Anda di halaman 1dari 6

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PGRI ADI BUANA SURABAYA


Kampus I : Jl. Ngagel Dadi III-B/37 Telp. (031)5041097 Fax. (031)5642804
Surabaya 60234
Kampus II: Jl. Dukuh Menanggal XII Telp. (031)8281182,8281183 Surabaya 60234.

NASKAH UJIAN TENGAH SEMESTER GASAL 2019-2020


MATA KULIAH : Kreativitas dan Keberbakatan
PRODI : PGPAUD
ANGK / KLAS : 2018
UJIAN / SKS : Ujian Tengah Semester / 2 SKS
DOSEN PENGAMPU : Anies Listyowati, S.Pd., M.Pd
PELAKSANAAN : Senin, 28 Oktober 2019

Jawablah Pertanyaan di bawah ini !

No.1. Apakah manfaat mempelajari Kreativitas dan Keberbakatan pada anak usia dini ?

No.2 Jelaskan dengan parafrase anda definisi kreativitas menurut salah satu ahli yang anda
ketahui!

No.3 Jelaskan tahap berpikir kreatif pada anak usia dini dengan memberikan contoh!

No.4 Bagaimana pendapat anda terhadap pandangan masyarakat secara umum terhadap
kreativitas pada anak usia dini?

No.5 Bagaimana sikap seorang guru anak usia dini agar mampu menjadi guru yang
kreatif?

********Selamat Bekerja********

1. Manfaat mempelajari Kreativitas dan Keberbakatan pada anak usian dini sangat penting
karena Kreativitas memiliki manfaat besar bagi kehidupan anak kelak dikemudian hari. Sebab di
dalam jiwa seorang anak yang kreatif memiliki nilai-nilai kreativitas yaitu :
a. Kreativitas memberi anak-anak kesenangan dan kepuasan pribadi yang sangat besar
penghargaan yang mempunyai pengaruh nyata terhadap perkembangan kepribadiannya.
Misalnya tidak ada yang dapat memberi anak rasa puas yang lebih besar
daripadamenciptakan sesuatu sendiri, apakah itu berbentuk rumah, yang dibuat dari kursi
yang dibalik dan ditutupi selimut atau gambar seekor anjing. Dan tidak ada yang lebih
mengurangi harga dirinya daripada kritik atau ejekan terhadap kreasi itu atau pertanyaan apa
sesungguhnya bentukyang dibuatnya itu.
b. Menjadi kreatif penting bagi anak kecil untuk menambah bumbu dalam permainannya pusat
kegiatan hidup mereka,jika kreativitas dapat membuat permainan menyenangkan, mereka
akanmerasa bahagia dan puas, ini sebaliknya akan menumbuhkan penyesuaianpribadi dan
sosial yang baik.
c. Prestasi merupakan kepentingan utama dalam penyesuaian hidup mereka, maka kreativitas
membantu merekauntuk mencapai keberhasilan di bidang yang berarti bagi mereka
dandipandang baik oleh orang yang berarti baginya akan menjadi sumber kepuasan ego yang
besar.
d. Nilai kreativitas yang penting dan sering dilupakan ialah kepemimpinan, pada setiap
tingkatan usia pemimpin harus menyumbangkan sesuatu pada kelompok yang penting
artinya bagi anggota kelompok, sumbangan itu mungkin dalam bentuk usulan bagi kegiatan
bermain yang baru dan berbeda atau berupa usulan mengenaibagaimana tanggung jawab
khusus terhadap kelompok. (Hurlock, 1978)Kemudian Munandar (dalam Susanto, 2014)
mengungkapkan mengenai manfaat kreativitas bagi anak yaitu kreativitas yang
memungkinkan manusia meningkatkan kualitas hidupnya, dalam era pembangunanini tidak
dapat dipungkiri bahwa kesejahteraan dan kejayaan masyarakat dan negara bergantung pada
sumbangan kreatif, berupa ide-ide baru,penemuan-penemuan baru, dan teknologi baru dari
anggota masyarakatnya,untuk mencapai hal itu, perlulah sikap dan perilaku kreatif dipupuk
sejakdini, agar anak didik kelak tidak hanya menjadi konsumen pengetahuan barudan pencari
kerja, tetapi mampu menciptakan pekerjaan baru (wiraswasta).

