Anda di halaman 1dari 24

RENSTRA

DISPERKIM Rencana Strategis Dinas Perumahan dan Permukiman Provinsi Jawa Barat Tahun 2019-2023

3. subcover

03 PERMASALAHAN DAN
ISU STRATEGIS

3-1 PERMASALAHAN DAN ISU STRATEGIS


RENSTRA
DISPERKIM Rencana Strategis Dinas Perumahan dan Permukiman Provinsi Jawa Barat Tahun 2019-2023

3.1. Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan

3.1.1. Permasalahan Bidang Perumahan


Permasalahan dan isu strategis diperoleh dari hasil analisis terhadap kondisi eksisting
kawasan perumahan dan permukiman di Provinsi Jawa Barat, serta dari hasil masukan SKPD
terkait yang dilakukan melalui pelaksanaan FGD (Focus Group Discussion). Berikut intisari dari
permasalahan dan isu strategis bidang perumahan di Provinsi Jawa Barat.
1. Harga rumah tidak terjangkau bagi kelompok MBR dan di bawah MBR
2. Persoalan penyediaan tanah untuk rumah MBR: keterbatasan dan mahalnya harga lahan,
pembangunan rumah bagi MBR yang sesuai dengan batas harga pemerintah berlokasi
jauh dari perkotaan dan tempat kerja, dan belum ada intervensi pemerintah untuk
penyediaan tanah bagi pembangunan perumahan dan mengendalikan harga lahan
3. Tahapan perizinan pembangunan PKP tidak transparan dan akuntabel
Berdasarkan permasalahan / isu strategis pada bidang perumahan tersebut, maka strategi dan
arah kebijakan bidang perumahan di Provinsi Jawa Barat secara rinci dapat dilihat pada Tabel
3.1 berikut.
Tabel 3-1 Pemetaan Permasalahan Untuk Penentuan Prioritas dan Sasaran Pembangunan Daerah di
Bidang Perumahan

NO. AKAR PERMASALAHAN STRATEGI ARAH KEBIJAKAN


PERUMAHAN
1. Harga rumah tidak Menetapkan kebijakan harga Pemberian insentif berupa bantuan
terjangkau bagi kelompok rumah yang terjangkau untuk dana kredit/hibah kepada
MBR dan di bawah MBR kelompok MBR masyarakat MBR
Penyediaan lahan untuk
pembangunan perumahan
Menetapkan kebijakan harga Pemberian insentif berupa bantuan
rumah yang terjangkau untuk dana kredit/hibah kepada
kelompok di bawah MBR masyarakat MBR
Subsidi uang muka rumah yang
diatur dalam bentuk peraturan
daerah/peraturan gubernur

2. Persoalan penyediaan tanah Pengendalian harga lahan oleh


untuk rumah MBR: Pemerintah
keterbatasan dan mahalnya Membuat land banking untuk
harga lahan, pembangunan penyediaan kasiba dan lisiba
rumah bagi MBR yang Perumusan peraturan
sesuai dengan batas harga daerah/peraturan gubernur yang
pemerintah berlokasi jauh mengatur lembaga yang diberi
dari perkotaan dan tempat Meningkatkan peran kewenangan dan kapasitas tata
kerja, dan belum ada pemerintah provinsi dalam kelola bank tanah
intervensi pemerintah untuk penyediaan tanah untuk Pengembangan hunian vertikal untuk
penyediaan tanah bagi pembangunan rumah MBR dan kawasan perkotaan
pembangunan perumahan di bawah MBR Pemutihan tanah terlantar yang
dan mengendalikan harga sudah/ belum dimanfaatkan oleh
lahan warga agar digunakan oleh warga
masyarakat untuk membangun
perumahan dengan dasar hukum
yang jelas
Pengembangan model
pendayagunaan tanah wakaf untuk

3-2 PERMASALAHAN DAN ISU STRATEGIS


RENSTRA
DISPERKIM Rencana Strategis Dinas Perumahan dan Permukiman Provinsi Jawa Barat Tahun 2019-2023

NO. AKAR PERMASALAHAN STRATEGI ARAH KEBIJAKAN


pembangunan perumahan rakyat
Pengembangan model Kasiba dan
Lisiba dalam pembangunan PKP
untuk semua golongan
3. Tahapan perizinan Meningkatkan kinerja Pengembangan sistem informasi
pembangunan PKP tidak pemerintah daerah dalam rencana tata ruang dan konsistensi
transparan dan akuntabel memproses perijinan penerapannya
Pendampingan dalam upaya
pengembangan Unit Pelayanan
Informasi & Keluhan di tingkat
Kota/Kab. yang memonitoring &
menerima keluhan perihal
penyimpangan praktek-praktek dari
ketentuan teknis-non teknis dari
aspek perencanaan tata ruang &
implementasinya
Menyederhanakan tahapan dan Penerbitan Peraturan
proses perizinan pembangunan Daerah/Peraturan Gubernur/SK
PKP Gubernur mengenai
penyederhanaan tahapan dan
proses perizinan pembangunan PKP
Penerbitan Peraturan Gubernur
mengenai Penerbitan tarif IMB &
BPHTB khusus bagi MBR
Sumber: Background Study RPJMD Provinsi Jawa Barat Sektor Perumahan dan Kawasan Permukiman Tahun 2018-
2023

3.1.2. Permasalahan Bidang Infrastruktur Permukiman


Permasalahan dan isu strategis diperoleh dari hasil analisis terhadap kondisi eksisting
kawasan perumahan dan permukiman di Provinsi Jawa Barat, serta dari hasil masukan SKPD
terkait yang dilakukan melalui pelaksanaan FGD (Focus Group Discussion). Adapun
permasalahan pokok / isu strategis pada masing – masing sector bidang infrastruktur
permukiman di Provinsi Jawa Barat antara lain:
A. Sektor Air Minum:
1. Kualitas air baku rendah dan kuantitas air baku berfluktuasi di beberapa tempat.
2. Sebaran sumber air baku tidak merata berdasarkan pemusatan penduduk, sehingga
pendistribusian air minum belum optimal.
3. Kinerja kelembagaan belum menerapkan prinsip good governance sehingga
pengelolaan sistem tidak optimal, baik di PDAM maupun pada lembaga pengelola
SPAM yang dikelola masyarakat.
4. Keterbatasan pendanaan APBD untuk meningkatkan cakupan pelayanan air minum.
5. Belum semua Pemerintah Kab/Kota memiliki kebijakan dan rencana pemenuhan
kebutuhan air minum.

B. Sektor Air Limbah


1. Masih tingginya angka BABS , Rendahnya pengetahuan dan kesadaran masyarakat
tentang PHBS, terutama menyangkut limbah, Rendahnya komitmen kepala daerah
terhadap pentingnya mendidik masyarakat untuk ber-PHBS.

3-3 PERMASALAHAN DAN ISU STRATEGIS


RENSTRA
DISPERKIM Rencana Strategis Dinas Perumahan dan Permukiman Provinsi Jawa Barat Tahun 2019-2023

2. Masih rendahnya kualitas dan kapasitas infrastruktur pengolahan limbah setempat,


Masih terbatasnya regulasi pengelolaan air limbah di tingkat kabupaten/kota, Belum
ada unit kerja khusus untuk pengelolaan limbah.
3. Masih rendahnya kualitas dan kapasitas infrastruktur pengolahan limbah setempat,
Masih terbatasnya regulasi pengelolaan air limbah di tingkat kabupaten/kota, Belum
ada unit kerja khusus untuk pengelolaan limbah.
4. Masih rendahnya tingkat pelayanan limbah terpusat, Tingginya pencemaran lingkungan
akibat limbah yang tidak terolah di IPAL dan IPLT dan/atau kebocoran tangki, Masih
terbatasnya regulasi pengelolaan air limbah di tingkat kabupaten/kota
5. Terbatasnya pendanaan di tingkat kab/kota untuk pembangunan infrastruktur
pengolahan limbah sistem terpusat.
6. Rendahnya komitmen kepala daerah terhadap pengelolaan limbah.

