Anda di halaman 1dari 3

Medan, 04 Rabiul Akhir 1430 H.

31 Maret 2009 M
Nomor : 197/DP-P II/07/III/2009
Lamp : ----------
H a l : Shalat di Masjid yang
disekitarnya ada kuburan
Kepada Yth,
Bapak H. Adnan Lathief
Jalan Setiabudi No.100c
Medan
Assalamu’alaikum wr.wb.

Menanggapi surat permohonan Bapak tentang pendapat kami perihal sholat di


masjid yang ada kuburan di sekitar halaman masjid, maka menurut kami hukumnya
boleh dan sah, berdasarkan hal hal berikut :

1. Tidak adanya nash larangan tentang shalat di masjid yang disekitarnya ada kuburan.
Adapun kecaman Rasulullah atas orang orang Yahudi adalah karena mereka
menjadikan kuburan sebagai masjid. Hadits tentang hal itu, diantaranya ;

‫ا َع َّد َعِن َع ِن ُد اْب ُد اْب ُد َع َّد ِن َع َّد َعَع ُد َعْبْيَعَع َع َعا َع َعا َع ُد ُدا َّداِن صلى هللا ل ه‬
‫َع ِن اْب ِن ِن ٍب‬
‫َع‬
.» َ ‫ « َع اَع َع َّداُد اْبَعْي ُد َعو خاَّتَ ُذوا ُُق ُ َو َْنَِ اِ ِ ْن َ َ ِا‬-‫و لم‬
Artinya: Dari Ibnu syihab telah berkata Sa’id bin musayyab bahwa Abu Hurairah
ra. berkata, "Rasulullah saw bersabda: "Allah memerangi orang-orang Yahudi,
karena mereka menjadikankan kuburan para nabi-Nya sebagai masjid/tempat
shalat. (HR Bukhari dan Muslim).

‫و اْي تخذ‬ ‫ ا هللا زئ ت اقب‬: ‫ب س ا‬ ‫ا‬ ‫ىب ص حل‬ ‫جو‬ ‫دمحم ا‬


‫ل مل ج‬
Artinya : Dari Muhammad bin Hujadah dari ibni Shalih dari ibni ‘Abbas berkata :
Rasulallah melaknat penziarah kubur dan orang yang menjadikan masjid diatasnya
( kuburan) (HR Al hakim)

..... : ‫جن ا ا ب هللا ابجلى نه مسع ا هللا صلى هللا ل ه و لم ق ا‬


‫ ال فال تتخذوا‬, ‫ال و م ك بلكم ك ن تخذو ب نب ء م و ص ا ح م م ج‬
.‫ ف ىن هن كم ذاك‬, ‫الق و ا‬
Artinya: Dari Jandub bin Abdillah al Bujly bahwa beliau mendengar bahwa
Rasulullah saw bersabda: Ketahuilah, sesungguhnya orang-orang sebelum kamu
menjadikan kuburan para Nabi dan orang-orang shaleh diantara mereka sebagai
tempat shalat. Ketahuilah janganlah kamu mendirikan kuburan sebagai masjid. Aku
melarang kamu sekalian dari perbuatan itu." (HR. Muslim)

Makna ‫ اتخاذ القبور مسجدا‬pada hadits diatas adalah

a. Menjadikan kuburan sebagai kiblat dengan tujuan yang salah, dahulu orang
orang Yahudi sujud di kuburan para Nabi mereka, sebagai bentuk pengagungan
dan menjadikannya kiblat serta sholat menghadapnya., maka Umat Islam
dilarang menjadikan kuburan Nabi sebagai kiblat, begitu pula kuburan orang-
orang sholeh dengan tujuan pengagungan, dan jika tidak dengan tujuan
pengagungan maka tidaklah dilarang. (Muhammad „Abdu ar Rauf Al Manawi,
Faidhu al Qadir, jilid 4, halaman 611).

b. Bahwa yang menyebabkan Allah swt melaknat orang orang Yahudi yang
menjadikan kuburan sebagai masjid adalah karena mereka bersujud di kuburan
para Nabi mereka sebagai bentuk pengagungan bagi para Nabi dan itu
merupakan syirik jali/nyata atau mereka melakukan shalat di kuburan para Nabi,
berkiblat kearahnya, dan mereka memandang bahwa hal yang demikian itu
adalah ibadah kepada Allah ,mereak bersikap berlebihan dalam mengagungkan
para Nabi dan itu merupakan syirik khafi/tersembunyi. (Al-Mala’’ala al Qari’,
Murqatu al Mafatih Syarh al-Misykat al-Mashabih, jilid 3 halaman193).

c. Diharamkan menjadikan masjid diatas kuburan, karena seperti kebiasaan


Yahudi.Dan lafadz ‫عليها‬/ diatasnya pada hadits diatas, menunjukkan makna
bahwa menjadikan masjid disamping kuburan, tidak mengapa. (Muhammad
al Mubarokafury, Tuhfatu al Ahwadzy, jilid 2 halaman 225)

Para ulama hadits tidak memahami hadits ini sebagai larangan shalat di masjid
yang disekitarnya ada kuburan,akan tetapi mereka menafsirkan larangan
menjadikan kuburan sebagai masjid atau tempat bersujud, sebagaimana yang
dilakukan oleh orang Yahudi dan Nasrani.

