o
o Merupakan akibat dari FRAKTUR BASIS CRANII
o BASIS CRANII
Dibentuk oleh 5 tulang :
Os frontale
Os ethmoidale
Os sphenoidale
Os temporale
Os parietale
Os occipitale → os interparietale
Dibagi menjadi 3 bagian
Fossa Cranii Anterior
o tempat lobus frontal otak
o Struktur anatomi yang paling penting difossa cranial
anterior adalah orbita dan sinus paranasal. Tulang orbita
merupakan rute untuk penyebran infeksi dan tumor
karena sangat dekat dengan fossa anterior
o Terbentuk dari
tulang ethmoid dan tulang frontal
Os frontal di anterior, os ethmoidalis di tengah dan
corpus serta ala minor os sphenoid di bagian
posterior
o Jika TERJADI FRAKTUR DITANDAI
Keluarnya cairan likuor melalui hidung/rhinore
perdarahan bilateral periorbital ecchymosis /
raccoon eye
anosmia
Fossa Cranii Media
o Berbentuk menyerupai kupu kupuu
o Memiliki pars (bagian)
Pars Centralis
Terdiri atas Cella Tursica pada corpus ossis
sphenoidalis
Pars Lateralis
Merupakan bagian yang terdepresi
o Fossa cranii media terdiri dari bagian medial yang
dibentuk oleh corpus os sphenoidalis dan bagian lateral
yang luas membentuk cekungan kanan dan kiri yang
menampung lobus temporalis cerebri. Di anterior
dibatasi oleh ala minor os sphenoidalis dan terdapat
canalis opticus yang dilalui oleh n.opticus dan
a.oftalmica, sementara bagian posterior dibatasi oleh
batas atas pars petrosa os temporal. Dilateral terdapat
pars squamous pars os temporal.
o Jika terjadi FRAKTUR DITANDAI
Kelurnya cairan likuor melalui telinga / ottorrhea
gangguan N.VII dan N. VIII
Fossa Cranii Posterior
o Fossa cranii posterior menampung otak otak belakang,
yaitu cerebellum, pons dan medulla oblongata.
o Di anterior fossa di batasi oleh pinggi superior pars
petrosa os temporal dan di posterior dibatasi oleh
permukaan dalam pars squamosa os occipital.
o Foramen magnum menempati daerah pusat dari dasar
fossa dan dilalui oleh medulla oblongata dengan
meningens yang meliputinya, pars spinalis assendens n.
accessories dan kedua a.vertebralis
o Bila TERJADI FRAKTUR DITANDAI
bilateral mastoid ecchymosis / Battle’s sign
MENINGES (LAPISAN PELINDUNG OTAK)
o Duramater
Terdiri dari dua lapisan
Lamina endostealis → melapisi permukaan bawah calvaria cranii
(permukaan atas : periosteum)
Lamina meningealis
Mempunyai bentuk lipatan (menyesuaikan bentuk cerebrum)
o Falx cerebri → memisahkan kedua hemispherium cerebri,
tepi bawahnya sampai corpus callosum
o Falx cerebelli → memisahkan kedua hemispherium
cerebelli
o Tentorium cerebelli → memisahkan cerebrum dengan
cerebellum, membatasi incisura tentorii
o Incisura tentorii → takik yang dibentuk 2 tentorium
cerebelli, dilewati pedunculus cerebri
o Diaphragma sellae → menutupi sella turcica, ditembus
infundibulum gland. hypophysis
o Arachnoidea
Terdapat struktur penting berupa Granulatio arachnoidalis = corpus
Pacchioni → klep satu arah, mengalirkan LCS dari spatium
subarachnoidea → sinus sagitalis superior
o Piamater
Melekat erat pada cerebrum, melapisi hingga sulcus gyrus
o Vaskularisasi meninges → tempat masuk di basis cranii
A. meningea anterior → foramen ethmoidale anterior
A. meningea media → foramen spinosum (pembuluh darah paling besar
pada struktur meningeal.
