Revisi LP Dan Askep DBD (Friska Amelia)
Revisi LP Dan Askep DBD (Friska Amelia)
A
DENGAN DIAGNOSA MEDIS DEMAM BERDARAH DENGUE
DI RUANG FLAMBOYANT RSUD DR. DORIS
SYLVANUS PALANGKA RAYA
OLEH :
Pembimbing Akademik
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan
rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya untuk dapat menyelesaikan Laporan
dengan baik meskipun banyak kekurangan didalamnya. Saya berharap laporan
pendahuluan penyakit ini dapat berguna dan menambah wawasan serta pengetahuan.
Menyadari sepenuhnya bahwa di dalam laporan pendahuluan penyakit ini
terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna oleh sebab itu berharap adanya
kritik, saran dan usulan demi perbaikan laporan pendahuluan. Semoga laporan
sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya. Sebelumnya saya
mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan saya
memohon kritik dan saran yang membangun demi perbaikan
1
2
merupakan sarana untuk membuang sisa-sisa metabolism dari sel- sel ginjal, paru-
paru dan kulit yang merupakan tempat ekskresi pembuluh darah, dan darah.
1.1.2.1 Jantung.
Jantung merupakan sebuah organ yang terdiri dari otot. Otot jantung
merupakan jaringan istimewa karena kalau dilihat dari bentuk dan susunannya sama
dengan otot serat lintang, tetapi cara bekerjanya menyerupai otot polos yaitu diluar
kemauan kita.
Bentuk jantung menyerupai jantung pisang, bagian atasnya tumpul (pangkal
jantung) dan disebut juga basis kordis. Disebelah bawah agak runcing yang disebut
apeks cordis. Letak jantung didalam rongga dada sebelah depan, sebelah kiri bawah
dari pertengahan rongga dada, diatas diagfragma dan pangkalnya terdapat dibelakang
kiri antara kosa V dan VI dua jari dibawah papilla mamae. Pada tempat ini teraba
adanya denyut jantung yang disebut iktus kordis. Ukurannya lebih kurang sebesar
genggaman tangan kanan dan beratnya kira-kira 250-300 gram.
1.1.2.2 Pembuluh Darah
Pembuluh darah ada 3 yaitu :
1) arteri
Arteri merupakan pembuluh darah yang keluar dari jantung yang
membawa darah keseluru bagian dan alat tubuh. Pembuluh darah arteri
yang paling besar yang keluar dari ventrikel sinistra disebut aorta. Arteri ini
mempunyai dinding yang kuat dan tebal tetapi sifatnya elastic dan terdiri
dari 3 lapisan.
Arteri yang paling besar didalam tubuh yaitu aorta dan arteri pulmonalis,
garis tengahnya kira-kira 1-3 cm. arteri ini mempunyai cabang-cabang
keseluruhan tubuh yang disebut arteriola yang akhirnya akan menjadi
pembuluh darah rambut (kapiler). Arteri mendapat darah dari darah yang
mengalir didalamnya tetapi hanya untuk tunika intima. Sedangkan untuk
lapisan lainnya mendapat darah dari pembuluh darah yang disebut vasa
vasorum.
3
2) Vena
Vena (pembuluh darah balik) merupakan pembuluh darah yang membawa
darah dari bagian/alat-alat tubuh masuk ke dalam jantung. Tentang bentuk
susunan dan juga pernafasan pembuluh darah yang menguasai vena sama
dengan pada arteri. Katup-katup pada vena kebanyakan terdiri dari dua
kelompok yang gunanya untuk mencegah darah agar tidak kembali lagi.
Vena-vena yang ukurannya besar diantaranya vena kava dan vena
pulmonalis. Vena ini juga mempunyai cabang tang lebih kecil yang disebut
venolus yang selanjutnya menjadi kapiler.
