Anda di halaman 1dari 24

CHAPTER 11

RESEARCH PERSPECTIVE IN ACCOUNTING,


RESEARCH METHODOLOGY AND THEORIES ON THE
USES OF ACCOUNTING INFROMATION

Mata Kuliah : Teori Akuntansi

Disusun Oleh :

Kelompok 2

Fakultas Ekonomi dan Bisnis


Universitas Trisakti
2019

PERSPEKTIF PENELITIAN DALAM AKUNTANSI


Perolehan ilmu akuntansi
Pada dasarnya kita mulai memperoleh ilmu pengetahuan melalui pengalaman-
pengalaman konkret yang kita alami. Keunikan dari beberapa peristiwa, ritual atau fenomena
mengarahkan kita untuk meningkatkan pengamatan dan pemikiran yang kita lakukan atas apa
yang sedang terjadi. Mengajarkan kita, jika kita  cukup termotivasi, untuk menciptakan
hipotesis dalam bentuk konsep-konsep abstrak dan generalisasi. Hal ini menggerakkan kita
untuk menguji hipotesis-hipotesis tadi, untuk memahami implikasi yang dihasilkan oleh
konsep tersebut pada situasi-situasi baru dan sebagai proses untuk memperhalus pengetahuan
yang kita peroleh.
Hal di atas sebenarnya menggambarkan proses yang menjelaskan perolehan suatu ilmu
akuntansi, yang berangkat dari fakta-fakta tertentu (diamati atau ditemukan) berlanjut ke
hipotesis-hipotesis tertentu lalu ke teori-teori umum hingga ke hukum umum yang diamati
atau ditemukan. Akan tetapi, model ini tidak membuat suatu perbedaan antara proses
perolehan ilmu pengetahuan, metodologinya, dan epistemologinya.
Hubungan antara epistemologi, metodologi, metode dan ilmu pengetahuan disajikan
dalam tampilan 2. Perhatikan bahwa pengetahuan terbagi tiga jenis.
         Pengetahuan-bahwa atau pengetahuan faktual
         Pengetahuan-dari atau pengetahuan bedasarkan perkenalan atau pengetahuan
berdasarkan pengalaman, dan
         Pengetahuan-bagaimana (Knowledge-How)
Model dan Kolb et al juga digunakan oleh Roy Payne unuk mengintruksikan perannya di
dalam proses perolehan ilmu pengetahuan. Hal ini digambarkan dalam tampilan 3.  
Klasifikasi penelitian-peelitian akuntansi
Keragaman ilmu pengetahuan dan proses memperoleh pengetahuan mengarah ke adanya
kebutuhan untuk mengklasifikasikan ilmu pada umumnya dan peneliti akuntansi pada
khususnya. Terdapat berbagai kemungkinan kerangka kerja untuk mengklasifikasikan para
peneliti secara umum termasuk tripologi dari Liam Hudsom, Gerald Gordon, survei oleh
Mitroff mengenai para Ilmuan Apollo, Abraham Maslow dan C.G. Jung. Akan tetapi,
tripologi dari C.G. Jung sepertinya yang paling bermanfaat di dalam mengklasifikasi peneliti
secara umum dan peneliti akuntansi secara khusus.
Pada dasarnya, Jung mengklasifikasikannya individual berdasarkan atas cara mereka
menerima informasi, baik melalui sensasi atau intuisi dan cara mereka menerima keputusan,

1
baik melalui pemikiran ataupun perasaan. Di bawah ini adalah definisi komponen-komponen
dimensi jung:
Kombinasi dari kedua dimensi, seperti yang ditunjukkan dalam Tampilan 9.3,
menghasilkan empat jenis kepribadian:
Tampilan 3  Bentuk-bentuk ilmu pengetahuan dan siklus pembelajaran
         Pengindraan-pemikiran
         Pengindra-perasaan
         Perasaan-intuisi
         Pemikiran-intuisi
Tripologi ini digunakan oleh Mitroff dan Kilman untuk menghasilkan klasifikasi para peneliti
         Ilmu Abstrak
         Teoretikus Konseptual
         Humanis Konseptual
         Humanis Khusus
Ilmu Abstrak, seseorang yang menggunakan indranya dan berfikir, dimotivasi oleh
penyelidikan yang menggunkan metodologi dan logika yang saksama, dengan fokus pada
kepasian, keakuratan dan keadalan, serta bergantung pada sebuah paradigma konsisten yang
sederhana dan terdefinisikan dengan baik.
Teorikus Konseptual, seseorang yang berfikir dan berintuisi, mencoba untuk
memberikan banyak penjelasan atau hipotesis untuk fenomena yang terjadi dengan berfokus
pada penemuan dan bukan pengujian.
Humanis Khusus, seseorang yang menggunakan indra dan perasaannya, berkepentingan
dengan keunikan dari individu manusia secara khusus. Setiap orang memiliki arti yang unik
daripada suatu akhir teoritis yang abstrak.
Humanis Konseptual, seseorang yang menggunkan intuisi dan perasaanya, berfokus pada
kesejahteraan manusia yang mengarahkan oenyelidikan pribadinya ke arah kebaikan dari
umat manusia semua.

PERSPEKTIF METODOLOGI AKUNTANSI: IDEOGRAFI VERSUSU NOMOTESIS


Pandangan yang telah diterima secara luas akan peran dari penelitian akuntansi adalah
bahwa ia berfugsi untuk:
Menyusun hukum-hukum umum yang melingkupi perilaku dari peristiwa-peristiwa atau
objek-objek empiris yang berhubungan dengan ilmu pengetahuan tersebut, dan karenannya

2
memungkinkan kita menyatukan pengetahuan yang kita miliki dari peristiwa-peristiwa yang
diketahui secara terpisah dan untuk membuat prediksi yang dapat diandalkan akan pristiwa-
peristiwa yang mmasih belum diketahui.
Untuk mengetahui fungsi di atas, model ilmu engetahuan alam, termasuk pengambilan
sampel yang cermat, pengukuran yang akurat, secara perancangan dan analisis yang baik dari
hipotesis-hipotesis yang didukung oleh teori, secara umum dipergunakan sebagai model yang
mendukung suatu penelitian yang baik. Hal tersebut di atas kini mendapat penolakan, yang
mengarah kepada timblnya perdebatan metodologi ideografis versus nomotesis.
Orlando Behling mengemukakan akan lima sasaran kunci dari penggunkan model ilmu
pengetahuan alam yang digunakan dalam penelitian ilmu sosial dan dapat diterapkan dalam
penelitian akuntansi yaitu:
       Keunikan. Setiap organisasi, kelompok dan manusia kesemuanya pada tingkat tertentu
akan memiliki perbedaan satu sama lain. Jadi pengembangan hukum umum yang benar
presisi dalam perilaku organisasi adalah suatu hal yang mustahil untuk dilakukan.
     Ketidakstabilan. Fenomena ketertarikan dari pada peneliti terhadap perilaku organisasional
dan teori organisasi sifatnya fana. Tidak hanya “fakta” dari peristiwa-peristiwa sosial akan
berubah seiring dengan waku, namun “hukum-hukum” yang mengaturnya pun ikut
mengalami perubahan. Penelitian ilmu alam kurang mampu untuk menangkap fenomena
yang berubah sedemikian cepat.
    Sensitivitas. Tidak seperti senyawa-senyawa kimi dan hal-hal lain yang menjadi perhatian
dari para peneliti ilmu alam. Orang-orang yang menyusun organisasi, artinya adalah
organisasi itu sendiri, akan dapat berperilaku secara berbeda jika mereka mengetahui akan
adanya hipotesis-hipotesis penelitian mengenai mereka.
      Kurang sesuai dengan kenyataan. Variabel-variabel yang memanipulasi dan
mengendalikan di dalam penelitian organisasional mengubah fenomena yang sedang
dipelajari. Oleh karenanya para peneliti tidak dapat meyamarkan kenyataan dengan studi-
studi yang mereka lakukan karena fenomena yang mereka amati pasti akan berbeda
lawannya di dunia nyata.
    Perbedaan epistemologis. Meskipun memahami penyebab dan dampak melalui penelitian
ilmu alam adalah suatu cara yang tepat untuk “mengetahui” fenomena-enomena fisik,
terhadap jenis “pengetahuan” lain yang tidak dapat disentuh oleh pendekatan ini dan
merupakan suatu hal yang lebih penting bagi perilaku organisasional dan teori
organisasional.

