Anda di halaman 1dari 21

A.

Proses audit internal menurut Rtliff, dari tahap 1 hingga terakhir


Step 1—Selection of the Auditee
Audit dimulai dengan pemilihan auditee. Auditor dapat memilh auditee dengan cara yang
berbeda dan untuk alasan yang berbeda. Pemilihan auditee tertentu bahkan mungkin tidak diprakarsai
oleh auditor, tetapi oleh orang lain dalam organisasi. Akibatnya, pemilihan auditee mungkin tidak
serutin seperti yang terlihat.
Pendekatan untuk Memilih Auditee
 Systematic Selection. Pada metode pertama, departemen audit menyusun daftar tahunan audit
yang diarapkan dapat dilakukan. Potensi auditee menunjukan tingkat yang lebih tinggi dari
risiko sebelumnya dijadwalkan pertama. Risiko-risiko yang lebih rendah menunjukan
dijadwalkan kemudian seteleah manajemen audit puas bahwa risiko yang lebih besar telah
ditangani secara memadai.
 Ad Hoc Audits. Manajemen dan dewan kadang-kadang mengidentifikasi area masalah itu,
dalam penilaian mereka, perlu perhatian segera dari auditor. Mereka, pada dasarnya, memilih
auditee untuk auditor.
 Auditee Request. Cara ketiga auditee dapat dipilih adalah dengan permintaan dari auditee.
Beberapa manajer merasa bahwa mereka membutuhkan masukan dari auditor ntuk
mengevaluasi kecukupan dan efektivitas pengendalian internal yang mempengaruhi
operasional di bawah pengawasan mereka.
Step 2—Audit Planning
Perencanaan audit harus mencakup:
1. A Tentative Determination of the Objective and Scope of the Audit
 Audit Objective and Scope
Persiapan membutuhkan auditor untuk sementara menentukan (1) apa yang menjadi tujuan
dari audit dan (2) lingkup audit.
 Determining Objectives
Tujuan dari audit individu dapat diklasifikasikan ke dalam tiga kategori umum: (1) review
desain sistem pengendalian intern, (2) tes sesuai dengan sistem kontrol yang dirancang, dan
(3) evaluasi kecukupan dari sistem kontrol. Tujuan-tujuan ini dapat diterapkan untuk kedua
sistem informasi dan sistem operasi.
Tujuan dari kajian ini adalah untuk memberikan pemahaman dasar tentang auditee dan kontrol
yang relevan.
 Determining Scope
Ruang lingkup berhubungan dengan bagian tertentu dari sistem informasi dan operasi untuk
diperiksa dan tingkat pemeriksaan. Beberapa audit fokus pada yang aspek operasi yang sangat
sempit. Audit lain cukup luas. Lingkup fungsi audit juga dijelaskan dalam Statement of
Responsibilities of Internal Auditing.

2. Study of Background Information


 Obtaining Background Information
Sebelum memulai pemeriksaan baru, sebagian besar pemimpin tim audit lebih memilih untuk
meninjau laporan dan informasi lainnya dari file audit sebelumnya untuk jenis informasi yang
berbeda. sumber lain yang umum dari informasi latar belakang adalah wawancara dengan
manajemen. Auditor mencoba untuk memperkenalkan diri dengan sifat operasi sebagai
preview untuk survei pendahuluan.

3. Selection of the Audit Team


Kebanyakan audit dilakukan oleh dua atau tiga auditor yang bekerja di lokasi audit dan satu
atau dua yang mengawasi pekerjaan dari kantor departemen audit internal.
o Pertama, seorang eksekutif pemeriksaan yang umumnya bertanggung jawab untuk
memilih auditee dan untuk menentukan tujuan dan ruang lingkup audit. Eksekutif
pemeriksaan ini hampir selalu seorang audit director, ia bertanggung jawab untuk
hasilnya.
o Kedua, orang yang bertanggung jawab atas semua koordinasi pekerjaan, termasuk
menugaskan anggota tim, koordinasi proyek pemeriksaan dengan pekerjaan lain yang
terjadi di departemen audit pada saat yang sama, melayani sebagai pemecah masalah
ketika masalah timbul di audit, dan meninjau semua dokumentasi untuk proses audit.
Orang ini biasanya adalah manajer dalam departemen, dan mungkin atau mungkin
tidak melakukan perjalanan ke situs audit, tergantung pada ukuran dan sifat audit.
o Ketiga, pemimpin di tempat disebut auditor-in charge, auditor memimpin, atau
pemimpin tim, dan biasanya adalah auditor staf senior. Tanggung jawab auditor
memimpin adalah untuk melakukan audit dan mengkoordinasikan kegiatan sehari-
hari dari tim audit.
o Akhirnya, staf audit biasanya terdiri dari staf auditor junior dan auditor staf senior
yang bertanggung jawab untuk melakukan sebagian besar pekerjaan audit rutin.

4. Preliminary Communication with the Auditee and others


Ada serta praktik bisnis yang baik menunjukkan bahwa auditor memberitahukan auditee dan
lain-lain yang dipilih bahwa audit akan dimulai. Komunikasi tersebut memungkinkan auditee
untuk membuat persiapan yang diperlukan untuk mengakomodasi kebutuhan auditor untuk
acces catatan, fasilitas, karyawan yang dipilih, bahan, dan sebagainya. Biasanya, manajemen
kepada siapa laporan auditee dan komite audit diberitahu tentang audit mendatang.

5. Preparation of the Preliminary Audit Program


Audit mengambil perencanaan yang matang dan koordinasi. program audit menguraikan
rencana tersebut, berisi informasi seperti tujuan dan ruang lingkup audit, pertanyaan spesifik
yang harus dijawab selama audit, prosedur untuk dipekerjakan, dan bukti menjadi examinde.

6. Planning the Audit Report


Laporan audit mengkomunikasikan hasil audit kepada auditee dan kepada orang lain dalam
organisasi. Semua pekerjaan audit dilakukan untuk mengantisipasi laporan audit. Akibatnya,
auditor internal mulai berpikir pada awal penugasan audit tentang bagaimana laporan itu akan
disiapkan, ketika harus disampaikan, dan siapa yang harus menerimanya

7. Obtaining Approval of the Audit Approach


Seorang eksekutif audit, biasanya direktur audit internal, bertanggung jawab untuk meninjau
dan persetujuan dari program audit sebelum tim audit mulai bekerja.

Step 3—Preliminary Survey


 Opening Conference. Selama survei pendahuluan, konferensi pembukaan akan dilakukan
antara anggota tim audit dan manajemen auditee. Pertemuan ini biasanya diadakan di tempat
auditee operasi.
 On-Site Tour. Tur tempat adat dan memberikan auditor dengan ide dari hal-hal seperti sifat
operasi, iklim kerja, fasilitas fisik, keterkaitan dengan departemen lain dan alur kerja.
 Written Description. Auditor harus memahami operasi auditee untuk mengevaluasi
kecukupan sistem pengendalian internal. Deskripsi tertulis dari auditee disimpan dalam file
permanen menunjukkan pemahaman seperti itu dan proveds referensi dari yang untuk
mengevaluasi sistem pengendalian internal dan prosedur audit.
 Analytical Auditing Procedures. Saat melakukan prosedur ulasan analitis, auditor
membandingkan hasil aktual dengan kegiatan yang dianggarkan; memeriksa tren dari tahun ke
tahun dan selama beberapa tahun; memindai catatan untuk rincian yang tidak biasa;
menghitung total perkiraan saldo rekening atau volume kegiatan menggunakan berbagai tokoh
berkorelasi lainnya; dan juga menghitung keuangan, produksi dan operasi rasio untuk
comparrison dengan yang tahun-tahun sebelumnya, departemen lain, atau rata-rata industri.

