Anda di halaman 1dari 7

BAB III

BENTANG ALAM STRUKTURAL

III.1. Dasar Teori

Bentang alam struktural adalah bentang alam yang pembentukannya


dikontrol oleh struktur geologi daerah yang bersangkutan. Struktur geologi yang
paling berpengaruh terhadap pembentukan morfologi adalah struktur geologi
sekunder, yaitu struktur yang terbentuk setelah batuan itu ada.
Struktur sekunder biasanya terbentuk oleh adanya proses endogen yang
bekerja adalah proses tektonik. Proses ini mengakibatkan adanya pengangkatan,
pengkekaran, patahan dan lipatan yang tercermin dalam bentuk topografi dan
relief yang khas. Bentuk relief ini akan berubah akibat proses eksternal yang
berlangsung kemudian. Macam-macam proses eksternal yang terjadi adalah
pelapukan (dekomposisi dan disintergrasi), erosi (air, angin atau glasial) serta
gerakan massa (longsoran, rayapan, aliran, rebahan atau jatuhan).
Beberapa kenampakan pada peta topografi yang dapat digunakan dalam
penafsiran bentang alam struktural adalah :
1. Pola pengaliran variasi pola pengaliran biasanya dipengaruhi oleh variasi
struktur geologi dan litilogi pada daerah tersebut.
2. Kelurusan-kelurusan (lineament) dari punggungan (ridge), puncak bukit,
lembah, lereng dan lain-lain.
3. Bentuk-bentuk bukit, lembah dll.
4. Perubahan aliran sungai, misalnya secara tiba-tiba, kemungkinan dikontrol
oleh struktur kekar, sesar atau lipatan.
III.2. Faktor-faktor pembentuk bentang alam Struktural
a. Struktur primer, yaitu struktur yang terbentuk bersamaan dengan
pembentukkan batuan. Contoh : perlapisan
b. Struktur sekunder, yaitu struktur yang terbentuk setelah
pembentukkan batuan contoh : kekar, sesar, atau lipatan,Struktur
sekunder biasanya terbentuk oleh adanya proses asal dalam atau
gaya endogeni, sehingga menyebabkan batuan yang telah terbentuk
terangkat, terlipat dan tersesarkan. Kemudian bentukkan struktur

26
27

mengalami proses eksogenik sehingga terbentuk bentang alam


struktural.
A. Klasifikasi bentang alam Struktural
Tabel.III.1 Klasifikasi bentang alam Struktural (Van Zuidam,1968)
Satuan bentang alam Simbol Warna
Bergelombang, dengan topografi bergulir S1
dengan sistem drainase
Bergelombang, untuk topografi ridge dan S2
cekungan dengan sistem drainase terkait
singkapan
Topografi berbukit dengan sistem drainase S3
terkait pola schistosity
Topografi pegunungan ridge dan lembah S4
dengan sistem drainase
Struktural kontrol Plateus S5
Cuestas S6
Hogback S7
Teras denudasional struktural S8
Pegunungan sinklin dan antiklin pada zona S9
lentur
Sisi kubah bukit S10
Tanggul S11
Garis Patahan Scarp,Escarpments S12
Tabel.III.2 Klasifikasi bentang alam struktural (Verstappen,1983)
Satuan bentang alam Simbol Warna

Blok sesar S1

Gawir sesar S2

Gawir sesar S3

Pegunungan Antiklinal S4

Perbukitan antiklinal S5

Pegunungan Sinklinal S6
28

Perbukitan sinklinal S7

Pegunungan Monoklinal S8

Perbukitan monoklinal S9

Pegunungan dome(kubah) S10

Perbukitan dome S11

Dataran tinggi (plateu) S12

Cuesta S13

Hogback S14

Flat iron S15

Lembah antiklinal S16

Lembah Sinklinal S17

Lembah Subsekuen S18

Sembul horst S19

Graben S20

Perbukitan lipatan kompleks S21

III.3. Macam-macam Bentuk lahan Struktural


A. Struktur Mendatar
Struktur Mendatar dibagi menjadi 2 , yaitu :
1. dataran rendah ( 0 – 500 kaki)
2. dataran tinggi (>500 kaki)
Pada daerah yg berstadia tua, dijumpai kenampakan bukit sisa, yang berupa
messa dan butte. Yang membedakan kedua morfologi itu adalah messa
memiliki ukuran yg lebih luas dari butte.
Butte berasal dari bahasa perancis yang memiliki arti “bukit kecil”. Bukit
kecil yang dimaksud  adalah bukit yang terpencil, memiliki sisi yang terjal,
29

