Anda di halaman 1dari 51

PT.

GLOBAL ASIA EXPORT


INDUSTRI PENGERING KELEMBABAN
(DESICCANT)
Desa Ketitang
Kecamatan Juwiring
Kabupaten Klaten

2019
PT. GLOBAL ASIA EXPORT

SURAT PERNYATAAN PELAKSANAAN UKL UPL


Kami yang bertanda-tangan di bawah ini:
Nama : Thomas Laxholm
Jabatan : Direktur PT. Global Asia Export
Nama Kegiatan : Industri Pengering Kelembaban (Dessicant)
Selaku : Penanggung Jawab UKL UPL
Alamat Usaha : Desa Ketitang, Kecamatan Juwiring,
Kabupaten Klaten, Propinsi Jawa Tengah
Dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama kegiatan tersebut di atas dengan ini
menyatakan:
1. UKL UPL kegiatan tersebut di atas telah disusun dengan benar sesuai
dengan peraturan;
2. Kami akan melaksanakan pengelolaan dan pemantauan lingkungan sesuai
dengan yang tercantum dalam UKL UPL serta bersedia dipantau
dampaknya oleh Dinas/Instansi yang berwenang selama kegiatan
berlangsung sesuai dengan peraturan yang berlaku;
3. Apabila kami lalai untuk melaksanakan pengelolaan dan pemantauan
lingkungan sebagaimana tercantum dalam UKL UPL ini, maka kami
bersedia menghentikan kegiatan operasional usaha dan apabila terjadi
kasus pencemaran/gangguan yang disebabkan oleh kegiatan kami, kami
bersedia untuk bertanggung jawab dan ditindak sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku;
4. Kami akan melaporkan hasil pelaksanaan pengelolaan dan pemantauan
lingkungan kepada Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Kabupaten
Klaten setiap 6 (enam) bulan sekali.
5. Kami bersedia memperbaiki UKL UPL apabila terjadi setiap perubahan
dalam lingkup kegiatan kami (perubahan gambar, penambahan
lokasi/lahan, bangunan, kapasitas kegiatan dan sebagainya).
6. Data dan dokumen pendukung dalam dokumen ini adalah benar adanya
dan jika setelahnya ditemukan data yang tidak sesuai dengan kondisi riil
di lapangan maka dokumen ini gugur dengan sendirinya dan tidak berlaku
sebagai dasar penerbitan ijin lingkungan.

Demikian surat pernyataan ini kami buat dengan sesungguhnya untuk


dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.

Klaten, 30 Oktober 2019


Yang menyatakan

Materai+Cap Basah

Thomas Laxholm
Direktur

Kantor :
Jl. Raya Solo – Wonogiri Km.7, RT 03 RW 09, Desa Telukan,
Kecamatan Grogol, Kabupaten Sukoharjo  +62 271 625 272
PT. GLOBAL ASIA EXPORT

Nomor : 01/J/GAX/10/2019 Klaten, 30 Oktober 2019

Lampiran : 1 (satu) bendel Kepada Yth.

Perihal : Permohonan Rekomendasi Kepala Dinas Lingkungan


dan Koreksi UKL UPL Hidup dan Kehutanan
Kabupaten Klaten

Di –

KLATEN

Dengan hormat,

Sehubungan dengan adanya rencana kegiatan/usaha


PT. Global Asia Export, dengan ini kami mengajukan permohonan
rekomendasi dan koreksi atas Dokumen UKL UPL (Upaya
Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Upaya Pemantauan
Lingkungan Hidup) atas nama :

Nama Pemrakarsa : Thomas Laxholm

Perusahaan : PT. Global Asia Export

Alamat Kegiatan : Desa Ketitang, Kecamatan Juwiring,


Kabupaten Klaten, Propinsi Jawa Tengah

Atas perhatian dan kerjasamanya kami mengucapkan


terima kasih.

Klaten, 30 Oktober 2019


Yang menyatakan

Materai + Cap Basah

Thomas Laxholm
Direktur

Kantor :
Jl. Raya Solo – Wonogiri Km.7, RT 03 RW 09, Desa Telukan,
Kecamatan Grogol, Kabupaten Sukoharjo  +62 271 625 272
PT. GLOBAL ASIA EXPORT

Nomor : 02/J/GAX/10/2019 Klaten, 30 Oktober 2019

Lampiran : 1 (satu) bendel Kepada Yth,

Perihal : Surat Permohonan Penerbitan Kepala Dinas Lingkungan


Izin Lingkungan Hidup dan Kehutanan
Kabupaten Klaten

Di –

KLATEN

Dengan hormat,

Sehubungan dengan adanya rencana kegiatan/usaha


PT. Global Asia Export dengan ini kami mengajukan permohonan
penerbitan Izin Lingkungan atas nama :

Nama Pemrakarsa : Thomas Laxholm

Perusahaan : PT. Global Asia Export

Alamat Kegiatan : Desa Ketitang, Kecamatan Juwiring,


Kabupaten Klaten, Propinsi Jawa Tengah

Atas perhatian dan kerjasamanya kami mengucapkan


terima kasih.

Hormat kami,

Thomas Laxholm
Direktur

Kantor :
Jl. Raya Solo – Wonogiri Km.7, RT 03 RW 09, Desa Telukan,
Kecamatan Grogol, Kabupaten Sukoharjo  +62 271 625 272
Dokumen Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup i

KATA PENGANTAR

Dokumen Lingkungan Upaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya


Pemantauan Lingkungan ini disusun sebagai pelaksanaan amanat Undang-
Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup Pasal 34 ayat 1 bahwa setiap usaha dan/atau kegiatan yang
tidak termasuk dalam kriteria wajib AMDAL sebagaimana dimaksud dalam Pasal
23 ayat 1 wajib memiliki dokumen UKL UPL (Upaya Pengelolaan Lingkungan
Hidup dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup).

Rencana usaha atau kegiatan yang dilaksanakan oleh PT. Global Asia
Export adalah Industri Pembuatan Pengering Kelembaban (Dessicant) yang
berlokasi di Desa Ketitang, Kecamatan Juwiring, Kabupaten Klaten, Propinsi Jawa
Tengah. Wilayah rencana usaha merupakan lahan kawasan industri. Dalam
penyusunan Dokumen UKL UPL Industri Pengering Kelembaban (Dessicant) ini,
tim telah melakukan survey, pengambilan dan analisa data serta pengambilan
dokumentasi lokasi rencana usaha dan kegiatan

Atas segala bantuan, informasi serta kerjasamanya sehingga tersusun


Dokumen UKL UPL ini kami ucapkan terima kasih.

Klaten, 30 Oktober 2019


Pemrakarsa

Thomas Laxholm
Direktur

PT. GLOBAL ASIA EXPORT


INDUSTRI PENGERING KELEMBABAN (DESSICANT)
Dokumen Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup ii

DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
SURAT PERNYATAAN
KATA PENGANTAR ......................................................................................................................... i
DAFTAR ISI........................................................................................................................................ ii
DAFTAR TABEL .............................................................................................................................. iii
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................................................... iv
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................................... 1
1.1. Identitas Pemrakarsa ..................................................................................... 1
1.2. Maksud dan Tujuan ........................................................................................ 2
1.3. Manfaat dan Kegunaan Dokumen UKL dan UPL ................................. 2
1.4. Dasar Hukum ..................................................................................................... 3
BAB II RENCANA USAHA DAN/ATAU KEGIATAN ....................................................... 5
2.1. Identitas Pemrakarsa ..................................................................................... 5
2.2. Nama Rencana Usaha dan/atau Kegiatan .............................................. 5
2.3. Lokasi Rencana Usaha dan/atau Kegiatan............................................. 5
2.4. Skala Besaran Rencana Usaha dan/atau Kegiatan ............................. 7
2.5. Garis Besar Komponen Rencana Usaha dan/atau Kegiatan ........ 17
BAB III RONA LINGKUNGAN HIDUP AWAL .................................................................. 21
3.1. Deskripsi Rona Awal ................................................................................... 21
3.2. Komponen Geo Fisik Kimia ....................................................................... 22
3.3. Sosekbudkesmas ........................................................................................... 25
BAB IV JENIS DAMPAK, UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAN
UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP .............................................. 26
4.1. Matrik ................................................................................................................ 27
BAB V PERIZINAN PPLH YANG DIBUTUHKAN .......................................................... 34
LAMPIRAN-LAMPIRAN ............................................................................................................. 35
ITR
GAMBAR DENAH
SERTIFIKAT TANAH
BERITA ACARA SOSIALISASI
AKTA PENDIRIAN USAHA
FOTOCOPY KTP

PT. GLOBAL ASIA EXPORT


INDUSTRI PENGERING KELEMBABAN (DESSICANT)
Dokumen Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup iii

DAFTAR TABEL
Tabel 2.1. Daftar Pemilik Lahan......................................................................................... 7
Tabel 2.2. Rincian Penggunaan Lahan ............................................................................ 7
Tabel 2.3. Kapasitas Produksi ............................................................................................ 8
Tabel 2.4. Bahan Baku Utama Produksi ......................................................................... 8
Tabel 2.5. Bahan Baku Pendukung Produksi ................................................................ 8
Tabel 2.6. Peralatan Produksi ............................................................................................ 8
Tabel 2.7. Data Jumlah Pegawai dan Tingkat Pendidikan ....................................... 9
Tabel 2.8. Tabel Sumber Energi ...................................................................................... 11
Tabel 2.9. Tabel Penggunaan Air .................................................................................... 12
Tabel 2.10. Tabel Fasilitas Keselamatan ........................................................................ 15
Tabel 2.11. Tabel Timbulan Sampah ............................................................................... 20
Tabel 3.1. Jenis Flora ........................................................................................................... 24
Tabel 3.2. Jenis Fauna ......................................................................................................... 25
Tabel 4.1. Matriks Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Upaya
Pemantauan Lingkungan Hidup ................................................................ 27

PT. GLOBAL ASIA EXPORT


INDUSTRI PENGERING KELEMBABAN (DESSICANT)
Dokumen Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup iv

DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1. Peta Lokasi PT. HABE ..................................................................................... 6
Gambar 2.2. Peta Batas Lokasi ............................................................................................. 6
Gambar 2.3. Struktur Organisasi ......................................................................................... 9
Gambar 2.4. Alur Kegiatan .................................................................................................. 10
Gambar 2.5. Neraca Penggunaan Air Bersih ................................................................ 12
Gambar 2.6. Ilustrasi SRAH ................................................................................................ 13
Gambar 2.7. Ilustrasi Penggunaan Alat Pemadam Kebakaran ............................. 15
Gambar 2.8. Denah Lingkungan ....................................................................................... 16
Gambar 3.1. Peta Lokasi ...................................................................................................... 21
Gambar 3.2. Tampak Utara Lokasi Kegiatan Usaha .................................................. 21
Gambar 3.3 Sisi Barat Lokasi Kegiatan Usaha............................................................ 22
Gambar 3.4. Sisi Timur Lokasi Kegiatan Usaha .......................................................... 22
Gambar 3.5. Peta Curah Hujan Kabupaten Klaten ..................................................... 24

PT. GLOBAL ASIA EXPORT


INDUSTRI PENGERING KELEMBABAN (DESSICANT)
Dokumen Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup 1

