Anda di halaman 1dari 73

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang
Seperti yang kita ketahui bersama jika komunikasi merupakan elemen
terpenting yang diberikan tuhan kepada manusia, karena dengan komunikasi kita
menjadi mahluk hidup bukan benda lagi, komunikasi bisa menghidupkan nyawa
sosial yang menjadi harapan kita untuk tetap berperan sebagai manusia
Selain komunikasi ada juga faktor penting yang harus kita lakukan, yaitu
bisnis,karena dengan bisnis kita bisa menghasilkan simbiosis mutualisme untuk
memenuhi kebutuhan dan hasrat hidup kita sebagai manusia. Jika komunikasi
adalah elemen yang membedakan kita sebagai makhluk hidup dengan benda,
bisnis juga merupakan elemen penting yang tidak hanya membedakan kita
dengan benda, tetapi juga membedakan kita sebagai manusia dengan hewan.
Jika kita gabungkan dua kekuatan elemen ini, Komunikasi dengan Bisnis, pasti
akan menjadi sesuatu yang luar biasa, terlebih jika kita berhasil menguasai
penyatuan keduanya ini. Namun, sebenarnya apakah komunikasi bisnis ini,
Komunikasi Bisnis adalah komunikasi yang digunakan dalam dunia bisnis yang
mencakup berbagai macam jenis dan bentuk komunikasi untuk mencapai tujuan
bisnis.
Karena Komunikasi bisnis ini merupakan komunikasi yang terjadi di dunia bisnis,
kita tidak boleh melanggar norma-norma yang ditetapkan oleh dunia bisnis ketika
melakukan komunikasi. Biasanya komunikasi bisnis memiliki aturan yang ketat,
keras, formal, terstatndar dan tanpa toleransi.
Dalam lingkungan bisnis ada aneka sarana komunikasi perdagangan yang dapat
dipergunakan para pengusaha untuk berkomunikasi dengan konsumen. Sarana-
sarana komunikasi perdagangan yang tersedia antara lain dalam wujud
pengirimin surat, pengiriman kawat, percakapan telepon, kunjungan pribadi dll.
Tanpa kita sadari, setiap hari kita sesungguhnya selalu melakukan negosiasi.
Negosiasi adalah sesuatu yang kita lakukan setiap saat dan terjadi hampir di

KOMUNIKASI BISNIS DAN NEGOSIASI


1
setiap aspek kehidupan kita. Selain itu negosiasi adalah cara yang paling efektif
untuk mengatasi dan menyelesaikan konflik atau perbedaan kepentingan.

Negosiasi diperlukan dalam kehidupan manusia karena sifatnya yang begitu erat
dengan filosofi kehidupan manusia dimana setiap manusia memiliki sifat dasar
untuk mempertahankan kepentingannya, disatu sisi manusia lain juga memiliki
kepentingan. Padahal, kedua pihak tersebut memiliki suatu tujuan yang sama,
yaitu memenuhi kepentingan dan kebutuhannya. Apabila terjadi benturan
kepentingan terhadap suatu hal, maka timbullah suatu sengketa. Dalam
penyelesaian sengketa dikenal berbagai macam cara, salah satunya negoisasi.
Kita memperoleh apa yang kita inginkan melalui negosiasi. Mulai dari bangun
pagi, mungkin kita harus mengambil kesepakatan siapa yang harus menggunakan
kamar mandi terlebih dahulu, kemudian apakah sopir harus mengantar isteri anda
atau anda terlebih dahulu. Demikian pula di kantor misalnya kita melakukan
negosiasi dalam rapat direksi, rapat staf, bahkan untuk menentukan di mana akan
makan siang kita harus bernegosiasi dengan rekan sekerja kita, bahkan untuk
pergi kuliah pun, kita akan bernegosiasi pada diri sendiri mengenai baju apa yang
akan kita kenakan. Jadi kita semua pada dasarnya adalah negosiator. Beberapa
dari kita melakukannya dengan baik, sedangkan sebagian lagi tidak pernah
memenangkan negosiasi. Sebagian kita hanya menjadi pengikut atau selalu
mengikuti dan mengakomodasi kepentingan orang lain.
Negosiasi dilakukan oleh semua manusia yang berinteraksi dengan manusia
lainnya. Mulai dari anak kecil sampai orang tua, semua lapisan dari kalangan
sosial terbawah sampai dengan kaum elit di kalangan atas. Negosiasi dilakukan
mulai dari rumah, sekolah, kantor, dan semua aspek kehidupan kita. Oleh karena
itu penting bagi kita dalam rangka mengembangkan dan mengelola diri
(manajemen diri), untuk dapat memahami dasar-dasar, prinsip dan teknik-teknik
bernegosiasi sehingga kita dapat melakukan negosiasi serta membangun relasi
yang jauh lebih efektif dan lebih baik dengan siapa saja.

KOMUNIKASI BISNIS DAN NEGOSIASI


2
1.2Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah pada makalah ini adalah:
1. Apa yang dimaksud dengan laporan dan proposal ?
2. Apa yang dimaksud dengan Komunikasi lisan ?
3. Bagaimana sikap dan kesan pada saat berkomunikasi ?
4. Apa yang dimaksud negosiasi ?
5. Apa yang dimaksud wawancara ?

1.3Tujuan
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah:
1. Untuk mengetahui tentang laporan dan proposal
2. Untuk mengetahui tentang komunikasi lisan
3. Untuk mengetahui tentang sikap dan kesan pada saat komunikasi
4. Untuk mengetahui tentang negosiasi
5. Untuk mengetahui tentang wawancara

KOMUNIKASI BISNIS DAN NEGOSIASI


3
BAB II
PEMBAHASAN

2.1Membuat Laporan dan Proposal


2.1.1 Pengertian Laporan dan Proposal Bisnis
Laporan bisnis adalah dokumen factual dan objektif yang
dipergunakan untuk tujuan bisnis tertentu (Bovee dan Thill, 2002:476).
Himstreet dan Baty mendefinisikan laporan bisnis sebagai suatu pesan yang
objective, dan tersusun dan teratur, yang digunakan untuk menyampaikan
informasi dari suatu bagian organisasi atau dari suatu institusi/lembaga yang
lainnya untuk membantu pengambilan keputusan atau pemecahan masalah
(Himstreet dan Baty dalam Purwato, 1997:88).
Sementara itu, Herta A. Murphy dan Herbert W. Hildebrant dalam
bukunya “Effective Business Communication” menyatakan bahwa laporan
bisnis (business report) tidak memihak, memiliki tujuan jelas, dan berisi
rencana penyajian fakta kepada seseorang atau lebih, dengan tujuan bisnis
tertentu.
Atas dasar definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa satu laporan
bisnis memiliki berbagai karakteristik sebagai berikut:
1) Netral
2) Tidak memihak
3) Objective
4) Menyajikan data
5) Disusun secara sistematis
6) Menyangkut informasi eksternal dan internal
7) Biasanya diminta oleh pihak yang memiliki wewenang yang lebih
tinggi
8) Memiliki tujan jelas
Semua organisasi bisnis, baik bisnis pemerintahan, jasa, dan social,
dihadapkan pada berbagai macam tugas harian seperti pemecahan masalah

KOMUNIKASI BISNIS DAN NEGOSIASI


4
dan pengambilan keputusan. Semua level organisasi, mulai dari level bawah,
menengah, hingga puncak memerlukan berbagai macam informasi dalam
proses pengambilan keputusan.
Proposal bisnis merupakan tulisan yang berisi rencana atau usulan
untuk melakukan suatu kegiatan tertentu (Haryani, 2001:198). Misalnya,
mendapatkan produk, memperluas usaha, mendapatkan dana, dan lain
sebagainya.
Proposal dapat berupa solicited proposal atau unsolicited proposal.
Solicited proposal adalah proposal yang ditujukan kepada pihak di luar
perusahaan karena perusahaan tersebut mengumumkan atau memberitahukan
kebutuhannya terhadap produk atau rencana bisnis tertentu. Unsolicited
proposal adalah proposal yang diajukan kepada pihak di luar atas inisiatif
perusahaan atau tanpa adanya pengumuman atau pemberitahuan dari pihak
luar. Proposal ersebut biasanya bertujuan untuk memperoleh dana atau
kesediaan untuk berkerja sama.
Dalam banyak kasus, proposal dikomunikasikan dalam bentuk
laporan. Dalam penggolongan jenis-jenis laporan, proposal termasuk satu
jenis laporan analitikal. Oleh karena itu, penyusunan laporan dan proposal
memerlukan langkah-langkah yang relative sama.
2.1.2 Kegunaan Laporan dan Proposal Bisnis
Laporan bisnis yang dibuat oleh suatu organisasi sangat penting untuk
keperluan komunikasi, baik untuk pihak internal maupun eksternal organisasi.
Beberapa laporan diperlukan untuk dokumentasi yang bersifat permanen
(tetap), sedangkan yang lainnya digunakan untuk memecahkan masalah atau
sekedar menjawab suatu pertanyaan.
Adakalanya suatu laporan mengalir dari satu pucuk pimpinana ke
bawahan (top-down) sebagai suatu pertanggungjawaban terhadap berbagai
keputusan atau kebijakan yang telah dilaksanakan oleh organisasi. Namun,
adakalanya suatu laporan mengalir dari bawahan ke puncak pimpinan
(bottom-up) sebagai suatu kegiatan (proposal) atau alat bagi pemimpin untuk

KOMUNIKASI BISNIS DAN NEGOSIASI


5
memonitor kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh unit-unit atau dapartemen-
dapartemen yang ada dalam organisasi.
Laporan bisnis merupakan suatu alat manajemen yang sangat penting
dalam suatu organisasi. Oleh karena keterbatasan waktu, staf manajemen
seringkali mengalami kesulitan saat melakukan monitoring terhadap berbagai
kegiatan yang ada dalam unit-unit organisasi. Di samping itu, mereka tidak
memiliki latar belakang khusus yang diperlukan, baik untuk melakukan
penelitian maupun evaluasi terhadap hal-hal tertentu. Dalam hal ini, laporan
bisnis akan sangat membantu.
Laporan bisnis memiliki berbagai tujuan, tetapi sebagian besar laporan
dipakai untuk satu dari enam tujuan umum berikut (Bovee dan
Thill,2002:476):
1) Memonitor (mengendalikan operasi)
2) Membantu implementasi kebijakan dan prosedur
3) Memenuhi persyaratan legal
4) Mendokumentasikan pekerjaan yang dilakukan untuk klien.
5) Dijadikan pedoman bagi keputusan atas isu tertentu
6) Memperoleh bisnis baru atau pendanaan
Laporan dan proposal bisnis digunakan sebagai alat manajerial untuk
memberikan informasi atau memberikan kontribusi pada peembuatan
keputusan dan proses pemecahan masalah. Sasaran dalam menyusun laporan
dan proposal adalah memperjelas dan memudahkan penggunaan informasi.
Oleh karena itu, laporan dan proposal bisnis harus jelas dan lengkap.

2.1.3 Jenis-jenis Laporan Bisnis


Ada berbagai jenis laporan bisnis yang digolongkan berdasarkan
fungsi, subjek, formalitas, keaslian, frekuensi, jenis atau penampilan,
pelaksanaan proyek, dan pelaksanaan pertemuan.
a. Berdasarkan Fungsinya
 Laporan informasi (Information Report)

KOMUNIKASI BISNIS DAN NEGOSIASI


6
Berfungsi untuk memberi informasi dengan menyajikan fakta-
fakta dan rangkuman, tanpa melakukan analisis, menarik
kesimpulan, atau member rekomendasi. Nama lain untuk
information report adalah laporan perkembangan (progress
reports), laporan sementara (interim reports), dan laporan triwulan
(quarterly reports).
 Laporan analitikal (Analitycal Report)
Menyajikan fakta-fakta, menganalisis, dan menafsir, kemudian
mengambilan kesimpulan dan memberi rekomendasi. Analitycal
Report disebutkan juga laporan rekomendasi (recommendation
reports), usulan (proposal), atau laporan justifikasi (justification
reports).

b. Berdasarkan Subjeknya
Suatu laporan dapat dibedakan berdasarkan departemen tempat
laporan tersebut diperoleh. Sebagai contoh, adanya laporan akuntansi,
laporan periklanan, laporan pengumpulan kredit, laporan
pembelanjaan, laporan asuransi, laporan pemasaran, laporan ekonomi,
laporan produksi, laporan personalia, laporan statistik, dan laporan-
laporan teknik.
c. Berdasarkan Formalitas
 Laporan formal (long reports)
Laporan formal pada umumnya berbentuk panjang, lebih dari 10
halaman, dan mencakup masalah-masalah kompleks. Namun
demikian, pengertian “panjang”€ bervariasi tergantung pada
situasi dan kondisi yang ada.
Laporan formal mencakup tiga bagian penting, yaitu (1) Body
teks: pendahuluan, isi, dan penutup; (2) Prefatory parts: sampul,
judul, halaman, surat kewenangan, penerimaan, persetujuan,
pengiriman, penghargaan, synopsis, abstraksi, rangkuman

KOMUNIKASI BISNIS DAN NEGOSIASI


7
eksekutif, daftar isi, dan daftar tabel; (3) Supplement parts:
lampiran, daftar pustaka, catatan akhir, daftar istilah, dan indeks.

 Laporan informal (short reports)


Laporan informal biasanya hanya mencakup body text. Namum
demikian, beberapa laporan informal mencakup juga judul
halaman, pengiriman, catatan akhir, dan lampiran.
d. Berdasarkan Keasliannya
 Laporan otoritas adalah suatu laporan yang dibuat atas dasar
permintaan atau kuasa dari komite atau orang lain.
 Laporan sukarela adalah suatu laporan yang dibuat atas inisiatif
sendiri.
 Laporan swasta adalah suatu laporan yang dibuat oleh perusahaan-
perusahaan swasta.
 Laporan publik adalah suatu laporan yang dibuat oleh lembaga-
lembaga pemerintah, termasuk sekolah-sekolah, rumah sakit, atau
lembaga-lembaga lain yang dibiayai oleh negara.

e. Berdasarkan Frekuensinya
 Laporan berkala (periodic reports) Laporan dapat disusun secara
harian, mingguan, bulanan, semesteran, atau tahunan. Termasuk
dalam laporan berkala, antara lain laporan bursa saham setiap jam,
laporan penjualan setiap hari, laporan biaya setiap minggu, laporan
produksi setiap bulan, laporan kegiatan komite setiap kuartal, dan
laporan anggaran tahunan.
 Laporan khusus (special reports) Laporan khusus ditulis ketika ada
kebutuhan terhadap suatu informasi yang unik (khusus) seperti
munculnya krisis dalam perusahaan.
f. Berdasarkan Penampilannya

KOMUNIKASI BISNIS DAN NEGOSIASI


8
 Laporan Memorandum (memorandum reports)
Laporan memorandum adalah laporan yang menggunakan format
memo, yaitu mencantumkan kepada, dari, subjek, dan tanggal.

 Laporan surat (letter reports)


Laporan surat adalah laporan yang menggunakan format surat
dengan kepala surat yang di dalamnya berisi alamat, salam
pembuka, penutup, tanda tangan, dan referensi.
 Laporan dalam bentuk cetakan
Laporan dalam bentuk cetakan memiliki judul yang sudah tercetak,
instruksi, dan baris-baris kosong.
g. Berdasarkan Pelaksanaan Proyek
 Laporan pendahuluan (preliminary reports)
Laporan pendahuluan mencakup persiapan suatu proyek, hasil
yang diharapkan, dan cara melakukan pelatihan pegawai.
 Laporan perkembangan (progress reports)
Laporan mengenai perkembangan pelaksanaan proyek secara
berkala.
 Laporan akhir (final reports) Laporan mengenai akhir pelaksanaan
suatu proyek.
h. Berdasarkan Pelaksanaan Pertemuan
 Agenda (agenda)
Agenda adalah suatu dokumen yang ditulis sebelum pertemuan
berlangsung, mencakup jadwal pelaksanaan, dan topic yang akan
dibahas dalam pertemuan.
 Resolusi (resulation)
Resolusi adalah laporan singkat yang secara formal berisi
pengumuman hasil consensus suatu pertemuan.
 Notulen (minutes)

KOMUNIKASI BISNIS DAN NEGOSIASI


9
Notulen adalah laporan resmi dalam suatu pertemuan yang telah
berlangsung, mencakup catatan semua hal yang terjadi dalam
pertemuan.