butte sangat mencolok akibat dari terpencilnya bukit itu berada, biasanya dia
berada dalam udara yang kering, umumnya datar berlapis-lapis karena Butte
merupakan hasil dari sedimentasi, butte memiliki jenis batuan yang resisten
sehingga butte tahan terhadap erosi, butte memiliki lereng yang curam. Pada
badan butte ditemukan hasil dari sayatan-sayatan hasil erosi. Butte memiliki
suatu karakter yang sama dengan messa karena memiliki proses
pembentukan yang sama, namun memiliki suatu ciri yang membedakan,
perbedaan itu antara lain adalah sebagai berikut.
Tabel.III.5 Perbedaan Butte dan Mesa
(http://akabarahikari.blogspot.com/2012/06/bentang-alam-struktural.html)
Perbedaan Buttle Mesa
Ketinggian Tinggi Rendah
Luas dataran pada
Sempit Luas (lebar)
puncak
Butte memilki bentuk yang lebih
ramping karena memiliki luas
Lain-lain permukaan puncak yang kecil -
namun tingginya lebih dari
messa
Butte terbentuk akibat erosi dan pelapukan, dimana pada mulanya
terangkatnya permukaan oleh proses tektonik. Munculnya permukaan yang
memiliki berbagai jenis batuan tersebut, membuat terjadinya suatu roses
diferensiasi batuan, adanya batuan yang tidak resisten, sehingga batuan yang
tidak resisten itu tererosi oleh angin maupun terlapukan. Sehingga pada
akhirnya batuan yang tidak resisten tersebut hilang dan sampai pada batuan
yang resisten, dimana batuan yang resisten membentuk suatu bukit kecil
yang menjulang tinggi dengan luas yang kecil.

B. Struktur Miring
1. Cuesta : memiliki scarp slope yang lebih curam sedangkan dip slopenya
relatif landai pada arah sebaliknya sehingga terlihat tidak simetri. sudut
lerengnya kurang dari 30 derajat
30

2. Hogback : sudut antara kedua sisi relatif sama, kira kiralebih dari 30
derajat, scarp slope dan dip slope hampir sama sehingga terlihat simetri.

Gambar III.1 Messa, Hogback dan Cuesta


(http://arsilgeografi.blogspot.com/2013/04/bentuk-lahan-asal-denudasional.html)
3. Struktur lipatan

Gambar III.2 Antiklin


(http://koboijonggol.blogspot.com/2011/10/lipatan-tektonik-folding.html)
31

Gambar III.3 antiklin dan sinklin menunjam


(http://koboijonggol.blogspot.com/2011/10/lipatan-tektonik-folding.html)
4. Struktur patahan

Morfologi dapat berupa Triangular facet merupakan salahsatu


penampakan oleh proses bentang alam struktural. Dimana dicirikan adanya
aliran-aliran air pada suatu bidang miring, dimana aliran tersebut
membentuk segitiga. Dalam morfologi ini terbentuknya pola penyaluran
distribusi, sehingga dari pusat menyebar sehingga akibat aliran air yang
membetuk seperti gambaran garis membentuk segitiga.
III.4. Kesimpulan
Bentang alam struktural adalah bentang alam yang pembentukannya
dikontrol oleh struktur geologi daerah yang bersangkutan. Struktur geologi
yang paling berpengaruh terhadap pembentukan morfologi adalah struktur
geologi sekunder, yaitu struktur yang terbentuk setelah batuan itu ada.Dan
hasil dari analisis di kelas adalah mengintepretasikan bentang alam
struktural melalui peta topografi dan melalui gambar ilustrasi sesar
27

Anda mungkin juga menyukai