Anda di halaman 1dari 3

RESUME KASUS GAWAT DARURAT TRAUMA THORAKS

Kasus:

Klien Ny. Z (38 Tahun) beragama Islam masuk RSUD Arifin Ahmad Pekanbaru pada
tanggal 05 Juli 2014 karena keadaan klien semakin parah dan disarankan untuk rawat inap.
Klien mengatakan sebelum dirawat di RS, klien mengalami kecelakaan dan pernah di operasi
bagian dada sebelah kanan. Klien tidak pernah mengeluh sakit, tetapi tiba-tiba klien
menderita batuk dan sesak selama ± 4 minggu. Ketika dilakukan pengkajian S : 36,4 0C, N :
82 x / menit, RR : 25 x / menit, TD : 110 / 70 mmHg, kesadaran CM, terdapat luka bekas
operasi di bagian dada sebelah kanan, badan klien tampak kurus, batuk produktif, perkusi
dada : Kanan redup dari sela iga 1-3 : kanan. Terdapat ronkhi, batuk produktif, batuk
berdarah (-), sputum kental berwarna putih, penggunaan otot batu napas (-), kedalaman
dangkal.

Sebelumnya klien berobat ke Puskesmas terdekat. Tapi karena di Puskesmas tersebut


tidak memadai alat-alat dan obatnya maka klien dirujuk ke RSUD Arifin Ahmad . Klien
mendapat terapi amoxicyllin 3 x 1 selama sebagai antibiotik, inhalasi dengan ventolin :
bisolvon : NaCl = 1:1:1 untuk mengurangi sesak dan sekret mudah keluar.

Hasil pemeriksaan laboratorium didapatkan :

· Leukosit : 11.600 (N : 5.000 – 10.000)

· Na : 132 mmol / l (N : 135 – 1147)

· Kalium : 2,9 mmol / l (N : 3,10 – 5,10)

· Cl : 91 mmol / l (N : 95 – 108)

Masalah dan penangannya:

Diagnosa Keperawatan 1: Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan ekspansi
paru tidak maksimal karena akumulasi udara/cairan

- Data pendukung:

DS: Klien mengatakan lemas, batuk sejak 4 minggu.


DO: Kulit tampak pucat, batuk produktif, sputum kental berwarna putih, leukosit : 11.600
(N: 5.000-10.000), terdapat bunyi ronkhi

Indikator:

- Batuk tidak muncul


- Tingkat pernafasan dalam rentang yang diharapkan (normal)
- Irama pernafasan dalam rentang normal
- Bebas dari suara pernapasan akibat penumpukkan sputum

Intervensi:

Airway Management (pengaturan jalan nafas):

a. Buka jalan nafas dengan teknik chin lift atau jaw Trust
b. Posisikan pasien pada posisi ventilasi yang maksimal
c. Tunjukkan terapi fisik dada yang cepat
d. Keluarkan sekret dengan cara batuk efektif atau suctioning
e. Dorongan pelan, pernafasan dalam, dan batuk
f. Instruksikan bagaimana batuk yang efektif
g. Kaji suara pernafasan
h. Atur posisi untuk mengurangi sesak nafas
i. Pantau status pernapasan dan oksigenase dengan tepat

Diagnosa Keperawatan 2: Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan peningkatan sekresi
sekret dan penurunan batuk sekunder akibat nyeri dan keletihan.

- Data pendukung:

DS: Klien mengatakan sesak nafas sejak 4 minggu yang lalu. Klien mengatakan sulit
bernafas saat bernapas terasa berat.

DO: Pernpasan dalam dan dangkal. Klien mendapat terapi amoxicyllin 3x 1 sebagai
antibiotik, inflasi dengan ventolin: bisolvon: Nacl = 1:1:1 untuk mengurangi sesak
dan mengeluarkan sekret
Intervensi:

Aktivitas:
a. Memonitor rata-rata irama, kedalaman, dan usaha pernapasan
b. Catat pergerakan dada, lihat kesimetrisan, penggunaan otot pernapasan,
supraklavikula, dan atraksi otot interkostal
c. Memonitor suara perafasan, krowing atau snoring
d. Memonitor pola pernapasn: bradipnea, takipnea, hiperventilasi, pernafasn kusmaul
e. Auskultasi suara paru telah perawatan untuk mencatat hasil
f. Memantau sesak naf dan kejadian yang memicu dan memperburuknya

Ventilation Assistance (bantuan ventilasi)

a. Mempertahankan kepatenan jalan napas


b. Memberikan posisi untuk mengurangi dispnea
c. Membantu pertukaran posisi secara teratur
d. Memposisikan untuk mengurangi upaya pernapasan

Anda mungkin juga menyukai