 Laporan pertemuan (proceedings)


Laporan pertemuan adalah suatu laporan resmi, yang cakupan
bahasanya luas dan berisi hasil-hasil pertemuan atau konferensi
penting.

2.1.4 Perancangan Laporan dan Proposal


Persiapan adalah hal yang sangat penting dalam setiap aspek, termasuk
dalam membuat laporan. Persiapan yang diperlukan untuk menulis laporan
dan proposal paling tidak mencakup enam tahapan, sebagai berikut:
a. Definisikanlah masalah, tujuan, dan ruang lingkup
Tahap pertama perencanaan adalah analisis masalah, yang mencakup
tujuan penyusunan laporan. Jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan
seperti apa yang diinginkan, berapa banyak, mengapa dan kapan, akan
membantu dalam menetapkan masalah, tujuan ruang lingkup
keterbatasan (dana dan waktu), dan judul suatu laporan.
b. Analisis audiens
Analisi terhadap penerima atau audiens merupakan tahapan yang
penting dalam mempersiapkan laporan bisnis. Seseorang yang
bertugas menyususn laporan bisnis perlu memperhatikan siapa yang
akan menerima laporan tersebut, baik dari segi pendidikannya,
pengalamannya, maupun emosionalnya. Hal tersebut bertujuan agar
laporan bisnis yang ingin disampaikan dapat mengenai sasaran.
c. Menentukkan ide atau gagasan
Dalam tahap ini, semua ide yang terlintas ditulis secara umum.
Kemudian, laporan dibuat berdasarkan rencana kerja yang rinci. Untuk

KOMUNIKASI BISNIS DAN NEGOSIASI


10
beberapa laporan, rumusan hipotesis dapat dipergunakan sebagai dasar
untuk menentukkan informasi yang diperlukan.
d. Mengumpulkan bahan yang diperlukan
Tahap keempat dalam mempersiapkan laporan adalah mengumpulka
fakta yang diperlukan dari sumber-sumber yang dapat dipercaya.
Data-data tambahanbisa diperoleh dengan melakukan penelitian
sekunder (mencari data dari majalah, surat kabar, dokumen
pemerintahan, dan ensiklopedia) dan penelitian primer (mencari data
dari catatan organisasi, surat-surat, catatan harian, laporan-laporan,
wawancara, dan daftar pertanyaan).
e. Menganalisis dan menafsirkan data
Untuk laporan singkat, tahap ini hanya memerlukan waktu yang sangat
singkat. Namun, untuk laporan panjang seperti laporan analisis yang
didasarkan pada fakta yang diperoleh dari berbagai sumber, tahap ini
memerlukan waktu yang lebih lama. Analisis atau penafsiran harus
objektif, jujur, dan tidak menghilangkan atau memanipulasi fakta yang
relevan.
f. Mengorganisasikan data dan mempersiapkan outline akhir
Setelah menganalisis dan menafsirkan data secara hati-hati, hasil
temuan diorganisasikan dan dibuatkan outline akhir. Sebelum
menyiapkan outline, perlu dipertimbangkan berbagai metode
pengorganisasian.

2.1.5 Bagian Pokok Laporan dan Proposal


Setelah menyelesaikan enam tahapan persiapan, langkah berikutnya
adalah membuat bagian pokok laporan atau proposal, yang mencakup
pendahuluan, teks (body), dan penutup.
a. Bagian Pendahuluan
Pada bagian pendahuluan terdapat sebelas hal yang perlu
dipertimbangkan, antara lain:
1) Pemberi kuasa adalah orang yang memberi laporan

KOMUNIKASI BISNIS DAN NEGOSIASI


11
2) Layout atau rencana presentasi yang menceritakan kepada
pembaca apa saja yang akan dibahas dalam laporan.
3) Masalah biasanya didefinisikan di bagian awal bab pendahuluan,
sebelum pernyataan mengenai maksud atau tujuan laporan.
4) Maksud penulisan laporan harus tampak di bagian pendahuluan.
Elemen tersebut merupakan hal yang sangat penting dalam suatu
laporan. Istilah lain untuk maksud penulisan, antara lain tujuan,
misi, strategis, atau sasaran.
5) Ruang lingkup berkaitan dengan luasa cakupan atau batas suatu
pokok bahasan untuk sebuah laporan.
6) Metodologi mengacu pada metode pengumpulan informasi. Data
bias dikumpulkan dengan membaca bahan-bahan di perpustakaan,
melakukan wawancara, survey, atau eksperimen.
7) Sumber-sumber primer atau sekunder, meliputi publikasi
(majalah, jurnal, surat kabar), catatan perusahaan, memo, surat,
hasil wawancara, karyawan, dan sebagainya. Jika menulis laporan
tentang pengalaman sendiri, maka pernyataan yang ditulis dalam
laporan adalah sumber.
8) Latar belakang dari situasi yang sedang diteliti kadangkala
dimasukkan jika pembaca memerlukan latar belakang informasi
untuk memperoleh gambaran menyeluruh dan pemahaman yang
jelas terhadap suatu pokok bahasan.
9) Definisi istilah perlu dicantumkan jika menggunakan istilah yang
memiliki beberapa penafsiran.
10) Keterbatasan, misalnya dalam hal dana, waktu, asisten peneliti,
atau data yang tersedia. Seorang penulis tidak perlu malu-malu
untuk menyebutkan beberapa keterbatasan yang ada sebelum
melakukan penelitian lebih lanjut.
11) Rekomendasi menjelaskan tentang keputusan yang perlu
dilaporkan di dalam suatu laporan, misalnya keputusan antara
membeli mesin baru atau mesin setengah pakai, restrukturisasi

KOMUNIKASI BISNIS DAN NEGOSIASI


12
karyawan, member uang pesangon, menambah perangkat lunak
dan perangkat keras, membangun kantor perwakilan, dan lain
sebagainya. Dengan membaca laporan secara rinci, pembaca tahu
bagaimana fakta yang sudah ada berpengaruh terhadap keputusan
yang telah diambil.
Untuk laporan singkat, beberapa unsur di atas dapat
digabungkan menjadi satu atau dua paragraph dengan atau tanpa judul
“Pendahuluan”. Bahkan dalam laporan berkala, judul pendahuluan
dapat dihilangkan bila isi setiap periode sama dan pembaca telah
mengetahuinya.

b. Tubuh dan Isi (Body and text)


Bagian terpanjang dari suatu laporan adalah tubuh dan isi atau
teks. Dalam bagian ini, dikembangkan dan diuraikan hal-hal yang
penting secara rinci. Penulisan laporan bisnis yang baik harus
mencakup temuan fakta yang penting dan relevan serta membuang
hal-hal yang tidak perlu dan tidak relevan dengan maksud penulisan
laporan tersebut.
c. Penutup
Bagian penutup berfungsi merangkum laporan secara
menyeluruh, mengambil kesimpulan, atau member rekomendasi.
Pengambilan kesimpulan harus didasarkan pada isi teksnya, dan tidak
memasukkan bahan-bahan yang baru, yang sama sekali belum dibahas
dalam bagian tubuh atau isi.

2.1.6 Pengorganisasian Laporan dan Proposal


Bentuk penyusunan suatu laporan atau proposal memiliki daya tarik
tertentu yang akan mempengaruhi pembacanya. Kebutuhan calon pembaca
juga harus dipertimbangkan manakala memilih rencana organisasional untuk
seluruh tubuh laporan dan proposal (body reports).
 Cara menyusun tubuh laporan bisnis

KOMUNIKASI BISNIS DAN NEGOSIASI


13
Ada 2 cara yang dapat digunakan yaitu :
a. Cara Deduktif
Menggambarkan laporan dari belakang kedepan atau
menjelaskan ide pokok atau rekomendasi terlebih dahulu,
sebelum menjelaskan hal-hal yang rinci.

b. Cara induktif
Menjelaskan fakta-fakta yang ada sebelum ide-ide pokok,
kesimpulan atau rekomendasi dikemukakan. 

 Cara Menyusun Teks Laporan dan Proposal


Salah satu tugas yang cukup rumit dalam membuat laporan
adalah memutuskan cara-cara terbaik untuk menyusun fakta-fakta
yang tersedia sehingga terbentuk bagian teks laporan. Teks dapat
disusun dengan cara-cara berikut:
a) Membuat topik-topik  atau kriteria
Cara ini merupakan hal yang umum dalam membuat laporan. Judul
utama mungkin menggunakan keriteria standar, faktor-faktor,
pemecahan masalah, manfaat, atau karakteristik. Apabila tujuan
laporan adalah untuk menentukan apakah suatu perusahaan harus
membeli atau memproduksi, maka keputusan pertama adalah
menentukan kriteria yang paling penting.
b) Menyusun suatu peristiwa atau berbagai kejadian
Dalam pembuatan agenda, program konvensi, atau laporan
perkembangan, aturan perkembangan secara kronologis
menggunakan periode waktu seperti tanggal, bulan, tahun, jam
atau musim dapat digunakan sesuai dengan pokok bahasan. 
c) Mendeskripsikan  lokasi atau tempat
Teks bias dikembangkan dengan mendeskripsikan lokasi atau
tempat, apakah dirumah, pabrik,kantor, pusat perbelanjaan,

KOMUNIKASI BISNIS DAN NEGOSIASI


14
perusahaan internasional, dengan cabang-cabangnya yang tersebar
secara geografis ke berbagai  penjuru dunia.
d) Menjelaskan suatu proses atau prosedur
Cara mengembangkan ini hampir sama pendekatan kronologis.
Metode ini menelusuri tahapan-tahapan, Misalnya suatu tahapan
kebijaksanaan , operasi mesin, prosedur melakukan tabungan atau
penarikan simpanan.
e) Menyusun urutan tingkat kepentingannya secara alphabet
Urutan pertama berisi ide-ide, kejadian-kejadian, atau topik yang
paling penting, selanjutnya kurang penting atau tidak penting.
f) Menyusun urutan tingkatan familiaritas
Cara ini mengembangkan teks dengan menyajikan hal-hal yang
paling sederhana atau familier terlebih dahulu, kemudian
meningkat ke yang lebih kompleks atau yang kurang familier.
Seseorang cenderung lebih mudah memahami hal-hal yang sudah
diketahui sebelumnya dari pasa yang tidak atau belum diketahui.

g) Menyusun sumber-sumber yang digunakan


Metode ini cocok digunakan jika pembaca sangat tertarik kepada
sumber informasinya serta memilih sumber-sumber yang sesuai.
h) Pemecahan masalah
Cara ini umum digunakan untuk mengorganisasi suatu presentasi
yang bersifat persuasi.
 Metode Outline
Membantu melihat hubungan antara topik, membandingkan
proporsi dan judul, mengecek keterkaitan seluruh materi didalam
suatu susunan yang logis, dan menghilangkan tumpang tindih.
Dalam menyusun sub judul, perlu diperhatikan 5 hal yaitu :
- Tempatkan ide-ide yang paling penting, Pertimbangkan
panjang laporan, subjek dan pembaca.
- Keseimbangan masing-masing bagian dijaga dengan baik. 

KOMUNIKASI BISNIS DAN NEGOSIASI


15
- Jika membagi suatu topik paling tidak harus terdapat 2 sub
judul.
- Gunakan pertimbangan dengan baik, jangan terlalu banyak dan
jangan terlalu sedikit untuk sub judul.
- Jangan pernah menggunakan judul laporan sebagai bagian
judul (sub judul)

2.1.7 Pengorganisasian Laporan Singkat


Laporan singkat hanya mencakup materi pendukung yang relatif
sedikit. Bagi pencapaiaan komunikasi yang efektif laporan singkat itu sendiri
dapat berbentuk memo ataupun surat yang terdiri satu atau dua halaman. 
Secara umum laporan singkat dalam dunia bisnis jarang dilengkapi
dengan halaman judul, surat pengantar, daftar isi dan rangkuman, karena
hanya terdiri atas 1 atau 2 lembar halaman saja. Oleh karena itu, laporan
singkat lebih menekankan pada tubuh suatu laporan yang mencakup pembuka,
hasil temuan, bahasan, dan bagian penutup.
Laporan singkat mencakup beberapa elemen penting dalam suatu
laporan formal antara lain :
a. Gaya penulisan pribadi yang menggunakan gaya penulisan orang
pertama atau kedua.
b. Grafik untuk lebih menekankan tulisan.
c. Judul dan sub-sub judul dalam tubuh laporan. 
d. Format memo atau surat.

2.1.8 Pengorganisasian Laporan Formal


Laporan panjang sering disebut dengan laporan formal (formal
report). Salah satu yang membedakan dengan laporan singkat (laporan
informal) bukan saja terlihat dari banyak sedikitnya halaman, tetapi bentuk
atau format laporan itu sendiri. Secara umum, jumlah halaman laporan formal

KOMUNIKASI BISNIS DAN NEGOSIASI


16
lebih banyak daripada jumlah halaman laporan singkat. Oleh karena itu,
perencanaan dalam menyusun sesuatu laporan formal sangat penting.
Dalam membuat perencanaan formal, banyak hal yang perlu
dipertimbangkan, antara lain mendefinisikan masalah, membuat kerangka
(outline) untuk melakukan analisis, menyusun rencana kerja, melakuikan
penelitian (riset), dan menganalisis data.

2.2Komunikasi Lisan
Mungkin semua orang sudah akrab betul dengan kata ‘komunikasi’,
begitu juga dengan kamu. Hal ini dikarenakan komunikasi memang merupakan
suatu kegiatan yang ada di kehidupan sehari-hari kita sebagai bentuk interaksi
dengan individu atau kelompok lain. Ya, walaupun kegiatan ini sangat sering kita
lakukan, namun masih ada beberapa orang yang belum memahami benar
bagaimana komunikasi itu.

2.2.1 Pengertian Komunikasi


Secara etimologi, bahwa komunikasi berasal dari bahasa Latin yaitu
‘cum’ dan ‘umus’. Kata ‘cum’ ini berarti ‘dengan’ dan kata ‘umus’ ini berarti
‘satu’. Tak hanya bahasa Latin, bahwa kata ‘komunikasi’ ini berasal dari
bahasa Inggris yaitu ‘communio’ yang merupakan kata benda yang disebut
sebagai ‘commnion’ yang artinya adalah persatuan, kebersamaan, gabungan,
hubungan, atau pergaulan.
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa komunikasi merupakan suatu
kegiatan yang berhubungan dengan individu lain atau dengan kelompok.
Dalam komunikasi kita perlu adanya kerja dan usaha, sehingga komunikasi
merupakan kata kerja yang berarti ‘berbagi sesuatu dengan seseorang’. Dalam
arti ini bisa diartikan sebagai saling tukar, bercakap, dan atau berteman.
Secara harfiah, komunikasi merupakan pemberitahuan, pembicaraan,
percakapan, pertukaran pikiran atau hubungan (Agus M. Hardjana, 2003).

