A. Tujuan
1. Tujuan Instruksional umum
Setelah dilakukan pendidikan kesehatan, Peserta dapat memahami dan bisa mengetahui sanitasi
makanan.
2. Tujuan Instruksinal Khusus
Setelah mengikuti pendidikan kesehatan selama 1x30 menit, diharapkan peserta dapat mengetahui
tentang :
1. Pengertian sanitasi makanan dan minuman
2. Usaha-usahan sanitasi
3. Ciri-ciri bahan makanan yang baik
4. Masalah akibat sanitasi makanan yang buruk
5. Cara penanganan makanan agar tetap sehat
B. Materi (terlampir)
1. Pengertian sanitasi makanan dan minuman
2. Usaha-usahan sanitasi
3. Ciri-ciri bahan makanan yang baik
4. Masalah akibat sanitasi makanan yang buruk
5. Cara penanganan makanan agar tetap sehat
C. Media
1. LCD
2. Laptop
3. Leaflet
D. Metode
1. Penyampaian materi
2. Tanya Jawab
3. Setting tempat
Peserta penyuluhan duduk berhadapan dengan perawat
E. Pengorganisasian
F. Kegiatan penyuluhan
NO Waktu Tahap Kegiatan Penyuluh Kegiatan audience Media
1 12.00-12.05 Pendahuluan Memberikan salam, Menjawabsalam Laptop,
WITA (pembukaan) Pekenalan Mendengarkan LCD,
Kontrak waktu Menyetujui Leaflet.
Menjelaskan Memperhatikan
tujuanPenyuluhan
2 12.05-12.25 Pelaksanaan Pengertian sanitasi Mendengarkan Laptop,
WITA makanan dan minuman Materi LCD,
Usaha-usahan sanitasi Penyuluhan Leaflet
Ciri-ciri bahan makanan
yang baik
Masalah akibat sanitasi
makanan yang buruk
Cara penanganan makanan
agar tetap sehat
I. EVALUASI
· Evaluasi Proses
1. Peserta antusias terhadap materi penyuluhan
2. Tidak ada peserta yang meninggalkan tempat penyuluhan selama acara berlangsung
3. Peserta mengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan dengan benar
· EvaluasiHasil
Lebih dari 75% dari Sasaran mampu menjawab pertannyan yang diajukan oleh penyaji.
A. DEFINISI
Hygiene sanitasi makanan dan minuman adalah upaya mengendalikan faktor makanan, orang, tempat
dan perlengkapannya yang dapat atau mungkin dapat menimbulkan penyakit atau gangguan
kesehatan. Persyaratan hygiene sanitasi adalah ketentuan-ketentuan teknis yang ditetapkan terhadap
produk rumah makan dan restoran, personel dan perlengkapannya yang meliputi persyaratan
bakteriologis, kimia dan fisika (Depkes RI, 2003).
B. USAHA-USAHA SANITASI
Sanitasi makanan meliputi kegiatan usaha yang ditujukan kepada kebersihan dan kemurnian makanan
agar tidak menimbulkan penyakit. Kemurnian disini dimaksudkan murni menurut penglihatan
maupun rasa.
Usaha-usaha sanitasi tersebut meliputi tindakan-tindakan saniter yang ditujukan pada semua
tingkatan, sejak makanan mulai dibeli, disimpan, diolah dan disajikan untuk melindungi agar
konsumen tidak dirugikan kesehatannya.
Usaha-usaha sanitasi meliputi kegiatan-kegiatan antara lain:
a. Keamanan makanan dan minuman yang disediakan.
b. Higiene perorangan dan praktek-praktek penanganan makanan oleh karyawan yang
bersangkutan.
c. Keamanan terhadap penyediaan air.
d. Pengelolaan pembuangan air limbah dan kotoran.
e. Perlindungan makanan terhadap kontaminasi selama dalam proses pengolahan,
penyajian/peragaan dan penyimpanannya.
f. Pencucian, kebersihan dan penyimpanan alat-alat/perlengkapan.
Makanan adalah semua substansi yang diperlukan tubuh. Menurut definisi WHO (1956) mengenai
makanan, ditegaskan bahwa dalam batasan makanan tidak termasuk air, obat-obatan dan substansi-
substansi yang dipergunakan untuk tujuan pengobatan. Walaupun air merupakan elemen vital dalam
makanan manusia, akan tetapi air yang memenuhi syarat-syarat kesehatan memerlukan penanganan
yang khusus.