C. Sektor Drainase
1. Ketidakmampuan badan air penerima dalam menampung air limpasan.
2. Tidak terbentuknya sistem drainase buatan.
3. Berkurangnya daerah resapan dan area dengan tingkat resapan tinggi.
4. Penyumbatan/ Tidak mengalirnya saluran.
5. Belum optimalnya penanganan terhadap daerah rawan banjir.
6. Belum kuatnya dukungan pengelolaan sistem drainase.

D. Sektor Persampahan
1. Perilaku masyarakat membuang sampah sembarang serta belum ada kesadaran
dalam mengurangi dan memilah sampah (3R).
2. Belum memadainya sarana dan prasarana pengelolaan persampahan terpadu (pada
sumber, TPS, TPA, dan pengangkutan dari hulu ke hilir).
3. Pengelolaan persampahan berorientasi 3R (dari hulu ke hilir) yang belum efektif dan
terpadu.
Berdasarkan permasalahan / isu strategis pada masing – masing sektor bidang infrastruktur
permukiman tersebut, maka strategi dan arah kebijakan bidang infrastruktur permukiman di
Provinsi Jawa Barat secara rinci dapat dilihat pada Tabel 3.2 berikut.
Tabel 3-2 Pemetaan Permasalahan Untuk Penentuan Prioritas dan Sasaran Pembangunan Daerah di
Bidang Infrastruktur Permukiman

NO. AKAR PERMASALAHAN STRATEGI ARAH KEBIJAKAN


SEKTOR AIR MINUM
1. Kualitas air baku rendah Meningkatkan upaya Melakukan upaya konservasi di
dan kuantitas air baku perlindungan dan pelestarian daerah tangkapan air
berfluktuasi di beberapa sumber air baku Peningkatan pemeliharaan kualitas air
tempat baku di berbagai lokasi dengan
melakukan sosialisasi untuk tidak
membuang sampah dan air limbah ke
badan air
Pengembangan manajemen
penyediaan air, diantaranya dalam
bentuk infrastruktur hijau, di daerah
dengan kuantitas air yang berfluktuasi

2. Sebaran sumber air baku Membagun SPAM lintas Pengembangan SPAM Metro

3-4 PERMASALAHAN DAN ISU STRATEGIS


RENSTRA
DISPERKIM Rencana Strategis Dinas Perumahan dan Permukiman Provinsi Jawa Barat Tahun 2019-2023

NO. AKAR PERMASALAHAN STRATEGI ARAH KEBIJAKAN


tidak merata berdasarkan wilayah dan SPAM setempat Bandung Timur dan Barat
pemusatan penduduk, sesuai dengan kebijakan Pengembangan SPAM Metro Cirebon
sehingga pendistribusian air pengembangan perkotaan Pengembangan SPAM Daerah
minum belum optimal Perbatasan Provinsi
Pengembangan SPAM Perdesaan
Daerah Rawan Air
Pengembangan SPAM Pusat
Pertumbuhan Pangandaran dan
Pelabuhan Ratu
Pengembangan SPAM Kawasan
Khusus Kertajati Aerocity dan
Geopark Ciletuh
Pengembangan SPAM di Kawasan
Kumuh
Pengembangan SPAM Perdesaan
berbasis masyarakat
3. Kinerja kelembagaan belum Mendorong PDAM untuk Pembinaan dan pengawasan kinerja
menerapkan prinsip good meningkatkan kualitas PDAM oleh pemerintah
governance sehingga manajemen kabupaten/kota
pengelolaan sistem tidak Mendorong pembinaan Peningkatan peran BUMDes sebagai
optimal, baik di PDAM pengelola SPAM pengelola SPAM di peerdesaan
maupun pada lembaga Meningkatkan kapasitas Pembinaan dan pendampingan
pengelola SPAM yang pengelolaan SPAM berbasis sumberdaya pengelola SPAM
dikelola masyarakat masyarakat untuk keberlanjutan berbasis masyarakat
SPAM
Mendorong keterlibatan seluruh Penyediaan mekanisme partisipasi
stakeholder dalam pengelolaan stakeholder dalam menilai kinerja
air minum pelayanan SPAM
4. Keterbatasan pendanaan Mendorong alokasi pendanaan Pembinaan dan pengawasan
APBD untuk meningkatkan APBD Kabupaten/Kota perangkat daerah dalam mendorong
cakupan pelayanan air terhadapsektor air minum konsistensi dalam alokasi anggaran
minum untuk air minum
Memanfaatkan skema Pembinaan dan pengawasan melalui
pembiayaan dari Non APBD advokasi pemanfaatan APBN dalam
Pengembangan SPAM di
Kabupaten/Kota
Advokasi ke Pemerintah Desa dalam
pemanfaatan dana desa untuk
membangun SPAM
Pemanfaatan skema-skema KPBU
untuk
Pengembangan SPAM Regional di
Kabupaten/Kota
Penguatan kapasitas SDM untuk
pelaksanaan KPBU
5. Belum semua Pemerintah Mendorong Pemerintah Pembinaan dan Pengawasan melalui
Kab/Kota memiliki kebijakan Kabupaten/Kota untuk Pendampingan dan Monitoring
dan rencana pemenuhan membuat Kebijakan dan Kebijakan dan Strategi SPAM
kebutuhan air minum Strategi SPAM Kabupaten/Kota
Pembinaan dan Pengembangan
Penyusunan Kebijakan dan Strategi
SPAM
SEKTOR AIR LIMBAH
1. - Masih tingginya angka Meningkatkan kesadaran - Peningkatan peran dan fungsi
BABS masyarakat ber-PHBS dengan tenaga kesehatan lingkungan

3-5 PERMASALAHAN DAN ISU STRATEGIS


RENSTRA
DISPERKIM Rencana Strategis Dinas Perumahan dan Permukiman Provinsi Jawa Barat Tahun 2019-2023

NO. AKAR PERMASALAHAN STRATEGI ARAH KEBIJAKAN


- Rendahnya pengetahuan memobiliasi seluruh komponen sebagai agen perubahan perilaku
dan kesadaran pemerintah daerah dan menuju PHBS
masyarakat tentang masyarakat - Peningkatan fungsi puskesmas dan
PHBS, terutama posyandu serta sekolah sebagai
menyangkut limbah pusat informasi PHBS dan STBM
- Rendahnya komitmen - Peningkatan peran satuan
kepala daerah terhadap perangkat daerah termasuk
pentingnya mendidik perangkat desa dalam
masyarakat untuk ber- implementasi PHBS dan STBM
PHBS - Peningkatan peran dan fungsi Tim
Penggerak PKK dalam
mempromosikan PHBS dan STBM
- Peningkatan peran sekolah dan
pesantren dalam mempromosikan
PHBS
- Pemanfaatan media promosi
berupa media sosial dan/atau
advertising untuk sosialisasi PHBS
- Pemberian penghargaanbagi
kota/kabupaten bebas BABS
2. - Masih rendahnya kualitas Meningkatkan akses - Pembinaan dan pendampingan
dan kapasitas infrastruktur masyarakat terhadap jamban kepada kab/kota dalam penyediaan
pengolahan limbah skala rumah tangga yang layak sarana MCK skala rumah tangga
setempat dan/atau komunal berupa jamban
- Masih terbatasnya leher angsa dan tangki septik kedap
regulasi pengelolaan air air
limbah di tingkat - Pemberian bantuan stimulan
kabupaten/kota pengadaan jamban keluarga yang
- Belum ada unit kerja layak skala rumah tangga bagi
khusus untuk pengelolaan keluarga tidak mampu
limbah
3. - Masih rendahnya kualitas Merevitalisasi/rehabilitasi - Pembinaan dan pendampingan
dan kapasitas infrastruktur sarana pengolahan air limbah kepada kab/kota dalam penyediaan
pengolahan limbah setempat instalasi pengolahan air limbah
setempat komunal dan/atau klaster
- Masih terbatasnya - Pembinaan dan pendampingan
regulasi pengelolaan air kepada kab/kota dalam revitalisasi
limbah di tingkat dan optimasi kapasitas IPLT
kabupaten/kota eksisting
- Belum ada unit kerja - Pemberian dukungan untuk
khusus untuk pengelolaan pembangunan IPLT bagi kab/kota
limbah yang belum memiliki IPLT
- Pembinaan dan pendampingan
kepada kab/kota dalam
pembangunan IPLT skala
kawasan/kota/kabupaten
- Pendampingan kepada kab/kota
dalam optimalisasi sarana
prasarana sanitasi di area beresiko
sanitasi kab/kota
- Pemberian bantuan untuk
penambahan dan perbaikan
armada pengangkutan limbah tinja
- Pengawasan dan pendampingan