Lebih rinci dikemukakan bahwa kreativitas perlu dipupuk sejak dinidalam diri peserta didik agar:
Pertama: Karena dengan berkreasi orang dapat perwujudan diri/aktualisasi, dimana hal ini
merupakan kebutuhan pokok pada tingkatketujuh dari delapan kebutuhan dalam kehidupan manusia.
Kreativitas merupakan manifestasi dari individu yang berfungsi sepenuhnya. Maslow
menggambarkannya sebagai berikut :
Gambar Maslow’s Hierarchy of Needs
Kebutuhan pada tingkat dasar adalah kebutuhan fisiologis (Physiologicalneeds), yaitu kebutuhan akan udara,
makanan, minuman, sex, pakaiandan tidur. Kebutuhan pada hierarki yang kedua adalah kebutuhan rasaaman
(Safety needs). Kebutuhan ini terdiri atas keamanan fisik, rasa aman pada pekerjaan, rasa aman pada
keluarga, rasa aman pada tempat tinggal. Kebutuhan pada hierarki yang ketiga adalah persahabatan
(Belongingness& Love needs) yaitu kebutuhan akan cinta dan dicintai. Kebutuhan berikutnya adalah
kebutuhan harga diri (Esteem needs). Misalnya, kebutuhan akan penghargaan, rasa percaya diri. Kebutuhan
pada hierarki selanjut nyaadalah kebutuhan untuk pengetahuan (Need to know & Understand) yaitu
kebutuhan untuk memahami diri sendiri dan dunia. Berikutnya adalahkebutuhan kreativitas dan estetis
(Aesthetic needs) yaitu kebutuhan untuk menggunakan pengetahuan dan mengembangkan bakat. Kebutuhan
manusia pada tingkat yang lebih abstrak adalah kebutuhan aktualisasi diri (Self actualization) yaitu
kebutuhan untuk menyadari makna hidup. Terakhir adalah kebutuhan transendensi (Transcendence) yaitu
kebutuhan untuk menyatu dan memiliki makna yang hakiki sebagai bagian dari dunia. Kebutuhan
transendensi memungkinkan individu untuk mengorientasikandiri pada kepentingan dunia dibanding dengan
kepentingan dirinya sendiri.Kedua: kreativitas atau berpikir kreatif sebagai kemampuan untukmelihat
bermacam-macam kemungkinan penyelesaian terhadap suatumasalah, merupakan bentuk pemikiran yang
sampai saat ini masih kurangmendapat perhatian dalam pendidikan. Di sekolah yang terutama dilatihadalah
penerimaan pengetahuan, ingatan dan penalaran.Ketiga: bersibuk diri secara kreatif tidak hanya bermanfaat
(bagidiri pribadi dan bagi lingkungan) tetapi juga memberikan kepuasanpada individu. Dari wawancara
terhadap tokoh-tokoh yang telah mendapatpenghargaan karena berhasil menciptakan sesuatu yang bermakna,
yaitupara seniman, ilmuwan, dan ahli penemu, ternyata faktor kepuasan iniamat berperan bahkan lebih dari
keuntungan material semata-mata. Keempat: kreativitaslah yang memungkinkan manusia meningkatkan
kualitas hidupnya. Dalam era pembangunan ini kesejahteraan dan kejayaanmasyarakat dan negara bergantung
pada sumbangan kreatif, berupaide-ide baru, penemuan-penemuan baru, dan teknologi baru. Untuk
mencapaihal itu perlulah sikap pemikiran dan perilaku kreatif dipupuk sejak dini.(Munandar, 2012).
Dari penjelasan di atas, disimpulkan bahwa pengembangan kreativitasharus dilakukan sejak usia dini agar
kelak mereka dapat menciptakansuatu hal yang baru dikemudian hari, baik itu berupa produk dalam
bentukgagasan yang dapat diterapkan untuk pemecahan masalah, atau sebagaikemampuan untuk melihat
unsur-unsur yang sudah ada sebelumnya.Di samping itu anak dapat mengaktualisasikan dirinya yang
merupakankebutuhan pokok tertinggi dalam hidup manusia. Namun sebaliknya,orang yang kurang kreatif
tidak akan mampu menciptakan suatu halyang baru dan kurang dapat mengaktualisasikan dirinya dalam
kehidupan.Sebagaimana yang diungkapkan oleh Spock (dalam Hurlock, 1978:6)bahwa orang yang sangat
berpikir literal mempunyai kegunaan terbatasbagi dunia dan kemampuan terbatas untuk memperoleh
kegembiraan.
2. Menurut Utami Munandar (Asrori, 2008) Devinisi Kreativitas adalah kemampuan yang
mencerminkan kelancaran, keluwesan, dan orisinalitas dalam berpikir serta kemampuan untuk
mengolaborasi suatu gagasan. Selanjutnya Utami menyampaikan bahwa kreativitas dapat terjadi
apabila individu mempunyai interaksi dengan lingkungan sekitarnya. Lingkungan yang membuat
individu berinteraksi secara aktif sebagai upayanya dalam memecahkan masalah-masalah yang
dihadapi individu itu sendiri.
3. Seorang Peneliti Wallas mengadakan sebuah penelitian model pengembangan tentang
kreativitas pada tahun 1926 yang mendefinisikan bahwa dalam berpikir kreatif terdapat empat
tahapan berpikir (Mayesky Mary, 2012), yang tampak dalam grafik dibawah ini.

