Aji KTI Apendik Juga
Aji KTI Apendik Juga
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
mempunyai keunikan tersendiri, dimana antara yang satu dengan yang lainnya
juga sebagai mahluk holistik, yang mempunyai berbagai kebutuhan dasar yang
harus dipenuhi setiap harinya, kebutuhan akan rasa nyaman adalah salah
satunya. Kebutuhan manusia akan rasa nyaman tidak kalah pentingnya jika
faktor, adanya rangsangan nyeri merupakan salah satu faktor yang dapat
kebutuhan hidupnya.
Gangguan rasa nyaman nyeri yang akan dibahas dalam karya tulis ini
1
2
terjadi pada orang dewasa, hal ini diakibatkan oleh pola makan dan kebiasan-
yang paling tepat adalah mencegah bagimana supaya permasalahan ini tidak
timbul.
Berdasarkan data yang kami peroleh dari Medikal Record RSU dr.
operasi Apendiktomi dari bulan Januari sampai dengan bulan Juli adalah
sebagai berikut:
Tabel 1.1
Klasifikasi Jumlah Rawat Inap Penderita Apendiksitis
Yang Telah Dilakukan Operasi Apendiktomi
B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
komprehensif.
2. Tujuan Khusus
apendiktomi.
keperawatan.
4
C. Metode Penulisan
metode deskriptif yaitu gambaran dari kasus nyata dengan pendekatan proses
1. Wawancara
2. Observasi
Data yang dikumpulkan pada saat observasi adalah keadaan umum, TTV,
masalah klien.
3. Pemeriksaan Fisik
persistem tubuh.
4. Studi Dokumenter
a. Sumber Data
b. Jenis data.
1) Data Subjektif
2) Data Objektif
5. Studi Kepustakaan
Adalah data yang didapatkan dari sumber dan literature yang menunjang
D. Sistematika Penulisan
sebagai berikut :
6
penulisan.
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
7
7
1. Pengertian
(4 Inci), melekat pada sekum tepat di bawah katup ileosekal (Brunner and
tambahan seperti kantung yang tak berfungsi terletak pada bagian inferior
melekat pada sekum dibawah katup ileosekal (R. Sjamoehidajat dan Wim
penyakit bedah mayor yang paling sering terjadi, walaupun apendiks dapat
terjadi pada setiap usia, namun paling sering terjadi pada dewasa muda.
a. Anatomi
8
2001 : 1099)
b. Fisiologi
9
3. Etiologi
limfe, Fekalit, tumor apendiks, dan cacing askaris dapat pula penyebab
4. Patofisiologi apendiksitis
10
terlipat atau tersumbat, kemungkinan oleh fekalit (massa keras dari feses),
tumor, atau benda asing, cacing, atau parasit lain. Proses inflamasi
Sumbatan lumen
Aliran mucus terhambat
Apendik teregang Menekan pusat
lapar ke thalamus
Aliran darah terganggu
Anorexia
Peradangan
Terjadi inflamasi pada
Oedema dinding mukosa
Infeksi Ruftur HCL Meningkat
Insisi Nekrosis Mual, muntah
Kurang perawatan Apendiktomi
Gangguan Pemenuhan
Luka masih basah Luka operasi kebutuhan terganggu
11
Mikroorganisme berkembag Jaringan rusak
Mengeluarkan zat serotonin,
Resti terjadinya bradikinin, histamine
Infeksi
Merang sang saraf Respon terhadap
nyeri
Thalamus
Takut untuk bergerak
Cortek selebri
Penurunan energi
Persepsi nyeri
Malaise
Gangguan rasa
nyaman nyeri Gangguan
Luka Insisi
ADL
Teputusnya continuitas
jaringan Adanya peningkatan stressor
dan rangsangan nyeri Mengaktifkan RAS
Nutrisi, O2, dan aliran darah
terhambat Peningakatan kewaspadaan
Gangguan rasa aman
cemas
Nekkrosis Tidur terjaga
Gangguan integritas Gangguan
kulit istirahat tidur
5. Manifestasi Klinis
demam ringan, mual muntah dan anoreksia. Nyeri tekan lokal pada titik
sekum nyeri tekan dapat terasa didaerah lumbal nyeri pada defekasi
12
Adanya kekakuan pada bagian bawah otot rektus kanan dapat terjadi.