3
Fenomonologi memiliki skala yang lebih luas daripada pengamatan partisipan dan
etnografi dengan menekankan pada pencarian kenyataan seperti yang “telah ada” di dalam
struktur kesadaran universal bagi umat manusia. Hermert Spiegelberg menguraikan tujuh
langkah dari fenomenologi berikut ini untuk memandu para peneliti:
         Menyelidiki fenomena tertentu
         Menyelidiki ensensi ese
         Memahami hubungan pentin yang terjadi di antara esensi-esensi
         Mengamati cara-cara penampilan
         Mengamati konstitusi fenomena dalam kesadaran
         Menunda untuk mempercayai eksistensi dari fenomena
         Menginterpretasikan arti dari fenomena
Suatu garis yang menghubungkan semua manfaat ini adalah peran penting yang
diminkan oleh metode kualitatif dalam triangulasi. Penelitian yang dilakukan kemungkinan
akan memberikan suatu pendekatan yang menguntungkan terhadap situasi, yang
memungkinkan akan memberikan suatu kedekatan yang menguntungkan terhadap situasi,
yang memungkinkan adanya sensitivitas yang lebih tinggi terhadap banyak sumber data. Data
kualitatif dan fungsi analisis berfungsi sebagai [erekat yang menyatukan interpretasi dari
hasil-hasil multimetode. Dalam satu aspek tertentu, data kualitatif digunakan sebagai sebuah
titik tanding penting bagi metode kuantitatif. Sedangkan dari aspek lain, analisis mendapat
keuntungan dari persepsi yang diambil dari pengalaman pribadi dan pengamatan langsung.
Sehingga masuklah peneliti yang licik yang menggunakan data kuantitatif untuk memperkaya
dan memperjelas gambarnya.
Arti dari semua hal di atas bagi praktik penelitian adalah pada akhir ia harus mengambil
pilihan di antara ketiga pilihan berikut ini:
         Melakukan baik peneliti nomotetis maupun ideografis dan agregatnya.
      Melakukan penelitian nomotetis dan ideografis secara bergantian, menggunakan kedua
metode tersebut secara bergantian untuk mengkapitalisasi kekuatan dari keduanya di
beberapa kasus tertentu dan mengtasi kelemahan yang dimiliki metode lainnya di
beberapa kasus yang lain.
         Mengambangkan sebuah ilmu baru yang dapt diuraikan dengan jelas sebagai berikut:
Ilmu baru tersebut yang perlahan-lahan muncul kemungkinan akan lebih berbasis pada
pelaksana, berakar pada eksperimen, berorientasi praktis dan lebih dapat mencerminkan
dirinya sendiri daripada citra dari ilmu yang ada saaat ini. Ia kemungkinan akan

4
mempergunakan pemikiran Amerika yang “pragmatis” dari Pierce, James, Dawey dan
Mead dan pemikiran Jerman yang “”kritis” dari Marx, Dilthey, Husserl, Weber,
Heidegger, Gademer, dan Habermas. Ia mungkin akan berkembang untuk bagian dalam
dan menjembatani ke arah ketelitian dan generalisasi penyelidikan dari bagian luar.

PERSPEKTIF ILMU AKUNTASI


Bagian ini akan mengambil kerangka kerja dari Hipotesis Dunia oleh Pepper yang
memberikan empat pendekatan berbeda dalam memperoleh dan mengklasifikasikan ilmu
pengetahuan formal dalam akuntansi keempat pendekatan tersebut adalah formisme,
mekanisme, kontekstualisme, dan organisme. Mereka akan memberikan apresiasi yang lebih
baik mengenai sifat dari klaim ilmu pengetahuan yang saling bersaing dan dinyatakan dalam
penelitian akuntasni, sekaligus memperkaya dan memperluas pemahaman kita mengenai
akuntansi di dalam praktik.
“Hipotesis dunia” oleh Stephen Pepper
Pengetahuan adalah hasil dari sebuah penyempurnaan kognitif secara konstan: kritik dan
peningkatan klaim-klaim yang masuk akal, yang mengacu pada pengetahuan umum sebagai
dubitanda-klaim yang meragukan. Penyempurnaan kognitig ini dapat dipercapai malalui.
         Bukti pendukung multiplikatif, suatu konfirmasi atas fenomena oleh beragam subjek, dan
   Bukti pendukung struktural, penggunaan teori dan hipotesis mengenai dunia dan
konfirmasinya oelh data empiris.
Dua perangkat asumsi yang berkaitan dengan struktural logis dari alam sosial dapat
digunakan untuk membedakan masing-masing empat hipotesis tersebut. Hal ini disajikan
dalam tampilan 7 dimensi pertama membedakan antara teori-teori dispersif dan integritif.
Pada dasarnya teori analisis tidak mengakui dan menafsirkan sintesis, sehingga kompleksitas
dan konteks adalah suatu derivatif dan bukannya merupakan bagian yang penting dari
organisasi. Teori sintesis sebaliknya merupakan komleksitas tau konteks sehingga analisis
menjadi suatu derivatif. Teori dispersif berfous pada interprestasi dari fakta-fakta yang
diambil satu persatu dari suatu keseluruhan fakta, yang terpancar cukup luas dan bukan
berarti saling menentukan satu sama lain hingga satu tingkat tertentu. Sebagai akibat dari
penggunaan kedua dimensi ini, keempat hipotesis dunia dapat ditandai sebagai berikut:
         formalisme terdiri atas teori-teori analisis dapat dispersif
         mekanisme terdiri atas teori-teoi analisis dan integratif
         kontekstualisme terdiri atas teori-teori sintetis dan dispersif, serta