3-6 PERMASALAHAN DAN ISU STRATEGIS


RENSTRA
DISPERKIM Rencana Strategis Dinas Perumahan dan Permukiman Provinsi Jawa Barat Tahun 2019-2023

NO. AKAR PERMASALAHAN STRATEGI ARAH KEBIJAKAN


kepada kab/kota dalam
peningkatan kualitas teknologi
pengolahan limbah tinja pada IPLT
- Pembinaan dan pendampingan
kepada kab/kota Pembentukan unit
kerja khusus untuk pengelolaan
limbah pada skala kab/kota
4. - Masih rendahnya tingkat Mendorong ketersediaan - Mendorong kab/kota untuk
pelayanan limbah terpusat sarana akses dan pengolahan memisahkan sistem pembuangan
- Tingginya pencemaran sanitasi skala permukiman air rumah tangga dengan sistem
lingkungan akibat limbah melalui sistem terpusat yang jaringan drainase
yang tidak terolah di IPAL aman - Mendorong kab/kota untuk
dan IPLT dan/atau mewajibkan pemasangan jaringan
kebocoran tangki perpipaan air kotor skala
- Masih terbatasnya permukiman bagi
regulasi pengelolaan air perumahan/permukiman baru yang
limbah di tingkat terkoneksi dengan jaringan
kabupaten/kota perpipaan air kotor skala kota yang
aman
- Penyediaan IPAL dan IPLT regional
skala metropolitan (Cirebon Raya,
Bandung Raya, Bodebekkarpur)
- Pendampingan dan pembinaan
kepada kab/kota untuk revitalisasi
dan optimalisasi kapasitas IPAL
eksisting
- Pembinaan dan pendampingan
kepada kab/kota dalam penyediaan
sarana berupa IPALD dengan
konsep cluster, dengan prioritas di
permukiman padat perkotaan
- Pembinaan dan pendampingan
kepada kab/kota dalam
penyusunan standar teknis dan
SOP pengolahan air limbah pada
IPALD dan IPLT, serta mekanisme
pemeliharaan, dan quality control
IPALD dan IPLT
- Peningkatan kapasitas SDM teknis
dalam pengelolaan air limbah
- Pembinaan dan pengawasan
kepada kab/kota dalam perbaikan
dan pemeliharaan SPALD baik
system setempat maupun terpusat,
yang meliputi pemeliharaan rutin
dan berkala
- Pembinaan kepada kab/kota dalam
pemantauan dan evaluasi
penyelenggaraan SPALD yang
meliputi kinerja teknis, non-teknis,
dan kondisi lingkungan.

5. Terbatasnya pendanaan di Meningkatkan komitmen - Peningkatan kerjasama dengan


tingkat kab/kota untuk Pemerintah Provinsi untuk lembaga swasta, NGO, dan
pembangunan infrastruktur mendanai peningkatan

3-7 PERMASALAHAN DAN ISU STRATEGIS


RENSTRA
DISPERKIM Rencana Strategis Dinas Perumahan dan Permukiman Provinsi Jawa Barat Tahun 2019-2023

NO. AKAR PERMASALAHAN STRATEGI ARAH KEBIJAKAN


pengolahan limbah sistem cakupan akses pelayanan lembaga kemasyarakan dalam
terpusat limbah domestik yang aman pembangunan dan pengelolaan air
dan layak di kab/kota limbah
- Merumuskan dan mengawal
bantuan pembiayaan kepada
kab/kota melalui belanja tidak
langsung di sektor air limbah
6. Rendahnya komitmen Meningkatkan advokasi kepada Pembinaan kepada kab/kota untuk
kepala daerah terhadap kepala daerah untuk menyiapkan readiness criteria di
pengelolaan limbah penyelenggaraan pengolahan sektor air limbah
limbah
SEKTOR DRAINASE
1. Ketidakmampuan badan air Melakukan pemeliharan secara Koordinasi dengan pemerintah pusat
penerima dalam berkala terhadap sedimentasi mengenai badan air dan
menampung air limpasan di badan air atau sungai pemeliharaan sedimentasi
Prioritasi normalisasi dan cek dam
yang ada di Jabar
Meningkatkan fungsi badan air Penertiban wilayah DAS dan
melalui penataan wilayah sempadan yang tidak sesuai fungsi
sekitar DAS dan peningkatan dan mengganggu fungsi badan air
kualitas aliran Penertiban pembuangan sampah ke
sungai/badan air
Pembangunan fasilitas penunjang
pengendali aliran ke badan air
Peningkatan wilayah resapan di
sekitar DAS
2. Tidak terbentuknya sistem Melakukan identifikasi Pemetaan sistem drainase eksisting
drainase buatan permasalahan drainase dan permasalahannya
permukiman di Jawa Barat Pembentukan sistem informasi sistem
drainase
Membuat sistem perencanaan Menyusun rencana induk sistem
drainase permukiman di Jabar drainase skala Jawa Barat
Perumusan perencanaan
pembangunan atau pemisahan
jaringan drainase dari fungsi lain
Perencanaan pembangunan saluran
drainase penghubung dan
perbatasan Kabupaten/Kota
Mengakomodir perencanaan Penetapan ketentuan dan kebijakan
dan pembangunan dalam pembangunan eco-drainase
berwawasan eco-drainage yang terintegrasi di Jawa Barat
Perumusan instrument insentif untuk
rumah tangga atau komunitas yang
melaksanakan sistem eco-drainase
3. Berkurangnya daerah Mempertahankan kawasan Pengendalian dan penegakan hukum
resapan dan area dengan konservasi air dan ruang pemanfaatan ruang kawasan
tingkat resapan tinggi terbuka hijau konservasi air dan ruang terbuka
Penataan wilayah sebagai daerah
resapan
Meningkatkan pengendalian Perumusan instrumen dan prosedur
dan penegakan hukum penegakan hukum terhadap
terhadap perubahan guna perubahan guna lahan
lahan.
4. Penyumbatan/ Tidak Meningkatkan pemahaman Peningkatan sistem informasi dan
mengalirnya saluran masyarakat terhadap iklan layanan masyarakat terhadap

3-8 PERMASALAHAN DAN ISU STRATEGIS


RENSTRA
DISPERKIM Rencana Strategis Dinas Perumahan dan Permukiman Provinsi Jawa Barat Tahun 2019-2023