BAB I
PENDAHULUAN
PT. GLOBAL ASIA EXPORT adalah perusahaan yang bergerak dalam
industri pembuatan pengering kelembaban (Desiccant) berbahan ramah
lingkungan untuk memenuhi kebutuhan eksport. PT. Global Asia Export telah
berdiri sejak tahun 2012 berdasarkan Akta Nomor 2 Pendirian Perseroan
Terbatas oleh Notaris Denny Oktavia, S.H., M.Kn., tanggal 17 Juli 2012. Sesuai
dengan perkembangan usaha PT. Global Asia Export akan mendirikan unit
produksi baru di Desa Ketitang, Kecamatan Juwiring, Kabupaten Klaten, Propinsi
Jawa Tengah.
Sesuai dengan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 16 Tahun
2012 tentang Pedoman Penyusunan Dokumen Lingkungan Hidup, berikut
disampaikan Dokumen Upaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya Pengelolaan
Lingkungan (UKL-UPL) dari rencana usaha dan/atau kegiatan dengan benar
sesuai keadaan senyatanya serta kesediaan mematuhi segala persyaratan dan
kewajiban yang telah ditentukan dalam UKL UPL, serta izin yang ditentukan oleh
pejabat dari instansi yang berwenang sebagai berikut:

1.1. Identitas Pemrakarsa


Pemrakarsa penyusunan revisi Upaya Pengelolaan dan Lingkungan
Hidup dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup (UKL dan UPL) rencana
kegiatan ini adalah sebagai berikut :
1. Nama Perusahaan : PT. GLOBAL ASIA EXPORT
2. Jenis Kegiatan : Pembuatan Pengering Kelembaban/Dessicant
3. KBLI : 20299
4. Bidang KBLI : Industri Barang Kimia Lainnya
5. Alamat Kantor : Jl. Raya Solo – Wonogiri Km.7, RT 03 RW 09, Desa
Pusat Telukan, Kecamatan Grogol, Kabupaten Sukoharjo
6. Alamat lokasi : Desa Ketitang, Kecamatan Juwiring,
usaha/kegiatan Kabupaten Klaten, Propinsi Jawa Tengah
7. Direktur : Thomas Laxholm
8. Penanggung Jawab : Thomas Laxholm
UKL-UPL
9. Nomor Telepon : (0271) 625 272

PT. GLOBAL ASIA EXPORT


INDUSTRI PENGERING KELEMBABAN (DESSICANT)
Dokumen Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup 2

10. Akte Pendirian : Nomor 2 Tanggal 17 Juli 2012 oleh Notaris Denny
Oktavia, S.H., M.Kn.

1.2. Maksud dan Tujuan


Maksud dan tujuan disusunnya Dokumen UKL dan UPL PT. Global Asia
Export adalah sebagai berikut :
1. Mengidentifikasi dan menguraikan rencana kegiatan terutama yang
diperkirakan akan ditimbulkan dampak terhadap lingkungan hidup di
sekitar lokasi rencana kegiatan
2. Mengevaluasi dampak terhadap lingkungan hidup akibat dari perubahan
yang ditimbulkan oleh rencana kegiatan
3. Memberikan arahan dan alternati pengelolaan lingkungan hidup dan
alternatif pemantauan lingkungan hidup.

1.3. Manfaat dan Kegunaan Dokumen UKL dan UPL


1. Bagi pemrakarsa
 Memberikan gambaran yang jelas terhadap kondisi lingkungan hidup
di lokasi rencana kegiatan
 Sebagai landasan perencanaan pengelolaan lingkungan hidup yang
lebih baik dan merupakan bagian dari pengelolaan proyek secara
keseluruhan
 Menghindari kemungkinan terjadinya konflik terutama apabila timbul
masalah lingkungan
 Sebagai acuan pelaksanaan pengelolaan dan pemantauan lingkungan
hidup terutama untuk memberikan alternatif penanganan dampak,
baik untuk jangka pendek, menengah, maupun jangka panjang.
2. Bagi Pemerintah
 Sebagai acuan bagi pengelolaan wilayah dii sekitar lokasi rencana
kegiatan
 Sebagai dasar acuan untuk pemantauan lingkungan hidup di wilayah
sekitar lokasi rencana kegiatan terutama jika terjadi kasus
pencemaran lingkungan hidup
 Memberikan jaminan bagi kelangsungan pembangunan yang
berkelanjutan (sustainable development)
3. Bagi Masyarakat
 Memberikan gambaran yang jelas tentang rencana pengelolaan dan

PT. GLOBAL ASIA EXPORT


INDUSTRI PENGERING KELEMBABAN (DESSICANT)
Dokumen Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup 3

pemantauan yang akan dilakukan oleh pemrakarsa

1.4. Dasar Hukum


Dasar hukum dari Penyusunan Dokumen UKL dan UPL PT. GLOBAL ASIA
EXPORT Indonesia ini adalah sebagai berikut :
1. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja;
2. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1984 tentang Perindustrian;
3. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya
Alam dan Ekosistem;
4. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan;
5. Undang-undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang;
6. Undang-undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah;
7. Undang-undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup;
8. Peraturan Pemerintah RI Nomor 41 Tahun 1999 tentang Pengendalian
Pencemaran Udara;
9. Peraturan Pemerintah RI Nomor 82 Tahun 2001 tentang Pengendalian
Pencemaran Air;
10. Peraturan Pemerintah RI Nomor 16 Tahun 2004 tentang Penatagunaan
Tanah;
11. Peraturan Pemerintah RI Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan
Sampah;
12. Peraturan Pemerintah RI Nomor 27 Tahun 2012 tentang Izin
Lingkungan;
13. Peraturan Pemerintah RI Nomor 101 Tahun 2014 tentang Pengelolaan
Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3);
14. Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 16 Tahun 2012
tentang Pedoman Penyusunan Dokumen Lingkungan Hidup;
15. Peraturan Menteri Negara Lingkungan hidup Nomor 8 Tahun 2013
tentang Tata Laksana Penilaian dan Pemeriksaan Dokumen Lingkungan
Hidup Serta Penerbitan Izin Lingkungan;
16. Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 13/Menlh/3/1995
tentang Baku Mutu Emisi Sumber Tidak Bergerak;
17. Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 48 Tahun 1996 tentang
Baku Mutu Tingkat Kebisingan;

PT. GLOBAL ASIA EXPORT


INDUSTRI PENGERING KELEMBABAN (DESSICANT)
Dokumen Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup 4

18. Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 112 Tahun 2003 tentang
Baku Mutu Air Limbah Domestik;
19. Keputusan Menteri Tenaga Kerja Nomor Kep-51/MEN/1999 tentang
Nilai Ambang Batas Faktor Fisika di Tempat Kerja;
20. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 5 Tahun 2007 tentang
Pengendalian Lingkungan Hidup di Provinsi Jawa Tengah;
21. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 5 Tahun 2012 tentang
Perubahan atas Perda Provinsi Jawa Tengah Nomor 10 Tahun 2004
tentang Baku Mutu Air Limbah;
22. Keputusan Gubernur Jawa Tengah Nomor 8 Tahun 2001 tentang
Kualitas Udara Ambien;
23. Peraturan Daerah Kabupaten Klaten Nomor 7 Tahun 2008 tentang
Inisiasi Menyusui Dini dan Air Susu Eksklusif;
24. Peraturan Daerah Kabupaten Klaten Nomor 11 Tahun 2011 tentang
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Klaten Tahun 2011-2031;
25. Peraturan Daerah Kabupaten Klaten Nomor 15 Tahun 2011 tentang
Bangunan Gedung;
26. Peraturan Daerah Kabupaten Klaten Nomor 12 Tahun 2013 tentang
Ketertiban, Kebersihan dan Keindahan;
27. Peraturan Daerah Kabupaten Klaten Nomor 09 Tahun 2014 tentang
Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan Perusahaan;
28. Peraturan Daerah Kabupaten Klaten Nomor 06 Tahun 2018 tentang
Penyelenggaraan Pengelolaan Sampah;
29. Peraturan Daerah Kabupaten Klaten Nomor 23 Tahun 2018 tentang
Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun;
30. Peraturan Daerah Kabupaten Klaten Nomor 29 Tahun 2018 tentang
Perlindungan dan Pemenuhan Hak Penyandang Disabilitas;
31. Peraturan Bupati Klaten Nomor 13 Tahun 2014 tentang Tata Cara dan
Persyaratan Pemberian Izin Lingkungan di Kabupaten Klaten
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Bupati Klaten Nomor 32
Tahun 2017 tentang Perubahan Atas Tata Cara dan Persyaratan
Pemberian Izin Lingkungan di Kabupaten Klaten;

PT. GLOBAL ASIA EXPORT


INDUSTRI PENGERING KELEMBABAN (DESSICANT)
Dokumen Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup 5

BAB II
RENCANA USAHA/KEGIATAN
Rencana usaha dan / atau kegiatan yang akan dilaksanakan oleh PT.
GLOBAL ASIA EXPORT adalah sebagai berikut :

2.1. Identitas Pemrakarsa


1. Direktur : Thomas Laxholm
2. Alamat Kantor : Jl. Raya Solo – Wonogiri Km.7, RT 03 RW
Pusat 09, Desa Telukan, Kecamatan Grogol,
Kabupaten Sukoharjo
3. Penanggung Jawab : Thomas Laxholm
UKL-UPL
4. Nomor Telepon : (0271) 625 272
5. Akte Pendirian : Nomor 2 Tanggal 17 Juli 2012 oleh Notaris
Denny Oktavia, S.H., M.Kn.

2.2. Nama Rencana Usaha dan / atau Kegiatan


1. Nama Perusahaan : PT. GLOBAL ASIA EXPORT
2. Jenis Kegiatan : Industri Pembuatan Pengering Kelembaban
(Dessicant)
3. KBLI : 20299
4. Bidang KBLI : Industri Barang Kimia Lainnya
5. Alamat lokasi : Desa Ketitang, Kecamatan Juwiring,
usaha/kegiatan Kabupaten Klaten, Propinsi Jawa Tengah.