Step 4—Internal Control Description, Analysis, and Evaluation


 Descriptions of Controls. Auditor menggambarkan sistem kontrol dengan diagram alur,
jawaban kuesioner standar, dan uraian narasi. Kuesioner kontrol dan uraian narasi
memberikan analisis lebih lanjut dari kontrol sehingga auditor dapat memperoleh
pemahaman yang lengkap dari sistem kontrol sebelum mencoba untuk menguji dan
mengevaluasi.
 “Walk-Through”. Transaksi dan operasi dipilih melalui titik kontrol kunci. auditor
membuat langkah demi langka operasi auditee pada titik-titik kontrol kritis di salah satu
dari dua cara – baik dengan menelusuri setiap langkah dari transaksi melalui catatan
organisasi atau dengan benar-benar melakukan prosedur sendiri.
 Limited Testing. Auditor memilih sejumlah kecil transaksi dan memeriksa bagaimana
mereka benar-benar dilakukan.
 Testing of the Information System Controls. Sementara pengujian terbatas kontrol atas
sistem operasi dapat memberikan ide yang baik dari seberapa baik kontrol mereka
berfungsi, auditor dapat memutuskan untuk menguji kontrol sistem informasi lebih luas.
 Evaluation of Internal Controls. Salah satu cara untuk membuat evaluasi tersebut
adalah untuk mempersiapkan matriks pengendalian internal dan untuk menguraikan
pengamatan penting, risiko, standar iklan kontrol yang berhubungan dengan pengamatan
dan risiko tertentu.
 Risk Reassesment. Pada akhir deskripsi, analisis, dan evaluasi pengendalian internal,
auditor menentukan perubahan yang diperlukan dalam tujuan atau ruang lingkup audit.
Step 5—Expanded Testing
Jika auditor memutuskan untuk melakukan pekerjaan audit diperluas, itu diuraikan dalam
program audit sebagai tambahan untuk program audit pendahuluan.
Jika pekerjaan audit tambahan dibenarkan, tugas-tugas berikut ini diperlukan:
 Memperluas program audit yang diperlukan dan menentukan staf yang diperlukan
dan sumber daya lainnya.
 Menyiapkan garis topikal awal dari laporan tertulis, atau merevisi garis awal di mana
satu telah disusun selama persiapan audit.
 Melakukan tes tambahan.
Step 6 – Finding and Recommendations

Penemuan auditor termasuk kondisi observasi yang sebenarnya, kriteria oleh kondisi yang dievaluasi,
efek (risiko) efek terkait dengan mengamati masalah, dan penyebab masalah. Rekomendasi ada empat
bentuk:

a. Tidak mengubah sistem pengendalian.


b. Memperbaiki pengendalian baik memodifikasi pengendalian atau menambahkan satu yang
baru.
c. Auditor merekomendasikan menambahkan asuransi antuk menutupi risiko tertentu.
d. Auditor merekomendasi perubahan yang diperlukan.

Step 7 – Reporting

Banyak auditor yang menganggap laporan audit adalah “produk”. Mereka menganggap proses audit
dibuat untuk memproduksi produk tersebut. Juga, reputasi auditor internal kebanyakan berdasarkan
laporan audit karena itu merupakan satu-satunya presentasi resmi dari keahlian profesional dan
kinerjanya. Laporan tersebut mengandung penjelasan dari audit objectives, scope, general procedures,
finding, dan recommendations.

Step 8 – Follow-Up

Setelah auditor menyampaikan dan presentasi kepada auditee, dan auditee telah memberi respons,
proses audit selesai. Ada follow-up terhadap audit.
a. Top Management konsultasi dengan auditee untuk memutuskan jika, kapan, dan bagaimana
rekomendasi auditor akan ditindaklanjuti.
b. Tindakan auditee terhadap keputusan tersebut.
c. Auditor, setelah menunggu waktu setelah selesai mengaudit, periksa kembali dengan auditee
untuk melihat apakah tindakan korektif telah dilakukan dan hasil yang diinginkan telah
tercapai, atau manajemen dan dewan menerima tanggung jawab dengan tidak mengambil
tindakan korektif.

Beberapa auditor menganggap bahwa semua pekerjaan follow-up harus dilakukan oleh manajemen
eksekutif dalam konjungsi dengan auditee.

Step 9 – Evaluation of The Audit

Aktivitas terakhir berhubungan dengan audit adalah evaluasi yang dibuat oleh auditor sendiri.
Pemimpin tim, ditugaskan manajer, dan direktur audit sering menentukan adanya gong concern,
termasuk seberapa efektif audit, bagaimana akan bekerja lebih baik, dan bagaimana audit dimasa yang
akan datang akan diuntungkan dari yang baru saja diselesaikan. Laporan kinerja selesai di staf auditor
dan pemimpin tim. Tidak ada audit yang selesai sampai total proses selesai.

B Secara khusus survey pendahuluan, langkah apa saja yg ditempuh dan pemahaman setiap
langkah termasuk pengendalian internal. Perluasan pengujian, maknanya, risikonya, program
untuk ini dan kriteria untuk perluasan pengujian
Langkah Dasar Survei Pendahuluan
Auditor sebaiknya melakukan survey dengan delapan langkah dasar;
1. Melakukan Studi Awal
Studi awal yang dilakukan auditor mencakup penelaahan atas kertas kerjatahun sebelumnya,
temuan audit, bagan organisasi dan dokumen lain yangakan membantu untuk lebih memahami subjek
audit. Studi awal dilakukandikator pusat, meskipun banyak auditor internal saat ini dapat
mengaksesinformasi secara elektronik dari lokasi yang jauh. Kertas kerja penugasan sebelumya dapat
menunjukkan pendekatan yang dilakukan auditor lain ataspenugas tersebut, meskipun pendekatan ini
mingkin tidak lagi layak atau tidakdiinginkan untuk di audit tahun ini.

2. Pendokumentasian
Pendokumentasian mencakup beberapa langkah yang akan mengarah padapertemuan awal antara
auditor dengan manajer klien. Pembuatan daftarpengingat dan daftar isi awal untuk kertas kerja
merupakan beberapa hal yangdilakukan saat pendokumentasian. Auditor juga membuat kuesioner yang
akandigunakan dalam wawancara dan diskusi dengan manajer klien dan lainnya.

