Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN KASUS

PADA PASIEN POST SC DENGAN INDIKASI PEB

A. IDENTITAS KLIEN
Nama : Ny. M
Umur : 36 Tahun
Pendidikan : SMA
Alamat : Teluk sasa
No.Rm : 048837
Tgl masuk : 17-1-20
Tgl pengkajian :18-02-20
Nama suami : Tn.A
Umur : 44 Tahun
Pendidikan : SMA
Alamat : Teluk sasa
Pekerjaan : Karyawan Swasta

B. DATA UMUM KESEHATAN


Alasan masuk rumah sakit
Hamil kurang bulan dengan darah tinggi dan keluar air-air.
Faktor pencetus
Tensi tinggi
Lamanya keluhan
1 jam sekali

1. Riwayat kesehatan sekarang


Keluhan saat ini
Pasien mengatakan nyeri pada luka operasi skala nyeri 4
Pasien mengatakan sulit menggerakan badannya
Lamanya keluhan
Nyeri yang dirasakan hilang timbul
Fakor pencetus
Tensi tinggi
2. Riwayat kesehatan dahulu
Tidak ada
3. Riwayat kesehatan keluarga
Tensi tinggi
4. Riwayat menstruasi
Pasien mengatakan menstruasi teratur tiap bulan
5. Riwayat perkawinan
Perkawinan yang ke 4
6. Riwayat keluarga berencana
Pasien mengatakan tidak KB dan belum tau untuk keluarga berencana
C. STATUS OBSTETRI
1. Nifas hari ke : 4 ( Keempat)
2. Riwayat persalinan yang lalu ( jenis kelamin anak,berat badan lahir,keadaan BBL)
Riwayat persalinan :Sectio caesar
Jenis kelamin anak: perempuan
Berat badan lahir : 3,5 kg
Keadaan bayi baru lahir: normal
3. Komplikasi nifas yang lalu
Tidak ada
D. PEMERIKSAAN FISIK
1. Keadaan umum : komposmetis GCS : E 4 M 6 V 5
2. Tanda-tanda Vital : Ttd: 170/110 Mmhg Nadi : 98x/i Temp: 36 ,7C RR: 20 x/i
3. Kepala
a. Rambut : kebersihan : bersih kekuatan :tampak sehat jenis rambut : rambut
ikal
b. Mata : skela : an iterik konjungtiva : anemis
c. Wajah : tidak ada gloasma gravidarum
d. Hidung : bersih
e. Mulut : bersih
f. Leher : hiperpigmentasi pada kulit
4. Pemeriksaan thoraks dan dada
a. Paru : Normal vaskikuler
b. Jantung : normal, tidak ada suara tambahan
c. Payudara: Bentuk simetris, puting susu menonjol, tidak ditemukan benjolan,
ekskresi baik dengan kolostrum langsung keluar pasca melahirkan. Ibu
memberikan ASI dan daya hisap bayi kuat.
5. Abdomen
a. Inspeksi : terdapat luka oprasi pada perut bagian bawah
b. Palpasi : tampak luka oprasi sekita 9 cm, nyeri perut bila disentuh atau ditekan
6. Perineum
a. Kebersihan : bersih
b. Lokhea : lokhea berwarna kecoklatan
c. Tanda REEDA jika episiotomi : tidak ada
7. Ekstermitas
a. Varises : tidak ada
b. Edema : tidak ada
c. Tanda hoffman : tidak ada
d. Reflek pattela : baik
8. Pemenuhan kebutuhan sehari-hari
a. Aktivitas / istirahat
Pasien mengatakan aktivitas yang dilakukan sehari-hari dirumah
memasak,bersih-bersih
Pasien mengatakan istirahata tidur cukup
b. Sirkulasi : kapilleri filling kurang dari 3 detik, sirkulasi baik
c. Eliminasi : pasien terpasang kateter urine, urine 300 cc
d. Makanan dan minuman: pasien sudah bisa minum post sectio caesar
e. Nyeri /tidak nyaman : pasien mengatakan nyeri pada luka oprasi skala nyeri 3
9. Adaptasi psikologi ( bonding and attachment,fase adaptasi psikologis,tanda-tanda
“blues”) : tidak ada tanda-tanda ‘ blues’
10. Pemeriksaan diagnostik: ; labor, usg dan ekg
11. Kesimpulan
Setelah dilakukan pengkajian dapat di simpulkan bahwa masalah yang timbul
pada pasien Ny.R adalah nyeri, resiko infeksi dan intoleransi aktifitas