NO. AKAR PERMASALAHAN STRATEGI ARAH KEBIJAKAN


pentingnya drainase (tidak pentingnya drainase
membuang sampah di saluran Pendampingan sosialisasi terhadap
dan badan air, swadaya dalam masyarakat dan aparat lokat terhadap
pemeliharaan) pemeliharaan drainase
Meningkatkan pengawasan Pembinaan kawasan dalam
dalam pembangunan gedung pembuatan bangunan dan gedung
(dan kebutuhan drainasenya)
Mendorong kejelasan arahan Penyempurnaan prosedur
dan implementasi mengenai pemeliharaan drainase dan
pemeliharaan drainase sosialisasinya kepada petugas
Pemeliharaan jaringan drainase dan
melakukan pengawasan serta
perbaikan (termasuk peraturan dan
implementasi hukuman) terhadap hal-
hal yang berpotensi menyumbat
aliran dari saluran ke badan air
5. Belum optimalnya Mempercepat penanganan Penyusunan penanganan banjir
penanganan terhadap sesuai penyebab / sesuai klasifikasi permasalahan
daerah rawan banjir permasalahan banjir yang Penyempurnaan instrumen
terjadi pengawasan terhadap titik genangan
dan rawan banjir
Prioritasi daerah rawan banjir
Pembangunan sistem drainase pada
daerah prioritas
Meningkatkan jumlah sarana Pengadaan jumlah sarana penunjang
penunjang drainase pengendali drainase pengendali banjir
banjir Pelatihan tenaga kerja dalam
operasional sarana
Penjadwalan operasi dan
pemeliharaan berkala sarana
6. Belum kuatnya dukungan Mendorong permberlakuan Penyediaan dukungan insentif
pengelolaan sistem perda kabupaten kota tentang terhadap pemerintah daerah yang
drainase drainase memiliki perda tentang drainase
Penyusunan instrumen regulasi
(proses dan prosedur pengawasan)
untuk perubahan lahan dalam kaitan
dengan pembangunan drainase
Menerapkan pembagian Penyempurnaan instrumen
kewenangan yang jelas antara pembagian kewenangan yang
pemerintah pusat, provinsi dan operasional untuk sistem drainase
kota/kabupaten sesuai
dokumen masterplan (atau
diintegrasikan ke dalam
dokumen masterplan yang
belum ada)
Membentuk kerangka aksi Pembentukan kerangka aksi bersama
bersama lintas sektor dan lintas lintas sektor dan lintas wilayah
wilayah dalam membangun Pertemuan dan aksi berkala untuk
dan memelihara sistem pembangunan dan pemeliharaan
drainase sistem drainase
SEKTOR PERSAMPAHAN
1. Perilaku masyarakat Meningkatkan fungsi dan peran Sosialisasi, pembinaan, pelatihan 3R
membuang sampah kelompok masyarakat, aparatur bagi masyarakat dan pelaku usaha
sembarang serta belum ada desa/kelurahan/ kecamatan
kesadaran dalam untuk kampanye memilah dan

3-9 PERMASALAHAN DAN ISU STRATEGIS


RENSTRA
DISPERKIM Rencana Strategis Dinas Perumahan dan Permukiman Provinsi Jawa Barat Tahun 2019-2023

NO. AKAR PERMASALAHAN STRATEGI ARAH KEBIJAKAN


mengurangi dan memilah mengelola sampah pada
sampah (3R) tempatnya
Meningkatkan koordinasi Pengkoordinasian alokasi anggaran
dengan Kab/Kota dalam kab/kota dan Provinsi untuk
pemantauan dan penegakan pemantauan dan penegakan hukum
hukum terhadap pelaku terhadap pelanggaran tata cara
pembuang sampah pembuangan sampah
sembarangan Penyediaan jaring sampah di anak
sungai pada lokasi lokasi timbulan
sampah
Memberikan insentif kepada Pengkoordinasian dengan Kab/Kota
Kab/Kota (reward atau hadiah) untuk mendorong inovasi dan
atau penghargaan tahunan knowledge management di tingkat
bagi kelurahan/desa/kecamatan dalam
kelurahan/desa/kecamatan penerapan 3R dan sosialisasi
yang unggul dalam membuang sampah pada tempatnya
menerapkan 3R dan bersih dari
timbulan sampah yang tidak
pada tempatnya
Membatasi penggunaan plastik Kampanye pembatasan penggunaan
yang tidak mudah hancur (non- bahan kemasan yang tidak ramah
degradable) melalui lingkungan
mekanisme disinsentif dan Menetapkan regulasi pembatasan
melarang kemasan tidak ramah penggunaan plastik yang tidak
lingkungan (misalnya mudah hancur (non-degradable) dan
styrofoam) memberlakukan penggunaan plastik
berbayar di pasar/swalayan
2. Belum memadainya sarana Pengalokasian anggaran untuk
dan prasarana pengelolaan bantuan teknis ke Kab/Kota
persampahan terpadu Menyediakan sarana penyediaan sarana dan prasarana
(pada sumber, TPS, TPA, pemilahan dan armada pengelolaan sampah terpadu
dan pengangkutan dari hulu pengangkutan di setiap Pengembangan kerangka aksi kerja
ke hilir) RW/Dusun/Lingkungan, serta sama antara Pemerintah Provinsi,
tempat pengelolaan sampah Pemerintah Kab/Kota dan masyarakat
terpadu “setempat” di tingkat di tingkat RW/Dusun/Lingkungan
desa / kelurahan / kecamatan untuk meningkatkan kinerja
pengangkutan sampah dari sumber
ke TPS
Penambahan jumlah TPS kontainer
pada lahan yang terbatas
Perbaikan prosedur penerimaan dan
pengangkutan sampah di TPS
Mengoptimalkan lahan yang supaya efektif, aman, dan cepat untuk
ada untuk pengoperasian TPS mengurangi penumpukan
dan melengkapi fungsi TPS Penetapan standar pelayanan
sebagai tempat pengurangan minimal unit-unit reduksi sampah
dan pemrosesan sampah yang terintegrasi khususnya di TPS3R
Penetapan regulasi pemanfaatan
lahan terlantar dan/atau lahan carik
desa untuk kepentingan umum
khususnya untuk fasilitas TPS
Menambah dan meremajakan Pemberian bantuan teknis pengadaan
armada truk pengangkutan armada pengangkutan sampah
sampah dari TPS ke TPA kepada kab/kota prioritas
Regional Koordinasi penyusunan peraturan

3-10 PERMASALAHAN DAN ISU STRATEGIS


RENSTRA
DISPERKIM Rencana Strategis Dinas Perumahan dan Permukiman Provinsi Jawa Barat Tahun 2019-2023

NO. AKAR PERMASALAHAN STRATEGI ARAH KEBIJAKAN


daerah di tingkat Kab/Kota terkait
insentif pekerja pengangkut sampah
dari TPS dan TPA
Pengadaan armada pengangkutan
sampah yang sesuai SPM dari TPS ke
TPA Kab/Kota dan TPA Regional
untuk meminimalkan eksternalitas
sepanjang rute pengangkutan
Pembangunan Stasiun Peralihan
Merestrukturisasi rute Antara yang dilengkapi alat angkut
pengangkutan sampah dari berkapasitas besar untuk
TPS ke TPA Regional pengangkutan sampah dengan jarak
lebih dari 25 km
Mengoptimalkan TPK Sarimukti Perluasan lahan pengolahan sampah
sebagai TPA Regional Eksisting di TPK Sarimukti dan peningkatan
yang melayani Metropolitan sarana prasarananya
Bandung Raya hingga tahun Rehabilitasi TPK Sarimukti pasca
2022 tidak beroperasi
Mempercepat pengoperasian 2 Meningkatkan kapasitas BUMD
TPPAS Regional baru dengan sebagai mitra konsorsium melalui
teknologi urug saniter (sanitary pola KPBU dalam pengelolaan
landfill), "zero waste", dan TPPAS Legok Nangka dan Nambo
"waste-to-energy" yaitu Legok Meningkatkan kapasitas BPSR dalam
Nangka untuk melayani wilayah pengelolaan TPPAS Legok Nangka
Metropolitan Bandung Raya dan Lulut Nambo terintegrasi dengan
dan Lulut Nambo untuk pemrosesan sampah yang dikelola
melayani wilayah Metropolitan konsorsium KPBU termasuk
Bogor dan Depok melalui pengukuran kinerja pemrosesan
KPBU yang efektif & dalam konteks pengurangan emisi
berkelanjutan GRK
Mewujudkan peningkatan Pengkoordinasian dengan Kab/Kota
teknologi TPA di Jawa Barat di wilayah metropolitan untuk
menjadi urug saniter yang meningkatkan TPA masing-masing
lengkap dengan fungsi dengan teknologi urug saniter serta
pemilahan dan pemrosesan fasilitas pemilahan dan pemrosesan
sampah ("zero waste") sampah ("zero waste")
Memfungsikan kembali TPPAS
Leuwigajah dengan fungsi
Mengoptimalkan ketersediaan
pemrosesan sampah daur ulang
lahan yang sudah ada untuk
berbasis teknologi untuk bahan baku
pengelolaan sampah di
industri dengan melibatkan
Metropolitan Bandung Raya
masyarakat sekitar dalam
pengelolaannya
Penindaklanjutan studi kelayakan
TPPAS Bekkarpur
Penindaklanjutan DED
Ciayumajakuning untuk perwujudan
Mewujudkan rencana TPPAS pengelolaan sampah menjadi sumber
Regional Bekkarpur dan energi (waste to energy)
Ciayumajakuning Mendorong dan memfasilitasi
Pemerintah Kab/Kota dalam
merealisasikan TPA Bersama dengan
teknologi "zero waste" dan "waste-to-
energy"
3. Pengelolaan persampahan Menetapkan kerangka regulasi Perumusan dan penetapan pedoman

