0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
33 tayangan25 halaman
Bahan pangan lokal adalah sumber daya alami Indonesia yang memiliki manfaat gizi, ekonomi, dan budaya. Memilih bahan pangan lokal dapat mendukung kedaulatan pangan, melestarikan lingkungan, dan mempertahankan warisan budaya daerah.
Deskripsi Asli:
Judul Asli
Mengapa Bahan Pangan Lokal dan Pengenalan Sustainable Cooking (sesi 2).pdf
Bahan pangan lokal adalah sumber daya alami Indonesia yang memiliki manfaat gizi, ekonomi, dan budaya. Memilih bahan pangan lokal dapat mendukung kedaulatan pangan, melestarikan lingkungan, dan mempertahankan warisan budaya daerah.
Bahan pangan lokal adalah sumber daya alami Indonesia yang memiliki manfaat gizi, ekonomi, dan budaya. Memilih bahan pangan lokal dapat mendukung kedaulatan pangan, melestarikan lingkungan, dan mempertahankan warisan budaya daerah.
• Master Trainer GBDI • Presiden Indonesian Chef Association (ICA) • Head of AKK Culinary Art • Culinary Lecturers at Yayasan Samodra Ilmu Cendekia (YSIC) and Akademi Kesejahteraan Sosial (AKS) AKK Yogjakarta. • Sering mempromosikan masakan Indonesia di luar negeri, antara lain: - USA, Road Show Cooking Demo and Indonesian Food Promotion, 2018 - Manila, Philippines, Balinese food promotion events, 2015 - Madrid, Spain 2015 , Melbourne, Australia, 2014, New York, USA 2014 Indonesian Food Promotion event • Advisor dan konsultan di banyak hotel dan restoran Bahan pangan lokal adalah bahan pangan baik itu berupa sayuran, protein hewani dan protein nabati yang tumbuh dan dikembangkan di wilayah Indonesia, baik tumbuhan/makanan asli Indonesia dan bukan asli Indonesia
Pangan Lokal diproduksi di daerah asalnya, setiap kemasan
produk pangan lokal mencantumkan identitas komunitas, dan merupakan bagian dari budaya dan kearifan masyarakat lokal. 1. Lebih aman karena dapat mengetahui asal usul pengolahan, lebih segar , tdk perlu bahan pengawet
2. Kadar gizi lebih optimal; untuk mencegah pembusukan
pangan impor sudah dipanen sebelum matang sehingga kadar gizi yang dimilikinya tentu tidak seoptimal pada pangan lokal yang bisa dipanen saat matang. 3.Variasi rasa dan eksplorasi gastronomi, makan beragam memberikan pengalaman berbeda dan gizi yang lebih kaya. Misalnya variasi karbohidrat (ubi, sorgum, sagu, dll ), protein nabati yg mempunyai peran sebagai pengganti protein hewani, dll
4.Lebih ramah lingkungan; lebih dekat sehingga menguragi
penggunaan transportasi yang berkontribusi pada emisi gas rumah kaca (GH) 5.Memelihara budaya lokal; selalu ada cerita di balik hadirnya suatu bahan pangan. Cerita yang sarat akan tradisi menjadi identitas kekayaan budaya Indonesia
6.Ekonomi dan kedaulatan pangan; mewujudkan
kemandirian dan kedaulatan pangan, tidak bergantung pada produk impor, menggerakan roda perekonomian di sekitar Tanaman asli Indonesia (indigenous plan) Tumbuh di rawa-rawa air tawar, aliran sungai, dan gambut, hutan dataran rendah Kandungan kalori sama dengan padi dan terigu, IG rendah dibanding padi dan terigu, gluten free, serat tinggi Tanaman Tangguh: dapat tumbuh di tanah subur dan miskin, minim perawatan, tahan perubahan iklim, tahan terhadap hama & penyakit, Tanaman Hebat: semua bagian tubuhnya bermanfaat (zero waste), menyimpan Indonesia salah satu negara produsen sagu terbesar & sagu potensial sebagai komoditas karbon, menyimpan air pangan • Tepung sagu Baruk memiliki aktivitas antioksidan yang paling tinggi sebesar 76,5 persen • Berasal dari Kepualangan Sangihe, Sulawesi Utara. Pemerintah Kabupaten Sangihe menetapkan "Kembalikan Sangiheku" melalui program dua hari seminggu tanpa makan nasi. (Sumber: https://manado.antaranews.com/berita/63216/sagu-baruk-beri-peran- besar-penuhi-kebutuhan-pangan-di-kepulauan-sangihe) • 1600 jenis bambu di dunia, 160 jenis hidup di Indonesia • Menyerap karbon dioksida(CO2) lebih banyak dari tanaman kayu. • Membantu program pemurnian air, penghalang angin dan penghalang kebisingan. • Mencegah erosi dan longsor • Bambu mampu hidup dilahan – lahan kritis yang tanaman lain tidak bisa hidup Sumber: Dr Ir Pande Ketut Diah Kencana, MSI –Universitas Udaya, Webinar PARARA 2 • Rebung ini dikeringkan secara tradisional oleh masyarakat Dayak di Kalimantan Barat. • Proses panen bambu adalah proses interaksi sosial dan budaya yang sangat menarik. • Sayur rebung kering sering hadir pada saat balale’ (gotong royong) berladang/sawah dan gawai (pesta) padi dan pernikahan masyarakat Dayak Kenayatn Sumber: Sumber: Alpeus – Yayasan Dian Tama • Ikan teri Sulawesi Tengah, bergaris putih hitam, lebih kecil dari teri Medan, lebih gurih dari Teri Medan. Banyak di Poso, Parigi dan Tojouna. • Musiman muncul di muara sungai. Bergerombol dari pantai menuju muara sungai di saat bulan terang. Ditangkap di aliran sungai bukan laut. • Dimasak dengan daun kelor, di goreng, di pepes, do’o sole (sambal) Sumber: https://jafarbuaisme.com/duo-sole-sajian-ikan-teri-khas- palu-nan-menggugah-selera/ • Indonesia mensuplai 75% kebutuhan dunia akan pala. Pala menghasilkan minyak atsiri yang sangat dicari. • Ada 3 jenis pala 1.Myristica fragrans : paling populer, Kepulauan Banda Maluku 2.Myristica argentea: dari Papua – pala Fak-fak 3. Myristica malabarica yang berasal dari India • Panen : 7- 9 tahun setelah pohonnya ditanam. Produktifitas maksimum 25 tahun, umur ratusan tahun.