E. DIAGNOSA
1. Nyeri akut berhubungan dengan jahitan luka post SC
2. Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan adanya mukus
3. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan post pembedahan sectio caesaria

F. ANALISA DATA

No Data Analisa Data Masalah


(Pohon Masalah) Keperawatan
1. DS: Nyeri Akut
- Ibu mengatakan nyeri Indikasi Preeklampsia
pada luka bekas SC
- Ibu mengatakan jika
batuk, nyeri pada Operasi Sectio Caesaria
bagian perut
- Ibu mengatakan Terjadi insisi
bergerak sedikit saja,
nyeri pada perlukaan
DO: Peradangan
- Ibu tampak meringis
- Terdapat luka jahitan Nyeri akut
pada perut sepanjang ±
8-10 cm
- P : Nyeri di bagian
perut/epigastrium bekas
SC
Q : Nyeri berkurang
jika tidak miring
kanan-kiri
R : Nyeri berat
S : Skala 4
T : Nyeri hilang timbul
2. DS: Batuk Bersihan jalan nafas
- Ibu mengatakan batuk tidak efektif
berdahak Mengeluarkan sekret
- Ibu mengatakan batuk
sudah didapat sebelum
proses opearasi Bersihan jalan nafas tidak
dilakukan efektif
DO:
- Ibu tampak sedang
batuk
- Adanya produksi
sputum

3. DS: Tindakan pembedahan Resiko tinggi Infeksi


- Ny. M mengatakan Sectio Caesaria
belum menggganti
tampon sejak post-SC
Penggunaan pembalut
- Ny. M mengatakan
pembalutnya masih
belum dibawa oleh Lembab
keluarganya dari IGD
DO:
Port de'entri kuman
- Tampak tampon Ny. M
banyak darah dan
belum diganti Resiko Infeksi
- Tampak Ny. M merasa
tidak nyaman
Tindakan pembedahan SC
- Tampak juga Ny. M
sedang terpasang
kateter menetap 24 jam
Bekas perlukaan

Port de'entri kuman

Resiko Infeksi

G. INTERVENSI
No Diagnosa Keperawatan Tujuan Intervensi
1. Nyeri akut b.d jahitan Setelah dilakukan 1. Kaji tingkat intensitas nyeri
luka post SC tindakan perawatan pasien
DS: selama 3 x 24 jam tidak 2. Jelaskan penyebab nyerinya
- Ibu mengatakan nyeri terjadi nyeri atau ibu 3. Ajarkan ibu mengantisipasi
pada luka bekas SC dapat mengantisipasi nyeri
- Ibu mengatakan jika nyerinya 4. Bantu ibu dengan
batuk, nyeri pada Kriteria Hasil : mengusap/massage pada
bagian perut - Ibu mengerti bagian yang nyeri
- Ibu mengatakan penyebab nyerinya 5. Beri terapi farmakologis/
bergerak sedikit saja, - Ibu mampu medikamentosa analgetik
nyeri pada perlukaan beradaptasi terhadap
DO: nyerinya
- Ibu tampak meringis
- Terdapat luka jahitan
pada perut sepanjang
± 8-10 cm
- P : Nyeri di bagian
perut/epigastrium
bekas SC
Q : Nyeri berkurang
jika tidak miring
kanan-kiri
R : Nyeri berat
S : Skala 4
T : Nyeri hilang
timbul