KOMUNIKASI BISNIS DAN NEGOSIASI


17
Dalam komunikasi, dibedakan menjadi dua bagian atau jenis yaitu
komunikasi lisan dan komunikasi tulis.
Adapun komunikasi lisan dibagi menjadi 3, yaitu:
1. Komunikasi Personal
Adapun hal-hal yang perlu diperhatikan dalam komunikasi personal
diantaranya: catat poin-poin penting, gunakan alat bantu, dan
sampaikan rangkuman. Mengapa kita harus mencatat poin penting?
Karena besar kemungkinan kita tidak akan mampu mengingat semua
informasi tanpa mencatat dan dengan mencatat akan menimbulkan
kesan positif bahwa kita sangat nenperhatikan yang sedang di
diskusikan. Ada beberapa tips dalam komunikasi personal,
diantaranya:
a. Hilanglan ambiguitas
 Gunakan kata-kata yang jelas dan lugas, jangan gunakan kata-
kata yang bermakna ganda
 Sampaikan apa yang menjadi inti pertanyaan atau
permasalahan
 Tak perlu menggunakan kata yang berbunga-bunga
 Jangan terlalu panjang dalam berbicara sebab akan membuat
orang kesulitan menangkap inti pembicaraan
b. Bertanya untuk memastikan
Jangan ragu untuk bertanya hingga ditemukan inti pembicaraan
sehingga tidak terjadi kesalahan dalam memahami maksud yang
disampaikan. Satu hal yang patut dipahami bertanya membuktikan
anda memperhatikan bukan memperlihatkan anda bodoh.
Berikut hal-hal yang dilarang saat hendak bertaanya:
 Jangan bertanya sebelum lawan bicara menyelesaikan
pembicaraannya
 Jangan bertanya sedikit-dikit bertanya sebelum berusaha untuk
memahaminya

KOMUNIKASI BISNIS DAN NEGOSIASI


18
 Jangan bertanya bila anda diberi buku manual sebelum anda
membacanya dengan tuntas
 Jangan bertanya untuk menyudutkan

Sikap Tubuh Kesan


Tangan di depan Menyembunyikan sesuatu, khawatir
atau menyembunyikan perasaan tertentu
Tangan bersilang di depan Defensif, kurang menyukai apa yang
sedang dihadapi
Tangan di dagu Berpikir, menganalisa dapat juga berarti
nosam (tergantung ekspresi mata)
Tangan di samping tubuh Siap menerima informasi, tidak defensif
Memainkan pulpen atau membuat Tidak konsentrasi pd pembicaraan,
coretan yang tidak berarti pikiran melayang
Mengetuk-ngetuk jari, menghela nafas Tidak sabar ingin cepat mengakhiri
berulang, berulang kali melihat jam
Mengangguk-ngangguk Mengerti, setuju
Kaki menyelonjor duduk agak melorot Malas tidak siap mengerjakan sesuatu
yang serius
Telapak kaki sepenuhnya menghadap Siap melakukan sesuatu
tanah
Mata terus-terusan tidak menghadap ke Tidak memperhatikan penuh
lawan bicara
Mata lebih banyak melihat kelawan Memperhatikan penuh
bicara
Memalingkan muka atau pandangan saat Ada sesuatu yang sedang ditutup-tutupi
sedang berbicara
Tertawa senyum sinis saat sedang serius Terkesan meremehkan
dikusi
Berbicara/bercanda dengan teman saat Tidak menghormati orang yang
seseorang sedang serius menjelaskan dihadapannya
Bicara dengan berdiri Mengisaratkan pembicaraan tidak
berlangsung lama

Tabel 1. Kesan berdasarkan sikap tubuh

KOMUNIKASI BISNIS DAN NEGOSIASI


19
c. Gunakan Alat Bantu
 Gambar
 Grafik
 Tulisan point-point
Kelebihan menggunakan alat bantu
 Mencitrakan anda lebih siap dalam melakukan pekerjaan
 Meminimalisaasi kesalah pahaman
d. Sampaikan Rangkuman
Pentingnya membuat rangkuman dapat didefinisikan sebagai
berikut:
 Biasanya dalam komunikasi personal adalah sesudah bicara
panjang lebar tetapi pertanyaan inti belum terjawab, untuk itu
perlu disampaikan point-point penting pada akhir pembicaraan.
 Masing masing pihak bisa saling mengkoreksi bila ada kesalah
pemahaman atau penambahan
2. Presentasi
Presentasi adalah suatu kesempatan bagi seseorang untuk
mendapatkan penilaian yang plus sekaligus untuk membangun citra
diri yang positif.
Presentasi dalam bekerja sangat berbeda dengan presentasi saat
mahasiswa mengerjakan tugas akhir dimana tujuannya hanya
mendapatkan nilai yang baik namun dalam dunia kerja fungsi inti
presentasi adalah hasrat meyakinkan orang lain selain mendapatkan
penilaian yang bagus.
Ada beberapa tips yang digunakan demi suksesnya presentasi,
diantaranya:
a. Persiapkan mental, materi maupun alat bantu dengan matang
b. Pembukaan yang menarik
c. Berikan penekanan pada point penting
d. Gunakan fakta
e. Gunakan alat bantu

KOMUNIKASI BISNIS DAN NEGOSIASI


20
f. Perhatikan bahasa tubuh dan intonasi
g. Kontak mata
h. Perhatikan pertanyaan dan komentar

Selain itu, ada juga beberapa kesalahan yang sering dilakukan saat
sedang presentasi, diantaranya:

a. Belum benar-benar memahami apa yang disampaikan


b. Tidak menggunakan ilustrasi apapun
c. Hanya membacakan slide
d. Berbicara terlalu cepat
e. Berbicara terbata-bata
f. Intonasi datar
g. Menggunakan informasi atau data yang salah
h. Melakukan gerakan-gerakan yang tidak sesuai dengan
konteks pembicaraan
i. Tidak membuat hand out
j. Tidak menyediakan hand out yang mencukupi
k. Tidak men cek alat kelengkapan sebelum memulai
l. Defensif terhadap masukan
3. Diskusi
Ada beberapa hal yang harus di perhatikan dalam diskusi, diantaranya:
a. Ungkapkan ide
b. Catat point-point penting
c. Fokus
d. Menghargai orang lain
e. Mengikuti hasil kesepakatan

Selain itu, ada beberapa ciri-ciri diskusi yang kurang efektif, seperti:

a. Tidak ada agenda pembahasan yang jelas


b. Tidak ada hal spesifik yang akan dibicarakan
c. No action, talk only

KOMUNIKASI BISNIS DAN NEGOSIASI


21
d. Manajemen konflik yang lemah
e. Peserta diskusi kurang partisipasi
f. Adanya individu yang mendominasi

Adapun kesalahan-kesalahan umum dalam berkomunikasi lisan,


diantaranya:

a. Terlalu gugup
b. Kontak mata yang kurang baik
c. Bicara terlalu panjang dan bertele-tele
d. Kurang menyesuaikan diri dengan lawan bicara
e. Volume suara yang tidak sesuai

2.2.2 Proses

Sudah jelas bahwa komunikasi lisan ini terjadi berasal dari


pengucapan kata-kata secara lisan dan berlangsung ke individu lain atau
kelompok sebagai lawan bicara. Komunikasi lisan ini bisa dilakukan dari
individu ke individu, individu ke kelompok, kelompok ke individu, kelompok
ke kelompok.

A. Individu ke Individu

Komunikasi lisan yang dilakukan dari individu ke individu lain lain


seperti halnya komunikasi lisan yang dilakukan seseorang kepada seorang
temannya, kerabatnya, atau keluarganya. Komunikasi lisa dari individu ke
individu ini bisa terjadi pada komunikasi secara formal maupun non formal.
(Baca juga: Pengertian Media Menurut Para Ahli)

B. Individu ke Kelompok

Komunikasi lisan yang dilakukan dari individu ke kelompok ini


seperti halnya seseorang yang menyampaikan kepada banyak orang. Hal ini
dapat terjadi ketika adanya seorang ketua yang sedang memimpin rapat. Di

KOMUNIKASI BISNIS DAN NEGOSIASI


22
dalam peristiwa tersebut telah terjadi komunikasi lisan dari individu ke
kelompok. Dengan demikian, komunikasi lisan dari individu ke kelompok ini
lebih kebanyakan dilakukan secara formal. Adapun secara non formal, hal ini
berlaku ketika adanya seseorang yang berbicara langsung kepada teman-
temannya.

C. Kelompok ke Individu
Komunikasi lisan yang terjadi pada kelompok ke individu ini seperti
halnya ketika melakukan voting atau pilihan secara langsung atau tunjuk
tangan. Ketika adanya pemilihan ketua contohnya. Mereka melakukan
pemilihan secara langsung dengan menunjuk tangan mereka.
D. Kelompok ke Kelompok

Komunikasi lisan yang terjadi pada kelompok ke kelompok ini


biasanya terjadi pada kegiatan perdebatan atau lomba debat. Dari kelompok
satu menyampaikan pendapatnya kepada kelompok lain merupakan kegiatan
komunikasi lisan atau komunikasi secara langsung kepada kelompok lainnya.

Sederhananya, komunikasi lisan ini terjadi secara langsung atau


langsung saling berhadapan dengan lawan bicara atau komunikannya. (Baca
juga: Etnografi Komunikasi)

2.2.3 Media
Seiring perkembangnya teknologi, komunikasi lisan pun mulai
memiliki media berupa komputer. Sehingga komunikasi lisan ini bisa
dilakukan dengan jarak jauh sekalipun. Seperti halnya ketika kita menelepon
seseorang, maka di situ kita dapat dikatakan bahwa kita sedang melakukan
komunikasi lisan dengan menggunakan media telepon. Jadi, tidak menutup
kemungkinan komunikasi lisan juga memerlukan media sebagai alat
pengantar informasi. Sehingga muncullah sesuatu yang diperdebatkan apakah
hal demikian termasuk ke dalam komunikasi lisan. Terkait dengan adanya
pengertian bahwa komunikasi lisan ini dilakukan secara langsung dan bertatap

KOMUNIKASI BISNIS DAN NEGOSIASI


23
muka, maka komunikasi lisan menggunakan media ini masih diperbincangkan
oleh para pakar komunikasi.

Tak hanya pada telepon, kini mulai merambah ke stasiun televisi dan
jaringan internet. Sehingga komunikasi lisan pun dapat dilakukan secara
serempak dan langsung ke banyak orang. Di sinilah terjadi komunikasi lisan
dari individu ke kelompok. (Baca juga: Strategi Komunikasi Pemasaran)

2.2.4 Jenis-jenis

Adanya perdebatan komunikasi lisan yang menggunakan perantara


atau alat ini muncullah dua jenis komunikasi lisan yaitu komunikasi lisan
secara langsung dan tidak langsung

 Komunikasi Lisan Langsung

Komunikasi lisan secara langsung ini merupakan komunikasi


lisan yang terjadi tanpa adanya perantara, jarak, dan alat atau media
yang digunakan dalam berkomunikasi. (Baca juga: Prospek Kerja Ilmu
Komunikasi)

 Komunikasi Lisan Tidak Langsung

Berbeda halnya dengan komunikasi lisan tidak langsung yang


menggunakan media atau alat perantara berupa telepon, komputer,
televisi, atau yang lainnya sebagai penyampai pesan atau informasi kepada
komunikan.

2.2.5 Prinsip

Berhubung komunikasi lisan ini dilakukan secara langsung, maka


komunikasi lisan ini melibatkan adanya suara, bunyi, dan nada pada suatu

KOMUNIKASI BISNIS DAN NEGOSIASI


24
individu. Karena mereka melakukan komunikasi ini secara langsung tanpa
adanya perantara (tertulis) alias langsung bicara.

a. Suara

Suara merupakan getaran udara yang terjadi melewati pita suara dalam
tenggorokan. Suara di sini pun dibedakan menjadi dua jenis yaitu:

 Suara hidup alias suara yang timbul dari huruf hidup yaitu a, i, u, e,
dan o yang merupakan huruf vokal.
 Suara mati alias suara yang berasal dari huruf mati yaitu b, c, d, f, g,
dsb yang merupakan huruf konsonan.

Bahkan kondisi fisik pun dapat membedakan suara seorang individu


ketika ia mengeluarkan suaranya seperti:

 Bindeng (sulit membunyikan nasal) karena flu,


 Serak (parau) karena kehabisan suara,
 Cadel (sulit membunyikan huruf konsonan), dan
 Gagap (sulit membunyikan dengan lancar)

b. Bunyi

Bunyi merupakan getaran udara yang muncul karena adanya pergesekan dari
dua benda atau lebih.

c. Nada

Nada merupakan intonasi atau tingkatan suara. Sehingga muncullah adanya


nada dasar yang merupakan acuan atau patokan bagi seseorang dalam
memproyeksikan suaranya. Adapun kedua jenis nada pada seseorang individu
yaitu:

 Melengking atau nada tinggi, dan


 Bas atau nada rendah atau berat.

2.2.6 Kelebihan dan Kekurangan

KOMUNIKASI BISNIS DAN NEGOSIASI


25
Adapun beberapa kelebihan dan kekurangan yang terjadi pada
komunikasi lisan ini sebagai salah satu metode komunikasi, yaitu:

A. Kelebihan Komunikasi Lisan

Beberapa kelebihan dari komunikasi secara lisan ini di antaranya:

 Menimbulkan timbale balik secara langsung, tanpa perlu menunggu


respon dari komunikan,
 Dapat memberikan penjelasan yang lebih rinci dan jelas, dan
 Menimbulkan partisipasi atau tanggapan langsung dari komunikan .

B. Kekurangan Komunikasi Lisan

Beberapa kekurangan dari komunikasi secara lisan ini di antaranya:


(Baca juga: Media Komunikasi Modern)

 Memerlukan adaptasi atau penyesuaian kondisi dan situasi terlebih


dahulu sebelum berkomunikasi,
 Memerlukan suatu uraian dan penjelasan yang lebih detil, dan
 Sulit untuk didokumentasikan tanpa bantuan alat recording.

2.2.7 Komunikasi Lisan dalam Perusahaan

Dalam dunia bisnis dan usaha, komunikasi merupakan suatu hal yang
sangat penting demi kelangsungan hidup usaha dan bisnis. Salah satunya
adalah komunikasi lisan yang terjadi dalam perusahaan. Komunikasi lisan
dalam perusahaan ini lebih efisien dan praktis dilakukannya dalam
menyampaikan pesan dan informasi mengenai perusahaan dan bisnis. Itu
sebabnya mulai banyak para pelaku bisnis yang lebih memilih menggunakan
komunikasi lisan dibandingkan menggunakan komunikasi tulis yang harus
melewati beberapa procedural perusahaan yang membuat komunikasi ini
terhambat.

KOMUNIKASI BISNIS DAN NEGOSIASI


26
Contohnya, ketika ada suatu organisasi masyarakat yang hendak
menyampaikan aspirasi rakyat kepada pemerintahan. Ketika mereka
menggunakan komunikasi tertulis, maka mereka perlu membuatkan surat-
suratnya terlebih dahulu, seperti surat proporal, undangan, dan lain
sebagainya. nah, hambatan tersebut biasanya terhalang di bagian administrasi
surat. Hal ini dapat ditanyakan, apakah surat mereka sampai ke pemerintahan
atau tidak? Hal ini juga berlaku pada dunia perusahaan dan bisnis.

Itu sebabnya komunikasi tulis dalam perusahaan sangat relatif jarang


dilakukan oleh beberapa perusahaan atau instansi. Ya, walaupun demikian
bukan berarti bahwa komunikasi tulis tidak penting dalam perusahaan. Hal itu
tetap penting dalam kelancaran operasional perusahaan. Karena tidak semua
operasional dapat berjalan dengan menggunakan komunikasi lisan sesuai
dengan kebijakan-kebijakan perusahaan yang ada dan sudah ditetapkan.

Suatu perusahaan akan menggunakan komunikasi tulis ketika hal


tersebut bersifat penting dan kompleks. Namun, jika hal tersebut bersifat
mendesak atau urgent, maka mau tidak mau dilakukan komunikasi lisan atau
langsung.

2.3 Komunikasi Lisan Dalam Kelompok


2.3.1 Pengertian Rapat
Rapat, merupakan suatu bentuk media komunikasi kelompok resmi
yang bersifat tatap muka, yang sering diselenggarakan oleh banyak organisasi,
baik swasta maupun pemerintah. Rapat merupakan alat untuk mendapatkan
mufakat, melalui musyawarah kelompok. Rapat merupakan media yang dapat
dipakai unttuk pengambilan keputusan secara musyawarah untuk mufakat.
Rapat merupakan pertemuan antara para anggota di lingkungan kantor/
perusahaan/ organisasi sendiri untuk membicarakan, merundingkan suatu
masalah yang menyangkut kepentingan bersama.
Secara singkat dapat dikatakan bahwa rapat, adalah pertemuan para
anggota organisasi/ perusahaan [para staf pegawai] untuk membahas hal-hal
yang berhubungan dengan kepentingan organisasi/ kantor/ perusahaan.