5
         organisme terdiri atas teori-teori sintetis dan integratif

Formisme
Formanisme secara filosofis terhubung dengan “kenyataan” dan “idealisme platonik”,
dengan eksponen-ekponen seperti Plato dan Aristoteles. Hipotesis ini terdiri atas teori-teori
analitis dan dispersif. Metafora akarnya adalah kesamaan. Hal ini mengasumsikan
formanisme berfokus pada fenomena-objek, peristiwa, proses-yang diambil satu persatu dari
sumber, yang mencoba unuk mengidentifikasikan kesamaan atau perbedaan hanya melalui
sebuah uraian, dan menerima hasil dari penguraian tersebut.
Mekanisme
Mekanisme secara filosofi terhubung dengan naturalisme atau materialisme dari
Demokritus, Lucretius, Galileo, Descartes, Hobbes, Locke, Barkeley, Hume, dan
Reichenbach. Seperti yang disajikan dalam tampilan 7, mekanisme terdiri atas teori-teori
analitis dan integratif. Metafora akarnya adalah sebuah mesin. Seperti formisme, ia
merupakan suatu teori analitis yang berfokus pada elemen-elemen yang memiliki ciri-ciri
tersendiri dan bukannya sesuatu yang kompaleks atai konteks. Akan tetapi, tidak seperti
formanisme, ia integratif alam artian bahwa dunia telah tertata dengan baik dan fakta-
faktanya terjadi dalam suatu urutan yang tertentu dan, jika cukup banyak halyang dapat
diketahui, mereka dapat diramalkan, atau paling sedikit diuraikan, sesuai dengan
kebutuhannya. Pengetahuan berjenis mekanisme ini memiliki enam ciri-ciri:
   Seperti sebuah mesin, objek studi terdiri atas bagian-bagian yang memiliki lokasi-lokasi
tertentu.
    Bagian tersebut dapat dinyatakan dalam bentuk kuantitatif, sesuai dengan sifat utama dari
mesin tersebut.
      Hubungan resmi antara bagian-bagian dari objek studi dapat diuraikan dengan rumus-
rumus fungsional atau korelasi-korelasi statistik. Hal ini merupakan pertanyaan dari antara
hubungan di antara bagian-bagian mesin.
       Sebagai tambahan dari sifat utama, terdapat karekteristik lain yang dapat dinyatakan
secara kuantitatif, meskipun tidak relevan secara langsung dengan objek studi: mereka
dengan sifat-sifat sekunder.
     Sifat-sifat skunder tersebut juga berhubungan secara prinsip dengan objek studi karena
“jika memang terdapat suatu uaraian tentang mesin, kita seharusnya ingin untuk

6
menemukannya dan menguraikan prinsip seperti apakah yang dapat mempertahankan
sifat-sifat sekunder tertentu terletak pada bagian-bagian tertentu dari mesin tersebut.
         Hukum-hukum sekunder menandai hubungan yang stabil di antara sifat-sifat sekunder.
Konstektualisme
Kontekstualisme berhubungan dengan pragmatisme dari Prerce, James, Bergson, Dewey,
dan Mead. Kontekstualisme terdiri atas baik teori sintetis maupun dispersif. Metafora akarnya
adalah peristiwa historis atau tindakan dalam konteks. Tidak seperti formisme,
kontekstualisme bersifat sntetis, di mana ia berfokus pada pola, suatu keseluruhan objek studi
daripada fakta-fakta yang terpisah. Seperti formisme, kontekstualisme bersifat dispersif
dimana fokusnya adalah pada interpretasi dari fakta-fakta yang diambil satu per satu dari
suatu keseluruhan fakta.
Organisme
Organisisme terhubung dengan absolut atau idealisme objektif dari schelling, hegel,
green, bradley, Bosanquet, dan royce. Metafora akarnya adalah integrasi keseluruhan atau
kesatuan yang harmonis dilihat dari segi ketepatan waktu dan struktur yang bertahan. Seperti
mekanisme, organisisme terintegrasi dalam artian bahwa dunia tersusun dari fakta-fakta yang
tertata rapi dan terintegrasi yang dapat diuraikan sekaligus diramalkan.
Formisme dalam akuntansi
Formisme dalam akuntansi meliputi mencari akan kesamaan dan perbedaan diantara
berbagai objek studi yang berbeda – beda tanpa mempertimbangkan adanya kemungkinan
adanya hubungan diantara merek. Para formis dalam akuntansi biasanya menyadari bahwa
identifikasi dari persamaan dan perbedaan antara objek – objek studi tidak cukup untuk
menggambarkan realita akuntansi, dan mengharuskan adanya suatu pengaitan antara praktik
dan penelitian dalam akuntansi, akan tetapi pencarian secara eksplisit dari penyebab
kesamaan itu sendiri bukanlah bidang dari formisme dalam akuntansi, melainkan lebih
kepada bidang dari mekanisme.
Mekanisme dalam akuntansi
Mekanisme dalam akuntansi tidak hanya meliputi mencari kesamaan dan perbedaan
antara berbagai objek studi namun juga dan terutama adalah untuk hubungan kuantitatif yang
memungkinkan dilakukan pengurangaian dan permasalahan. Mekanisme dalam akuntansi
adalah juga pencarian keteraturan empiris antara fenomena yang berbeda – beda melalui
berbagai bentuk kolerasi studi. Prinsip – prinsip  dan hubungan – hubungan antara bagian

7
terasebut. Hal ini mengahruskan hal ini mengahruskan adanya operasionalisasi dari dimensi –
dimensi yang berlainan dan yang menjaga mereka tetap berhubungan.
         Tingkat koefisien korelasi yang tidak memuaskan
         Kurangnya kendali bagi penjelasan – penjelasan  alternatif
         Sampel –sampel yang tidak representatif, dan
         Pengulangan tanpa akhir namun mekanisme dalam akuntansi berfokus kepada
pencapaian penguraian yang semakin mendalam dan dan pengajian yang lebih sempurna
agar dapat menggambarkan suatu representasi yang singkat dari logika yang
menghubungkan bagian – bagian dari objek penelitian akuntansi.
Penyingkatan telah menjadi produk dari mekanisme dalam akuntansi. Masalah lain yang
dihadapi oleh mekanisme dalam akuntansi adalah adanya asumsi tidak langsung, ukuran tidak
memiliki perbedaan, dan hubungan diantara ukuran tidak memiliki perbedaan
Kontekstualisme dalam akuntansi
Kontekstualisme dalam akuntansi berfokus pada interprestasi dari fakta – fakta
independen yang diperoleh dari seperangkat fakta menurut suatu konteks spesifik yang akan
menciptakan suatu pola.fakta – fakta yang terdapat disetiap pola diasumsikan akan
mengalami perubahan dan menerima hal – hal baru. Perbedaan fundamental anatara
kontekstualisme dan formisme dalam akuntansi adalah bahwa fakta – faktanya kini
dikumpulkan kedalam konteks – konteks spesifik. Oleh karenanya, dapat dinyatakan bahwa
setiap ilmu teknik baru dibidang akuntansi yang di akumulasikan untuk konteks – konteks
yang spesifik akan merupakan suatu contoh yang baik konstekstualisme dalam akuntansi.
Contoh – contoh dari konstek baru ini meliputi :
  Periwtiwa – peristiwa ekonomi, seperti kebangkrutan, pengambilalihan, pemeringkatan
obligasi
     Klasifikasi industri
  Klasifikasi sementara, seperti sebelum dan sesudah peristiwa besar dibidang politik,
ekonomi, atau sosial
     Kontekstualisme dalam penelitian akuntansi bergantung pada analisis dari fakta – fakta
yang hanya diverifikasi secara langsung, fakta – fakta yang spesifik terhadap situasi
tertentu, seperti misalnya pada suatu industri tertentu. Sehingga hasil akhirnya memiliki
akan memiliki ruang lingkup yang terbatas.
Organisisme di dalam akuntansi

8
Bagi mereka menerapkan organisisme didalam akuntansi akan berfokus pada gestalt yang
spesifik sebagai objek studinya, yang terdiri dari fakta – fakta yang tertera dengan baik dan
terintegrasi serta dapat diuraikan sekaligus diramalkan. Seperti mekanisme dalam akuntansi,
oerganisisme mencari determinasi dari keteraturan empiris dianatara fenomena – fenomena
yang berbeda melalui bergam bentuk analisi statistik. Namun tidak seperti mekanisme,
pencarian keteraturan empiris tersebut dipersempit kepada konteks – konteks atau gestalt
yang spesifik. Organisme dalam akuntansi dipandang sebagai salah satu faktor yang penting
dalam penelitian akuntansi di masa datang. Seperti yang dinyatakan oleh Beaver:
Faktor kedua adalah penekanan kepada penelitian konstektual dan bukannya penelitian
generik. Secara tidak langsung, hal ini telah tertera secara implisit dalam faktor pertama
dimana terdapat penekanan pada kenyataan instituasioanal, yang cenderung untuk mengarah
kepada konteks – konteks khusus.