Cabang dari arteri maxilla merupakan cabang dari arteri karotis
eksterna
A. meningea posterior → foramen jugulare
o PENDARAHAN PADA MENINGEAL
Penjelasan
A = PERDARAHAN EPIDURAL
B = PERDARAHAN SUBDURAL
C = PERDARAHAN SUBARACHNOID
Pendarahan pada duramater
Pendarahan Epidural
o Biasanya perdarahan berasal dari arteri meningea media
yang robek terkumpul diantara lapisan periosteal
membentuk Hematome Ekstradural (epidural). Tanda khas
perdarahan epidural adalah ada periode LUCID (hilang
kesadaran sejenak lalu sadar kembali)
o
Pendarahan Subdural
Pendarahan pada Ruangan Subarachnoid
DAERAH BROADMAN
o
o AFASIA
Jika terjadi pada daerah 22 (wernick) afasia sensoris (kalau gak salah,
baca lagi materi afasia dr fidha)
Jika terjadi pada daerah Broca (44, 45) afasia motoric
Jika terjadi pada kedua daerah afasia Global
ALIRAN LCS
o Dihasilkan pada Plexus Choroideus pada Ventrikel lateral, tertius, quartus
o Menuju ventrikel lateralis
o Melewati Foramen Interventricular menuju Ventriculus Tertius
o Berjalan mmelalui aquaductus Cerebri menuju ventriculus Quartus
o Meninggalkan ventriculus Quartus melalui aperture mediana dan aperture
lateralis
o Absorbsi terjadi melalui granulation arachnoid menuju sinus sagitalis superior
PENGATURAN PUSAT KESADARAN
o
o JUJUR GAK NGERTI NANTI BELAJAR LAGIII
VASKULARISASI CEREBRI
o CIRCULUS WILLISI
o
o Penjelasan Gambar
GAMBAR A merupakan jalur lateral corticospinal.
Dimana impuls dari korteks serebri akan turun melalui midbrain alalu
spons lalau menuju medulla oblongata. Pada medulla oblongata terjadi
penyilangan pada medulla oblongata dibagian pyramidal. Lalu masuk
kedalam bagian lateral corticospinal pada medulla spinalis. Sampai pada
bagian/ketinggian medulla spinalis yang dituju lalu akan bergerak menuju
bagian anterior/ventral horn lalu masuk ke bagian LOWER MOTTOR
NEURON melalui serabut VENTRAL medulla spinalis.
GAMBAR B untuk jalur anterior corticospinal
Pada jalur anterior corticospinal impuls tidak menyilang dibagian pyramid
dari medulla oblongata. Melainkan terus menuju medulla spinalis pada
bagian anterior korticospinal, sampai kepada medulla spinalis yang di tuju
lalu menyilang dibagian gray matter bagian anterior/ventral horn lalau
menuju anterior/ventral root.
UPPER MOTOR NEURONNYA dari CORTEKS CEREBRI samapi pada Medula
spinalis
Gejala pada UMN lesi adalah
o terdapat weeknes dalam menggerakkan alat gerka
o Terdpaat hyperreaktiv reflex hal ini terjadi dikarenakan
tidak adanya pengatur impuls
o Biasanya babinsky sign positive
LOWER MOTOR NEURON dari penyilangan di Ventral/anterior horn (grey
matter) menuju anterior root
Gejala pada lesi LMN
o Terdpaat athropy pada otot
o Terdapat flaccid paralysis
o Absent tendon reflek dan babinsky sign negative
o TRAKTUS CORTICOBULBAL
Traktus corticobulbar mengandung serabut-serabut saraf yang berasal
dari area motorik (area Brodmannn 4), premotor cortex (6 & 8) dan
korteks somesthetic (area 3,1,2).
Serabut akan turun melalui genu kapsula interna dan berhenti di
midbrain artinya jalur cortikobulbar hanya ada dari korteks sampai ke
medulla oblongata saja.
Axons dari UMN memanjang dari korteks menuju ke batang otak
(menyilang maupun tidak).
Serabut LMN nya akan berhenti pada nukleus N III, IV, V, VI,VII, IX, X, XI
and XII.
Pada nervus 7 terdpaat hal special dikarenakan pada neuron
CRANIALNYA dibagi menjadi 2 ada yang upper part ada yang lower part.
Dengan sifat untuk yang upper part jika terjadi lesi pada UMN
maka paralysis atau gangguan yang terjadi akan IPSILATERAL pada
bagian muka atas dan KONTRALATERAL pada bagian wajah
bawah.