6. Evalausi Diagnostik
peningkatan sel darah putih, jumlah lekosit mungkin lebih besar dari
7. Penata Laksanaan
8. Komplikasi
13
10-32 % lebih tinggi pada anak kecil dan lansia. Perforasi secara umum
terjadi 24 jam setelah nyeri, gejala mencakup demam, nyeri tekan, nyeri
9. Intervensi Keperawatan
Bedah : 1999)
efek yang sanagt kuat dan menggiatkan seluruh sistem sarap untuk
2001)
Luka yang masih basah merupakan tempat yang paling rawan bagi
sensasi, perasaan dan emosi. Informasi dan reseftor nyeri mencapai sistem
syaraf sentral melalui serabut syaraf asenden. Bila informasi ini telah
b. Transmisi nyeri
pada belahan vertikal dan sum-sum belakang yang paling utama adalah
dan membawa informasi mengenai sifat dan lokasi dan stimulus kepada
konstraksi otot tangan dan lengan dan objek, stimulus yang merusak
terus menerus biasanya ada hubungan dan otot yang berhubungan jauh
d. Persepsi nyeri
1) Lingkungan
kesendirian.
2) Umur
mengatasinya.
3) Kelelahan
6) Dukungan
(gate) yaitu:
Dalam mempelajari nyeri ada dua jenis serabut nyeri yang utama
f. Stimulus nyeri
1) Mekanik
inflamasi.
syaraf.
2) Kimia
3) Termal
g. Klasifikasi nyeri
1) Menurut tempatnya
bagian dalam.
2) Menurut serangannya
3) Menurut sifat-sifatnya
sifat ini juga sering dirasakan bila daerah kulit yang luas
Jenis ini dapat dirasakan bila kulit terbakar dapat bersifat nyeri
tubuh yang luas dapat bersatu menjadi satu sensasi yang tidak
enak.
4) Skala nyeri
Skala Nyeri
mual, muntah, rasa ngilu dan sakit tekan di daerah apendiks dan panas
23
perut kanan bawah yang makin hebat dan setiap gerakkan badan terutama
untuk diagnotik. Rasa nyeri yang pertama, merupakan nyeri viseral yang
jaringan apendiks. Rasa nyeri ini sering disertai perasaan ingin defekasi.
sekaligus, bila tidak mungkin harus ditunggu 2-3 bulan kemudian, baru
dilakukan insisi sepanjang kira-kira 3-4 cm pada wanita dan 4-5 cm pada
laki-laki.
klien bisa pulang dalam beberapa hari, untuk angkat jahitan dilakukan
sampai terdengar bising usus dan flatusi, baru boleh diberi bubur saring,
tekanan ekstern, klien yang menderita sakit pada luka operasi, tekanan
pada jaringan yang rusak, nyeri yang terus menerus dan disertai spasmus
Enzim yang merangsang bradikinin ada dalam dasar dan jaringan yang
aktivasi pada tempat nyeri injuri. Bradikinin juga mengikat ujung rerseptor
dalam dinding kapiler sehingga lebih banyak cairan dan leukosit bergerak
memblok nyeri dan sumbemya seperti yang terjadi pada luka bakar
dapat menimbulkan nyeri seperti yang dirasakan orang yang lebih muda.
hangat.
procaine.
nyeri
menghancurkan nyeri.
B. Proses Keperawatan
1. Pengkajian
(Nurrasalam,2001: 17).
2. Riwayat kesehatan
a. Keluhan utama
28
P (Provokatif/Paliatif) :
penyebarannya.
sekarang.
penyakit serupa atau ada yang diturunkan atau penyakit menular yang
3. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan umum
29
compos mentis.
b. Tanda-tanda vital
c. Sistem integumen
jaringan yang mana proses ini akan berakibat perubahan kulit pada
2) Kulit muka
3) Kuku
d. Sistem penglihatan
e. Sistem penafasan
f. Sistem pendengaran
g. Sistem gastrointestinal
ulang pola diet dan jumlah/tipe masukan cairan (Doenges, 199 : 494).