2. Pendapat ulama fikih

a Larangan menjadikan kuburan sebagai tempat shalat, dikarenakan terdapatnya


najis baik dibawah, depan atau sampingnya, dan apabila najis dapat di hilangkan,
maka hukumnya boleh. (Hasyiyah Al Bujairy ‘ala al-Khatib, jilid 4 halaman 470)
Dari pendapat diatas dapat kita pahami bahwa yang dilarang adalah shalat di
kuburan dengan alasan tersebut diatas, bukan shalat di dalam masjid yang
dihalaman sekitarnya ada kuburan.

b. Menurut Ibnu al Qasim bahwa Imam Malik membolehkan seseorang shalat yang
disekitarnya ada kuburan yang terhalang dinding, bahkan beliau membolehkan
shalat dikuburan, karena menurut beliau sebagian sahabat Nabi pun pernah
melakukan shalat dikuburan. (Al Mudawwanah al Kubra, jilid 1 halaman 183).

c. Tidak boleh menjadikan atau membangun masjid diatas kubur, berdasarkan sabda
Nabi saw : ”Allah melaknat orang Yahudi yang menjadikan kuburan para Nabi
mereka sebagai masjid”. Nabi saw memperingatkan umatnya untuk tidak
melakukan hal tersebut karena mengkhususkan kubur sebagai tempat shalat seperti
mengagungkan berhala. (Ibnu Qudamah, As-Syarh al Kabir, jilid 2, halaman 387).
Berarti shalat di masjid yang ada kuburan dihalaman sekitar masjid, tidak masalah.

d. Fatwa DR „Ali Jum‟ah, salah seorang Mufti al Azhar: “Selama kuburan terhalang
oleh dinding masjid, dan letak kuburan berada dibelakang dinding, sementara
masjid terpisah dari kubur dan kuburan terpisah dengan masjid, maka sholat di
masjid tersebut benar dan sah”. (Maktabah Syamilah com, kumpulan Fatwa-Fatwa
al-Azhar).

e. Ulama tiga mazhab (Hanafiyah, Syafi‟iyah, Malikiyah) berpendapat sah shalat,


apabila kuburan terletak dibelakang,atau samping kiri atau kanan, Dan juga sah
tetapi makruh, apabila kuburan terletak di depan tempat shalat. Adapun Imam
Ahmad bin Hambal berpendapat haram. Perbedaan pendapat diatas yaitu apabila
kuburan berada di dalam masjid. Adapun bila kuburan terletak di luar masjid,
maka tidak ada perbedaan pendapat ulama tentang kebolehan dan sahnya shalat di
masjid tersebut. Adapun menurutku („Athiyah) apabila tujuan shalat di masjid
yang ada kuburannya dengan tujuan penghormatan atau mengagungkan penghuni
kubur tsb, maka haram dan batal, hukum shalatnya, dimanapun letak kuburan,
apabila tidak ada tujuan pengagungan maka sah shalat di masjid tersebut, kecuali
apabila kubur terletak didepan tempat shalat(sebagaimana pendapat tiga mazhab
diatas). (maktabah syamilah com, kumpulan fatwa fatwa al Azhar, mufti „Athiyah
Shaqr)

Dari uraian singkat diatas, jelaslah bahwa hukum sholat di masjid yang ada kuburan
disekitarnya adalah sah, Wallahu a‟lam bi ash-Shawab.

Billahittaufiq wal hidayah


Wassalamu’alaikum,wr.wb.

KOMISI FATWA
DEWAN PIMPINAN
MAJELIS ULAMA INDONESIA
PROVINSI SUMATERA UTARA

K e t u a, Sekretaris,

Dr. H. Ramlan Yusuf Rangkuti, MA Drs. H. Darul Aman, M.Ag

Mengetahui :
DEWAN PIMPINAN
MAJELIS ULAMA INDONESIA
PROVINSI SUMATERA UTARA
Ketua Umum,

Prof.Dr.H. Abdullah Syah, MA

Anda mungkin juga menyukai