Tempat neuron cranial
N IV, III ada di Midbrain
NV, VI, VII (bagian upper part) ada di Pons
N VII (lower part), IX X, XI, XII ada pada medulla oblongata
Penjelasan Gambar
o Gangguan terjadi pada CORTICOSPINAL TRACK
o Jika gangguan terjadi pada titik A (jalur corticospinal yang sebelum terjadi
penilangan pada pyramidal medulla oblongata) maka akan menyebabkan
hemiplegia pada sisi kontralateral
o Jika terjadi pada titik B (salah satu bagian terjadoi setelah persilangan pada
pyramidal) lesi maka IPSILATERAL
o Jika terjadi pada C (pada pyramidal tetapi salah satu sisi) maka akan
menyebabkan hemiplegia cruciate
o Jik aterjadi pada lateral corticospinal tetrahemiplegia
HITUNG JENIS SEL
o Tujuan
membedakan antara sel Polimorfonuklear (PMN)
dengan Monomorfonuklear (MN) untuk
memperkirakan penyebab inflamasi.
Kalau dia PMN biasanya disebabkan oleh infeksi
bakteri
o Alat yang digunakan
Sitosentrifus
Kaca obyek
Sitoslide
Cytofunnel sample chamber yang disposibel
dengan kartu filter
o Reagen yang digunakan
Pewarna Wright
Metanol 90% untuk fiksasi
Buffer 7,2
o Cara Kerja
Masukkan 500 µL cairan otak dalam chamber
sitosentrifus
Cairan disentrifus dengan kecepatan 800 rpm
selama 8 menit
Atau setelah disentrifus, diambil supernatannya
dan dilakukan hapusan
Hasil diwarnai dengan wright
Dilakukan penghitungan sel PMN dan MN dengan
pembesaran 400X
PEMERIKSAAN NONNE APELT
o Tujuan :
mendeteksi protein ALBUMIN dan GLOBULIN
dalam CSF
o Alat
Tabung reaksi
Pipet semiotomatis
o Reagen
Larutan amonium sulfat (80 gr amonium sulfat
dalam 100 mL aquadest)
o Cara Kerja
Masukkan 1 mL (1 bagian) cairan otak ke dalam
tabung reaksi kecil
Teteskan 1 mL (1 bagian) larutan amonium sulfat
jenuh ke dalam tabung reaksi dari pinggir tabung
secara perlahan
Positif terbentuk cincin putih keabu-abuan tipis
di perbatasan cairan otak dengan reagen
PEMERIKSAAN PANDY
o Tujuan
mendeteksi PENINGKATAN GLOBULIN
o Reagen
Phenol (10 mL phenol melted dtambah 90 mL
akuades)
o Cara Kerja
Masukkan 1 mL larutan pandy (phenol) dalam
tabung reaksi
Teteskan CSF 1 tetes dalam tabung reaksi dan
dilihat kekeruhannya
o Intrepetasi
Positif bila terdapat kekeruhan atau timbul awan
putih setelah CSF diteteskan
Pemeriksaan KIMIA
Terdiri dari pemeriksaan GLUKOSA, PROTEIN KUANTITATIF,
CHLORIDA
Batas normalnya
o
o
Pemeriksaan MIKROBIOLOGI
Terdiri atas pemeriksaan BTA, PENGECATAN GRAM, KULTUR
Pemeriksaan IMUNOLOGI
Pemeriksaan KHUSUS
Contohnya pemeriksaan untuk mengetahui Meningitis akibat
komplikasi HIV mengidentifikasi bakteri Criptococcus dengan
TINTA INDIA)
PEMERIKSAAN PENUNJANG PADA TROMBOSIS
o Pengantar
Thrombosis adalah main cause of death
Gejala klinisnya tergantung bagian dari vaskularisasi mana yang teroklusi
o PEMERIKSAAN LAB YANG TERKAIT
UNTUK MEMBANTU MENEGAKKAN ATAU RULLING OUT
(MENYINGKIRKAN) DIAGNOSA
D- DIMER digunkaan untuk melihat apakah terdapat
coagulative activity
UNTUK MENCARI FAKTOR RESIKO
Profil lipid
Hematology test platelet count meningkat risk factor
thrombosis
Agregrasi thrombosit digunakan untuk melihat/menguji fungsi
dari thrombosit jika agregasi meningkat maka risk terjadinya
thrombosis juga meningkat
Uji inflammatory, aktivitas platelet dan koagulasi activity marker
MONITORYNG TERAPY
PT dan INR bila mendapatkan antikoagulan oral (bukan heparin
atau bukan aspirin tetapi untuk cth klopidogrel, walfarin)
Activity of F X a (faktor sepuluh A) untuk mendapatkan terapi
heparin
APTT untuk cek bila dapat obat heparin
Agregasi thrombosit terkhusus jika mengkonsumsi obat yang
mempunyai mekanisme memblok terjadinya agregasi thrombosit
contohnya aspirin
o PEMERIKSAAN PENUNJANG MENENTUKAN THROMBOSIS
Stroke pake CT scan
AMI (Acute Myocardial infark) ECG dan Cardiac Maarkers
DVT (Deep Vein Thrombosis) venografy, Colorflow Duplex imaging
laboratory
o PROSES TERJADINYA THROMBUS
Aktivasi koagulasi, bisa dikarenakan endotel yang diffungsi atau injury
pada pembuluh darah
Membentuk formasi thrombin, yang akan membentuk finrin dan aktibasi
platelet membentuk thrombus.