KOMUNIKASI BISNIS DAN NEGOSIASI


27
Seorang pemimpin tidak akan begitu saja mengadakan rapat. Ia perlu
mengadakan rapat apabila :
1) Pemimpin memerlukan sumbangan pemikiran atau pendapat dari para
stafnya atau para pembantunya, karena pemimpin tidak mau
mengambil keputusan secara sepihak.
2) Materi yang akan dibicarakan dibicarakan bersifat rahasia, sehingga
pemimpin berpendapat bahwa materi itu tidak tepat apabila melalui
saluran administrasi pada umumnya.
3) Masalah yang merupakan subject matter tidak dapat dipecahkan
melalui saluran administrasi, karena masalah itu harus segera
dipecahkan.
4) Pemimpin bermaksud memberikan kesempatan kepada para bawahan
untuk memberikan saran-saran, pendapat secara langsung kepada
pemimpin terhadap suatu masalah yang berhubungan dengan
kepentingan bersama.
5) Ada masalah yang jelas dan harus mendapat penyelesaian melalui
rapat.
6) Telah diputuskan oleh pimpinan agar diselenggarakan rapat atau telah
tiba saatnya untuk diselenggarakan rapat secara berkala [Wursanto
1990 : 137]
Agar terselenggara rapat yang baik, perlu diadakan persiapan terlebih
dahulu. Adapun persiapan-persiapan tersebut adalah :
1) Agenda , yaitu menentukan materi yang akan dibahas dan banyaknya
waktu yang diperlukan untuk membahas materi tsb.
2) Working paper , jika dianggap perlu harus ditentukan siapa yang akan
membuatnya, jika sudah siap kepada siapa working paper itu
dibagikan.
3) Pemimpin rapat, tentukan siapa yang akan memimpinnya.
4) Jumlah peserta rapat, perlu diperhitungkan jumlah anggota rapat.
Terlalu banyak anggota rapat akan mengurangi kefektifan rapat.

KOMUNIKASI BISNIS DAN NEGOSIASI


28
5) Undangan rapat, sebaiknya diedarkan jangan terlalu jauh dari hari H-
nya. Undangan harus lengkap berisi antara lain :
 Hari, tanggal, tempat rapat, agenda dan acara rapat.
 Bentuk surat undangan jika jenis rapat bersifat intern cukup
dengan undangan biasa.
 Jika jenis rapat ektern, undangan perlu dirancang khusus sesuai
dengan yang l lazim digunakan.
6) Pengaturan ruang rapat, perlu diperhatikan cahaya dan ventilasi serta
pengaturan tempat duduk.
7) Alat perlengkapan rapat. Agar rapat terselenggara dengan baik perlu
perlengkapan disiapkan dengan baik. Alat-alat tsb misalnya pengeras
suara, papan tulis [whiteboard] lengkap dengan penghapus dan alat
tulis, OHP, dan alat tulis lainnya yang diperlukan.
8) Kesehatan termasuk didalamnya menu konsumsi serta obat.
9) Akomodasi jika dianggap perlu, jika rapat memakan waktu lebih dari
satu hari [Widjaja 1997 : 157]
2.3.2 Macam-macam Rapat
Rapat dapat dibedakan menjadi beberapa macam, tergantung pada segi
peninjauannya.
1. Menurut tujuannya , rapat dapat dibedakan menjadi :
a. Rapat penjelasan, ialah rapat yang bertujuan untuk memberikan
penjelasan kepada para anggota, tentang kebijakan yang diambil oleh
pimpinan organisasi, tentang prosedur kerja atau tata-cara kerja baru,
untuk mendapat keseragaman kerja.
b. Rapat pemecahan masalah bertujuan untuk mencari pemecahan
tentang suatu masalah yang sedang dihadapi. Suatu masalah dikatakan
sebagai problem solving apabila masalah itu pemecahannya
berhubungan dengan masalah-masalah lain, saling mengait. Masalah
itu demikian sulitnya, demikian ruwetnya karena keputusan yang akan
diambil akan mempunyai pengaruh atau akibat terhadap masalah yang
lain.

KOMUNIKASI BISNIS DAN NEGOSIASI


29
c. Rapat perundingan, yaitu rapat yang bertujuan menghindari timbulnya
suatu perselisihan, mencari jalan tengah agar tidak saling merugikan
kedua belah pihak.
2. Menurut sifatnya rapat dibedakan menjadi :
a. Rapat Formal, yaitu rapat yang diadakan dengan suatu perencanaan
terlebih dahulu, menurut ketentuan yang berlaku, dan pesertanya
secara resmi mendapat undangan.
b. Rapat Informal, yaitu rapat yang diadakan tidak berdasarkan suatu
perencanaan formal, dan dapat terjadi setiap saat, kapan saja, dimana
saja, dengan siapa saja. Rapat informal dapat juga terjadi secara
kebetulan, dimana para pesertanya bertemu secara kebetulan, dan
kemudian membicarakan suatu masalah yang mempunyai kepentingan
bersama.
c. Rapat Terbuka, yaitu rapat yang dapat dihadiri oleh setiap anggota.
Materi yang dibahas bukan masalah yang bersifat rahasia.
d. Rapat Tertutup, yaitu rapat yang hanya dihadiri oleh peserta tertentu,
dan biasanya yang dibahas menyangkut masalah-masalah yang masih
bersifat rahasia.
3. Menurut jangka waktunya , rapat dapat dibedakan menjadi :
a. Rapat mingguan, yaitu rapat yang diadakan sekali seminggu.
Membahas masalah-masalah yang bersifat rutin yang dihadapi oleh
masing-masing manajer.
b. Rapat bulanan, rapat yang diadakan sebulan sekali, setiap akhir bulan,
untuk membahas hal-hal atau peristiwa yang terjadi pada bulan yang
lalu. Misalnya, membahas rugi laba bulan yanglalu.
c. Rapat semesteran, yaitu rapat yang diadakan sekali setiap semester
[enam bulan], yang bertujuan untuk mengadakan evaluasi hasil kerja
sama enam bulan yang lalu, dan mengambil langkah-langkah
selanjutnya, jangka waktu enam bulan berikutnya.
d. Rapat tahunan, yaitu rapat yang diadakan sekali setahun misalnya,
rapat Dewan Komisaris, rapat umum pemegang saham.

KOMUNIKASI BISNIS DAN NEGOSIASI


30
4. Menurut frekuensinya, dapat dibedakan menjadi :
a. Rapat rutin, rapat yang sudah ditentukan waktunya [mingguan,
bulanan, tahunan]
b. Rapat insidental, yaitu rapat yang tidak berdasarkan jadwal, tergantung
pada masalah yang dihadapi. Biasanya rapat diadakan apabila masalah
yang dihadapi itu merupakan masalah yang sangat urgen, yang harus
segera dipecahkan.
Selain kita mengenal berbagai macam rapat seperti yang telah
diutarakan di atas, kita masih mengenal satu jenis rapat yaitu yang dinamakan
rapat kerja. Istilah-istilah lain yang mempunyai pengertian yang sama, ialah
rapat dinas, musyawarh kerja.
Rapat kerja ialah pertemuan para karyawan/ pemimpin yang
membahas hal-hal yang berhubungan dengan pelaksanaan tugas suatu
instansi. Suatu rapat atau pertemuan dapat disebut sebagai rapat kerja apabila
mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :
1. Adanya tujuan pertemuan itu
2. Adanya pimpinan dan kelompok peserta dalam pertemuan atau rapat itu.
3. Adanya tukar menukar pendapat di antara para peserta rapat,
4. Tidak ada pidato-pidato
Terlepas dari istilah yang dipergunakan, apakah itu dinamakan rapat
kerja atau rapat dinas atau istilah lain, suatu pertemuan dikatakan rapat
apabila:
1. Dalam pertemuan itu dibicarakan suatu masalah yang berhubungan
dengan tujuan organisasi, dan harus dipecahkan secara musyawarah.
2. Setiap peserta harus berpartisipasi aktif
3. Pembicaraan harus bersifat terbuka, tidak ada prasangka atau praduga
yang bersifat negatif diantara para peserta.
4. Adanya unsur pemimpin dalam suatu pertemuan, yang memberikan
pengarahan, bimbingan terhadap jalannya pertemuan.
2.3.3 Syarat-syarat Rapat yang Baik

KOMUNIKASI BISNIS DAN NEGOSIASI


31
Rapat merupakan media komunikasi kelompok, yang pada prinsipnya
untuk mendapatkan saling pengertian. Dari pihak pemimpin, rapat bertujuan
memberikan kesempatan kepada bawahan untuk menyampaikan pendapat,
saran, ide-ide langsung kepada pemimpin. Dari pihak bawahan, rapat
merupakan kesempatan baik untuk bertatap muka dengan pimpinan sekaligus
dengan para staf lainnya.
Agar tujuan rapat sesuai dengan yang diharapkan, ada beberapa hal
yang perlu diperhatikan dalam rapat. Rapat dikatakan baik apabila memenuhi
persyaratan sebagai berikut :
1. Dipimpin oleh seorang pimpinan yang baik [baca : tipe pemimpin rapat]
Pimpinan yang baik adalah : seorang yang aktif, berwawasan luas, cakap,
dapat memberikan bimbingan dan pengarahan pada saat rapat
berlangsung. Dapat berbicara dengan jelas, bersikap tegas, tidak
mendominasi pembicaraan, tidak otoriter, memberikan kesempatan yang
sama pada setiap anggota untuk memberikan suaranya. Check list berikut
dapat membantu seorang pimpinan rapat/ pertemuan :
 Menjelaskan sasaran dan tujuan?
 Menetapkan prioritas
 Mendorong proses pembuatan keputusan
 Mengarahkan orang-orang pada kemampuan terbaik mereka =>
berkomunikasi dengan baik dg peserta, melempar pertanyaan-
pertanyaan, mendorong peserta membuat asumsi, mendengar,
menjelaskan persoalan, memotivasi pertemuan untuk mencapai
tujuan utama rapat/ pertemuan, menangkap agenda-agenda pribadi
yang tersembunyi dari para peserta, dan mengendalikannya
 Merangsang hal-hal terbaik dari peserta
 Mengatur waktu dengan baik • Menyimpulkan dengan dibantu
oleh seorang Notulis [lihat tentang notulis]
2. Suasana rapat terbuka Artinya tidak ada hal-hal yang disembunyikan. Tiap
anggota rapat berbicara secara terbuka, obyektif sehingga tidak
menimbulkan prasangka yang negatif terhadap peserta rapat yang lain.

KOMUNIKASI BISNIS DAN NEGOSIASI


32
3. Tiap peserta rapat berpartisipasi aktif dan hindari terjadinya monopoli
pembicaraan
4. Selalu mendapat bimbingan dan pengawasan Pimpinan rapat berfungsi
sebagai pemberi bimbingan, pengarahan, kemudahan terhadap para
peserta rapat. Pemimpin harus mampu mengadakan pengawasan terhadap
jalannya rapat, pengawasan terhadap para peserta rapat, baik secara
kelompok, maupun secara individu, agar pembicaraan tidak menyimpang
dari tujuan rapat.
5. Hindari perdebatan Suatu rapat tidak efektif apabila terjadi debat yang
berkepanjangan tanpa arah, sehingga menghabiskan waktu dan tujuan
rapat tidak tercapai.
6. Pertanyaan singkat dan jelas
2.3.4 Tipe Pemimpin Rapat
1. Tipe Otoriter
 Pimpinan menganggap dirinya sebagai orang yang paling berkuasa,
paling mengetahui
 Pimpinan menentukan segala kegiatan kelompok secara otoriter
 Pimpinan yang menentukan, apakah yang akan dilakukan oleh
kelompok
 Para peserta rapat tidak diberi kesempatan untuk memberikan
pandangan atau pendapat atau saran-saran
 Pemimpin tidak terlibat dalam interaksi kelompok peserta
 Pemimpin hanya memberikan instruksi-instruksi mengenai apa yang
harus dikerjakan.
Sifat kepemimpinan yang demikian mengakibatkan rapat/ pertemuan
tidak hidup, statis, hanya menunggu perintah dari atas.
2. Tipe Laissez-faire
 Disebut juga tipe liberal
 Pemimpin memberikan cukup kebebasan kepada para peserta untuk
mengambil langkah-langkah sendiri dalam menghadapi sesuatu.

KOMUNIKASI BISNIS DAN NEGOSIASI


33
 Pemimpin menyerahkan segala sesuatunya kepada para peserta
[penentuan tujuan, langkah-langkah, kegiatan-kegiatan yang akan
diambil, serta sarana atau alat yang akan dipergunakan]
 Pemimpin bersifat pasif, tidak ikut terlibat langsung dalam kegiatan
kelompok, tidak mengambil inisiatif apapun
 Pemimpin seolah-olah hanya bertindak sebagai penonton saja,
meskipun ia berada di tengah-tengah para peserta.
3. Tipe Demokratis
 Sifatnya terbuka ; memberikan kesempatan kepada para anggota untuk
ikut berperan aktif, ikut menentukan tujuan kelompok, berperan
sebagai pembimbing.
 Memberi pengarahan, memberi petunjuk, memberi bantuan kepada
para peserta, terlibat langsung dalam interaksi rapat, ikut serta dalam
kegiatan kelompok
 Keputusan yang diambil berdasarkan hasil musyawarah
Tipe kepemimpinan demokratis sering dibedakan dengan dengan tipe
open management . Perbedaannya terletak pada pengambilan keputusan.
[Wursanto 2000 : 142 – 143]

2.3.5 Urutan Pelaksanaan Rapat


1. Pembukaan
 Pembukaan yang dilakukan oleh pimpinan tertinggi perusahaan
[dewan komisaris] atau pejabat, yang menyatakan bahwa rapat resmi
dibuka. Pimpinan tertinggi/ pejabat hanya memberikan pengarahan
seperlunya, dan hal-hal yang dianggap penting sebagai pedoman lebih

KOMUNIKASI BISNIS DAN NEGOSIASI


34
lanjut bagi peserta rapat. Pimpinan tertinggi/ pejabat tidak terlibat
dalam rapat yang akan berlangsung.
 Pembukaan yang dilakukan oleh pimpinan rapat, yang menyatakan
parat siap dimulai, umumnya diawali dengan berdoa. Pimpinan
mengikuti rapat sampai dengan selesai.
2. Pembagian Tugas Peserta rapat dibagi dalam beberapa kelompok, sesuai
dengan topik yang dibahas. Masalah yang dibawa dalam rapat bisa dibagi
dalam beberapa topik.
3. Diskusi/rapat Kelompok
4. Perumusan Biasanya diserahkan kepada suatu tim tersendiri, yang dinamakan
tim perumus.
5. Reproduksi dan pendistribusian naskah Hasil perumusan diserahkan kepada
ketua atau pemimpin rapat untuk disahkan. Naskah yang telah disetujui/
disahkan kemudian diperbanyak untuk selanjutnya dibagikan kepada para
peserta rapat, dan unit-unit kerja dalam organisasi yang ada hubungannya
dengan hasil rapat. [Wursanto 2000 : 151 – 152]

2.4 Negosiasi
2.4.1 Pengertian Negosiasi
Negosiasi, menurut Bülow (2009: 142), adalah proses interaksi
komunikatif di mana dua atau lebih pihak bertujuan untuk menyelesaikan
kepentingan mereka yang saling bertentangan di suatu cara yang oleh semua
pihak dianggap lebih disukai daripada alternatif apa pun. Negosiasi telah juga
digambarkan sebagai “kegiatan pengambilan keputusan social”. Negosiasi
terjadi dalam berbagai konteks mulai dari perselisihan keluarga hingga konflik
mengenai distribusi harian kerja di tempat kerja, pembahasan kontraktual
rincian, dan kontroversi mengenai penggunaan sumber daya alam. Secara
umum negosiasi meliputi: jual beli, transfer pengetahuan, pendirian kontrak
agen, distributor atau waralaba, perjanjian kerja sama, merger dan akuisisi,
dan usaha patungan. Menurut Hartman, negosiasi dapat berbeda-beda