3. Bertemu Klien
Pertemuan auditor dengan manajer klien member peluang bagi auditor
untukmenjelaskan tujuan dan pendekatan audit yang akan dilakukan. Dalambeberapa situasi, auditor
justru ingn membahas keseluruhan peran auditinternal dan organisasi. Dalam pembahasan dengan
manajer dan supervisor,auditor menjelaskan tujuan, sasaran dan standar operasi serta resikobawaannya.
Auditor juga ingin mengenali gaya manajemen yang diterapkan.

4. Mendapatkan Informasi melalui :
Wawancara : Wawancara yang sukses didasarkan pada penerapan saksamaenam langkah penting;
persiapan, penjadwalan, pembukaan, pelaksanaan,penutupan dan pencatatan.Mengumpulkan bahan
bukti : Survei pendahuluan akan berlangsung lancer dansistematis jika auditor internal memiliki
pandangan yang jelas mengenai apa yang  ingin dicapai. Dalam kebanyakan audit informasi 
penting dapat diklasifikasikan ke dalam empat fungsi dasar manajemen;Perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan dan control.

5. Pengamatan
Pengamatan dalam arti umum terus dilakukan selama survey pendahuluan.Melalui pengamatan yang
gigih dan Tanya jawab yang cerdas, auditor internalmampu untuk;
· Menemukan tujuan, sasaran dan standar
· Menilai control untuk mencapai tujuan-tujuan ini.
· Mengevaluasi risiko
· Menetukan control untuk meminimalkan risiko
· Membuat penentuan risiko secara sistematik
· Menilai gaya manajemen

6. Penentuan Resiko
7.Pembuatan Bagan Alir (Flowchart)
Bagan Alir memotret suatu proses. Meskipun pembuatan bagan alir mencakuphal-hal yang berkaitan
dengan ilmu pengetahuan dan seni, namun umumnyalebih bersifat seni. Pembuangan bagan alir yang
formal seharusnyadistandardisasi dalam departemen audit. Semua auditor harus menggunakanbentuk
yang sama dan mengikuti instruksi dasar yang sama. Tidak semuabagan alir terperinci, formal atau
ektensif.

8. Pelaporan.
Selama penelaahan hasil-hasil survey dengan manajemen, pelaporan temuanpositif dan negative bias
jadi kondusif bagi hubungan auditor-klien.Estimasiawal untuk waktu dan kebutuhan sumber daya harus
dilakukan, bersamadengan target tanggal pekerjaan lapangan dan fase pelaporan audit

 Pengujian Yang Diperluas


Secara teknis, pekerjaan lapangan merupakan upaya untuk memperoleh informasi tambahan/informasi
yang lebih lengkap guna memberikan keyakinan yang lebih baik dalam penarikan kesimpulan atas hasil
auditnya. Oleh karena itu, pekerjaan lapangan ini merupakan proses pengujian yang diperluas
(expanded testing).
Pengujian yang diperluas tersebut dapat dilakukan dengan cara :
(1) Melakukan pengujian/pemeriksaan yang lebih rinci atas bukti audit yang sebelumnya telah
diperoleh.
(2) Menambah jumlah item yang sebelumnya telah diuji/diperiksa.
(3) Menambah ruang lingkup pengujian berdasarkan bukti audit tertentu/spesifik yang sebelumnya
telah diperoleh.

 Risiko
Risiko adalah ketidak pastian yang dihadapi oleh organisasi dalam mencapai tujuannya. Risiko
juga bisa dipandang sebagai potensi terjadinya kondisi-kondisi atau kejadian-kejadian yang dapat
menghambat organisasi untuk mencapai tujuannya. Berkaitan dengan audit, ada dua jenis risiko yaitu
risiko organisasi dan risiko audit. Risiko organisasi adalah potensi terjadinya kondisi-kondisi atau
kejadian-kejadian yang dihadapi oleh organisasi dalam mencapai tujuannya, sedangkan risiko audit
adalah risiko yang dihadapi oleh auditor yang menyebabkan audit tidak mencapai tujuannya.

Risiko Audit adalah istilah yang umum digunakan dalam kaitannya dengan audit atas laporan
keuangan suatu entitas. ”Tujuan utama dari audit tersebut adalah untuk memberikan suatu tindakan
untuk berpendapat, apakah atau tidak laporan keuangan yang diaudit menyajikan secara wajar
keuntungan keuangan, posisi / rugi dan arus kas entitas. Risiko Audit adalah risiko auditor memberikan
pendapat yang tidak pantas atas laporan keuangan, terutama ketika laporan keuangan tersebut
mengandung salah saji material.

 Kriteria pengujian yang diperluas :


1)      Bersifat langsung, artinya pengujian tersebut harus berkenaan langsung dengan risiko yang
sedang diuji/diperiksa.
2)      Efisien, artinya pengujian yang dilakukan mempertimbangkan faktor tambahan waktu dan biaya
yang harus seimbang dengan manfaatnya.
3)      Fisibel, artinya memungkinkan untuk dilaksanakan berdasarkan kemampuan auditor dan atau
konsultan yang ditugaskan (untuk memberikan asistensi).

C Pemahaman pentingnya posisi audit internal dalam organisasi, manfaat berbagai struktur
organisasi untuk fungsi audit internal, termasuk identifikasi peran dan tanggung jawab posisi
kunci dalam fungsi audit internal.
PENTINGNYA POSISI AI
Fungsi audit internal ditempatkan pada tingkat manajemen senior, memberikan fungsi visibilitas,
otoritas, dan tanggung jawab untuk secara bebas mengevaluasi penilaian manajemen sistem organisasi
pengendalian internal, dan menilai kemampuan organisasi untuk mencapai tujuan bisnis dan
mengelola, memantau, dan mengurangi risiko yang terkait dengan pencapaian tujuan tersebut.

MANFAAT BERBAGAI STRUKTUR ORGANISASI UNTUK FUNGSI AI


 Staf auditor/IT staf auditor
 Bertanggung jawab untuk melakukan perkerjaan lapangan dalam bidang keuangan,
operasional, penyesuaian dan manajemen sistem informasi.
 Tujuannya untuk menentukan akurasi dari laporan keuangan, keefektifan bisnis,
kesesuaian dengan kebijakan, prosedur, hukum, dan peraturan yang ada.
 Audit manager/IT audit manager
 Mengawasi dan mengelola perjanjian dengan skedul audit yang ada
 Direktur audit/IT direktur audit
Selain tanggung jawab di atas, tugas direktur audit:
 Membantu pengembangan keseluruhan perencanaan dan strategi internal audit
 Mengawasi audit manajer
 Memperkerjakan dan memecat anggota audit
 CAE
Mengembangkan, mengarahkan, mengorganisasi, mengawasi, merencanakan, dan mengelola rencana
dan anggaran audit internal yang telah disetujui oleh komite audit dengan tujuan menentukan akurasi
dari laporan keuangan, keefektifan bisnis, kesesuaian dengan kebijakan, prosedur, hukum, dan
peraturan yang ada

D. Memahami bukti audit dan prosedur untuk menghimpunnya serta pemahaman berbagai
jenis bukti serta berbagai pemahaman berbagai jenis bukti audit internal tersebut, termasuk
kertas kerja, isi dan tujuan kertas kerja

Makna bukti audit : Bukti Audit merupakan segala informasi yang mendukung angka - angka atau
informasi lain yang disajikan dalam laporan keuangan, yang dapat digunakan oleh auditor sebagai
dasar untuk menyatakan pendapatnya. Bukti audit yang mendukung laporan keuangan terdiri dari data
akuntansi dan semua informasi penguat (corroborating information) yang tersedia bagi auditor.

