Anda di halaman 1dari 2

Nama : Saktya Wening Sasantri

Kelas : IX-H

Ibuku cintaku
Pagi hari itu burung burung berkicau dengan suara indah, ayam berkokok,
ibukku membangunkanku dari mimpiku, bintang yang masih TK ini mulet mulet
seperti masih ingin tidur. Saat persiapan sekolah sudah siap. Ibuku mengambil
termos esnya untuk jualan keliling. Lalu kita berangkat ke sekolahku

Sesampainya di sekolah ibuku menungguiku sampai pelajaran usai. Saat


pulang sekolah aku diantar pulang oleh ibuku. Lalu aku ditinggal oleh ibuku untuk
berjualan es lilin keliling
“Bu kemana?” tanyaku
“Ibu mau jualan dulu kamu di sini aja sama yangti”

Aku di rumah sama yangti. Aku tidak pernah tau ibuku jualan kemana tapi
yang jelas ibuku hanya membawa satu termos es kecil berisi es lilin dan
jumlahnya tidaklah banyak. Karena ibuku tidak cukup mempunyai modal untuk
membeli bahan bahannya.

Hari itu ibuku tetap saja pulang malam. Esok harinya memasuki tarawih
yang pertama aku diajak ibuku shalat di masjid dekat rumah saat di masjid
banyak sekali anak anak dan orang yang melihatku seperti seolah olah mereka
mengejek. Dan ibuku diejek oleh anak anak disana “Wasool” begitulah katanya.
Dan aku pun ditanya sambil diejeknya pula.

Saat hari ulang tahunku mendekat. Ibuku pulang kerja semakin malam.
Ibuku hanya bilang “Bintang kamu di rumah saja ya. Ibu cari uang buat ulang
tahun kamu” ibuku mengatakan itu dengan nada menghibur, hati bintang
sangatlah senang.

Bintang main kesana kemari sambil menceritakan kepada temanya “Aku loh
sebentar lagi ulang tahun, dirayakan di sekolahku, kamu dateng ya” begitulah
kata bintang.
Ternyata ibu bintang itu bekerja sampai jauh sekali dengan rumahnya.
Saat hari ulang tahunya bintang tiba bintang senang sekali di sekolah tapi
sedihnya karena tak punya cukup uang, ayam seperempat pun jadi. Emtah
dipotong sekecil apa itu?. Saat bintang membuka nasi kotak. Itu ia berkata “ibu
ayamnya kecil banget bu” lalu ibunya berkata “Nak hanya itu yang bisa ibu beri
buat kamu. Ibu gak punya cukup uang nak. Gak papa kan yang penting kamu
bahagia”

Saat sore harinya bintang dan ibunya terlihat bersepeda di tengah


derasnya hujan. Mereka bermain hujan dengan gembira ria. Banyak orang yang
mengejek mereka gila tapi bintang hanya berkata “ibuku cintaku aku bahagia
bersamamu walau banyak yang mengejekmu aku tetap bahagia bersamamu”

Pengarang : Asti Ananta

Anda mungkin juga menyukai