3) Kapiler
Kapiler (pembuluh darah rambut) merupakan pembuluh darah yang sangat
halus. Diameternya kira-kira 0,008 mm. Dindingnya terdiri dari suatu
lapisan endotel. Bagian tubuh yang tidak terdapat kapiler yaitu; rambut,
kuku, dan tulang rawan. Pembuluh darah rambut/kapiler pada umumnya
meliputi sel-sel jaringan. Oleh karen itu dindingnya sangat tipis maka
plasma dan zat makanan mudah merembes ke cairan jaringan antar sel.
1.1.2.3 Darah
Darah adalah jaringan cair dan terdiri dari dua bagian: bagian cair disebut
plasma dan bagian padat disebut sel darah. Warna merah pada darah keadaannya
tidak tetap bergantung pada banyaknya oksigen dan karbon dioksida didalamnya.
Darah yang banyak mengandung karbon dioksida warnanya merah tua. Adanya
oksigen dalam darah diambil dengan jalan bernafas dan zat ini sangat berguna pada
peristiwa pembakaran/metabolisme didalam tubuh. Pada tubuh yang sehat atau orang
dewasa terdapat darah seanyak kira-kira 1/3 dari berat badan atau kira-kira 4 sampai 5
liter. Keadaan jumlah tersebut pada tiap-tiap orang tidak sama, bergantung pada
umur, pekerjaan, keadaan jantung atau pembuluh darah.
Fungsi darah: 1. Sebagai alat pengangku
2. Sebagai pertahanan tubuh terhadap serangan penyakit dan racun
dalam tubuh dengan perantaraan leukosit dan antibody/zat-zat
antiracun.
4
3. Mengatur panas keselurh tubuh.
Adapun proses pembentukan sel dara terdapat tiga tempat yaitu: sumsung
tulang, hepar, dan limpa.
1.1.3 Etiologi
Penyebab terjadinya DBD adalah virus dengue yang termasuk dalam genus
Flavivirus grup family Togaviridae. Virus ini mempunyai ukuran diameter sebesar 30
nm dan terdiri dari 4 serotip yaitu dengue (DEN) 1, (DEN) 2, (DEN) 3, dan (DEN) 4.
DBD ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus. Pada
suhu 30o C nyamuk memerlukan waktu lama 8-10 hari untuk menyelesaikan masa
inkubasi ekstrinsik dari lambung sampai kelenjar ludah nyamuk. Sebelum demam
muncul pada penderita yang telah terinfeksi, virus sudah terlebih dahulu berada
dalam darah selama 1-2 hari. Selanjutnya selama 4-7 hari penderita berada dalam
kondisi viremia. Nyamuk Aedes aegypti memiliki kebiasaan hinggap pada pakaian
yang bergantungan di kamar dan mengigit atau menghisap darah pada siang hari
dengan waktu puncak gigitan pukul 09.00-11.00 dan pukul 16.00-17.00. nyamuk
jantan tidak dapat mengigit dan meghisap darah, melainkan hidup dari sari bunga
tumbuh-tumbuhan (Mharsell, 2009).
1.1.4 Klasifikasi
Derajat penyakit DBD diklasifikasikan dalam 4 tingkatan, menurut Kemenkes
(2011):
1.1.4.1 Derajat 1
Demam dan satu-satunya manifestasi pendarahan adalah uji tourniquet
positif.
1.1.4.2 Derajat 2
Terdapat perdarahan spontan antara lain perdaran di kulit (petekie),
pendarahan gusi, epitaksis atau pendarahan lain. (menstruasi berlebihan,
pendarahan saluran cerna).
1.1.4.3 Derajat 3
5
Derajat I atau II disertai kegagalan sirkulasi, yaitu nadi cepat dan
lambat, tekanan nadi menurun (<20 mmHg) atau hipotensi disertai kulit
dingin,lembab, dan menjadi gelisah.
1.1.4.4 Derajat 4
Seperti derajat III disertai syok berat (profound syok), nadi tidak teraba
dan tekanan darah tidak dapat diukur
1.1.5 Patofisiologi
Infeksi virus dengue, akan mengeluarkan toksin, reaksi imunologis,
trombositoposis destruksi trombosit dalam darah naik.