PRESFEKTIF PADA PENELITIAN AKUNTANSI


Penilitian akuntansi banyak ragam dan pilihan. Penelitian akuntansi tampak seperti
mengalami kesulitan dalam mencari topik, metodologi, dan jenis kenyataannya ternyata
sangat berbeda. Seperti ilmu sosial lainnya, akuntansi akuntansi melakukan penelitian dengan
didasarkan pada asumsi – asumsi berhubungan dengan hakikat dari hubungan sosial dan dari
masyarakat. Sebuah pendekatan yang telah diterapkan oleh Burell dan Morgan dalam
organisasional dapat digunakan untuk membedakan empat pandangan penelitian dalam
akuntansi pandangan fungsionalis, pandangan interpretatif, pandangan humanis radikal, dan
strukturalis radikal.
Kerangka kerja Burell dan Morgan
1.     Hakikat dari ilmu sosial
Terdapat empat asumsi dibahas dalam kaitannya denga hakikat dari ilmu sosial,
yaitu epistemologi, sifat manusia, dan metodologi. Asumsi – asumsi ini juga dapat
dipikirkan dari segi subjektif – objektif.
 Pertama asumsi antologis, berhubungan dengan esnsi paling mendasar dari fenomena
akuntansi yang melibatkan perbedaan – perbedaan niminalisme – realisme.
 Kedua tentang epistimologis yang berkaitan dengan dasar pengetahuan dan hakikat
pengetahuan, melibatkan debat antipositivisme – positivisme.
 Ketiga, perdebatan sifat manusia, berkaitan dengan hubungan manusia dan
lingkungannya, yang melibatkan perbedaan voluntarisme – determinisme.

9
  Keempat, perbedaan mengenai metodologi, yang berkaitan dengan metode – metode
yang digunakan untuk melakukan penyelidikan dan mempelajari alam sosial,
melibatkan perbedaan ideografis – nomotetis.
2.    Hakikat dari masyarakat
Telah dibuat asumsi mengenai hakikat masyarakat – yaitu, perbedaan susunan –
konflik, atau lebih tepat algi, perdebatan regulasi – perubahan radikal. Sosiologi regulasi
mencoba untuk menjelaskan masyarakat dengan befokus kepada kesatuan dan
keterpaduannya serta perlunya diberikan suatu regulasi. Sosiologi perubahan radikal
sebaliknya, mencoba untuk menjelaskan masyarakat dengan berfokus pada perubahan
radikal, konflik struktural mendalam, cara – cara pendominasian, dan pertentangan
struktural yang terjadi pada masyarakat modern. 
3.    Kerangka kerja untuk analisis penelitian
Seperti yang telah dibahas sebelunya, setiap disiplin ilmu sosial, termasuk akuntansi
dapat dianalis berdasarkan asumsi metateoritas mengenai hakikat dari ilmu pengetahuan,
dimensi subjektif – objektif, dan mengenai hakikat masyarakat, dimensi – regulasi perubahan
radikal. Dengan menggunakan kedua dimesnis ini. Burell dan Morgan mampu
mengembangkan suatu skema yang koheren untuk melakukan analisis atas teori sosial secara
umum dan anlisi organisasional secara khusus. Skema ini terdiri dari empat paradigma yang
berbeda dan diberi nama (1) humanis radikal, yang ditandai oleh perubahan radikal dan
dimensi subjektif. (2) struktural radikal, yang ditandai oleh perubahan radikal dan dimensi
objektif. (4) interperetatif, yang ditandai oleh dimensi subjektif dan regulasi, dan (4)
fungsional, yang ditandai oleh dimensi objektif dan regulasi. Kerangka kerja ini
digambarkan, ini membentuk empat pandangan mengenai realitas yang digunakan untuk
menganalisis beragam teori – teori sosial termasuk diantaranya akuntansi.          

Pandangan fungsional dalam akuntansi


Pandangan fungsional akuntansi berfokus pada penjelasan keterturan sosial, dimana
akuntansi memainkan sebuah peranan, jika dilihat dari modus pandangan seorang realis,
positivis, determinis, dan nomotetis ia berhubungan dengan regulasi secara efektif atas dasar
bukti yang objektif.
Paradigma fungsional dalam akuntansi melihat fenomena akuntansi sebagaii hubungan
dunia nyata yang konkrit yang memiliki keberaturan dan hubungan sebab akibat yang dapat
diterima dengan disertai penjelasan permanfaatan ilmiah.

10
Pandangan interpretatif dalam akuntansi
Pandangan interpretatif dalam akuntansi akan berfokus pada menjelaskan tatanan sosial
dari sudut pandang dari seorang normalis, antipositivis, voluntaris, dan ideologis. Dalam
akuntanis ia akan menjadi pemaham pengalaman yang subjektif yang dialami oleh individu
yang terlibat persiapan, komunikasi, verifikasi, naskah – naskah akuntansi, literatur
akuntansi, bahasa – bahasa akuntansi, dan ideologi – ideologi akuntansi, dengan
menggunakan metode verstehen.
Bagi para interpretasi, akuntansi tidak boleh lebih dari hanya sekedar nama, konsep, dan
label yang digunakan untuk membuat suatu kenyataan sosial. Ian hanya dapat dimengerti dari
sudut pandang pihak – pihak yang terlibat langsung dalam pembuatan, komunikasi dan
penggunaannya. Secara metodologis, metode – metode ideografis dan bukannya metode
hipotetis – deduktif yang dibutuhkan untuk menghidupkan kembali definisi pelaksanaan atas
masalah.
Oleh karenannya, asumsi – asumsi yang dominan dari pandangan interprentatif dalam
akuntansi hendaknya adalah:
         Percaya pada pengetahuan
         Percaya kepada kenyataan fisik dan sosial
         Hubungan antara Teori dan Pabrik

Pandangan humanis radikal dalam akuntansi


Pandang radikal humanis dalam akuntansi akan berfokus pada penjelasan tatanan sosial
dari perspektif seorang nominalis, voluntaris, serta ideografis memberikan penekanan bentuk
–bentuk dari perubahan radikal. Pandangan ini menghargai semua penelitian yang
memperkecil kritik filosofis yang diberikan kepada beberapa metodologi normatif.

Pandangan strukturalis radikal dalam akuntansni


Pandangan sturkturalis radikal dalam akuntansi akan menantang tatanan sosial dari sudut
pandang seorang realis, positivis, dan nomotetis. Pandangan ini akan mencari perubahan yang
radikal, emansipasi, dan potenasionalitas dengan menggunakan sebuah analisis yang
ditekankan pada konflik struktural, cara – cara dominasi, kontradiksi, dan penghapusan hak.
Paradigma ini akan menciptakan teori – teori akuntansi yang didasarkan atas metafora –
metafora seperti alat dominasi, sistem skismatis, dan bencanan.

