Ppi Kewaspadaan Standar Keskerjaor 050620 PDF

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 60

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

• Nama :Prof .Dr. dr. Hindra Irawan Satari, SpA(K), MTropPaed


• Jabatan :Guru Besar, Departemen Ilmu Kesehatan Anak FKUI
• Pendidikan
• Dokter Umum, FK UNPAD, 1981
• Dokter Spesialis Anak, FK UI, 1992
• Master of Tropical Pediatrics, School of Tropical Medicine, Liverpool University, UK, 1995
• Konsultan Penyakit Infeksi dan Pediatri Tropis, Kolegium IDAI, 2002
• Doktor dalam Bidang Ilmu Kedokteran, FKUI, 2012
• Organisasi
• Ketua, Pokja Pencegahan Pengendalian Infeksi (PPI), KemKes RI: 2017-sekarang
• Ketua, Pengurus Pusat Perkumpulan Pengendalian Infeksi (Perdalin): 2017- sekarang
• Ketua, Komnas Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi, KemKes RI: 2015 – sekarang
• Ketua, Komite Ahli Campak, KemKes RI: 2016-sekarang
• Anggota, National Technical Advisory Group on Immunization, MoH RI: 2009-sekarang
• Anggota, Tim Verifikasi Nasional Eliminasi Campak, KemKes RI: 2016 - sekarang
• Anggota, Komite Ahli Tim Eradikasi Polio, KemKes RI: 2015-sekarang
• Standing Committee, International Society of Tropical Pediatrics: 2015 – sekarang
• Anggauta, South-East Asia Regional Verification Committee on Measles Elimination and
Rubella/CRS control, WHO: 2015-sekarang
• Anggota, Komite Ahli TBC, KemKesRI: 2016-sekarang
KEWASPADAAN
STANDAR DALAM ERA
COVID-19
Hindra Irawan Satari
Ketua, Pengurus Pusat Perkumpulan Pengendalian Infeksi Indonesia
(Perdalin)
AGENDA
• PENDAHULUAN
• KEWASPADAAN ISOLASI
• KEWASPADAAN STANDAR
• KEWASPADAA TRANSMISI
• KESIMPULAN
AGENDA

• PENDAHULUAN
• KEWASPADAAN ISOLASI
• KEWASPADAAN STANDAR
• KEWASPADAA TRANSMISI
• KESIMPULAN
WHO menganjurkan strategi-strategi Pencegahan Pengendalian
Infeksi (PPI) untuk mencegah atau membatasi penyebaran
COVID-19
1. Menjalankan langkah-langkah kewaspadaan standar untuk semua
pasien.
2. Memastikan dilakukannya triase, identifikasi awal, dan
pengendalian sumber.
3. Menerapkan langkah-langkah pencegahan tambahan empiris atas
kasus-kasus suspek infeksi COVID-19.
4. Menerapkan pengendalian administrasi.
5. Menggunakan pengendalian lingkungan dan rekayasa.
PPI bertujuan untuk memutus
Rantai Penularan Infeksi
• Agen infeksi: virus corona
• Reservoir: manusia terinfeksi
• Tempat keluar: saluran nafas
• Cara penularan: kontak dan droplet atau
aerosol sewaktu melakukan prosedur
• Tempat masuk: saluran nafas
• Pejamu rentan:manusia rentas

• Agar infeksi dapat menyebar, setiap


mata rantai harus tersambung
• Memutuskan sambungan mana pun
akan menghentikan penularan!
AGENDA

• PENDAHULUAN
• KEWASPADAAN ISOLASI
• KEWASPADAAN STANDAR
• KEWASPADAA TRANSMISI
• KESIMPULAN
SEJARAH PERKEMBANGAN
KEWASPADAAN ISOLASI #1
Tahun Teknik Isolasi Perlakuan
1985 Universal Epidemik HIV  petugas kesehatan waspada
Precaution terhadap darah dan cairan tubuh, tangani
dengan menggunakan sarung tangan,
gaun,masker , pelindung mata
1988 Universal Darah , cairan tubuh sumber HIV, HBV, waspada
Precaution terhadap darah , cairan tubuh (semen, vagina,
peritonial, perikardial sinovial, cairan amnion,
cerebrospinal), bukan feces, urine, muntah,
sputum, sekret hidung, keringat, kecuali terkena
darah.
Setelah melepas sarung tangan harus cuci
tangan
SEJARAH PERKEMBANGAN
KEWASPADAAN ISOLASI #2
Tahun Teknik Isolasi Perlakuan
1987 Body Substance Waspada terhadap darah, feses, urin,
Isolation (BSI) di Seatle, sputum, saliva, drainase luka, cairan
Washington, San Diego, tubuh lainnya, permukaan tubuh yang
California basah dan lembab. Gunakan sarung
tangan, setelah melepas tidak perlu cuci
tangan