Saat virus mengeluarkan toksin dapat melepaskan pirogen ke dalam darah
yang menstimulasi pusat termoregulasi (Hipothalamus) dan mengirim impuls ke
pusat vasomotor sehingga menyebabkan peningkatan suhu tubuh. Dari peningkatan
suhu tubuh tersebut terjadi kesalahan interpretasi dan mukosa mulut/lidah kotor dan
tidak nyaman. Kesalahan interpretasi tersebut dikarenakan kurang pengetahuan dan
membutuhkan hospitalisasi sehingga menyebabkan ansietas (kecemasan), sedangkan
dari mukosa yang kotor menyebabkan mual muntah atau anoreksia sehingga intake
nutrisi tidak adekuat yeng kemudian bisa terjadi penurunan daya tahan tubuh dan
beresiko terjadi infeksi, sementara perubahan nutrisi bisa terjadi dan kondisi tubuh
dapat melemah selanjutnya akan terjadi intoleransi aktivitas.
Reaksi imunologis menyebabkan permeabilitas vaskuler meningkat dan dapat
terjadi ekstraksi cairan yang menimbulkan kebocoran plasma yaitu hemokonsentrasi,
hipoproteinuria, efusi pleura, serta acites. Kemudian hipovolemia yang terjadi dapat
menyebabkan hipotensi dan vasodilatasi arteri sehingga kulit menjadi panas dan
terjadi peningkatan penguapan cairan tubuh yang berujung pada deficit volume cairan
tubuh.
Sedangkan dari kerusakan trombosit, agregasi trombosit akan meningkat
sehingga terjadi trombositopenia yang menyebabkan menurunnya faktor koagulasi
akan memanifestasikan perdarahan ringan – berat yang beresiko terhadap perdarahan
lebih lanjut sehingga vaskositas darah menurun dan dapat terjadi perdarahan dan
6
suplai O2 dalam zat makanan ke dalam tubuh menurun yang menyebabkan
penumpukan asam laktat dalam otak dan sendi yang berujung pada nyeri yang akut.
WOC
7
Penyebab terjadinya DBD adalah virus dengue yang termasuk dalam genus Flavivirus grup family Togaviridae
DBD
Kebocoran plasma Proses inflamsi Vakoasitas Hipovelemia Aktivitas koagulasi Intake nutrisi
ke ekstravaskuler endotel menurun
tidak adekuat
paru
Pengeluaran Hipotensi Indra pengecap
O2 menurun dan
Efusi pleura prostaglandin terganggu
zat makana ke
tubuh menurun Cadangan protein
Vasolidatasi arterial otot terpakai terus
Mual anoreksia menerus
Peningkatan kerja
Pola napas Penumpukan
thermostat
tidak efektif asam laktat di Kulit menjadi
otak panas
Tidak mau makan Perubahan nutrisi
Gangguan
eliminasi urin
8
1) Kulit teraba dingin dan lembab terutaman pada ujung hidung, jari tangan
dan kaki.
2) Penderita menjadi gelisah.
3) Sianosis di sekitar mulut.
4) Nadi cepat, lemah, kecil sampai tak teraba.
5) Tekanan nadi menurun, sistolik menurun sampai 80 mmHg atau kurang.
1.1.6.6 Trombositopeni
1) Jumlah trombosit 100.000/. biasanya ditemukan diantara hari ke 3-7
sakit.
2) Pemeriksaan trombosit perlu diulang sampai terbukti Hemukonsentrasi
(peningkatan hematokrit).
3) Peningkatannya nilai hematokrit (Ht) menggambarkan hemokonsentrasi
selalu dijumpai pada DBD, merupakan indikator yang peka terjadinya
perembesan plasma, sehingga dilakukan pemeriksaan hematokrit secara
berkala.
4) Pada umumnya penurunan trombosit mendahului peningktan hematokrit.