2.3. Lokasi Rencana Usaha dan/atau Kegiatan


Lokasi kegiatan berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Klaten No. 11
Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Klaten Tahun
2011-2031 lokasi kegiatan merupakan kawasan peruntukan industri.
a. Desa : Ketitang
b. Kecamatan : Juwiring
c. Kabupaten : Klaten
d. Propinsi : Jawa Tengah
e. Koordinat : 7°40’ 15,6” LS 110° 45’ 50,7” BT

PT. GLOBAL ASIA EXPORT


INDUSTRI PENGERING KELEMBABAN (DESSICANT)
Dokumen Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup 6

PT. GLOBAL ASIA EXPORT

Gambar 2.1. Peta Lokasi PT. GLOBAL ASIA EXPORT

Gambar 2.2. Batas Lokasi

Batas lokasi rencana kegiatan berdasarkan sertifikat tanah yang dimiliki


adalah sebagai berikut :
a. Sebelah utara : Jalan Serenan Sukoharjo
b. Sebelah timur : Tanah milik Parto Sarjono
c. Sebelah selatan : Jalan Desa
d. Sebelah barat : Tanah milik Padmo Sukarno

PT. GLOBAL ASIA EXPORT


INDUSTRI PENGERING KELEMBABAN (DESSICANT)
Dokumen Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup 7

2.4. Skala/Besaran Rencana Usaha dan/atau Kegiatan


Rencana usaha dan/atau kegiatan PT. GLOBAL ASIA EXPORT adalah usaha
kegiatan Industri Pembuatan Pengering Kelembaban (Dessicant) dari bahan
ramah lingkungan untuk kontainer dengan ukuran kemasan desiccant 500 gram
dan 1.000 gram, sehingga yang diidentifikasi adalah luasan lahan dan skala usaha
yang digunakan, sarana pendukung pengelolaan lingkungan dan perkiraan
kapasitas penggunaan air tanah serta hal lain yang akan menjadi bahan
penyusunan kajian UKL-UPL adalah sebagai berikut:

2.4.1. Luas Tanah Rencana Kegiatan


Lahan yang dipergunakan adalah lahan hak milik Mahrudi yang terikat
perjanjian sewa lahan dan bangunan dengan PT. GLOBAL ASIA EXPORT
selama 7 tahun mulai 3 Oktober 2018 sampai dengan 2 Oktober 2025. Dari
lahan milik Mahrudi seluas 2.060 m2 yang disewakan hanya seluas 500 m2
dan bangunan dengan luas 288 m2. Adapun daftar pemilik lahan adalah
sebagai berikut :
Tabel 2.1. Daftar Pemilik Lahan

No. Hak Luas Hak Luas Disewa


No. Nama Pemilik Milik (m2)
Milik (m2)
1 Mahrudi 086 2.060 500
Total Luas 2.060 500
Sumber : PT. GLOBAL ASIA EXPORT, 2019

Tabel 2.2. Rincian Penggunaan Lahan

Luas
No. Penggunaan Lahan %
(m2)
Area Tertutup, beratap dan perkerasan lantai.
1 Kantor 18 3.6
2 KM / WC 12 2.4
3 Area Bahan Baku 48 9.6
4 Area Mixing dan Filing 48 9.6
5 Area Packing dan Produk siap kirim 24 4.8
6 Area Sirkulasi 138 27.6
Area Terbuka dengan Perkerasan Lantai
7 Area Parkir dan Akses Masuk 56 11.2
Ruang Terbuka Hijau
8 Ruang Terbuka Hijau (RTH) 156 31.2
Total Luas Lahan 500 100.0

PT. GLOBAL ASIA EXPORT


INDUSTRI PENGERING KELEMBABAN (DESSICANT)
Dokumen Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup 8

Sehingga pemanfaatan lahannya adalah sebagai berikut :


1) Area Tertutup, Beratap dan Perkerasan Lantai : 288,0 m2
2) Area Terbuka dan Perkerasan Lantai : 56,0 m2
3) Ruang Terbuka Hijau (RTH) : 156,0 m2 +
Total Luas Lahan : 500,0 m2

2.4.2. Kapasitas Produksi


Tabel 2.3. Kapasitas Produksi
No. Jenis Produksi Kapasitas
1. Pengering Kelembaban (Dessicant) 25 ton/bulan
Sumber : PT. GLOBAL ASIA EXPORT, 2019

2.4.3. Bahan Baku Utama dan Pendukung Produksi


Tabel 2.4. Bahan Baku Utama Produksi
No. Bahan Baku Kebutuhan Bentuk Fisik Cara Penyimpanan
1. Kalsium Khlorida 13 Ton/bln Flake Karung
2. Amylum 13 Ton/bln Flake Karung

Tabel 2.5. Bahan Baku Pendukung Produksi


No. Bahan Baku Kebutuhan Bentuk Fisik Cara Penyimpanan
1. Tyvex Paper 250 kg/bln Lembaran Roll
2. Non Woven Fabric 250 kg/bln Lembaran Roll
3. Plastik Wrap PP 100 kg/bln Lembaran Roll
4. Kardus Pembungkus 300 kg/bln Lembaran Bendel

2.4.4. Peralatan Produksi


Tabel 2.6. Peralatan Produksi

No Nama Jumlah Unit Sumber Energi


1. Tumbler Mixer 2 Listrik 1,5 kW
2. Automatic Packing Unit 1 Listrik 6 kW
3. Konveyor Unit 1 Listrik 0,5 kW
Sumber : PT. GLOBAL ASIA EXPORT, 2019

2.4.5. Tenaga Kerja


Tenaga kerja yang diperkerjakan adalah sebagai berikut PT. GLOBAL ASIA
EXPORT sebanyak 15 personil yang memenuhi ketentuan yang
dipersyaratkan oleh manajemen. Perusahaan juga bekerja sama dengan
BPJS Ketenagakerjaan dan BPJS Kesehatan untuk menjamin kesejahteraan
karyawan. Upah karyawan PT. GLOBAL ASIA EXPORT disesuaikan dengan
Upah Minimum Regional Kabupaten Klaten. Adapun jam kerja adalah
sebagai berikut:

PT. GLOBAL ASIA EXPORT


INDUSTRI PENGERING KELEMBABAN (DESSICANT)
Dokumen Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup 9

Jam Operasional :
Hari : Senin – Sabtu
Jumlah Shift : 1 Shift
Jam kerja per hari : 7 jam
Shift I : 08.00 – 16.00 WIB
Istirahat : 12.00 – 13.00 WIB

Tabel 2.7. Data Jumlah Pegawai dan Tingkat Pendidikan


Pendidikan
Jenis Pekerjaan Jml
SMP SLTA D3 S1
Direktur 1 - - - 1
Manajer 1 - - - 1
Staf Akunting 1 - - 1 -
Staf Logistik 1 - - 1 -
Staf Produksi 1 - 1 - -
Operator Mixing 2 - 2 - -
Operator APM 1 - 1 - -
Packing 2 - 2 - -
Gudang 2 - 2 - -
Driver 1 - 1 - -
Petugas Keamanan 2 - 2 - -
Jumlah 15 0 11 2 2

Direktur

Manajer

Staf Keuangan/Ad
Staf Logistik Staf Produksi
ministrasi

Gudang Produksi
Sekuriti

Driver Packing

Gambar 2.3. Struktur Organisasi

PT. GLOBAL ASIA EXPORT


INDUSTRI PENGERING KELEMBABAN (DESSICANT)
Dokumen Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup 10

2.4.6. Proses Produksi

Kalsium Khlorida Amylum


CaCl2 (Tepung Tapioka)

Mixing

Kertas Tyvek Automatic Packing Non Woven Fabric


(Pembungkus dalam) Machine (Pembungkus Luar)

Wrapping

Packing ke Kardus

Distribusi

Gambar 2.4. Alur Produksi

Alur produksi Industri Pengering Kelembaban milik PT. GLOBAL ASIA


EXPORT ini secara umum dapat diuraikan sebagai berikut :
1. Bahan baku utama berupa Kalsium Khlorida (CaCl2) dan Amylum
(Tepung Tapioka) dari pemasok diletakkan dalam area penyimpanan
sementara sebelum diproses lebih lanjut. Kalsium Khlorida berfungsi
untuk menyerap kelembaban dari udara sekitar. Kalsium Khlorida
dipilih karena daya serap kelembaban yang tinggi (sampai 300% dari
berat) dan ramah lingkungan. Sedangkan Amylum (Tepung Tapioka)
digunakan sebagai pengikat cairan (binding) dan mengubahnya
menjadi gel.
2. Pencampuran (Mixing), CaCl2 dan Amylum dicampur dalam mesin
Tumbler Mixer agar didapat campuran yang homogen dalam tiap
kemasan, hasil pencampuran kemudian dipindahkan ke mesin packing
otomatis.
3. Pengemasan, hasil campuran dikemas menggunakan Automatic
Packing Machine (Mesin Packing Otomatis) dan dikemas dalam
bungkus 500 gram dan 1.000 gram. Kemasan sebelah dalam
menggunakan bahan Kertas Tyvek, yang mempunyai keunggulan

PT. GLOBAL ASIA EXPORT


INDUSTRI PENGERING KELEMBABAN (DESSICANT)
Dokumen Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup 11

mampu menyerap kelembaban namun menahan gel tetap di dalam


kantong sedang lapisan luar menggunakan kain non woven ramah
lingkungan. Proses ini menggunakan klem panas (hot sealed) untuk
tyvek dan penjahitan untuk pelapis luar.
4. Wrapping, bungkus desiccant yang jadi dibendel tiap 10 atau 20
bungkus dan dibalut dengan plastik PP untuk menjaga agar desicant
tidak menyerap kelembaban sebelum dipakai.
5. Packing, bendel desiccant dimasukkan ke dalam kardus untuk
kemudian disimpan di area penyimpanan produk jadi.
6. Distribusi, proses pengiriman barang untuk kebutuhan domestik
maupun eksport ke luar negeri.

2.4.7. Utilitas dan Sarana Penunjang


Pendukung kelancaran operasional Industri Pengering Kelembaban PT.
GLOBAL ASIA EXPORT yaitu utilitas dan sarana penunjang, meliputi
sumber energi, sumber air bersih, dan alat pemindah.
1. Sumber Energi
Rencana penggunaan energi utama untuk kegiatan Industri Pengering
Kelembaban menggunakan energi listrik dari PLN dan Genset portabel
yang disewa dari luar untuk kondisi darurat.
Tabel 2.8. Tabel Sumber Energi

No. Sumber Energi Daya Sumber Keperluan

1. Listrik 10,6 Kva PLN Produksi


2. Listrik 6 Kva Genset Darurat
Sumber : PT. GLOBAL ASIA EXPORT, 2019
2. Penyediaan Air Bersih
PT. GLOBAL ASIA EXPORT berencana menggunakan air sumur dangkal
sebagai sumber air dalam proses produksinya dan digunakan untuk :
- Keperluan domestik karyawan dan tamu seperti MCK.
- Kebutuhan Air Minum
- Penyiraman lingkungan dan taman.
Sedangkan kebutuhan air minum bagi karyawan dan tamu dipenuhi
dari air mineral galon siap minum. Jika asumsi :
 kebutuhan air minum orang per hari adalah 1,5 liter, diasumsikan
seluruh pekerja ditambah tamu 10 orang perhari didapat formulasi
penghitungan

PT. GLOBAL ASIA EXPORT


INDUSTRI PENGERING KELEMBABAN (DESSICANT)
Dokumen Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup 12

= (15 + 10) x 1,5 lt/hari


= 37,5 liter/hari ≈ 0,0375 m3/hari
 kebutuhan MCK karyawan dan tamu diasumsikan orang perhari
adalah 0,06 m3 per hari. Dengan perkiraan jumlah tamu 10 orang
setiap hari diperoleh perhitungan
= (15 + 10) x 0,06 m3/hari
= 1,500 m3/hari
 kebutuhan air untuk penyiraman lingkungan dan taman
= 1 m3/hari

Tabel 2.9. Tabel Penggunaan Air


Kebutuhan
Sumber air Penggunaan
(m3/hari)
Air Mineral Air minum pekerja dan tamu 0,0375
Air Sumur Dangkal MCK Domestik 1,5000
Penyiraman Taman 1,000
2,5375
Total kebutuhan air setiap hari
≈ 3,0000
Sumber : PT. GLOBAL ASIA EXPORT, 2019

AIR MINERAL AIR SUMUR DANGKAL


0,0375 m3/hr

Minum Karyawan
dan Tamu
Kebutuhan Air 0,0375 m3/hr
2,5 m3/hr

Menyiram
Domestik MCK, Wastafel
Jalan 1,5375 m3/hr
1,5 m3/hr
1 m3/hr

Grease Trap

Septictank
Kedap Air

Meresap Ke Dalam Sumur Resapan Air


Tanah Limbah

Gambar 2.5. Neraca Penggunaan Air Bersih

PT. GLOBAL ASIA EXPORT


INDUSTRI PENGERING KELEMBABAN (DESSICANT)
Dokumen Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup 13

3. Sumur Resapan Air Hujan


Sumur resapan direncanakan akan disebar di area kegiatan dengan
harapan limpasan air hujan bisa langsung terserap ke dalam tanah
tanpa ada yang mengalir ke area produksi.
Luas Terbangun
Jumlah SRAH = 500
288+56
= = 0,688  1 buah
500

Sehingga PT. GLOBAL ASIA EXPORT akan membuat 2 SRAH yang


disebar di area terbuka lokasi.