1990 A new Isolation Terdiri dari 2 lapis: Kewaspadaan


Guideline Standar dan Kewaspadaan Berdasarkan
Transmisi
SEJARAH PERKEMBANGAN
KEWASPADAAN ISOLASI #3
Tahun Teknik Isolasi Perlakuan
1996 Isolation Precaution Kewaspadaan Standar : ditujukan
kepada semua pasien tanpa memandang
apakah infeksi atau tidak, waspada
terhadap darah dan cairan tubuh,
sekresi, ekskresi , kecuali keringat.
Gunakan APD jika tindakan terkena atau
memungkinkan terkena darah, cairan,
sekresi, ekskresi.
Kewaspadaan Berdasarkan Transmisi :
Airborne, droplet, kontak  diterapkan
pada pasien yang sudah terinfeksi atau
di duga infeksi
SEJARAH PERKEMBANGAN
KEWASPADAAN ISOLASI #4
Tahun Teknik Isolasi Perlakuan
1996 Isolation Precaution Kewaspadaan Standar meliputi :
1.Kebersihan tangan
2.Penggunaan APD (sarung tangan, masker
pelindung mata /wajah, gaun/apron)
3.Peralatan perawatan pasien
4.Pengendalian lingkungan
5.Penanganan limbah benda tajam
6.Penempatan pasien
7.Penanganan linen
8.Keamanan tenaga kesehatan
SEJARAH PERKEMBANGAN
KEWASPADAAN ISOLASI #5
Tahun Teknik Isolasi Perlakuan
2007 Isolation Precaution A. Kewaspadaan Standar ditambah:
1. Hygiene respirasi/Etika batuk
2. Praktek menyuntik yang aman
3. Praktek prosedur lumbal punksi

B. Hospital Acquired Infection (HAI)


menjadi Healthcare Associated
Infections ( HAIs)

C. Cuci tangan menjadi kebersihan tangan


(handwash  handhygiene)
AGENDA
• PENDAHULUAN
• KEWASPADAAN ISOLASI
• KEWASPADAAN STANDAR
• KESIMPULAN
Strategi-strategi PPI apa yang
dianjurkan oleh WHO untuk COVID-19?
WHO menganjurkan strategi-strategi PPI untuk
mencegah atau membatasi penyebaran COVID-19
1. Menjalankan kewaspadaan standar untuk semua pasien.
2. Memastikan dilakukannya triase, identifikasi awal, dan
pengendalian sumber.
3. Menerapkan langkah-langkah pencegahan tambahan
empiris atas kasus-kasus suspek infeksi COVID-19.
4. Menerapkan pengendalian administrasi.
5. Menggunakan pengendalian lingkungan dan rekayasa.
Rekomendasi 1.
Menjalankan langkah- langkah Kewaspadaan Standar
untuk semua pasien
Kewaspadaan Standar
1. Kebersihan tangan
2. Kebersihan pernapasan (etika batuk/bersin)
3. APD sesuai risiko (TRANSMISI KONTAK DAN
DROPLET)
4. Praktik suntikan, manajemen benda tajam dan
pencegahan luka dengan aman
5. Pengelolaan limbah
6. Penanganan dan pencucian linen yang sudah dipakai
dengan aman
7. Kebersihan lingkungn
8. Penanganan, pembersihan dan disinfeksi peralatan
perawatan pasien
Kewaspadaan Standar
1. Kebersihan tangan
2. Kebersihan pernapasan (etika batuk/bersin)
3. APD sesuai risiko (TRANSMISI KONTAK DAN DROPLET)
4. Praktik suntikan, manajemen benda tajam dan pencegahan luka dengan aman
5. Pengelolaan limbah
6. Penanganan dan pencucian linen yang sudah dipakai dengan aman
7. Kebersihan lingkungn
8. Penanganan, pembersihan dan disinfeksi peralatan perawatan pasien
1.Kebersihan tangan
• Cara terbaik mencegah
penyebaran kuman di tempat
layanan kesehatan dan di Gagang pintu Peralatan
tengah masyarakat