Hemokonsentrasi dengan peningkatan hematokrit > 20% (misalnya 35%
menjadi 42%: 35/100 x 42 = 7, 35+7=42), mencerminkan peningkatan
permeabilitas kapiler dan perembesan plasma. Perlu mendapat perhatian,
bahwa nilai hematokrit dipengaruhi oleh penggatian cairan atau
pendarahan. Penurunan nilai hematokrit > 20% setelah pemberian cairan
yang adekuat, nilai Ht diasumsikan sesuai nilai setelah pemberian cairan.
1.1.6.7 Manifestasi lain
1) Gejala klinik lain yang dapat menyertai penderita DBD adalah nyeri otot,
anoreksia, lemah, mual, muntah, sakit perut, diare atau konstipasi, dan
kejang.
2) Pada beberapa kasus terjadi hiperpireksia disertai kejang dan penurunan
kesadaran sehingga sering di diagnosis sebagai ensefalitis.
3) Keluhan sakit perut yang hebat sering kali timbul mendahulyi pendarahan
gastroinstestinal dan renjatan.
10
1.1.7 Komplikasi
Komplikasi dari demam berdarah dengue menurut Indartoas (2009 : 7) yaitu :
1) Perdarahan luas : Karena peningkatan suhu yang tinggi, pecahan-pecahan
pembuluh darah terjadi pada sebagian besar tubuh.
2) Syok (rejatan) : Rejatan dapat terjadi pada pasien DSS (Dengue Shock
Syndrome).
3) Pleural Effusion : Efusi pleura terjadi disebabkan oleh permeabilitas
vaskuler yang meningkat sehingga menyebabkan ekstrasi cairan
intravaskuler ke ekstravaskuler.
4) Penurunan kesadaran : Terjadi karena hipovolemia yang hebat sehingga
sel darah berkurang dan tidak mampu membawa oksigen secara adekuat
ke dalam otak.
1.1.8 Penatalaksanaan Medis
1.1.8.1 Penatalaksanaan pada saat pencegahan
Untuk mencegah serangan, tentunya dengan membasmi nyamuk Aedes yang
menjadi media virus dengan tidak menyediakan tempat perkembangbiakanya
di tempat lembab dan berair.
1) Untuk memberantas nyamuk, jentik-jentik atau sarang-saranng nyamuk
harus diberantas. Jentik nyamuk dapat berkembang biak di tempat-tempat
di banyak air yang tergenang, baik di pot-pot bunga atau kolam ikan yang
jernih airnya, maka setiap keluarga harus menutup peluang bagi nyamuk
untuk berkembang biak dengan cara melaksanakan pemberantasan sarang
nyamuk secara teratur sekurang-kurangnya seminggu sekali.
2) Ciptakan lingkungan yang sehat dan bersih. Tanami halaman di sekitar
rumah dengan tanaman yang dapat mengusir nyamuk seperti tumbuhan
sereh, lavender, dan zodiac.
3) Kontrol dan bersihkan secara rutin tempat-tempat yang terdapat genangan
air seperti pas bunga, dispenser, kloset, tong sampah, ember, bak mandi,
bak kontrol atau penampung air, bawah kulkas, kolam ikan hias, botol ban
bekas, dan barang-barang bekas lainnya.
11
3) Istirahat tidur : kaji kebiasaan tidur siang dan malam, berapa jam klien
tisur dalam 24 jam dan apakah klien mengalami sulit tidur dan bagaimana
perubahannya setelah klien mengalami gangguan pada sistem
kardiovaskuler. Perlu diketahui, klien dengan IMA sering terbangun dan
susah tidur karena nyeri dada dan sesak napas
4) Aktivitas : kaji aktivitas klien di rumah atau di rumah sakit. Apakah ada
kesenjangan yang berarti misalnya pembatasan aktivitas. Aktivitas klien
biasanya berubah karena klien merasa sesak napas saat beraktivitas.