Dikaji keluhan yang dirasakan, mukosa mulut, keadaan bibir dan gigi,
h. Sistem cardiovaskuler
Kaji irama jantung, denyut nadi, bunyi jantung dan keadaan JVP
i. Sistem muskuloskeletal
2) Eliminasi
4) Personal hygiene
k. Data Psikologis
919).
l. Data Sosial
Perlu dikaji hubungan klien dengan yang lainnya baik dengan keluarga
m. Data Spiritual
Hal yang dikaji yaitu tentang keyakinan dan kepercayaan klien terhadap
n. Data penunjang
hal yang mendukung keadaan penyakit klien, serta therapi medis untuk
4. Analisa data
a. Adany
b. Adany
c. Adany
d. Adany
e. Adany
f. Gangg
g. Adany
h. Resiko
5. Diagnosa Keperawatan
timbul kemudian.
(Doenges, 1999).
kurang adekuat.
(Doenges, 1999).
1) Tujuan
a) Jangka pendek
b) Jangka panjang
2) Intervensi
dokter
3) Rasionalisasi
nyaman
1) Tujuan
a) Jangka pendek
36
Dalam waktu enam jam tidak merasa sakit dan dapat bergerak,
kakmya.
b) Jangka panjang
2) Intervensi
latihan gerak.
dengan kemampuan.
3) Rasionalisasi
mandiri.
1) Tujuan
- Jangka pendek
Dalam waktu 4-5 jam klien dapat tidur dengan kriteria klien
- Jangka panjang
Dalam waktu 3-4 han klien dapat tidur dengan pulas tanpa
terjaga.
2) Intervensi
tidur.
3) Rasionalisasi
38
maka klien merasa nyaman dan dapat tidur dengan tenang tanpa
ada gangguan.
tindakan operasi.
1) Tujuan
komplikasi.
2) Intervensi :
3) Rasionalisasi
1) ujuan
- Jangka pendek
- Jangka panjang
2) Intervensi
lukanya.
3) Rasionalisasi
tentang
4. Implementasi
5. Evaluasi
BAB III
TINJAUAN KASUS DAN PEMBAHASAN
A. Laporan Kasus
1. Pengkajian
a. Biodata
Biodata Klien
Nama : An. A
42
Umur : 13 Tahun
Jenis Klamin : Laki-laki
Agama : Islam
Alamat : Kp Pandai Desa Pakuwon Kec.
Bayongbong.
Suku Bangsa : Sunda
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : Pelajar
Tanggal Masuk : 29 Juli 2006
Tanggal Pengkajian : 07 Agustus 2006
No Cm : 94-97-07
2) Biodata penanggung Jawab
Nama : Tn. A
Umur : 46 Tahun
Jenis Klamin : Laki-laki
Pekerjaan : Buruh
Hubungan Dengan klien : Ayah
b. Riwayat Kesehatan
1) Keluhan Utama
Klien mengeluh nyeri pada perut bawah bagian kanan karena luka
operasi,
c. Pengkajian Fisik
1) Penampilan Umum
Keadaan umu : Lemah
Kesadran : Kompos mentis
TTV : TD : 100/60 mmHg, R : 20x/mnt
P : 82x/mnt S : 36,3o C
2) Sistem Integumen
(b) Kulit
Warna kilit sawo matang, tekstur halus, turgor kulit baik
terbukti pada saat dicubit kembali dalam waktu ± 2 detik dan
tidak tampak adanya kotoran. Pada bagian abdomen tampak
luka operasi, luka masih tampak basah dan keluar pus
(c) Kuku
Warna transparan, tidak tampak adanya sianosis, kuku pendek,
CRT 2 dtk setelah ditekant, tidak nampak adanya kotoran.
3) Sistem Penglihatan
Mata kanan dan kiri simetris, seklera putih kemerahan,
konjungtiva pucat, kedua mata dapat digerakan kesegala arah,
fungsi penglihatan baik terbukti klien dapat membaca papan nama
perawat dalam jarak 30 Cm.
4) Sistem Pendengaran
Letak telinga kanan kiri simetris, serumen tidak nampak, warna
sama dengan kulit sekitas, fungsi pendengaran baik terbukti klien
dapat menjawab pertanyaan yang diajukan oleh perawat dari
jarak ± 50 cm.
5) Sistem Respirasi
Warna hidung sama denagn kulit sekitarnya, kedua lubang hidung
simetris, mukosa hidung merah muda, ekspirasi dan inspirasi
pergerakanya sama, tidak nampak sekret dihidung, resfirasi nafas
20x/menit, kotoran tidak nampak, fungsi penciuman baik terbukti
klien dapat membedakan bau alkohol dan bau kayu putih,
6) Sistem Kardio Vaskuler
Posisi torak simetris antara dada kanan dan kiri irama jantung
reguler, N.82x/menit, KGB tidak nampak adanya pembesaran, JVP
Tidak tampak adanya peninggian, TD.100/60 mmHg.