• Tangan adalah alat utama bagi Medication Jabat tangan


pekerjaan tenaga kesehatan –
dan tangan menjadi mata
rantai kunci dalam rantai
penularan
Ponsel
Pemberi perawatan
Kapan melakukan Kebersihan tangan?
5 Momen WHO
APAKAH SARUNG TANGAN DIANJURKAN UNTUK
DIPAKAI SECARA REGULER DI MASYARAKAT ?
• Tidak
• karena:
• akan meningkatkan terjadinya risiko self-contamination
atau
• terjadinya penularan infeksi terhadap orang lain akibat
terkontaminasinya permukaan lingkungan karena tidak
dibukanya sarung tangan dan tidak dilakukannya
kebersihan tangan.
• Oleh karena itu, pada area publik, selain physical distancing, WHO
merekomendasikan penempatan sarana kebersihan tangan pada
pintu masuk dan keluar.
Kewaspadaan Standar
1. Kebersihan tangan
2. Kebersihan pernapasan (etika batuk/bersin)
3. APD sesuai risiko (TRANSMISI KONTAK DAN DROPLET)
4. Praktik suntikan, manajemen benda tajam dan pencegahan luka dengan aman
5. Pengelolaan limbah
6. Penanganan dan pencucian linen yang sudah dipakai dengan aman
7. Kebersihan lingkungn
8. Penanganan, pembersihan dan disinfeksi peralatan perawatan pasien
KEWASPADAAN STANDAR 2

Orang yang menunjukkan gejala infeksi


pernapasan akut harus mengikuti etika
batuk/bersin, mengenakan masker medis dan
mencari perawatan medis jika mengalami
kesulitan bernapas
Kenapa kita harus menghindari kontak jarak dekat (1M) dengan orang yang menderita infeksi

pernapasan akut serta harus sering membersihkan tangan, terutama setelah kontak langsung

dengan orang sakit atau lingkungannya

Karena kita harus mengurangi kemungkinan kita


terinfeksi atau menjadi sumber penyebaran COVID-
19, dengan cara mencuci tangan sesering mungkin
dan menjaga jarak dengan orang lain, serta
menghindari kerumunan.

Bila tidak, maka anda bisa tidak beruntung menjadi


pasien covid-19 dan menderita sakit berat atau
bahkan kematian atau menularkan kerpada orang
lain, termasuk anggauta keluarga sendiri.
APA BUKTI
PENYEBARAN
MELALUI
KERUMUNAN ?
Kewaspadaan
standar 3: Alat
Pelindung Diri (APD)
Apakah WHO telah merubah moda transmisi
penularan pada buku pedoman ?
• Tidak!

• Sampai saat ini WHO masih


merekomendasikan Kewaspadaan
Standar dan Kewaspadaan berdasar
transmisi Droplet/Kontak

• Kewaspadaan Airborne diterapkan


hanya saat melakukan prosedur yang
menghasilkan aerosol
Airborne transmission – belum cukup bukti sebagai moda utama