Penyimpanan bahan makanan merupakan satu dari enam prinsip higiene dan sanitasi makanan
.penyimpanan bahan makanan yang tidak baik, terutama dalam jumlah yang banyak dapat
menyebabkan kerusakan bahan makanan tersebut .
untuk makann kering dan makanan olahan yang di ismpan dalam suhu kamar, maka cara
penyimpanan harus diatur sebagai berikut:
a) makanan di letakkan dalam rak-rak yang tidak menempel pada dinding, lantai dan langit-langit;
untuk sirkulasi udara agar udara segar dapat segera masuk ke seluruh ruangan, mencegah
kemungkinan jamahan dan temoat persembunyian tikus, untuk memudahkan pembersihan lantai,
untuk mempermudah dilakukan stok opname
b) setiap makanan di tempatkan dalam kelompoknya dan tidak bercampur baur.
c) Untuk bahan makanan yang tercecer seprrti gula pasir, tepung, di tempatkan dalam wadah
penampungan sehingga tidak mengotori lantai.
d) Setiap makanan di atur ketebalan nya maksudnya gara suhu dapat merata ke seluruh bagian
e) Setiap bahan makanan di tempatkan secara terpisah menurut jenisnya, dalam wadah (container)
masing-masing, wadah dapat berupa bak, kantong plastik atau lemari yang berbeda
f) Makanan di simpan dalam ruangan penyimpanan sedemikian hingga terjadi sirkulasi udara
dengan baik agar suhu merata ke seluruh bagian, pengisian lemari yang terlalu padat akan
mengurangi manfaat penyimpanan karena suhunya tidak sesuai dengan kebutuhan.
g) Penyimpanan di dalam lemari es.
Bahan mentah harus terpisah dari makanan siap santap. Makanan yang berbau tajam harus di tutup
dalam kantong plastik yang rapat da di pisahkan dari makann lain, kalau tidak letaknya harus
berjauhan. Makanan yang di simpan tidak lebih dari dua atau tiga hari harus sudah di gunakan. Lemari
tidak boleh terlalu sering di buka, maka di anjurkan lemari untuk keperluan sehari hari di pisahkan
dengan lemari untuk keperluan penyimpanan makanan. Penyimpanan makanan kering:
a) Suhu cukup sejuk, udara kering dengan ventilasi yang baik
b) Ruangan bersih, kering, lantai , dan dinding tidak lembab
c) Rak-rak berjarak minimal 15 cm dari dinding lantai dan 60 cm dari langit-langit
d) Rak mudah di bersihkan dan dipindahkan.
Penempatan dan pengambilan barang diatur dengan sisten FIFO (first in first out), artinya makanan
yang masuk terlebih dahulu harus di keluarkan lebih dahulu,setiap barang yang di beli harus di catat
dan diterima oleh bagian gudang untuk ketertiban admisnistrasinya,.setiap jenis makanan mempunyai
kartu stok,sehingga bila terjadi kekurangan barang dapat segera di ketahui.
Proses pengolahan, pada proses atau cara pengolahan makanan ada tiga hal yang perlu mendapat
perhatian yaitu:
a) Tempat pengolahan
Tempat pengolahan makanan adalah suatu tempat dimana makanan di olah ,tempat pengolahan ini
sering disebut dapur, dapur mempunyai peranan yang penting dalam proses pengolahan makanan,
karena itu kebersihan dapur dan lingkungan sekitarnya harus selalu di terjaga dan di perhatikan dapur
yang baik harus selalu terjaga dan di perhatikan. Dapur yang baik harus memenuhi persyaratan
memenuhi persyaratan sanitasi
b) Tenaga pengolah makanan/penjamah makanan
Penjamah makanan menurut depkes RI 2006 adalah orang yang secara langsung berhubungan dengan
makanna dan peralatan mulai dari tahap persiapan, pembersihan, pengolahan, pengangkutan sampai
penyajian. Dalam proses pengolahan makanan, peran dari penjamah makanan sangatlah besar
peranan nya. Penjamah makanan ini mempunyai peluang untuk menularkan penyakit. Banyak infeksi
yang di tularkan melalui penjamah makanan , antara lain staphylococcus aureus di tularkanmelalui
hidung dan tenggorokan ,kuman clostridium pefringens ,strptococcus ,salmonella dapat di tulakan
melalui kulit, oleh sebab itu, penjamah makanan harus selalu dlam keadaan sehat dan terampil.
DAFTAR PUSTAKA
Dr.H. Arif Sumantri, Skm M,kes. 2010. Kesehatan lingkungan edisi revisi. Jakarta. Kencana prenada
media group
http://putraprabu.wordpress.com/2008/12/27/higiene-dan-snitasi-makanan, 08 mei 2017.
14.37 WITA