7) Sistem Gastro Intestinal
a) Mulut
45
a) Fungsi Cerebral
2) Verbal :
46
3) Motorik :
Abdusen)
f. Data Penunjang
1) Laboratorium tanggal 31- juli 2006
1.Analisa Data
Do.
53
DO
Klien tampak Cemas
55
h. Proses Keperawatan
Nama : An. A No CM : 94-97-07
Umur : 13 Tahun Ruangan : Agate
Jenis Klamin : Laki- laki DX : Post op Apendiktomi
PERENCANAAN
NO DIAGNOSA KEPERAWATAN IMPLEMENTASI EVALUASI
TUJUAAN INTERVENSI RASIONALISASI
1 Gangguan rasa nyaman nyeri Gangguaan rasa Tanggal 7- 8-2006 Tgl 07-08-06
sehubungan dengan terputusnya nyaaman nyeri teratasi Obesevasi tanda- Dengan melakukan Pukul 08:05 WIB Pkl 13: 00 WIB
kontinuitas jaringan akibat operasi dengan kriteria: tanda Vital observasi tanda-tanda Mengobservasi Gangguan rasa
yang ditandai dengan : Jangka Pendek vital maka dapat tanda-tanda Vital: nyaman nyeri belum
Ds. Dalm waktu 1 hari diketahui keadaan dan T: 100/60MmHg teratasi dengan
- Klien mengeluh nyeri pada nyeri berkurang, perkembangan kondisi R: 20 X/ Menit kriteria:
daerah luka operasi pada wajah klien kesehatan klien, sehingga P: 82 X/ menit Klien masih
perut bagian bawah kanan. tampak tenang. dapat melakukan S: 36,3 C mengeluh nyeri
Do. Jangka panjang tindakan selanjutnya. pada daerah
- Terdapat luka operasi di dalam waktu 3-4 perut bagian
daerah abdoman bagian hari rasa nyeri Kaji karakteristik, Dapat di ketahui sejauh Pukul 08: 15 WIB bawah bekas
kanan bawah panjangnya hilang dan luka dan tingkat nyeri mana nyeri yang Mengkaji pada luka
8 cm tampak kering. dirasakan klien karakteristik dan operasi.
tingkat nyeri dengan
- Klien tampak meringis Klien masih
palpasi pada daerah
kesakitan saat ganti balutan, tampak
abdomen, nyeri yang
meringis
dirasakan skala 2
kesakitan
Pukul 08: 00 WIB
Atur posisi klien Posisi yang nyaman Dengan saat ganti
senyaman dapat mengurangi rasa memposisikan klien balutan
56
didaerah abdomen 8 cm Tidak ada pus menjadi kering sehingga dengan kasa steril.
didaerah luka mempercepat proses Memberikan
operasi penyembuhan therapy antibiotic
Untuk menginfasi metronidazole (IV),
kuman, bakteri yang masuk. cipel (IV)
6 Gangguan istirahat tidur Gangguaan Atur posisi tidur Dengan mengatur posisi Mengatur posisi Gangguan istirahat
sehubngan dengan adanya nyeri senyaman mungkin yang nyaman akan klien senyaman tidur belum teratasi
istirahat tidur
luka operasi yang ditandai dan sesuai dengan merangsang keinginan mungkin dan sesuai dengan criteria:
teratasi dengan
dengan: keinginan klien. klien untuk tidur dan dengan keinginan Klien masih
Ds.
kriteria mempertahankannya klien. mengeluh susah
- Klien mengeluh susah tidur - dalam waktu 12 sehingga dapat tidur tidur
- Klien mengeluh tidurnya jam klien dapat dengan nyenyak. konjungtivamas
tidak nyenyak tidur, klien ih pucat
Mengatur lingkungan
Ciptakan Klien akan merasa tenang sklera tampak
mengatakan yang nyaman dengan
Do. lingkunagn yang dan nyaman sehingga kemerahan
- Konjungtiva pucat
tidur tidak cara membatasi
nyaman dan memudahkan klien untuk
- Seclera tampak putih terjaga lagi dan jumlah pengunjung
tenang. tidur
dan mengatur
kemerahan klien tampak
ventilasi serta
segar.
bembersihkan tempat
tidur.
pucat
61
Seclera putih
Kualitas tidur klien
nyenyak.