Penjelasan gambar
Gambar diatas merupakan skema singkat koagulasi
Alurnya adalah prothrombin thrombin dengan bantuan
prothrombinase dan juga faktor X a, Faktor V, PF3 dan calcium.
Thrombin akan mengubah fibrinogen menjadi fibrin monomer lalu
menjadi cross linked fibrin
Croslinked fibrin ini nanti yang diperiksa dengan D dimer
Crosslinked fibrin akan dilisiskan oleh plasmin yang berasal dari
proplasmin. Diaktifkan melalui faktor endogen (faktor XII) dan
faktor eksogen (urokinase, streptokinase)
o PATOGENESIS THROMBOSIS
Bila terjadi pada vena akibat dari Hypercoagulable state atau statis
KENAPA DAPAT TERJADI HYPERCOAGULATE (penyebab
thrombosis pada vena)
o Defisiensi dari antikoagulan
AT(Antithombin) berfungsi regulasi koagulasi ,
Protein C berfungsi untuk menginaktivasi Faktor
V (lima) tidak akan terjadi koagulasi, Protein S
mengaktivasi protein C.
o Peningkatan faktor Koagulasi
Fibrinogen
Prothrombin
Fakto VIII (delapan)
o Aktivasi dari faktor koagulasi
F V Leiden (resistense terhadap activated protein
C) jika terdapat F V Leidens maka tidak dapat
menginaktivasi P C menyebabkan F V juga gak
terinaktivasi hypercoagulate
Entrance of Tissue Factor (F VII) into blood akibat
dari Injury, Surgery
KENAPA DAPAT TERJADI STATIS BLOOD FLOW
o Prolonged bed rest
o Paralysis
o Decompensatio cordis
o Prolonged Flight in economic class
Pada pembuluh arteri disebabkan oleh rupture atherosclerosis plaque
PEMERIKSAN MONITORING PENGGINAAN ANTITHROMBOTIV DRUGS
o Tujuan
Untuk mencapai dosis optimal
Untuk menjegah progresivitas
Untuk mencegah bleeding complication
o HEPARIN MONITORING
Menggunakan :
APTT untuk usual therapeutic doses (penggunaan dosis biasa)
o APTT (Activated Partial Thromboplaston Time )
Sering digunakan
Sensitifitas 0,1 – 1 unit/ml
therapeutic range 1,5 – 2,5 x control (equal to 0,3-
0,7 unit/mL anti Xa units)
dilakuan setelah 6 jam pemberian heparin
Terdapat AVARIABILITAS (LIMITATION) DARI APPT
Bisanya dikarenakan akibat variabilitas dari
reagen ataupun instrument yang digunakan
Prolonged APTT can be caused by:
o Deficiency of intrinsic clotting
factors
o Presence of inhibitors (F VIII
inhibitor, LA)
Shortened APTT:
o Increased fibrinogen, F VIII
Activated Clotting time (ACT) untuk penggunaan dosis tinggi
contohnya dalam Percutaneous coronary intervention,
cardiopulmonary bypass surgery.
Anti XA
Jenis heparin ada namanya LOW MOLECULAR WEIGHT HEPARIN
Ciri cirinya
o Longer plasma half life dari usual heparin dan juga
bioavabilitas lebih baik
o Lebih mudah memprediksi respon antikoagulannya
Diukur/monitpring menggunakan F X a setelah 4 jam pemberian
o ORAL ANTICOAGULAN
Mekanisme kerjanya biasanya adalah VIT K anatagonist
mengintervensi cyclic interconversion of vit K menjadi Vit K epoxide.