Gambar 2.6. Ilustrasi SRAH

2.4.8. Limbah/Sampah Yang Ditimbulkan


Rencana kegiatan operasional Industri Pengering Kelembaban milik PT.
GLOBAL ASIA EXPORT secara keseluruhan akan menimbulkan
limbah/pencemaran sebagai berikut :
1. Limbah padat non B3 dari kegiatan produksi berupa kertas sisa
kegiatan kantor, dan kardus karton serta sampah domestik dari
karyawan;
2. Limbah cair non B3 dari kegiatan domestik karyawan dan tamu baik
baik pada saat tahap operasional;
3. Kebisingan akibat aktivitas mesin produksi;

PT. GLOBAL ASIA EXPORT


INDUSTRI PENGERING KELEMBABAN (DESSICANT)
Dokumen Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup 14

4. Debu dari bahan Kalsium Khlorida dan tepung tapioka yang dipakai
dalam proses produksi

2.4.9. Pengelolaan Sanitasi Lingkungan


1. Grease Trap
Limbah domestik dari KM/akan dialirkan melalui saluran air limbah
menuju Septiktank kedap air setelah melalui grease trap yang berfungsi
untuk menangkap lemak.
2. Septictank
Septictank dari WC berjumlah 6 buah yang dibuat dengan ukuran
2x2x2,5 meter.
3. Sumur Peresapan Air Limbah
Sumur resapan berupa lubang yang diberi dinding yang terbuat dari
buis beton kedap air dengan diameter 80 cm dan kedalaman 3 m. Jumlah
2 unit dengan volume + 1,5 m3.
4. Tempat Sampah Terpilah.
Limbah padat domestik dikumpulkan di tempat sampah terpilah yang
tersedia di setiap ruangan dan setiap hari diambil bekejasama dengan
pemerintah desa.

2.4.10. Keselamatan dan Kesehatan Kerja ( K3 ) dan Tanggap Darurat


Keselamatan dan kesehatan Kerja (K3) merupakan sesuatu yang
penting baik bagi perusahaan yang memperkerjakan tenaga kerjanya
maupun bagi masyarakat yang merupakan obyek perlindungan dari sistem
ini. PT. GLOBAL ASIA EXPORT sebagai salah satu perusahaan
berkewajiban untuk mengaplikasikan sistem Keselamatan dan Kesehatan
Kerja (K3) yaitu sebagai berikut :
1. Membuat pedoman keselamatan dan kesehatan kerja
2. Mengidentifikasi bahaya dan penilaian resiko agar potensi resiko dapat
dikelola dengan baik
3. Menyediakan alat pelindung diri yang harus dipakai oleh karyawan
maupun pengunjung di area produksi seperti helm, safety shoes, sarung
tangan, earplug, dan terutama masker pada kegiatan pencampuran dan
pengemasan.
4. Menyediakan peralatan P3K seperti kotak P3K

PT. GLOBAL ASIA EXPORT


INDUSTRI PENGERING KELEMBABAN (DESSICANT)
Dokumen Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup 15

Tabel 2.10. Tabel Fasilitas Keselamatan


Jumlah
No Fasilitas Keselamatan Keterangan
Unit
1 APAR (Alat Pemadam 37 Tabung 5 kg. Diletakkan di
Kebakaran) tempat yang mudah dijangkau
pada tinggi 1,3 meter
2 Jalur Evakuasi ada Pada tempat-tempat strategis
akan ditempelkan papan
petunjuk jalur evakuasi. Hal ini
bertujuan apabila terjadi
bahaya atau keadaan darurat
seperti erupsi gunung merapi,
gempa bumi, huru-hara, dan
lain-lain, maka evakuasi akan
mudah dilaksanakan.
3 Kotak P3K 3 Pertolongan Pertama Pada
Kecelakaan
4 Nomor Kontak Fasilitas ada Memudahkan karyawan
Kesehatan dan menghubungi pihak yang
Pemadam Kebakaran berwenang
Sumber : PT. GLOBAL ASIA EXPORT, 2019
PT. GLOBAL ASIA EXPORT menyediakan APAR di area produksi (mesin),
gudang, kantor dan pos satpam. Jumlah minimum APAR yang harus
disediakan adalah :
(Panjang Bangunan+Lebar Bangunan)
Jumlah APAR = 15
8+36
= = 2,933  3 unit
15

Sehingga dengan pemasangan 3 unit sudah mencukupi kebutukan akan


peralatan pemadam kebakaran

Gambar 2.7. Ilustrasi Penggunaan Alat Pemadam Kebakaran

PT. GLOBAL ASIA EXPORT


INDUSTRI PENGERING KELEMBABAN (DESSICANT)
Dokumen Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup 16

Gambar 2.8. Denah Lingkungan

PT. GLOBAL ASIA EXPORT


INDUSTRI PENGERING KELEMBABAN (DESSICANT)
Dokumen Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup 17

2.5. Garis Besar Komponen rencana Usaha dan/atau Kegiatan

2.5.1. Kesesuaian Lokasi Rencana Kegiatan Dengan Tata Ruang


Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Klaten Nomor 11 Tahun 2011
tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Tahun 2011-2031, dan Informasi
Tata Ruang yang dikeluarkan oleh Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan
Penataan Ruang Kabupaten Klaten Nomor 650/4507/23 tanggal 27
September 2018 menyatakan bahwa kawasan yang dimohonkan
merupakan kawasan dengan zona industri sehingga kegiatan usaha
diperbolehkan.

2.5.2. Komponen Rencana Kegiatan Yang Dapat Menimbulkan Dampak


Lingkungan
Tahapan atau siklus yang akan dilaksanakan dalam rangka Industri
Pengering Kelembaban antara lain :

Tahap Kegiatan Kegiatan Penyebab Dampak

Tahap Pra  Penyewaan Lahan dan Bangunan


Operasional  Sosialisasi Warga
 Pengurusan Perijinan

 Penerimaan tenaga produksi


Tahap
 Pengadaan Mesin Produksi
Operasional
 Penyiapan Bahan Baku
 Proses Produksi
 Perawatan Peralatan Produksi
 Penanganan Limbah dan Sampah
 Bongkar muat dan Lalu lintas
kendaraan

Tahap Pasca  Pemberhentian karyawan


Operasional  Pengembalian Lahan dan Bangunan ke
pemilik

1. Tahap Pra Operasional


Pada tahap Pra Operasional dampak yang muncul adalah : persepsi
masyarakat baik negatif maupun positif. Dari munculnya kegiatan
diatas (pra operasional) selain melakukan pemantauan juga melakukan
pengelolaan untuk meminimalisasikan dampak negatif dan

PT. GLOBAL ASIA EXPORT


INDUSTRI PENGERING KELEMBABAN (DESSICANT)
Dokumen Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup 18

meningkatkan dampak positif.


Kegiatan yang akan dilaksanakan antara lain :
a. Penyewaan Lahan dan Bangunan
Lahan yang dipergunakan adalah lahan hak milik Mahrudi yang
terikat perjanjian sewa lahan dan bangunan dengan PT. GLOBAL
ASIA EXPORT selama 7 tahun mulai 3 Oktober 2018 sampai dengan
2 Oktober 2025 dan dapat diperpanjang lagi sesuai dengan
kesepakatan kedua belah pihak.. Dari lahan milik Mahrudi seluas
2.060 m2 yang disewakan hanya seluas 500 m2 dan bangunan dengan
luas 288 m2.
b. Sosialisasi Rencana Kegiatan
Dalam upaya meminimalisir dampak yang ditimbulkan dan
kepastian persetujuan warga sekitar terhadap rencana usaha dan
kegiatan, diwajibkan bagi pelaku usaha untuk mengadakan
sosialisasi kepada masyarakat. Sosialisasi ini pada dasarnya
bertujuan :
 Memberi informasi dampak negatif dan positif keberadaan
rencana usaha dan atau kegiatan kepada warga sekitar supaya
warga siap menerima dampak yang akan ditimbulkan.
 Memberikan sosialisasi khusus kepada warga masyarakat yang
berbatasan dan terdampak langsung terhadap keberadaan
kegiatan usaha.
c. Pengurusan Perizinan
Penyelesaian proses perizinan ke instansi terkait (DPUPR, BPN,
DLHK, DPMPTSP, Disperwaskim, Disperindag dll)
Setiap pelaku usaha atau kegiatan sebelum dilaksanaan pekerjaan
fisik pembangunan wajib untuk mengurus perizinan antara lain Izin
Lingkungan dan Izin Mendirikan Bangunan. Penyusunan dokumen
lingkungan ini merupakan syarat bagi diterbitkannya Izin
Lingkungan. Berdasarkan penapisannya, Usaha Penerbit dan
Produksi PT. GLOBAL ASIA EXPORT wajib menyusun Dokumen
Lingkungan UKL-UPL. Salah satu syarat penyusunan dokumen
lingkungan dan diterbitkannya Izin Lingkungan adalah lokasi usaha
atau kegiatan sesuai zona peruntukannya, oleh karena itu diperlukan
rekomendasi dari DPUPR tentang kesesuaian zonasi lokasi yang
dimohon terhadap jenis kegiatan usaha.

PT. GLOBAL ASIA EXPORT


INDUSTRI PENGERING KELEMBABAN (DESSICANT)
Dokumen Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup 19

2. Tahap Operasional
a. Penerimaan Tenaga Kerja Produksi
Kegiatan ini dilakukan untuk memenuhi kebutuhan tenaga kerja
pada saat PT. GLOBAL ASIA EXPORT beroperasi. Tenaga kerja yang
akan direkrut pada kegiatan operasional ini adalah 10 orang karena
top manajemen terutama direktur, manajer dan staf diambilkan dari
orang kepercayaan pemilik usaha. Perekrutan tenaga kerja
diutamakan dari masyarakat yang berasal dari sekitar lokasi rencana
kegiatan yang memenuhi persyaratan.
b. Pengadaan dan instalasi Mesin Produksi
Kegiatan ini bertujuan untuk mempersiapkan dan memasang
peralatan yang dipergunakan untuk memproduksi desiccant.
c. Penyiapan bahan baku
Kegiatan ini bertujuan untuk mempersiapkan bahan baku ke gudang
bahan baku yang akan diproses dan diolah menjadi Pembuatan
Pengering Kelembaban (Dessicant). Kegiatan ini juga bertujuan
untuk menjamin kelangsungan proses produksi secara kontinyu dan
menjamin ketersediaan bahan untuk menyelesaian produksi.
d. Proses Produksi
Adalah kegiatan penggunaan peralatan produksi beserta alat
pendukung sesuai kegunaan untuk mengolah bahan baku kalsium
khlorida dan tepung tapioka menjadi produk pengering kelembaban
(desiccant) yang bermutu baik, ramah lingkungan dan sesuai dengan
standar pemesan.
e. Kegiatan Perawatan Peralatan Produksi
Secara berkala, dilakukan perawatan dan perbaikan terhadap
peralatan produksi produksi. Kegiatan maintenance dilakukan
dengan tujuan untuk menjaga mutu kualitas hasil produk disamping
memperpanjang umur pakai peralatan produksi.
f. Penanganan Limbah dan Sampah
 Limbah padat non B3 berupa limbah domestik akan dimasukkan
ke tempat sampah terpilah tiga yang terdapat di masing masing
ruangan kemudian dikumpulkan ke TPS Sementara bekerja sama
dengan Pemerintah Desa setempat.
 Limbah cair domestik dialirkan ke grease trap untuk dialirkan ke
septic tank dan berakhir di sumur peresapan air limbah.