KOMUNIKASI BISNIS DAN NEGOSIASI


35
tergantung dari sudut pandang siapa yang terlibat dalam suatu negosiasi.
Lebih lanjut Hartman menegaskan bahwa negosiasi merupakan suatu proses
komunikasi antara dua pihak, yang masing-masing mempunyai tujuan dan
sudut pandang mereka sendiri, yang berusaha mencapai kesepakatan yang
memuaskan kedua belah pihak mengenai masalah yang sama. Menurut Oliver,
negosiasi adalah sebuah transaksi dimana kedua belah pihak mempunyai hak
atas hasil akhir Sementara menurut Casse, negosiasi adalah proses
dimana paling sedikit ada dua pihak dengan persepsi, kebutuhan, dan
motivasi yang berbeda mencoba untuk bersepakat tentang suatu hal demi
kepentingan bersama. Berdasarkan pengertian dari para pakar, dapat
dikemukakan bahwa suatu proses negosiasi selalu melibatkan dua orang atau
lebih yang saling berinteraksi, mencari kesepakatan kedua belah pihak, dan
mencapai tujuan yang dikehendaki bersama kedua pihak yang terlibat dalam
negosiasi.
2.4.2 Tujuan Negosiasi
Negosiasi bertujuan untuk menemukan kesepakatan antara kedua
belah pihak secara adil dan dapat memenuhi harapan/keinginan kedua belah
pihak. Selain untuk mendapatkan sebuah kesepakatan, negosiasi juga untuk
mendapatkan sebuah keuntungan atau menghindarkan kerugian atau
memecahkan problem yang lain.
2.4.3 Tahap-tahap Negosiasi
Menurut Casse ada tiga tahapan penting dalam bernegosiasi, yaitu
tahap perencanaan/ planning phase (sebelum negosiasi), tahap implementasi/
implementation phase (selama negosiasi), tahap peninjauan/ reviewing phase
(setelah negosiasi)1. Tahap Perencanaan Membutuhkan tiga tugas utama yaitu
1) Sasaran Negosiasi Sasaran negosiasi adalah apa hasil yang diharapkan dalam
bernegosiasi, hal ini merupakan salah satu alasan utama mengapa seseorang
bernegosiasi. Penentuan sasaran dalam negosiasi sangatlah penting sebagai
arahan atau petunjuk dalam bernegosiasi.
2) Strategi Negosiasi Strategi negosiasi merupakan cara atau teknik untuk
mencapai tujuan bernegosiasi. Ada beberapa strategi yang

KOMUNIKASI BISNIS DAN NEGOSIASI


36
bisa dilakukan dalam bernegosiasi, antara lain
 Strategi kooperatif
- Sasarannya mencapai kesepakatan kedua belah pihak
- Memakai semboyan win-win solution (saling menguntungkan)
- Mempercayai pihak lawan
- Melakukan kompromi jika diperlukan timbal balik
- Menciptakan landasan dan kepentingan bersama
 Strategi kompetitif
- Sasaran strategi ini adalah mengalahkan lawan
- Tidak mempercayai lawan
- Menuntut sebuah konsesi, menegaskan posisi, dan
melancarkan tekanan
- Tidak memberikan apa-apa dan menghabiskan semuanya·
 Strategi Analitis
- Mempunyai filosofi bahwa negosiator adalah problem solver
bukan petarung
- Memandang negosiasi sebagai bentuk latihan dalam
memecahkan masalah, bukan permainan
- Berusaha kreatif dan bersama sama mencari alternatif
penyelesaian
- Menggunakan kriteria objektif dalam mengambil keputusan
- Membuat alasan yang rasional, bukan atas dasar perasaan
3) Proses Negosiasi
Proses negosiasi merupakan suatu proses tawar-menawar yang
diharapkan mampu menghasilkan suatu kesepakatan kedua belah pihak yang
saling menguntungkan. Dalam proses negosiasi ada enam tahapan penting
yang perlu diperhatikan yaitu:
4) Persiapan

KOMUNIKASI BISNIS DAN NEGOSIASI


37
Merupakan tahapan yang berkaitan dengan pengumpulan informasi
secukupnya dan penentuan tim negosiasi yang sebaik-baiknya yang akan
diikutsertakan dalam proses negosiasi.
5) Kontak pertama
Tahap pertemuan secara langsung antara kedua belah pihak yang
terlibat dalam proses negosiasi.
6) Konfrontasi
Tahap saling berargumentasi terhadap segala sesuatu yang akan
dinegosiasikan.
7) Konsiliasi
Tahap untuk saling melakukan proses tawar-menawar.
8) Solusi
Tahap dimana kedua belah pihak mulai saling menerima dan memberi.
Negosiator telah menemukan titik-titik kesepakatan.

9) Pascanegosiasi
Tahap untuk melakukan konsolidasi bagi kedua belah pihak, apakah
kedua belah pihak saling memiliki komitmen atas apa yang disepakati
bersama atau tidak

10) Tahap Implementasi


Tahap implementasi merupakan tahapan penerapan atau tindakan yang
diperlukan agar mencapai sukses dalam bernegosiasi. Oleh karenanya tahapan
ini bukan lagi sebagai wacana pemikiran atau ide lagi, tetapi sudah berada
pada tahapan perilaku dan tindakan yang diperlukan dalam negosiasi
11) Tahap Peninjauan Negosiasi
Tahapan ini merupakan tahapan setelah berlangsungnya proses
negosiasi. Tahapan ini sangat penting bagi seorang negosiatordalam meninjau
kembali apa yang sudah dilakukannya selama bernegosiasi. Ada beberapa

KOMUNIKASI BISNIS DAN NEGOSIASI


38
alasan penting mengapa tahap peninjauan negosiasi perlu dilakukan, yaitu
antara lain:
 Untuk memeriksa apakah sudah mencapai tujuan
 Jika belum, maka bisa menjadi pelajaran dan evaluasi bagi negosiator
 Jika sudah, maka pastikan apa yang sudah dilakukan dengan baik lalu
teruskan.
2.4.4 Taktik-taktik dalam Negosiasi
Berikut beberapa taktik yang biasa dilakukan dalam bernegosiasi:
a. Taktik Cara Anda
Maksud dari taktik ini adalah, bahwa anda tahu tujuan yang ingin
dicapai, Anda bersikeras dan memaksa pihak lawan agar percaya bahwa
andalah yang benar dan andalah yang menguasai proses negosiasi tersebut.
b. Taktik Kerja Sama
Taktik ini menegaskan bahwa anda mau mendengarkan pihak lawan
dan mengetahui apa yang ada di benak mereka.
c. Taktik Tidak Bertindak Apa-Apa
Taktik ini merupakan sikap keras kepala dalam bernegosiasi. Dalam
hal ini anda tetap bersikukuh pada pendirian sebelumnya dan tidak mudah
berubah.
d. Taktik Melangkah ke Tujuan Lain
Taktik ini menuntut andalah yang harus aktif menggeser suatu
persoalan ke persoalan lain. Andalah yang memang mencoba untuk
menghindar dari suatu persoalan agar tidak dibahas lagi.
2.4.5 Keterampilan Bernegosiasi
Keberhasilan atau kesuksesan dalam bernegosiasi dapat ditentukan
berbagai faktor penting, diantaranya adalah keterampilan. Menurut Hartman
ada beberapa hal penting yang perlu diperhatikan antara lain:
a. Persiapan
Persiapan yang baik sangat diperlukan agar negosiasi bisa sukses
dilaksanakan.
b. Memulai Negosiasi

KOMUNIKASI BISNIS DAN NEGOSIASI


39
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan ketika memulai negosiasi, seperti
memilih waktu yang tepat, tempat tepat, suasana yang positif dan
berkomunukasi secara efektif
c. Strategi dan Teknik
Baik strategi dan taktik menuntut keterampilan, jika negosiator terampil maka
bisa dipastikan saat bernegosiasi mereka akan sukses
d. Kompromi
Kompromi merupakan salah satu upaya menuju pencapaian kesepakatan
kedua belah pihak dalam bernegosiasi
e. Menghindari Kesalahan Taktis
Hal yang harus dihindari antara lain seperti, mengajukan permintaan awal
yang tidak logis, melakukan negosiasi yang terlalu cepat dan menghargai
tawaran yang tidak masuk akal
2.4.6 Tipe Negosiator
Pemahaman yang baik tentang negosiasi dapat mempermudah
negosiator untuk menentukan strategi apa yang harus dilakukan dalam
bernegosiasi. Menurut Casse, ada empat tipe negosiator antara lain:
a. Negosiator Curang
Anda harus berhati-hati ketika berhadapan dengan tipe ini, karena pada
dasarnya yang terlintas dipikiran negosiator ini adalah memenangkan
negosiasi walaupun harus dengan menghalalkan segala cara

b. Negosiator Profesional
Seorang negosiator profesional akan tahu apa yang akan dinegosiasikan, dan
tahu bagaimana memperoleh apa yang diinginkannya dengan mengedepankan
profesionalitas
c. Negosiator Bodoh
Seorang negosiator bodoh cenderung menghendaki kekalahan untuk kedua
belah pihak. Yang ada dipikiran tipe ini adalah tidak ada yang boleh menang

KOMUNIKASI BISNIS DAN NEGOSIASI


40
didalam negosiasi. Anda harus mengetahui apa motif yang dimiliki oleh
negosiator ini, apakah memang benar bodoh atau pura-pura bodoh. Anda
harus meyakinkan tipe ini agar memiliki motivasi yang kuat dan bersungguh-
sungguh dalam negosiasi.
d. Negosiator Naif
Pada umumnya negosiator tipe ini tidak siap untuk melakukan negosiasi, tidak
tahu duduk persoalan yang dinegosiasikan dan cenderung percaya begitu saja
pada pihak lawan. Ketika melawan negosiator ini anda mungkin bisa menang
mudah, tetapi anda harus berhati-hati mungkin ia sedang menyembunyikan
sesuatu yang tidak diketahui pihak lawan.
2.4.7 Konflik
Konflik adl satu proses yang dimulai jika satu pihak beranggapan bahwa
pihak lain secara negatif telah mempengaruhi secara negatif (Robbins dalam
Munandar, 2001)
Mazhab pemikiran lain, yakni human relation view, mengatakan bahwa
konflik merupakan hasil alamiah dan tak dapat dielakan dlm kelompok
manapun bahwa koflik bukanlah sesuatu yang “jahat”.
Dengan kata lain pandangan ini mengaggap bahwa konflik memang sesuatu
yang harus “diterima”, krn koflik mempunyai potensi untuk menjadi kekuatan
yang positif dalam menentukan kinerja kelompok.
1. Konflik Interpersonal
Konflik ini sangat mempengaruhi emosi seseorang. Ada kebutuhan untuk
melindungi citra diri ( self- image) dan harga diri ( self esteem) dalam
pandangan org lain. Kepribadian atau sifat yang beda akan menimbulkan
koflik jenis ini, begitu pula kalau terjadi kegagalan komunikasi dan
adanya perbedaan persepsi. Timbul dari berbagai sumber, seperti :
perubahan dalam organisasi, perbedaan nilai, perbedaan pandangan,
ancama terhadap status .
2. Konflik Intraindividu
Adalah konflik seseorang dengan dirinya sendiri. Konflik terjadi bila pada
waktu yang sama seseorang memiliki dua keinginan yang tidak mungkin

KOMUNIKASI BISNIS DAN NEGOSIASI


41
dipenuhi sekaligus. Konflik intraindividu juga bisa disebabkan oleh
tuntutan tugas yang melebihi kemampuan. Ada tiga macam bentuk konflik
intraindividu yaitu:
a. Approach-approach Conflict, dimana seseorang mengalami konflik
karena diperhadapkan pada dua tujuan yang sama-sama
menguntungkan atau sama-sama disukai, karena memiliki daya tarik
yang sama juga. Sebagai contoh, di waktu yang sama, seseorang harus
membuat pilihan menerima promosi jabatan yang sudah lama didambakan
atau pindah tempat tugas ke tempat lain dengan iming-iming gaji yang
besar.
b. Avoidance-avoidance Conflict. Di sini, seseorang menghadapi situasi
yang mengharuskan ia terpaksa memilih di antara dua alternatif yang
sama-sama tidak disukai atau sama-sama dianggap buruk. Contoh
kongkrit, Laboratorium Sistem Informasi disediakan opsi untuk pindah
ke gedung yang angker atau tetap di gedung yang lama dan sumpek.
c. Approach-avoidance conflict. Pada kasus ini, seseorang harus
menghadapi situasi dimana waktu ia memilih, ia harus menghadapi
konsekwensi yang saling bertolak belakang. Misalnya, orang itu akan
memperoleh gaji yang sangat besar, tapi harus pindah ke tempat
terpencil yang sangat tidak disukai.
3. Konflik dalam Kelompok
Terjadi karena perbedaan pandangan, loyalitas kelompok, dan persaingan
utuk memperoleh sumber daya yang terbatas. Dalam sebuah organisasi
selalu ada keterbatasan sumber daya, sementara kebutuhan dan keinginan
berbagai kelompok di dalamnya sangat beragam. Kondisi ini mendorong
terjadinya konflik. Manfaat konflik dalam konteks organisasi adalah :
a. Bersifat Fungsional adl konflik yang mendukung tercapainya
tujuan dan meningkatkan kinerja klpk
b. Bersifat Disfungsional : konflik yang menghambat kinerja
kelompok
4. Konflik Antar Organisasi

KOMUNIKASI BISNIS DAN NEGOSIASI


42
Dampak dari dua kelompok organisasi yang bersaing:
a. Setiap kelompok menilai kelompok lain sebagai musuh
b. Setiap kelompok mulai mengalami distorsi (gangguan) dalam
persepsi; klpk cenderung melihat yang baik hanya berdasarkan
kelompoknya sendiri.
c. Rasa bermusuhan dgn kelompok lain meningkat, sebaliknya
interaksi dan komunikasi dgn kelompok lain jadi menurun
d. Jika kelompok di paksa untuk berinteraksi cenderung hanya
mendengarkan saja.
2.4.8 Penyebab Konflik

2.4.9 Teknik-teknik Manajemen Konflik

KOMUNIKASI BISNIS DAN NEGOSIASI


43
Manajemen konflik adl penggunaan teknik2 resolusi dan stimulasi konflik
untuk mencapai tingkat konflik yang diinginkan.