Gambar empat tahapan berpikir

Tahap 1 Persiapan (Preparation) :


Persiapan merupakan langkah awal dari sebuah proses kreativitas. Pada tahap ini individu
mempelajari masalah yang ada, mencari informasi yang berkaitan dengan masalah yang akan
dipecahkan. Termasuk jika ingin menghasilkan sebuah produk kreativitas, individu mencari
bahan-bahan yang kemungkinan nanti dapat digunakan untuk menghasilkan produk
kreativitas tersebut. Bahan-bahan yang dicari sesuai dengan bentuk kreativitas yang
dihasilkan, jika kreativitas yang berupa ide, gagasan ataupun tulisan maka yang disiapkan
berupa buku-buku, sumber bacaan, artikel, ataupun informasi-informasi sedangkan jika
kreativitas yang akan dihasilkan berupa produk maka persiapan yang dilakukan selain
informasi maka bahan, alat, penguasaan teknik pembuatan juga perlu dipersiapkan.
Tahap 2 Inkubasi (Incubation) :
Tahap inkubasi adalah tahap perenungan terhadap informasi-informasi yang telah
dikumpulkan dalam proses preparation kemudian dipahami, dipelajari untuk dipakai jalan
pemecahan masalah.
Tahap 3 Iluminasi (Ilumination) :
Tahap ini merupakan tahap penemuan ide, gagasan atau jalan keluar dari masalah. Momen
inilah digambarkan sebagai mohen “ Aha “, “ Yes, I see ”,
Tahap 4 Verifikasi (Verification) :
Tahap terakhir dalam tahap berpikir kreatif adalah saat memeriksa apakah ide, gagasan atau
jalan keluar yang dihasilkan telah sesuai pemecahannya terhadap masalah yang ada.
RANGKUMAN
Proses kreatif yang dilakukan oleh anak pada pengalaman bermainnya akan tersimpan dalam
ingatan dan akan menjadi perilaku yang menetap pada anak usia dini apabila pada saat kreativitas
dialami sebagai suatu pengalaman yang menyenangkan dan memuaskan diri anak. Guru baru dapat
memahami proses kreatif ketika guru telah melalui proses kreatif, pemahaman, pengalaman dan
pribadi guru dalam berkreativitas sangat mempengaruhi perkembangan kreativitas anak.
4. Pemahaman orang terhadap perkembangan anak sangat menentukan tinggih rendahnya
intensitas pemberiaan stimulus ini terhadap anak. Orang tua dengan pemahaman rendah cenderung
mengabaikan dan bahkan tidak sadar bahwa apa yang sedang dilakukan merupakan stimulus bagi
anaknya. Perilaku menyimpang terkadang dianggap hal sepele orang orang tua golongan ini dengan
anggapan anak belum mengerti apa yang dilakukan oleh orang dewasa. Begitupun ketika
masyarakat umum memiliki persepsi salah tentang perkembangan anak, orang tua tipe ini dengan
mudah akan terpengaruh dan secara sadar berupaya keras untuk mencapai kriteria anak baik, hebat