2. Bersihan jalan nafas Setelah dilakukan 6. Anjurkan pasien untuk


tidak efektif b.d adanya tindakan istirahat dan napas dalam
mukus keperawatan selama 3 x 7. Posisikan pasien untuk
DS: 24 jam pasien memaksimalkan ventilasi
- Ibu mengatakan batuk menunjukkan 8. Keluarkan sekret dengan
berdahak keefektifan batuk atau suction
jalan nafas dibuktikan 9. Auskultasi suara nafas,
- Ibu mengatakan batuk
dengan kriteria hasil : catat adanya suara
sudah didapat
tambahan
sebelum proses - Mendemonstrasikan
batuk efektif dan 10. Berikan bronkodilator :
opearasi dilakukan
suara nafas yang Ambroxol
DO:
bersih, tidak ada 11. Berikan antibiotik :
- Ibu tampak sedang sianosis dan ceftriaxone
batuk dyspneu (mampu 12. Atur intake untuk cairan
Adanya produksi sputum
mengeluarkan mengoptimalkan
sputum, bernafas keseimbangan.
dengan mudah, 13. Monitor respirasi dan status
tidak ada pursed O2
lips) 14. Pertahankan hidrasi yang
- Menunjukkan jalan adekuat untuk
nafas yang paten mengencerkan secret
(klien tidak merasa 15. Jelaskan pada pasien dan
tercekik, irama keluarga tentang
nafas, frekuensi penggunaan peralatan : O2,
pernafasan dalam Suction, Inhalasi
rentang normal,
tidak ada suara
nafas abnormal)
- Mampu
mengidentifikasikan
dan mencegah
faktor yang
penyebab.
- Saturasi O2 dalam
batas normal
- Foto thorak dalam
batas normal

3. Resiko tinggi infeksi b.d Setelah dilakukan 1. Pertahankan teknik aseptif


post pembedahan SC tindakan keperawatan 2. Batasi pengunjung bila
DS: selama 3 x 24 jam perlu cuci tangan setiap
- Ny. M mengatakan pasien tidak mengalami sebelum dan sesudah
belum menggganti infeksi dengan kriteria tindakan keperawatan
tampon sejak post-SC hasil: 3. Gunakan kateter intermiten
untuk menurunkan infeksi
- Ny. M mengatakan - Klien bebas dari
tanda dan gejala kandung kencing
pembalutnya masih
infeksi 4. Berikan terapi antibiotic :
belum dibawa oleh
Ceftriaxone
keluarganya dari IGD - Menunjukkan
kemampuan untuk 5. Monitor tanda dan gejala
DO:
mencegah infeksi sistemik dan local
- Tampak tampon Ny. timbulnya infeksi 6. Inspeksi kulit dan membran
M banyak darah dan mukosa terhadap
- Jumlah leukosit
belum diganti kemerahan, panas, drainase
dalam batas normal
- Tampak Ny. M 7. Monitor luka post SC
merasa tidak nyaman 8. Dorong masukan cairan
- Tampak juga Ny. M 9. Dorong istirahat
sedang terpasang 10. Ajarkan pasien dan
kateter menetap 24
jam keluarga tanda dan gejala
infeksi
11. Kaji TTV terutama suhu
tubuh

H. IMPLEMENTASI DAN EVALUASI


Hari/ Diagnosa Implementasi Evaluasi Paraf
Tanggal/ Keperawata
Jam n
Senin/ Nyeri akut 1. Mengkaji tingkat Pkl 14:00 WIB RIKY
18-02-20 b.d jahitan intensitas nyeri pasien. S:
12:00 luka post SC Skala nyeri masih 4, ibu - Ibu mengatakan
WIB baru masuk bangsal pkl nyeri di bagian
11.00 perut sudah agak
2. Menjelaskan penyebab berkurang tetapi
nyerinya masih hilang timbul
3. Mengajarkan ibu O:
mengantisipasi nyeri - Ibu tampak
dengan teknik non mengerti dengan
farmakologis: nafas penjelasan perawat
dalam - Ibu tampak masih
4. Membantu ibu dengan meringis
mengusap/massage pada A:
bagian yang nyeri P4A0 Post SSTP ec
5. Memberi terapi PPHD + PEB
farmakologis/medikamen P:
tosa analgetik: Pronalges - Intervensi
supp ketoprofen dan obat dilanjutkan
darah tinggi dopamet 250 - Obat oral dimakan
mg secara oral pkl 14:00
- Pronalges sudah
diberikan pkl 12:00