1.2.2 Diagnosa Keperawatan
1) Hipertermia berhubungan dengan kerusakaan hipotalamus (D.0130 Hal :
284)
2) Nyeri akut berhubungan dengan agen inflamasi (D.0077 hal : 172)
3) Defisit nutrisi berhubungan dengan keengganan untuk makan (D.0019 hal :
56)
4) Resiko ketidakseimbangan cairan berhubungan dengan peradangan
pankreas (D.0036 hal : 87)
5) Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan nyeri (D.0054 hal : 124)
6) Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang tanggapan menerima
informasi (D.0111 Hal : 246)
1.2.3 Intervensi Keperawatan
1) Hipertermia berhubungan dengan kerusakaan hipotalamus (D.0130 Hal :
284)
Tujuan :
Setelah dilakukan perawatan 1 x 7 jam diharapkan suhu tubuh pasien
dapat berkurang/ teratasi.
Kriteria hasil: Pasien mengatakan kondisi tubuhnya nyaman, Suhu
0 0
36,8 C-37,5 C, Tekanan darah 120/80 mmHg, Respirasi 16-24 x/mnt,
Nadi 60-100 x/mnt.
Intervensi : (SIKI I.15506 hal : 181)
1. Monitor suhu tubuh
16
2. Berikan cairan oral
3. Lakukan pendinginan dingin di bagian dahi atau leher
4. Anjurkan klien melakukan tirah baring
5. Kolaborasi pemberian cairan dan elektrolit intravena
Rasional :
1. Untuk mengidentifikasi pola demam pasien
2. Untuk menurunkan suhu tubuh pada pasien.
3. mempercepat dalam penurunan produksi panas
4. untuk meminimalisir produksi panas yang diproduksi oleh tubuh
5. pemberian cairan sangat penting bagi pasien dengan suhu tinggi.
2) Nyeri akut berhubungan dengan agen inflamasi (D.0077 hal : 172)
Tujuan :
Setelah dilakukan perawatan 1 x 7 jam diharapkan nyeri pasien dapat
berkurang dan menghilang.
Kriteria hasil: Pasien mengatakan nyerinya hilang, nyeri berada pada skala
0 0
0-3, tekanan darah 120/80 mmHg, suhu 36,8 C-37,5 C, respirasi 16-24
x/mnt, nadi 60-100 x/mnt (Judith, 2009).
Intervensi : (SIKI I.12391 hal :70 )
1. Observasi tingkat nyeri pasien (skala, frekuensi, durasi)
2. Atur waktu pemantauan sesuai dengan kondisi nyeri klien
3. Ajarkan pasien teknik relaksasi
4. Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian obat analgetik
Rasional :
2.1 PENGKAJIAN
2.1.1 Identitas pasien
Nama Klien : An. A
TTL : Palangka Raya, 8 Juni 2019 (1 tahun)
Jenis kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Suku : Dayak
Pendidikan : SMP
Alamat : Jl. Wisata 2
Diagnosa medis : Demam Berdarah Dengue
2.1.2 Identitas penanggung jawab
Nama Klien : Ny. D
TTL : Palangka Raya, 20 November 1968
Jenis kelamin : Perempuan
Agama :Islam
Suku : Dayak
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
Alamat : Jl. Wisata 2
Hubungan keluarga : Ibu
2.1.3 Keluhan utama
ibu pasien mengatakan badan anaknya panas.
2.1.4 Riwayat Kesehatan
22
2.1.4.1 Riwayat Kesehatan Sekarang
Pada tanggal 28 mei 2020 pukul 12:00 WIB, klien mengalami demam serta
bintik merah di sebagaian tubuh, lalu klien di bawa ke RSUD Doris Sylvanus
Palangka Raya. Pasien masuk melalui IGD, di IGD terpasang infus ringer
21
laktat 26 tpm pada tangan kiri, injeksi Cefriaxone 3 x 3 cc (IV) dan di beri
antipiretik, lalu klien dianjurkan untuk melakukan rawat inap di ruang
flamboyant.
