Anda di halaman 1dari 3

KAFIR, APA ITU?

Al-kufru artinya menutupi apa yang seharusnya tampak jelas. Al-kufran


artinya menutupi nikmat dari pemberi nikmat dengan tidak mau mensyukurinya.

Kekafiran terbesar adalah mengingkari keesaan Allah, kenabian, atau


syariat. Kata Al-kufran paling banyak digunakan untuk pengingkaran terhadap
nikmat. Sedangkan kata Al-kufru paling banyak dipakai dalam kekafiran
terhadap agama. Adapun kata al-kafur banyak dipakai pada pengingkaran
terhadap kedua-duanya (yakni pengingkaran terhadap nikmat dan agama).
Malam disebut kafir karena malam dengan kegelapannya menutupi segala
sesuatu.

Bila orang berkata, "kafara al-ni'mata" maka artinya ia mengingkari nikmat


dan tidak mensyukurinya, ia tidak berterima kasih kepada pemberinya, atau tidak
berterima kasih kepada yang menjadi sebab datangnya nikmat, tetapi justru ia
mengingkari anugerahnya.

Bila orang berkata, "Kafara billahi" atau "Kafara Allah" maka artinya ia
ingkar kepada wujud Allah.

Bila orang berkata "Kafara bi al-rasul shalla Allahu 'alaihi wa sallama "
maka artinya ia tidak membenarkannya. Atau berkata "Kafara bi kitabillahi”
maka artinya ia tidak membenarkan bahwa kitab itu berasal dari sisi Allah.

Bila orang berkata, "Kafara bi al-iman" artinya ia tidak melakukan apa yang
menjadi konsekuensi keimanannya itu. Bila orang berkata, "kafara al-rajulu
haqqahu" artinya ia mengharamkan haknya itu untuk dirinya atau
mengingkarinya.

Bila orang berkata "kaffara Allahu al-sayyiati" berarti Allah menghapuskan


keburukan-keburukan dan tidak menyiksa karenanya.

Al-kafur seperti disebutkan dalam firman Allah.

Bentuk tunggal isim fa'il (kata benda yang menunjukkan pelaku) yang
berasal dari fi'il madli tsulatsi mujarrad (kata kerja bentuk lampau yang murni
terdiri dari tiga huruf), yaitu kafara adalah al-kafir yang berarti selain orang yang
beriman. Sedangkan bentuk jamak dari kata kafir adalah kuffar, kafiruna, dan
kafaratun.
Para pembaca Kitab Suci al-Quran perlu cermat dan berhati-hati dalam
memaknai kata kafara berikut derivasinya, karena kata tersebut memiliki banyak
sekali makna. Bahkan para petani oleh Allah dalam Qs. al-Hadid ayat 20 disebut
sebagai al-kuffar, yang tentu tidak bisa diartikan sebagai orang-orang kafir.

Dalam ayat di atas kata "al-kuffar" artinya adalah para petani, karena para
petani setelah melubangi tanah, mereka lalu meletakkan benih, dan kemudian
menutupi benih dalam lubang itu dengan tanah agar benih bisa tumbuh.
Perbuatan menutupi itulah yang membuat mereka sebagai pelaku disebut sebagai
al-kuffar (para petani).

SEKALI LAGI, KAFIR

“Kafir’’ berasal dari akar kata "ka-fa-ra," artinya 'menyembunyikan' atau


‘menutupi’. Petani disebut "kuffar" (bentuk jamak dari kata "kafir") karena dia
"menutupi" bebijian dengan tanah (QS al-Hadid [57]: 20). Ke bhs Inggris kata
"kafir" menjadi "to [cover]." Kekafiran adalah karakter atau sikap mental untuk
selalu berusaha "menutupi," "memalsukan," atau "menyembunyikan" kebenaran.

Orang yang karena berbagai alasan (vested interest/kepentingan diri)


mengganti kebenaran yang asli dengan kebenaran palsu -- seperti tukang fitnah
dan para penyebar hoax -- adalah orang kafir.

Seorang yang beragama Islam (Muslim) karena karakternya, bisa menjadi


kafir bisa juga non-kafir. Non-Muslim juga sama, karena karakternya bisa kafir
bisa non-kafir.

Orang-orang yang membuat kabut asap sehingga pandangan mata


terhalang melihat cahaya kebenaran, adalah kafir, apa pun agamanya. Siapa pun
yang menyibak kabut ini, apa pun agamanya, adalah Mukmin (orang yang
beriman).

Artinya, orang yang beriman (Mukmin) bisa Muslim bisa Non-Muslim.


Sebaliknya, seorang Muslim bisa Mukmin bisa juga Kafir. Non-Muslim juga
sama, bisa Mukmin bisa juga Kafir.

Apakah seseorang itu Muslim atau Non-Muslim, cukup lihat KTP-nya.


Tetapi, untuk tau apakah ia orang beriman (Mukmin) ataukah orang yang suka
menutupi kebenaran (Kafir), lihatlah KARAKTER-NYA!
Dimungkinkan Muslim tapi TIDAK BERIMAN (2:8, 49:14, 29:2,3) dan
dimungkinkan pula orang2 yg beriman meski BUKAN Muslim (2:62, 2:121,
3:113,114).

Sejumlah orang bisa SEIMAN, meski tidak SEAGAMA, bisa pula


SEAGAMA tapi tidak SEIMAN.

Manusia bisa BERSAUDARA karena SEIMAN (49:10), bukan karena


SEAGAMA. Kita saksikan banyak orang yg bermusuhan padahal mereka
seagama (59:14), sebaliknya banyak orang merasa bersaudara walaupun tidak
seagama.

Maka jangan heran jika Muslim 212 merasa bersaudara dg kristiani Rocky
Gerung, Pigai, sementara Muslim lainnya merasa bersaudara dg kristiani lainnya
spt Romo Benny Susetyo, Magniz-Suseno, dan sebagainya.

BERIMAN itu artinya membenarkan KEBENARAN (fakta/realita dan


nilai2 universal [fitrah manusia]) serta berkarakter dan berperilaku selaras dg
kebenaran tsb. >> Suatu sikap MEMBENARI alias tidak menyalahi kebenaran.

KAFIR adalah antonim dari IMAN, yaitu sikap MENGINGKARI


FAKTA-FAKTA KEBENARAN serta membangun karakter dan perilaku yang
MENYIMPANG/antogonis dari kebenaran.

KAFIR dan BERIMAN bukanlah soal agama apa yg dianut,


tapi_sikap/posisi_ seseorang terhadap nilai-nilai KEBENARAN.

Hindari menuding orang lain kafir, karena di dalam diri masing-masing


ada potensi kekafiran yang perlu diwaspadai.

Anda mungkin juga menyukai