dan lainnya dengan berbagai cara tanpa menyadari efek sampingannya.
Berbeda dengan orang tua dengan tingkat pemahaman tinggi, mereka akan lebih berhati-hati
dalam bertindak maupun bertuturkata. Mereka sudah menyadari bahwa sedikit-banyak tindakan
yang dilakukannya akan mendorong anak untuk melakukan tindakan meniru (copying behavior) dari
apa yang telah mereka lakukan. Orangtua tipe ini cenderung untuk memberikan lebih banyak
perilaku berstimulus tanpa terpengaruh oleh standar masyarakat umum yang terkadang salah kaprah.
Orangtua dengan pengetahuan tinggi tentang anak akan mendorong anak untuk mengasah
kemampuan anaknya untuk berkreasi dalam bidang apapun tanpa ada paksaan. Mereka sadar bahwa
kreativitas tidak bisa dibentuk secara instan, melainkan harus dipupuk sejak kecil.
5. Guru anak usia dini selayaknya menjadi guru yang super. Kehadiran guru akan selalu
dirindukan apabila guru memanggil anak dengan nama yang baik, berbicara dengan bahasa yang
indah, bertingkah laku ramah serta menjadikan anak sebagai pusat perhatian dan mengutamakan
kegembiraan mereka (Mario, 2009). Guru anak usia dini harus kreatif, kreatif dalam mendesain
ruang kelas yang membangkitkan semangat anak dalam berkarya dan merancang pembelajaran yang
menyenangkan. Pembelajaran yang mampu mengembangkan semua aspek perkembangan secara
terintegrasi. Kegiatan pembelajaran yang dirancang oleh guru harus mampu mengubah potensi-
potensi dasar anak menjadi suatu pengalaman belajar yang luar biasa. Pengalaman belajar yang
memberikan makna dalam kehidupan anak sehari-hari. Sehingga hasil yang mereka lakukan dapat
digunakan dalam situasi baru. Guru harus mampu untuk membawa dunia mereka ke dunia kita dan
mengantarkan dunia kita ke dunia mereka (Bobbi, Mark, & Sarah, 2001). Hal ini berarti guru harus
membawa dirinya ke dalam alam berpikir dunia anak.
Guru harus mampu dengan baik untuk mengkreasikan potensi-potensi pendukung agar
tercipta suasana belajar yang mampu mendorong proses kreativitas anak. Potensi-potensi itu berupa
kelas yang dinamis, peralatan dan media yang tersedia, minat anak dan strategi guru dalam mengajar
yang bervariasi. Bagaimanakah guru bagi anak usia dini seharusnya:
a. Jadilah guru yang kreatif.
Mengajar dengan kreatif terlebih dahulu dimulai dengan keinginan yang kuat untuk menjadi
guru yang kreatif. Mustahil menjadi guru yang kreatif kalau dirinya sendiri tidak kreatif.
Apabila guru tidak kreatif maka dia tidak pernah mengalami tahap berpikir kreatif dan
mustahil pula dapat memahami kreativitas anak yang sangat spesifik dan unik.

6. D
7. D
8. D
9. D

Anda mungkin juga menyukai