2.4.10 Teknik Teknik Stimulasi Konflik

KOMUNIKASI BISNIS DAN NEGOSIASI


44
2.4.11 Penyelesaian Konflik / Negosiasi
Langkah pertama dalam penyelesaian konflik adl menemukan atau
mengetahui konflik itu dan mengangkatnya ke permukaan.
Misalnya melalui pengamatan langsung thdp perilaku bawahan atau kebiasaan
mereka, menyediakan kotak saran, menjalankan kebijaksanan dengan pintu
terbuka (terbuka dgn semua masalah), mewawancarai
Berbagai aspek pencegahan dan pengendalian konflik yang perlu di cermati
pada tingkat individu dan organisasi.
1. Pengendalian diri

KOMUNIKASI BISNIS DAN NEGOSIASI


45
⮚ Pertimbangkan dan pilih reaksi anda, jangan emosional
⮚ Kembangkan kemampuan bertenggang rasa, dan menerima org lain
dgn segala kekurangan dan kelebihannya
⮚ Setiap rangsangan yang kita terima, lakukan analisa rasional terlebih
dahulu shga bisa memilih tanggapan yang tepat
2. Hidup “sehat”
⮚ Menciptakan hubungan yang sehat dengan org lain, pelihara iklim
emosional yang bersih
⮚ Mencoba untuk tidak mendominasi, mengancam, menjelekan, atau
selalu menilai org lain
⮚ Berlatih untuk mendengar secara efektif dan beritahu org lain apa yang
sebenarnya anda butuhkan atau harapkan. Dr pada membiarkan org
menduga-duga
3. Struktur organisasi : organisasi yang terpusat dan birokratis punya potensi
lebih besar melahirkan konflik
4. Kepribadian pemimpin : seorang pemimpin yang terbuka dan memberikan
dukungan kepada bawahannya, cenderung akan mengurangi konflik
5. Iklim dan Suasana kelompok : persaingan yang berlebihan dalam klpk atau
antar kelompok terutama jika persaingan itu berakibat adanya pihak yang
menang dan kalah cenderung untuk melahirkan konflik yang tidak sehat
6. Kebijakan dan prosedur yang memadai dan jelas : ketidakjelasan kebijakan
dan prosedur dapat menyebabkan interpretasi yang berbeda dikalangan
karyawan atau unit kerja; pada gulirannya kondisi ini akan memicu konflik
4 strategi penyelesaian konflik apabila sebuah konflik sudah terjadi :
a) Menghindar (avoiding) : menarik diri secara fisik dan mental dari konflik
yang terjadi
b) Memperhalus (smoothing) : mengakomodasikan kepentingan pihak lain
c) Memaksa (forcing) : menggunakan taktik kekuasaan untuk memenangkan
konflik

KOMUNIKASI BISNIS DAN NEGOSIASI


46
d) Mengahadapi konflik ( confronting) : menghadapi konflik secara langsung
dan menyelesaikannya dengan cara memuaskan semua pihak.
2.5 Teknik Negosiasi
Negosiasi terjadi karena salah satu pihak atau masing – masing pihak
menginginkan sesuatu dari pihak lain, tetapi tidak mempunyai kekuatan untuk
memperoleh apa yang diinginkannya tanpa persetujuan dari pihak lain.
A) Syarat Terjadinya Negosiasi
 Ada dua pihak yang berbeda kepentingan
 Masing – masing pihak memiliki daya tawar yang cukup untuk
mendukung kepentingannya
B) Persiapan Negosiasi
Adakan rapat pengurus untuk menetapkan :
 Apa yang akan dirundingkan
 Target minimum yang dikehendaki
 Siapa yang menjadi team perunding
Mencari dan mempelejari data yg relevan :
 Peraturan perundangan ketenagakerjaan
 Data produksi dan penjualan
Mencari masukan dari anggota
 Mencari masukan dari anggota
 Menyusun argumentasi
 Membuat surat permintaan berunding
 Memilih waktu pengajuan tuntutan yang tepat
C) Srategi Negosiasi
Strategi negosiasi adalah langkah dasar / rencana untuk memperoleh sasaran.
Biasanya dilakukan dalam berbagai taktik yang berpariasi. Strategi yang
digunakan tergantung pada daya tawar dan hambatannya. Separti UU, PP dsb.
Straregi bisa bersifat opensif (menyerang) atau defensif (bertahan). Strategi
yang digunakan sering kali merujuk pada strategi yang dipakai pihak lawan.

KOMUNIKASI BISNIS DAN NEGOSIASI


47
Strategi harus pleksibel dan tidak baku. Tidak ada strategi yang pasti / tepat
untuk situasi tertentu.
D) Istilah Dalam Negosiasi

PENDING Penundaan pembicaraan materi perundingan


yang belum mencapai titik temu
TIME OUT/SCORS Penundaan perundingan sesaat untuk
memberikan waktu kepada salah satu pihak guna
membicarakan / menyatukan sikap
DROP Salah satu pihak menyatakn mencabut
permintaan yang semula mereka ajukan
LOBBY Pembicaraan non formal antara wakil – wakil
dari pihak yang berunding untuk membicarakan
sesuatu yang menyangkut materi

E) Gaya Negosiasi
A. NEGOSIASI KOOPERATIF :
a. Menciptakan suasana saling menghargai dan percaya
b. Memperjelas dari awal bahwa yang diinginkan Menang – Menang
c. Mulai dengan masalah yang mudah disepakati
d. Bersikap Fleksibel
B. NEGOSIASI KOMPETITIF :
e. Dari awal tegaskan komitmen apa yang anda inginkan
f. Indikasikan konsekuensi yang timbul jika keinginan anda tidak
terkabul
Sebelum Menentukan gaya negosiasi, ada beberapa hal yang perlu
dipertimbangkan, diantaranya:
 Hubungan dengan pihak lawan
 Kekuatan dan kelelahan Pihak lawan
 Kekuatan dan Kelemahan Pihak SP
 Mengetahui kondisi Psikologis Pihak Lawan
F) P3 C2 dalam Negosiasi
 PREPARE ( SIAPKAN ) : Konsep, Data, Team Negosiasi

KOMUNIKASI BISNIS DAN NEGOSIASI


48
 PREDICT ( PERKIRAKAN ) : Sikap, Argumentasi
 PLAN ( RENCANAKAN ) : Target minimum, Solusi
 CONTROL ( KENDALIKAN ) : Disiplin, Emosi
 COORDINATE ( KORDINASIKAN ) : Siapa juru bicara, Informasikan
hasil perundingan
G) Kwalitas Proses negosiasi
Kwalitas proses negosiasi bergantung kepada :
 EFEKTIFITAS ( Kwalitas hasil )
 EFISIENSI ( Waktu yang diperlukan )
 SUASANA NEGOSIASI ( Kwalitas hubungan )

2.5.1 Karakteristik Utama Negosiasi


Senantiasa melibatkan orang – baik sebagai individual, perwakilan
organisasi atau perusahaan, sendiri atau dalam kelompok. Memiliki ancaman
terjadinya atau di dalamnya mengandung konflik yang terjadi mulai dari awal
sampai terjadi kesepakatan dalam akhir negosiasi. Menggunakan cara-cara
pertukaran sesuatu –baik berupa tawar menawar (bargain) maupun tukar
menukar (barter).
Hampir selalu berbentuk tatap-muka –yang menggunakan bahasa
lisan, gerak tubuh maupun ekspresi wajah. Negosiasi biasanya menyangkut
hal-hal di masa depan atau sesuatu yang belum terjadi dan kita inginkan
terjadi. Ujung dari negosiasi adalah adanya kesepakatan yang diambil oleh
kedua belah pihak, meskipun kesepakatan itu misalnya kedua belah pihak
sepakat untuk tidak sepakat.
 DUA JENIS NEGOSIATOR
VALUE ClLAIMERS Memandang negosiasi sebagai proses
pertikaian. Masing-masing pihak berusaha mendapatkan sebanyak
mungkin jatah atau kemenangan dan memberikan sesedikit mungkin
jatah atau kemenangan bagi lawannya. Cara yang digunakan adalah
taktik yang manipulatif, argumen yang memaksakan, konsesi terbatas
dan tawar-menawar yang alot.

KOMUNIKASI BISNIS DAN NEGOSIASI


49
VALUE CREATORS Mengutamakan proses yang akan
menguntungkan kedua belah pihak. Mencoba untuk menciptakan nilai
tambah bagi kedua belah pihak yang bernegosiasi. Cara yang
digunakan adalah dengan mengembangkan hubungan yang
kolaboratif, mengutamakan penyesuaian kepentingan kedua belah
pihak, bersikap ramah dan kooperatif.
2.5.2 Unsur-unsur negosiasi
 Ketergantungan dalam suatu tingkatan, antara pihak pihak yang terlibat
 Ketidaksepakatan atau konflik (baik konflik nyata atau yang tersembunyi)
 Interaksi yang oportunistik (setiap pihak punya keinginan untuk berusaha
mempengaruhi orang lain)
 Kesepakatan.
2.5.3 Tujuan Negosiasi
 Tujuan agresif - berusaha memperoleh keuntungan dari kerugian (damage)
pihak lawan.
 Tujuan kompetitif - berusaha memperoleh sesuatu yang lebih (getting
more) dari pihak lawan
 Tujuan kooperatif - berusaha memperoleh kesepakatan yang saling
menguntungkan (mutual gain)
 Tujuan pemusatan diri - berusaha memperoleh keuntungan tanpa
memperhatikan penerimaan pihak lain
 Tujuan defensif - berusaha memperoleh hasil dengan menghindari yang
negatif
 Tujuan kombinasi
2.5.4 Faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan dalam Negosiasi
 Latar belakang terjadinya konflik
 Kategori pihak-pihak yang terlibat dalam konflik.
 Kompleksitas masalah yang akan dipecahkan
 Kompleksitas organisasi
2.5.5 Paradigma dalam Konflik

KOMUNIKASI BISNIS DAN NEGOSIASI


50
A. Negosiasi Menang-Kalah (WIN-LOSE)
Sudut pandang klasik yang memandang bargaining sebagai situasi
win-lose, jika salah satu pihak menang, maka pihak lain akan kalah.
Disebut juga negosiasi zero-sum atau negosiasi distributive. Asumsi:
sumberdaya terbatas (limited resources), dan proses negosiasi untuk
menentukan siapa akan mendapakan sumberdaya tersebut.
B. Negosiasi Menang-Menang (WIN-WIN)
Trend masa kini yang memandang negosiasi sebagai situasi win-
win, dimana kedua belah pihak mendapat keuntungan sebagai hasil dari
negosiasi. Disebut juga negosiasi positive-sum atau negosiasi integrative.
2.5.6 Proses Negosiasi

KOMUNIKASI BISNIS DAN NEGOSIASI


51
2.5.7 Integrating (Problem Solving)
Dalam gaya ini pihak-pihak yang berkepentingan secara bersama-sama
mengidentifikasi masalah yang dihadapi, kemudian mencari,
mempertimbangkan dan memilih solusi alternatif pemecahan masalah. Gaya
ini cocok untuk memecahkan isu-isu kompleks yang disebabkan oleh salah
paham (misunderstanding), tetapi tidak sesuai untuk memecahkan masalah
karena sistem nilai yang berbeda. Kelemahannya memerlukan waktu lama.
2.5.8 Dominating (Forcing)
Gaya ini menggunakan legalitas formal dalam menyelesaikan masalah.
Gaya ini cocok untuk masalah yang tidak terlalu penting dan waktu untuk
memutuskan sudah mepet. Kekuatan gaya ini terletak pada efisiensi waktu.
Kelemahannya, sering menimbulkan kejengkelen atau rasa berat hati untuk
menerima keputusan.
2.5.9 Obliging (Smoothing)
Gaya ini berupaya mengurangi perbedaan-perbedaan dan menekankan
pada persamaan atau kebersamaan di antara pihak-pihak yang terlibat.
Kekuatan strategi ini terletak pada upaya mendorong terjadinya kerjasama.
Kelemahannya, penyelesaian bersifat sementara dan tidak menyentuh masalah
pokok yang ingin dipecahkan.

KOMUNIKASI BISNIS DAN NEGOSIASI


52
2.5.10Avoiding
Gaya ini gaya menghindar cocok untuk memecahkan masalah yang
sepele atau energi untuk konfrontasi jauh lebih besar daripada keuntungan
yang akan diperoleh. Kekuatan gaya adalah jika kita menghadapi situasi yang
membingungkan atau mendua. Sedangkan kelemahannya Penyelesaian
masalah bersifat sementara dan tidak menyelesaikan pokok masalah.
2.5.11Compromising
Gaya ini menempatkan pada posisi moderat memadukan antara
kepentingan sendiri dan kepentingan orang lain untuk saling memberi dan
menerima dari pihak yang terlibat. Gaya ini cocok untuk menangani masalah
yang melibatkan pihak-pihak yang memiliki tujuan berbeda tapi memiliki
kekuatan yang sama. Kekuatannya pada prosesnya yang demokratis.
Kelemahannya penyelesaian konflik kadang bersifat sementara.
2.5.12Hasil Negosiasi

Hasil negosiasi yang baik adalah:


 Jelas
 Dapat direalisasikan
 Adil
 Mencerminkan posisi saling menguntungkan
2.6 Komunikasi Kepegawaian

KOMUNIKASI BISNIS DAN NEGOSIASI


53
2.6.1 Wawancara
Definisi wawancara adalah : “suatu proses komunikasi diadik
relasional dengan tujuan yang serius dan ditetapkan terlebih dulu yang
dirancang untuk mempertukarkan perilaku dan melibatkan tanya jawab” atau
singkatkatnya “ suatu percakapan berdasarkan suatu maksud”. Namun definisi
tsb agak terbatas, karena wawancara membatasi wawancara dengan tujuan
yang serius. Wawancara juga telah menjadi bentuk hiburan yang populer
seperti disiarkan televisi dan radio. [Stewart L. Tubss – Sylvia Moss, 2000,
hal. 40]. Wawancara merupakan alat penelitian yang berharga, dimana
memungkinkan pewawancara untuk mengumpulkan informasi lengkap yang
dapat diperoleh lewat kuesioner atau percakapan telepon dan juga
memanfaatkan isyarat verbal dan non verbal. Wawancara juga memungkinkan
pewawancara untuk menafsirkan atau menjelaskan pertanyaan-pertanyaan
secara lebih mudah, sehingga meningkatkan kemungkinan mendapatkan
jawaban dari responden.

2.6.2 Tujuan Wawancara

KOMUNIKASI BISNIS DAN NEGOSIASI


54
2.6.3 Wawancara Baku dan tidak Baku
1. Wawancara Baku
 Terdiri dari seperangkat pertanyaan yang dipegang teguh
pewawancara dan tidak boleh menyimpang dari pertanyaan-
pertanyaan itu.
 Pewawancara mengemukakan pertanyaan persis seperti yang tertulis,
bahkan ia tidak boleh mengubah urutan pertanyaan.
 Mempunyai satu kelebihan yang khas; jawaban seragam yang dapat
ditangani sejumlah pewawancara dan responden.
 Seorang yang tidak berpengalaman pun bisa melakukan wawancara
yang cukup berhasil.

2. Wawancara tidak Baku


 Memungkinkan pewawancara dan juga responden memperoleh
keleluasaan. Pewawancara boleh menyimpang dari pertanyaan-
pertanyaan yang telah disiapkan.
 Pewawancara boleh menambahi suatu pertanyaan yang telah
dibakukan itu dengan pertanyaannya sendiri untuk memperoleh
jawaban yang lebih lengkap atau layak.
 Pewawancara boleh membatalkan suatu pertanyaan yang tampak tidak
sesuai atau yang dapat membuat responden defensif.
 Bila tiba-tiba menemukan bahan pembicaraan menarik yang belum
diantisipasi, pewawancara bebas membicarakan bahan tersebut sejauh
yang diinginkankan.
 Memberi keluwesan kepada pewawancara untuk memperoleh
informasi yang diharapkan
2.6.4 Bentuk-bentuk Pertanyaan Wawancara
Wawancara pada dasarnya suatu dialog, dialog yang memungkinkan
suatu pihak, pewawancara, membimbing arah percakapan melalui serangkaian
pertanyaan. Seorang pewawancara yang terampil mengetahui seni bertanya. Ia

KOMUNIKASI BISNIS DAN NEGOSIASI


55
merespon kepada jawaban yang diterima dengan memodifikasi pertanyaan-
pertanyaan berikutnya – khususnya jenis-jenis pertanyaan yang sedang
ditanyakan.

1. Pertanyaan terbuka versus Pertanyaan Tertutup

2. Pertanyaan terbuka dan pertanyaan Tertutup

3. Pertanyaan Primer dan Pertanyaan Penyelidik


 Pertanyaan primer memperkenalkan sebuah topik baru dalam
wawancara.