Prosedur Bukti Audit


Prosedur audit adalah instruksi rinci untuk mengumpulkan tipe bukti audit tertentu yang harus
diperoleh pada saat tertentu dalam audit. Adapun prosedur audit yang biasa dilakukan oleh auditor
meliputi:
1. Inspeksi
Merupakan pemeriksaan secara rinci terhadap dokumen dan kondisi fisik sesuatu
2. Pengamatan (observation)
Pengamatan atau observasi merupakan prosedur audit untuk melihat dan menyaksikan suatu
kegiatan.
3. Permintaan Keterangan (enquiry)
Merupakan prosedur audit yang dilakukan dengan meminta keterangan secara lisan.
4. Konfirmasi
Konfirmasi merupakan bentukpenyelidikan yang memungkinkan auditor memperoleh
informasi secara langsung dari pihak ketiga yang bebas.
5. Penelusuran (tracing)
Penelusuran terutama dilakukan pada bahan bukti dokumenter. Dimana dilakukan mulai dari
data awal direkamnya dokumen, yang dilanjutkan dengan pelacakan pengolahan data-data
tersebut dalam proses akuntansif.    Pemeriksaan bukti pendukung (vouching).
6. Pemeriksaan bukti pendukung (vouching) merupakan prosedur audit yang meliputi; Inspeksi
terhadap dokumen-dokumen yang mendukung suatu transaksi atau data keuangan untuk
menetukan kewajaran dan kebenarannya. Pembandingan dokumen tersebut dengan catatan
akuntansi yang berkaitan
7. Perhitungan (counting)
Prosedur audit ini meliputi perhitungan fisik terhadap sumberdaya berwujud seperti kas atau
sediaan tangan, pertangungjawaban semua formulir bernomor urut tercetak.
8. Scanning
Scanning merupakan penelaahan secara cepat terhadap dokumen, cacatan, dan daftar untuk
mendeteksi unsur-unsur yang tampak tidak biasa yang memerlukan penyelidikan lebih
mendalam.
9. Pelaksanaan ulang (reperforming)
Prosedur audit ini merupakan pengulangan aktivitas yang dilaksanakan oleh klien.
10. Computer-assisted audit techniques
Apabila catatan akuntansi dilaksanakan dalam media elektronik maka auditor perlu
menggunakan Computer-assisted audit techniques dalam menggunakan berbagai prosedur
audit di atas.

Jenis jenis bukti Audit :


1) Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik adalah suatu pemeriksaan langsung atas aset yang berwujud, seperti :
persediaan barang, uang kas, kertas berharga ; seperti saham, wesel tagih, aset tetap
berwujud ; seperti bangunan, mesin, kendaraan dan peralatan kantor. Pemeriksaan fisik adalah
untuk memeriksa kuantitas, deskripsi, kondisi dan kualitas dari aset yang diperiksa. Dalam
pemeriksaan fisik ini indera yang digunakan dapat lebih dari satu indera dari panca indera
yang kita miliki.

2) Konfirmasi
Konfirmasi adalah jawaban atas permintaan auditor baik tertulis maupun lisan mengenai
keakuratan suatu informasi dari pihak ketiga yang independen (sebaiknya tertulis). Jawaban
tersebut seyogyanya langsung disampaikan kepada auditor. Proses konfirmasi adalah sebagai
berikut :

1)   Informasi dikirimkan ke pihak ketiga yang independen.


2)   Pihak ketiga memeriksa akurasi informasi tersebut
3)   Pihak ketiga langsung mengirimkan hasil pemeriksaannya kepada auditor.
3) Prosedur Analiis
Prosedur analitis menggunakan perbandingan - perbandingan dan hubungan - hubungan untuk
mengetahui apakah suatu angka atau data merupakan angka atau data yang logis.

4) Dokumen
Menurut sumbernya, bukti dokumenter dapat dibagi menjadi 2 golongan, yaitu :
a) Bukti dokumenter yang dibuat oleh pihak luar yang independen yang dikirimkan
langsung kepada auditor, misalnya konfirmasi yang merupakan penerimaan jawaban
tertulis dari pihak yang independen di luar klien yang berisi verifikasi ketelitian yang
diminta oleh auditor.
b) Bukti dokumenter yang dibuat oleh pihak luar yang independen yang disimpan
dalam arsip klien, misalnya rekening koran bank, faktur dari penjual, order
pembelian dari pelanggan, dan lain - lain. e.          Tanya Jawab (wawancara,
interview, Inquiries)
5) Tanya jawab
Dapat dilakukan secara lisan maupun tertulis. Tanya jawab dilakukan kepada personil atau
pihak perusahaan. Apa saja yang kurang jelas, boleh ditanyakan kepada pihak perusahaan,
misalnya mengenai metode pencatatan, proses produksi, proses pembayaran gaji/upah dan
sebagainya.
6) Observasi
Observasi adalah penggunaan penglihatan dan indera lain untuk menilai atau memeriksa
kegiatan – kegiatan tertentu, misalnya jika di catatan kepegawaian ada 15 personil di bagian
akuntansi, auditor dapat berkunjung ke bagian akuntansi untuk melihat apakah ada 15 orang
yang bekerja di bagian akuntansi.

7) Pengerjaan Kembali
Pengerjaan kembali adalah mengulangi apa yang telah dilakukan atas suatu data atau
informasi.
8) Bukti dari spesialis
Spesialis adalah seorang yang memiliki keahlian atau pengetahuan khusus dalam bidang
selain akuntansi dan auditing, misalnya pengacara, insinyur, geologist, ahli teknik dan lain –
lain. Pada umumnya spesialis yang digunakan auditor bukan orang yang mempunyai
hubungan dengan klien. Auditor harus membuat surat perjanjian kerja dengan spesialis, tetapi
tidak boleh menerima begitu saja hasil – hasil penemuan spesialis tersebut.
KERTAS KERJA :
Kertas kerja adalah catatan-catatan yang diselenggarakan oleh auditor mengenai prosedur audit yang
ditempuhnya, pengujian yang dilakukannya, informasi yang diperolehnya, dan simpulan yang
dibuatnya sehubungan dengan auditnya

Tujuan pembuatan kertas kerja :


a) Mendukung pendapat auditor atas laporan keuangan auditan.
b) Menguatkan simpulan-simpulan auditor dan kompetensi auditnya.
c) Mengkordinasi dan mengorganisasikan tahap audit.
d) Memberikan perdoman dalam audit berikutnya
Isi kertas kerja :
Kertas Kerja biasanya berisi dokumentai yang memperlihatkan:
1) Telah dilaksanakan standar pekerjaan lapangan pertama yaitu pemeriksaan telah direncanakan dan
disupervisi dengan baik.
2) Telah dilaksanakannya standar pekerjaan lapangan kedua yaitu pemahaman memadai atas
pengendalian intern telah diperoleh untuk merencanakan audit dan menentukan sifat, saat, dan lingkup
pengujian yang telah dilakukan.
3) Telah dilaksanakannya standar pekerjaan lapangan ketiga yaitu bukti audit telah diperoleh, prosedur
audit telah ditetapkan, dan pengujian telah dilaksanakan , yang memberikan bukti kompeten yang
cukup sebagai dasar memadai untuk menyatakan pendapat atas laporan keuangan auditan