PT. GLOBAL ASIA EXPORT


INDUSTRI PENGERING KELEMBABAN (DESSICANT)
Dokumen Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup 20

 Dampak debu dari bahan kalsium khlorida dan tepung tapioka


diminimalisir dengan pemasangan kipas exhaust agar sirkulasi
udara di ruang produksi mengalir dengan baik dan penerapan
kewajiban pemakaian masker pelindung bagi karyawan.
 Besaran produksi sampah hasil kegiatan usaha penerbit dan
produksi PT. GLOBAL ASIA EXPORT dengan asumsi 0,7
kg/orang/hari dengan jumlah karyawan 15 orang dan tamu 10
orang, adalah sebagai berikut

Tabel 2.11. Tabel Timbulan Sampah

Total
Jumlah
Perkiraan Produksi
No. Jenis Sampah per
Sampah Sampah
hari
(kg/hari)
1 Sampah Domestik Karyawan dan 25 0.7 17,5
Tamu
2 Sampah Sisa Proses Produksi 1 5.0 5,0
3 Sampah Alamiah 1 5.0 5,0
Total Produksi Sampah (kg/hari) 27,5

g. Kegiatan bongkar muat dan keluar masuknya kendaraan


Penataan area parkir yang terpisah antara roda 4 dan roda 2 yang
akan ditata sedemikian rupa sehingga tidak semrawut dan
mengganggu mobilitas moda transportasi yang digunakan untuk
bongkar muat bahan baku dan ekspedisi pengiriman produk jadi.
3. Tahap Pasca Operasional
a. Pemberhentian Karyawan
Pelepasan karyawan dilaksanakan dengan sebijak mungkin dengan
memberikan pesangon agar mampu membuka usaha baru ataupun
menyalurkan karyawan ke tempat lain misalnya ke kegiatan
pemanfaatan bekas produksi usaha produksi.
b. Pengembalian Lahan dan Bangunan ke Pemilik
Bangunan dan lahan yang disewa oleh PT. Global Asia Export
dikembalikan kepada pemelik dengan kondisi sesuai dengan
perjanjian yang disepakati.

PT. GLOBAL ASIA EXPORT


INDUSTRI PENGERING KELEMBABAN (DESSICANT)
Dokumen Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup 21

BAB III
RONA LINGKUNGAN HIDUP AWAL
3.1. Deskripsi Rona Awal
Lokasi rencana/kegiatan berada di Desa Ketitang Kecamatan Juwiring
Kabupaten Klaten yang dapat ditempuh dari pusat kota Klaten kurang lebih
35 menit menggunakan kendaraan roda empat.

PT. GLOBAL ASIA EXPORT

Gambar 3.1. Peta Lokasi

Gambar 3.2. Tampak Utara Lokasi Kegiatan Usaha

PT. GLOBAL ASIA EXPORT


INDUSTRI PENGERING KELEMBABAN (DESSICANT)
Dokumen Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup 22

Gambar 3.3. Sisi Barat Lokasi Kegiatan Usaha

Gambar 3.4. Sisi Timur Lokasi Kegiatan Usaha

3.2. Komponen Geo-Fisik-Kimia


Aspek komponen geofisik-kimia secara rinci meliputi gambaran kondisi
topografi, klimatologi, tanah, kualitas udara, kebisingan dan air tanah,
kualitas air, sampah dan transportasi.
1. Kondisi Topografi
Kondisi Topografi wilayah Kabupaten Klaten diapit oleh Gunung Merapi
dan Pegunungan Seribu dengan ketinggian antara 76-1.600 m dpl (diatas
permukaan laut) yang terbagi menjadi 3 (tiga ) wilayah :
a) Wilayah lereng Gunung Merapi (alam area yang miring) yang meliputi
Kecamatan Karangnongko, Juwiring, Jatinom, dan Tulung.

PT. GLOBAL ASIA EXPORT


INDUSTRI PENGERING KELEMBABAN (DESSICANT)
Dokumen Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup 23

b) Wilayah datar (wilayah bagian tengah) yang meliputi wilayah


kecamatan Manisrenggo, Klaten Tengah, Kalikotes, Klaten Utara,
Juwiring, Ngawen, Kebonarum, Wedi, Jogonalan, Prambanan,
Gantiwarno, Delanggu, Wonosari, Juwiring, Juwiring, Pedan,
Karangdowo, Trucuk, Cawas, Karanganom, Polanharjo
c) Wilayah berbukit / gunung kapur (wilayah bagian selatan) yang hanya
meliputi sebagian Kecamatan Bayat, Cawas dan Gantiwarno
Lokasi rencana kegiatan usaha Industri Pengering Kelembaban milik PT.
GLOBAL ASIA EXPORT wilayah datar (wilayah bagian tengah) dengan
ketinggian 97 mdpl dengan kemiringan kontur rendah. Lahan di sebelah
utara lokasi merupakan dataran yang masih dipergunakan untuk
bercocok tanam padi dengan sistem irigasi yang baik.
2. Kondisi Geologi
Berdasarkan peta Geologi skala kabupaten Klaten terdiri dari dua satuan
geologi yaitu : (1) Satuan geologi Perbukitan Jiwo Bayat; dan (2) Satuan
geologi Gunungapi Merapi. Endapan kuarter yang tersingkap di wilayah
Klaten terbagi menjadi : Endapan Gunung Merapi, Aluvium Tua dan
Aluvium Muda. Wilayah Kabupaten Klaten terbagi menjadi 4 satuan
morfologi yaitu satuan puncak Gunungapi Merapi, satuan kaki Gunungapi
Merapi, satuan dataran dan satuan perbukitan Djiwo Bayat. Atas dasar
kondisi geologi di atas, lokasi rencana usaha/kegiatan berada di satuan
geologi gunungapi Merapi dengan satuan morfologi berupa satuan
dataran. Endapan yang berada di lokasi merupakan endapan quarter
yang merupakan endapan gunung merapi.
3. Kondisi Iklim dan Curah hujan
Iklim adalah salah satu komponen lingkungan yang di akibatkan oleh
adanya gejala fisik yang disebabkan adanya gejala geosfer yang
berpengaruh terhadap aktivitas makhluk hidup yang ada di bumi. Data
iklim terdiri dari curah hujan dan tipe iklim, temperatur udara,
kelembaban dan lama penyinaran matahari serta arah dan kecepatan
angina. Data iklim dirujuk dari database klimatologi yang dikelola oleh
kantor BMKG. Wilayah kabupaten Klaten memiliki iklim tropis dengan
musim hujan dan musim kemarau silih berganti sepanjang tahun, dengan
temperatur antara 28-30 derajat celcius dan kecepatan angin rata-rata
berkisar 10-15 km/jam. Adapun keadaan curah hujan rata rata di
kecamatan Juwiring adalah sebesar 1.690 mm/tahun

PT. GLOBAL ASIA EXPORT


INDUSTRI PENGERING KELEMBABAN (DESSICANT)
Dokumen Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup 24

Gambar 3.5. Peta Curah Hujan Kabupaten Klaten


4. Kualitas Udara dan Kebisingan
Secara umum kualitas udara di lokasi rencana/kegiatan dari pantauan
secara visual, lahan kegiatan di sekitar lokasi berada di jalan raya yang
menghubungkan Serenan dan Sukoharjo dengan intensitas lalulintas
yang rendah ke sedang. yang mengakibatkan polutan yang berasal dari
pembakaran energy fosil oleh kendaraan bermotor dan operasional
industri cukup rendah.
5. Kualitas Air Tanah Dangkal
Berdasarkan dari pantauan visual langsung dan penginderaan, kualitas
air sumur baik secara fisika, jernih, tidak berwarna dan tidak bau namun
dengan muka air yang cukup dangkal (lebih kecil dari 20 m). Air sumur
tidak perlu diujikan sampel airnya karena air sumur tersebut tidak akan
dimanfaatkan untuk konsumsi, hanya digunakan untuk kebutuhan
domestik, MCK dan penyiraman.
6. Kondisi Lahan
Area lokasi kegiatan usaha adalah lahan milik pribadi dengan zonasi
industri yang telah sesuai peruntukannya. Lahan sekitarnya merupakan
lahan sawah warga dengan beberapa pemukiman yang ditumbuhi
berbagai aneka tanaman.
Tabel 3.1. Jenis Flora
No Jenis Tanaman Nama Ilmiah
1. Mangga Magnifera Indica
2. Padi Oriza Sativa

PT. GLOBAL ASIA EXPORT


INDUSTRI PENGERING KELEMBABAN (DESSICANT)
Dokumen Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup 25

3. Jagung Zea Mays


4. Pisang Musa Paradisca
5. Nangka Artocarpus Hetereopilus
6. Kenikir Tagetes Sp.
7. Bayam Duri Amaranthus Spinosus
8. Putri Malu Mimosa Pudica
9. Rumput-rumputan Gramineae
10. Teki tekian Cyperaceae
Sumber : Data Primer, 2019
Tabel 3.2. Jenis Fauna
No Jenis Fauna Jenis Hewan
1. Kupu-kupu Delias fruhstorferi
2. Belalang Valanga nigricornis
3. Anjing Canis Familirias
4. Tawon Xylocopa latipes
5. Ayam Gallus gallus bankiva
6. Ular Python reticulates
7. Capung Aesha sp
8. Burung Gereja Paser Domesticus
9. Jangkrik Gryllus assimilis
10. Walang sangit Leptocorisa acuta
11. Semut Monomorium sp
12. Katak Anura sp
Sumber : Data Primer, 2019

3.3. Komponen Sosial Ekonomi, Budaya Masyarakat


Sosial ekonomi masyarakat Desa Ketitang Kecamatan Juwiring
Kabupaten Klaten pada umumnya/sebagian besar warga teridentifikasi
bermata pencaharian sebagai petani, buruh, pedagang, dan wiraswasta.
Tingkat kesejahteraan warga tercermin dari pola pikir masyarakat
terhadap pentingnya pendidikan dan kemampuan masyarakat dalam
membiayai sekolah sampai tingkat perguruan tinggi.
Budaya kemasyarakatan masih sangat bagus, intervensi dan akulturasi
budaya perkotaan masih belum mampu menggeser budaya lokal. Kegiatan
gotong-royong, kerja bakti, temu warga, ataupun ronda masih rutin
dilaksanakan oleh warga masyarakat.