 Analisis 75,465 COVID-19 kasus di China: tidak ada laporan airborne transmission.
Yang ada, akibat aerosol generating procedures (AGPs): tracheal intubation, non-invasive ventilation, tracheotomy,
cardiopulmonary resuscitation, manual ventilation before intubation, bronchoscopy.
 Beberapa publikasi deteksi of COVID-19 RNA pada sampel udara
• Studi eksperimen tidak menemukan aerosol saat pasien batuk (e.g. van Doremalen N et al, NEJM 2020)
• Laporan dari pasien simtomatik COVID-19 yang dirawat yang tidak dilakukan AGPs
o Negative: Cheng V, et al. ICHE 2020; Ong SW, et al. JAMA 2020; Faridi S et al. Science of The Total
Environment 2020
o Sample udara posiitf berisi fragmen virus terdeteksi dengn RT-PCR dalam bentuk microdroplets: Liu Y et al,
2020, bioRxiv preprint; Santarpia JL et al, 2020, medRxiv preprint;
o RT-PCR positive respiratory droplet dan aerosol samples for coronaviruses: Leung et al. Nature Med
2020
• Deteksi COVID-19 RNA dalam konsentrasi sangat rendah (sehingga dianggap dibawah ambang infectious
inoculum)
• Deteksi RNA pada sampel udara berdasarkan pemeriksaan PCR tidak mengindikasikan kemampuan virus untuk di
transmisikan (Wölfel R, Nature 2020)
Minimalisir paparan langsung tanpa
perlindungan dengan darah dan cairan tubuh
SKENARIO KEBERSIHAN SARUNG JUBAH MASKER PERLINDUNGAN
TANGAN TANGAN MEDIS MATA
Selalu sebelum dan setelah
kontak pasien, dan setelah X
lingkungan terkontaminasi
Jika kontak langsung dengan
darah dan cairan tubuh,
X X
sekresi, ekskresi, selaput
mukosa, kulit terbuka
Jika ada risiko percikan ke
X X X
tubuh tenaga kesehat
Jika ada risiko percikan ke
X X X X X
tubuh dan wajah
APAKAH ADA TRANSMISI MELALUI TINJA ?
• Ada beberapa bukti menunjukkan bahwa infeksi COVID-19
dapat mengakibatkan infeksi saluran cerna sehingga dapat
ditemukan di tinja. Namun, sampai saat ini baru satu studi yang
menunjukkan adanaya hasil biakan virus COVID-19 dari satu
spesimen tinja. Belum ada laporan transmisi COVID-19 melalui
faecal-oral sampai saat ini.

WHO: Modes of transmission of virus causing COVID-19: implications for IPC precaution recommendations Scientific brief 29 March 2020
Gown dan Cover all/hasmat
COVID-19 adalah penyakit
pernapasan yang berbeda dari
Penyakit virus Ebola (EVD), yang
ditularkan melalui cairan tubuh
terinfeksi. Oleh karena terdapat
perbedaan dalam hal transmisi,
persyaratan APD untuk COVID-19
berbeda dari yang diperlukan untuk
EVD. Secara spesifik, coverall
(kadang disebut APD Ebola)
tidak dipersyaratkan saat
mengelola pasien COVID-19.
I. Gaun isolasi bedah (area A, B & C merupakan area kritikal tingkat tinggi)
II. Gaun bedah (area A & B merupakan area kritikal tingkat tinggi) (Rational use of personal protective
(Sumber CDC, 2020) equipment (PPE) for coronavirus
PENGGUNAAN APD
4 unsur yang harus dipatuhi :
1. Tetapkan indikasi penggunaan APD dgn mempertimbangkan :
1. APD yang digunakan antara lain :
a) Gaun/gown,
• APD digunakan oleh yg berisiko terpajan dgn
Risiko pasien / material infeksius
• Seperti; nakes, petugas kebersihan, petugas
b) Sarung tangan,
c) Masker N95/bedah,
d) Pelindung kepala
terpapar instalasi sterilisasi, petugas laundry & petugas
ambulans di Fasyankes
e) Pelindung mata(goggles)
f) Sepatu pelindung
Catatan: APD di atas bisa ditambah dengan penggunaan
pelindung wajah (face shield)
• Transmisi penularan COVID-19 : droplet &
kontak
• Transmisi airbone bisa digunakan pada 2. APD yang digunakan antara lain:
tindakan yg memicu terjadinya aerosol a) Gaun/gown,
Dinamika • - intubasi trakea, ventilasi non invasive,
trakeostomi, resusitasi jantung paru, ventilasi
b) Sarung tangan,
c) Masker N95,
transmisi manual sebeulm intubasi, nebulasi &
broskopi, pemerikasaan gigi seperti scaler
d) Pelindung kepala,
e) Pelindung mata(goggles)
f) Pelindung wajah (face shield)
ultrasonic & high & high-speed air driven, g) Sepatu pelindung
pemeriksaan hdung & tenggorokan, Catatan: APD di atas bisa ditambah dengan
pengambilan swab penggunaan apron
CARA PEMAKAIAN DAN PELEPASAN APD