7 Gangguan rasa aman cemas Rasa cemas klien Jelaskan kepada Dengan memberikan Tgl 08-08-2006 Pkl 12: 00 WIB
sehubungan dengan ketidak berkurang dengan klien dan keluarga penjelasan kepada klien Pukul 10: 00 WIB Ganggauan rasa
tahuan klien tentang keadaan kriteria: klien tentang dan keluarganya tentang Menjelaskan kepada klien aman cemas teratasi
penyakit dan lukanya yang Jangka pendek keadaan lukanya. keadaan luka dan dan keluarganya tentang dengan kriteria:
ditandai dengan: dalam waktu 1-2 penyakitnya maka akan keadaan luka dan - Klien tamoak
DS: hari klien kelihatan mengurangi atau penyakitnya. tenang
- Klien sering bertanya tenang, klien dan menghilangkan keraguan, - Klien mengerti
tentang Keadaan luka dan keluarganya kecemasan klien, juga keaadaan
penyakitnya. mengerti tentang menghilangkan pemikiran lukanya
- Klien bertanya kapan penyakit, dan dan informasi yang salah. sehingga klien
bias pulang. keadaan lukanya. tidak bertanya
- Klien Mengatakan cemas Jangka panjang Berikan motivasi Dengan memotivasi klien Pkl 10: 05 WIB lagi tentang
dengan lukanya. dalam waktu 3 hari kepada klien bahwa maka akan timbul rasa Memotivasi klien bahwa keadaan
klien dapat lukanya akan percaya dirinya. Sehingga lukanya akan segera lukanya.
DO
mengerti dan sembuh. timbul rasa keyakinannya sembuh apabila bilan
Klien tampak Cemas.
menerima bahwa lukanya akan lukanya selalu dirawat
keadaannya dan sembuh, sehigga rasa mengikuti program
rasa cemas klien cemas klien berkurang. perawatan yang ada.
hilang.
Catatan Perkembangan
II
8
S:
- klien mengeluh nyeri bila bergerakdan dan
takut untuk bergerak
O:
- aktivitas klien masih dibantu.
A:
- Gangguan pola aktivitas belum teratasi
P:
S:
- Klien mengatakan mual masih ada, tidak ada
nafsu makan
O:
- Makan habis ¾ porsi
- Tampak hipersalivasi
A:
- Masalah teratasi sebagian
9
P:
- Berikan motovasi pada klien untuk makan
- Sajikan makanan dalam keadaan hangat dan
menarik.
- Berikan terapi anti emesis : ranitidin (2x1
ampul) (IV).
I:
- Berikan motovasi pada klien untuk makan
- Sajikan makanan dalam keadaan hangat dan
menarik.
- Berikan terapi anti emesis : ranitidin (2x1
ampul) (IV).
E:
- Mual sudah berkurang
IV
- Masalah teratasi sebagian
S:
Klien mengeluh susah tidur.
Tidur sering terjaga.
O:
Klien tampak lemah
Frekwensi tidur malam klien ± 4-5 jam.
Sklera tampak kemerahan.
A:
Gangguan istirahat tidur belum teratasi.
P:
Atur posisi tudur klien
Atur lingkungan yang nyaman dan tenang.
I:
Mengatur posisi klien dengan terlentang.
Mengatur posisi yang nyaman dan tenang
dengan membatasi jumlah pengunjung.
E : Klien masih sulit tidur.
Tidur masih terjaga.
V
10
S:
Klien mengatakan ia tidak merasa cemas lagi
dengan keadaannya
O:
Klien tampak tenang
A:
Gangguan rasa aman cemas teratasi.
P:
Pertahankan keyakinan dan percaya diri klien
akan kesembuhannya.
I:
Memotivasi terus klien agar tetap yakin dan
percaya diri akan kesembuhannya
E:
Klien masih tampak tenang.
11
Catatan Perkembangan
optimal.
P:
12
III
S:
- Klien mengatakan mual masih ada, tidak ada
nafsu makan
O:
- Makan habis ½ porsi
- Tampak hipersalivasi
A:
- Masalah teratasi sebagian
P:
- Berikan motivasi pada klien untuk makan
- Kaji penurunan berat badan klien
- Sajikan makanan dalam keadaan hangat dan
menarik.
