Anda di halaman 1dari 8

PEMERINTAH KOTA BANDUNG

UPT PUSKESMAS ARCAMANIK


Jalan Olahraga No.7 Kecamatan Arcamanik
email : pkmarcamanik07@gmail.com Kode Pos 40394

KERANGKA ACUAN AUDIT INTERNAL PELAYANAN KESEHATAN


ORANG DENGAN RISIKO TERINFEKSI VIRUS HIV
DI UPT PUSKESMAS ARCAMANIK
TAHUN 2020

A. Pendahuluan
Puskesmas perlu melakukan upaya peningkatan layanan
kesehatan kepada masyarakat melalui berbagai upaya peningkatan
mutu dan kinerja antara lain dengan pembakuan dan pengembangan
system manajemen mutu dan upaya perbaikan kinerja yang
berkesinambungan baik dalam pelayanan klinis, manajemen, dan
penyelenggaraan upaya-upaya kesehatan di puskesmas. Oleh karena
itu, penting dilakukan upaya monitoring dan penilaian kinerja secara
berkala dan berkesinambungan pada tingkat puskesmas.
Berbagai mekanisme monitoring dan penilaian kinerja dilakukan
baik melalui supervisi, laporan capaian kinerja, audit, lokakarya mini
bulanan, lokakarya mini triwulan, penilaian kinerja semester, dan
penilaian kinerja tahunan.
Berdasarkan hasil monitoring dan evaluasi dilakukan analisis dan
upaya perbaikan yang berkesinambungan, sehingga proses pelayanan
akan menjadi lebih baik. Hal ini menjadi mutlak diperlukan oleh
seluruh unit termasuk program Pencegahan dan Pengendalian
HIV/AIDS di Puskesmas Arcamanik dalam rangka meningkatkan
pelayanan dan capaian program yang belum mencapai target.

B. Latar Belakang
AIDS (Acuquired Immune Deficiency Sidrome) merupakan
kumpulan gejala penyakit yang disebabkan oleh virus HIV (Human
Immuno Deficiency Virus) yang akan mudah menular dan mematikan.
Virus tersebut merusak sistem kekebalan tubuh manusia, dengan
berakibat yang bersangkutan kehilangan daya tahan tubuhnya,
sehingga mudah terinfeksi dan meninggal karena berbagai penyakit
infeksi, kanker dan lain-lain.
Strategi penanggulangan HIV-AIDS ditujukan untuk mencegah dan
mengurangi risiko penularan HIV, meningkatkan kualitas hidup ODHA,
serta mengurangi dampak sosial dan ekonomi akibat HIV dan AIDS
pada individu, keluarga dan masyarakat, agar individu dan masyarakat
menjadi produktif dan bermanfaat untuk pembangunan. Hal ini
memerlukan peran aktif multipihak baik pemerintah maupun
masyarakat termasuk mereka yang terinfeksi dan terdampak, sehingga
keseluruhan upaya penanggulangan HIV dan AIDS dapat dilakukan
dengan sebaik-baiknya, yang menyangkut area pencegahan,
pengobatan, mitigasi dampak dan pengembangan lingkungan yang
kondusif.
Untuk keberhasilan program pencegahan dan pengobatan
diperlukan peran aktif dari kelompok populasi kunci yaitu: (1) Orang-
orang berisiko tertular atau rawan tertular karena perilaku seksual
berisiko yang tidak terlindung, bertukar alat suntik tidak steril; (2)
Orang-orang yang rentan adalah orang yang karena pekerjaan,
lingkungannya rentan terhadap penularan HIV, seperti buruh migran,
pengungsi dan kalangan muda berisiko; dan (3) ODHA adalah orang
yang sudah terinfeksi HIV.
Pada tahun 2020, angka pelayanan skrining HIV di UPT Puskesmas
Arcamanik hanya mencapai 24,5% dari target yang ditetapkan, angka
ini masih jauh dari target yaitu sebesar 50%. Hal ini menunjukkan
adanya performance kinerja yang kurang optimal maupun
permasalahan lain yang menyebabkan hal demikian. Berdasarkan hal
tersebut, maka diperlukan adanya audit internal terhadap angka
cakupan skrining HIV yang masih rendah yang diharapkan akan dapat
diidentifikasi kesenjangan kinerja yang menjadi masukan untuk
melakukan perbaikan dan penyempurnaan baik pada sistem pelayanan
maupun sistem manajemen.