3-11 PERMASALAHAN DAN ISU STRATEGIS


RENSTRA
DISPERKIM Rencana Strategis Dinas Perumahan dan Permukiman Provinsi Jawa Barat Tahun 2019-2023

NO. AKAR PERMASALAHAN STRATEGI ARAH KEBIJAKAN


berorientasi 3R (dari hulu ke yang lengkap untuk Provinsi untuk Kab/Kota tentang
hilir) yang belum efektif dan melaksanakan konsep 3R atau sistem pengelolaan sampah serta
terpadu pengurangan sampah standardisasi penyediaan sarana dan
(termasuk bank sampah) dari prasarana pengurangan sampah:
hulu (sumber) hingga hilir mulai dari pewadahan, pemilahan,
(TPA)untuk sampah rumah dan pengurangan pada sumber, TPS
tangga dan sejenis sampah dan TPA (hulu ke hilir) termasuk
rumah tangga (pada kawasan penjadwalan pengangkutan menurut
komersial dan industri) jenis sampah per minggunya serta
pengaturan keterlibatan
pemulung/pengepul dalam proses 3R
dan pengangkutan; terdiri dari SOP,
juklak, juknis
Pembinaan kepada kab/kota untuk
memastikan kualitas pemilahan
sampah sehingga sampah yang
dihasilkan layak untuk dibuat kompos
atau didaur ulang sehingga menarik
investasi swasta.
Merumuskan skema partisipasi
Pemerintah dalam pembelian dan
pemanfaatan hasil olahan sampah
dari masyarakat
Memfasilitasi pembentukan dan
pembinaan bank sampah dalam
meningkatkan kualitas hasil olah
sampah daur ulang supaya memiliki
nilai tambah ekonomi yang tinggi dan
sesuai dengan kebutuhan pasar
(dalam bentuk produk akhir ke
Mewujudkan sebuah kerangka
konsumen)
aksi masyarakat dan swasta
Mengkoordinasikan Pemerintah
dalam pengelolaan
Kab/Kota untuk mendorong desa
persampahan berorientasi 3R
agar menjadikan jasa pengelolaan
di masing masing
sampah, penjualan barang bekas dan
kabupaten/kota
daur ulang limbah rumah tangga,
serta penjualan pupuk organik
sebagai bagian dari bidang usaha
BUMDes menuju kemandirian desa
Fasilitasi penyaluran produksi
kompos untuk digunakan oleh
Pemerintah maupun masyarakat
Fasilitasi kerja sama dengan pihak
Optimalisasi peran swasta industri untuk mendorong produksi
dalam daur ulang sampah sampah daur ulang yang sesuai
melalui skema CSR dengan kebutuhan industri (untuk
dijadikan input produksi)
Pembinaan dan pengawasan
perangkat daerah dalam mendorong
Meningkatkan pembiayaan
konsistensi dalam alokasi anggaran
APBD dan non-APBD untuk
untuk persampahan
pengelolaan sampah terpadu
Pembinaan dan pengawasan melalui
di Provinsi Jawa Barat
advokasi pemanfaatan APBN dalam
pengembangan pengelolaan sampah
terpadu di Kab/Kota dan Provinsi

3-12 PERMASALAHAN DAN ISU STRATEGIS


RENSTRA
DISPERKIM Rencana Strategis Dinas Perumahan dan Permukiman Provinsi Jawa Barat Tahun 2019-2023

NO. AKAR PERMASALAHAN STRATEGI ARAH KEBIJAKAN


Pembinaan dan pengawasan melalui
advokasi pemanfaatan skema-skema
KPBU untuk pengembangan
pengelolaan sampah terpadu di
Kabupaten/Kota dan Provinsi
Sumber: Background Study RPJMD Provinsi Jawa Barat Sektor Perumahan dan Kawasan Permukiman Tahun 2018-
2023

3.1.3. Permasalahan Bidang Kawasan Permukiman


Permasalahan dan isu strategis diperoleh dari hasil analisis terhadap kondisi eksisting
kawasan perumahan dan permukiman di Provinsi Jawa Barat, serta dari hasil masukan SKPD
terkait yang dilakukan melalui pelaksanaan FGD (Focus Group Discussion). Berikut intisari dari
permasalahan dan isu strategis bidang kawasan permukiman di Provinsi Jawa Barat.
1. Pelayanan PSU yang tidak memenuhi standar, berpotensi menimbulkan penurunan
kualitas lingkungan permukiman
2. Ketidakmampuan masyarakat secara ekonomi untuk meningkatkan kualitas rumahnya
sehingga masih ada masyarakat yang tinggal di Rumah tidak layak huni (Rutilahu)
3. Dukungan PSU yang terbatas karena belum menjadi aset pemerintah dikarenakan
pengembang belum menyerahkan asetnya yang disebabkan prasyarat untuk serah
terima belum terpenuhi
4. Pembangunan perumahan belum sejalan dengan rencana pembangunan perkotaan
yang tercantum dalam RTRW/RDTR karena dalam beberapa kasus belum ada
dokumennya
Berdasarkan permasalahan / isu strategis pada bidang kawasan permukiman tersebut, maka
strategi dan arah kebijakan bidang kawasan permukiman di Provinsi Jawa Barat secara rinci
dapat dilihat pada Tabel 3.3 berikut.

Tabel 3-3 Pemetaan Permasalahan Untuk Penentuan Prioritas dan Sasaran Pembangunan Daerah di
Bidang Infrastruktur Permukiman
NO. AKAR PERMASALAHAN STRATEGI ARAH KEBIJAKAN
PERUMAHAN
1. Pelayanan PSU yang tidak Pengintegrasian pembangunan
memenuhi standar, perumahan dengan program
berpotensi menimbulkan penanganan kawasan kumuh
penurunan kualitas 100 0 100
lingkungan permukiman Penataan atau relokasi kawasan
permukiman yang berlokasi di
negative list
Meningkatkan aksesibilitas
Pemugaran dan peremajaan
kawasan permukiman terhadap
kawasan
standar minimal pelayanan
Konsolidasi lahan
PSU, dan peningkatan kualitas
Pengembangan permukiman
lingkungan
baru
Peningkatan peran serta
masyarakat (swadaya) dalam
menjaga dan meningkatkan
kualitas lingkungan tempat
tinggalnya

3-13 PERMASALAHAN DAN ISU STRATEGIS


RENSTRA
DISPERKIM Rencana Strategis Dinas Perumahan dan Permukiman Provinsi Jawa Barat Tahun 2019-2023

