ISOLASI SOSIAL
Oleh :
2. Dedy Darmawan
TAHUN 2019
SAP
(SATUAN ACARA PENYULUHAN)
Pengorganisasian Tempat
Penyuluhan akan dilakukan di Ruang Pendaftaran Unit Rawat Jalan Rumah Sakit
Jiwa Daerah Atma Husada Mahakam Samarinda yang akan dihadiri oleh pengunjung ruang
pendaftaran.
Penyuluh Media
Pembimbing
puku
Tujuan Umum :
Setelah dilakukan penyuluhan tentang Isolasi Sosial dan Menarik Diri
diharapkan masyarakat umum dapat mengerti dan memahami hal-hal mengenai
Isolasi Sosial dan Menarik Diri serta penanganannya.
Tujuan Khusus :
Setelah dilakukan penyuluhan masyarakat umum dapat :
a. Mengerti dan memahami pengertian Isolasi Sosial dan Menarik Diri
b. Mengerti dan memahami penyebab Isolasi Sosial dan Menarik Diri
c. Memahami tanda dan gejala Isolasi Sosial dan Menarik Diri
d. Mengetahui penanganan Isolasi Sosial dan Menarik Diri
e. Memahami cara berkomunikasi dengan pasien Isolasi Sosial dan Menarik Diri
2. Materi
(Terlampir) :
3. Metode
a. Ceramah
b. Tanya Jawab
4. Media
a. Lembar balik
b. Booklet Isolasi Sosial dan
Menarik Diri
5. Kegiatan Belajar Mengajar
6. Evaluasi
1. Jenis evaluasi yang digunakan evaluasi formatif
2. Menggunakan teknik evaluasi secara lisan, masyarakat umum mampu :
a. Menyebutkan pengertian Isolasi Sosial dan Menarik Diri
b. Menyebutkan penyebab Isolasi Sosial dan Menarik Diri
c. Menyebutkan tanda dan gejala Isolasi Sosial dan Menarik Diri
d. Meyebutkan penanganan Isolasi Sosial dan Menarik Diri
e. Menjelaskan cara berkomunikasi dengan pasien Isolasi Sosial dan Menarik Diri
7. Perorganisasian
- Penyuluh : Dina Ayu Hapsari
Tugas : Menjelaskan Materi Isolasi Sosial dan Menarik Diri
Lampiran
A. Pengertian
Isolasi Sosial dan Menarik Diri adalah keadaan dimana individu atau kelompok
mengalami atau merasakan kebutuhan atau keinginan untuk meningkatkan keterlibatan
dengan orang lain tetapi tidak mampu untuk membuat kontak (Carpenito, 1998).
Seseorang dengan perilaku menarik diri akan menghindari interaksi dengan orang
lain. Individu merasa bahwa ia kehilangan hubungan akrab dan tidak mempunyai
kesempatan untuk membagi perasaan, pikiran dan prestasi atau kegagalan. Ia mempunyai
kesulitan untuk berhubungan secara spontan dengan orang lain, yang dimanivestasikan
dengan sikap memisahkan diri, tidak ada perhatian dan tidak sanggup membagi
pengalaman dengan orang lain (DepKes, 1998).
B. Etiologi
Faktor predisposisi terjadinya perilaku menarik diri adalah kegagalan perkembangan
yang dapat mengakibatkan individu tidak percaya diri, tidak percaya orang lain, ragu takut
salah, putus asa terhadap hubungan dengan orang lain, menghindar dari orang lain, tidak
mampu merumuskan keinginan dan meresa tertekan. Sedangkan faktor presipitasi dari
faktor sosio-cultural karena menurunnya stabilitas masyarakat umum dan berpisah karena
meninggal dan faktor psikologis seperti berpisah dengan orang yang terdekat atau
kegagalan orang lain untuk bergantung, merasa tidak berarti dalam masyarakat umum
sehingga menyebabkan klien berespons menghindar dengan menarik diri dari lingkungan
D. Dampak
Perilaku Isolasi Sosial dan Menarik Diri: menarik diri dapat berisiko
terjadinya perubahan persepsi sensori halusinasi. Perubahan persepsi sensori
halusinasi adalah persepsi sensori yang salah (misalnya tanpa stimulus eksternal) atau
persepsi sensori yang tidak sesuai dengan realita/kenyataan seperti melihat bayangan
atau mendengarkan suara-suara yang sebenarnya tidak ada.
Halusinasi merupakan pengalaman mempersepsikan yang terjadi tanpa adanya
stimulus sensori eksternal yang meliputi lima perasaan (pengelihatan, pendengaran,
pengecapan, penciuman, perabaan), akan tetapi yang paling umum adalah halusinasi
pendengaran dan halusinasi pendengaran. Menurut Carpenito, L.J (1998) perubahan
persepsi sensori halusinasi merupakan keadaan dimana individu atau kelompok
mengalami atau berisiko mengalami suatu perubahan dalam jumlah, pola atau
intepretasi stimulus yang datang.