KOMUNIKASI BISNIS DAN NEGOSIASI


56
 Semua contoh pertanyaan terbuka dan pertanyaan tertutup yang
disajikan di atas adalah contoh pertanyaan primer.
 Suatu bentuk pertanyaan yang sangat berbeda adalah pertanyaan
menyelidik atau pertanyaan sekunder.
 Pertanyaan ini merupakan pertanyaan untuk menyusul pertanyaan
primer dan dimaksudkan untuk meminta penjabaran dari responden.
 Ucapan-ucapan seperti, “Oh, begitu. Dapatkah Anda menceritakan
lebih jauh lagi?” atau “Mengapa Anda tidak teruskan?”.
 Cenderung memancing komentar lebih jauh mengenai pernyataan
sebelumnya.
 Jeda pendek dapat juga memancing reaksi yang sama, memungkinkan
responden menyatakan pikirannya lebih lengkap.
 Contoh-contoh lain pertanyaan susulan dan untuk menyelidik adalah :
Teruskan Apa yang Anda maksudkan ? Ceritakan lebih jauh lagi
Dapatkah Anda menjabarkannya ? Ya ? Dapatkah Anda
menambahkan lagi ? Uh huh ? Apakah Anda punya alasan-alasan
lain ? Mengapa ? Apa sebabnya ? Mengapa tidak ? Diam.
4. Pertanyaan Menggiring Versus Pertanyaan Netral
Pertanyaan Netral adalah pertanyaan yang tidak secara eksplisit
atau implisit menyarankan jawaban yang diinginkan. Pertanyaan
Menggiring adalah sebaliknya. Stewart dan Cash [1988] menawarkan
contoh-contoh berikut, dimana perbedaan arah dan perbedaan antara
pertanyaan netral dan pertanyaan menggiring dilukiskan dalam
pertanyaan-pertanyaan berikut :

KOMUNIKASI BISNIS DAN NEGOSIASI


57
5. Pertanyaan Membebani
Suatu bentuk pertanyaan menggiring yang sering menjengkelkan
adalah pertanyaan yang membebani [loaded question] , yang direkayasa
dengan mengisyaratkan jawaban yang diinginkan. Bentuk
pertanyaantertutup ini kadang-kadang digunakan untuk menyudutkan
responden. Akibatnya pewawancara menjawab pertanyaannya sendiri.
Contoh : Kepada Menteri Pertahanan dalam sebuah konperensi pers,
“Bukankah kebijakan baru Anda telah dicoba pada masa lalu tanpa
membawa sukses?”. Contoh pertanyaan tsb, bermuatan emosi, dan segera
menyudutkan responden. Tidak disangkal, jenis pertanyaan semacam ini
kadang menguntungkan, terutama dalam media berita. Meskipun
demikian, bila kita ingin memperoleh informasi, sebaiknya kita jangan
menggunakan pertanyaan yang membebani. Suatu cara yang lebih baik
misalnya, Kepada Menteri Pertahanan, “ Dapatkah Anda menjelaskan
keuntungan-keuntungan dan kerugiankerugian kebijakan baru Anda?”.
Pertanyaan yang membebani tidak memiliki keuntungan kecuali tujuannya
adalah untuk mengetahui apakah responden dapat mengatasi suatu situasi
yang mengancam dan memusuhi. Kerugiannya sudah jelas : Responden
kehilangan kepercayaan apapun yang mungkin telah ada, mungkin merasa
“ditelanjangi”, dan mungkin membenci pewawancara dan organisasi yang
diwakilinya.
6. Pertanyaan yang Mencurigakan dan cara mengatasinya

KOMUNIKASI BISNIS DAN NEGOSIASI


58
Khususnya, the Equal Employment Opportunity Commission [EECO]
menetapkan hal-hal berikut sebagai sumber diskriminasi :
a. Perubahan nama, nama terdahulu [waktu masih lajang]
b. Alamat sebelumnya di luar negeri
c. Tempat lahir diri sendiri atau keluarga
d. Agama
e. Warna kulit
f. Kewarganegaraan atau asal-usul kebangsaan
g. Pelayanan militer asing
h. Nama dan alamat kerabat yang harus diberitahu
i. Catatan penahanan atau penghukuman
j. Tinggi badan [kecuali bila berhubungan dengan pekerjaan]

Ketika seorang individu ditanyai pertanyaan tidak sah yang


mendiskriminasi, ada beberapa alternatif yang dapat diikuti:

a. Tentu saja, bila responden berpendapat pertanyaan itu tidak merugikan


dan tidak mempedulikan fakta, bahwa pertanyaan itu dapat digunakan
sebagai alat penyaringan yang tidak sah, ia boleh terus menjawabnya.
b. Responden dapat memberitahu pewawancara, bahwa pertanyaan itu
sangat pribadi dan bahwa ia akan senang menjawab pertanyaan-
pertanyaan lain yang berhubungan dengan kualifikasi yang dibutuhkan
oleh pekerjaan.
c. Responden dapat bertanya, apa maksud pertanyaa itu dalam
hubungannya dengan pekerjaan, apa yang ingin diketahui
pewawancara.
d. Responden dapat menunjukkan, bahwa pertanyaan itu tidak relevan,
dan terus menjawabnya [misalnya, “Pertanyaan itu tidak berhubungan
dengan kualifikasi saya bagi jabatan itu, namun saya akan
menjawabnya juga”].

KOMUNIKASI BISNIS DAN NEGOSIASI


59
e. Responden dapat menolak untuk menjawab pertanyaan dengan alasan,
bahwa pertanyaan itu tidak berhubungan dengan persyaratan
pekerjaan.
f. Responden dapat mengabaikan pertanyaan dan menjawab dengan
menunjukkan, bahwa oa bersedia menjawab pertanyaan-pertanyaan
yang relevan.
g. Tentu saja, responden dapat menghentikan pewawancara dengan
menyatakan keyakinan, bahwa pertanyaan itu mendiskriminasi dan
[bila diinginkan] bahwa ia akan mengadukan hal itu kepada pihak
berwenang
7. Bentuk-bentuk respon yang tidak memadai
Lima bentuk respons yang dapat diantisipasi dan dihindari pewawancara.
a. Tidak ada jawaban Responden tidak bersedia memberi jawaban,
menolak untuk menjawab. Pewawancara dapat menyusul
pertanyaan berikutnya yang berhubungan. Bila perlu, tema
pertanyaan dapat dibuang sama sekali.
b. Jawaban Parsial Pewawancara dapat mengulangi bagian
pertanyaan yang belum dijawab. Bila responden banyak memberi
jawaban parsial, pewawancara harus meninjau kembali
pertanyaan-pertanyaan yang diajukan. Lebih baik jangan
mengajukan lebih dari satu pertanyaan setiap kali bertanya.
c. Jawaban Tidak Relevan Mengapa responden menjawab tidak
relevan dengan pertanyaan, ia mungkin tidak sepenuhnya
memahami pertanyaan atau mungkin sengaja tidak ingin
menjawabnya. Politisi, tampaknya sering menjawab pertanyaan
dengan jawaban yang tidak relevan.
d. Jawaban Tidak Cermat Sering responden yang tidak ingin
mengungkapkan informasi akan memberikan jawaban yang tidak
cermat, terutama bila penyampaian kebenaran akan
memalukannya. Namun, seringkali orang yang merasa terancam
oleh wawancara lebih terdorong untuk memberikan data sesuai

KOMUNIKASI BISNIS DAN NEGOSIASI


60
dengan harapan pewawancara. Jawaban yang tidak cermat tidak
hanya merugikan pewawancara, tapi juga responden itu sendiri,
baik di sengaja atau tidak. Buatlah responden merasa nyaman dan
menjaga hubungan baik, sehingga responden merasa, bahwa
mengatakan kebenaran itu tidak akan merugikan dirinya.
e. Jawaban Terlalu Verbal Responden yang memberi jawaban yang
terlalu verbal, berarti memberikan informasi lebih daripada yang
ingin diketahui pewawancara. Kadangkala jawaban yang panjang
justru mengandung banyak informasi yang tidak relevan. Jawaban
terlalu verbal akan membatasi informasi yang ingin diketahui
pewawancara dalam waktu yang tersedia. Pewawancara harus
berusaha secara taktis membimbing responden kembali untuk
menjawab inti pertanyaan, dan untuk pewawancara dapat
mengajukan lebih banyak pertanyaan tertutup
8. Struktur Wawancara
 Membuka wawancara
a. Memperkenalkan tujuan wawancara kepada responden !
b. Memelihara hubungan dengan responden, membuatnya merasa
bahwa pewawancara dapat dipercaya dan bahwa pertemuan itu
bukan merupakan situasi yang mengancam.
c. Memotivasi responden untuk menjawab pertanyaan
 Batang Tubuh Wawancara
a. Menentukan topik yang akan dibahas.
b. Tentukkan urutan-urutan sebenarnya dari pertanyaan-pertanyaan.
Urutan corong sering berguna : pewawancara mulai dengan
pertanyaan yang luas dan secara bertahap diikuti dengan
pertanyaan-pertanyaan yang lebih spesifik. [Kahn dan Cannel,
1968].

KOMUNIKASI BISNIS DAN NEGOSIASI


61
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Negosiasi dan juga konsultasi merupakan bagian dari penyelesaian
sengketa di antara para pihak dengan jalan damai, melalui suatu perundingan.
Negosiasi ini pun bukan arbitrase, dan negosiasi ditempatkan ke dalam bagian
dari Alternatif Penyelesaian Sengketa . Menurut Sardjono, menyatakan prinsip
negosiasi, yaitu transparansi, akuntabilitas, keadilan, saling menghargai dan

KOMUNIKASI BISNIS DAN NEGOSIASI


62
menghormati. Proses negosiasi terdiri atas persiapan dan perencanaan,
mendefinisikan aturan-aturan pokok, klarifikasi dan justifikasi, penawaran dan
pemecahan masalah, menutup negosiasi dan implementasi. Strategi dan teknik
negosiasi terdiri atas: Adanya syarat minimum dan maksimum yang harus
diperoleh untuk negosiasi , Lakukan cara lain untuk keberhasilan negosiasi jika
negosiasi yang pertama tidak berhasil mencapai kesepakatan. Memilih riset yang
terbaik, meliputi: Mempelajari keinginan, kelemahan dan keunggulan lawan
negosiasi , Bekerjalah sendiri untuk mengetahui semua informasi dari lawan
negosiasi , Mencari bukti yang cukup banyak tentang lawan negosiasi tersebut .

DAFTAR PUSTAKA
Dewi, Sutrisna. 2007. Komunikasi Bisnis. Penerbit Andi. (Bab 12)
https://pakarkomunikasi.com/komunikasi-lisan
Wursanto, Ig, Drs. 2000, Etika Komunikasi Kantor, Yogyakarta : Kanisius 2.
Ludlow, Ron, 2000, The Essence of Effective Communication, Yogyakarta : ANDI
and Pearson Education Asia Pte. Ltd. 3. Widjaja, H.A.W, Prof. Drs, 1997,
Komunikasi dan Hubungan Masyarakat, Jakarta : Bumi Aksara
Pptx STMIK Bidakara, Komunikasi Bisnis dan Negosiasi Pembahasan 9-15

KOMUNIKASI BISNIS DAN NEGOSIASI


63
Lampiran 1. Contoh Kasus Negosiasi PT. Allegrindo
PT Allegrindo terletak dikaki gunung Simarjarunjung desa Urung Panei, Kec.
Purba, Kab. Simalungun, Sumatera Utara. Perusahaan ini menjalankan usaha yang
bergerak dibidang peternakan babi. Pada tahun 1980-an, peternakan ini didirikan dan
dikelola oleh pemerintah tetapi karena pengelolaan kurang atau tidak optimal,
sehingga pemerintah mengalami kerugian. Kemudian pihak swasta mengambil alih
aset perusahaan dari pemerintah pada 20 April 1989 yang disebut sebagai peternakan
babi terbesar di Asia Tenggara. Adapun nama lengkap dari perusahaan ini adalah PT
Allegrindo Nusantara. Peternakan ini dikelola diatas areal seluas 40.000 Ha.
Peternakan tersebut tidak sekedar memproses penggemukan 25.000 ekor ternak tetapi

KOMUNIKASI BISNIS DAN NEGOSIASI


64
juga memproduksi ternak setiap hari minimal 300 ekor seberat 90 Kg/ekor. Selama
mengalami proses pengemukan 6 bulan, kemudian dipasok kepasar lokal di Propinsi
Sumatera Utara. Untuk areal peternakan seluas 40.000 Ha tersebut kapasitas ternak
yang di izinkan hanya 50.000 ekor ternak. (Sumber: Data-Data Perternakan PT
Allegrindo, 2015).
PT Allegrindo mempekerjakan 280 orang karyawan yang terdiri dari pegawai
administrasi, satpam, dan buruh harian. Karyawan tersebut berasal dari daerah atau
masyarakat sekitar peternakan yaitu desa Urung Panei dan dari luar daerah seperti
dari Kecamatan Dolok Pardamean. Bahan baku pakan ternak seperti jagung, bukil
kacang kedelai, dedak padi, dan mineral. Bahan baku pakan ternak seperti jagung
akan diperoleh dari pedagang yang ada di daerah tersebut, yang terlebih dahulu
dilakukan proses pengelolaan oleh pihak perusahaan.
PT Allegrindo di Desa Urung Panei yang awalnya sempat diprotes warga
sekitar namun, sekarang warga telah bisa menerima kehadirannya setelah peternakan
tersebut dilengkapi Instalasi Penjernihan Air Limbah (IPAL), sehingga air limbah
sudah aman dari berbagai bakteri. Namun banyak pihak yang menganggap bahwa
usaha pengolahan limbah oleh PT Allegrindo masih belum maksimal walaupun
perusahaan tersebut telah melakukan berbagai metode pengolahan limbah.
Berdasarkan berbagai sumber, dikatakan bahwa perusahaan saat ini masih bermasalah
dalam hal pengolahan limbah. Beberapa pihak bahkan melaporkan masalah ini
kepada DPRD Simalungun dan menyarankan agar perusahaan ditutup. Dengan
kondisi perusahaan tersebut apabila perusahaan tidak mengambil langkah perbaikan,
dikhawatirkan ke depannya perusahaan ditutup oleh pihak pemerintah.
Permasalahan yang Diangkat
1. Konflik antara PT Allegrindo dengan masyarakat sekitar
Pada Juli 2012, masyarakat yang tinggal di sekitar PT Allegrindo yaitu
penduduk Desa Salbe dan Desa Urung Panei, melakukan demonstrasi ke
kantor DPRD Simalungun. Mereka menyampaikan keluhan mengenai limbah
yang dihasilkan dari PT. Allegrindo. Limbah kotoran ternak dari PT
Allegrindo tersebut menyebabkan tercemarnya lahan pertanian mereka yang
terletak di bawah lokasi perusahaan. Menurut masyarakat, limbah ini

KOMUNIKASI BISNIS DAN NEGOSIASI


65
mengakibatkan timbulnya bibit penyakit akibat pencemaran udara.
Masyarakat mengatakan bahwa sejak adanya PT Allegrindo di daerah
mereka, populasi lalat dan nyamuk semakin banyak dan pemukiman mereka
menjadi bau. Masyarakat juga melaporkan bahwa perusahaan membuang
limbah dan bangkai ternak ke Danau Toba. Padahal Danau Toba merupakan
destinasi wisata yang harus dipelihara
Masyarakat juga mengatakan perusahaan melanggar UU No 40 tahun 2005
tentang CSR dimana PT Allegrindo tidak memberikan kontribusi terhadap
warga sekitar, padahal menurut undang-undang tersebut, setiap perusahaan
wajib memberikan 1% keuntungan perusahaan kepada masyarakat sekitar.
2. Konflik antara PT. Allegrindo dengan karyawan perusahaan
Pada tahun yang sama, karyawan PT Allegrindo melakukan demonstrasi
kepada pihak PT Allegrindo. Menurut karyawan, perusahaan melanggar UU
No 13 tahun 2003 tentang ketenagakerjaan mengenai perlindungan upah,
syarat-syarat kerja dan jam masuk kerja pada hari Minggu. Karyawan
mengatakan bahwa selama ini pekerja tidak diberi masker, sarung tangan dan
kelengkapan lain. Karyawan juga mengeluhkan bahwa mereka tetap
diwajibkan bekerja pada hari libur tanpa adanya insentif tambahan.