Akan menghambat F VII dan IX dan F X.
MONITORING
PT dan INR
o PT responsive terhadap penurunan 3 sampai 4 kali dari Vit
K dependen faktor (prothrombin, FVII, IX, X)
o INR dihitung dengan cara
INR = PT ratioISI
ISI = International sensitivity index
Ratio = PT patient / mean normal range of
PT
o Theraoeutic range nya INR adalah 2 -3 dengan
penggolongan
Low intensity: INR 1,3 – 1,8 (target 1,5) for primary
prevention of MI
Moderate intensity: INR 2,0 – 3,0 (target 2,5) for
most other indication
More intense range: INR 2,5 – 3,5 (target 3,0) for
mechanical heart valves, APS
Jenis monitoring oral koagulan yang lain adalah THROMBOTEST
o Lebih spesifik dari PT untuk monitoring oral koagulan
o Reagennya mengangung thrombloplastin fibrinogen dan F
V.
o Therapeutic range nya adalah 5 – 10 %
o ANTIPLATELET DRUGS
Pengantar
Obat yang berfungsi untuk menghabat agresasi platelet
Mekanisme aksinya
o Menghambat Thromboxan formation cth obat aspirin
o Menghambat ADP receptor cth obat adalah clopidogrel
dan ticlopidine
o Antagonist of GP II A DAN III A cth obat abciximab,
tirofiban, eptifibatide.
MONITORING
Dilakukan pemeriksaan agregrasi trombosit
Berikut adalah penanda dari aktivasi coagulase dan aktivasi
platelet
o
D DIMER
o Penanda dari aktivasi koagulasi
o Parameter melihat dari produk cross linked fibrin
degradation
Pengantar
o Menulis resep obat secara bijak dan rasional (tepat indikasi, tepat obat, tepat
dosis, tepat frekwensi dan cara pemberian, serta sesuai kondisi pasien), jelas,
lengkap, dan dapat dibaca
PELAYANAN OBAT PROGRAM RUJUK BALIK
o Diberikan pada pasien dengan diagnosa penyakit kronis yang telah ditetapkan
dalam kondisi terkontrol/stabil oleh dokter spesialis/sub spesialis
o Ketentuab Obat PROGRAM RUJUK BALIK
Pemberi Pelayanan
Penulisan resep hanya dokter spesialis/dokter sub spesialis yang
berhak meresepkan obat PRB dan merubah resep obat utama
Cakupan Obat
antara lain gangguan kesehatan jiwa kronik
Acuan Daftar Obat
harus sesuai dengan obat rujuk balik yang tercantum dalam
fornas
OBAT YANG DI GUNAKAN UNTUK SCHIZOPHRENIA
o Obat obat ANTIPSIKOSIS, YAITU
o HALOPERIDOL
Sediannya adalah Tablet dengan sediaan 0.5 mg 1,5 mg 2 mg 5 mg
o KLORPROMAZIN
Sediannya bentuk tablet dengan dosis 100 mg
o RISPERIDON
Sediannya bentuk tablet dengan dosis 1,2,3 mg
o TRIFLUOPERAZINE
Sediannya bentuk tablet dengan dosis 5 mg
OBAT ANTIANSIETAS (gol Psikotropika)
o ALPRAZOLAM
Hanya dapat diresepkan oleh Dokter Spesialis Kesehatan Jiwa dan
Internist Psikosomatik
Hanya untuk kasus Panic attack dan Panic disorder
Peresepan oleh Dokter Spesialis Penyakit Dalam maksimal 5 hari/bulan.
Sediaan dalam bentuk Tab 0,25 mg, tb 0,5 mg, tab 1 mg maksimal 2
minggu/kasus, 30 tab/bulan.
o DIAZEPAM
Sediannya
tab 2 mg, tab 5 mg maksimal 30 tab/kasus
inj 5 mg/mL (i.v)
o KLOBAZAM
Sediannnya adlah Tab 10 mg maksimal 60 tab/bulan
o LORAZEPAM
Sediannya tab 0,5 mg, 1 mg, 2 mg maksimal 30 tab/bulan.