E Penugasan asurans, bagaimana tujuan penugasan ini berdampak pada tujuan audit, serta
menentukan tujuan dan cakupan audit. Pertimbangan sumber-sumber yang harus dievaluasi
untuk menentukan staf dan skedul penugasan
1) Penugasan asurans
Penugasan asurans pemeriksaan obyektif bukti untuk tujuan memberikan tata kelola
independen, manajemen risiko, dan proses kontrol bagi organisasi.
2) Tujuan penugasan ini berdampak pada tujuan audit, serta menentukan tujuan dan
cakupan audit.
 Penugasan diidentifikasi dalam rencana audit internal karena risiko yang melekat
diidentifikasi selama proses penilaian risiko bisnis, risiko terdeteksi terakhir kali
daerah itu diaudit, dan faktor-faktor lain yang relevan.
 Penugasan merupakan bagian dari kebutuhan tahunan untuk mengevaluasi sistem
organisasi pengendalian internal untuk tujuan pelaporan eksternal, seperti as
sarbanes-oxley act of 2002 section 404 persyaratan dalam undang-undang pelaporan
keuangan serupa di negara lain amerika serikat dan.
 Sebuah peristiwa baru-baru ini (misalnya, bencana alam, penipuan, atau
kebangkrutan pelanggan) telah menguji proses di bawah kondisi yang tidak biasa dan
manajemen menginginkan “post mortem” untuk menentukan di mana proses itu
efektif dan mana itu tidak.
 Perubahan dalam bisnis atau industri membutuhkan modifikasi segera untuk proses
dan manajemen menginginkan validasi cepat yang modifikasi ini seperti ditampilkan
harus dirancang secara tepat untuk mengatasi perubahan.
3) Pertimbangan sumber-sumber yang harus dievaluasi untuk menentukan staf dan
skedul penugasan
 Kebijakan yang berkaitan dengan proses.
 Prosedur manual.
 Bagan organisasi atau informasi yang serupa menguraikan jumlah karyawan dan
hubungan pelaporan kunci.
 Deskripsi pekerjaan bagi orang-orang yang terlibat dalam proses.
 Peta proses atau flowchart yang menggambarkan aliran keseluruhan proses.
 Deskripsi narasi dari tugas utama atau bagian dari proses.
 Salinan kontrak kunci dengan pelanggan, vendor, mitra melakukan outsourcing, dll
 Informasi yang relevan mengenai hukum dan peraturan yang mempengaruhi proses.
 Dokumentasi lainnya yang banyak telah dikembangkan untuk mendukung pelaporan
yang diperlukan pada efektivitas sistem pengendalian internal.

F Pemahaman perbedaan key control dan yg bukan key control dalam rangka penugasab
asurans, dan bagaimana mengevaluasi kememadaian pengendalian tingkat proses, dokumentasi
pengendalian
Perbedaan key control dengan bukan key kontrol dalam rangka penugasan asurans....?
1. key input
a. Dokumen atau komunikasi dari sumber luar (misalnya faktur atau cek)
b. Keluaran dari proses atau subproses lainnya
c. Informasi dari sumber luar
d. Data dari sistem internal
2. key step in the process
a. Tugas yang menangani, memeriksa, mengubah, atau memantau input
b. Analisis yang dihitung
c. Keputusan atau keputusan yang dibuat
d. Aplikasi komputer yang diperbarui
e. Dokumen atau informasi baru yang dibuat
F. Individu utama yang melakukan tugas
g. Waktu berlalu untuk tugas atau kelompok tugas
3. key output
a. Dokumen yang akan dikirim ke pihak luar (misalnya, tagihan, cek, atau pernyataan)
b. Laporan untuk penggunaan internal
c. Input ke proses atau subproses lain
d. Data yang akan disimpan secara elektronik
e. Hard copy dokumentasi disimpan secara internal

Sedangkan key kontrol ini sendiri adalah :


Key control – sebuah aktifitas yang dirancang untuk mengurangi risiko terkait dengan tujuan
bisnis yang penting. Untuk melakukan hal ini, sangat penting untuk memahami berbagai macam tipe
control yang mungkin saja merupakan key control pada tingkatan proses yang dijalankan. Beberapa
contoh control yang telah dijalankan :
1. Approving – memerlukan otorisasi saat melakukan transaksi.
2. Calculating – menghitung atau melakukan penghitungan kembali atas hasil dari suatu data.
3. Documenting – terkait dengan menjaga sumber informasi atau mendokumentasikan
pertimbangan keputusan.
4. Examining – melakukan verifikasi.
5. Matching – melakukan perbandingan dari dua atribut yang berbeda.
6. Monitoring – melakukan pemeriksaan untuk memastikan kegiatan yang dilaksanakan.
7. Restricting – tidak mengijinkan melakukan tindakan terlarang.
8. Segregating – memisahkan pelaksana pekerjaan untuk menghindari tindakan yang tidak
diinginkan.
9. Supervising – melakukan pengawasan untuk memastikan kegiatan dilaksanakan sesuai dengan
rencana.
Hal-hal penting dalam menetapkan key control :
1. Internal auditor harus memiliki pemahama yang jelas mengenai proses pencapaian tujuan.
2. Konsekuensi dari kurangnya control harus dievaluasi.
3. Control tambahan harus dilakukan apabila ada indikasi kegiatan tidak dijalankan sesuai key
control.
4. Efek dari suatu control terhadap control lainnya harus dipertimbangkan.
5. Dampak dari control entitas juga harus dipertimbangkan.
6. Control yang berlebihan,atau sesuatu yang tidak efektif harus diubah atau dihilangkan.

B. Dan bagaimana mengevaluasi kememadaian pengendalian tingkat proses ?


Sebelum memulai proses risk assessment formal, penting untuk mengevaluasi potensi skenario
fraud dalam proses, yang meliputi 3 langkah:
1) Mengidentifikasi potensi skenario fraud. Ex: brainstorming.
2) Memahami potensi dampak fraud.
3) Menentukan apakah akan dilaukan pengujian untuk risiko fraud spesifik.
Tidak dimaksudakn untuk mengidentifikasi terjadinya fraud, tapi mengevaluasi kemungkinan
terjadinya skenario fraud.