C. Tujuan Audit
1. Tujuan Umum
Meningkatnya angka cakupan skrining HIV di UPT Puskesmas
Arcamanik.

2. Tujuan Khusus
a. Mendapatkan data dan informasi faktual tentang performance
kinerja pelayanan VCT pada orang dengan risiko terinfeksi HIV
b. Memberikan rekomendasi sebagai dasar pengambilan keputusan,
pengendalian manajemen, dan perbaikan kinerja dalam pelayanan
Kesehatan pada orang dengan risiko terinfeksi HIV

D. Lingkup Audit
Lingkup audit internal adalah program VCT di UPT Puskesmas
Arcamanik.

E. Objek Audit
Adapun obyek audit internal adalah angka cakupan skrining HIV yang
masih rendah

F. Jadwal dan Alokasi Waktu


Lihat lampiran

G. Metoda Audit
Audit dilakukan melalui wawancara mendalam (in depth interview),
Focus Group Discussion), observasi, ceklis, dan penelusuran dokumen.

H. Kriteria Audit
1. Pedoman Manajemen Program Pencegahan Penularan HIV dan Sifilis
dari Ibu ke Anak Kementerian Kesehatan RI Tahun 2015.
2. Buku Program Pengendalian HIV AIDS dan PIMS Fasilitas Kesehatan
Tingkat Pertama Kementerian Kesehatan RI Tahun 2017.
3. Standar Operasional Prosedur Konselor VCT.
I. Instrumen Audit
1. Daftar Pertanyaan
2. Pedoman FGD
3. Daftar Ceklist

J. Sasaran
Sasaran audit adalah penanggung jawab program Pengendalian Penyakit
HIV/AIDS UPT Puskesmas Arcamanik.

K. Pembiayaan
-

L. Monitoring Evaluasi Pelaksanaan Kegiatan dan Pelaporan


Hasil audit dilaporkan kepada kepala puskesmas dan kepada unit
yang diaudit sebagai feed back. Hasil audit juga disampaikan pada saat
Pertemuan Tinjauan Manajemen dengan membahas kendala dalam
perbaikan sehingga dapat memperoleh dukungan manajemen dalam
upaya perbaikan kinerja maupun perbaikan sistem manajemen
pelayanan.
Berdasarkan rekomendasi yang diberikan oleh auditor internal,
unit kerja yang di audit (auditee) wajib melakukan tindak lanjut
terhadap temuan audit dalam bentuk upaya-upaya perbaikan. Setelah
memperoleh laporan hasil audit, auditee harus mempelajari laporan
audit tersebut, untuk kemudian menyusun rencana perbaikan.
Rencana perbaikan disusun dengan batas waktu yang jelas,
sehingga pelaksanaan perbaikan dapat dikerjakan sesuai dengan waktu
yang telah ditetapkan atau disepakati bersama dengan auditor. Pada
saat pelaksanaan kegiatan perbaikan, auditor dapat melakukan
monitoring kegiatan-kegiatan tindak lanjut yang dilakukan oleh auditee
dan memberikan arahan atau bimbingan jika diperlukan. Hasil
perbaikan wajib dilaporkan oleh auditee kepada kepala puskesmas dan
disampaikan tembusan kepada auditor internal.