FONDASI INTELEKTUAL DALAM AKUNTANSI

11
Akuntansi berbasis ekonomi marginal
Ekonomi margina neoklasik telah memberikan pengaruh besar pada praktik,teori,dan
penelitian akuntansi. Berbagai tema yang saat ini sedang terjadi adalah bukti yang baik dari
pengaruh tersebut,
Komitmen akuntansi terhadap marginalisme dapat dengan baik ditunjukkan oleh dua
penekanan, yaitu pada individualisme dan pada mempertahankan objektivitas dan
independensi. Penekanan pertama mencakup baik pandangan atas kedaulatan dari masing-
masing pemilik,yang mengabaikan pemisahan antara kepemilikan dan manajemen, ,maupun
pandangan yang secara eksplisit mengakui pemisahan antara kepemilikan dan manajemen
namun menganggap juga perusahaan sebagai pihak yang ‘’sah’’ memiliki hak untuk
menguasai tingkat sumber daya tertentu.

Akuntansi ekonomi politis


Akuntansi ekonomi politis dipicu oleh adanya keterbatasan dari ekonomi marginal dan
keunggulan dari ekonomi politis. Seperti misalnya, tidak seperti marginalisme, ekonomi
politis mengakui adanya dua dimensi modal: satu sebagai instrumen (fisik) dari produksi dan
satu lagi sebagai hubungan manusia dengan manusia dalam sebuah organisasi sosial.73
Perbedaan bentuk masyarakat (feodal, perbudakan, kapitalis, dan seterusnya) terjadi dan
ditandai oleh perbedaan institusi-institusi sosial (contohnya, hukum, negara, pendidikan,
agama, undang-undang dan peraturan, administrasi politik pemerintah). Dalam masing-
masing masyarakat di atas terdapat kelompok-kelompok yang saling bertentangan dengan
kekuatan yang bermacam-macam dan berusaha untuk meraih dominasi, yang mungkin
selanjutnya akan mengarah pada bentuk-bentuk eksploitasi,pengasingan,dan ketidakadilan.
Oleh karena itu, tidak seperti situasi yang terjadi pada marginalisme, di sini akuntansi
memainkan sebuah peranan idiologis dalam melegitimasi idiologi dari prinsip
pengorganisasian dasar dan dalam membingungkan hubungan antara golongan-golongan di
dalam masyarakat dan memperkuat kembali distribusi kekuatan yang tidak merata.74
Akuntansi sebagai suatu ideologi berada di dalam bidang akuntansi ekonomi politis.

Akuntansi berbasis disiplin ilmu bisnis


Untuk meningkatkan posisi dan penghormatan terhadap akuntansi, berbagai usulan telah
di buat baik untuk akuntansi maupun berbagai disiplin ilmu bisnis. Usaha tersebut umumnya
diarahkan kepada pengadaptasian akuntansi untuk mengubah lingkungan sosial dan ekonomi.
Beberapa usulan ini meliputi.80

12
  suatu keterkaitan dengan matematika
  suatu fokus teri keputusan
  suatu refrensi terhadap elemen – elemen dari teori pengukiuran formal
  suatu penekanan pada setting pasar modal, yang paralel dengan keuangan modern
  suatu peranan bagi pendekatan ekonomi informasi
  suatu perhatian bagi implikasi dari model – model pilihan probalistik, yang menerapkan
psikologi  matematis, bagi pilihan dan pengguanaa teori informasi akunatansi
  suatu pondasi yang berdasarkan atas teori postif dari akuntansi
  suatu teori akuntansi yang berdasarkan atas teori kontrak
  suatu pendekatan multidimensional yang akan meinjam akan bergantung pada
sumbangan – sumbangan pada bidang bisnis yang sudah terkenal seperti :
         rasionalitas yang terbatas
         relatifismelingustik
         ekonomi tenaga kerja ganda
         teorema ketidak relevanan dividen
         teori organisional dari perusahaan
         ekspektasi rasional
         audit statistical

13
METODOLOGI PENELITIAN
DAN
TEORI DALAM PENGGUNAAN INFORMASI AKUNTANSI

A. Metodologi Penelitian
Teori Akuntansi dapat dikembangkan dengan menggunakan beberapa metodologi
penelitian. Metodologi yang biasa digunakan diantaranya adalah: (1) pendekatan deduktif; (2)
pendekatan induktif; (3) pendekatan pragmatis; (4) pendekatan etis; dan (5) pendekatan
perilaku. Selain itu, ada metode tambahan yakni metode ilmiah dalam penyelidikan, yang
merupakan penggabungan antara pendekatan induktif dan deduktif, sebagai pedoman
penelitian dalam pengembangan teori akuntansi.
A.1. Pendekatan deduktif
Pendekatan deduktif dimulai dengan pembentukan sasaran. Setelah sasaran dibuat,
kemudian dibuat asumsi dan definisi kunci. Peneliti kemudian harus mengembangkan
struktur logis untuk mencapai sasaran, berdasarkan asumsi dan definisi. Metodologi ini sering
disebut sebagai “dari yang umum ke yang spesifik”. Jika teori akuntansi dikembangkan
melalui metodologi deduktif, peneliti harus mengembangkan struktur yang melingkupi
sasaran akuntansi, lingkungan dimana akuntansi berada, asumsi dan definisi sistem, serta
prosedur serta pelaksanaan, dengan mengikuti pola yang logis.
A.2. Pendekatan induktif
Pendekatan induktif dalam penelitian adalah melakukan pengamatan kemudian
membuat kesimpulan dari hasil pengamatan tersebut. Oleh karena itu, metode ini disebut
“dari yang spesifik ke yang umum”, karena peneliti menyamaratakan seluruh kejadian
berdasarkan pengamatan terbatas pada satu kejadian tertentu saja.
Accounting Principles Board Statement No.4 merupakan contoh dari hasil penelitian dengan
pendekatan induktif.
A.3. Pendekatan pragmatis
Pendekatan pragmatis dalam pengembangan teori didasarkan pada asas kegunaan atau
manfaat. Setelah masalah teridentifikasi, peneliti mencari solusi yang bermanfaat yang dapat
memecahkan masalah. Hal ini tidak berarti bahwa solusi optimal telah ditemukan atau bahwa

14
sasaran yang telah ditentukan akan tercapai. Oleh sebab itu, segala jawaban yang didapat dari
pendekatan pragmatis harus dianggap sebagai solusi sementara.
Sayangnya dalam akuntansi, kebanyakan praktek dan prinsip-prinsip akuntansi
dihasilkan dari pendekatan pragmatis, dan solusi yang dihasilkan telah disadur sebagai GAAP
bukannya hanya sebagai pemecahan yang berguna terhadap suatu masalah. Sebagaimana
dijelaskan dalam Bab I, Pernyataan Dasar-dasar Akuntansi merupakan pendekatan pragmatis
dalam pembangunan teori. Sayangnya, pengembangan teori turunannya juga mengggunakan
pendekatan pragmatis. Hasilnya, profesi akuntansi harus secara rutin mengakui bahwa
praktek akuntansi yang biasanya harus diikuti disebabkan karena “memang begitulah kita
biasa melakukannya”, alasan yang paling tidak memuaskan, khususnya saat pertanyaan
hukum terlontar.
A.4. Metode ilmiah dalam penyelidikan
Melaksanakan penelitian melalui metode ilmiah mencakup lima tahapan utama, yang
mungkin terdiri atas beberapa subtahapan.
1. Mengidentifikasikan dan menetapkan masalah untuk dipelajari
2. Menetapkan hipotesis untuk diuji
3. Mengumpulkan data yang terlihat perlu untuk menguji hipotesis
4. Menganalisis dan mengevaluasi data yang berhubungan dengan hipotesis
5. Membuat kesimpulan sementara
Walaupun langkah-langkah tersebut dibuat berurutan, dapat juga dibuat langkah
mundur-maju antara langkah-langkah tersebut. Contohnya, pada langkah menetapkan
hipotesis, mungkin diperlukan untuk mundur ke langkah pertama dan mengidentifikasi
masalah yang lebih tepat. Kemudian, saat mengumpulkan data, mungkin diperlukan untuk
mengklarifikasi masalah atau hipotesis, atau keduanya. Langkah mundur-maju ini terus
berlanjut selama proses dan merupakan faktor utama sebagai kekuatan dari metode ilmiah.
Sayangnya, metode ilmiah dalam penyelidikan mendapatkan perhatian terbatas dalam
penelitian akuntansi. Prosedur-prosedur yang mempunyai ‘kegunaan’ tersebut telah diterima
secara umum tanpa memperhatikan apakah prosedur tersebut telah diuji relevansinya
terhadap hipotesis tertentu.
A.5. Pendekatan penelitian lainnya
Beberapa penulis juga membahas pendekatan etis dan pendekatan perilaku dalam
penelitian, yang dianggap dapat digunakan dalam pengembangan teori akuntansi. Beberapa
penulis lainnya menganggap bahwa pendekatan ini hanya merupakan metode tambahan,

