Laporan Praktek Pengelantangan Pemasakan Kain Rayon Viskosa
Laporan Praktek Pengelantangan Pemasakan Kain Rayon Viskosa
Disusun Oleh:
Apriandi Anjas Kesuma
154001
Serat rayon viskosa merupakan jenis serat buatan yang bahan bakunya berasal dari
alam, yakni dari kayu dengan kadar selulosa tinggi. Selulosa merupakan unsur utama dalam
serat rayon viskosa, sehingga sifat kimia serat rayon viskosa hampir sama dengan sifat kimia
dari serat selulosa lainnya seperti kapas. Serat rayon viskosa berasal dari polimer selulosa
dengan derajat polimerisasi minimal 1.000 yang diproses regenerasi menjadi polimer dengan
derajat polimerisasi sekitar 350. Struktur kimia selulosa dapat dilihat pada Gambar 1 di
bawah ini.
Molekul selulosa tidak selalu tersusun sejajar terhadap sumbu serat, tetapi pada
tempat-tempat lain terdapat rantai-rantai molekul selulosa yang susunannya tidak teratur dan
tidak sejajar terhadap sumbu serat, bagian ini akan membentuk sisi dan memberikan struktur
yang kurang kompak sehingga pada daerah ini molekul air akan mudah diserap. Pada daerah
ini disebut sebagai daerah amorf.
1. Sifat Kimia
Kerusakan kimia disebabkan oleh asam kuat, oksidator dan alkali pekat yang mengakibatkan
hidroselulosa dan oksiselulosa.
- Asam
Asam seperti H2SO4 dapat menyebabkan kerusakan serat selulosa karena terjadi reaksi
hidrolisa pada jembatan glukosida sehingga terjadi pemutusan rantai molekul selulosa.
Reaksi ini akan mengakibatkan pendeknya rantai molekul sehingga terjadi penurunan
kekuatan tarik. Pengaruh asam pada konsentrasi dan suhu rendah tidak menimbulkan
kerusakan asalkan segera dilakukan proses penetralan setelah pengerjaan selesai.
- Alkali
Pengerjaan dengan alkali lemah pada suhu tinggi akan mengakibatkan pemutusan rantai
molekul sehingga menurunkan kekuatan serat secara perlahan-lahan.
- Oksidator
Reaksi oksiselulosa disebabkan adanya oksidasi oleh oksidator seperti NaOCl. Oksidasi
dalam suasana asam tidak mengakibatkan pemutusan rantai, namun terjadi pembukaan rantai
cincin glukosa sehingga penurunan kekuatan tarik tidak terlalu besar.
2. Sifat Fisika
- Kekuatan tarik
Serat rayon viskosa mempunyai kekuatan tarik kering 2,6 g/denier, sedangkan kekuatan tarik
basahnya 1,4 g/denier. Kekuatan tarik serat rayon dapat diatur dengan cara pengaturan
penarikan pada proses stretching. Penurunan kekuatan tarik disebabkan oleh penggunaan
asam, alkali dan oksidator.
- Mulur
Mulur kering pada saat putus sekitar 15% dan mulur basahnya 25%. Mulur serat dipengaruhi
oleh penarikan, Semakin tinggi penarikan serat maka mulurnya akan semakin rendah, oleh
sebab itu setelah proses penarikan perlu dilakukan proses peregangan agar mulurnya tidak
terlalu rendah.
- Derajat putih
Serat rayon viskosa yang baik memiliki nilai derajat putih sebesar 70-75. Penurunan derajat
putih dapat disebabkan oleh adanya partikel pengotor pada serat, kadar belerang yang tinggi
dan pemanasan yang terlalu tinggi.
- Panas
Pemanasan diatas 175°C akan menyebabkan kerusakan karena serat menjadi berwarna
kuning.
- Morfologi
Pemasakan adalah merupakan bagian dari proses persiapan pencelupan dan pencapan.
Dengan proses pemasakan bagian dari komponen penyusun serat berupa minyak-minyak,
lemak, lilin, kotoran-kotoran yang larut dan kotoran-kotoran kain yang menempel pada
permukaan serat dapat dihilangkan. Apabila komponen-komponen tersebut dapat dihilangkan
maka proses selanjutnya seperti pengelantangan, pencelupan, pencapan dan sebagainya dapat
berhasil dengan baik.
Serat-serat alam seperti kapas, wol dan sutera Mengandung komponen banyak sekali dan
merupakan bagian serat yang tidak murni, komponen yang tidak murni ini perlu dihilangkan
dengan proses pemasakan, sedangkan pada serat buatan, kemurnian seratnya lebih tinggi
sehingga fungsi pemasakan dapat disamakan dengan pencucian biasa, untuk mengilangkan
kotoran-kotoran pada kain.
Zat-zat Pemasak
Pada dasarnya proses pemasakan serat-serat alam dilakukan dengan alkali seperti natrium
hidroksida (NaOH), natrium carbonat (Na2CO3) dan air kapur, campuran natrium carbonat
dan sabun, amoniak dan lain-lain. Sedangkan pemasakan serat buatan (sintetik) dapat
dilakukan dengan zat aktif permukaan yang bersifat sebagai pencuci (detergen).
Pada proses pemasakan bahan dari serat kapas terjadi hal-hal sebagai berikut :
- Mineral-mineral dilarutkan
- Kotoran-kotoran luar, sisa daun, sisa biji dapat dihilangkan secara mekanik pada mesin-
mesin tertentu dengan menggunakan alkali kuat.
III. Bahan Dan Peralatan Praktek
Bahan Alat
Kain Rayon Viskosa
Na2CO3 Timbangan
Squester-t Thermometer
Pembasah Beker Glass
Aquades Bunsen
Detergen Pengaduk
Pipet Gondok
IV. Resep
R1/Enzim
Na2CO3 : 3cc/l
Pembasah : 1cc/l
Squester-t :0,5g/l
Waktu : 60 menit
Temperatur : 85℃
Flot : 1:30
V. Perhitungan
R1/Enzim
BB :42,58 gr
Keb. Air : 42,58 x 20 =0,851L
Na2CO3 : 3cc/l x 0,851 =2,55 cc
Pembasah : 1cc/l x 0,851 =0,851 cc
Squester-t :0,5g/l x 0,851 =0,4255 cc
Waktu : 60 menit
Temperatur : 85℃
Flot : 1:30
R1/Enzim
Evaluasi
Pengkondisian
-% penurunan
Berat (Di lab : 2jam)
-Tes Kanji
IX. Hasil Peraktek
Tes Daya Serap
%Penurunan Berat
XI. Kesimpulan
Kotoran luar bisa dihilangkan dengan cara pemasakan menggunakan Na2CO3 dan
juga detergen
Menggunakan cara Na2CO3 menghasilkan kain yang lebih baik dibandingkan cara
Detergen