✓ Menggunakan baju kerja (scrub suit)


✓ Melepaskan seluruh perhiasan /
aksesoris yg digunakan
✓ Melakukan kebersihan tangan sebelum
dan sesudah menggunakan APD
✓ Gunakan APD mulai dari antero room / di
ruang bersih dan melepas APD di antero
room / di ruang kotor
✓ Mandi setelah selesai menggunakan APD
contoh Scrub Suit atau baju kerja
Penggunaan APD pada saat merawat pasien
suspek atau konfirmasi COVID-19 (CDC)

Sumber: www.cdc.gov/coronavirus
UNSUR YANG HARUS DIPATUHI PADA PENGGUNAAN APD

2. Cara “memakai” dengan benar


Di ruang bersih
3. Cara “ melepaskan” dengan benar Di ruang kotor
Di ruang kotor
Hati hati self – contamination
Setelah selesai APD hanya dipakai pada ruang yang telah
ditentukan
1️⃣Langkah – Langkah Pemakaian APD Gaun / Gown
Masuk ke antero Lakukan
room/ruang Cek APD Kebersihan
bersih Tangan

Kenakan sepatu
Pasang masker pelintung (boots)
Pakai gaun bersih
bedah / Pelindung
Sepatu

Pasang pelindung pasang pelindung Pasang sarung


mata (goggles) kepala tangan
2️⃣Langkah – Langkah Pemakaian APD dengan coverall
Masuk ke antero Lakukan
room/ruang Cek APD Kebersihan
bersih Tangan

Pakai coverall Kenakan sepatu


Pasang masker bersih dgn zipper pelintung (boots)
bedah yg dilapisi kain / Pelindung
dibagian depan Sepatu

Pasang pelindung Pasang pelindung Pasang sarung


kepala mata (goggles) tangan
3️⃣Langkah – Langkah pelepasan APD dengan menggunakan gaun:

desinfeksi
Berdiri di area Lepaskan Buka gown
tangan dgn
kotor Sarung tangan perlahan
hand sanitizer

desinfeksi
Buka pelindung Buka pelindung Buka pelindung
tangan dgn
sepatu mata (goggles) kepala
hand sanitizer

setelah membuka scrub


desinfeksi
Lepaskan suit, segera mandi &
tangan dgn
masker bedah selanjutnya memakai
hand sanitizer
baju biasa
4️⃣Langkah – Langkah pelepasan APD dengan menggunakan
coverall:
Buka hood /
Berdiri di area
pelindung kepala Buka coverall
kotor
coverall

desinfeksi tangan
Lepas masker Buka pelindung
dgn hand
bedah mata (goggles)
sanitizer

setelah membuka scrub


desinfeksi tangan
suit, segera mandi &
dgn hand
selanjutnya memakai baju
sanitizer
biasa
TRANSMISI AEROSOL BISA DARI APD

Kesimpulan: Ventilasi yang baik, penggunaan dan disinfeksi toilet yang baik, dapat secara efektif membatasi transmisi
aerosol SARS-CoV-2. Kerumunan karier asimtomatik merupakan sumbert potensi SARS-CoV-2.
Aerosol virus di deposisi di : APD dan lantai serta merupakan cara transmisi potensial, untuk itu sanitasi yang efektif sangat
penting untuk meminimalisir transmisi aerosol SARS-CoV-2.
UNSUR YANG HARUS DIPATUHI PADA PENGGUNAAN APD
• Hindari melakukan hal-hal di bawah ini :
Cara mengumpulkan 1.Meletakkan APD di lantai atau di permukaan
(disposal) setelah benda lain (misal di atas loker atau di atas meja).
dipakai 2.Membongkar kembali APD yang
dimasukkan ke kantong plastik infeksius atau
sudah
tempat tertutup.
3.Mengisi kantong plastik infeksius atau tempat
APD yang dipakai untuk merawat tertutup berisikan APD terlalu penuh.
pasien terduga atau terkonfirmasi
Covid- 19 harus dikategorikan
sebagai material infeksius. Tidak
diperlukan prosedur khusus dan
penanganannya sama dengan linen
infeksius yang lain. Semua APD baik
disposable atau reuseable harus
dikemas secara terpisah
(dimasukkan ke dalam kantong
plastik infeksius atau tempat
tertutup) yang diberi label dan anti
bocor.
Kewaspadaan Standar
1. Kebersihan tangan
2. Kebersihan pernapasan (etika batuk/bersin)
3. APD sesuai risiko (TRANSMISI KONTAK DAN DROPLET)
4. Praktik suntikan, manajemen benda tajam dan pencegahan luka dengan aman
5. Penanganan, pembersihan dan disinfeksi peralatan perawatan pasien dengan
aman
6. Membersihkan lingkungan
7. Penanganan dan pencucian linen yang sudah dipakai dengan aman
8. Pengelolaan limbah
9. Health-care worker safety
Apa itu dekontaminasi?
Dekontaminasi
Melepaskan kotoran dan mikroorganisme patogen
dari benda-benda sehingga aman dipegang, untuk
diproses lebih lanjut, digunakan atau dibuang.