15
bukannya metode spesifik. Karenanya, mereka dapat dan harus mempengaruhi sikap peneliti
tetapi tidak dapat dengan sendirinya membuat kesimpulan yang beralasan.
Pendekatan etika, yang dipermasalahkan kepada DR Scott, menekankan konsep
kebenaran, keadilan, dan kejelasan. Tidak ada yang menentang konsep ini sebagai panduan
bagi peneliti, tetapi selalu ada pertanyaan: adil untuk siapa, untuk tujuan apa, dan dalam
kejadian apa. Pertanyaan seperti ini menyebabkan pendekatan ini mungkin sulit untuk
digunakan dalam pengembangan teori akuntansi, tetapi pendekatan ini menghasilkan metode
lebih tinggi sebagai hasil dari kemunculan perkembangan teori akuntansi model baru
bernama penelitian ‘sudut pandang kritis’ yang akan selanjutnya.
Pendekatan perilaku (Behavioral Accounting Research/BAR), adalah sebuah studi
mengenai perilaku akuntan atau perilaku nonakuntan saat mereka dipengaruhi oleh laporan
dan fungsi akuntansi yang didasarkan pada aktivitas penelitian terhadap ilmu perilaku.
Karena tujuan dari akuntansi adalah menyediakan akuntansi bagi pembuat keputusan,
sepertinya diperlukan fokus pada bagaimana penyedia dan pengguna bereaksi terhadap
informasi. BAR merupakan studi yang mempelajari masalah-masalah yang relevan, tetapi
tidak memberi dampak terhadap praktek yang seharusnya terjadi, sehingga masalah-masalah
relevan tersebut menjadi penting.

B. Outcome/Hasil/manfaat Penyediaan Informasi Akuntansi


Perkembangan teori akuntansi tidak akan memecahkan semua kebutuhan pengguna
informasi akuntansi. Teori-teori akuntansi juga harus dikembangkan dengan memperkirakan
reaksi pasar terhadap informasi akuntansi dan bagaimana pengguna bereaksi pada data
akuntansi. Pada tahapan selanjutnya, akan dijelaskan kegunaan informasi akuntansi dan
informasi lainnya oleh bagi masing-masing individu, dan menampilkan beberapa teori
bagaimana pengguna beraksi pada data akuntansi.
B.1. Analisis pokok/fundamental
FASB menyatakan bahwa salah satu tujuan penyediaan informasi akuntansi adalah
untuk memberikan informasi kepada investor, informasi yang dapat dipercaya dan benar
sehingga mereka dapat menghasilkan keputusan investasi berdasarkan informasi. Proses
pengambilan keputusan yang digunakan oleh masing-masing investor dinamakan analisis
pokok. Analisis pokok adalah usaha untuk mengidentifikasi saham individual yang salah
harga dengan melihat semua informasi keuangan yang tersedia. Analisis investasi dapat juga
dilakukan oleh investor itu sendiri atau lewat analisis sekuritas.
B.2. Hipotesis pasar efisien

16
Pakar ekonomi telah berpendapat selama bertahun-tahun bahwa dalam ekonomi pasar
bebas dengan persaingan sempurna, harga ditentukan oleh ketersediaan pasokan (supply) dan
permintaan pasar (demand). Berdasarkan teori ini, harga produk tertentu kemudian ditentukan
oleh mekanisme pasar. Proses ini pada umumnya ditunjukan oleh diagram di bawah ini.

Sifatnya pasar efisien:


1. Semua unit ekonomi memiliki pengetahuan utuh mengenai ekonomi
2. Segala barang dan jasa seluruhnya bergerak dan dapat mudah bergeser
3. Pembeli dan penjual harus mempunyai sedikit hubungan terhadap permintaan dan
penawaran total dan tidak memiliki pengaruh terhadap harga atau permintaan
4. Tidak ada pembatasan buatan dalam permintaan, penawaran, atau harga barang dan
jasa
Contoh paling sempurna dalam mekanisme penawaran dan pembelian adalah pada
pasar saham, terutama karena sistem distribusi pasar saham relatif efisien dan informasi
terkait saham tersedia berbagai bursa. Contoh sumber informasi sbb:
1. Laporan keuangan yang diterbitkan perusahaan
2. Laporan pendapatan triwulanan yang dikeluarkan di media
3. Laporan perubahan manajemen
4. Informasi keuangan pesaing perusahaan
5. Penghargaan dari pemerintah atau perusahaan swasta lain
6. Informasi yang disebarkan kepada pemilik kepentingan pada pertemuan stokholders
tahunan
Berdasarkan mekanisme permintaan dan penawaran, harga ditentukan oleh
pengetahuan konsumen atas produk yang dibelinya. Mekanisme ini di pasar saham kemudian
disebut sebagai mekanisme pasar efisien (EMH). Masalah yang dikeluarkan oleh EMH antara
lain: (1) informasi apa tentang perusahaan yang berguna bagi investor, (2) apakah

