0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
64 tayangan1 halaman
Dokumen tersebut membahas tentang sikap ilmiah dalam perdebatan, di mana seorang ilmuwan harus tetap konsisten pada prinsip keilmiahan meski berhadapan dengan lawan yang bersikap sektarian atau dogmatis. Sikap terbuka untuk mendengarkan pendapat lain, menghindari kritik yang tidak relevan, serta menghindari penyerangan pribadi merupakan ciri seorang yang berdebat secara ilmiah.
Dokumen tersebut membahas tentang sikap ilmiah dalam perdebatan, di mana seorang ilmuwan harus tetap konsisten pada prinsip keilmiahan meski berhadapan dengan lawan yang bersikap sektarian atau dogmatis. Sikap terbuka untuk mendengarkan pendapat lain, menghindari kritik yang tidak relevan, serta menghindari penyerangan pribadi merupakan ciri seorang yang berdebat secara ilmiah.
Dokumen tersebut membahas tentang sikap ilmiah dalam perdebatan, di mana seorang ilmuwan harus tetap konsisten pada prinsip keilmiahan meski berhadapan dengan lawan yang bersikap sektarian atau dogmatis. Sikap terbuka untuk mendengarkan pendapat lain, menghindari kritik yang tidak relevan, serta menghindari penyerangan pribadi merupakan ciri seorang yang berdebat secara ilmiah.
Sikap Ilmiah dalam Perdebatan melakukan debat dengan benar, supaya ada teladan
kebaikan yang bisa ditunjukkan kepadanya. Sikap yang
Orang yang berkecimpung di dunia ilmu baik akan menghindari kesan yang salah, yang bisa pengetahuan, senantiasa siap untuk berdebat. Dalam membuat lawan debat semakin kukuh dengan aktivitas debat, akan terjadi pertukaran gagasan, yang sektarianisme dan dogmatismenya. memungkinkan munculnya gagasan baru yang lebih segar. Bagaimanakah ciri-ciri orang yang sektarian dan Debat ilmiah adalah suatu proses dialektika, yaitu dogmatis dalam perdebatan? Pertama, ia bersikukuh berdialog dengan menggunakan nalar, sebagai cara untuk dengan pendapatnya tanpa mau mendengar pendapat menyelidiki suatu masalah sampai tuntas. orang lain. Kedua, ia cenderung mengritik hal-hal yang Dalam dialektika, kita mengenal rumusan "tesis- terlepas dari konteks perdebatan. Ketiga, tak jarang ia antitesis-sintesis". Tesis adalah gagasan pertama yang melakukan argumentum ad hominem atau menyerang akan ditentang oleh gagasan kedua yang disebut antitesis. pribadi dan harga diri lawan debatnya. Tanggapan Dari antagonisme tersebut akan muncul sebuah sintesis, apologis dari orang yang sektarian dan dogmatis seperti sebagai gagasan baru yang lebih maju daripada tesis dan ini mestinya tidak memiliki nilai dialektika, karena tidak antitesis sebelumnya. memberikan kontribusi apa pun bagi kemajuan ilmu pengetahuan. Teori dialektika berasal dari seorang filsuf Jerman bernama G.W.F. Hegel. Dikatakan, suatu dialektika Orang yang dogmatis berkecenderungan menutup gagasan atau debat, hendaknya bertumpu pada integritas ruang perdebatan. "Terserah apa kata Anda!", “Situ ilmiah. Dalam situasi apa pun, seorang ilmuwan harus muslim?”, "Saya tidak mau berdebat!", "Anda dan saya tetap teguh dalam keilmiahannya. Bahkan, terhadap berbeda, maka sebaiknya kita berjalan sendiri-sendiri!"; lawan yang bersikap sektarian dan dogmatis sekalipun, adalah beberapa contoh kalimat yang sering diucapkan prinsip keilmiahan harus tetap ditegakkan. Adalah perlu seorang yang dogmatis yang tidak memiliki keterampilan menunjukkan kepada lawan bagaimana caranya berdebat.