- Berikan terapi anti emesis : ranitidin (2x1
ampul) (IV).
13
I:
- Berikan motovasi pada klien untuk makan
- Mengkaji penurunan berat badan klien berat
badan klien menurun 1,2 kg
- Sajikan makanan dalam keadaan hangat dan
menarik.
- Berikan terapi anti emesis : ranitidin (2x1
ampul) (IV).
E:
- Mual sudah berkurang
IV - Masalah teratasi sebagian
S:
Klien mengatakan tidurnya sudah agak nyeyak.
O:
Klien tampak segar
Frekwensi tidur malam klien ± 7-8 jam.
Sklera tampak kemerahan.
A:
Gangguan istirahat tidur teratasi.
P:
Pertahankan lingkungan yang nyaman dan
tenang.
Atur jadwal tidur klien
I:
Mempertahankan lingkungan yang nyaman dan
tenang dengan membatasi jumlah pengunjung.
Mengatur jadwal tidur klien (jam 21 00 waktu
maksimum tidur)
E
Kebutuhan istirahat tidur klien teratasi.
Tidur tidur klien nyeyak.
V
S:
14
B. Pembahasan
Setelah penulis melakukan asuhan keperawatan pada klien An. A diruang Agate RSU
dr Salamet Garut, yang dilaksanakan dari mulai tanggal 07-11 Agustus 2006, penulis
menemukan sedikit kesenjangan antara konsep teori dengan praktek yang ditemukan
dilapangan, serta hal-hal yang mendukung dan menghambat dalam pemberian asuhan
keperawatan pada klien dengan post apendiktomi. Adapun kesenjangan yang muncul sebagai
berikut:
1. Pengkajian
Tahap pengkajian adalah tahap awal proses asuhan keperawatan, pengkajian dilakukan
melalui pendekatan sistematis yang meliputi kegiatan pengumpulan data atau informasi
Dalam melakukan pengkajian penulis tidak mengalami hambatan yang berarti. Hal
ini dikarenakan adanya bantuan dan bimbingan dari perawat ruangan, pembingbing dari
akademik, dan partisipasi aktif klien dan keluarganya yang memberikan kepercayaan
kepada penulis dalam setiap tindakan yang dilakukan.Adapun kesenjangan yang ditemukan
oleh penulis, Dalam tinjauan teoritis disebutkan bahwa masalah atau diagnosa yang
Sedangkan pada kasus yang penulis temukan dilapangan diagnosa keperawatan yang
muncul adalah:
16
Diagnosa keperawatan yang sesuai dengan teori tetapi tidak muncul dilapangan
diantaranya:
dengan tidak adanya keluhan ataupun yang mengarah pada gangguan eliminasi BAB.
Gangguan yang terjadi pada manusia mungkin berbeda-beda oleh karena manusia
dikarenakan demam itu terjadi sebagai akibat adanya infeksi bakteri, sedangkan pada
c. Resiko tinggi terhadap infeksi, tidak terjadi karena luka operasi selalu
dirawat dan dibersihkan serta selalu tertutup dengan kasa. tidak tampak adanya
tanda-tanda infeksi.
2. Perencanaan
yang muncul dengan mengacu pada perencanaan yang disesuaikan dengan situasi dan
kondisi klien dan keadaan dilapangan. Dalam penyusunan perencanaan ini penulis tidak
terlalu banyak menemukan hambatan dan kendala yang berarti hal ini disebabkan adanya
a. Klien dan keluarganya dapat bekerja sama dalam pelaksanan asuhan keperawatan
b. Pembingbing baik dari akademik maupun dari ruangan yang senantiasa memberikan
c. Tersedianya literatur yang cukup mendukung baik sebagai panduan bagi penulis
3. Tahap pelaksanaan
Dalam melaksanakan tindakan keperawatan tetap memegang konsep dan teori pada tahap
ini penulis melaksanakan asuhan keperawatan sesuai dengan perencanaan yang telah
ditetapkan sesuai dengan kebutuhan yang dirasakan klien. Selama 5 hari penulis
melaksanakan asuhan keperawatan pada An. A terjalin kerja sama yang baik dengan
penulis, perawat ruangan dan keluarga. Namun penulis mendapat kesulitan dalam
mengikuti perkembangan terutama siang dan malam, karena penulis tidak dapat
ruangan tentang kondisi perkembangan klien, dan meminta bantuan perawat ruangan dalam
melaksanakan intervensi yang sudah direncanakan. Adapun tahapan pelaksanaan yang tidak
Rencan intervensi menyajikan makan dalam keadaan hangat dan menarik dan
keterbatasan waktu dari penulis akan tetapi perawat ruangan membantu untuk
Rencan intervensi mengkaji pola, frekuensi, kualitas tidur klien dan juga menyiapkan
lingkungan yang nyaman bagi klien. Tidak dilaksanakan karena keterbatasan waktu
penulis, tetapi perawat ruangan membantu untuk melakukan internvensi tersebut Dan
penulis menanyakan langsung kepada klien dan keluarganya tentang kualitas, frekuensi
tidur klien .