17
pengungkapan tentang berbagai tipe informasi perusahaan mempunyai dampak terhadap
pemahaman informasi?
Pasar saham dapat dikatakan efisien jika menggambarkan semua informasi yang
tersedia dan bereaksi secara instant terhadap informasi baru. Pembahasan EMH dalam
literatur akademik memiliki bermacam definisi terhadap informasi yang tersedia dan terbagi
menjadi tiga bentuk EMH, yakni bentuk lemah, bentuk semi kuat, dan bentuk kuat.
a. Bentuk lemah
Berdasarkan teori ini, harga historis menyediakan perkiraan tidak bias mengenai
harga masa depan dari saham, dan beberapa studi mendukung pendapat ini. Hal ini
menjelaskan bahwa perubahan harga terjadi akibat pengetahuan investor mengenai
pendapatan yang mungkin didapatkan atau kesempatan investasi alternatif. Berdasarkan
bentuk lemah, investor tidak bisa mendapatkan pengembalian/keuntungan lebih berdasarkan
pengetahuan sederhana atas harga saham sebelumnya.
b. Bentuk semi kuat
Perbedaan antara bentuk lemah, semi kuat, dan kuat EMH terletak pada jumlah
informasi yang dikumpulkan dalam menentukan harga saham. Pada bentuk semi lemah,
harga lampau saham dan semua informasi yang disampaikan ke publik diperlukan dalam
menentukan harga saham.
c. Bentuk kuat
Berdasarkan bentuk kuat EMH, semua informasi termasuk trend harga saham,
informasi tersedia untuk publik, dan informasi dari dalam digunakan dalam penentuan harga
saham. Bentuk ini menyebabkan akuntan mempertimbangkan semua informasi termasuk
informasi eksternal dan internal.
Implikasi penelitian pasar efisien
Hipotesis pasar efisien berimplikasi terhadap perkembangan teori akuntansi. Para
kritisi akuntansi berpendapat bahwa ketidakseragaman prinsip akuntansi menyebabkan
manajer perusahaan dapat memanipulasi pendapatan dan mengaburkan investor. Pendapat ini
disebabkan karena asumsi bahwa laporan akuntansi adalah satu-satunya sumber informasi
dalam organisasi bisnis. Hasil dari penelitian EMH menghasilkan kesimpulan bahwa harga
pasar tidak hanya ditentukan oleh laporan akuntansi. Kesimpulan ini menyebabkan peneliti
menyelidiki bagaimana pendapatan akuntansi berhubungan dengan harga saham. Hasil dari
penyelidikan tersebut adalah bahwa pendapatan akuntansi berhubungan dengan keuntungan
saham.
B.3. Model Penilaian Aset Modal (CAPM)

18
Investor menggunakan informasi akuntansi untuk meminimalkan risiko dan
memaksimalkan keuntungan. Kebanyakan investor menolak risiko. Oleh karena itu investasi
yang berisiko tinggi harus memberikan keuntungan yang lebih tinggi pula untuk memikat
investor. Hal ini berarti investor memerlukan informasi mengenai tingkat risiko dan
keuntungan yang mungkin didapatkan. Rumus tingkat keuntungan yang sebenarnya bagi
investor :
Dividen + Penambahan (pengurangan) nilai
Harga beli
Karena harga saham berubah-ubah sehingga merubah ekspektasi investor mengenai
arus kas perusahaan di masa datang, saham biasa dikategorikan investasi berisiko. Risiko
didefinisikan sebagai kemungkinan tingkat keuntungan yang didapatkan bergeser dari yang
diharapkan, dan nilai dari perubahan itu menentukan besarnya tingkat risiko.
Asumsi dasar CAPM adalah saham yang berisiko bisa dikombinasikan menjadi
portofolio saham yang lebih rendah tingkat risikonya dibanding dengan saham biasa saja.
Terdapat dua tipe risiko yaitu risiko tidak sistematis adalah saat ketidakwajaran
risiko suatu perusahaan bisa dipecah sedangkan risiko sistematis adalah bagian yang tidak
dapat dipecah yang berhubungan dengan pergerakan keseluruhan di pasar saham dan tidak
dapat dihindarkan. Persamaan sederhana mengenai hubungan antara risiko dan keuntungan
dengan menggunakan pengembalian bebas risiko (US T-Bills):
Rs =Rf + Rp
Rs = tingkat pengembalian yang diharapkan pada saham berisiko
Rf = tingkat bebas risiko
Rp = nilai risiko
Perhitungan hubungan paralel antara saham biasa tertentu dengan trend keseluruhan
di pasar saham disebut dengan  (beta).  dilihat sebagai perkiraan penguapan saham tertentu
terhadap pasar saham total.
Dengan  menjadi
Rs = Rf + Ps(Rm-Rf)
Rs = tingkat pengembalian saham yang diharapkan
Rf = tingkat bebas risiko
Rm = tingkat pengembalian yang diharapkan pada pasar saham secara keseluruhan
Rf = beta saham, yang dihitung selama periode tertentu
CAPM membuat harga saham tidak dipengaruhi oleh risiko tidak sestematis, dan
saham yang menawarkan risiko yang lebih tinggi ( lebih tinggi) akan berharga lebih rendah

19
dari saham yang berisiko lebih rendah. Penelitian empiris telah mendukung bahwa  lampau
merupakan peramal yang baik bagi harga saham masa depan.
CAPM relevan terhadap perkembangan teori akuntansi karena peneliti telah
menggunakannya untuk menguji hipotesis yang tergantung pada EMH yang dibahas
sebelumnya. Contohnya, peneliti telah memperkirakan pengembalian yang diharapkan dari
sebuah perusahaan menggunakan CAPM untuk mengetahui apakah informasi akuntansi
memuat informasi. Keuntungan yang diharapkan dibandingkan dengan keuntungan yang
diterima, dan sisanya (perbedaan antara harapan dan kenyataan) diuji untuk melihat apakah
ada reaksi pasar atas informasi yang dikeluarkan.
B.4. Teori positif dan normatif
Teori positif mencoba menjelaskan fenomena yang telah diamati. Perbedaan besar
antara praktek-praktek dan aplikasi akuntansi telah membuat perkembangan deskripsi
komprehensif akuntansi menjadi sulit. Akhirnya, untuk menjadi teori, deskripsi harus
mempunyai nilai penjelasan.
Teori normatif didasarkan oleh tujuan-tujuan yang dibuat, tetapi tidak ada tujuan-tujuan
yang dianggap baku oleh akuntan. Teori akuntansi normatif biasanya dapat diterima hanya
kepada orang-orang yang setuju dengan asumsi yang digunakannya. Namun, kebanyakan
teori akuntansi adalah normatif karena mereka didasarkan pada tujuan-tujuan tertentu suatu
laporan keuangan.
B.5. Teori agensi
Asumsi dasar teori agensi adalah bahwa orang-orang memaksimalkan utilitas mereka
untuk kepentingan mereka sendiri. Suatu agensi didefinisikan sebagai hubungan antara dua
pihak, dimana pihak pertama (agen) setuju untuk bertindak atas nama pihak lainnya (prinsip).
Contohnya, hubungan antara pemegang saham dan manajer adalah sebuah teori agensi,
sebagaimana hubungan manajer dan auditor, serta pejabat tinggi atau yang lebih rendah,
antara auditor dan pemegang saham.
Risiko bawaan dalam teori agensi adalah asumsi bahwa terjadi konflik kepentingan
antara pemilik perusahaan (pemegang saham) dan manajer. Hubungan agensi menyebabkan
biaya bagi pihak prinsip. Biaya dari hubungan agensi dihasilkan dari penjumlahan (1)
pengeluaran monitoring oleh pihak prinsip, (2) pengeluaran ikatan oleh agen, dan (3)
kerugian selisih. Watts menjelaskan konsep tersebut sbb:
Pengeluaran monitoring adalah pengeluaran oleh pihak prinsip untuk mengontrol perilaku
agen (contoh, biaya pengukuran dan pengamatan perilaku agen, biaya kebijakan
menerbitkan kompensasi, dll). Agen mempunyai insentif melakukan pengeluaran untuk
20
menjamin bahwa dia tidak akan membuat tindakan tertentu yang membahayakan
kepentingan pihak prinsip atau dia akan membayar pihak prinsip jika melakukannya. Inilah
biaya perikatan. Pada akhirnya, bahkan dengan pengeluaran monitoring dan perikatan,
tindakan yang dilakukan oleh agen akan berbeda dengan tindakan yang dilakukan oleh
pihak prinsip sendiri ... efek kesejahteraan yang berbeda yang dihasilkan disebut dengan
kerugian selisih.
Teori agensi dapat menjelaskan kurangnya teori akuntansi komprehensif. Teori
keagenan menyiratkan kerangka teori akuntansi tidak dapat dikembangkan karena perbedaan
kepentingan yang terlibat dalam laporan keuangan. Bagaimanapun juga, ada lagi sebuah
alasan dasar tentang kenapa teori keagenan memiliki keterbatasan dalam mempengaruhi
secara langsung akuntansi keuangan. Teori keagenan adalah teori deskripsi yang membantu
menjelaskan mengapa terjadi perbedaan dalam praktek akuntansi. Oleh karena itu, walaupun
pengujian secara terus menerus telah mendukung teori ini, teori keagenan tidak akan
mengindentifikasi prosedur akuntansi yang benar yang dapat dapat digunakan pada keadaan
yang berbeda dan hasilnya praktek akuntansi tidak akan diubah.
B.6. Pemrosesan informasi masyarakat
Pengungkapan semua informasi mengenai perusahaan dimaksudkan untuk membantu
investor dan calon investor dalam membuat keputusan beli-tahan-jual saham perusahaan.
Pendidikan yang membuat seseorang berkemampuan menggunakan informasi disebut sebagai
Penelitian Human Information Processing (HIP). Secara umum, penelitian HIP
mengindikasikan bahwa seseorang mempunyai kemampuan sangat terbatas dalam
memproses informasi dalam jumlah besar. Ringkasnya, seseorang menggunakan sistem
pemrosesan informasi secara runut dan selektif, sistem memiliki kapasitas terbatas, dan
ketidakwajaran biasanya diabaikan.
Penemuan ini mempunyai implikasi pengungkapan yang dalam bagi para akuntan.
Trend saat ini dari FASB dan SEC adalah kebutuhan pengungkapan informasi secara lebih
dan lebih. Tapi saat kesimpulan sementara dari penelitian HIP sudah benar, pengungkapan
tambahan mungkin mempunyai efek terbalik dari yang diinginkan. Oleh karenanya, tujuan
FASB dan SEC adalah menyediakan semua informasi relevan sehingga orang-orang dapat
membuat keputusan terhadap perusahaan berdasarkan informasi. Bagaimanapun, laporan
tahunan mungkin telah memuat informasi yang telah diproses yang cukup dan efisien bagi
orang-orang.
Peneliti harus menjelaskan bagaimana pemrosesan secara selektif suatu informasi
diproses kepada mekanisme pasar yang dijelaskan dalam EMH dan menjelaskan informasi

