TEORI YANG BERPUSAT PADA KLIEN DALAM PELAKSANAAN BIMBINGAN KONSELING Kel. 4
TEORI YANG BERPUSAT PADA KLIEN DALAM PELAKSANAAN BIMBINGAN KONSELING Kel. 4
BIMBINGAN KONSELING
Dosen Pengampu:
Fatimah S.Pd, M.Pd.
Penyusun memanjatkan puji dan syukur ke hadirat Allah Swt, serta salawat
serta salam selalu terlimpah ke hadirat Nabi Muhammad Saw. Berkat rahmat dan
karunia-Nya jualah dapat diselesaikan makalah yang berjudul “TEORI YANG
BERPUSAT PADA KLIEN DALAM PELAKSANAAN BIMBINGAN
KONSELING”.
Penyusun menyadari bahwa makalah ini tidak terlepas dari bantuan pihak,
baik secara langsung maupun tidak langsung. Karena itu, penyusun mengucapkan
terima kasih kepada:
Tim Penyusun
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL
1
2
2
2
3
4
4
5
7
8
9
11
11
11
12
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia sebagai bangsa yang multicultural terdiri dari suku-suku dan
kelompok-kelompok dalam masyarakat. Banyaknya kelompok dalam
masyarakat tidak bisa dipungkiri lagi akan timbulnya masalah-masalah yang
bersumber dari latar belakang kelompok dan budaya yang berbeda-beda.
Dalam hal ini sangat diperlukan adanya bimbingan dan konseling yang dapat
menyatukan antara kelompok yang satu dengan kelompok yang lain. Salah
satunya yakni dengan menggunakan bimbingan dan konseling kelompok.
Layanan kelompok memberikan manfaat kepada sejumlah individu.
Kemanfaatan yang lebih meluas inilah yang paling menjadi perhatian semua
pihak berkenaan dengan layanan kelompok tersebut. Apalagi pada zaman
sekarang ini, zaman yang menekankan perlunya efisiensi, perlunya perluasan
pelayanan jasa yang mampu menjangkau lebih banyak konsumen secara tepat
dan cepat, layanan kelompok semakin menarik. Dalam layanan kelompok
interaksi antarindividu anggota kelompok merupakan suatu yang khas, yang
tidak mungkin terjadi pada konseling perorangan.
Dalam pelaksanaannya, bimbingan dan konseling kelompok memerlukan
teknik-teknik atau cara-cara yang diterapkan berdasarkan teori yang ada agar
proses konseling tidak berjalan di luar jalur yang sudah ditentukan. Salah satu
teori yang dipakai untuk melaksanakan bimbingan dan konseling kelompok
ini adalah teori client-centered (teori yang berpusat pada klien) yang biasa
digunakan oleh para konselor sebagai pemahaman terhadap klien.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan client-centered counseling ?
2. Apa saja karakteristik dasar dari teori client-centered ?
3. Bagaimana peran dan fungsi konselor berdasarkan teori client-centered ?
4. Apa saja tujuan client-centered counseling ?
iv
5. Bagaimana teknik-teknik client-centered counseling ?
C. Tujuan Pembahasan
1. Memahami pengertian dari client-centered counseling
2. Mengetahui karakteristik dasar dari teori client-centered
3. Mengetahui peran dan fungsi konselor berdasarkan teori client-centered
4. Mengetahui tujuan client-centered counseling
5. Mengetahui dan dapat menerapkan teknik-teknik client-centered
counseling
v
BAB II
PEMBAHASAN
vi
5. Seseorang akan menghadapi persoalan jika di anatara unsur-unsur dalam
gambaran terhadap diri sendiri timbul konflik dan pertentangan, lebih-
lebih antara real self dan ideal self.1
W.S Winkel dan M.M Sri Hastuti, BIMBINGAN DAN KONSELING DI INSTITUSI
1
vii
4. Prinsip psikoterapi yang sama berlaku untuk semua klien “normal”,
“neurotik”, dan “psikotik”. Berdasarkan pandangan bahwa usaha untuk
bisa bergerak ke kedewasaan psikologi berakar kuat pada sifat dasar
manusia, maka prinsip terapi terpusat pada pribadi berlaku bagi mereka
yang berfungsi pada tingkat yang relatif normal dan juga pada mereka
yang mengalami salah penyesuaian psikologis pada tingkat yang lebih
tinggi.