18
4. Tahap Evaluasi
Tahap ini merupakan tahap terakhir dari proses keperawatan yang bertujuan menilai
kemajuan klien setelah mendapat asuhan keperawatan. Secara umum hasil pelaksanaan
penulis tidak mengalami hambatan yang berarti karena hamper semua tindakan dapat di
evaluasi secara langsung sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan. Setelah melakukan
asuhan keperawatan selama lima hari dari tanggal 7 sampai dengan 11 Agustustus 2006,
kondisi secara umum mengalami kemajuan kearah penyembuhan. Pada dasarnya semua
masalah yang didapat pada klien belum teratasi seluruhnya sesuai dengan kriteria hasil pada
tujuan, hal ini terjadi berhubung dengan keterbatasan waktu dan tenaga yang penulis miliki.
19
BAB IV
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. Kesimpulan
Setelah memberikan asuhan keperawatan pada klien dengan gangguan pada Sistem
1. Umum
klien yang dilakukan melalui pendekatan proses keperawatan meliputi 5 tahap yaitu ;
keperawatan yang diberikan dapat berjalan dengan baik maka diperlukan asuhan
2. Khusus
a. Dalam tahap pengkajian penulis mampu melaksanakan anamnesa baik kepada klien
pemeriksaan fisik yang meliputi inspeksi, perkusi, palpasi dan auskultasi yang
dilakukan secara persystem. Sehingga didapat data yang di jadikan sebagai diagnosa
b. Dalam tahap perencanaan perlu dilakukan kerjasama yang baik antara perawat dan
tim kesehatan yang lain guna mengatasi permasalahan yang dihadapi oleh klien
harus disesuaikan dengan sarana dan prasaran yang ada agar rencana keperawatan
dapat dilaksanakan dengan baik dan lancar. Perencanaan asuhan keperawatan pada
klien gangguan sistem pencernaan ; post apendiktomi antara lain ; kaji tingkat nyeri,
anjurkan klien tekhnik relaksasi, dengan tarik nafas dalam, lakukan perawatan luka
20
dengan tehnik septik aseptic dan pemberian therapy sesuai advis dokter. Serta
mengevaluasinya.
ditetapkan, disamping itu harus disesuaikan pula dengan situasi, kondisi dan
terhadap klien tidak terlepas dari adanya kerja sama yang baik dari klien, keluarga
d. Evaluasi yang dibuat untuk menilai tentang perkembangan keadaan klien disesuaikan
dengan tujuan yang diharapkan serta sesuai dengan acuan yang telah ditetapkan
dengan melibatkan peran serta klien dan keluarga baik secara langsung atupun tidak
langsung.
B. Rekomendasi
Setelah penulis memberikan asuhan keperawatan pada klien An. A dengan gangguan
sistem pencernaan : post apendiktomi secara sistematis dan berkelanjutan, penulis akan
1. Klien dan keluarga agar tetap ikut serta dalam pelaksanakan tindakan
klien. Disamping itu diharapkan klien dan keluarganya mau mengikuti semua anjuran
baik dari perawat maupun dari dokter agar mau menghindari semua faktor-faktor yang
lebih baik. untuk mencapai hasil yang lebih optimal, diharapkan lebih melengkapi sarana
yang ada khususnya yang berkaitan dengan perawatan pada klien dengan gangguan
dengan tim kesehatan lain untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Dan juga penulis
berharap kepada para perawat ruangan agar senantiasa tidak melupakan prinsip tekhnik
septi aseptic dalam setiap tindakan untuk mencegah kondisi yang tidak diharapkan