NO. AKAR PERMASALAHAN STRATEGI ARAH KEBIJAKAN


2. Ketidakmampuan Meningkatkan aksesibiltas Pemberian hibah untuk
masyarakat secara ekonomi masyarakat terhadap bantuan perbaikan Rutilahu
untuk meningkatkan kualitas pembiayaan peningkatan
rumahnya sehingga masih kualitas permukiman
ada masyarakat yang
tinggal di Rumah tidak layak
huni (Rutilahu)
3. Dukungan PSU yang Sinkronisasi & koordinasi Pendampingan untuk
terbatas karena belum antara stakeholder meningkatkan Peran Pemda
menjadi aset pemerintah pembangunan PKP terkait dalam pembangunan
dikarenakan pengembang penyediaan PSU infrastruktur dari lahan
belum menyerahkan perumahan bagi MBR sehingga
asetnya yang disebabkan terintegrasi dengan infratsruktur
prasyarat untuk serah terima utama yang sudah ada
belum terpenuhi Pemberian Subsidi fasilitas PSU
(Prasarana, Sarana, dan Utilitas)
bagi pengembang rumah
subsidi
Pencegahan penurunan kualitas
lingkungan dengan
pengawasan dan pengendalian
terhadap pelanggaran
Peningkatan peran serta
masyarakat (swadaya) dalam
menjaga dan meningkatkan
kualitas lingkungan tempat
tinggalnya
4. Pembangunan perumahan Sinkronisasi rencana Pendampingan terhadap
belum sejalan dengan pembangunan perumahan Pemerintah Daerah dalam
rencana pembangunan yang tertera dalam dokumen upaya penyelesaian dan
perkotaan yang tercantum rencana pembangunan (RPJM) penetapan RDTR setiap
dalam RTRW/RDTR karena dengan rencana tata ruang kota/kab. untuk memperjelas
dalam beberapa kasus (RTRW/RDTR) zonasi tata ruang dan
belum ada dokumennya peruntukan permukiman
Pendampingan terhadap
pemerintah daerah dalam
menjaga konsistensinya untuk
mengimplementasikan rencana
tata ruang (RTRW/RDTR)
Sumber: Background Study RPJMD Provinsi Jawa Barat Sektor Perumahan dan Kawasan Permukiman Tahun 2018-
2023

3.1.4. Permasalahan Bidang Pertanahan


Permasalahan Bidang Pertanahan di Provinsi Jawa Barat yang telah teridentifikasi, diantaranya
yaitu sebagai berikut:
1. Pemerintah Provinsi Jawa Barat belum memiliki data dan informasi aset pertanahan yang
jelas dan akurat serta bisa diakses stakeholder yang berkepentingan.
2. Belum adanya data dan informasi spasial dan aspasial yang andal dan terintegrasi
sebagai masukan (input) dalam proses perencanaan pembangunan, khususnya bidang
perumahan dan permukiman.
3. Belum adanya sistem informasi yang baik sebagai sarana komunikasi antara Disperkim
dengan publik pada umumnya dan instansi pelaku pembangunan di Provinsi Jawa Barat
pada khususnya.

3-14 PERMASALAHAN DAN ISU STRATEGIS


RENSTRA
DISPERKIM Rencana Strategis Dinas Perumahan dan Permukiman Provinsi Jawa Barat Tahun 2019-2023

4. Banyaknya tanah kosong dan tanah terlantar di Jawa Barat yang belum terdata.
5. Banyaknya tanah ulayat di Jawa Barat yang belum terdata.
6. Banyaknya aset tanah milik Pemerintah Provinsi Jawa Barat yang dibiarkan dan tidak jelas
peruntukannya.
7. Terjadinya permasalahan/konflik pertanahan antara : Masyarakat vs Swasta; Masyarakat
vs Pemerintah; Swasta vs Pemerintah; Pemerintah vs Pemerintah Daerah; dan Pemerintah
Daerah vs Pemerintah Daerah.
8. Kebutuhan sinkronisasi program Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap (PTSL) dengan
BPN.
9. Belum adanya data untuk kebutuhan Redistribusi Tanah.

3.2. Isu Strategis Perumahan dan Permukiman


Berdasarkan hasil kajian, terdapat 5 (lima) point isu strategis yang teridentifikasi terkait dengan
perumahan dan kawasan permukiman, yaitu sebagai berikut :
1. BACKLOG
Backlog Provinsi Jawa Barat yang teridentifikasi berdasarkan data Susenas mencapai
1.225.737 unit, dengan rata-rata 8,51% dari jumlah KK per kota/kabupaten. Terkait isu
tersebut., maka kebutuhan terkait penanganan backlog diantaranya yaitu :
 Penyediaan Rumah
 Peningkatan Daya Beli Masyarakat
 Dukungan Pemerintah dalam memberi kemudahan pembangunan rumah MBR.

2. RTLH
Jumlah RTLH (tidak memenuhi standar minimal atap lantai dinding) yang teridentifikasi di
Jawa Barat mencapai 191.746 unit dengan realisasi Cakupan pelayanan tahun 2017
93,12%. Terkait isu tersebut., maka kebutuhan terkait penanganan RTLH diantaranya :
 Peningkatan Kualitas Bangunan Rumah
 Relokasi (bagi yang tidak sesuai peruntukkan)

3. PERMUKIMAN KUMUH
Jumlah permukiman kumuh yang teridentifikasi di Jawa Barat mencapai 619 kawasan
dengan luas total 4.474,79 Ha. Terkait isu tersebut., maka kebutuhan terkait penanganan
permukiman kumuh diantaranya yaitu :
 Peningkatan Kualitas Bangunan Rumah
 Peningkatan Kualitas Infrastruktur Permukiman
 Relokasi bagi lokasi permukiman kumuh illegal (squatter)

4. INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN
Cakupan pelayanan infrastruktur belum terpenuhi 100% dan masih banyak
Kabupaten/Kota yang belum terlayani oleh jaringan infrastruktur permukiman. Realisasi
Cakupan pelayanan infrastruktur permukiman pada tahun 2017 yaitu sebagai berikut :
 Air bersih: 73,17%

3-15 PERMASALAHAN DAN ISU STRATEGIS


RENSTRA
DISPERKIM Rencana Strategis Dinas Perumahan dan Permukiman Provinsi Jawa Barat Tahun 2019-2023

 Air limbah: 67,01%


 Persampahan: 67,11%
 Drainase: 10 kota/kab terjadi ganangan
Terkait isu tersebut., maka kebutuhan terkait pemenuhan layanan dasar infrastruktur
permukiman diantaranya yaitu Peningkatan akses terhadap infrastruktur dasar
permukiman.

5. LAHAN PERKOTAAN
Terbatasnya lahan untuk guna lahan permukiman, terutama di perkotaan. Serta harga
lahan yang semakin jauh dari jangkauan Masyarakat Berpenghasil Rendah. Terkait isu
tersebut., maka kebutuhan terkait kebutuhan lahan perkotaan diantaranya yaitu :
 Efisiensi Lahan
 Pembangunan perumahan vertikal

3.3. Telaahan Renstra K/L


Faktor – faktor penghambat dan pendorong dari pelayanan Dinas Perumahan dan
Permukiman Provinsi Jawa Barat yang mempengaruhi permasalahan pelayanan ditinjau dari
hasil kajian renstra Kementerian dan Lembaga dijelaskan melalui tabel berikut.
Tabel 3-4 Permasalahan Pelayanan Dinas Perumahan dan Permukiman Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Hasil Telaahan Renstra Kementerian dan Lembaga
Permasalahan Pelayanan OPD Faktor
Faktor Penghambat Faktor Pendorong
Penyimpangan pemanfaatan ruang
/Tingginya alih fungsi lahan produktif
Belum seluruhnya Rumah Tangga Dinas Permukiman dan Sambungan langsung ke
mendapat akses air minum Perumahan hanya menyediakan perumahan dan
pelayanan sampai pada permukiman merupakan
pembuatan water treatment kewenangan kab/kota
Tingkat cakupan pelayanan Air limbah rumah tangga Sistem air limbah skala
pengelolaan limbah domestik lintas kab/kota kab/kota
domestik masih kurang

Tingkat pelayanan Dinas Permukiman dan Kewenangan pengelolaan


persampahan di wilayah Perumahan Provinsi Jawa Barat persampahan skala
perkotaan oleh masing- hanya mengelola persampahan kabupaten/kota berada di
masing kabupaten/kota di berskala regional pemerintah kab/kota
Jawa Barat secara umum
masih rendah
Masih terdapat genangan di 11 kota
Kewenangan Dinas Permukiman Kewenangan
dan Perumahan pada drainase kabupaten/kota pada
permukiman drainase untuk sungai, anak
sungai, jalan
Masih adanya perumahan dan Penanganan berupa fasilitasi Perijinan berada di
permukiman kumuh di perkotaan kabupaten/kota.