Bersihan S:
jalan nafas 1. Menganjurkan pasien
- Ibu mengatakan
tidak efektif untuk istirahat dan napas
batuk belum juga Meity
b.d adanya dalam
hilang
mukus 2. Memposisikan pasien
O:
untuk memaksimalkan
- Ibu tampak
ventilasi
mengerti dengan
3. Mengeluarkan sekret
penjelasan perawat
dengan batuk efektif
A:
4. Memberikan
P4A0 Post SSTP ec
bronkodilator : Ambroxol
PPHD + PEB
5. Memberikan antibiotik :
P:
ceftriaxone
- Intervensi
6. Mempertahankan hidrasi
dilanjutkan
yang adekuat untuk
mengencerkan secret - Obat ambroxol
bary diresepkan
- Ceftriaxone sudah
di skin test pkl
11.30 hasil tidak
alergi
- Injeksi ceftriaxone
pkl 14:00

Resiko tinggi 1. Mempertahankan teknik S:


infeksi b.d aseptif - Ibu mengatakan
post 2. Membatasi pengunjung pembalut belum Riky
pembedahan bila perlu cuci tangan diganti karena
SC setiap sebelum dan pembalut masih di
sesudah tindakan dalam tas yang di
keperawatan ruang IGD
3. Menggunakan kateter O:
intermiten untuk - Pembalut tampak
menurunkan infeksi penuh dengan darah
kandung kencing - Ibu tampak kurang
4. Memberikan terapi nyaman
antibiotic : Ceftriaxone
- Ibu terpasang
5. Memantau luka post SC
kateter menetap 24
6. Mengajarkan pasien dan
jam dengan output
keluarga tanda dan gejala
di urine bag 700 cc
infeksi
- TTV:
7. Mengkaji TTV terutama
TD: 170/110
suhu tubuh
mmHg
N: 98 kali/menit
RR: 20 kali/menit
T: 36,7oC
A:
- P4A0 Post SSTP ec
PPHD + PEB

P:
- Intervensi
dilanjutkan
- Rencana masuk
farmadol flash jika
suhu tubuh naik

Hari/ Diagnosa Implementasi Evaluasi Paraf


Tanggal/ Keperawata
Jam n
Selasa/ Nyeri akut 6. Mengkaji tingkat Pkl 14:00 WIB RIKY
19-02-20 b.d jahitan intensitas nyeri pasien. S:
12:00 luka post SC Skala nyeri berkurang 3. - Ibu mengatakan
WIB 7. Menjelaskan penyebab nyeri di bagian
nyerinya perut sudah agak
8. Mengajarkan ibu berkurang tetapi
mengantisipasi nyeri masih hilang timbul
dengan teknik non O:
farmakologis: nafas - Ibu tampak
dalam mengerti dengan
9. Membantu ibu dengan penjelasan perawat
mengusap/massage pada - Ibu tampak masih
bagian yang nyeri meringis
10. Memberi terapi A:
farmakologis/medikamen P4A0 Post SSTP ec
tosa analgetik: Pronalges PPHD + PEB
supp ketoprofen dan obat P:
darah tinggi dopamet 250 - Intervensi
mg secara oral dilanjutkan
- Obat oral dimakan
pkl 14:00
- Pronalges sudah
diberikan pkl 12:00

S:
Bersihan 1. Menganjurkan pasien
- Ibu mengatakan
jalan nafas untuk istirahat dan napas
batuk sudah Riky
tidak efektif dalam
berkurang.
b.d adanya 2. Memposisikan pasien
O:
mukus untuk memaksimalkan
- Ibu tampak
ventilasi
mengerti dengan
3. Mengeluarkan sekret
penjelasan perawat
dengan batuk efektif
A:
4. Memberikan
P4A0 Post SSTP ec
bronkodilator : Ambroxol
PPHD + PEB
5. Memberikan antibiotik :
P:
ceftriaxone
- Intervensi
7. Mempertahankan hidrasi
dilanjutkan
yang adekuat untuk
- Obat ambroxol
mengencerkan secret
bary diresepkan
- Ceftriaxone sudah
di skin test pkl
11.30 hasil tidak
alergi
- Injeksi ceftriaxone
pkl 14:00

