A. Hasil
Pada sub bab ini membahas tentang tindakan keperawatan dai
hasil studi kasus yang telah dilakukan mulai tanggal 26 – 28
Desember 2019 di UPT PSTW Jombang didapatkan hasil studi
kasus Tindakan Keperawatan Dukungan Perawatan Diri
(Berpakaian dan Berhias) dengan Masalah Keperawatan Defisit
Perawatan Diri pada Kasus Demensia.
a. Persipan Alat
Tabel 3.1 Tabel Persiapan Berpakaian
3. Evaluasi
Dari table 3.5 evaluasi hasil, hasil penelitian menunjukkan kriterian
evaluasi yang berbeda antara klien 1 dan klien 2 pada hari pertama dan
kedua. Dari data yang dievaluasi meliputi dari data yang dievaluasi
meliputi memperbaiki penampilan klien, meningkatkan harga diri
klien, merangsang sirkulasi kulit kepala, memberikan relaksasi pada
klien. Hasil pertama didapatkan bahwa memperbaiki penampilan,
meningkatkan harga diri, merangsang sirkulasi kulit kepala,
memberirelaksasi kepda klien pada klien 1 dalam katagori cukup
menurun, sedangkan klie 2 dalam katagori masih menurun.pada hari
ketiga didapatkan hasil dengan katagori yang berbeda juga pada
kriteria yang dievaluasi, dimana pada hari ke tiga pada klien 1
memasuki katagori sedang dank lien 2 memasuki katagori cukup
menuru.
Perkembangan kondisi klien 1 dan klien 2 pada hari pertama
klien menerima bantuan atau perawatan dari peneliti, klien merasakan
lebih nyaman setelah dilakukan implementasi secara keseluruhan. Pada
hari kedua dan ketiga klien memahami dalam melakukan implementasi
yang diberikan penilis, klien merasa lebih nyaman.
Evaluasi keperawatan merupakan tindakan intelektual untuk
melengkapi proses keperawatan yang menandakan keberhasilan dari
tindakan keperawatan yang diberikan kepada klien. Tahap evaluasi
memungkinkan perawat untuk memonitor “kealpaan” yang terjadi
selama tahap persiapan alat, tahap tindakan keperawatan (Nursalam,
2008).
Dengan keadaan tersebut untuk penanganan masalah deficit
perawatan diri lebih lanjut kerjasama dengan pihak panti untuk tetap
menjaga kebutuhan dasar lansia (seperti, berpakaian dan berhias). Pada
evaluasi hari pertama sampai hari ketiga masalah belum teratasi
dikarenakan klien mengalami demensia terkadang pasien lupa akan
melakukan tindakan yang diberikan oleh perawat.
Menurut hasil penelitian yang sudah dilakukan oleh Riska
Noviyanti (2015) bahwa rata – rata terdapat 19 lansia yang menderita
ketergantungan sedang pada deficit perawatan diri. Hal ini
menunjukkan bahwa deficit perawatan diri masih banyak dialami oleh
lansia. Berdasarkan data tersebut menunjukkan bahwa pasien deficit
perawatan diri sebagian besar mengalami deficit perawatan diri yang
ditandai dengan masih banyaknya lansia yang tidak bias menyisir
rambut, memotong kuku, menyuci rambut, memakai pakaian secara
mandiri, sulit diatur serta kurang konsentrasi.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Peneliti mempersiapkan alat sesuai dengan SOP Berpakaian dan Berhias
yaitu pakaian bersih dan kantong plastic untuk SOP berpakaian, Sisir dan
Sarung tangan untuk SOP Berhias. Pada klien 2
2. Peneliti mempersiapkan penambahan alat yang tidak terdapat dalam SOP
Berpakaian dan Berhias yaitu bedak dan jilbab pada kasus 1.
3. Peneliti mengurangi persiapa alat yang terdapat pada SOP Berhias yaitu
jepit rambut, jek pengatur atau roller, alat pengering rambut, jarring
rambut pada kasus 1 dan 2
4. Peneliti melaksanakan SOP Berpakaian dan berhias secara runtin pada
klien 1 dan klien 2 mulai berpakaian secara mandiri dan berhias secara
mandiri.
5. Peneliti menemukan keluhan mampu memilih pakaian secara mandiri,
mampu mengenaka pakaian, mampu menyisir rambut secara rapi, lebih
percaya diri, mampu memijat kepala sebelum menyisir, tampak rileks,
pada klien 1 dalam kategori cukup menurun di evaluasi hari pertama dan
kedua.
6. Peneliti menemukan keluhan mampu memilih pakaian secara mandiri,
mampu mengenaka pakaian, mampu menyisir rambut secara rapi, lebih
percaya diri, mampu memijat kepala sebelum menyisir, tampak rileks,
Cukup menurun pada klien 2 di evaluasi hari pertama dan kedua.
7. Peneliti menemukan keluhan mampu memilih pakaian secara mandiri,
mampu mengenaka pakaian, mampu menyisir rambut secara rapi, lebih
percaya diri, mampu memijat kepala sebelum menyisir, tampak rileks,
dalam kategori Sedang pada klien 1 di hari ketiga.
8. Peneliti menemukan keluhan mampu memilih pakaian secara mandiri,
mampu mengenaka pakaian, mampu menyisir rambut secara rapi, lebih
percaya diri, mampu memijat kepala sebelum menyisir, tampak rileks,
dalam kategori cukup menurun pada klien 2 dihari ketiga.
B. Saran
1. Bagi institusi pendidikan
Diharapkan hasil studi kasus ini bisa dimanfaatkan untuk bahan
acuan atau sebagai referensi untuk studi kasus berikutnya.
2. Bagi lahan
Diharapkan berdasarkan hasil studi kasus Berpakaian dan Berhias
diharapkan untuk menambah tenaga kesehatan khususnya perawat yang
salah satu tugas pokok fungsinya adalah untuk memberikan tindakan dan
mengontrol kesehatan pada lansia.
3. Bagi peneliti berikutnya
Diharapkan untuk peneliti berikutnya dapat mengembangkan cara
berpakaian dan berhias pada lansia dan juga dapat menambahkan
kreativitas agar lansia mau dan bersemangat berpakaian dan berhias secara
mandiri