D. DOKUMENTASI PENGENDALIAN ?
Dokumentasi alur proses akan memudahkan review kertas kerja oleh supervisor internal auditor atau
yang lainya. Bentuk yang paling umum: Flowchart (High-level atau detail) dan narrative memoranda.
1) Process map – Menggambarkan luasnya input, aktivitas, workflow, dan hubunganya dengan
proses dan output lain. Framework untuk memahami aktivitas dan subproses.
Proses map berguna pada level bisnis, seddangkan flowchart dan hybrid documentation pada
detail proses.
2) Flowchart – mencakup tambahan informasi, biasanya menggambarkan sistem komputer dan
aplikasi, alur dokumen, detail risiko dan pengendalian, langkah manual atau otomatis, waktu
yang dibutuhkan daalam proses, pelaksana langkah kunci, dan informasi tambahan lain yang
dibutuhkan untuk membantu pereviu memahami proses dan alurnya.
High-level flowchart:
- Menggambarkan luasnya input, tugas, alur kerja, dan output.
- Membantu pereviu memahami keseluruhan proses, sistem, laporan, dan hubunganya
dengan proses dan subproses lain.
- Biasanya digambarkan seperti process map, dengan informasi yang ditambahkan.
Detailed Flowchart:
- Mendokumentasikan secara lebih spesifik input, tugas, actions, sistem, keputusan, dan
output.
- Contoh, dapat memasukan semua atau beberapa informasi berikut :Key risk, key
control, indiviudal/position performing, timing, elapsed time.
3) Narrative memoranda – Memberikan informasi tentang alur proses hanya menggunakan
kata tulis. Biasanya digabungkan dengan flowchart untuk membuat dokumentasi bentuk
hybrid.
Situasi yang tepat untuk menggunakan narrative memoranda:
- Prosesnya simpel, gambaran visual tidak bernilai penting.
- Langkahnya rumit, sulit untuk mendeskripsikan secara efektif dalam ruang yang
terbatas yang ada pada simbol2 flowchart.
- Process owner request.
- Lebih efisien dalam mendokumentasikan proses.

G. Komunikasi penugasan asurans: kriteria menentukan asersi manajemen, elemen observasi


dan rekomendasi (5 kondisi temuan) bentuk komunikasi serta kualitasnya, termasuk monitoring
dan follow up
KRITERIA MENENTUKAN ASERSI MANAJEMEN
Asersi tentang keberadaan atau keterjadian berhubungan dengan apakah aktiva atau uang entitas
ada pada tanggal tertentu dan apakah transaksi yang dicatat telah terjadi selama periode tertentu.
Asersi tentang kelengkapan berhubungan dengan apakah semua transaksi dan akun yang seharusnya
disajikan dalam laporan keuangan telah dicantumkan di dalamnya.
Asersi tentang hak dan kewajiban berhubungan dengan apakah aktiva merupakan hak entitas dan
utang merupakan kewajiban perusahaan pada tanggal tertentu.
Asersi tentang penilaian atau alokasi berhubungan dengan apakah komponen-komponen aktiva,
kewajiban, pendapatan dan biaya sudah dicantumkan dalam laporan keuangan pada jumlah yang
semestinya.
Asersi tentang penyajian dan pengungkapan berhubungan dengan apakah komponen-komponen
tertentu laporan keuangan diklasifikasikan, dijelaskan, dan diungkapkan semestinya.

ELEMEN OBSERVASI DAN REKOMENDASI


 Kriteria : Sebuah Standar, tindakan, atau harapan yang digunakan dalam membuat evaluasi dan /
atau verifikasi (negara yang benar).
 Kondisi : Bukti faktual bahwa auditor internal ditemukan dalam proses pemeriksaan (pada suatu
keadaan).
 Penyebab : Alasan perbedaan antara kondisi yang diharapkan dan fakta
 Pengaruh : Risiko atau paparan organisasi dan / atau orang lain akan menghadapinya karena
kondisinya yang tidak konsisten dengan kriteria (dampak perbedaan). Dalam menentukan
tingkat risiko atau paparan, auditor internal mempertimbangkan efek observasi penugasan
mereka dan rekomendasi tersebut terhadap operasi organisasi dan laporan keuangan.

 Observasi dan rekomendasi dapat mencakup (auditee) prestasi, isu-isu terkait, dan informasi
yang mendukung.

Kriteria, kondisi, penyebab, efek, dan rekomendasi dibahas secara lebih rinci di bawah ini.
1. Kriteria
Kriteria akan memaparkan apa yang seharusnya terjadi. Komponen observasi mengidentifikasi
standar kinerja yang harus dicapai. Kriteria mungkin sudah diuraikan dalam kebijakan, prosedur,
hukum, peraturan, dll., Atau mungkin perlu ditentukan oleh auditor internal berdasarkan standar
yang wajar untuk pencapaian tujuan organisasi.
2. Kondisi (Fakta)
Kondisi ini menggambarkan kontrol karena mereka ada dan berfungsi pada saat audit atau
evaluasi. Ini menggambarkan apa yang ditemukan melalui pengujian. Ini adalah jantung dari
observasi keterlibatan dan harus didukung oleh bukti-bukti yang sesuai (relevan dan dapat
diandalkan) yang cukup dan informasi.
3. Penyebab
Penyebab menjelaskan apa yang memungkinkan kondisi tersebut ada. Penyebabnya menjelaskan
unsur-unsur proses manajemen yang baik tidak ada atau yang gagal, sehingga memungkinkan
kondisi terjadi. Ini merupakan komponen penting karena kecuali diketahui, rekomendasi atau
tindakan perbaikan tidak mungkin, sehingga memungkinkan terulangnya kondisi.
4. Pengaruh
Pengaruh menjelaskan konsekuensi (baik masa lalu dan masa depan mungkin) dari observasi. Ini
menjelaskan apa yang dilakukan atau bisa terjadi sebagai akibat dari kondisi yang tidak
memenuhi kriteria (dengan kata lain, konsekuensi yang merugikan). Komponen ini diperlukan
untuk meyakinkan manajemen bahwa tindakan perbaikan yang diperlukan. Bila mungkin,
komponen ini harus diukur dengan menunjukkan jumlah dolar paparan, jumlah kejadian, dll
5. Rincian Rekomendasi
Rekomendasi menawarkan saran tentang bagaimana cara untuk memperbaiki kondisi tersebut. Ini
menggambarkan jalannya tindakan manajemen yang harus mempertimbangkan untuk
memperbaiki kondisi dan menghilangkan efek negatifnya. Tindakan yang direkomendasikan
harus mengatasi kondisi dan harus mencakup langkah-langkah untuk mencegah terulangnya
kembali.
Komunikasi penugasan akhir jaminan memastikan fungsi audit internal memenuhi kewajiban sebagai
berikut:

 Komunikasi tepat waktu, informasi yang berkaitan dengan manajemen mengenai kekurangan
pengendalian (kurangnya kecukupan desain atau efektivitas operasi), kekuatan dalam
pengendalian, peluang untuk memaksimalkan pemanfaatan sumber daya atau mengurangi biaya,
dan daerah untuk meningkatkan produktivitas atau efisiensi.
 Lingkup dokumen, kesimpulan, observasi, rekomendasi, dan menghasilkan rencana kegiatan
pengelolaan penugasan.
 Menjadi bagian dari catatan permanen dari pekerjaan yang dilakukan selama penugasan dan hasil
penugasan itu.