3-16 PERMASALAHAN DAN ISU STRATEGIS


RENSTRA
DISPERKIM Rencana Strategis Dinas Perumahan dan Permukiman Provinsi Jawa Barat Tahun 2019-2023

Permasalahan Pelayanan OPD Faktor


Faktor Penghambat Faktor Pendorong
Tingginya backlog rumah Pemerintah Provinsi Jawa Barat Terdapat kontribusi pihak
(dalam hal ini Diskimrum) lain (pemerintah pusat,
memiliki kewenangan berupa kab/kota, swasta dan
kegiatan yang sifatnya masyarakat) dalam upaya
memfasilitasi mengurangi backlog

3.4. Telaahan Rencana Tata Ruang Wilayah dan Kajian Lingkungan


Hidup Strategis
Faktor- faktor penghambat dan pendorong dari pelayanan Dinas Perumahan dan Permukiman
Provinsi Jawa Barat yang mempengaruhi permasalahan pelayanan ditinjau dari implikasi
RTRW berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 22 Tahun 2010 tentang RTRW Provinsi Jawa
Barat 2009 – 2029 dan KLHS dijelaskan melalui tabel berikut.

3-17 PERMASALAHAN DAN ISU STRATEGIS


RENSTRA
DISPERKIM Rencana Strategis Dinas Perumahan dan Permukiman Provinsi Jawa Barat Tahun 2019-2023

Tabel 3-5 Permasalahan Pelayanan Dinas Perumahan dan Permukiman Provinsi Jawa Barat Berdasarkan Telaahan RTRW dan KLHS beserta faktor
penghambat dan pendorong keberhasilan
Kajian Lingkungan Hidup Faktor - Faktor
Rencana Tata Ruang Wilayah Permasalahan Pelayanan
No. Strategis Terkait Tugas dan
Terkait Tugas dan Fungsi OPD OPD Faktor Penghambat Faktor Pendorong
Fungsi OPD
1. Pengembangan sistem TPPAS WP Bodebekpunjur, WP  Cakupan pelayanan  Kurang efektifnya  Pelaksanaan revisi
Regional sesuai dengan Purwasuka, WP persampahan perkotaan sosialisasi kepada Peraturan Daerah
pertumbuhan penduduk, Ciayumajakuning, WP tidak memenuhi target masyarakat dan Nomor 12 Tahun
perkembangan kegiatan Priangan TImur- (tidak tercapai) penegakan hukum 2010
perkotaan dan ekonomi Pangandaran, WP Sukabumi tentang cara
2. Peningkatan Pengelolaan adalah : Setiap perkotaan di pembuangan sampah  Pelaksanaan
Persampahan, melalui: wilayah kabupaten/kota perlu yang baik kerjasama
- Revitalisasi TPA memiliki instalasi pengolahan  Belum adanya Pemerintah
Leuwigajah, air limbah penduduk (IPAL mekanisme insentif Provinsi Jawa
- Optimalisasi TPK Domestik) dan disinsentif bagi Barat dengan
Sarimukti, dan WP KK Cekungan Bandung: masyarakat Pemerintah
- Operasionalisasi TPPAS - setiap wilayah kab/kota  Teknologi TPA di Jawa Provinsi DKI
Regional Legok Nangka perlu memiliki TPPAS Barat belum Jakarta dan
3. Pengembangan pemanfaatan dan IPAL Domestik menerapkan teknologi perusahaan –
sampah sebagai energy di TPA: - Pengendalian hunian yang layak termasuk perusahaan
- Kab. Bogor vertikal di KBU dan KBS fungsi pengelolaan
- Kab. Bekasi reduksi/pengolahan sampah
- Kota Bekasi sampah (minimum
- Kota Bogor sanitary landfill)  Pemerintah
- Kota Depok  Pengelolaan Pronvis Jawa Barat
4. Pembangunan TPPAS Regional persampahan bekerjasama
Nambo dengan cakupan berorientasi 3R yang dengan PT Jabar
pelayanan untuk wilayah Kab. belum efektif dan Bersih Lestari
Bogor, Kota Bogor dan Kota terpadu termasuk di untuk
Depok dalamnya aspek pembangunanTPP
5. Pembangunan Tempat regulasi, kelembagaan, AS Regonal Lulut
Pengelolaan Sampah Regional dan penganggaran. Nambo di
di Kabupaten Cirebon  Belum kuatnya peran Kabupaten Bogor
6. Penyediaan TPA regional di Pemerintah Provinsi
Kab. Sukabumi untuk mendorong
7. Pengembangan energy dari gerakan 3R yang
sampah TPA di WP KK komprehensif dan

3-18 PERMASALAHAN DAN ISU STRATEGIS


RENSTRA
DISPERKIM Rencana Strategis Dinas Perumahan dan Permukiman Provinsi Jawa Barat Tahun 2019-2023

Kajian Lingkungan Hidup Faktor - Faktor


Rencana Tata Ruang Wilayah Permasalahan Pelayanan
No. Strategis Terkait Tugas dan
Terkait Tugas dan Fungsi OPD OPD Faktor Penghambat Faktor Pendorong
Fungsi OPD
Cekungan Bandung pengangkutan sampah
yang efisien dan
profesional dari
sumber ke TPS melalui
penguatan regulasi di
seluruh Kab/Kota di
Provinsi Jawa Barat
(berikut insentif dan
disinsentifnya)
 Belum adanya skema
kerja sama antara
Pemerintah Provinsi
dan Kab/Kota yang
efektif dalam
memastikan operasi
pengangkutan sampah
dari TPS ke TPA yang
aman, efisien, dan
efektif

8. Pengembangan pengelolan air  Masih tingginya gap antara  Rendahnya kesiapan Peningkatan
limbah yang memperhatikan sediaan dan kebutuhan, daerah untuk pelayanan, sinergitas
baku mutu limbah cair dan yaitu 97% untuk IPAL, dan mengimplementasikan antara pemerintah
merupakan sistem yang 98% untuk IPLT target dan program pusat, provinsi, dan
terpisah dari pengelolaan air  Rendahnya cakupan pengelolaan limbah kab/kota, serta
limbah industry secara terpusat, pelayanan akses limbah dari kebijakan pusat optimalisasi kinerja
terutama pada kawasan layak dan provinsi fasilitas yang ada,
perumahan padat, pusat bisnis  Masih rendahnya cakupan  Rendahnya melalui pembagian
dan sentra industry dan kualitas pelayanan pengetahuan dan peran:
9. Peningkatan sistem limbah sistem off-site kesadaran masyarakat  Pemerintah
pengelolaan air limbah di  Rendahnya performa tentang perilaku hidup Daerah provinsi
Pangandaran, Kota infrastruktur pengolahan bersih dan sehat, dalam
Tasikmalayan dan Kota Banjar limbah terutama meyangkut menetapkan baku
air limbah mutu air limbah
10. Peningkatan sistem  Terbatasnya regulasi di domestik yang

3-19 PERMASALAHAN DAN ISU STRATEGIS


RENSTRA
DISPERKIM Rencana Strategis Dinas Perumahan dan Permukiman Provinsi Jawa Barat Tahun 2019-2023