PT. GLOBAL ASIA EXPORT


INDUSTRI PENGERING KELEMBABAN (DESSICANT)
Dokumen Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup 26

BAB IV
JENIS DAMPAK,
UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN
HIDUP DAN UPAYA PEMANTAUAN
LINGKUNGAN HIDUP
Suatu dampak akan terjadi sebagai akibat adanya interaksi antara
komponen lingkungan dan komponen kegiatan. Prakiraan dampak ialah suatu
metode untuk memprediksi besarnya dampak terhadap lingkungan yang dapat
terjadi oleh adanya suatu rencana kegiatan pada suatu lingkungan hidup dengan
kondisi ekosistem tertentu. Pada proses prakiraan dampak ini dipakai metode
pendekatan secara fisik dan matematik yang disajikan dalam bentuk matriks
prakiraan dampak, seperti terlihat pada tabel 4.1

PT. GLOBAL ASIA EXPORT


INDUSTRI PENGERING KELEMBABAN (DESSICANT)
Dokumen Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup 27

MATRIK UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAN UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP
KEGIATAN USAHA INDUSTRI PENGERING KELEMBABAN (DESICCANT) PT. GLOBAL ASIA EXPORT
DAMPAK LINGKUNGAN YANG DITIMBULKAN UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP
INSTITUSI
LOKASI PERIODE LOKASI PERIODE
BENTUK UPAYA BENTUK UPAYA PENGELOLAAN DAN
PENGELOLAAN PENGELOLAAN PEMANTAUAN PEMANTAUAN
SUMBER DAMPAK JENIS DAMPAK BESARAN DAMPAK PENGELOLAAN PEMANTAUAN PEMANTAUAN
LINGKUNGAN LINGKUNGAN LINGKUNGAN LINGKUNGAN
LINGKUNGAN HIDUP LINGKUNGAN HIDUP LINGKUNGAN HIDUP
HIDUP HIDUP HIDUP HIDUP
A. Tahap Pra Operasional
1. Penyewaan a. Persepsi negatif a.
Besaran dampak a. Melakukan a. Desa Ketitang a. Sekali pada masa a. Pengamatan a. Desa Ketitang a. Sekali pada masa a. Pelaksana : PT.
Lahan dan warga bahwa sebesar wilayah komunikasi Kecamatan Pengadaan lahan langsung di Kecamatan Pengadaan lahan GLOBAL ASIA
Bangunan kegiatan akan sekitar rencana dengan warga Juwiring lapangan Juwiring EXPORT
merugikan warga kegiatan seluas sekitar pada acara Kabupaten b. Memperhatikan Kabupaten b. Pengawas :
sekitar 500 m2 Desa sosialisasi Klaten keluhan aduan Klaten PemDes
b. Kekhawatiran Ketitang b. Mengadakan warga sekitar c. Penerima Laporan
akan Kecamatan Perjanjian sewa : PemDes, DLHK
bergesernya Juwiring lahan dan
batas lahan bangunan dengan
pemilik lahan
2. Sosialisasi a. Terjadinya a. Besaran dampak a. Melakukan a. Desa Ketitang a. Sekali pada masa a. Observasi a. Desa Ketitang a. Sekali pada masa a. Pelaksana : PT.
Rencana Usaha persepsi negatif diperkirakan sosialisasi rencana Kecamatan Pra Konstruksi lapangan secara Kecamatan Pra Konstruksi GLOBAL ASIA
warga akan sejauh 100 m kegiatan meliputi Juwiring bangunan langsung melalui Juwiring bangunan EXPORT
menerima dari wilayah tujuan, manfaat, Kabupaten wawancara Kabupaten b. Pengawas :
dampak sekitar rencana dampak yang Klaten terstruktur kepada Klaten PemDes
lingkungan usaha di lahan ditimbulkan serta masyarakat atau c. Penerima Laporan
berkurang-nya seluas 500 m2 cara tokoh masyarakat : PemDes, DLHK
kenyamanan Desa Ketitang pengelolaanya yang terkena
dengan adanya Kecamatan kepada dampak
dari kegiatan Juwiring masyarakat yang
industri (bising tinggal di sekitar
dan debu) lokasi rencana
kegiatan
b. Membuat
kesepakatan
dengan
masyarakat sekitar
yang terkena
dampak yang
dituangkan dalam
BA dengan
diketahui Pemdes
Dokumen Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup 28

DAMPAK LINGKUNGAN YANG DITIMBULKAN UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP
INSTITUSI
LOKASI PERIODE LOKASI PERIODE
BENTUK UPAYA BENTUK UPAYA PENGELOLAAN DAN
PENGELOLAAN PENGELOLAAN PEMANTAUAN PEMANTAUAN
SUMBER DAMPAK JENIS DAMPAK BESARAN DAMPAK PENGELOLAAN PEMANTAUAN PEMANTAUAN
LINGKUNGAN LINGKUNGAN LINGKUNGAN LINGKUNGAN
LINGKUNGAN HIDUP LINGKUNGAN HIDUP LINGKUNGAN HIDUP
HIDUP HIDUP HIDUP HIDUP
B. Tahap Operasional
1. Penerimaan a. Penggunaan a. Besaran a.
Melakukan a. Desa Ketitang a. Sekali saat a. Memantau dan a. Desa Ketitang a. Sekali pada masa a. Pelaksana : PT.
tenaga kerja tenaga kerja kebutuhan sosialiasi kepada Kecamatan sebelum mengikuti proses Kecamatan sebelum GLOBAL ASIA
untuk tahap yang berasal dari tenaga kerja warga khususnya Juwiring tahapan perekrutan tenaga Juwiring operasional EXPORT
operasional luar wilayah tahap Desa Ketitang Kabupaten operasional kerja, apakah Kabupaten b. Setiap kali b. Pengawas :
perusahaan operasional yang tentang rencana Klaten sudah berjalan Klaten kegiatan PemDes
diprediksi rekruitmen tenaga transparan, penerimaan c. Penerima Laporan
mencapai kerja di RW dan RT obyektif, dan karyawan : PemDes,
sebesar 10 orang yang ada di sekitar sesuai dengan Disnakertras,
lokasi kegiatan prosedur yang DLHK
terutama tentang sudah diitetapkan
posisi, jumlah
serta kualifikasi
tenaga kerja yang
dibutuhkan
b. Banyaknya a. Besaran a. Memprioritaskan a. Desa Ketitang a. Sekali saat a. Memantau dan a. Desa Ketitang a. Sekali pada masa a. Pelaksana : PT.
warga sekitar kebutuhan tenaga kerja Kecamatan sebelum mengikuti proses Kecamatan sebelum GLOBAL ASIA
yang belum tenaga kerja operasional yang Juwiring tahapan perekrutan tenaga Juwiring operasional EXPORT
mempunyai tahap diterima adalah Kabupaten operasional kerja, apakah Kabupaten b. Setiap kali b. Pengawas :
pekerjaan operasional yang berasal dari Desa Klaten sudah berjalan Klaten kegiatan PemDes
diprediksi Ketitang yang transparan, penerimaan c. Penerima Laporan
mencapai memenuhi obyektif, dan karyawan : PemDes,
sebesar 10 orang kualifikasi yang sesuai dengan Disnakertras,
dibutuhkan prosedur yang DLHK
sudah diitetapkan
2. Mobilisasi a. Timbulnya a. Tingkat a. Pemasangan a. Di dalam dan a. 1 hari sekali a. Pendataan dan a. Di dalam dan a. 1 minggu sekali a. Pelaksana : PT.
Karyawan dan bangkitan dan kebisingan yang rambu rambu lalu diluar area Selama masa observasi visual diluar area GLOBAL ASIA
Pengunjung tarikan dihasilkan yaitu lintas di sekitar kegiatan kegiatan lapangan kegiatan EXPORT
kepadatan dibawah 78 dB pintu utama operasional b. Pengawas :
lalulintas di Kep. Men LH No. b. Menempatkan PemDes, Dishub
lokasi kegiatan. 48/1996 petugas kemanan c. Penerima Laporan
b. Peningkatan b. Bangkitan untuk mengatur : PemDes, , DLHK
kebisingan lalulintas keluar masuk
c. Terjadinya diprediksi pada kendaraan
penurunan radius 100 m c. Membuat parkir
kualitas udara dari pintu utama yang terpisah
Dokumen Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup 29

DAMPAK LINGKUNGAN YANG DITIMBULKAN UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP
INSTITUSI
LOKASI PERIODE LOKASI PERIODE
BENTUK UPAYA BENTUK UPAYA PENGELOLAAN DAN
PENGELOLAAN PENGELOLAAN PEMANTAUAN PEMANTAUAN
SUMBER DAMPAK JENIS DAMPAK BESARAN DAMPAK PENGELOLAAN PEMANTAUAN PEMANTAUAN
LINGKUNGAN LINGKUNGAN LINGKUNGAN LINGKUNGAN
LINGKUNGAN HIDUP LINGKUNGAN HIDUP LINGKUNGAN HIDUP
HIDUP HIDUP HIDUP HIDUP
antara roda 2 dan
roda 4
d. Penyiraman
secara rutin untuk
mengurangi debu
terutama pada
musim kemarau
3. Kegiatan a. Peningkatan a. Timbulan limbah a. Menyediakan a. Di lokasi a. Setiap hari a. Pendataan dan a. Desa Ketitang a. Setiap hari a. Pelaksana : PT.
Produksi timbulan limbah padat non B3 tempat sampah kegiatan Desa selama kegiatan observasi visual Kecamatan selama kegiatan GLOBAL ASIA
Pengering padat non B3 sebesar 27,5 terpilah setiap Ketitang produksi lapangan Juwiring produksi EXPORT
Kelembaban b Peningkatan kg/hari. radius maksimal Kecamatan berlangsung Kabupaten berlangsung b. Pengawas :
(Desiccant) timbulan limbah c. Timbulan limbah 20 meter Juwiring Klaten PemDes
cair non B3 cair non B3 dari b. Melakukan kerja Kabupaten c. Penerima Laporan
c Polusi debu dan kegiatan sama dengan Klaten : PemDes, DLHK
suara dari domestik pihak pemerintah
kegiatan sebesar 1,5375 desa setempat
produksi m3/hari. untuk pengelolaan
d. Terlokalisir di limbah padat non
lokasi areal B3
kegiatan 500 m2 c. Pembuatan grease
trap, septic tank
kedap air dan
sumur serapan air
limbah untuk
mengelola limbah
cair non B3 dari
kegiatan domestik
e. Memasang tanda
himbuan agar
membuang
sampah pada
tempatnya.
f. Bekerja sama
dengan pihak
ketiga untuk
pengolahan sisa
Dokumen Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup 30