Pembahasan
Penyelesaian masalah dapat dilakukan melalui negosiasi antara pihak-pihak
yang terlibat konflik guna mencapai tujuan. Menurut Pruitt (1981) negosiasi adalah
bentuk pengambilan keputusan di mana dua pihak atau lebih berbicara satu sama lain
dalam upaya untuk menyelesaikan kepentingan perdebatan mereka (dalam Roy J
Lewicki, 2010). Negosiasi merupaka suatu proses. Didalam bukunya Roy J. Lewicki
menyebutkan ada beberapa alasan kenapa negosiasi harus terjadi, seperti berikut: 
 Menyetujui bagaimana cara membagi sebuah sumber yang terbatas
 Menciptakan sesuatu yang baru di mana kedua belah pihak akan
melakukannya dengan cara mereka sendiri

KOMUNIKASI BISNIS DAN NEGOSIASI


66
 Menyelesaikan masalah atau perselisihan antara kedua belah pihak
Hasil terbaik dari negosisi adalah win-win dan ini perlu dijadikan tujuan
utama negosiasi, ambisi yang berlebih dari salah satu pihak menyebabkan kegagalan
negosiasi sehingga hasil terburuklah yang didapat/ lose-lose. Telah dikenal 2 strategi
negosiasi yang umum yaitu negosiasi distributif dan negosiasi integratif.
Negosiasi distributif adalah tawar menawar dimana akan didapatkan hasil satu
pihak kalah dan pihak lain menang, hasil ini terjadi karena tujuan satu pihak
bertentangan langsung dengan tujuan pihak lain. Negosasi integratif merupakan
negosiasi yang mencari satu penyelsaian atau lebih yang dapat menciptakan solusi
win-win atau saling menguntungkan. Dengan konsep yang berbeda, kedua strategi ini
pun memiliki ciri-ciri yang berbeda dalam penerapannya. Negosiasi distributif terjadi
katika piha-pihak yang terlibat konflik memiliki kepentingan berlawanan sehingga
motif hasil dari negosiasi ini adalah menang-kalah. Negosiasi ini umunya fokus pada
hubungan jangka pendek. Negosiasi integratif terjadi ketika pihak-pihak yang terlibat
konflik memiliki kepentingan yang cocok dan serasi sehingga hasil dari negosiasi ini
adalah motif menang-menang. Fokus dari negosiasi ini adalah hasil yang terjadi dapat
digunakan untuk jangkan panjang.
Negosiasi integratif ini merupakan tujuan ideal dari suatu negosiasi karena
kedua belah pihak mendapat keuntungan sebagai hasil dari negosiasi. Negosiasi
integratif berfokus pada kesamaan kedua belah pihak guna memebuhi kebutuhan
dean kepentingan. Untuk mencapai negosiasi integratif, pihak negosiator harus
menggunakan kriteria yang objektif.
Negosiasi merupakan langkah untuk menemukan solusi dari masalah dan
konflik yang ada. Guna menghasilkan solusi yang terbaik dan mengakomodasi
kebutuhan kedua belah pihak, perlu dilakukan beberapa proses agar negosiasi
berjalan efektif dan efisien.
Ada 7 langkah dalam proses negosiasi yang ideal menurut Leonard
Greenhalgh yang dijabarkan dibawah ini :
1) Persiapan, adalah fase untuk mendefinisikan tujuan dan goal. Bila dihubungkan
dengan kasus, dalam melakukan negosiasi pihak PT Allegrindo dan pihak
masyarakat dan karyawan harus mendefinisikan tujuan dan goal dari negosiasi.

KOMUNIKASI BISNIS DAN NEGOSIASI


67
Tujuan dari negosiasi ini adalah pengolahan limbah dan pemenuhan kewajiban
CSR oleh pihak PT Allegrindo terhadap masyarakat sekitar.
2) Relationship building, adalah fase untuk memetakan pihak-pihak yang terlibat,
mencari tahu dan mencoba mengerti perbedaan yang muncul, menjalin kerjasama,
dan membangun komitmen.
3) Information gathering, adalah fase untuk mengumpulkan informasi,
mempelajari apa yang dibutuhkan oleh pihak lawan negosiasi, dan
memperkirakan apa yang terjadi jika hal tersebut gagal dipenuhi.
4) Information using, adalah fase dimana informasi yang telah diperoleh pada
tahap sebelumnya digunakan.
5) Bidding, adalah fase dimana setiap pihak mengutarakan tawarannya untuk
membuka negosiasi.
6) Closing the deal, adalah fase dimana komitmen untuk mencapai sebuah
kesepakatan mulai diperkuat berdasarkan fase-fase sebelumnya.
7) Implementing the agreement, adalah fase lebih lanjut ketika kesepakatan telah
dibuat. Dalam fase ini dibahas mengenai implementasi dari kesepakatan lebih
detail, tentang siapa harus melakukan apa dan sebagainya.
1. Pemecahan masalah
Pilihan solusi pemecahan masalah dapat dirumuskan dengan
berorientasi pada hasil yagn akan dituju dari negosiasi yang dilakukan.
Dengan strategi negosiasi distribusi, alternatif pertama pemecahan masalah
yang diusulkan dari konfik yang timbul antara PT Allegrindo dan masyarakat
terkait masalah limbah ternak yang mengganggu masyarakat adalah PT
Allegrindo mengabulkan permintaan masyarakat untuk melakukan
pengolahan limbah ternak guna meminimalkan dan menghilangkan dampak
lingkungan yang timbul akibat limbah ternak yang mengganggu masyarakat
sekitar. Pengolahan limbah sepenuhnya menjadi tangguung jawab PT
Allegrindo. Beberapa langkah yang diusulkan untuk dapat diambil PT
Allegrindo dalam pengolahan limbah ternak adalah dengan membangun
pengolahan limbah di lokasi peternakan yang telah ditinjau oleh Dewan

KOMUNIKASI BISNIS DAN NEGOSIASI


68
Komisi DPRD. Saluran limbah dari PT Allegrindo diberi tembok dan
dilakukan penyaringan limbah 5 kali proses penyaringan.
Alternatif pemecahan masalah yang diusulkan dari konfik yang timbul
antara PT Allegrindo dan masyarakat terkait kewajiban CSR perusahaan
kepada masyarakat adalah dengan pemenuhan kewajiban CSR perusahaan
kepada masyarakat sesuai dengan undang-undang. Mengingat bahwa CSR
bersifat wajib dan tertera dalam Undang-Undang No 40 rahun 2005 tentang
CSR yang berbunyi setiap perusahaan wajib memberikan 1% keuntungan
perusahaan kepada masyarakat sekitar. Mengenai jumlah biaya yang
dikeluarkan guna memenuhi kewajiban CSR disesuaikan dengan keuntungan
perusahaan. Untuk memenuhi kewajiban tersebut, diusulkan perusahaan
memberikan subsidi kepada masyarakat. Subsidi yang diberikan kepada
masyarakat dapat berupa subsidi kesehatan dimana perusahaan menyuplai
obat-obatan ke puskesmas terdekat. Obat yang diberikan disesuaikan dengan
musim penyakit lingkungan masyarakat. Masyarakat yang berobat dengan
penyakit ringan digratiskan. Selain itu perusahaan juga dapat memberikan
subsidi pertanian berupa pemberian pupuk kompos pada masyarakat secara
gratis. Subsidi dalam bidang pendidikan dilakukan dengan memberikan
beasiswa kepada siswa yang berprestasi. PT Allegrindo juga dapat
berkontribusi dalam bidang pendidikan dengan memberikan tambahan tenaga
pendidik dan infrastruktur sekolah, dimana gaji dari tenaga pendidik
tambahan itu menjadi tanggung jawab PT Allegrindo. Perusahaan juga dapat
membantu masyarakat membuka jalan dengan meminjamkan alat berat secara
gratis.
Dengan strategi negosiasi distribusi, alternatif solusi pemecahan
masalah yang diusulkan dari konfik yang timbul antara PT Allegrindo dan
karyawan terkait alat perlindungan diri karyawan adalah dengan memberikan
alat-alat perlindungan diri kepada karyawan berupa masker, sarung tangan,
sepatu boot dan alat perlindungan diri lainnya.Semua biaya yang dikeluarkan
dari pengadaan APD ini sepenuhnya seharusnya ditanggung oleh pihak

KOMUNIKASI BISNIS DAN NEGOSIASI


69
perusahaan karena keamanan karyawan di lokasi perusahaan merupakan
tanggung jwab perusahaan.
Dengan strategi negosiasi distribusi, alternatif solusi pemecahan
masalah yang diusulkan dari konfik yang timbul antara PT Allegrindo dan
karyawan terkait jam kerja dan perlingungan upah adalah dengan penetapan
jam kerja dan upah yang sesuai dengan undang-undang. Undang-undang yang
dapat menjadi rujukan dalam menentukan upah pekerja dan jam kerja
karyawan adalah UU No 13 tahun 2003 tentang ketenagakerjaan, khushsnua
pasal 66 poin 2c tentang perlindungan upah dan syarat-sayarat kerja. Jam
kerja yang ditentukan oleh undang-undang adalah 40 jam dalam seminggu,
apabila melebihi 40 jam dalam seminggu maka diberikan uang lembur. Bagi
karyawan yang bekerja di hari libur, maka perusahaan disarankan untuk
memberikan upah tambahan yang jumlahnya sesuai kesepakatan.
2. Alternatif Pemecahan Masalah
alternatif solusi pemecahan masalah dapat pula dirumuskan dengan strategi
negosiasi integratif, dimana solusi pemecahan masalah yang diusulkan dari
konfik yang timbul antara PT Allegrindo dan masyarakat terkait masalah
limbah ternak yang mengganggu masyarakat adalah PT Allegrindo dan
masyarakat sekitar bersama-sama melakukan pengolahan limbah. Pengolahan
limbah tidak hanya menajdi tanggung jawab PT Allegrindo, tetapi juga
menjadi tanggung jawab masyarakat sekitar. Perusahaan dapat membangun
instlasi pengolaha limbah, dan masyarakat dapat turut serta dalam pengolahan
limbah, misalnya dengan mengolah limbah kotoran babi menjadi pupuk. Dari
alternatif pemecahan masalah ini, tanggung jawab pengolahan limbah tidak
hanya terletak di tangan PT Allegrindo tetapi jugan menjadi tanggung jawab
masyarakat.
Dengan strategi negosiasi integratif, solusi pemecahan masalah yang
diusulkan dari konfik yang timbul antara PT Allegrindo dan karyawan terkait
alat perlindungan diri karyawan adalah dengan perusahaan menyediakan APD
yang dapat digunakan berkali-kali, namun untuk APD yang hanya bisa
digunakan sekali pakai, diharapkan disediakan sendiri oleh karyawan. APD

KOMUNIKASI BISNIS DAN NEGOSIASI


70
yang reuseable misalnya sepatu boot, apron. APD yang non reuseable
misalnya masker dan sarung tangan.
3. Pilihan pemecahan masalah
Pilihan solusi pemecahan masalah dari konfik yang timbul antara PT
Allegrindo dan masyarakat terkait masalah limbah ternak yang mengganggu
masyarakat adalah hasil dari negosiasi distributif dimana PT Allegrindo
mengabulkan permintaan masyarakat untuk melakukan pengolahan limbah
ternak guna meminimalkan dan menghilangkan dampak lingkungan yang
timbul akibat limbah ternak yang mengganggu masyarakat sekitar.
Pengolahan limbah sepenuhnya menjadi tangguung jawab PT Allegrindo.
Beberapa langkah yang diusulkan untuk dapat diambil PT Allegrindo dalam
pengolahan limbah ternak adalah dengan membangun pengolahan limbah di
lokasi peternakan yang telah ditinjau oleh Dewan Komisi DPRD. Saluran
limbah dari PT Allegrindo diberi tembok dan dilakukan penyaringan limbah
5 kali proses penyaringan.
Solusi pemecahan masalah yang diusulkan dari konfik yang timbul antara PT
Allegrindo dan masyarakat terkait kewajiban CSR perusahaan kepada
masyarakat adalah dengan pemenuhan kewajiban CSR perusahaan kepada
masyarakat sesuai dengan undang-undang. Mengingat bahwa CSR bersifat
wajib dan tertera dalam Undang-Undang No 40 rahun 2005 tentang CSR yang
berbunyi setiap perusahaan wajib memberikan 1% keuntungan perusahaan
kepada masyarakat sekitar. Mengenai jumlah biaya yang dikeluarkan guna
memenuhi kewajiban CSR disesuaikan dengan keuntungan perusahaan. Untuk
memenuhi kewajiban tersebut, diusulkan perusahaan memberikan subsidi
kepada masyarakat. Subsidi yang diberikan kepada masyarakat dapat berupa
subsidi kesehatan dimana perusahaan menyuplai obat-obatan ke puskesmas
terdekat. Obat yang diberikan disesuaikan dengan musim penyakit lingkungan
masyarakat. Masyarakat yang berobat dengan penyakit ringan digratiskan.
Selain itu perusahaan juga dapat memberikan subsidi pertanian berupa
pemberian pupuk kompos pada masyarakat secara gratis. Subsidi dalam
bidang pendidikan dilakukan dengan memberikan beasiswa kepada siswa

KOMUNIKASI BISNIS DAN NEGOSIASI


71
yang berprestasi. PT Allegrindo juga dapat berkontribusi dalam bidang
pendidikan dengan memberikan tambahan tenaga pendidik dan infrastruktur
sekolah, dimana gaji dari tenaga pendidik tambahan itu menjadi tanggung
jawab PT Allegrindo. Perusahaan juga dapat membantu masyarakat
membuka jalan dengan meminjamkan alat berat secara gratis.
Dengan strategi negosiasi distribusi, solusi pemecahan masalah yang
diusulkan dari konfik yang timbul antara PT Allegrindo dan karyawan terkait
alat perlindungan diri karyawan adalah dengan memberikan alat-alat
perlindungan diri kepada karyawan berupa masker, sarung tangan, sepatu boot
dan alat perlindungan diri lainnya.Semua biaya yang dikeluarkan dari
pengadaan APD ini sepenuhnya seharusnya ditanggung oleh pihak perusahaan
karena keamanan karyawan di lokasi perusahaan merupakan tanggung jwab
perusahaan.
Dengan strategi negosiasi distribusi, solusi pemecahan masalah yang
diusulkan dari konfik yang timbul antara PT Allegrindo dan karyawan terkait
jam kerja dan perlingungan upah adalah dengan penetapan jam kerja dan upah
yang sesuai dengan undang-undang. Undang-undang yang dapat menjadi
rujukan dalam menentukan upah pekerja dan jam kerja karyawan adalah UU
No 13 tahun 2003 tentang ketenagakerjaan, khushsnua pasal 66 poin 2c
tentang perlindungan upah dan syarat-sayarat kerja. Jam kerja yang ditentukan
oleh undang-undang adalah 40 jam dalam seminggu, apabila melebihi 40 jam
dalam seminggu maka diberikan uang lembur. Bagi karyawan yang bekerja di
hari libur, maka perusahaan disarankan untuk memberikan upah tambahan
yang jumlahnya sesuai kesepakatan.
Penutup
Salah satu cara untuk menemukan penyelesaian konflik atau maslaah adalah
dengan melakukan negosiasi antara pihak-pihak yang terlibat konflik. Strategi
negosiasi dapat berupa negosiasi integratif atau negosiasi distributif.
PT Allegrindo bergerak dibidang peternakan babi. Pada tahun 2012, terjadi
konflik anatara PT Allegrindo dengan masyarakat sekitar terkait limbah ternak
dan tuntutan CSR masyarakat kepada perusahaan. Perusahaan juga terlibat

KOMUNIKASI BISNIS DAN NEGOSIASI


72
konflik dengan karyawan terkait hak karyawan dalam mendapat alat
perlindungan dari perusahaan, masalah terkait jam kerja dan perlindungan
upah.
Untuk penyelesaian masalah tersebut, diperlukan negosiasi kedua belah pihak.
Solusi yang disarankan dalam kasus ini adalah dibangunnya instalasi
pengolahan limbah oleh perusahaan dimana seluruh operasionalnya menjadi
tanggung jawab perusahaan, pemenuhan CSR oleh perusahaan sesuai undang
dan regulasi mengenai jam kerja dan uang lembur untuk karyawan yang
masuk kerja melebihi 40 jam seminggu.
Semua negosiasi memiliki aspek distributuf dan integratif, tetapo selalu ada
salah satu aspek yang lebih dominan dalam negosiasi tersebut. Demikian pula
dalam kasus ini, negosiasi tersebut melibatkan aspek distirbutif dan integratif.
Dilihat dari tujuan negosiasi dan solusi penyelesaian masalah yang ada di PT
Allegrindo secara objektif, maka saya menyarankan solusi negosiasi
distributif.

KOMUNIKASI BISNIS DAN NEGOSIASI


73

Anda mungkin juga menyukai