Anda di halaman 1dari 3

Muhammad Zaidan Amir

16717479

Bioplastik
Bioplastik adalah plastik atau polimer yang secara alamiah dapat dengan mudah terdegradasi
baik melalui serangan mikroorganisme maupun oleh cuaca. Bioplastik terbuat dari sumber biomassa
seperti minyak nabati, amilum jagung, klobot jagung, amilum ercis, atau mikrobiota. Plastik pada
umumnya berasal dari minyak bumi. Plastik ini lebih mengandalkan bahan bakar fosil yang langka dan
menghasilkan efek gas rumah kaca. Beberapa, bioplastik dirancang untuk mudah terurai. Bioplastik yang
dirancang untuk terurai dapat memecah baik dalam lingkungan anaerobik atau aerobik, tergantung
pada bagaimana mereka diproduksi. Ada berbagai bioplastik yang dibuat, mereka dapat terdiri dari pati,
selulosa, atau biopolimer lainnya1

Dalam pembuatan bioplastik, banyak sekali teknologi yang digunakan oleh para produsen.
Bahkan, hingga sekarang banyak bermunculan teknologi baru yang dikembangkan oleh para peneliti
agar produk bioplastik ini dapat bersaing dengan produk plastik konvensional di pasaran. Secara umum,
proses pembuatan bioplastik sama dengan plastic konvensional menggunakan konsep thermoplastic.
Seperti yang didefiniskan

“polymer only becomes a plastic if it can be converted into a product using convetional
processes. Like most conventional plastics, most bioplastics emerging from the reactor as raw
plastics cannot as a rule be converted to end products.”(Tielen,2014)

Proses selanjutnya, setelah menjadi plastik mentah, maka akan menuju proses compounding,
proses ini seperti yang didefinisikan

“Compounding means preparing for use, and describes the enhancing process that raw plastics
go through, being blended with certain additives (e.g. fillers or other additives) to optimise
their properties for the planned application” (TIelen,2014)

Selanjutnya, masih akan terus melalui beberapa tahap lagi, seperti extursion, blown film
extursion, injecting moulding, blow moulding, thermoforming, dan foaming.

Selain proses tersebut, masih ada berbagai macam lainnya proses yang lain, salah satu nya
proses yang menggunakan nanotechnology. Nanotechnolgy digunakan untuk meningkatkan sifat
terutama sifat-sifat kimia dari bioplastik. Salah satu perusahaan yang menerapkan konsep teknologi
dalam produk bioplastic mereka adalah perusahaan Cereplast. Cereplast adalah perusahaan yang
memproduksi sedotan minuman serta keperluan lain yang terbuat dari plastik. Cereplast menjelaskan
mereka menggunakan nanokomposit untuk mengoptimalkan permukaan dan penguatan lebih lanjut
dari produk mereka. Tidak hanya itu, perusahaan ban Goodyear asal Amerika menggunakan konsep ini
dalam produk mereka yang bernama BioTred. Hal yang menarik tentang BioTRED adalah bahwa

1
Wikipedia,.“Bioplastik”. https://id.wikipedia.org/wiki/Bioplastik, diakses tanggal 14 juni 2018
biomaterial dalam produkmereka adalah nanosized. Sedangkan, pada material nanosized ditambahkan
kedalam biomaterial

Dalam perkembangannya lebih lanjut, tidak hanya nanotechnology saja yang digunakan untuk
meningkatkan kualitas dari bioplastik itu sendiri. Para peneliti dari Belgia berhasil menemukan cara
proses produksi yang baru. Proses produksi ini menjadikan bioplastik menjadi lebih murah dan lebih
ramah lingkungan . Para peneliti meminjam konsep petrokimia yang menggunakan zeolit (mineral
berpori yang terdiri dari aluminium, silikon, dan oksigen) sebagai katalis dalam reaktor untuk memandu
proses kimia yang mengubah asam laktat menjadi laktida. Dalam prosesnya, langkah-langkah perantara
yang membutuhkan logam dan menghasilkan limbah dihilangkan dari proses produksi, sehingga
memberikan hasil laktida yang lebih tinggi. Seperti yang didefiniskan

"By selecting a specific type [of zeolite] on the basis of its pore shape, we were able to convert
lactic acid directly into the building blocks for PLA without making the larger by-products that do
not fit into the zeolite pores,” (Dusselier, 2015)

Jika dilihat dari penampilan, bioplastik terlihat sama dengan dengan produk plastic
konvensional. Jika dibandingkan lebih lanjut, bioplastic memiliki berbagai keunggulan terutama dari sisi
daur ulang dan ramah liingkungannya. Namun, yang menjadi permasalahanny adalah proses produksi
yang pada umumnya digunakan oleh perusahaan-perusahaan yang memproduksi bioplastik masih
tergolong proses produksi yang memakan banyak biaya sehingga harga bioplastik pun relative lebih
mahal dibandingkan dengan plastik konvensial yang terbuat dari fosil. Terlepas dari penemuan-
penemuan baru mengenai teknologi yang lebih baik, ini menjadi sebuah tantangan bagi para produsen
bioplastik. Namun, tantangan tersebut tidaklah seberapa jika dibandingkan dengan potensi yang
ditawarkan dari produk bioplastik ini. Produk bioplastik dapat lebih mudah di proses menjadi kompos
jika sudah tidak terpakai lagi karena mengandung PLA dibandingkan dengan plastik konvensional
sehingga bernilai ekonomi lebih tinggi. Dari sisi lingkungan, produk bioplastik lebih ramah lingkungan
sehingga sedikit sekali memancarkan gas yang dapat menyebabkan efek rumah kaca. Bayangkan jika
penggunaan bioplastik secara massal di seluruh dunia, maka akan memberikan efek total yang baik serta
berdampak besar bagi bumi ini.
Daftar Pustaka

1. Pasolini, Antonio. 2015. New production process makes PLA bioplastic cheaper and greener.
https://newatlas.com/bioplastic-pla-cheaper-production-process/38498/. Diakses pada 14
Juni 2018
2. Wikipedia. Bioplastik. https://id.wikipedia.org/wiki/Bioplastik . Diakses pada 14 Juni 2018
3. Netherland Enterprise Agency. 2017. https://www.european-bioplastics.org/wp-
content/uploads/2017/07/Facts_about_biobased_plastics_NEA-768x1440.jpg . Diakses pada
14 Juni 2018
4. Sustainable Plastics. Bioplastic and Tehncology. https://sustainableplastics.org/bioplastics-
and-nanotechnology/ . Diakses pada 14 Juni 2018
5. Thielen, Michael. 2014. BIOPLASTICS(pdf). Fachagentur Nachwachsende Rohstoffe eV.
(FNR).https://mediathek.fnr.de/media/downloadable/files/samples/b/r/brosch.biokunststof
fe-web-v01_1.pdf . Diakses pada 14 Juni 2018

Anda mungkin juga menyukai