M. Pencatatan, Pelaporan, dan Evaluasi Kegiatan


a. Pencatatan
Pencatatan hasil temuan audit oleh anggota auditor kemudian
diserahkan pada Ketua Tim Audit Internal untuk diolah dan dianalisa
serta ditindaklanjuti dalam bentuk Rencana Tindak Lanjut (RTL) dan
Tindak Lanjut (TL).
b. Pelaporan
Pelaporan hasil audit dibuat oleh Tim Audit Internal untuk
kemudian dilaporkan pada Tim Mutu saat diadakan rapat tinjauan
manajemen dihadapan kepala puskesmas. Laporan berupa hasil
audit, tindak lanjut yang telah dilakukan dan kendala pada saat
perbaikan.
c. Evaluasi Kegiatan
Evaluasi kegiatan selama pelaksanaan audit di buat oleh Tim
Audit Internal untuk mengetahui apakah terdapat kekurangan dalam
pelaksanaan audit internal saat ini sehingga dapat digunakan sebagai
bahan perbaikan pada pelaksanaan audit selanjutnya.
N. Monitoring Evaluasi Pelaksanaan Kegiatan dan Pelaporan
Setelah melakukan audit internal, maka hasilnya dilaporkan
kepada Kepala Puskesmas dan kepada unit yang diaudit. Hasil audit
juga dilaporkan pada saat rapat tinjauan manajemen untuk melaporkan
hasil audit, tindak lanjut yang telah dilakukan, kendala dalam perbaikan
sehingga dapat memperoleh dukungan manajemen dalam upaya
perbaikan kinerja maupun perbaikan sistem manajemen pelayanan.
Berdasarkan rekomendasi yang diberikan oleh auditor internal
berdasarkan hasil audit internal unit kerja yang di audit wajib
melakukan tindak lanjut terhadap temuan audit dalam bentuk upaya-
upaya perbaikan. Setelah memperoleh laporan hasil audit, auditeee
harus mempelajari laporan audit tersebut, untuk kemudian menyusun
rencana perbaikan. Rencana perbaikan disusun dengan batas waktu
yang jelas, sehingga pelaksanaan perbaikan dapat dikerjakan sesuai
dengan waktu yang telah ditetapkan atau disepakati bersama dengan
auditor. Pada saat pelaksanaan kegiatan perbaikan, auditor dapat
melakukan monitoring kegiatan-kegiatan tindak lanjut yang dilakukan
oleh auditee dan memberikan arahan atau bimbingan jika diperlukan.
Hasil perbaikan wajib dilaporkan oleh auditee kepada Kepala Puskesmas
dan disampaikan tebusan kepada auditor internal.

O. Pencatatan, Pelaporan, dan Evaluasi Kegaiatan


a. Pencatatan
Pencatatan hasil temuan audit oleh anggota auditor kemudian
diserahkan pada Ketua Tim Audit Internal untuk diolah dan dianalisa
serta ditindaklanjuti dalam bentuk Rencana Tindak Lanjut (RTL) dan
Tindak Lanjut (TL).
b. Pelaporan
Pelaporan hasil audit dibuat oleh Tim Audit Internal untuk
kemudian dilaporkan pada Tim Mutu saat diadakan rapat tinjauan
manajemen dihadapan Kepala Puskesmas. Laporan berupa hasil
audit, tindak lanjut yang telah dilakukan dan kendala pada saat
perbaikan.
c. Evaluasi Kegiatan
Evaluasi kegiatan selama pelaksanaan audit di buat oleh Tim
Audit Internal untuk mengetahui apakah terdapat kekurangan dalam
pelaksanaan Audit Internal saat ini sehingga dapat digunakan sebagai
bahan perbaikan pada pelaksanaan audit selanjutnya.