21
paling relevan yang dimuat dalam laporan tahunan. Sekali tujuan ini tercapai, akuntan telah
melakukan langkah besar dalam menentukan informasi apa yang harus disajikan tentang
entitas akuntansi
B.7. Penelitian sudut pandang kritis
Peneliti sudut pandang kritis mencoba menterjemahkan sejarah akuntansi sebagai
jaringan rumit dari ekonomi, politik, dan keterjadian tidak sengaja. Penelitian sudut pandang
kritis melihat pemikiran penelitian akuntansi yang sekarang berlaku terlalu objektif dan
menganggap bahwa variable – variable itu konstan. Penelitian dari sudut pandang didasarkan
pada tiga asumsi dasar:
1. Masyarakat mempunyai potensi untuk menjadi bukan mereka
2. Tindakan manusia secara sadar dapat membentuk dunia sosial menjadi sesuatu yang
lain atau lebih baik
3. Nomor 2 dapat didukung menggunakan teori kritis
Teori ini mencari dan mendeteksi pengertian tersembunyi yang terletak dalam konteks
tersebut, dan dihubungkan dengan kekuatan perusahaan multinasional dan distribusi yang
dihasilkan keuntungan dan kerugian terhadap masyarakat. Teori kritis juga tidak menerima
pemikiran teori akuntansi bahwa organisasi bertahan karena mereka efisien secara maksimal,
sebaliknya teori ini beranggapan bahwa metode penelitian masih bias dalam mencapai
kesimpulan tersebut.

C. Hubungan antara Penelitian, Pendidikan, dan Praktek


Penelitian dibutuhkan untuk perkembangan teori yang efektif. Pada kebanyakan
bidang ilmu, saat peneliti mengindikasikan bahwa metode yang lebih baik telah ditemukan
untuk menangani situasi tertentu, metode baru kemudian diajarkan kepada siswa, yang
kemudian mengimplementasikan metode tersebut saat mereka masuk profesi tersebut. Oleh
karena itu, penelitian yang dihasilkan pada pendidikan mempengaruhi praktek.
Profesi akuntansi telah dikritik untuk tidak mengikuti model ini. Faktanya, sebelum
perkembangan FASB pada Kerangka Kerja Konseptual, teori normatif dan positif memiliki
dampak yang kecil terhadap pendidikan akuntansi. Selama periode ini, para siswa diajarkan
praktek akuntansi sebagaimana dinyatakan, metode yang lebih baik secara teori tidak pernah
dibahas di kelas. Hasilnya, penggunaan akuntansi biaya historis menerima sedikit kritik dari
pengajar akuntansi karena metode tersebut telah diterima secara praktek, walaupun hanya
memiliki relevansi sedikit terhadap pembuatan keputusan.

22
Perkembangan Kerangka Kerja Konseptual dan perbaikan berbagai teori dalam hal
outcome akuntansi meningkatkan hubungan antara penelitian, pendidikan dan praktek agar
lebih baik. Contohnya, akuntansi biaya historis sekarang telah diremehkan sebagai “suatu
ketika akuntansi”. SFAS no. 115 sekarang memerlukan beberapa sekuritas yang dapat
dipasarkan untuk dinilai dengan nilai pasarnya, dan pandangan zaman baru, seperti teori
sudut pandang memaksa baik pengajar dan praktisi untuk memikirkan kembali praktek-
praktek yang sebelumnya tidak dipertanyakan. Namun, kemajuan tambahan tetap dibutuhkan.
Tradisi sulit untuk mengatasi, dan para akuntan sebagai sebuah kelompok tidak dapat
menyokong perubahan drastis yang sangat besar.

D. Kesimpulan
Sejumlah pendekatan penelitian tersedia untuk membantu dalam mengembangkan teori-teori
akuntansi dan penggunaannya. Pendekatan deduktif membutuhkan penentuan sasaran dan
kemudian diteruskan ke praktek yang lebih spesifik. Pendekatan induktif diawali pengamatan
dan kemudian membuat kesimpulan dari pengamatan tersebut. Pendekatan pragmatis
mengidentifikasikan masalah dan kemudian menghasilkan solusi yang berguna. Pendekatan
etis menekankan pada konsep kebenaran, keadilan dan kejelasan. Akhirnya, penelitian
akuntansi perilaku mempelajari bagaimana orang-orang dipengaruhi oleh laporan dan fungsi
akuntansi.
Beberapa teori mengenai outcome masalah akuntansi disajikan. Analisis fundamental
mencoba agar dapat membuat masing-masing investor mengetahui kesalahan harga saham.
Penelitian Pasar Efisien mempelajari informasi apa yang berharga bagi investor dan bentuk
dampak dari pengungkapan terhadap nilai dari informasi. Teori agensi mempelajari
bagaimana keuntungan individu dari rangkaian tertentu suatu tindakan. Model penilaian
aktiva modal menjelaskan bagaimana investor bisa meminimalisir risiko dan memaksimalkan
keuntungan. Penelitian pemrosesan informasi manusia mempelajari bagaimana masing-
masing individu menggunakan dan memproses informasi. Terakhir, penelitian sudut pandang
krisis mempertanyakan beberapa asumsi ekonomi yang telah disepakati yang didapat
akuntan.

23

Anda mungkin juga menyukai