(Sumber: Wikepedia, Laporan NTFP EP Indonesia)
• Dihasilkan dari program peningkatan ekonomi perempuan Minangkabau (Sumatera Barat) • Bahan baku buah pala segar ini diproduksi dari Kawasan Hutan Nagari dan Wilayah Kelola Rakyat yang dikelola secara ramah lingkungan. • Buah pala diolah menjadi sirup, selai dan minuman segar. Sirup Pala bisa tahan selama 5 bulan.
(Sumber: WALHI Sumatra Barat)
• Minyak kelapa murni (virgin coconut oil) yang dibuat dari bahan baku kelapa segar, diambil minyak atau kernel-nya, diproses dengan pemanasan terkendali atau tanpa pemanasan sama sekali, tanpa bahan kimia • Kandungan utamanya asam laurat yang memiliki sifat antibiotik, anti bakteri dan anti jamur • VCO memiliki kadar air dan asam lemak bebas yang rendah, berwarna beningharum, serta mempunyai daya simpan lebih dari 12 bulan. Kualitas lebih baik dari minyak kelapa biasa (kopra) • Pengembangan VCO di Indragiri Hilir, Riau berawal dari perjuangan masyarakat melawan harga jual kelapa yang rendah akibat praktik monopoli. Sehingga dikenal juga dengan nama VCO Perjuangan • Buah kelapa yang digunakan cukup usia panen 4 bulan (usia kematangan panen) - banyak menghasilkan minyak VCO dan minyak goreng • Produksi perhari 25 Liter VCO dan 15 Liter (1000 kelapa). • Dihasilkan oleh lebah Apis dorsata (lebah raksasa / hutan) asli dari Asia Selatan dan Tenggara. • Sumber makanan lebah Apis dorsata: ektar ( karbohidrat ) dan polen ( protein ) dari bunga tanaman / pohon hutan. • Musim panen madu yakni di bulan November–Januari dan April–Mei ( beribu – ribu kg madu ) Dipanen secara LESTARI, yaitu memperhatikan kelangsungan hidup lebah madu, nectar, dan habitatnya. Sarang madu tidak diperas tapi ditiris, sehingga mempertahankan kulitas madu sampai 8 tahun Hasil penelitian tahun 2014 oleh Rita Kartika Sari (IPB): • Mempunyai aktifasi anti kanker payudara MCF7 • Anti kanker serviks Hela • Potensi Antiaging • Antitirosinase • Kadar gula 65% • Energi 284 kal/100 gram (Sumber: Jaringan Madu Hutan Indonesia) Sustainable cooking Memasak Sehat dan Bijak Prinsip GBDI 1. Mengurangi penggunaan protein hewani. Jika menggunakan protein hewani dipilih yang carbon footprint / jejak karbon paling rendah (paling ramah lingkungan) 2. Mengurangi penggunaan Gula, Garam, dan Minyak 3. Sayuran segar sebagai bahan utama 4. Bahan-bahan ramah lingkungan, lokal, dan sesuai musim 5. Variasi Karbohidrat / makanan pokok, tidak hanya beras putih 6. Mengurangi limbah 7. Teknik memasak yang sehat dan berkelanjutan 8. Sehat, Aman, dan Enak!! 3 Hal Utama: 1. Pemilihan Bahan 2. Teknik Memasak 3. Penanganan Limbah Memasak Sehat dan Bijak Prinsip Umum
• Mempertahankan sebanyak mungkin kandungan
nutrisinya • Mengurangi teknik memasak deep frying • Menggunakan peralatan memasak yang aman dan ramah lingkungan • Menggunakan bahan-bahan pendukung yang ramah lingkungan • Hemat energi • Mengurangi potensi food waste GBDI punya modul khusus tentang “Sustainable Cooking” yang membahas detil setiap Teknik Memasak, lengkap dengan praktiknya. Bila GBDI mengadakan pelatihan tentang modul ini, ikutan yaaa… Makan Sehat, Pangan Bijak Saatnya Sekarang! @genbarudapur.id