OBAT ANTIDEPRESI
o AMITRIPTILIN
Sediannya tab sal selaput 25 mg maksimal 60 tab/bulan
o FLUOKSETIN
Sediannya kaps 10 mg, 20 mg maksimal 30 kaps/bulan
o MAPROTILIN
Sediannya tab sal selaput 25 mg, 50 mg maksimal 30 tab/bulan
o SERTRALIN
Sediannya tab sal 50 mg maksimal 30 tab/bulan.
ANTIOBSESI KOMPULSI
o FLUOKSETIN
kaps 10 mg, 20 mg maksimal 30 kaps/bulan
o KLOMIPRAMIN
Dapat digunakan untuk cataplexy yang berhubungan dengan narcolepsy.
Sediannya tab 25 mg maksimal 30 tab/bulan.
ANTIPSIKOSIS
o ARIPIPRAZOL
Hanya dapat diresepkan oleh Dokter Spesialis Kesehatan Jiwa.
Sediannya
tab discmelt 10 mg, 15 mg maksimal 30 tab/bulan.
oral solution 1 mg/mL maksimal 5 btl/bulan
o IUFENAZIN
Hanya untuk rumatan pada pasien skizofrenia. Sediannya inj 25 mg/mL
(i.m.) maksimal 1 amp/2 minggu
o HALOPERIDOL
Hanya dapat diresepkan oleh Dokter Spesialis Kesehatan Jiwa.
Sediannya
Tab 0,5 mg*, 1,5 mg, 2 mg, 5 mg maksimal 90 tab/bulan
drops 2 mg/mL maksimal 2 btl/bulan
inj 5 mg/mL (i.m.) maksimal 4 amp/hari, maks 3hari
o khusus untuk Untuk agitasi akut dan Untuk kasus
kedaruratan psikiatrik (tidak untuk pemakaian jangka
panjang).
inj 50 mg/mL maksimal 1 amp/2 minggu
o Hanya untuk monoterapi rumatan pada pasien skizofrenia
yang tidak dapat menggunakan terapi oral
o KLORPROMAZIN
Sediannya :
tab sal 25 mg
tab sal selaput 100 mg* maksimal 90 tab/bulan.
inj 5 mg/mL (i.m.)
o KLOZAPIN
Hanya untuk pengobatan psikosisyang sudah resisten terhadap
antipsikotik lain.
Sediannya
tab 25 mg maksimal 60 tab/bulan.
tab 100 mg maksimal 90 tab/bulan.
o Hanya untuk skizofrenia yang resisten/intoleran dan
Lakukan cek leukosit secara berkala (hati-hati
agranulositosis).
o OLANZAPIN
Hanya dapat diresepkan oleh Dokter Spesialis Kesehatan Jiwa.
Sediannya
tab sal selaput 5 mg dan 10 mg maksimal 60 tab/bulan.
o Digunakan untuk :
Monoterapi skizofrenia.
Adjunctive treatment pada kasus bipolar yang tidak
memberikan respons dengan pemberian litium
atau valproat.
inj 10 mg/2 mL maksimal 3 amp/hari, maks 3 hari.
o Digunakan untuk :
Diperlukan hanya untuk serangan skizofrenia akut
yang tidak memberikan respons dengan terapi lini
pertama.
Tidak boleh digunakan untuk pemakaian jangka
panjang.
Hanya untuk agitasi akut pada penderita
skizofrenia.
o PALIPERIDON PALMITAT
Hanya dapat diresepkan oleh Dokter Spesialis Kesehatan Jiwa.
Sediannya :
inj 50 mg/0,5 mL
inj 75 mg/0,75 mL
inj 100 mg/mL
inj 150 mg/1,5 mL
o QUETIAPIN
Hanya dapat diresepkan oleh Dokter Spesialis Kesehatan Jiwa.
Digunakan ntuk
Untuk skizofrenia.
Untuk pasien bipolar yang tidak memberikan respons terhadap
pemberian litium atau valproat.
Sediannya
tab SR 200 mg maksimal 60 tab/bulan.
tab SR 300 mg dan 400 mg maksimal 30 tab/bulan.
o RISPERIDONE
Hanya dapat diresepkan oleh Dokter Spesialis Kesehatan Jiwa
digunakan untuk
Monoterapi skizofrenia.
Adjuncpasien bipolar yang tidak memberikan respons dengan
pemberian litium atau valproat.