Sebuah komunikasi akhir dirancang dengan baik harus mencakup:

 Tujuan dan ruang lingkup penugasan – (yaitu, apa penugasan itu dimaksudkan untuk dicapai) dan
ruang lingkup penugasan.
 Waktu penugasan – Periode operasi termasuk dalam ruang lingkup penugasan biasanya pada
waktu tertentu atau untuk jangka waktu.
 Observasi seperti yang dipersyaratkan oleh proses evaluasi dan eskalasi.
 Kesimpulan penugasan dan rating (jika ada) penilaian fungsi audit internal dari kecukupan desain
dan efektivitas operasi pengendalian daerah itu tunduk audit, selain rating internal fungsi audit
daerah jika sistem rating yang digunakan.

Kualitas Komunikasi

Standar 2420: Kualitas Komunikasi menyatakan bahwa “komunikasi harus akurat, objektif, jelas,
singkat, berguna, lengkap, dan tepat waktu.” Interpretasi Standar 2420 mendefinisikan istilah-istilah ini
sebagai berikut:
 Akurat yaitu bebas dari kesalahan dan didasarkan pada fakta-fakta yang mendasari.
 Objektif yaitu adil, tidak memihak, dan berisi hasil penilaian yang adil dan seimbang dari semua
fakta dan keadaan yang relevan.
 Jelas yaitu yang mudah dipahami dan logis, terhindar dari bahasa teknis yang tidak perlu dan
memberikan semua informasi yang signifikan dan relevan.
 Singkat yaitu terhindar dari uraian panjang lebar yang tidak perlu, rincian yang berlebihan, dan
pengulangan kata.
 Berguna (Constructive) yang diperlukan untuk membantu penugasan klien dan organisasi.
 Lengkap yaitu mencakup semua informasi yang signifikan dan relevan untuk mendukung
rekomendasi dan pengambilan kesimpulan.
 Tepat waktu yaitu memungkinkan manajemen untuk mengambil tindakan korektif yang tepat dan
dalam waktu yang tepat.
H Perbedaan penugasan asurans dan konsultasi, penugasan campuran serta berbagai jenis jasa
konsultasi. Proses advisory service, serta manfaat organisasi jika audit internal menyediakan
jasa konsultasi
Perbedaan jasa konsultasi dan asurans
Jasa Konsultasi: memberikan nasihat dengan hal-hal yang berhubungan dengan aktivitas klien,
lingkupnya berdasarkanpersetujuan dengan klien, untuk menambah nilai dan meningkatkan tata kelola
organisasi, manajemen risiko, dan proses pengendalian tanpa mengambil alih tanggungjawab
manajemen. Contohnya adalah konseling, pemberian nasihat, fasilitasi, training.
Jasa Assurance: Penilaian objektif dari bukti bukti yang ada dengan tujuan menyediakan penilaian
independen atas tata kelola, manajemen risiko, dan proses pengendalian. Contohnya finansial, kinerja,
kepatuhan, sistem keamanan, dan kontrak due diligence

Blended Engagement
Merupakan kontrak campuran antara consulting dan assurance.Internal auditor harus lebih hati-hati
karena ada kemungkinan lebih berkompromi dengan independensi. Namun meskipun kontraknya satu,
hasil atau outcomenya terpisah karena tujuan dan lingkupnya beda.

Jenis-jenis permintaan jasa konsultasi:


1. Kontrak yang diajukan saat proses penilaian risiko dan apabila teridentifikasi merupakan
prioritas maka akan dimasukkan dalam rencana audit tahunan
2. Kontrak yang spesifik dari manajemen (contoh: investigasi fraud, proyek, komite ad hoc,
reviu prosedur baru)
3. Kondisi baru atau ada perubahan yang memerlukan perhatian internal audit>> merupakan
peluang bagi internal audit untuk menambah nilai dengan memberikan pandangan pada
organisasi tentang area yang akan mengalami perubahan secara signifikan

Proses Advisory Consulting :

1. Planning the Advisory Consulting Engagement 


 Menentukan tujuan dan ruang lingkup engagement  (perjanjian) Langkah ini
dilakukan setelah advisory consulting diidentifikasi dan dijadwalkan.
 Menentukan persetujuan akhir tujuan dan ruang lingkup dari adanya consulting
 Memahami lingkungan terjadinya dan proses bisnis yang terkait
 Memahami risiko yang relevan
 Memahami pengendalian yang relevan (relevant controls) jika layak
 Mengevaluasi rancangan pengendalian, jika layak
 Menentukan pendekatan
Mengalokasikan sumber daya pada perjanjian

2. Performing Advisory Consulting Prosedur ini meliputi:


 Memahami isu manajemen terkait area dalam peninjauan kembali
 Melakukan analytical procedures
 Mereviu berbagai dokumentasi departemen, meliputi organization charts, aliran
proses(process flows), dan prosedur departemen
 Menggunakan teknik audit berbantu komputer (computer-assisted audit techniques)
 Memahami risiko kunci
 Memahami pengendalian dan menentukan pengendalian mana yang perlu diperbaiki
dan ditingkatkan
 Mengevaluasi efisiensi dari pengendalian yang adaAda beberapa prosedur yang
berdasarkan penjelasan di atas mungkin atau tidak mungkinditerapkan. Yaitu :
a. mengumpulkan dan mengevaluasi bukti
b. formulate advice

3. Communication dan Follow Up Prosedur ini meliputi:


 Menentukan sifat dan bentuk komunikasi
 Vet Advice dengan Klien
 Melakukan komunikasi pendahuluan dan sementara
 Mengembangkan komunikasi akhir
 Mendistribusikan komunikasi final
 Menjalankan monitoring dan follow up, jika diperlukan

Manfaat konsultasi bagi organisasi:

 Layanan konsultasi kepada dewan komisaris dan komite audit. Auditor internal harus terlatih dengan


baik dan berpengetahuan cukup untuk menyediakan layanan tersebut untuk
seluruh dewan komisaris dan seluruh dewan komite, terutama komite audit.
 Layanan konsultasi kepada manajemen.  Dalam memberikan layanan konsultasi untuk manajemen,
auditor internal menilai efisiensi, efektivitas, dan ekonomi dari kinerja manajerial. Untuk menjaga
independensi dan tujuan mereka, auditor internal harus memastikan mereka tidak masuk ke dalam
fungsi pengambilan keputusan manajemen dalam kegiatan konsultasi, dan harus menahan diri untuk
membuat keputusan atas nama manajemen.
 Layanan Pelatihan. Auditor internal harus berpengetahuan cukup untuk memberikan jasa pelatihan
Audit kepada semua anggota dalam organisasi mereka. Sebagai pelatihan organisasi dan
pendidikan ahli, auditor internal membawa lebih banyak kompetensi dan pengetahuan untuk seluruh
organisasi dan membantu semua anggota untuk melaksanakan tanggung jawab tugas mereka secara
efektif.