2.1.4.2 Riwayat kesehatan lalu
1. Riwayat prenatal : Selama kehamilan, hanya mengeluh mual dan muntah
2. Riwayat natal : Persalinan ibu normal, dengan usia kelahiran yang
cukup
3. Riwayat postnatal : Tidak ada masalah keluhan setelah melahirkan
4. Penyakit sebelumny : An. A sebelumnya tidak pernah masuk rumah sakit
5. Tabel 2.1 Imunisasi
Jenis BCG DPT Polio campak Hepatitis TT
Usia 1 2 Bulan 1, 2, 3 9 bulan 1 bulan - 6 -
minggu- bulan bulan
1 bulan
Ket:
: Laki-laki : Tinggal Serumah
: Perempuan : Meninggal
: Pasien
23
2.1.5 Pemeriksaan fisik
2.1.5.1 Keadaan umum
Klien terbaring lemas,kulit terasa hangat, kesadaran compos mentis, klien
tampak kurus terpasang infus ringer laktat 26 tpm di tangan kiri
2.1.5.2 Tanda-tanda vital
TD : 130/70 mmHg
Nadi : 94x/ m
o
Suhu : 37.8 C
Respirasi : 22 x/menit
Masalah keperawatan : Hipertermia
2.1.5.3 Kepala dan wajah
Rambut berwarna hitam, tidak ada benjolan pada kulit kepala. Keadaan
hidung bersih tidak ada sekret. Penglihatan baik, dan pendengaran cukup
baik, An.A kadang tampak menoleh ketika dipanggil namanya, pada leher An.
A tidak terjadi penebalan kulit.
2.1.5.4 Leher dan tengorokan
Tidak ada pembesaran vena jugularis dan tidak ada pembesaran limfa. Reflek
menelan cukup bagus.
2.1.5.5 Dada
Bentuk dada simetris. Tidak ada nyeri tekan dan tidak ada sesak nafas. Bunyi
nafas vesikuler. Pola nafas teratur dengan frekuensi 22 x/menit.
2.1.5.6 Abdomen
Bentuk perut simetris. Tidak ada benjolan atau massa pada abdomen
2.1.5.7 Ektremitas
Pergerakan/ tonus otot atas 4/4, bawah 4/4. Keadaan kulit/turgor elastic,
Aktivitas klien dibantu keluarga
Masalah keperawatan : Intoleransi aktivitas
2.1.5.8 Genetalia
Keadaan genetalia bersih dan tidak terdapat lesi. Pengeluaran urine normal ±5
kali/hari, urine berwarna kuning bening. 24
2.1.6 Riwayat pertumbuhan dan perkembangan
2.1.6.1 Gizi
Selera makan An.A berkurang, dapat menghabiskan 3 sendok makan dalam
sehari dengan reflex menelan baik.
Rumus IMT : 2n+8
(2x1) + 8 = 10 kg
Masalah keperawatan : Defisit Nutrisi
2.1.6.2 Kemandirian dalam bergaul
1. Daag-daag dengan tangan
2. Menyatakan keinginan
2.1.6.3 Motorik halus
Sudah terlampaui
2.1.6.4 Motorik kasar
1. Berdiri 2 detik
2.1.6.5 Kognitif dan bahasa
1. Papa/mama spesifik
2. mengoceh
2.1.6.6 Psikososial
An.A mampu berinteraksi dengan orang Pola Aktifitas sehari-hari Tabel 2.4
No Pola kebiasaan Sebelum sakit Saat sakit
1 Nutrisi 3 x sehari / 1 porsi Klien hanya makan 3
a. Frekuensi Baik sendok makan dalam
b. Nafsu Nasi lembek, sehari
makan/selera Ikan, Sayur
c. Jenis makanan
2 Eliminasi 4 x sehari / lunak 2 x sehari / keras
a. BAB
Frekuensi
Konsistensi
b. BAK 2 x sehari 1 x sehari
Frekuensi
Konsistensi
2. Lab
No Parameter Hasil Nilai Normal
1 WBC 10.00/ul 4.50 – 11.00
