6
7
2. Buat garis penampang pada peta kontur yaitu dengan membuat garis
melintang/garis horizontal.
4. Tepat di titik per potongan antara garis penampang dan kontur pada peta,
tarik garis ke bawah untuk dihubungkan ke grafik/diagram, sehingga
dihasilkan titik per potongan ketinggian pada grafik ketinggian.
Apabila ketinggian wilayah pada peta semakin keluar semakin tinggi maka,
hasil penampang nya berbentuk lembah.
Apabila ketinggian wilayah pada peta semakin ke dalam semakin tinggi
maka, hasil penampang nya akan berbentuk dataran tinggi seperti gambar
berikut:
9
c. Rectanguler
Pola pengaliran dimana anak-anak sungainya membentuk sudut tegak
lurus dengan sungai utamanya, umumnya pada daerah patahan yang bersistem
(teratur).
11
d. Trellis
Pola ini mempunyai bentuk seperti daun dengan anak-anak sungai sejajar.
Sungai utamanya biasanya memanjang searah dengan jurus perlapisan batuan.
Umumnya terbentuk pada batuan sedimen berselang-seling antara yang
mempunyai resistensi rendah dan tinggi.
Anak-anak sungai akan dominan terbentuk dari erosi pada batuan sedimen
yang mempunyai resistensi rendah.
e. Parallel
Pola pengaliran yang sejajar arah alirannya. Pola ini sering dijumpai pada
daerah yang lerengnya mempunyai kemiringan yang nyata, dan berkembang pada
batuan yang bertekstur halus dan homogen.
12
f. Annular
Pola pengaliran dimana sungai atau anak sungainya mempunyai penyebaran
yang melingkar.Sering dijumpai pada daerah kubah berstadia dewasa. Pola ini
merupakan perkembangan dari pola radier. Pola penyaluran ini melingkar
mengikuti jurus perlapisan batuannya.
2. Terlihat pola-pola aliran lain dengan skala kecil seperti pola aliran sungai
radial dan anular pada bagian tenggara dan timur laut daerah penelitian serta
pola aliran sungai trelis pada bagian utara daerah penelitian.
3. Klasifikasi pola aliran sungai yang dipaparkan mengacu pada klasifikasi
Howard (1967) dalam Zuidam (1985).
4. Tarik atau buat batas pola aliran dengan simbol putus putus.