Pembersihan Disinfeksi Sterilisasi

Sumber: World Health Organization. 2016. Decontamination and reprocessing of medical


devices for health-care facilities. World Health Organization. Diakses dari:
https://www.who.int/infection-prevention/publications/decontamination/en/
Apa itu dekontaminasi?
Pada langkah pertama, kontaminasi material asing
dilepaskan secara fisik, seperti debu, kotoran. Langkah ini
Pembersihan juga akan melepaskan material, seperti darah, sekresi,
ekskresi dan mikroorganisme, untuk mempersiapkan alat
medis untuk didisinfeksi atau disterilisasi.

Proses mengurangi jumlah kemungkinan mikroorganisme


Disinfeksi ke tingkat bahaya yang lebih rendah. Proses ini mungkin
menonaktifkan spora bakteri, prion dan beberapa virus.

Proses validasi yang digunakan untuk membuat suatu


benda bebas dari kemungkinan mikroorganisme,
Sterilisasi termasuk virus dan spora bakteri, tetapi tidak termasuk
prion.
Prinsip-prinsip Pembersihan (1)
Definisi pembersihan: Pelepasan fisik material asing (seperti debu, kotoran) dan material
organik (seperti darah, sekresi, ekskresi, mikroorganisme). Pembersihan melepaskan
mikroorganisme secara fisik, bukan membunuhnya. Pembersihan dilakukan dengan air,
deterjen dan tindakan mekanis.
Prinsip-prinsip dasar pembersihan dan disinfeksi berlaku untuk semua area perawatan
pasien.
• Selalu pastikan alat perawatan pasien dibersihkan sebelum digunakan kembali
untuk pasien lain
• Jika mungkin, khususkan persediaan pembersihan di area-area berisiko lebih tinggi
(seperti ruang isolasi, bersalin, dan operasi
• Persediaan pembersihan untuk isolasi harus disimpan dan digunakan hanya di
area/ruang isolasi

Sumber: CDC dan ICAN. Best Practices for Environmental Cleaning in Healthcare Facilities in Resource-Limited Settings. Atlanta, GA: US Department of Health and Human Services, CDC; Cape Town,
South Africa: Infection Control Africa Network; 2019. https://www.cdc.gov/hai/pdfs/resource- limited/environmental-cleaning-508.pdf
Prinsip-prinsip Pembersihan (2)
• Selalu bergerak dari area paling bersih ke area paling kotor-
• Bersihkan dari area tinggi ke area rendah, dari luar ke dalam
• Area isolasi dibersihkan terakhir
• Disarankan menggunakan sapu lembab dan lap basah untuk
meminimalisasi debu
• Gunakan sistem 3 ember untuk pembersihan dan disinfeksi
• Air untuk pembersihan harus air bersih
• Penyemprotan disinfektan tidak disarankan

1.Sumber: CDC dan ICAN. Best Practices for Environmental Cleaning in Healthcare Facilities in Resource-Limited Settings. Atlanta, GA: US Department of Health and Human Services, CDC; Cape Town, South
Africa: Infection Control Africa Network; 2019. https://www.cdc.gov/hai/pdfs/resource- limited/environmental-cleaning-508.pdf
Spraying disinfektan
Disinfeksi spraying individual (seperti terowongan, mebel, kamar/
chamber) tidak direkomendasikan dalam keadaan apapun.