I Psikologi dan komunikasi audit


PSIKOLOGI DAN KOMUNIKASI AUDIT
 Psikologi berasal dari (psyche=jiwa; logos=ilmu)
 Psikologi adalah sebuah bidang ilmu pengetahuan dan ilmu terapan yang mempelajari
mengenai perilaku dan fungsi mental manusia secara ilmiah.
 Auditor perlu memahami psikologi agar
1). Dapat mengenal dan memahami diri sendiri dan orang lain mengenai sifat, sikap, motif
dan kepribadiannya.
2). Dapat memilih cara yg tepat untuk berkomunikasi.
3). Dapat bekerja sama secara harmonis dengan auditee, sehingga kegiatan audit berjalan
lancar
 Hal di atas perlu dipelajari, karena auditor internal memeriksa teman sendiri dalam satu
organisasi (berbeda dengan ex auditor, yang memeriksa orang /pihak lain).
 Auditor perlu memahami beberapa hal penting dalam berkomunikasi, sehingga
dapat mendukung keberhasilan dalam proses komunikasi yaitu:
Adanya saling kepercayaan antara auditor dengan auditee akan
Credibility
kemampuan professional masing-masing.
Berhubungan erat dengan situasi atau kondisi lingkungan dimana
Context
auditee berada.
Terdapat adanya pengertian/pemahaman auditee terhadap tugas
Content
auditor serta adanya kepuasaan kedua belah pihak.
Clarity Adanya kejelasan isi pesan dan tujuan audit yang hendak dicapai
Continuity and Komunikasi antara auditor dan auditee terjadi terus-menerus dan
Consistensy tidak bertentangan.
Capability of
Auditor hendaknya menyesuaikan dengan kemampuan auditee.
Audience
Channel of Media komunikasi, menggunakan yang sudah ada atau biasa.
Distribution Contoh : telpon, faximile, internet, dan lain-lain.

SUASANA PSIKOLOGI ADUIT YANG SESUAI :


1. Menjaga perilaku diri: sopan, hormat, halus tutur kata, simpati dan empati, jujur, tegas.
2. Menyesuaikan persepsi auditee
 Menghindari halo effect (kesan awal yang bias) & stereotyping (kesan yang
terbangun sejak lama)
 Memberi kesan pertama yang positif
 Menjaga kesan selevel dengan auditee (mengenalkan diri dengan pokok pembicaraan
yang sesuai tingkatan auditee)
3. Menghindari kesan mencari kesalahan
4. Menciptakan suasana yang menyenangkan (menggunakan kata yang positif, tidak
mengancam/menakut-nakuti, tidak mondar-mandir selama pemeriksaan/sambil bertanya).

KOMUNIKASI AUDIT YANG SESUAI :


Mengenal tipe kepribadian auditee (introvert, extravert atau ambivert?) & latar belakangnya.
A. Menggunakan lambang dan message yang sesuai dengan norma dan kepribadian auditee.
B. Menggunakan teknik wawancara yang baik:
1. Persiapkan kuisioner dan pem bukaan yang baik.
2. Hindari pertanyaan yang menuduh&memojokkan.
3. Hindari istilah teknis audit yang tidak dikenal auditee.
4. Cegah sikap defensif auditee dengan bersikap positif, mencari solusi bersama.
5. Batasi informasi yang berlebihan.
6. Menjadi pendengar yang baik.
7. Kenali namanya dan sebut sesering mungkin.
8. Hindari wawancara pada saat yang tidak sesuai (misalnya Jumat sore, menjelang
makan siang, sehari setelah sebelum libur).
9. Perhatikan tanda-tanda non-verbal bila auditee sudah jenuh.
10. Akhiri wawancara dengan baik (gunakan hubungan interpersonal).

SIKAP AUDITEE YANG TIDAK BERSAHABAT :


1). Manajemen klien tidak berkenan menghadiri pertemuan, mewakilkan pejabat yang lebih
rendah yang bukan kompetensi tugasnya
2). Manajemen klien mempertanyakan seluruh aktivitas audit sebagai sesuatu yang tidak berguna
dan terkadang menolak bekerja sama
3). Klien menuduh auditor mengganggu pekerjaannya
4). Klien menolak membahas temuan-temuan interim
5). Manajer klien memandang rendah temuan-temuan sebagai sesuatu yang tidak material
terhadap operasi klien
6). Klien menuduh auditor melakukan sesuatu yang tidak layak, namun menolak memberikan
bukti
7). Manajemen klien menolak mengikuti pertemuan akhir, namun mengirimkan wakil yang tidak
mampu memberikan komentar temuan

 Menghadapi Sikap Auditee Yang Tidak Bersahabat (Versi Sawyer):


1. Memilih waktu yang tepat
2. Jangan pernah mengambil posisi (pendapat) yang terkunci rapat
3. Jangan mengandalkan logika dari pemikiran (auditee) yang tertutup
4. Jangan pernah memojokkan diri anda pada posisi yang tidak dapat mundur dengan terhormat
5. Hindari penggunaan kekuatan dan gunakan persuasi
6. Sejak awal, cari titik (solusi) yang dapat disetujui bersama
7. Undang klien untuk menjelaskan posisi mereka
8. Lakukan usaha secara aktif untuk menempatkan diri Anda di dalam posisi mereka
9. Bantu mereka untuk pembenaran

 Contoh sikap tidak bersahabat:


1. Auditee sering membandingkan kesenioran dirinya dengan auditor, membandingkan
almamater, terkadang memberi jawaban yang berkonotasi menguji pengetahuan auditor yang
lebih yunior (jawaban atas pertanyaan proses kegiatan/produksi, penyusunan harga
pokok,metode akuntansi auditee,dll).
2. Untuk mengatasi hal tersebut, pada tahap awal, audit auditor yunior lebih baik melakukan
kegiatan audit yang umum dan mudah dikuasai (stock opname, cash opname, meneliti akun
tertentu; sambil mempelajari data dan meyakinkan diri untuk wawancara lebih lanjut).

PERAN FAKTOR PSIKOLOGI DALAM PRAKTEK AUDIT BAGI SEORANG AUDITOR


1. Penguasaan personal yakni ketrampilan untuk mengklarifikasi dan memahami visi orang, dan
mempunyai kesabaran dalam mencapai tujuan.
2. Ketrampilan membuat asumsi, generalisasi, gambaran atau kesan secara mendalam dalam
memahami kehidupan dan menentukan sikap yang harus diambil.
3. Ketrampilan dalam menciptakan visi bersama sehingga segala usaha menuju tujuan tersebut
tercapai.
4. Seorang auditor dapat menciptakan suasana nyaman dan aman sehingga secara psikologis
auditee tidak merasa terancam dalam memberikan segala sesuatu atau informasi yang akan
dibutuhkan dalam pelaksanaan proses audit.

Penyebab kegagalan dalam komunikasi sebagai berikut:

• Tidak mampu berbahasa dengan baik dan benar (hambatan semantis).


Komunikator • Awam mengenai pesan yang disampaikan.
• Diragukan kredibilitasnya, dan lain-lain.
Tidak menarik bagi komunikan atau tidak menyangkut kepentingan
Pesan
komunikan
Terkadang media yang dipakai tidak tepat, terdapat gangguan mekanik,
Media
gangguan suara/berisik.
Terjadi ketidakserasian secara sosiologis dan psikologis antara komunikan dan
Lingkungan
komunikator.

Anda mungkin juga menyukai