1. Mempertahan S:
Resiko tinggi kan teknik aseptif - Ibu mengatakan
infeksi b.d 2. Membatasi Riky
pembalut sudah
post pengunjung bila diganti.
pembedahan perlu cuci tangan O:
SC setiap sebelum dan - Pembalut tampak
sesudah tindakan kurang darah
keperawatan - Ibu tampak kurang
3. Menggunakan nyaman
kateter intermiten - Ibu terpasang
untuk menurunkan kateter menetap 24
infeksi kandung jam dengan output
kencing di urine bag 600 cc
4. Memberikan
- TTV:
terapi antibiotic :
TD: 150/100
Ceftriaxone
mmHg
5. Memantau
N: 88 kali/menit
luka post SC
RR: 20 kali/menit
6. Mengajarkan
T: 36,2oC
pasien dan keluarga
A:
tanda dan gejala
- P4A0 Post SSTP ec
infeksi
PPHD + PEB
7. Mengkaji
TTV terutama suhu
P:
tubuh
- Intervensi
dilanjutkan

Hari/ Diagnosa Implementasi Evaluasi Paraf


Tanggal/ Keperawatan
Jam
Rabu/ Nyeri akut b.d 11. Mengkaji tingkat Pkl 14:00 WIB RIKY
20-02-20 jahitan luka intensitas nyeri pasien. S:
12:00 post SC Skala nyeri masih 4, ibu - Ibu mengatakan
WIB baru masuk bangsal pkl nyeri di bagian
11.00 perut sudah agak
12. Menjelaskan penyebab berkurang tetapi
nyerinya masih hilang timbul
13. Mengajarkan ibu O:
mengantisipasi nyeri - Ibu tampak
dengan teknik non mengerti dengan
farmakologis: nafas penjelasan perawat
dalam - Ibu tampak masih
14. Membantu ibu dengan meringis
mengusap/massage pada A:
bagian yang nyeri. P4A0 Post SSTP ec
PPHD + PEB
P:
- Intervensi
dihentikan

Bersihan jalan 8. Menganjurkan pasien S:


nafas tidak untuk istirahat dan napas - Ibu mengatakan
efektif b.d dalam batuk sudah tidak
adanya mukus 9. Memposisikan pasien ada
untuk memaksimalkan O:
ventilasi - Ibu tampak
10. Memberikan mengerti dengan Riky
bronkodilator : penjelasan perawat
Ambroxol A:
11. Memberikan antibiotik : P4A0 Post SSTP ec
ceftriaxone PPHD + PEB
12. Mempertahankan hidrasi P:
yang adekuat untuk
- Intervensi
mengencerkan secret
dihentikan.

S:
Resiko tinggi
- Ibu mengatakan
infeksi b.d
pembalut sudah
post 8. Mempertahankan teknik
pembedahan aseptif diganti.
SC 9. Membatasi pengunjung O:
bila perlu cuci tangan - Pembalut tampak
setiap sebelum dan sedikit ada darah
sesudah tindakan - Ibu tampak sedikit
keperawatan nyaman
10. Menggunakan kateter - Ibu terpasang
intermiten untuk kateter menetap 24
menurunkan infeksi jam dengan output
kandung kencing di urine bag 500 cc
11. Memberikan terapi Riky
- TTV:
antibiotic : Ceftriaxone TD: 130/90 mmHg
12. Memantau luka post SC N: 88 kali/menit
13. Mengajarkan pasien dan RR: 20 kali/menit
keluarga tanda dan gejala T: 36,oC
infeksi A:
14. Mengkaji TTV terutama - P4A0 Post SSTP ec
suhu tubuh PPHD + PEB

P:
- Intervensi
dihentikan.

LAPORAN KASUS
SC DENGAN PEB
KEPERAWATAN MATERNITAS DI RUANGAN VK
RSUD ENGKU HAJI DAUD

RIKY SUTANI
NIM 00319015

Preseptor Klinik Preseptor Akademik

(T.Marzila Fahnawal,S.ST,M.Tr.Keb) (Utari Ch Wardhani, Ners, M.Kep)

PROGRAM STUDI NERS


STIKES AWAL BROS BATAM
TAHUN AJARAN 2019/2020

Anda mungkin juga menyukai