Anda di halaman 1dari 5

4.

Fototerapi (indikasi, tatacara)

A. Fototerapi

Fototerapi merupakan modalitas terapi dengan menggunakan sinar biru yang digunakan
untuk pengobatan hiperbilirubinemia (unconjugated) atau ikterus pada bayi baru lahir. Tujuan
dari fototerapi adalah untuk mengendalikan kadar bilirubin serum agar tidak mencapai nilai yang
dapat menimbulkan ensefalopati bilirubin atau kern ikterus.

Sinar fototerapi akan mengubah bilirubin yang ada di dalam kapiler-kapiler superfisial
dan ruang-ruang usus menjadi isomer yang larut dalam air yang dapat diekstraksikan tanpa
metabolisme lebih lanjut oleh hati. Maisels, seorang peneliti bilirubin, menyatakan bahwa
fototerapi merupakan obat perkutan.(3) Bila fototerapi menyinari kulit, akan memberikan foton-
foton diskrit energi, sama halnya seperti molekul-molekul obat, sinar akan diserap oleh bilirubin
dengan cara yang sama dengan molekul obat yang terikat pada reseptor.

Gambar 2.2 Mekanisme fototerapi

Molekul-molekul bilirubin pada kulit yang terpapar sinar akan mengalami reaksi
fotokimia yang relatif cepat menjadi isomer konfigurasi, dimana sinar akan merubah bentuk
molekul bilirubin dan bukan mengubah struktur bilirubin. Bentuk bilirubin 4Z, 15Z akan berubah
menjadi bentuk 4Z,15E yaitu bentuk isomer nontoksik yang bisa diekskresikan. Isomer bilirubin
ini mempunyai bentuk yang berbeda dari isomer asli, lebih polar dan bisa diekskresikan dari hati
ke dalam empedu tanpa mengalami konjugasi atau membutuhkan pengangkutan khusus untuk
ekskresinya.

Bentuk isomer ini mengandung 20% dari jumlah bilirubin serum. Eliminasi melalui urin
dan saluran cerna sama-sama penting dalam mengurangi muatan bilirubin. Reaksi fototerapi
menghasilkan suatu fotooksidasi melalui proses yang cepat. Fototerapi juga menghasilkan
lumirubin, dimana lumirubin ini mengandung 2% sampai 6% dari total bilirubin serum.
Lumirubin diekskresikan melalui empedu dan urin karena bersifat larut dalam air.

Sinar Fototerapi

Gambar 2.3 gelombang sinar

Sinar yang digunakan pada fototerapi adalah suatu sinar tampak yang merupakan suatu
gelombang elektromagnetik. Sifat gelombang elektromagnetik bervariasi menurut frekuensi dan
panjang gelombang, yang menghasilkan spektrum elektromagnetik. Spektrum dari sinar tampak
ini terdiri dari sinar merah, oranye, kuning, hijau, biru, dan ungu. Masing masing dari sinar
memiliki panjang gelombang yang berbeda beda.

Panjang gelombang sinar yang paling efektif untuk menurunkan kadar bilirubin adalah
sinar biru dengan panjang gelombang 425-475 nm.Sinar biru lebih baik dalam menurunkan
kadar bilirubin dibandingkan dengan sinar biru-hijau, sinar putih, dan sinar hijau. Intensitas sinar
adalah jumlah foton yang diberikan per sentimeter kuadrat permukaan tubuh yang terpapar.
Intensitas yang diberikan menentukan efektifitas fototerapi, semakin tinggi intensitas sinar maka
semakin cepat penurunan kadar bilirubin serum. Intensitas sinar yang diberikan menentukan
efektivitas dari fototerapi. Intensitas sinar diukur dengan menggunakan suatu alat yaitu
radiometer fototerapi. Intensitas sinar ≥ 30 μW/cm2/nm cukup signifikan dalam menurunkan
kadar bilirubin untuk intensif fototerapi. Intensitas sinar yang diharapkan adalah 10 – 40
μW/cm2/nm. Intensitas sinar maksimal untuk fototerapi standard adalah 30 – 50 μW/cm2/nm.
Semakin tinggi intensitas sinar, maka akan lebih besar pula efikasinya.

Faktor-faktor yang berpengaruh pada penentuan intensitas sinar ini adalah jenis sinar,
panjang gelombang sinar yang digunakan, jarak sinar ke neonatus dan luas permukaan tubuh
neonatus yang disinari serta penggunaan media pemantulan sinar. Rekomendasi AAP
menganjurkan fototerapi dengan jarak 10 cm kecuali dengan menggunakan sinar halogen.Sinar
halogen dapat menyebabkan luka bakar bila diletakkan terlalu dekat dengan bayi. Bayi cukup
bulan tidak akan kepanasan dengan sinar fototerapi berjarak 10 cm dari bayi. Luas permukaan
terbesar dari tubuh bayi yaitu badan bayi, harus diposisikan di pusat sinar, tempat di mana
intensitas sinar paling tinggi.

Tabel 2.1. Rekomendasi AAP penanganan hiperbilirubinemia pada neonatus


sehat dan cukup bulan. (7)

Transfusi
Pertimbangan Transfusi
Usia ( jam ) Terapi sinar tukar dan
terapi sinar Tukar
terapi sinar
>15 mg/dl >20 mg/dl >25 mg/dl
25-48 >12mg/dl ( >250 (>340 (425 µmol/L)
(>200 µmol/L)
µmol/L) µmol/L)
>25mg/dl >30 mg/dl
49-72 >15mg/dl >18 mg/dl (425 (510µmol/L)
(>250 µmol/L) (>300µmol/L)
µmol/L)
>25mg/dl >30mg/dl
>72 >17 mg/dl >20mg/dl (>425 (>510
(>290 µmol/L) (>340µmol/L
µmol/L) µmol/L)

Tabel 2.2 Tatalaksana hiperbilirubinemia pada Neonatus Kurang Bulan Sehat


dan Sakit ( >37 minggu ) (7)

Neonatus kurang bulan Neonatus kurang bulan


sehat :Kadar Total Bilirubin sakit :Kadar Total Bilirubin
Serum (mg/dl) Serum (mg/dl)
Berat badan Terapi sinar Transfusi Transfusi
Terapi sinar
tukar tukar
Hingga 1000 g 5-7 10 4-6 8-10

1001-1500 g 7-10 10-15 6-8 10-12

1501-2000 g 10 17 8-10 15
>2000 g 10-12 18 10 17

Kontraindikasi fototerapi adalah pada kondisi dimana terjadi peningkatan


kadar bilirubin direk yang disebabkan oleh penyakit hati atau obstructive jaundice.

Anda mungkin juga menyukai