5. Psikoterapi hanyalah satu contoh dari hubungan pribadi yang konstruktif.
Klien mengalami pertumbuhan psikoterapeutik dalam dan lewat hubungan
dengan orang lain yang menolongnya berbuat sesuatu yang tidak bisa dia
perbuat sendirian.
6. Psikoterapi merupakan hubungan dengan konselor yang kongruen
(menjadikan perilaku dan pengungkapan eksternal berpasangan dengan
perasaan dan pikiran internal), yang mau menerima, dan empati yang
memberikan fasilitas kepada klien untuk bisa mengalami perubahan
terapeutik.
7. Konselor adalah orang yang segera hadir dan bisa dihubungi oleh klien
dan untuk berfokus pada pengalaman "di sini dan sekarang".
8. Terapi terpusat pada pribadi telah mengembangkan lewat penelitian pada
suatu proses dan hasil akhir dari terapi. Teorinya tidaklah tertutup
melainkan telah tumbuh melalui observasi konseling selama bertahun-
tahun dan terus berubah pada saat penelitian baru mendapatkan
pemahaman tentang sifat dasar manusia yang terus bertambah dan proses
terapeutiknya.
9. Terapi terpusat pada pribadi bukanlah seperangkat teknik ataupun dogma.
Dengan berakar pada suatu perangkat sikap dan kepercayaan yang
didemonstrasikan oleh konselor maka terapi ini bisa dikarakterisasikan
sebagai cara keberadaan dan sebagai perjalanan yang sama-sama
dilakukan oleh konselor dan klien di mana masing-masing saling
viii
mengungkapkan kemanusiaan masing-masing dan saling berpartisipasi
dalam pengalaman pertumbuhan.2
2
Abdul Hayat, Teori dan Teknik Pendekatan Konseling: Psikoanalisis, Terapi Terpusat pada Pribadi,
Behavioral, dan Terapi Rasional Emotif, (Kalimantan Selatan: Lanting Media Aksara Publishing House, 2010),
h.70-72
3
Namora Lumongga Lubis, Memahami Dasar-dasar Konseling Dalam Teori dan Praktik,
(Jakarta: Kencana, 2011), h. 156-157.
ix
D. Tujuan Client Centered
Hal penting lainnya yang ingin dicapai dari client centered adalah
menjadikan klien sebagai pribadi yang berfungsi sepenuhnya (fully
fungctioning person) yang memiliki arti sama dengan aktualisasi diri.
x
e. Struktur self-nya dapat berubah secara fleksibel sejalan dengan
pengalaman baru.
f. Klien memiliki pengalaman self regard.
g. Klien dapat bertingkah laku kreatif untuk beradaptasi terhadap
peristiwa baru.
h. Dapat hidup dengan orang lain secara harmonis karena menghargai
perbedaan individual.
1. Acceptance
2. Respect
3. Understanding
4
Namora Lumongga Lubis, h. 157-158.
xi
Yakni sebagai konselor harus mengerti dan memahami tentang apa masalah
yang sedang dihadapi kliennya.
4. Reasutance
5. Reflection of feeling
6. Restatement
5
Potensia, Jurnal Kependidikan Islam, Juri: tahun 2011, h. 156-157.
xii
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
Menurut pendapat kami , seorang guru bisa dinilai memiliki mutu kerja
yang berkualitas jika membimbing siswa dengan baik, jadi hendaknya lebih
bisa memahami, mendalami dan menguasai bidang bimbingan dan konseling
ini. Dengan adanya makalah dari kami ini, diharapkan adanya perbaikan
kedepannya.
xiii
DAFTAR PUSTAKA
Adi, Kukuh Jumi. Esensial Konseling: Pendekatan Trait And Factor Dan
Client Centered. Yogyakarta: Garudhawaca, 2013.
xiv