Sediannya
tab 1 mg, tab 2 mg, tab 3 mg maksimal 60 tab/bulan
o TRIFLUOPERAZIN
Hanya dapat diresepkan oleh Dokter Spesialis Kesehatan Jiwa
Sediannya
tab sal selaput 5 mg maksimal 90 tab/bulan
STROKE
Pengertian
o KUMPULAN GEJELA Gangguan fungsional LOKAL maupun GLOBAL secara akut dan
berasal dari gangguan darah otak. Didalamnya termasuk perdarahan subarchnoid,
intraserebral, Iskemik, infark serebri
o Nanti dibedakan dengan TIA (transien iskemik attack) ONSETNYA KURANG DARI 24
JAM. Kalau stroke dia harus lebih dari 24 jam.
Faktor predisposisi
o Ada yang bisaa dimodifikasi dan ada yang tidak
o Yang tidak dapat dimodifkasi adalah
USIA meningkat 2 kali lipat jika lebih dari 55 tahun
Jenis kelamin
Ras
Genetic
o Modifikasi ditanyakan pada RIWAYAT PENYAKIT DAHULU
Hiperkoletrol
Merokok
Hypertensi
DM
Alcohol
Kontrasepsi
Obesitas
Atrial fibrilasi
Jenis Stroke
o Infark/Ischemic
Insidensinya 80% dan mortalitas 40 %
Dibagi lagi jenisnya
Ada yang Trombotic (50%) cikal bakalnya dari Atherockelosis
o Dpat terjadi pada pembuluh besar sekitar 30 % dan kecil
(lacunar) 20 %
Ada yang embolic (30%) trombus dari pembuluh darah jantung
o Biasanya pada usia dini, cepat dan luas
o EMBOLIC
Merupakan plak yang berjalan pada pembuluh darah
yang sampai pada pembuluh darah yang cukup kecil
sehingga embolic tertahan sehingga memblokade
peredaran darah pad apembuluh darah tersebut.
Jenisnya berdasarkan waktu
TIA < 24 jam
RIND (Reversibel ischemic neurological deficits) 24-48 jam. Kalau
prolong bisa sampai 3-4 hari maksimal. Terus menghilang
gejala/tandanya.
Stroke in evolution > 48 jam memburuk terus setelah 48 jam
Stroke complete permanent neurological deficit
Patomekanisme infark
Terbentuk dari 2 cara
Vascular akibat atherockelrotik terbentuk dari respon normal
akibat kerusakan endotel. Yang rusak adalah tunika intima.
Akibat dari perubahan biochemistry
Apa yang terjadi ketika Ischemik Stroke INFARK
Ketika terjadi stroke, akan langsung menyebabkan kematian sell otak
pada bagian tersebut. Bagian ini namanya bagian INFARK
Penjelasanyya
o Daerah tempat terjadinya infark dibagi menjadi 3 daerah yaitu
Hipoksia ringan
Penumbra
Jaringan Infark tidak dapat diselamatkan daerahnya
(irreversible)
o Daerah penumbra dan hipoksia ringan ,menjadi sasaran untuk
diselamatkan dengan memperbaiki pembuluh darah yang masih
sehat.
MEKANISME TERJADINYA ISKEMI
DIAGNOSIS
PEMERIKSAAN FISIK
o Nilai AIRWAY BREATHING DAN CIRCULATION
o Tetapkan derajat gangguan deficit neurologis
Tingkat kesadaran
Contoh pemeriksaan pemeriksaan cranial
Pemeriksaan motoric dan sensorik
Pemeriksaan kognitif
Visual funcrion
o Identifikasi apa yang menyebabkan stroke
o Identifikasi juga penyakit yang mirip stroke
o Cek Komorbid
MANAGEMENT
Amankan A B C
Stabilkan kondisi general pasien
Spesifik therapy
o Recanalisasi dari pembuluh yang tertutup
o Pencegahan terjadinya kematian sel
Secondary prevention risk factornya kan tetap ada perlu diperbaiki
Early rehabilitatiom
Penanganan terhadap komplikasi
EVALUASI YANG PERLU DILAKUKAN pada penderita stroke
Keadaan umum pasien
o Fungsi ABC harus stabil
Managemen blood pressure
Management cairan
Manajemen suhu
Manajemen peningkatan tekana intracranial
Prpilaksis dan pengobatan komplikasi
TUJUAN DARI TREATMEN
Mengiurangi neurologic injury
Mencegah terjadinya komplikasi atau kejadian stroke lanjutan
OBAT OBATAN YANG DIGUNAKAN
Obat untuk menghancurkan thrombus yang masih ada
o Obat thrombolitik cth : (streptokinase, urokinase, alteplase,
anistreplase
Obat yang mencegah terjadinya koagulasi
o anticoagulants (heparin, LMW-heparin, warfarin)
Obat yang menhambat terbentuknya thrombus
o antithrombus (Aspirin, dipyridamole, ticlopidine
Obat yang mengurangi faktor resiko atherosclerosis
o antihypertensive, hypolipidemics
o Hemoragic pecah pembuluh darah
Insidensi 20 % dan mortalitas 80%
Bisa terjadi akibat pendarahan intra serebri atau subararachnoid
Intracerebral Pendarahan yang terjadi didalam otak akibat pecahnya
pembuluh darah kecil. Biasanya disebabkan oleh darah tinggi
o Darah yang bocor akan menyebabkan kompresi pada otak
akibat dari penambahan cairan, dan mengisi daerah para
ventrikel.