Mengetahui, Bandung, ......................2020


Kepala UPT Puskesmas Arcamanik Ketua Tim Audit

_______________________________ _____________________________
9740516 200501 2 008
Lampiran
Daftar Pertanyaan Audit Internal Program VCT

DAFTAR PERTANYAAN
AUDIT INTERNAL PELAYANAN KESEHATAN PADA ORANG
DENGAN RISIKO TERINFEKSI VIRUS HIV

1. Bagaimana cakupan program VCT?


2. Mengapa cakupan skrining HIV tidak tercapai?
3. Apa hambatan yang dijumpai dalam pelaksanaan pelayanan
Kesehatan pada orang dengan risiko terinfeksi virus HIV?
4. Apa hambatan yang dijumpai dalam pelaksanaan skrining HIV?
5. Adakah upaya yang sudah dilakukan agar cakupan program P2
HIV/AIDS tercapai?
Lampiran
Daftar Tilik Audit Internal Program VCT

DAFTAR TILIK AUDIT INTERNAL


KONSELOR VCT
Dilakukan
No Langkah
Ya Tidak
1 Apakah konselor mengisi identitas pasien pada formulir
Tes dan Konseling HIV
2 Apakah konselor menanyakan latar belakang kunjungan
dan alasan kunjungan pasien
3 Apakah konselor memberikan konseling pra testing:
a. Memberi informasi tentang HIV / AIDS.
b. Menjelaskan manfaat dan keuntungan tes HIV dan
membantu pasien untuk membuat keputusan untuk
melakukan tes HIV.
c. Menjelaskan prosedur tes HIV, waktu untuk
mendapatkan hasil dan arti dari hasil tes HIV.
d. Mendiskusikan kemungkinan tindak lanjut setelah
ada hasil test.
e. Apabila pasien bersedia dilakukan vct,petugas
mempersilahkan pasien menandatangani formulir
persetujuan tindakan medis untuk dilakukan tes hiv.
4 Apakah konselor memberikan konseling post testing:
a. Apakah konselor mengkaji ulang konseling pra testing
secara singkat.
b. Apakah konselor menanyakan kesiapan pasien untuk
menerima hasil test.
 Apabila pasien pasien menyatakan sudah siap
untuk menerima hasil test, konselor bersama
dengan pasien membuka amplop hasil test
bersama.
 Apabila pasien menyatakan belum siap, konselor
memberikan dukungan kepada pasien untuk
menerima hasil dan memberi waktu sampai
pasien menyatakan dirinya siap.
 Bila Hasil tes Reaktif, konselor memberikan
informasi tentang: persiapan pengobatan arv,
pengobatan arv, menawarkan konseling pasangan
dan pelayanan vct pada pasangan.
 Bila hasil tes Non Reaktif, konselor memberikan
informasi tentang kemungkinan pasien masih
berada dalam periode jendela dan menganjurkan
pasien untuk melakukan test ulang 3 bulan
mendatang.
Jumlah Skor Dilakukan : Complain Rate (CR : %
Jumlah Skor Total :
Complain Rate = Jumlah Ya / Jumlah Total x 100%

Mengetahui, Bandung, ......................2020


Ketua Tim Mutu Ketua Tim Audit

_____________________________ ______________________________

Mengetahui,
Kepala UPT Puskesmas Arcamanik

________________________________
Lampiran : Rincian Kegiatan dan Jadwal Pelaksanaan Audit Internal

Tabel
Rincian Kegiatan Audit

Sasaran
Audit Tgl Dan Tgl Dan
Standar/Kriteria Yg Instrumen
Unit Tujuan (Kegiatan/ Auditor Metoda Waktu Waktu Ket
Menjadi Acuan Audit
Proses Yang Audit I Audit II
Di Audit
P2 Meningkatnya Penanggung Missri Yuniar 1. Pedoman Manajemen Wawancara Daftar 8-Agt- 4-Des-20
HIV/AIDS Angka Jawab P2 Program Pencegahan mendalam, pertanyaan 20
cakupan HIV/AIDS Penularan HIV dan Focus Group dan ceklis
skrining HIV Sifilis dari Ibu ke Discussion),
Anak Kementerian observasi,
Kesehatan RI Tahun ceklis, dan
2015. penelusuran
2. Buku Program dokumen
Pengendalian HIV
AIDS dan PIMS
Fasilitas Kesehatan
Tingkat Pertama
Kementerian
Kesehatan RI Tahun
2017.
3. Standar Operasional
Prosedur Konselor
VCT.  

Anda mungkin juga menyukai