2 HGB 13.8 gr/dl 10.5 –18.0
3 HCT 41.8% 37.0 - 48.0
5 PLT 298 150 - 400
6 Ureum 54 21-53
7 Kreatinin 0.78 0,17-1,5
8 Glukosa – sewaktu 94 <200
9 Na 138 135 – 148
10 K 4.1 3,5 – 5,3 26
11 Ca 1.06 0,98 – 1,2
Palangka Raya, 28 Mei 2020
Mahasiswa,
(Friska amelia)
27
2.2 ANALISA DATA
DBD Kurang
4. DS: Ibu klien dan klien tidak
pengetahuan
mengerti akan gejala dan penyebab
Kurang informasi
dari DBD
DO :
- Ibu klien tampak bingung Kurang tanggapan
menerima informasi
kenapa anak bisa terkena
DBD
- Ibu klien bertanya apa warna Kurang pengetahuan
nyamuk yang mengigit
anaknya
- Pendidikan terakhir ibu klien
SD
29
PRIORITAS MASALAH
35
36
Nama Pasien : An. A
Ruang Rawat : Flamboyant
Hari/Tanggal/Jam Implementasi Evaluasi (SOAP) Tanda Tangan
Dan
Nama Perawat
kamis, 28 Mei 2020 Diagnosa kep. 3 S : Klien mengatakan aktivitas di bantu
1. Mengobservasi TTV klien. keluarga
2. Mencatat respon emosi terhadap O: TTV : TD : 130/70 mmHg, N : 94
aktivitas mobilisasi. x/menit, S : 37.8oC dan RR : 19 x/ menit Friska amelia
3. Memberikan aktivitas sesuai keadaan 1. Klien tampak lemas
klien. 2. Aktivitas klien di bantu keluarganya
4. Menjadwalkan perawatan pasien 3. Skala aktivitas 2
sehingga tidak terganggu istrahat. A : Masalah belum teratasi
5. Mengajarkan latihan gerak pasif dan P : Lanjutkan intervensi nomor 1,2,3,4 dan
aktif. 5
37
Nama Pasien : An. A
Ruang Rawat : Flamboyant
Hari/Tanggal/Jam Implementasi Evaluasi (SOAP) Tanda Tangan
Dan
Nama
Perawat
kamis, 28 Mei 2020 Diagnosa kep. 4 S:
- Ibu An.A mengatakan kurang mengerti
1. Mengidentifikasi kesiapan dan
dengan keadaan anaknya
kemampuan menerima informasi
O:
2. Mengidentifikasi faktor – faktor yang
- Ibu pasien sudah siap menerima informasi
dapat meningkatkan dan menurunkan
yang di sampaikan
motivasi perilaku hidip bersih sehat.
- Ibu An. A tampak tidak mengetahui tentang
3. Menyediakan materi dan pendidikan Friska amelia
penyakit anaknya
kesehatan.
- Ibu An.A bertanya tentang penyakit
4. Memberikan kesempatan umtuk bertanya.
anaknya
5. Menjelaskan faktor resiko yang dapat
A : Masalah teratasi sebagian
mempengaruhi kesehatan.
P : Intervensi dihentikan
38
Nama Pasien : An. A
Ruang Rawat : Flamboyant
Hari/Tanggal/Jam Catatan Perkembangan Tanda
Tangan
Dan
Nama
Perawat
Jumat, 29 mei 2020 S : Subjective
1. ibu klien mengatakan badan anaknya masih panas
2. Ibu klien mengatakan anaknya kurang nafsu makan ½ porsi makan
3. Ibu klien mengatakan anaknya aktivitas di bantu keluarga
4. Ibu klien mengatakan kurang mengerti dengan keadaan anaknya
O : Objective
5. Klien tampak lemas
Friska
6. Kulit tampak hangat
amelia
7. Makan hanya ½ porsi (nasi lembek)
8. Klien tampak tidak nafsu makan
9. Bibir kering
10. Klien tampak lemas
11. Turgor kulit < 2 detik 39