o Biasanya terjadi pada
basal ganglia, cerebellum, brain stem or cortex.
Subarachnoid pendarahan yang terjadi disekitar otak, penyebab
tersering adalah pecahnya aneurisme atau juga dikarenakan trauma
kepala
Biasanya akibat dari Aneurisme. hipertensi dan kongenital
PENYEBAB STOKE PENDARAHAN DIBAGI 2
Primer
o Hypertensi dan amyloid angiopathy
Sekunder
o Aneurisme
o Vascular malformation
o Neoplasma
o Koagulopati
o Obat obatab
Penyebab berdasarkan yang paling sering
o
PENJELASAN GAMBAR
o GAMBAR A
Untuk ascending track berarti berfungsi untuk
menerima dan menghantarkan impuls sensoris menuju
otak
Pada medulla spinalis bagian yang berfungsi menerima
rangsangan sensoris adalah bagian Dorsal root dari
medulla spinalis menuju dorsal/posterior horn.
Lalu memakai daerah white matter pada medulla
spinalis.
Berdasarkan tempat penyilangan dibagi menjadi
beberapa jalur berdasarkan jenis rangsangan.
Jalur SPINOTHALAMIC
o Dibagi menjadi 2
Melalui bagian anterior
spinothalamic
Melalui lateral sphinothalamic
o Langsung bersilang pada medulla
spinalis
Jalur Midle lemniscus/posterior column/dorsal
column
o Terletak pada bagian dorsal/posterior
dari medulla spinalis bag white matter
o Dibagi lagi menajdi dua bagian
Fasiculus cutaneous (lateral)
untuk rangsangan dari upper
ekstremitas
Fasiculus gracilis (medial)
membawa rangsangan dari
lower ekstremitas
o Saat memasuki fasiculus disebut
sebagai neuron 1 (pertama) lalu lanjut
lagi menuju medulla spinalis sampai
pada medulla oblongata. Pada medulla
oblongata akan terjadi persilangan pada
Nucleus Cungatus neuron kedua
o Pada nucleus cungatus akan terjadi
persilangan dilanjutkan berjalan pada
pons dan juga midbrain di jalur medial
lemniscus
o Pada cerebri akan sampai pada bagian
ventral posterior lateral nuclei
neuron ketiga yang akan diteruskan di
kortek untuk di terjemahkan
Jalur Spinocerebral
Descending track Motor
Lateral corticospinal
o Dimana impuls dari korteks serebri akan turun melalui
midbrain lalu spons lalu menuju medulla oblongata. Pada
medulla oblongata terjadi penyilangan pada medulla
oblongata dibagian pyramidal. Lalu masuk kedalam bagian
lateral corticospinal pada medulla spinalis. Sampai pada
bagian/ketinggian medulla spinalis yang dituju lalu akan
bergerak menuju bagian anterior/ventral horn (gray
matter) lalu masuk ke bagian LOWER MOTTOR NEURON
melalui serabut VENTRAL medulla spinalis
Anterior corticospinal
o Pada jalur anterior corticospinal impuls tidak menyilang
dibagian pyramid dari medulla oblongata. Melainkan terus
menuju medulla spinalis pada bagian anterior korticospinal,
sampai kepada medulla spinalis yang di tuju lalu menyilang
dibagian gray matter bagian anterior/ventral horn lalau menuju
anterior/ventral root.