DAMPAK LINGKUNGAN YANG DITIMBULKAN UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP
INSTITUSI
LOKASI PERIODE LOKASI PERIODE
BENTUK UPAYA BENTUK UPAYA PENGELOLAAN DAN
PENGELOLAAN PENGELOLAAN PEMANTAUAN PEMANTAUAN
SUMBER DAMPAK JENIS DAMPAK BESARAN DAMPAK PENGELOLAAN PEMANTAUAN PEMANTAUAN
LINGKUNGAN LINGKUNGAN LINGKUNGAN LINGKUNGAN
LINGKUNGAN HIDUP LINGKUNGAN HIDUP LINGKUNGAN HIDUP
HIDUP HIDUP HIDUP HIDUP
kertas dan dus
hasil produksi.
d. Penanaman
tanaman sound
barrier untuk
mengurangi polusi
suara
e. Penyiraman
halaman secara
rutin untuk
mengurangi debu
f. Memasang Kipas
Exhaust aga
sirkulasi udara di
area produksi
lancar.
g. Mewajibkan
karyawan untuk
selalu
mengenakan APD
terutama masker
saat bekerja.
4. Limpasan air a. Pengurangan a. Besaran dampak a. Membuat Sumur a. Di lokasi a. Mengelola air a. Pemantauan visual a. Di lokasi a. 6 bulan sekali a. Pelaksana : PT.
hujan (runoff) resapan air hujan akibat Resapan Air Hujan kegiatan. tanah yang terhadap limpasan kegiatan. selama masa GLOBAL ASIA
ke dalam tanah menurunnya kapasitas 3 m3 b. Area SRAH dan digunakan untuk air. b. Area SRAH dan operasional EXPORT
akibat tutupan kuantitas dan sebanyak 2 unit saluran air hujan domestik hingga b. Pengecekan visual saluran air hujan b. Pengawas :
bangunan kualitas air tanah b. Membuat biopori dan limbah menjadi limbah terhadap kondisi dan limbah PemDes
b. Meningkat-nya karena ruang 5 titik dengan cair setiap hari. SRAH c. Penerima Laporan
suhu di sekitar resapan sudah masing-masing b. Membersihkan c. Pengujian kualitas : PemDes, DLHK
lokasi akibat berkurang ukuran diameter sedimen di air sumur 6 bulan
vegetasi +68,8% dari luas 10-30 cm x dalam ISRAH sekali
berkurang akibat lahan 500 m2 kedalaman 80-100 setiap setahun
tutupan lahan. dan cm. sekali.
c. Terjadinya pengambilan air c. Membersihkan c. mengeruk
genangan air tanah yang besar sedimen di dalam Grease
hingga banjir + 2,5 m3/hr ISRAH. trap/sekah/oil
Dokumen Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup 31

DAMPAK LINGKUNGAN YANG DITIMBULKAN UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP
INSTITUSI
LOKASI PERIODE LOKASI PERIODE
BENTUK UPAYA BENTUK UPAYA PENGELOLAAN DAN
PENGELOLAAN PENGELOLAAN PEMANTAUAN PEMANTAUAN
SUMBER DAMPAK JENIS DAMPAK BESARAN DAMPAK PENGELOLAAN PEMANTAUAN PEMANTAUAN
LINGKUNGAN LINGKUNGAN LINGKUNGAN LINGKUNGAN
LINGKUNGAN HIDUP LINGKUNGAN HIDUP LINGKUNGAN HIDUP
HIDUP HIDUP HIDUP HIDUP
yang sulit surut dengan asumsi d. Membuat Grease catcher setiap 6
akibat lahan pengeluaran air trap/sekah/ oil bulan sekali.
menjadi kedap limbah domestik catcher untuk
air. yang menjadi air sedimen air
d. Terjadi air kotor = 1,5375 limbah domestik
limpasan yang m3/hr. dari dapur yang
tidak tertam- tercampur dengan
pung di saluran minyak dan lemak.
e. Menambah
vegetasi berupa
tanaman
penghijauan dan
taman
5. Bahaya a. Kebakaran akibat a. Besaran dampak a. Menyediakan a. Di lokasi a. Setiap hari a. Mencatat Expire a. Di lokasi a. Mengikuti sesuai a. Pelaksana : PT.
Kebakaran Arus pendek dari bahaya APAR sejumlah 3 kegiatan selama masa date kapan kegiatan petunjuk manual GLOBAL ASIA
karena kabel kebakaran ini kapasitas 5kg kegiatan dan operasional mengganti isi kegiatan dan di stiker APAR, EXPORT
tidak sesuai adalah seluas sebanding dengan gudang. berlangsung tabung APAR dan gudang. dan dicatat pada b. Pengawas :
kapasitas daya area 500 m2 dan luas dan jumlah ditempel di list book PemDes,
terpasang/tidak radius 30m dari ruangan, saat tabung. maintenance Disnakertrans,
berlabel SNI titik lokasi APAR digunakan b. Pengetesan untuk yang menempel BPDB
b. Pemasangan sesuai mengecek kondisi pada APAR c. Penerima Laporan
instalasi jaringan rekomendasi buku instalasi elektrikal b. Pemantauan : PemDes, DLHK
listrik yang tidak manual pabrik. dengan jaringan
standar/ b. Menempatkan mengundang elektrikal setiap
rekomen-dasi APAR tiap 15 petugas dari PLN 6 bulan sekali
dari PLN. meter dan tinggi setiap 6 bulan
c. Kebakaran akibat 1,3 meter pada sekali.
kurangnya tempat yang c. Visual langsung
pengetahuan strategis dan apakah kipas
penggunaan mudah dijangkau. exhause fan
APAR. c. Mengadakan bekerja optimal.
d. Kebakaran yang pelatihan tanggap
tak darurat secara
tertanggulangi reguler untuk
akibat menjaga dan
terbatasnya menghadapi
Dokumen Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup 32

DAMPAK LINGKUNGAN YANG DITIMBULKAN UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP
INSTITUSI
LOKASI PERIODE LOKASI PERIODE
BENTUK UPAYA BENTUK UPAYA PENGELOLAAN DAN
PENGELOLAAN PENGELOLAAN PEMANTAUAN PEMANTAUAN
SUMBER DAMPAK JENIS DAMPAK BESARAN DAMPAK PENGELOLAAN PEMANTAUAN PEMANTAUAN
LINGKUNGAN LINGKUNGAN LINGKUNGAN LINGKUNGAN
LINGKUNGAN HIDUP LINGKUNGAN HIDUP LINGKUNGAN HIDUP
HIDUP HIDUP HIDUP HIDUP
kapasitas dan musibah yang tak
jumlah APAR. terduga.
e. Kebakaran akibat d. Menggunakan
merokok di kabel dan
tempat barang peralatan listrik
yang mudah sesuai kapasitas
terbakar dan berstandar
SNI.
e. Menempatkan
bahan yang
mudah terbakar
pada tempat
tersendiri dan
aman.
f. Memasang
larangan merokok
di tempat kerja
dan gudang
g. Memasang
ventilasi cukup
dan exhause fan
supaya udara tidak
terjebak dan bisa
mengalir keluar
C. Tahap Pasca Operasional
1. Berhentinya a. Pemutusan Hak a. Seluruh karyaan a. Memberikan a. Di lokasi a. Setelah a. Memantau kondisi a. Di lokasi a. Setelah a. Pelaksana : PT.
kegiatan Kerja karyawan PT. GLOBAL ASIA pesangon kepada kegiatan berhentinya lingkungan pasca kegiatan berhentinya GLOBAL ASIA
operasional yang bekerja di EXPORT sebesar karyawan agar kegiatan dan operasional berakhirnya kegiatan dan operasional EXPORT
perusahaan PT. GLOBAL ASIA 15 orang dapat membuka gudang PT. perusahaan kegiatan. gudang PT. perusahaan b. Pengawas :
EXPORT. b. Berdampak pada usaha sendiri. GLOBAL ASIA b. Memantau GLOBAL ASIA PemDes,
b. Lokasi dan area lokasi b. Menyalurkan EXPORT penyaluran EXPORT Disnakertrans
bangunan yang kegiatan sebesar karyawan ke pesangon dan b. Lingkungan c. Penerima Laporan
tidak dipakai 500 m2 dan luas tempat kerja atau tindak lanjut sekitar lokasi : PemDes,
untuk kegiatan terbangun 344 bidang usaha lain setelah PHK usaha Disnakertrans,
operasioanal m2 yang bekerja sama Karyawan DLHK
dengan PT.
Dokumen Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup 33

DAMPAK LINGKUNGAN YANG DITIMBULKAN UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP
INSTITUSI
LOKASI PERIODE LOKASI PERIODE
BENTUK UPAYA BENTUK UPAYA PENGELOLAAN DAN
PENGELOLAAN PENGELOLAAN PEMANTAUAN PEMANTAUAN
SUMBER DAMPAK JENIS DAMPAK BESARAN DAMPAK PENGELOLAAN PEMANTAUAN PEMANTAUAN
LINGKUNGAN LINGKUNGAN LINGKUNGAN LINGKUNGAN
LINGKUNGAN HIDUP LINGKUNGAN HIDUP LINGKUNGAN HIDUP
HIDUP HIDUP HIDUP HIDUP
GLOBAL ASIA
EXPORT
c. Penjualan mesin
mesin produksi
yang tidak
digunakan lagi.
d. Mengembalikan
lahan dan
bangunan kepada
pemiliknya sesuai
dengan perjanjian
Dokumen Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup 34

BAB V
JUMLAH DAN JENIS IZIN
PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN
LINGKUNGAN HIDUP YANG
DIBUTUHKAN

Perizinan yang dibutuhkan dalam menunjang upaya pengelolaan lingkungan


hidup Usaha Industri Industri Pengering Kelembaban (Desiccant) PT. GLOBAL
ASIA EXPORT dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 5.1. Jenis Izin PPLH yang diperlukan


No IZIN PPLH Perlu/Tidak Perlu

1 Izin pembuangan limbah cair Tidak Perlu

2 Izin pemanfaatan air limbah untuk aplikasi ke tanah Tidak Perlu

3 Izin penyimpanan sementara limbah B3 Tidak Perlu

4 Izin pengumpulan limbah B3 Tidak Perlu

5 Izin pengangkutan limbah B3 Tidak Perlu

6 Izin pemanfaatan limbah B3 Tidak Perlu

7 Izin pengolahan limbah B3 Tidak Perlu

8 Izin penimbunan limbah B3 Tidak Perlu

9 Izin pembuangan air limbah ke laut Tidak Perlu

10 Izin dumping Tidak Perlu

11 Izin reinjeksi ke dalam formasi Tidak Perlu

12 Izin venting Tidak Perlu

PT. GLOBAL ASIA EXPORT


INDUSTRI PENGERING KELEMBABAN (DESSICANT)
Dokumen Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup 35

PT. GLOBAL ASIA EXPORT


INDUSTRI PENGERING KELEMBABAN (DESSICANT)
Dokumen Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup 36

Contoh Rencana Produk Desiccant

Contoh Bahan Kalsium Khlorida (CaCl2)

PT. GLOBAL ASIA EXPORT


INDUSTRI PENGERING KELEMBABAN (DESSICANT)
Dokumen Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup 37

Contoh Bahan Tepung Tapioka

Bahan Kemasan Tyvek dan Pelapis Luar

PT. GLOBAL ASIA EXPORT


INDUSTRI PENGERING KELEMBABAN (DESSICANT)
DENAH LINGKUNGAN
Desa Ketitang
Kecamatan Juwiring Kabupaten Klaten

U
U

0 10 20

5 15 25

19,5 36 7

6
7
8 3

4 5
1 2 2

19,5 6 12 6 6 2 4 7

PT. GLOBAL ASIA EXPORT


PERJANJIAN SEWA MENYEWA

Yang bertanda tangan di bawah ini :


1. Nama : Sri Rahayu
Tempat/Tanggal Lahir : Sukoharjo, 6 Oktober 1976
Pekerjaan : Pegawai Negeri Sipil
Alamat : Sugihan, RT 001, RW 001, Kelurahan Sugihan,
Kecamatan Bendosari, Kabupaten Sukoharjo
Nomor KTP : 3311064610760002
Yang bersama dengan suaminya :
2. Nama : Mahrudi
Tempat/Tanggal Lahir : Sukoharjo, 8 Maret 1977
Pekerjaan : Pelaut
Alamat : Sugihan, RT 001, RW 001, Kelurahan Sugihan,
Kecamatan Bendosari, Kabupaten Sukoharjo
Nomor KTP : 3311060803770002
Dalam hal ini selaku pemilik atas sebidang tanah berikut bangunan yang disewakan dalam
perjanjian ini. Selanjutnya disebut Pihak Pertama/Yang Menyewakan.

