preformulasi Zat Aktif


a. Paracetamol (Dirjen POM, 1979:37)
Pemerian : serbuk hablur, putih, pahit
Kelarutan : larut dalam 70 bagian air, 7 bagian etanol (95%)p, 13
bagian aseton p, 40 bagian gliserol p dan 9 bagian dalam propilenglikol p.
Titik lebur : 1690 dan 1720
Bobot jenis : 271,4
pH larutan : 5,2 dan 6,5
Stabilitas : peningkatan suhu dapat mempercepat degradasi obat
terhadap cahaya
Inkompatibilitas : tidak bercampur dengan senyawa yang memiliki ikatan
hidrogen dan beberapa antasida
Kegunaan : antipiretik

II. Data Preformulasi Zat Tambahan


a. Aethanolum (Dirjen POM, 1979:65)
Pemerian : cairan tidak berwarna, jernih, mudah menguap dan
bergerak, bau khas, rasa panas mudah terbakar dengan memberikan warna biru
Kelarutan : sangat mudah larut dalam air, kloroform p dan eter p
Titik lebur : 140 dan 78,150 untuk titik didih
Bobot jenis : 0,811 – 0,8130 g
Stabilitas : dapat disterilkan dengan autoklaf atau filtrasi dan harus
disimpan dalam wadah kedap udara
Inkompatibilitas : dalam kondisi asam dapat bereaksi dengan bahan
pengoksidasi campuran dengan alkali dapat menyebabkan perubahan warna karena
reaksi dengan jumlah sisa aldehid etanol juga inkompatibilitas dengan wadah
alumunium
Kegunaan : pelarut

b. Gliserin (Dirjen POM, 1979:271)


Pemerian : cairan seperti sirup, jernih tidak berwarna, tidak berbau,
manis diikuti rasa hangat
Kelarutan : dapat bercampur dengan air dan etanol, praktis tidak larut
dalam kloroform p.
Titik lebur : 200 dan 2900 untuk didih
Bobot jenis : 1,25
Stabilitas : bersifat higroskopis, tidak mudah mengalami oksidasi
Inkompatibilitas : mudah meledak jika dicampur dengan zat pengoksidasi
kuat seperi kalium permanganas. dalam larutan encer reaksi berlangsung pada
tingkat yang lambat
Kegunaan : zat tambahan
c. Propilenglikol (Dirjen POM, 1995:712, excipient edisi 6 hal. 592)
Pemerian : cairan kental, jernih, tidak berwarna, tidak berbau, rasa
agak manis
Kelarutan : dapat bercampur dengan air, etanol 95% p, dan kloroform
p. larut dalam 6 bagian eter
Titik lebur : -96,70 dan 118,50 untuk didih
Bobot jenis : 1,04
Stabilitas : propilenglikol stabil secara kimiawi bila dicampur dengan
etanol 95%, propilenglikol bersifat higroskopis, wadah tertutup, terlindung dari
cahaya, dan ditempat sejuk dan kering
Inkompatibilitas : tidak sesuai dengan pengoksidasi seperti kalium
permanganat
Kegunaan : pelarut, antimikroba

d. Aquadest (Dirjen POM, 1979:96)


Pemerian : cairan jernih, tidak berwarna, tidak berbau, tidak berasa
Titik lebur : 00 dan 1000 untuk titik didih
Bobot jenis : 0,997
Stabilitas : secara kimiawi air dapat stabil terhadap semua bentuk fisik
(es, cair, uap), dilindungi terhadap kontaminan ion, organik, dan masuknya fisik
partikel asing dan mikroorganisme
Inkompatibilitas : dapat bereaksi dengan obat dan eksipien lain yang rentan
terhadap hidrolisis pada suhu kamar dan tinggi. air dapat bereaksi dengan logam
alkali dan garam anhidrat dan bahan organik tertentu.
Kegunaan : zat tambahan

alat dan bahan

a. alat

- gelas kimia

- gelas ukur

- batang pengaduk

- corong

- botol 100 ml

- timbangan digital

- viskometer
- indikator pH

b. bahan

- dextrometrophan HBr

- metil paraben

- propil paraben

- s. simplex

- aquadest

dapus

Departemen kesehatan RI,1979, Farmakope indonesia, Edisi III, Jakarta

Departemen kesehatan RI,1995, Farmakope indonesia, Edisi IV, Jakarta

Kibbe, orthur H, 2000. Hand book of pharmaceutical excipient, edisi III. Penerbir:

Pharmaceutical Press. USA.

Anda mungkin juga menyukai