Berbahaya baik secara fisik dan psikologik


dan tidak mengurangi kemampuan
menginfeksi seseorang dalam menyebarkan
virus melalui droplet atau kontak.

• Spraying dengan klorin atau kimiawi


toksik dapat berakibat iritasi mata dan
kulit, penyempitan saluran nafas karena
inhalasi dan efek saluran cerna seperti
mual dan muntah.
WHO: Cleaning and disinfection of environmental COVID-19 Interim guidance 14 May 2020
Kewaspadaan Standar
1. Kebersihan tangan
2. Kebersihan pernapasan (etika batuk/bersin)
3. APD sesuai risiko (TRANSMISI KONTAK DAN DROPLET)
4. Praktik suntikan, manajemen benda tajam dan pencegahan luka dengan aman
5. Penanganan, pembersihan dan disinfeksi peralatan perawatan pasien dengan
aman
6. Membersihkan lingkungan
7. Penanganan dan pencucian linen yang sudah dipakai dengan aman
8. Pengelolaan limbah
9. Health-care worker safety
Pembersihan lingkungan di ruang/area
isolasi
• Tingkatkan frekuensi pembersihan oleh petugas kebersihan di area perawatan
pasien
• Area isolasi harus diberi persediaan pembersihannya sendiri yang terpisah dari
area perawatan pasien bersih
• Semua limbah dari area isolasi dianggap terkontaminasi dan harus dibuang sesuai
metode limbah terkontaminasi di fasilitas Anda
• Petugas kebersihan harus memastikan bahwa APD yang sesuai sudah dikenakan
ketika membersihkan ruang atau area isolasi
• Persediaan pembersihan untuk isolasi harus disimpan dan digunakan hanya di
area/ruang isolasi
Kewaspadaan Standar
1. Kebersihan tangan
2. Kebersihan pernapasan (etika batuk/bersin)
3. APD sesuai risiko (TRANSMISI KONTAK DAN DROPLET)
4. Praktik suntikan, manajemen benda tajam dan pencegahan luka dengan aman
5. Penanganan, pembersihan dan disinfeksi peralatan perawatan pasien dengan
aman
6. Membersihkan lingkungan
7. Penanganan dan pencucian linen yang sudah dipakai dengan aman
8. Pengelolaan limbah
Mengelola linen yang sudah digunakan di bangsal
• Cara penataan dan pemindahan linen bersih harus menghindarkan
kontaminasi (misal, dalam wadah tertutup)
• Linen di bangsal perawatan pasien harus disimpan di area khusus
(misal, di lemari atau ruangan) atau wadah tertutup yang jauh dari
jangkauan publik.
Mengelola linen yang sudah digunakan di bangsal

• Kenakan APD sesuai risiko ketika menangani linen terpakai atau kotor
• Pegang linen kotor dengan gerakan seminimal mungkin untuk
menghindari kontaminasi
• Tempatkan linen kotor di kantong/wadah di tempat perawatan
• Jika linen sangat kotor
• bersihkan kotoran (seperti feses, muntahan) dengan sarung tangan serta
menggunakan benda yang datar dan keras
• buang material padat ke toilet siram dan buang alat lap ke tempat sampah
• tempatkan linen kotor ke wadah antibocor yang diberi label jelas (seperti
kantong dan wadah tertutup) di area perawatan pasien.
Kewaspadaan Standar
1. Kebersihan tangan
2. Kebersihan pernapasan (etika batuk/bersin)
3. APD sesuai risiko (TRANSMISI KONTAK DAN DROPLET)
4. Praktik suntikan, manajemen benda tajam dan pencegahan luka dengan aman
5. Penanganan, pembersihan dan disinfeksi peralatan perawatan pasien dengan
aman
6. Membersihkan lingkungan
7. Penanganan dan pencucian linen yang sudah dipakai dengan aman
8. Pengelolaan limbah
9. Health-care worker safety
PEMBERSIHAN DAN DISINFEKSI PERMUKAAAN LINGKUNGAN TERKAIT
COVID-19