3. Nama : Thomas Laxholm


Tempat/Tanggal Lahir : Helsingor, 10 Oktober 1980
Pekerjaan : Swasta
Alamat : Sdr. Strandvej 44 a.3000 Helsingor, Denmark,
Nomor Paspor : 209517123
Dalam hal ini bertindak selaku Direktur dari dan oleh karenanya bertindak untuk dan atas nama
perseroan terbatas PT. GLOBAL ASIA EXPORT. Selanjutnya disebut Pihak Kedua/Penyewa.

Pada hari ini, Selasa tanggal 2-10-2018 (Dua Oktober Duaribu Delapanbelas) Kedua Belah
Pihak sepakat untuk melakukan perjanjian sewa menyewa atas tanah dan bangunan sbb :
 Tanah seluas 500 m2 (Lima ratus meter persegi) dan sebuah bangunan diatasnya seluas 288 m2,
terbuat dari dinding tembok, lantai plester, atap seng vanes, berikut turutan-turutannya yang
dilengkapi dengan aliran listrik dari Perusahaan Listrik Negara (PLN) sebesar 10.600
(sepuluh ribu enam ratus) kVA.
 Bangunan .gudang tersebut didirikan diatas sebidang tanah dengan Sertifikat Hak Milik Nomor
86/Ketitang seluas lebih kurang 2060 (duaribu enampuluh) meter persegi, yang terletak di
propinsi Jawa Tengah, Kabupaten Klaten, Kecamatan Juwiring, Desa Ketitang, sebagaimana
temyata dalam Surat Ukur tertanggal 30-10-2000 (Tiga Puluh Oktober tahun Duaribu), terdaftar
atas nama MAHRUDI.
 Sehubungan dengan apa yang telah diuraikan diatas Kedua Belah Pihak sepakat untuk
melangsungkan perjanjian sewa menyewa ini dengan syarat-syarat sebagai berikut:

Pasal 1
a. Sewa menyewa ini dilangsungkan dan diterima untuk jangka waktu 84 (Delapanpuluh
empat) bulan, terhitung sejak tanggal 03-10-2018 (Tiga Oktober Dua ribu Delapan belas) dan
akan berakhir pada tanggal 02-10-2025 (Dua Oktober Duaribu Duapuluh Lima).
b. Penyewa dengan ini diberikan prioritas pertama untuk memperpanjang lagi sewa menyewa
ini, dengan uang sewa, syarat-syarat dan ketentuan-ketentuan yang akan dirundingkan oleh
kedua belah pihak, dengan syarat Penyewa memberitahukan maksudnya tersebut secara
tertulis kepada yang Menyewakan sedikit-sedikitnya 3 (tiga) bulan sebelum berakhirnya
jangka waktu sewa menyewa tersebut diatas.

Pasal 2
a. Uang sewa atas bangunan ditetapkan dan disetujui bersama oleh Yang Menyewakan dan
Penyewa sebesar Rp. 196.000.000,00 (Seratus Sembilan Puluh Enam Juta rupiah) untuk
seluruh jangka waktu sewa bersih dati beban-beban apapun juga, sehingga segala beban yang
timbul atas sewa tersebut menjadi kewajiban Penyewa sepenuhnya.
b. Jumlah akan dibayar oleh Penyewa kepada Yang Menyewakan dengan cara transfer ke
nomor rekening: 0033046107 Bank BNI cabang UNDIP Semarang atas nama Sri Rahayu.

Pasal 3
Yang menyewakan rnenjamin Penyewa, bahwa selama masa sewa menyewa ini berlangsung,
Penyewa tidak akan mendapat tuntutan dan atau gangguan dati pihak ketiga siapapun yang
menyatakan mempunyai sesuatu hak terlebih dahulu atau turut mempunyai sesuatu hak
penghunian dan atau hak apapun atas bangunan berikut bidang tanahnya dan karenanya Yang
Menyewakan dengan ini membebaskan Penyewa dari segala tuntutan dan atau gangguan
tersebut.

Pasal 4
Penyewa hanya berhak untuk mempergunakan bangunan untuk usaha Penyewa yang tidak
melanggar hukum dan Penyewa wajib mengurus ijin-ijinnya pada instansi yang berwenang atas
biaya Penyewa sendiri.

Pasal 5
a. Penyewa wajib memelihara bangunan tersebut sebaik-baiknya, agar semuanya itu dapat
diserahkan kembali oleh Penyewa kepada Yang Menyewakan dalam keadaan terawat baik
setelah perjanjian sewa menyewa ini berakhir, kecuali kerusakan biasa dan karena pemakaian
(normal wear and tear).
b. Kerusakan-kerusakan besar maupun kecil sehari-hari pada bangunan tersebut akan diperbaiki
oleh dan atas biaya Penyewa.
c. Yang Menyewakan bertanggung jawab untuk memperbaiki kerusakan-kerusakan yang
disebabkan karena hal-hal atau peristiwa-peristiwa yang bukan tanggung jawabnya Penyewa,
misalnya kerusakan-kerusakan karena kesalahan konstruksi bangunan, huru-hara,
demonstrasi, kebanjiran dan gempa bumi dan lain-lain bencana alam (force majeur). Apabila
terjadi kerusakan-kerusakan tersebut dan bilamana kerusakan pada bangunan tersebut terjadi
bukan karena kesalahan/kelalaian Penyewa, maka Yang Menyewakan berkewajiban
membetulkan kembali bangunan selambat-lambatnya 2 (dua) minggu sejak ada
pemberitahuan secara tertulis dari Penyewa.
d. Dalam hal Yang Menyewakan melalaikan kewajibannya yang disebut dalam pasal 5.c., maka
Penyewa diberi hak dan kuasa untuk memperbaiki kembali kerusakan yang terjadi pada
bangunan tersebut, atas biaya dan risiko dari Yang Menyewakan, yang mekanismenya akan
ditentukan dengan kesepakatan lebih lanjut (termasuk apabila dimungkinkan penggantian
biaya perbaikan di kompensasikan dengan perpanjangan sewa).
Pasal 6
Penyewa wajib menaati segala peraturan baik yang sekarang maupun yang dikemudian hari
akan ditetapkan oleh yang berwajib mengenai pemakaian bangunan dan tanah dan Penyewa
akan bertanggung jawab terhadap pelanggaran-pelanggaran terhadap peraturan-peraturan
tersebut.

Pasal 7
Penyewa hanya berhak mengadakan perubahan-perubahan dan atau penambahan-penambahan
atas biayanya sendiri terhadap bangunan tersebut, dengan persetujuan terlebih dahulu dari Yang
Menyewakan. Perubahan-perubahan tersebut diatas, pada waktu perjanjian sewa menyewa ini
berakhir atau diakhiri harus dibongkar dan dikembalikan seperti semula.

Pasal 8
Sewa menyewa ini tidak akan berakhir dengan meninggal dunianya Yang Menyewakan dan
Penyewa dan atau dijaminkannya bangunan tersebut berikut dengan bidang tanahnya sebelum
berakhirnya masa sewa menyewa ini dalam hal mana maka (para) ahli waris dan atau (para)
penerima hak dari masing-masing pihak harus tunduk dan menaati syarat-syarat dan ketentuan-
ketentuan dalam perjanjian sewa menyewa ini.

Pasal 9
a. Penyewa bertanggung jawab terhadap pembayaran rekening bulanan dari aliran listrik,
telepon serta Pajak Bumi dan Bangunan yang dipergunakan oleh penyewa selama jangka
waktu sewa tersebut sampai berakhirnya perjanjian sewa menyewa ini
b. Apabila karena kelalaian atau kesalahan Penyewa yang mengakibatkan sambungan tersebut
diputus oleh instansi yang berwenang, maka Penyewa wajib menyambungkan kembali atas
biaya Penyewa sendiri sambungan yang diputus itu.

Pasal 10
Semua pungutan atau iuran untuk keamanan, kebersihan dan sebagainya yang dipungut oleh
Kecamatan, Kelurahan, Rukun Warga, Rukun Tetangga atas penyewaan ini serta Pajak Bumi
dan Bangunan dibayar oleh Penyewa.

Pasal 11
Penyewa tidak berhak mengalihkann hak sewanya ini atau menyewakan lagi bangunan tersebut
kepada pihak ketiga, baik sebagian maupun seluruhnya kecuali dengan persetujuan tertulis
terlebih dahulu dari Yang Menyewakan.

Pasal 12
Pada saat berakhirnya atau diakhirinya sewa menyewa ini, bilamana Penyewa wajib
menyerahkan bangunan berikut dengan bidang tanahnya dalam keadaan kosong sarna sekali
(dalam arti tidak dihuni, ditempati dan dikuasai oleh seorangpun juga serta bebas dari semua
barang-barang milik Penyewa dan atau pihak ketiga yang berada didalam dan atau diluar
bangunan) kepada Yang Menyewakan, maka Yang Menyewakan tidak akan bertanggung jawab
dan tidak diwajibkan untuk menyediakan lain-lain bangunan untuk penampungan para penghuni
bangunan dan barang-barang tersebut.
Pasal 13
Penyewa dengan ini menyatakan menjamin dikemudian hari tidak ada tunggakan dan atau
tagihan berupa apapun juga, dan oleh karenanya Penyewa dengan ini membebaskan Yang
Menyewakan dari segala tuntutan dan atau tagihan berupa apapun juga dan dari pihak.

Pasal 14
a. Hal-hal yang tidak atau tidak cukup diatur dalam perjanjian-perjanjian sewa menyewa ini
akan diputuskan secara berunding oleh kedua belah pihak.
b. Semua perubahan dan atau penambahan pada salah satu ketentuan dari perjanjian ini akan
mengikat para pihak bila dilakukan secara tertulis dan ditanda tangani oleh kedua belah pihak
atau wakil-wakilnya yang sah.

Dibuat di Klaten
Tanggal 3 Oktober 2018

Yang Menyewakan Penyewa

Sri Rahayu Thomas Laxholm

Saksi I Saksi II

Pranowo Th. Sulistyarini


Dokumen Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup

PENGERING KELEMBABAN (DESICCANT)

PT. GLOBAL ASIA EXPORT


Desa Ketitang, Kecamatan Juwiring, Kabupaten Klaten

Anda mungkin juga menyukai