Kajian Lingkungan Hidup Faktor - Faktor


Rencana Tata Ruang Wilayah Permasalahan Pelayanan
No. Strategis Terkait Tugas dan
Terkait Tugas dan Fungsi OPD OPD Faktor Penghambat Faktor Pendorong
Fungsi OPD
pengelolaan air limbah di tingkat daerah untuk lebih ketat;
Pelabuhan Ratu dan Kota sektor limbah karena  Pemerintah Pusat,
Sukabumi pembangunan sanitasi Pemerintah
belum menjadi Daerah provinsi,
prioritas pembangunan dan Pemerintah
di daerah Daerah
 Terbatasnya sumber kabupaten/kota,
pendanaan dari dalam
pemerintah, terutama menerbitkan izin
APBD kota/kabupaten lingkungan, SPPL
akibat rendahnya dan/atau izin
komitmen dari kepala pembuangan air
daerah terhadap limbah;
subsektor limbah  penanggung
 Sulitnya melakukan jawab usaha
intervensi akibat dan/atau kegiatan
keterbatasan pengolahan air
kewenangan provinsi limbah domestik
dalam urusan dalam menyusun
pengelolaan limbah perencanaan
 Banyak pengolahan air
kabupaten/kota yang limbah domestik,
belum memiliki dan penyusunan
kelembagaan (unit dokumen
kerja) khusus untuk lingkungan hidup.
pengelolaan air limbah

11. Penataan jaringan drainase  Rendahnya cakupan  Belum kuatnya


perkotaan layanan drainase di Jawa dukungan Perda
Barat (hanya 3
 Belum optimalnya kabupaten/kota yang
penanganna terhadap memiliki Perda terkait
daerah banjir dan pengelolaan drainase)
genangan  Kurangnya instrument
regulasi dalam

3-20 PERMASALAHAN DAN ISU STRATEGIS


RENSTRA
DISPERKIM Rencana Strategis Dinas Perumahan dan Permukiman Provinsi Jawa Barat Tahun 2019-2023

Kajian Lingkungan Hidup Faktor - Faktor


Rencana Tata Ruang Wilayah Permasalahan Pelayanan
No. Strategis Terkait Tugas dan
Terkait Tugas dan Fungsi OPD OPD Faktor Penghambat Faktor Pendorong
Fungsi OPD
perubahan lahan dan
drainase
 Kurangnya sumber
daya manusia dan
teknologi dalam
penyediaan data
 Kurang jelasnya
instrumen pembagian
kewenangan yang
operasional serta
sosialisasi
kewenangannya
 Belum berjalannya
kerangka aksi bersama
lintas sektor dan
wilayah
 Tidak cukupnya data
yang mendukung
pembangunan
drainase (Hanya 3
kabupaten/kota yang
memiliki data
mengenai daerah
genangan)
 Tidak jelasnya
pembagian
kewenangan dalam
sistem drainase
 Tidak berjalannya
forum koordinasi untuk
pengelolaan sistem
drainase

12. Peningkatan pelayanan sistem  Realisasi cakupan  Terbatasnya

3-21 PERMASALAHAN DAN ISU STRATEGIS


RENSTRA
DISPERKIM Rencana Strategis Dinas Perumahan dan Permukiman Provinsi Jawa Barat Tahun 2019-2023

Kajian Lingkungan Hidup Faktor - Faktor


Rencana Tata Ruang Wilayah Permasalahan Pelayanan
No. Strategis Terkait Tugas dan
Terkait Tugas dan Fungsi OPD OPD Faktor Penghambat Faktor Pendorong
Fungsi OPD
air minum pelayanan air minum pendanaan APBD
13. Peningkatan ketersediaan air domestik Provinsi Jawa untuk meningkatkan
bersih perkotaan dan Barat sudah sesuai target, cakupan pelayanan air
pengembangan Instalasi namun masih terdapat minum
Pengolaan Air /WTP di ketimpangan akses dan
Kabupaten Bekasi dan pelayanan khususnya pada
Kabupaten Bogor masyarakat MBR
 Belum semua kota dan
kabupaten mempunyai
dokumen kebijakan dan
rencana pemenuhan
kebutuhan air minum
14. Pengembangan hunian vertical  Cakupan ketersediaan  Tingginya  Pembiayaan
di rumah layak huni belum pertumbuhan pembangunan
- Kawasan Perkotaan memenuhi target nasional penduduk hunian vertikal
Bodebek  Pengurangan luasan  Tingginya harga lahan oleh dana
- Kawasan industry Kab. kawasan permukiman di perkotaan, sehingga APBN
Karawang dan Kab. kumuh belum memenuhi masih adanya  Adanya Perda
Purwakarta target nasional pembangunan tentang kasiba
- Kota Cirebon perumahan di kawasan lisiba
- Kota Bandung, Kab. negative list
Bandung, Kota Cimahi,  Rendahnya
Jatinangor keterjangkauan daya
15. Pengembangan Kasiba atau beli masyarakat untuk
Lisiba memiliki rumah yang
16. Peningkatan kualitas lingkungan layak huni
permukiman kumuh di  Minimnya data
- Kota Depok dan Kota perumahan
Bekasi berimplikasi pada
- WP Purwasuka kegiatan/program
- Kertajati Aerocity Kab. kurang terencana
Majalengka dengan baik dan tidak
tepat sasaran
 Kebijakan terkait PKP
tidak terpadu dan

3-22 PERMASALAHAN DAN ISU STRATEGIS


RENSTRA
DISPERKIM Rencana Strategis Dinas Perumahan dan Permukiman Provinsi Jawa Barat Tahun 2019-2023

Kajian Lingkungan Hidup Faktor - Faktor


Rencana Tata Ruang Wilayah Permasalahan Pelayanan
No. Strategis Terkait Tugas dan
Terkait Tugas dan Fungsi OPD OPD Faktor Penghambat Faktor Pendorong
Fungsi OPD
serasi sehingga
informasi kebijakan
dan program dari
tingkat pusat tidak
ditindaklanjuti secara
nyata di tingkat daerah
 Belum terintegrasinya
kebijakan penyediaan
perumahan dengan
rencana tata ruang
 Sulitnya implementasi
dari pembangunan
hunian perumahan
berimbang oleh
developer karena
faktor harga lahan dan
standar harga jual
rumah untuk MBR
 Anggaran pemerintah
untuk pembangunan
PKP belum menjadi
prioritas
 Rendahnya
pembiayaan sektor
perumahan dari
pemerintah maupun
swasta
17. Pembangunan kawasan
olahraga terpadu di PKN dan
PKW dan pembangunan sarana
olahraga di PKL
18. Pembangunan Rumah Sakit
Tipe A di PKN, Rumah Sakit
Tipe B di PKW dan Rumah Sakit
Tipe C di PKL

3-23 PERMASALAHAN DAN ISU STRATEGIS


RENSTRA
DISPERKIM Rencana Strategis Dinas Perumahan dan Permukiman Provinsi Jawa Barat Tahun 2019-2023

Kajian Lingkungan Hidup Faktor - Faktor


Rencana Tata Ruang Wilayah Permasalahan Pelayanan
No. Strategis Terkait Tugas dan
Terkait Tugas dan Fungsi OPD OPD Faktor Penghambat Faktor Pendorong
Fungsi OPD
19. Pembangunan pusat
kebudayaan di PKN dan PKW
20. Pengendalian permukiman di
kawasan Puncak untuk
mendukung fungsi konservasi
kawasan
21. Pembangunan Pasar Induk
Regional di
- Kabupaten Bogor
- PKW Cikampek – Cikopo
- Kab. Indramayu (Pasar
Induk Beras Regional) dan
Kab. Cirebon
- Pelabuhan ratu
22. Peningkaan infrastruktur dasar Minimnya dukungan PSU
permukiman di desa tertinggal, untuk pembangunan
desa terpencil, permukiman perumahan baru, juga di
kumuh nelayan, desa di kawasan kumuh
kawasan perbatasan dengan perkotaan dan perdesaan
Provinsi Banten dan DKI, serta
kawasan rawan bencana
23. Penataan kawasan permukiman
perdesaan dengan prinsip
konservasi dan pengelolaan
bencana
24. Pembangunan sarana olahraga
dan pusat kegiatan belajar di
kawasan permukiman
perdesaan
25. Pembangunan puskesmas di
kawasan permukiman
perdesaan
Sumber : Peraturan Daerah Nomor 22 Tahun 2010 tentang RTRW Provinsi Jawa Barat dan Hasil Kajian

3-24 PERMASALAHAN DAN ISU STRATEGIS

Anda mungkin juga menyukai