spraying atau fogging (fumigation/misting) dalam


• Penggunaan disinfeksi pada permukaan menggunakan
ruangan (indoor), tidak direkomendasikan berkaitan dengan COVID-19
• Spraying tidak efektif dalam melepaskan kontaminan di zona arah penyemprotan.
• Spraying berisiko mengiritasi kulit dan saluran pernafasan.
formaldehid, bahan berbasis klorin, atau komponen
• Spraying atau fogging zat kimia, seperti
quartenary ammonium, tidak direkomendasikan karena mempunyai efek simpang pada tenaga
kesehatan
• Spraying permukaaan lingkungan baik di fasilitas perawatan kesehatan dan non-kesehatan, seperti peralatan rumah tangga dengan
disinfeksi tidak efektif dalam melepaskan material organik dan mungkin tidak menjangkau permukaaan yang terhalang obyek,
linen yang terlipat atau permukaan yang mempunyai rancangan rumit. Bila disinfeksi semacam ini tetap harus digunakan, maka
harus dilakukan dengan lap atau digosok dengan menggunakan kain yang sudah direndam disinfektan.
• Beberapa negara menyetujui aplikasi fogging sebagai Teknik no-touch untuk penggunaan disinfeksi kimiawi (a.l. uap hydrogen
perioksid).

WHO: Cleaning and disinfection of environmental COVID-19 Interim guidance 14 May 2020
Iradiasi ultraviolet (UV)
Faktor faktor yang memengaruhi efikasi alat UV
1,Jarak dari alat UV
2.Dosis radiasi
3.Panjang gelombang
4.Waktu paparan
5.Penempatan
6.Lama penggunaan
7.Arah secara direk atau indirek
8.Luas dan bentuk ruang
9.Intensitas
10.Refleksi
Teknologi ini digunakan saat terminal cleaning, jadi tidak
menggantikan kebutuhan prosedur pembersihan secara manual,
untuk itu apabila menggunakan no-touch disinfection technology,
lingkungan harus dibersihkan secara manual terlebih dahulu
dengan menggosok atau menyikat untuk melepas bahan organik.

WHO: Cleaning and disinfection of environmental COVID-19 Interim guidance 14 May 2020
• Spraying permukaan berpori, seperti trotoar
Spraying disinfektan dan tepi jalan tanpa aspal, juga kurang efektif.
dan no-touch methods Meski tidak ada bahan organik, spraying
kimiawi tidak mungkin menjangkau seluruh
lain permukaan dengan jangka waktu yang cukup
untuk menginaktivasi patogen.
• Jalan dan tepi jalan bukan merupakan
Spraying atau fumigation ruang sumber infeksi COVID-19. Oleh karena itu,
outdoor, seperti jalan atau pasar, spraying desinfektan, meski outdoor,
tidak direkomendasikan berbahaya bagi kesehatan masyarakat.
untuk membunuh virus
COVID-19 atau patogen
lain,
karena disinfektan akan
diinaktivasi oleh kotoran dan
debu, dan tidak mungkin untuk
membersihkan dan
menyingkirkan senyawa organik
pada keadaan ruang seperti ini.

WHO: Cleaning and disinfection of environmental COVID-19 Interim guidance 14 May 2020
Kewaspadaan Standar
1. Kebersihan tangan
2. Kebersihan pernapasan (etika batuk/bersin)
3. APD sesuai risiko (TRANSMISI KONTAK DAN DROPLET)
4. Praktik suntikan, manajemen benda tajam dan pencegahan luka dengan aman
5. Penanganan, pembersihan dan disinfeksi peralatan perawatan pasien dengan
aman
6. Membersihkan lingkungan
7. Penanganan dan pencucian linen yang sudah dipakai dengan aman
8. Pengelolaan limbah
Proses pengelolaan limbah

Mengelola limbah kegiatan perawatan dengan aman adalah tanggung jawab


semua staf
KESIMPULAN

Salah satu strategi PPI dalam


upaya mengendalikan COVID-19
adalah
• Menjalankan langkah-langkah
Kewaspadaan Standar untuk
semua pasien
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai