Anda di halaman 1dari 131

PENGARUH PROMOSI KESEHATAN DENGAN METODE PENYULUHAN

TERHADAP PENINGKATAN PENGETAHUAN SISWA TENTANG


PENYAKIT MENULAR SEKSUAL DI JORONG ALAMANDA
KEC.KINALI PASAMAN BARAT TAHUN 2020

KARYA TULIS ILMIAH

Diajukan sebagai

Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar

AHLIMADYA KEPERAWATAN

Oleh

TIKA MARIYANA
NPM : 1710073130690

AKADEMI KEPERAWATAN BAITURRAHMAH

PADANG

2020
TANDA PENGESAHAN KARYA TULIS ILMIAH

Dengan ini Dewan Penguji Sidang Karya Tulis Ilmiah dan Direktur Akademi
Keperawatan Baiturrahmah Padang menyatakan bahwa :
Nama : Tika Mariyana
NPM : 17 10 073 130 690
Judul Karya Tulis Ilmiah : Pengaruh Promosi Kesehatan Dengan Metode
Penyuluhan Terhadap Peningkatan Pengetahuan
Siswa Tentang Penyakit Menular Seksual Di
Jorong Alamanda Kec.Kinali Pasaman Barat
Telah di uji dan dipertahankan di depan penguji ujian Karya Tulis Ilmiah Akademi
Keperawaran Baiturrahmah Padang pada :
Hari : Selasa
Tanggal : 21 Juli 2020
Dewan penguji
No Nama Jabatan Tanda tangan
1 Hj. Dalina Gusti, SKM, M.Kes Moderator

2 Ns. Dian Rahmi M.Kep Penguji I

3 Ns. Sari Setiarini M.Kep Penguji II

Direktur,

Hj. Dalina Gusti, SKM, M.Kes


NIDN : 1022087001
PERNYATAAN PERSETUJUAN

Judul Karya Tulis Ilmiah: Pengaruh Promosi Kesehatan Dengan Metode

Penyuluhan Terhadap Peningkatan Pengetahuan

Remaja Tentang Penyakit Menular Seksual di

Jorong Alamanda Kec.Kinali Pasaman Barat

Tahun 2020

NAMA : Tika Mariyana

NPM : 17 10 073 130 690

Karya Tulis Ilmiah ini telah disetujui untuk diseminarkan di hadapan Tim

Penguji Akademi Keperawatan Baiturrahmah Padang.

Pembimbing

Hj. Dalina Gusti, SKM, M.Kes


NIDN : 1022087001
AKADEMI KEPERAWATAN BAITURRAHMAH PADANG
KARYA TULIS ILMIAH
133 Halaman, 9 Tabel, 13 Lampiran

ABSTRAK
PENGARUH PROMOSI KESEHATAN DENGAN METODE
PENYULUHAN TERHADAP PENINGKATAN PENGETAHUAN
REMAJA TENTANG PENYAKIT MENULAR SEKSUAL DI JORONG
ALAMANDA KEC. KINALI PASAMAN BARAT TAHUN 2020

Oleh :
Tika Mariyana, tikafandi81@gmail.com
HP : 082283445034
(Pembimbing : Hj. Dalina Gusti, SKM.M.Kes)

World Health Organization menemukan satu dari setiap 25 orang di dunia


memiliki setidaknya dari penyakit PMS tersebut. Dalam laporan tersebut terdapat
lebih dari 376 orang baru infeksi menular seksual setiap tahunnya, dihimpun dari
seluruh dunia pada tahun 2016 diperkirakan terdapat 127 juta kasus klamidia baru,
87 juta kasus gonore, dan 6,3 juta kasus sifilis. Tujuan penelitian ini adalah untuk
mengetahui pengaruh promosi kesehatan dengan metode penyuluhan terhadap
peningkatan pengetahuan remaja tentang penyakit menular seksual di Jorong
Alamanda Kec.Kinali Pasaman Barat.
Desain penelitian ini adalah quasi eksperimnetal dengan desain one grup
pretest posttets, penelitian yang dilakukan pada 16 juni 2020 dengan jumlah
responden 30 orang dengan menggunakan teknik total sampling. Kemudian
dianalisis menggunakan uji normalitas dan wilcoxon.
Hasil penelitian menunjukan bahwa nilai pre test responden 15,33% dan
nilai pengetahuan post test responden meningkat menjadi 80,00%. Hasil Uji
Wilcoxon nilai negativ ranks 1%, nilai t 1%, dan didapatkan p-value 0,005<0,05
menunjukan terdapat perbedaan yang bermakna pada tingkat pengetahuan remaja.
Kesimpulan bahwa promosi kesehatan dengan penyuluhan memberikan
pengaruh yang signifikan pada pengetahuan remaja. Saran bagi remaja diharapkan
penelitian ini dapat meningkatkan pengetahuannya tentang cara penularan dan
dampak dari PMS agar dapat menghindar penyimpangan seksual karna PMS
bersifat kronis dan menyebabkan kematian.

Kata kunci : Penyuluhan, Pengetahuan, Remaja, Penyakit Menular Seksual


KATA PENGANTAR

Puji syukur peneliti ucapkan kehadiran ALLAH SWT, yang telah

melimpahkan Rahmat dan Hidayah-Nya sehingga Peneliti

dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah dengan judul

“Pengaruh Promosi Kesehatan Dengan Metode Penyuluhan

Terhadap Peningkatan Pengetahuan Remaja Tentang Penyakt Menular

Seksual Di Jorong Alamanda Kec. Kinali Pasaman Barat Tahun 2020.”

Karya Tulis Ilmiah ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk

memperoleh gelar Ahli Madya Keperawatan. Selama proses penyusunan KTI ini

dari awal sampai akhir tidak terlepas dari peran dan dukungan berbagai pihak.

Oleh karena itu pada kesempatan ini, perkenankanlah peneliti mengucapkan

terimakasih kepada:

1. Ibu Hj. Dalina Gusti SKM, M.Kes selaku direktur Akademi Keperawatan

Baiturrahmah Padang, dan selaku pembimbing yang telah memberikan

pengarahan dan masukan sehingga peneliti dapat menyelesaikan Karya

Tulis Ilmiah ini.

2. Staf Dosen dan Tata Usaha Akademi Keperawatan Baiturrahmah Padang

yang telah membantu, memberikan berbagai ilmu selama masa pendidikan

untuk peneliti.

3. Kepada remaja yang berada Di Jorong Alamanda Kec. Kinali Pasaman

Barat yang terimaksih karena telah membantu dan berpartisipasi dalam

proses penelitian ini.

i
4. Teristimewa buat Orang tua tercinta, adik tersayang yang telah banyak

memberikan dorongan dan semangat serta do’a yang tiada henti-hentinya

kepada saya dalam mencapai cita-cita ini.

5. Rekan-rekan Mahasiswa Akademi Keperawatan Baiturrahmah Padang

angkatan tahun 2017, terimakasih atas dukungan dan bantuan serta

kebersamaan dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.

Peneliti menyadari bahwa dalam membuat Karya Tulis Ilmiah ini

masih banyak kekurangan, mengingat keterbatasan pengetahuan peneliti

karena itu peneliti mengharapkan masukan, kritikan dan saran yang sifatnya

membangun dari semua pihak demi kesempurnaan Karya Tulis Ilmiah ini.

Akhir kata kepada-Nya jualah kita berserah diri, dan atas bantuan dari

semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu kiranya mendapat

imbalan satimpal dari Tuhan Yang Maha Esa. Semoga KTI ini dapat

bermanfaat bagi kita semua khususnya di bidang keperawatan.

Padang, 20 Juli 2020

Peneliti

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN PERSETUJUAN

KATA PENGANTAR........................................................................... i

DAFTAR ISI.......................................................................................... iii

DAFTAR LAMPIRAN......................................................................... v

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang...................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah................................................................. 4

1.3.Tujuan Penelitian................................................................... 4

1.4 Manfaat Penelitian................................................................. 5

1.5 Ruang Lingkup Penelitian..................................................... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Penyakit Menular Seksual........................................ 7

2.2 Konsep Promosi Kesehatan................................................... 25

2.3 Konsep Pengetahuan............................................................. 33

2.4 Konsep Penyuluhan............................................................... 37

2.5 Konsep Remaja..................................................................... 42

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian................................................................... 47

3.2 Tempat Dan Waktu Penelitian.............................................. 47

3.3 Populasi Dan Sampel............................................................ 48

3.4 Jenis Dan Cara Pengumpulan Data....................................... 49

3.5 Teknik Pengolahan Data....................................................... 51

3.6 Analisa Data.......................................................................... 52

iii
3.7 Kerangka Konsep.................................................................. 52

3.8 Defenisi Operasional............................................................. 53

BAB IV HASIL PENELITIAN

1.1 Gambaran Umum Lokasi..................................................... 54

1.2 Hasil Penelitian..................................................................... 56

BAB V PEMBAHASAN

5.1 Keterbatasan Penelitian......................................................... 59

5.2 Analisa Wilcoxon.................................................................. 59

BAB VI PENUTUP

6.1 Kesilmpulan........................................................................... 65

6.2 Saran...................................................................................... 65

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

iv
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Jadwal Kegiatan Penelitian

Lampiran 2 : Permohonan Menjadi Responden

Lampiran 3 : Persetujuan Responden

Lampiran 4 : Kisi-Kisi Kuesioner

Lampiran 5 : Kuesioner

Lampiran 6 : Satuan Acara Penyuluhan Penyakit Menular Seksual

Lampiran 7 : Flipchart

Lampiran 8 : Leafeat

Lampiran 9 : Master Tabel

Lampiran 10 : Ouput Hasil Penelitian SPSS 16

Lampiran 11 : Lembar Konsultasi

Lampiran 12 : Daftar Riwayat Hidup

Lampiran 13 : Dokumentasi Penelitian

v
DAFTAR TABEL

Nomor Tabel Halaman

2.1 Gejala umum penyakit menular seksual............................................ 12

3.2 Defenisi operasional ......................................................................... 53

4.1 Distribusi Frekuesnsi Responden Berdasarkan Umur....................... 55

4.2 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin........... 55

4.3 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pendidikan................ 55

4.4 Nilai Rata-Rata Pengetahuan Responden Sebelum Diberikan

Penyuluhan........................................................................................ 56

4.5 Nilai Rata-Rata Pengetahuan Responden Setelah Dilakukan

Penyuluhan........................................................................................ 57

4.6 Pengaruh Promosi Kesehatan Dengan Metode Penyuluhan Terhadap

Peningkatan Pengetahuan Remaja Tentang Penyakit Menular Seksual Sebelum

Dan Sesudah Diberikan Penyuluhan....................................................... 57

vi
DAFTAR BAGAN

Nomor bagan Halaman

3.1 Kerangka Konsep.............................................................................. 52

vii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Penyakit menular seksual atau infeksi saluran reproduksi (ISR) adalah

penyakit yang ditularkan melalui hubungan seksual (oral, anal atau lewat vagina)

atau diartikan sebagai penyakit kelamin yang disebabkan masuk dan

berkembangbiaknya mikroba patogen berupa bakteri, jamur, dan parasit yang

menyebabkan infeksi kedalam saluran reproduksi (Jamal.A, 2010).

Penyakit menular seksual dapat menular pada siapa saja tidak membedakan

umur dan jenis kelamin, penularan penyakit menular seksual dapat terjadi bagi

orang yang selalu berganti-ganti pasangan seksual seperti PSK (pekerja seksual),

LSL (lelaki sama lelaki), bahkan remaja yang memiliki dorongan seksual karna

dipengaruhi hormon dan potensi suksual yang aktif (Jamal.A, 2010)

Masa remaja adalah suatu tahapan antara masa kanak-kanak dengan masa

dewasa. Istilah ini menunjukan masa dari awal pubertas sampai tercapainya

kematangan, biasanya mulai dari umur 14 tahun pada pria dan umur 12 tahun

pada perempuan. Transisi ke masa dewasa memang bervariasi, namun secara

umum didefenisikan sebagai waktu dimana individu mulai bertindak terlepas dari

orang tua mereka. Masa remaja atau masa puber, merupakan masa penghubung

antara masa anak-anak dengan dewasa (Proverawati,A, 2009).

Menurut World Health Organization (WHO) menemukan satu dari setiap 25

orang di dunia memiliki setidaknya dari penyakit PMS tersebut. Dalam laporan

tersebut terdapat lebih dari 376 orang baru infeksi menular seksual setiap

1
2

tahunnya, dihimpun dari seluruh dunia pada laki-laki dan perempuan berusia 15-

49 tahun pada 2016 diperkirakan terdapat 127 juta kasus klamidia baru, 156 juta

trikomonisiasis, 87 juta kasus gonore, dan 6,3 juta kasus sifilis

(https://www.cnnindonesia.com 11 februari 2020)

Di Indonesia jumlah kumulatif kasus duh tubuh uretra dan ulkus genital

masing-masing sebanyak 20.262 orang dan 5.754 orang. Pada waktu priode yang

lama dilaporkan jumlah penderita positif sifilis 8.092 orang dan hanya 1.706

orang yang diterapi. Berdasarkan data dari sebagian institusi pendidikan dokter

spesialis dermatologi dan venereologi di Indonesia penyaki menular seksual yang

sering adalah kutil anogenital, gonore, dan sifilis (Kemenkes RI, 2017)

(https://www.perdoski.id 11 februari 2020)

Di Sumatera Barat jumlah kumulatif kasus infeksi menular seksual ditemukan

pada ibu hamil yang positif dengan sifilis terdapat 21 orang dan kasus duh tubuh

dan ulkus genital sebanyak 24 orang dengan masing-masing duh tubuh terdapat

20 orang pada laki-laki dan ulkus genital terdapat 3 orang laki-laki dan 1 orang

perempuan (Kemenkes RI, 2019)

Meningkatnya remaja pada masalah seksual serta aktif dalam seksual dan

fakta menunjukan bahwa sebagian remaja tidak mengetahui dampak dari prilaku

seksual yang mereka lakukan, karena itu remaja mencari atau mendapatkan dari

berbagai sumber informasi yang didapat dari media internet atau dari teman-

teman sebayanya (Syafrudin, 2011)

Pengetahuan adalah hasil dari tahu/mengetahui dan terjadi setelah orang

malakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Pengindraan terjadi melalui

pancaindra penglihatan, pendengaran, penciuman, perasa, dan peraba. Sebagian


3

besar pengetahuan masyarakat atau manusia diperoleh melalui mata dan telinga

(Mariyam, 2012).

Dalam konsepsi kesehatan secara umum, penyuluhan kesehatan diartikan

sebagai kegiatan pendidikan kesehatan yang dilakukan dengan cara

menyebarluaskan pesan untuk meningkatkan pengetahuan (Maulana.H, 2009)

Menurut Penelitian yang dilakukan oleh Kalangi.R (2018) dengan judul

pengaruh penyuluhan kesehatan terhadap tingkat pengetahuan dan sikap pelajar

tentang penyakit menular seksual di SMK Trinita Manado dengan hasil penelitian

Tingkat pengetahuan pelajar putra dan putri sebelum penyuluhan pengetahuan di

kategorikan baik dengan jumlah 39 pelajar (38,6%) dan pengetahuan yang di

kategorikan kurang baik dengan jumlah 62 pelajar (61,4%).

Sedangkan menurut Penelitian yang dilakukan Rompas.S, (2014) dengan judul

pengaruh pendidikan kesehatan terhadap tingkat pengetahuan remaja tentang

penyakit menular seksual di SMK Fajar Bolaang Mongondow Timur dengan hasil

penelitian menunjukan terjadi peningkatan responden yang berpengetahuan baik

dari 13 responden (23,2%) menjadi 48 responden (85,7%) setelah pemberian

pendidikan kesehatan.

Penelitian yang dilakukan oleh Suryagustina, (2017) tantang pengaruh

pendidikan kesehatan terhadap peningkatan pengetahuan pasien tentang infeksi

menular seksual didapatkan dari sampel 30 orang responden. Hasil analisis

dengan menggunakan uji wilcoxon didapatkan p-value 0.000 < dari nilai 0,05

yang artinya Ha diterima yaitu ada pengaruh pendidikan kesehatan terhadap

tingkat pengetahuan pasien tentang pencegahan infeksi menular seksual.


4

Berdasarkan survay awal wawancara yang dilakukan pada tanggal 13 juni

2020 dengan mewawancari 10 orang responden di Jorong Alamanda Kec.Kinali

Pasaman Barat dimana didapatkan hasil 7 orang tidak mengetahui apa itu penyakit

menular seksual, dan 3 orang lainnya menjawab bahwa penyakit menular seksual

itu adalah HIV, tetapi secara keseluhan tidak ada yang mengetahui apa saja

macam-macam dari penyakit menular seksual.

Berdasarkan masalah yang ada diatas peneliti tertarik untuk melakukan

penelitian tentang Pengaruh Promosi Kesehatan Dengan Metode Penyuluhan

Terhadap Peningkatan Pengetahuan Pada Remaja Tentang Penyakit Menular

Seksual di Jorong Alamanda Kec. Kinali Pasaman Barat Tahun 2020

1.2 Rumusan Masalah

Rumusan masalah penelitian adalah Pengaruh Promosi Kesehatan Dengan

Metode Penyuluhan Terhadap Peningkatan Pengetahuan Pada Remaja Tentang

Penyakit Menular Seksual di Jorong Alamanda Kec. Kinali Pasaman Barat Tahun

2020.

1.3 Tujuan

1.3.1 Tujuan Umum

Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui

Pengaruh Promosi Kesehatan Dengan Metode Penyuluhan Terhadap

Peningkatan Pengetahuan Pada Remaja Tentang Penyakit Menular

Seksual di Jorong Alamanda Kec. Kinali Pasaman Barat Tahun 2020


5

1.3.2 Tujuan Khusus

a. Diketahui rata-rata pengetahuan remaja sebelum diberikan penyuluhan

tentang penyakit menular seksual di Jorong Alamanda Kec. Kinali

Pasaman Barat Tahun 2020

b. Diketahui rata-rata pengetahuan remaja setelah diberikan penyuluhan

tentang penyakit menular seksual di Jorong Alamanda Kec. Kinali

Pasaman Barat Tahun 2020

c. Diketahui pengaruh penyuluhan terhadap peningkatan pengetahuan

remaja tentang penyakit menular seksual di Jorong Alamanda Kec.

Kinali Pasaman Barat Tahun 2020.

1.4 Manfaat Penelitian

a. Bagi Peneliti

Untuk menambah pengetahuan, pengalaman dan keterampilan peneliti

dalam bidang penelitian, khususnya tentang peningkatan pengetahuan

remaja tentang penyakit menular seksual

b. Bagi Institusi Pendidikan

Bahan ini diharapkan dapat menambah daftar bacaan yang akan dijadikan

sumber referensi bagi mahasiswa Akademi Keperawatan Baiturrahmah

Padang tentang peningkatan pengetahuan remaja tentang penyakit menular

seksual

c. Bagi Tempat Penelitian


6

Sebagai bahan informasi dan pengalaman bagi remaja yang ada di Jorong

Alamanda Kec. Kinali Pasaman Barat memberikan pengetahuan siswa

tentang penyakit menular seksual

d. Bagi Peneliti Selanjutnya

Dapat dijadikan sebagai peneliti data dasar bagi peneliti selanjutnya

dengan pembahasan yang berbeda

1.5 Ruang Lingkup

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh Promosi Kesehatan

Dengan Metode Penyuluhan Terhadap Peningkatan Pengetahuan Remaja Tentang

Penyakit Menular Seksual di Jorong Alamanda Kec. Kinali Pasaman Barat Tahun

2020. Penelitian ini akan dilaksanakan Jorong Alamanda Kec. Kinali Pasaman

Barat yang mana respondenya adalah remaja. Penelitian ini menggunakan

pendekatan kuantitatif dengan rancangan quasi Experimental design, dengan

metode One Group Pretest Postest.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Penyakit Menular Seksual

2.1.1 Pengertian Penyakit Menular Seksual

Penyakit menular seksual, yang berarti suatu infeksi saluran reproduksi (ISR)

atau penyakit yang kebanyakan ditularkan melalui hubungan seksual (oral, anal

atau lewat vagina). PMS juga diartikan sebagai penyakit kelamin yang disebabkan

masuk dan berkembangbiaknya mikroba patogen berupa bakteri, jamur, dan

parasit yang menyebabkan infeksi kedalam saluran reproduksi (Jamal.A, 2010).

Walaupun penyakit menular seksual dapat disebabkan oleh kuman yang

berbeda, namun sering memberikan keluhan dan gejala yang sama. Seperti cairan

nanah keluar dari saluran kencing laki-laki (uretra) atau dari liang senggama

perempuan (vagina), dan borok pada kelamin. Infeksi saluran reproduksi

perempuan lebih mudah terkena serangan dibangding laki-laki, karena saluran

reproduksi perempuan lebih luas permukaan. Dari sudut epidemiologi ternyata

penyakit menular seksual berkembang sangat cepat berkaitan dengan pertambahan

dan terjadinya migran penduduk, bertambahnya kemakmuran, serta terjadi

perubahan prilaku seksual yang semakin bebas tanpa batas (Jamal.A, 2010).

Infeksi saluran reproduksi lebih mudah terkena perempuan dibandingkan laki-

laki karena saluran reproduksi perempuan lebih luas permukaannya. Pada

perempuan, infeksi saluran reproduksi dapat menyebabkan kehamilan diluar

kandungan, kemandulan, kanker rahim, kelainan pada janin/bayi, misalnya berat

badan bayi rendah (BBLR), infeksi bawan sejak lahir, bayi mati dan bayi lahir

7
8

belum cukup umur. Gejala infeksi saluran reproduksi pada perempuan sering

tidak diketahui, karena gejalanya kurang jelas dibandingkan laki-laki. Infeksi

saluran reproduksi dapat terjadi akibat dari sisa kotoran yang tertinggal karena

kurang bersihnya setelah buang air besar yang kurang sempurna, hygiene yang

rendah, kurang kebersihan alat kelamin, terutama pada wanita pada saat

menstruasi, hubungan seksual dengan penderita infeksi, perlukaan pada saat

keguguran, melahirkan atau pemerkosaan dan kegagalan dalm pelayanan

kesehatan dalam sterilisasi alat dan bahan dalam melakukan pemeriksaan/tindakan

disekitar saluran reproduksi dan disebabkan status sosial ekonomi, prostitusi dan

narkotika suntikan (Jamal.A, 2010).

2.1.2 Penyebab Penyakit Menular Seksual

Penularan penyakit menular seksual yang beresiko tinggi disebabkan

prilaku seksual seperti sering berganti-ganti pasangan seksual atau mempunyai

lebih dari satu pasangan seksual, baik yang dikenal maupun yang tidak dikenal

(misalnya dalam penjara seks). Terus melakukan hubungan seksual, walaupun

mempunyai keluhan PMS dan tidak memberitahukan kepada pasangannya tentang

hal tersebut. Tidak memekai kondom saat melakukan hubungan seksual dengan

pasangan yang beresiko. Penggunaan jarum suntik bersama/secara bergantian,

karena petugas kesehatan lalai menjaga sterilitas alat suntik (Jamal.A, 2010).

Beberapa penyakit menular seksual adalah gonore, sifilis, ulkus molle,

klamidia, kondiloma akuminata, herpes genital, Hepatitis B. Pada saat ini,

klamida lebih banyak diperhatikan. Seperti halnya gonore, klamida dapat

menyebabkan kemandulan. Herpes menyebabkan gejala-gejala yang bisa muncul


9

dan hilang seumur hidup. Sifilis dapat menyebabkan kerusakan yang berat jika

tidak diobati (Jamal.A, 2010).

Harus diperhatikan bahwa PMS menyerang sekitar alat kelamin tapi

gejalanya dapat muncul dan menyerang mata, mulut, saluran pencernaan, hati,

otak, dan organ tubuh lainnya (Jamal.A, 2010).

Penyakit menular seksual dapat menimbulkan infeksi akut (mendadak)

yang memerlukan penanganan yang tepat karena dapat menjalar ke alat genitalia

bagian dalam (atas) dan menimbulkan penyakit radang panggul. Pengobatan yang

kurang memuaskan menyebabkan penyakit menjadi menahun (kronis) dengan

akibat akhir rusaknya fungsi alat genital bagian dalam sehingga menimbulkan

kurang subur atau mandul. Mata rantai penyakit menular yang ditularkan oleh

WTS tidak dapat dihilangkan tetapi hanya mungkin diperkecil peranannya

(Jamal.A, 2010).

2.1.3 Cara Penularan Penyakit Menular Seksual

Penyakit Menular Seksual didapat dari hubungan seks yang tidak aman. Yang

dimaksud dengan seks yang tidak aman adalah : melakukan hubungan seksual

lewat vagina tanpa kondom (penis didalam vagina), melakuakn hubungan seksual

anus tanpa kondom (penis didalam anus), hubungan seksual lewat oral atau

karaoke (penis didalam mulut tanpa kondom atau menyentuh alat kelamin

wanita), (Jamal.A, 2010).


10

1. Seseorang dapat tertular PMS juga melalui:

1) Darah

Dari tranfusi darah yang terinfeksi, menggunakan jarum suntik

bersama, atau benda tajam lainnya kebagian tubuh untuk

menggunakan obat atau membuat tato.

2) Ibu hamil kepada bayinya

Penularan selama kehamilan, selama proses kelahiran.

2. Menurut Jamal.A (2010) PMS bisa tidak menular melalui :

a. Duduk bersebelahan dengan penderita PMS

b. Penggunaan toilet bersama penderita

c. Bekerja telalu keras

d. Menggunakan kolam renang umum, pemandian panas atau sauna

brsama

e. Berjabatan tangan dengan penderita

f. Bersi-bersin

g. Keringat

2.1.4 Gejala Penyakit Menular Seksual

Terkadang PMS tidak menunjukan gejala yang sama sekali, sehingga kita

tidak tahu kalau kita sudah terinfeksi. PMS dapat bersifat asymptomatic (tidak

memiliki gejala) baik pada pria atau wanita. Beberapa PMS baru menunjukan

tanda-tanda dan gejala berminggu-minggu, berbulan-bulan, bahkan bertahun-

tahun setelah terinfeksi (Jamal.A, 2010).

Pada wanita, PMS bahkan tidak dapat terdeteksi. Walaupun seseorang

tidak menunjukan gejala-gejala terinfeksi PMS, mereka tetap bisa menulari orang
11

lain. Tidak seorangpun dapat menentukan apakah betul atau tidak seorangpun

dapat menentukan apakah betul atau tidak seseorang terinfeksi hanya berdasarkan

penempilan saja (Jamal.A, 2010). Penyakit menular seksual kadang tidak

memiliki gejala, gejala yang mungkin muncul termasuk:

1) Keluar cairan/keputihan yang tidak normal dan vagina atau penis. Pada

wanita, terjadi peningkatan keputihan. Warnanya bisa menjadi lebih

putih, kekuningan, kehijauan, atau kemerah mudaan. Keputihan bisa

memiliki bau yang tidak sedap dan berlendir

2) Pada pria rasa panas seperti terbakar atau sakit selama atau setelah

kencing, biasanya disebabkan oleh PMS. Pada wanita, beberapa gejala

dapat disebabkan oleh PMS tapi juga disebabkan oleh infeksi kandung

kencing yang tidak ditularkan melalui hubungan seksual.

3) Luka terbuka dan atau luka basah disekitar alat kelamin atau mulut. Luka

tersebut dapat terasa sakit atau tidak.

4) Tonjolan kecil-kecil (papules) disekitar alat kelamin.

5) Pada pria rasa sakit atau kemerahan terjadi pada kantung zakar.

6) Rasa sakit diperut bagian bawah yang muncul dan hilang dan tidak

berhubungan dengan menstruasi.

7) Bercak darah setelah berhubungan seksual.


12

Tabel 2.1 Gejala umum Penyakit menular seksual

Gejala Perempuan Laki-laki


luka Luka dengan atau tanpa rasa sakit, disekitar alat kelamin,
anus, mulut atau bagian tubuh yang lain. Tonjolan kecil-
kecil, siikuti luka yang yang sangat sakit disekitar alat
kelamin
Cairan tidak normal Cairan dari vagina bisa Cairan bening atau
gatal, kekuningan, kehijauan berwarna berasal dari
, berbau atau berlendir. pembukaan kepala penis
atau anus
Sakit pada saat PMS pada wanita biasanya Rasa terbakar atau rasa
buang air kecil tidak menyebabkan sakit sakit selama atau setelah
atau buring urination urination terkadang diikuti
dengan duh tubuh dari
penis
Perubahan warna Terutama di bagian telapak tangan atau kaki, perubahan
kulit bisa menyebar ke seluruh bagian tubuh
Tonjolan seperti Tumbuh benjolan seperti jengger ayam disekitar alat
jengger ayam kelamin
Sakit pada bagian Rasa sakit yang muncul dan hilang, yang tidak berkaitan
bawah perut dengan menstruasi bisa menjadi tanda infeksi saluran
reproduksi (infeksi yang telah berpindah kebagian dalam
sistem reproduksi, termasuk servik, tuba falopi, dan
ovarium)
Kemerahan Kemerahan pada sekitar Kemerahan pada sekitar alat
alat kelamin, atau diantara kelamin, kemerahan dan
kaki sakit dikantong zakar
Gejala lain dari  Demam
HIV/AIDS  Keringat malam
 Sakit kepala
 Kemerahan diketiak, paha atau leher
 Mencret yang terus menerus
 Penurunan berat badan secara cepat
 Batuk, dengan atau tanpa darah
 Bintik ungu kebiruan pda kulit
(Jamal.A, 2010)

2.1.5 Bahaya penyaakit menular seksual

Menurut Jamal.A (2010) terdapat beberapa Bahaya Penyakit menular seksual

sebagai berikut:

1. Kebanyakan PMS dapat menyebabkan kita sakit


13

2. Beberapa PMS dapat menyebabkan kemandulan

3. Bebrapa PMS dapat menyebabkan keguguran

4. PMS dapat menyebabkan kanker leher rahim

5. Beberapa PMS dapat merusak penglihatan, otak dan hati

6. PMS dapat menular kepada bayi

7. PMS dapat menyababkan kita rentan terhadap HIV/AIDS

8. Beberapa PMS ada yang tidak bisa disembuhkan

9. Beberapa PMS seperti halnya HIV/AIDS dan hepatitis B dapat

menyebabkan kematian

2.1.6 Dampak buruk penyakit menular seksual bagi seseorang

Menurut Jamal.A (2010) Jika dibiarkan saja tanpa ditangani, Penyakit

menular seksual dapat menghancurkan orang yang terinfeksi, seprti:

1) Kemandulan baik pria atau wanita

2) Kanker leher rahim pada wanita

3) Kehamilan diluar rahim

4) Infeksi yang menyebar

5) Bayi lahir dengan kelahiran yang tidak seharusnya, seperti lahir sebelum

cukup umur, berat badan lahir rendah, atau terinfeksi PMS

6) Infeksi HIV

Tidak semua PMS dapat disembuhkan, PMS yang disebabkan oleh virus,

seperti, herpes kelamin dan Hepatitis B adalah contoh PMS yang tidak dapat

disembuhkan. (Jamal.A, 2010)

Herpes kelamin memiliki gejala yang muncul hilang dan bisa terasa sangat

sakit jika penyakit tersebut sedang aktif. Pada herpes, obat-obatan hanya bisa
14

digunakan untuk mengobati gejala saja, tapi virus yang menyebabkan herpes tetap

hidup didalam tubuh selamanya (Jamal.A, 2010).

2.1.7 Penyakit Menular Seksual Yang Disebabkan Bakteri

1) Gonore

Gonore yang sering disebut ‘clap’ atau ‘drip’ disebabkan oleh

bakteri gonokokus yang pertama kali diisolasi pada tahun 1879 dan diberi

nama neisseria gonorrhoeae sesuai nama penemunya, albert l.s. neisser.

Bakteri ini hidup pada lingkungan yang hangat dan lembab, seperti yang

ditemukan pada selaput lendir saluran kencing pria dan wanita atau pada

leher rahim wanita. Diluar tubuh, bakteri ini cepat mati.

Gonore hampir selalu dipindahkan melalui kegiatan seksual per

vaginal, oral maupun anal. Tidak terdapat bukti yang menyatakan bahwa

gonore dapat dipindahkan melalui toilet atau dapat menyentuh benda

kering. Mata juga suatu lingkungan yang menguntungkan bakteri,

sehingga bila kita menyentuh kemaluan orang yang mengandung kuman,

lalu tangan kita terkena mata, kemungkinan mata itu akan terkena infeksi

(Hutapea.R, 2003).

Kebanyakan pria mulai merasakan gejalanya 2-5 hari setelah

infeksi. Gejala itu berupa keluarnya cairan dari penis yang pada mulanya

bening. Sehari kemudian, cairan itu keruh, kuning-kuning hijau kental

menyerupai nanah. Uretra (saluran kencing) menjadi meradang, dan pada

pria, terasa perih sewaktu kencing. Banyak juga orang yang mengalami

pembengkakan dan nyeri didaerah selangkangan.


15

Gejala ini sering hilang tanpa pengobatan sesudah beberapa

minggu. Hal ini mudah membuat orang membuat orang keliru

menganggap gonore tidak lebih buruk dari flu berat saja. Tetapi

sesungguhnya bibit penyakit gonore itu masih tetap berdiam didalam

tubuh (Hutapea.R, 2003).

Pada wanita terdapat utama yang diserang adalah leher rahim atau

servix dengan terjadinya radang cervicitis, yang disertai keluarnya cairan

seperti nanah berewarna kuning kehijauan dari daerah kemaluan. Jika

infeksi ini menjalar kesaluran kencing maka wanita juga akan mengalami

rasa nyeri sewaktu buang air kecil. Namun sekitar 80% wanita yang

tertular gonore, tidak menunjukan gejala tahap pada awal penyekit. Oleh

karena itulah maka biasanya mereka mencari pertolongan sewaktu gejala

yang lebih berat telah timbul (Hutapea.R, 2003).

Apabila tetap tidak diobati, maka gonore akan menjalar melalui

alat kelamin luar dan saluran kencing menuju organ kelamin bagian dalam.

Pada pria terjadilah epididimitis, yang bisa mengakibatkan kemandulan,

ginjal juga dapat terinfeksi. Pada wanita infeksi yang tak diobati akan

menyusup melalui servix kedalam rahim, tuba falopi dan, kemungkinan

sampai kedaerah abdomen dan indung telur, sehingga menimbulkan apa

yang disebut ‘pelvic inflammatory diasese’ (PID ) atau peradangan organ

pelvis (Hutapea.R, 2003).

Gejala-gejala PID meliputi nyeri dan kekakuan didaerah abdomen

den cervix, mual, muntah, demam, keluarnya cairan, terganggunya siklus

mens dan nyeri sewaktu berhubungan seks. Tetapi ada juga wanita yang
16

teserang PID tanpa menimbulkan gejala apa-apa. Dengan atau tanpa

gejala apa-apa, PID dapat menimbulkan parut sehingga menyumbat tuba

fallopi yang dapat mengakibatkan kemandulan (Hutapea.R, 2003).

2) Sifilis

Bakteri yang menyebabkan sifilis adalah treponema pallidium,

istilah yang berasal dari bahasa yunani dan latin yang bermakna suatu

benang pucat yang terpelintir. Hal ini merupakan deskripsi yang tepat

untuk menggambarkan suatu kuman patogen berbentuk seperti bukaan

sumbat apabila dilihat di bawah mikroskop. Kadang-kadang dipakai juga

nama lain. Spirocheta juga menyatakan bentuknya yang seperti spiral.

Sifilis lebih jarang dibandingkan gonore tetapi akibatnya bila tak

diobati lebih dahsyat dari kebutaan, penyakit jantung, gangguan mental,

bahkan kematian (Hutapea.R, 2003). Sifilis biasanya ditularkan dengan

persetubuhan lewat vagina maupun anus, atau seks oral dengan orang yang

terinfeksi. Treponema pallidum biasanya berpindah sewaktu kontak

melalui luka lecet yang terbuka pada penderita munuju kulit sehat yang

terkelupas karena lecet atau selaput lendir dari orang lain (Hutapea.R,

2003).

Kita dapat pula tertular dengan menyentuh suatu chancre yang

menularkan (chancre adalah luka lecet yang bundar dan keras dengan

pinggiran meninggi). Tetapi tidak mungkin seseorang tertular sfilis

melalui tempat duduk ditoilet (Hutapea.R, 2003).


17

3) Chlamidia

Penyakit yang disebabkan oleh bakteri chlamydia trachomatis,

suatu parasit hanya dapat hidup didalam sel. Bakteri ini menimbulkan

baerbagai infeksi seperti nongonococcal urethitris (peradangan saluran

kencing) pada wanita dan pria, cervicitis, endomentritis dan PID pada

wanita, serta epididimitis pada pria.

Infeksi chlamidia biasanya berlangsung pada hubungan seks lewat

vagina dan anus. Chlamidia trachomatis dapat pula mengenai mata terkena

tangan yang sudah menyentuh kelamin dari organ yang terinfeksi.

Chlamidia juga dapat menyerang kerongkongan, sehingga pasangan

dianjurkan untuk tidak melakukan seks oral bila salah satu sudah terkena.

Bayi dapat terkena infeksi chlamidia pada matanya sewaktu melewati

cervix ibu yang menderita infeksi (Hutapea.R, 2003).

Gejala-gejala infeksi chlamidia amat sangat mirip dengan gonore,

walaupun lebih ringan. Walaupun chlamydia trachomatis dapat menyerang

uretra wanita dan pria, infeksi ini biasanya diperuntukan pada uretritis

nongonococcal pada pria. Sedangkan wanita dikatakan menderita

chlamidia saja. Uretritis adalah peradangan dari saluran kencing.

Nongonococcal uretritis ada ngu dipakai untuk menyebut jenis urettritis

yang tidak disebabkan oleh bakteri gonococcus. Banyak kuman yang

mengakibatkan NGU, tetapi chlamidia trachomatislah yang paling sering.

Walaupun gejala-gejala tersebut dapat timbul, biasanya satu dari

tiga wanita terinfeksi yang mengalaminya. Oleh karena demikian

banyaknya penderita yang tidak menunjukan gejala apapun, penyakit ini


18

sering disebut penyakit ‘diam’. Orang yang mengidapnya secara tak sadar

dapat menularkannya kepada orang lain.

Bila tidak diobati, maka chlamidia dapat menyebar ke organ

reproduksi wanita, menimbulkan PID yang akhirnya dapat mengakibatkan

kemandulan karena penyumbatan tuba fallopi. Pada pria infeksi yang tidak

diobati akan merusak organ reproduksi seperti epididimis yang

membengkak, nyeri pada skrotum dan demam (Hutapea.R, 2003).

4) Vaginitis

Vaginitis adalah istilah yang dipakai untuk menunjukan adanya

infeksi atau peradangan vagina. Vaginitis biasanya ditandai dengan adanya

cairan berbau kurang enak yang keluar dari vagina. Gejala lain adalah

gatal atau iritasi didaerah kemaluan dan perih sewaktu kencing. Beberapa

kasus vaginitis disebabkan oleh reaksi alergi atau kepekaan terhadap bahan

kimia. Tetapi umumnya disebabkan oleh kuman yang ditularkan secaa

seksual atau yang tadinya menetap didalam vagina menjadi ganas karena

gangguan keseimbangan didalam vagina (Hutapea.R, 2003).

Penggunaan antibiotika atau pil anti hamil, perubahan diet,

pembilasan (douching) yang berlebihan, penggunaan stocking dan pakaian

dalam dari nilon juga dapat menimbulkan perubahan pada vagina yang

memungkinkan kuman itu berkembang biak dengan cepat. Kebanyakan

infeksi vagina disebabkan oleh bakteri, candida, trichomonas atau

kombinasi dari ketiganya (Hutapea.R, 2003).


19

1. Mencegah inveksi vagina

Menurut Hutapea.R (2003) Wanita yang mengalami vaginitis

dianjurkan untuk memeriksakan dirinya kepada ahli penyakit kandungan

(ginekolog). Sekalipun demikian, anjuran-anjuran berikut perlu

diperhatikan untuk mencegah terjadinya vaginitis:

a) Barusahalah bagian luar kemaluan secara teratur dengan sabun

ringan

b) Pakailah celana dalam katun (bahan nilon menyimpan panas dan

kelembaban yang memungkinkan vaginitis berkembang)

c) Jangan memakai celana yang terlalu ketat pada selangkangannya

d) Jika kehidupan seks anda aktif yakinkan bahwa pasangan anda

menjaga kebersihannya. Kondom dapat mengurangi kemungkinan

terinfeksi oelh pasangan seksnya

e) Pakai jelly atau bahan pelumas lain yang steril dan larut air dalam

kegiatan seks anda, hindarkan pemakaian vaselin.

f) Hentikan hubungan seks yang nyeri atau mengakibatkan lecet

g) Hindari diet yang kaya gula atau karbohidrat olahan, karena dapat

mengubah pH normal vagina memungkinkan kuman berkembang.

h) Wanita yang rentan terhadap infeksi vagina dianjurkan untuk

sering membilas dengan air biasa, larutan soda, satu atau dua

sendok cuka didalam seperempat liter air. Bilasan dengan yoghurt

yang tak dipasteurisasi dan tak berasa dapat memulihkan kehadiran

bakteri yang baik yang biasanya terdapat di dalam vagina tapi


20

mungkin telah terbunuh oleh antibiotika. Jangan membilas diri bila

sedang hamil atau menduga sedang hamil

i) Peliharalah kesehatam umum anda diet buruk dan kurangnya tidur

dapat menurunkan pertahanan anda terhadap infeksi.

5) Candidiasis

Candidiasis dikenal dengan nama moniliasis, thrust atau infeksi

yeast disebabkan oleh jamur candidia albicans. Candidiasis biasanya

menimbulkan gejala peradangan, gatal dan perih pada daerah kemaluan,

terdapat keluarnya cairan vegina yang menyerupai bubur, walaupun

fungus selalu terdapat sampai taraf teratur, biasanya tidak menimbulkan

gejala selama lingkungan vagina terjaga normal.

Candidiasis dapat ditularkan secara seksual seperti bola pingpong

antar pasangan seks, sehingga kedua pasangan harus diobati secara

simultan. Candidiasis pada pria biasanya terbentu NGU, penis merah, atau

lecet dikemaluan yang rasanya membakar dan nyeri sewaktu kencing.

Candidiasis juga dapat menular secara nonseksual, bila wanita memakai

handuk atau lap yang sama. Penularan juga terjadi melalui seks oral atau

anal. Diet juga memegang peranan penting memakan zat yang kurang

menghasilkan gula didalam urine juga dapat mengurangi kembuhnya

infeksi yeast (Hutapea.R, 2003).

2.1.8 Penyakit Menular Seksual yang Ditularkan Oleh Virus

a) Herpes

Virus herpes simplek menimbulkan berbagai jenis herpes, yang

paling sering viris herpes simplex tipe 1 (HSV-1) mengakibatkan herpes


21

mulut, berupa lecet dan bentolan disertai seselma dan demam didaerah

mulut dan bibir, HSV-1 juga ditularkan kedaerah kemaluan dengan

sentuhan atau seks oral. Herpes genitalis disebabkan oleh herpes simplek

tipe 2 (HSV-2) yang mengakibatkan lepuh yang nyeri dan luka didaerah

kemaluan, herpes ini juga dapat berpindah ke mulut seks oral.

Herpes dapat dituarkan melalui seks pervagina, anal atau oral, atau

dengan menyentuh luka herpes. Sentuhan yang kemudian mengenai mata

dapat menimbulkan infeksi mata serius. Virus ini dapat hidup beberapa

jam pada benda-benda seperti toilet duduk, dan dapat berpindah melalui

benda itu. Herpes oral dapat dipindahkan dengan berciuman, memakai

gelas atau handuk bersama penderita herpes, dan sudah tentu melalui

hubungan seksual (Hutapea.R, 2003).

Gejala timbul sekitar 6-8 hari sesudah infeksi dalam bentuk luka

dikemaluan. Luka itu mula-mula berupa bintit merah yang perih divulva

atau penis. Luka juga dapat muncul dipantat atau paha, vagina atau bahkan

servix. Luka-luka bergorombol menjadi lepuh-lepus kecil berisi cairan,

yang didalamnya mengandung virus. Bila lepuh ini dikepung oleh sistem

imun maka lepuh tersebut akan menjadi nanah dan pecah. Pada saat itu

lepuh akan berubah menjadi luka dangkal yang nyeri dikelilingi pinggiran

merah.

Orang biasanya dapat menularkan kuman pada tahap ini, karena

luka itu berisikan berjuta-juta partikel virus. HSV-2 juga biasanya

mengakibatkan gejala sakit kepala, nyeri otot, demam, kelenjar getah

bening membengkak, nyeri membakar waktu kencing dan keluarnya cairan


22

vagina. Lepuh herpes menjadi kerak dan menyembuh sesudah beberapa

minggu (Hutapea.R, 2003).

Saat ini tidak ada vaksin atau obat untuk herper, virus tidak

bereaksi terhadap antibiotika. Memang ada beberapa obat antivirus, salah

satu diantaranya acyclovir atau zovirax bekerja membantu ini dibubuhi

langsung ke luka untuk mengurangi masa penularan virus (masa dimana

HSV-2 juga terdapat didalam cairan mani dan vagina).

Acyclovir juga dapat diminum dalam bentuk pil untuk mengobati

luka didalam vagina dan cervix. Tablet ini dapat menekan nyeri pada

serangan pertama serta mengurangi frekuensi lamanya dari serangan-

serangan berikutnya. Tindakan lain seperti berndam air hangat,

mengenakan pakaian longgar dan kompres basah untuk dapat mengurangi

ketidaknyamanan sewaktu flare up (Hutapea.R, 2003).

b) Viral hepatitis

Infeksi hepatitis A biasanya bersifat sementara dan ditandai dengan

gejala kuning (jaundice), yakni suatu kondisi dimana kulit, urin dan bola

mata menguning karena kadar pigmen empedu yang meninggi didalam

darah. Gejala lain adalah nyeri perut, lemah dan mual, hilangnya nafsu

makan dan tinja yang berwarna pucat (Hutapea.R, 2003).

Hepatitis B lebih parah dan lama serangannya, hepatitis C

gejalanya ringan, jarang disertai gejala kuning, tetapi dapat berlanjut

menjadi penyakit hati menahun atau kanker hati. Hepatitis D terjadi hanya

bersamaan dengan heptitis B. Gejalanya mirip dengan hepatitis B tetapi

lebih mengancam, nyawa penderita (Hutapea.R, 2003).


23

c) Genital warts

Genital warts atau disebut juga venereal warts disebabkan human

papiloma virus (HPV). Diperkirakan sekitar 20-30% dari orang yang aktif

kehidupan seksnya, penyakit ini terutama menyerang wanita dan pria

berusia 20 hingga 24 tahun. Lesi kelihatan didaerah kemaluan dan anus

beberapa bulan setelah infeksi. Wanita lebih rentan daripada pria karena

ada suatu bagian pada leher rahim dimana sel-selnya melakukan

pembelahan diri lebih cepat dibangding yang lainnya, dan HPV

membonceng pada sel-sel tersebut untuk berkembang biak pula

(Hutapea.R, 2003).

Genital warts agak mirip dengan warts (kutil) yang biasa ada

ditelapak kaki dan terdiri dari benjolan gatal dari berbagai bentuk dan

ukuran. Benjolan ini teraba agak keras dengan warna kuning keabuan pada

permukaan kulit yang kering, sedangkan didaerah basah seperti vagina,

bentuknya seperti bunga kol berwarna merah muda dan teraba lembek.

Kutil ini dapat pula terlihat didaerah penis, kulup, skrotum dan didalam

saluran kencing pada pria. Pada wanita dapat pula muncul di labia mayora

dan minora, dinding vagina dan cervix. Pria dan wanita sering juga

menemukan di luar daerah kemaluan seperti dimulut, bibir, alis, puting

susu, sekitar anus atau bahkan didalam rektum (Hutapea.R, 2003).

Genital warts yang berada didalam uretra akan mengeluarkan

cairan atau darah dan terasa perih, HPV dapat pula menimbulkan kanker

pada organ-organ reproduksi seperti pada penis atau servik. HPV sering
24

dikaitkan dengan kanker leher rahim, karena sering ditemukan pada wanita

menderita kenker cervix itu (Hutapea.R, 2003).

2.1.9 Penyakit Menular Seksual Diakibatkan Oleh Parasit

1. Trichomonisiasis

Trichomonisiasis adalah suatu infeksi vagina yang disebabkan oleh

suatu parasit atau suatu protozoa (hewan bersel tunggal) yang disebut

trichomonas vaginalis. Gejalanya meliputi perasaan gatal dan terbakar

didaerah kemaluan, disertai dengan keluarnya cairan berwarna putih

seperti busa atau juga kuning kehijauan yangberbau busuk. Sewaktu

bersetubuh atau kencing sering terasa agak nyeri di vagina. Namun sekitar

50% persen dari wanita yang mengidapnya tidak menunjukan gejala apa-

apa (Hutapea.R, 2003).

Trichomonisiasis hampir semuanya ditularkan secara seksual, hal

ini dapat menyebabkan NGU rada saluran kencing) pada pria, yang tidak

menunjukan gejala atau berupa adanya sedikt cairan yang keluar dari penis

biasanya pada waktu kencing pertama sekali dipagi hari. Dapat juga terasa

gatal, geli dan iritasi di uretra. Karena pria dapat mengidap trick ini tanpa

menyadarinya, mereka pun dapat menularkannya kepada pasangan

pasangan seksnya. Kuman ini dapat pula ditularkan melalui kontak dengan

mani yang ada pada lap, handuk atau sprei. Walaupun secara teoritis

kontak lansung pada bagian kemaluan, hal ini dapat saja terjadi

(Hutapea.R, 2003).
25

2. Pediculosis

Pediculosis adalah terdapatnya kutu pada bulu-bulu didaerah

kemaluan, kutu pubis ini diberi julukan crabs karena bentuknya yang mirip

kepiting dibawah mikroskop. Parasit ini dapat juga dilihat dengan mata

telanjang. Kutu pubis termasuk kelompok serangga pengigit seperti halnya

kutu kepala dan sering terdapat pada anak-anak sekolah. Kutu pubis sering

ditularkan secara seksual, tetapi dapat juga melalui kontak lewat handuk,

seprai dan tempat duduk ditoilet (Hutapea.R, 2003).

Kutu pubis hanya dapat hidup dalam satu hari apabila diluar tubuh

manusia. Telur yang terdapat pada kain seprai atau handuk dapat menetas

sesuadah satu minggu. Semua alat tidur, handuk dan pakaian yang pernah

digunakan orang pengidap kutu ini harus dicuci dengan air panas untuk

membuang dan memusnahkan telur (Hutapea.R, 2003).

2.2 Konsep Promosi Kesehatan

2.2.1 Pengertian Promosi Kesehatan

Di dalam kebijakan nasional promosi kesehatan dinyatakan bahwa promosi

kesehatan adalah upaya untuk mengingatkan kemampuan masyarakat melalui

pembelajaran dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat agar mereka dapat

menolong dirinya sendiri, serta mengembangkan kegiatan yang bersumber daya

masyarakat, sesuai sosial budaya setempat dan didukung oleh kebijakan publik

yang berwawasan kesehatan (Maryam.S,2014)


26

2.2.2 Sasaran Promosi Kesehatan

Berdasarkan langkah/tahap upaya promosi kesehatan ini, menurut Maryam.S

(2014) sasaran promosi kesehatan dibagi menjadi 3 kelompok, yaitu :

1. Sasaran primer (primary target) adalah sasaran yang mempunyai masalah,

yang diharapkan mau berprilaku sesuai harapan dan memperoleh manfaat

paling besar dari perubahan prilaku tersebut.

2. Sasaran sekunder (secondary target) adalah individu atau kelompok yang

memiliki pengaruh atau disegani oleh sasaran primer. Sasaran primer

(misalnya, tokoh masyarakat, tokoh agama, tokoh adat) diharapkan

mampu mendukung pesan yang disampaikan.

3. Sasaran tersier (tertiary target) adalah para pengambil kebijakan,

penyandang dana, pihak-pihak yang berpengaruh diberbagai tingkatan

(pusat, provinsi, kabuaten, kecamatan, dan desa/kelurahan).

2.2.3 Sasaran Promosi Kesehatan Secara Spesifik

Sasaran promosi kesehatan secara spesifik diarahkan pada individu/keluarga,

masyarakat, pemerintah/lintas sektor/politisi/swasta, dan petugas atau pelaksanaan

program (Maryam.S,2014).

2.2.4 Metode Promosi Kesehatan

Menurut Maryam.S (2014) Secara garis besar, metode promosi kesehatan

dibagi menjadi dua yaitu:

a. Metode dedikatif adalah metode yang didasarkan atau dilakukan secara

satu arah atau one way method. Tingkat keberhasilan metode dedikatif

sulit dievaluasi karena peserta didik bersifat pasif dan hanya pendidik yang

aktif misalnya ceramah, film, siaran radio


27

b. Metode sokratif adalah metode yang dilakukan secara dua arah atau two

way method. Dengan metode ini memungkinkan antara pendidik dan

peserta bersifat aktif dan kreatif misalnya diskusi, debat, panel, forum,

seminar dan lain-lain.

Metode pendidikan kesehatan diklasifikasikan menjadi 3 yaitu metode

pendidikan indidual, kelompok, massa :

1) Metode pendidikan

Dalam promosi kesehatan metode pendidikan yang bersifat individual

digunakan untuk membina perilaku baru atau membina seseorang yang

mulai tertarik pada suatu perubahan prilaku atau inivasi. Metode

pendidikan individual ini meliputi bimbingan atau konseling dan teknik

wawancara.

a. Bimbingan atau konseling

Koneling adalah proses belajar yang bertujuan memungkinkan

konseling (peserta didik/penyampai pesan) mengenal dan

menerima diri sendiri serta realistis dalam proses penyelesaian

dengan lingkungannya. Ada tiga tahap koseling yaitu tahap awal,

tahap pertengahan, dan tahap akhir

 Tahap awal meliputi pengenalan, kunjungan dan dukungan

lingkungan

 Tahap pertengahan berupa kegiatan penjelasan masalah

klien, dan membantu apa yang akan diberikan berdasarkan

penilaian kembali masalah klien


28

 Tahap akhir diatandai oleh penurunan kecemasan klien,

terdapat perubahan prilaku kearah positif, sehat dan

dinamik, tujuan hidup yang jelas dimasa yang akan datang,

dan terjadi perubahan sikap

(Maryam.S, 2014)

b. Wawancara

Teknik wawancara ini merupakan bagian dari bimbingan

dan konseling. Wawancara yang dilakukan antara petugas dan

klien bertujuan untuk menggali informasi mengapa ia tidak atau

belum menerima perubahan, apakah ia tertarik atau tidak terhadap

perubahan, apakah perilaku yang sudah atau yang akan diadopsi itu

mempunyai dasar pengertian dan kesadaran yang kuat. Jika belum,

maka perlu bimbingan atau penyuluhan yang mendalam lagi

(Maryam.S,2014)

2) Metode pendidikan kelompok

Dalam memilih metode pendidikan kelompok, harus diingat besarnya

kelompok sasaran serta tingkat pendidikan formal dari sasaran. Untuk

kelompok yang besar, metodenya akan lain dengan kelompok kecil.

Efektifitas suatu metode akan bergantung pula pada besarnya sasaran

pendidikan. Metode pendidikan kelompok dibagi dua yaitu metode

kelompok besar dan kelompok kecil.

a. Kelompok besar

Kelompok besar adalah peserta penyuluhan yang berjumlah lebih

dari 25 orang. Metode yang baik untuk kelompok ini adalah.


29

a) Ceramah adalah pidato yang disampaikan oleh seseorang

pembicara yang dilakukan didepan sekelompok

pendengar. Metode ini baik untuk sasaran yang

berpendidikan tinggi maupun rendah. Metode ini dapat

digunakan pada situasi ketika waktu penyampaian

informasi terbatas, orang yang mendengar sudah

termotivasi, pembicara ingin menyampaikan

fakta/kenyataan dan sudah tidak ada bahan bacaan yang

merangkum fakta yang dimaksud, kelompok sasaran

terlalu besar untuk memakai metode lain, pembicara ingin

menambah atau menekankan apa yang sudah

dipelajari/menyimpulkan pokok yang penting, pembicara

ingin mengulangi atau memperkenalkan/ mengantarkan

suatuu pelajaran atau aktifitas, dan pembicara adalah

orang yang bersemangat dan pendengar/kelompok sasaran

dapat memahami kata-kata yang digunakan.

b) Seminar adalah suatu penyajian dari satu atau beberapa

ahli tentang suatu topik yang dianggap penting dan

biasanya dianggap hangat dimasyarakat. Seminar

memerlukan kajian ilmu dari masing-masing peserta yang

lebih luas

(Maryam.S,2014)
30

b. Kelompok kecil

1. Diskusi kelompok adalah percakapan yang direncanakan atau

dipersiapkan diantara tiga orang atau lebih tentang topik

tertentu dan salah seorang diantaranya memimpin diskusi

tersebut.

2. Curah pendapat (brain storming) adalah semacam pemecahan

masalah ketika setiap anggota mengusulkan dengan cepat

sehingga memungkinkan adanya pemecahan masalah yang

dibahas.

3. Bola salju (snow balling) metode ini dilakukan dengan

membagi secara berpasangan (satu pasang dua pasang). Setelah

pasangan terbentuk, dilontarkan satu pertanyaan atau masalah,

setelah lebih kurang 5 menit setiap 2 pasang bergabung

menjadi satu, mereka tetap mendiskusikan masalah yang sama

dan mencari kesimpulannya.

4. Kelompok-kelompok kecil, metode ini dilakukan dengan cara

membagi kelompok langsung menjadi kelompok kecil yang

kemudian diberi satu permasalahan yang sama atau tidak sama

dengan kelompok lain.

5. Bermain peran adalah permainan sebuah simulasi dalam hidup

manusia dengan atau tanpa latihan sebelumnya. Metode ini

dimainkan oleh beberapa orang untuk digunakan sebagai bahan

analisis oleh kelompok.


31

6. Permainan simulasi, simulasi adalah suatu cara peniruan

karakter atau prilaku tertentu dari dunia rill sehingga para

peserta latihan dapat bereaksi seperti keadaan sebenarnya.

(Maryam.S,2014)

3) Metode pendidikan massa

Metode pendidikan dengan metode massa ini cocok untuk

mengkomunikasikan pesan kesehatan yang ditunjukan kepada masyarakat.

Oleh sebab itu, sasaran pendidikan ini bersifat umum, dalam arti tidak

membedakan golongan usia, jenis kelamin, pekerjaan, status sosial

ekonomi, tingkat pendidikan dan sebagainya. Berikut beberapa contoh

metode yang cocok digunakan :

a) Ceramah umum (public speking)

b) Pidato/diskusi tentang kesehatan melalui media elektronik, baik tv

atau radio pada hakikatnya merupakan bentuk pendidikan

kesehatan massa

c) Simulasi dialog antara pasien dan dokter atau petugas kesehatan

lainnya tentang suatu penyakit atau mesalah kesehatan disuatu

media massa adalah merupakan pendekatan pendidikan media

massa

d) Tulisan dimajalah atau koran, baik dalam bentuk artikel maupun

tanya jawab/konsultasi tentang kesehatan dan penyakit juga

merupakan bentuk pendekatan pendidikan kesehatan massa

e) Billboard yang dipasang di pinggir jalan, spanduk, poster, dan

sebagainya juga merupakan bentuk pendidikan kesehatan massa


32

(Maryam.S,2014)

2.2.5 Media Promosi Kesehatan

Media adalah alat yang digunakan oleh pendidik untuk menyampaikan bahan

pendidikan atau pengajaran. Media pendidikan kesehatan disebut juga alat peraga

pendidikan kesehatan karena memiliki fungsi yang sama, yaitu membantu dan

digunakan untuk memeragakan suatu dalam proses pendidikan atau pengajaran.

Pada garis besarnya, ada tiga macam alat abntu pendidikan (alat peraga), yaitu alat

bantu lihat, alat bantu dengar, alat bantu lihat dengar (Maryam.S,2014).

a) Alat bantu lihat yang berguna dalam membantu menstimulasi indra mata

(penglihatan) pada waktu terjadinya proses pendidikan, alat ini ada dua

bentuk:

1. Alat yang diproyeksikan misalnya slide, film, strip film

2. Alat yang tidak diproyeksikan misalnya peta, bagan, boneka

b) Alat bantu dengar yaitu alat yang dapat membantu untuk menstimulasikan

indra pendengar pada waktu proses penyampaian bahan pendidikan atau

pengajaran

c) Alat bantu lihat dengar seperti televisi, video cassette.

1) Alat peraga kesehatan dibagi menjadi 4 yaitu :

1. Media cetak

a) Buklet media

b) Leaflet

c) Flyer (selabaran)

d) Flip chart

e) Rubrik atau tulisan


33

f) Poster

2. Media elektronik

a) Televisi panyampaian pesan kesehatan melalui media televisi dapat

bentu sandiwara, sinetron, forum diskusi, pidato, tv spot, dan kuis

atau cerdas cermat

b) Radio bentu penyampaian informasi diradio dapat berupa obrolan

(tanya jawab), konsultasi kesehatan, sandiwara radio, dan radio

spot

c) Video penyampaian informasi melalui video

d) Slide, slide juga dapat digunakan untuk mennyampaikan informasi

kesehatan

e) Film strip

3. Media papan (billboard), media papan yang dipasang ditempat-tempat

umum dapat diisi pesan atau informasi kesehatan

4. Media hiburan, penyampaian informasi kesehatan dapat dilakukan melalui

media hiburan, baik diluar gedung (panggung terbuka) maupun dalam

gedung dalam bentuk dongeng, sosio drama, kesenian tradisional, dan

pameran.

(Maryam.S,2014)

2.3 Konsep Pengetahuan

2.3.1 Pengertian Pengetahuan

Pengetahuan adalah hasil dari tahu/mengetahui dan terjadi setelah orang

malakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Pengindraan terjadi melalui


34

pancaindra penglihatan, pendengaran, penciuman, perasa, dan peraba. Sebagian

besar pengetahuan masyarakat atau manusia diperoleh melalui mata dan telinga.

Pengetahuan merupakan pedoman dalam membentuk tindakan seseorang (overt

behavior). Berdasarkan pengalaman dan penelitian bahwa perilaku yang didasari

oleh pengetahuan akan lebih bertahan lama daripada perilaku yang tidak didasari

oleh pengetahuan (Mariyam,S 2012).

1) Tingkat pengetahuan dalam domain kognitif meliputi ;

1. Tahu (know), diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah

dipelajari sebelumnya, termasuk kedalam pengetahuan. Tingkat ini

adalah mengingat kembali (recall) terhadap suatu yang spesifik

dari seluruh bahan yang dipelajari atau ransangan yang telah

diterima. Oleh sebab itu, tahu merupakan tingkat pengetahuan yang

paling rendah. Kata kerja untuk mengukur bahwa seseorang itu

tahu adalah ia dapat menyebutkan, menguraikan, mendefinisikan,

dan menyatakan.

2. Memahami (comprehension), diartikan sebagai suatu kemampuan

untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui, dan

dapat menginterpretasikan materi tersebut secara benar. Orang

yang telah paham terhadap objek atau materi harus dapat

menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan, dan

meramalkan objek yang mempelajari.

3. Aplikasi (aplication), diartiakan sebagai pengetahuan untuk

menggunakan materi yang telah dipelajari pada kondisi

sebenarnya. Aplikasi di sini dapat diartikan sebagai penggunaan


35

hukum, rumus, metode, dan prinsip dalam konteks atau situasi

yang lain.

4. Analisis (analisys), adalah suatu kemampuan menjabarkan suatu

materi atau objek ke dalam komponen, tetapi masih didalam satu

struktur organisasi dan masih ada kaitannya satu sama lain.

Kemampuan anlisis dapat dilihat dari penggunaan kata kerja,

seperti dapat menggambarkan, membuat bagan, membedakan,

memisahkan dan mengelompokkan.

5. Sintesis (syntesis), merupakan kemampuan untuk meletakkan atau

menghubungkan bagian-bagian dalam suatu bentuk keseluruhan

yang baru. Dengan kata lain, kemampuan untuk menyusun

formulasi baru dari formulasi yang ada. Misalnya, dapat menyusun

materi yang telah disampaikan, merencanakan, dapat meringkas,

dan dapat menyesuaikan dengan teori tau rumusan yang telah ada,

6. Evaluasi (evaluation), berkaitan dengan kemampuan untuk

melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau

objek, penilaian itu didasarkan pada suatu kriteria yang telah ada.

Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau

angket yang menanyakan rentang isi materi yang ingin diukur dari

subjek penelitian atau responden ke dalam pengetahuan yang ingin

kita ketahui yang dapat disesuaikan dengan tingkat tersebut.

(Mariyam,S 2012).
36

2) Pengetahuan dapat diperoleh dengan beberapa cara, yaitu :

1. Cara tradisional meliputi :

a. Cara coba dan salah (trial dan error), cara ini telah digunakan

manusia sebelum ada kebudayaan bahkan mungkin sebelum ada

peradaban. Cara coba dan salah ini dilakukan dengan

menggunakan berbagai kemungkinan dalam memecahkan masalah

hingga masalah tersebut dapat dipecahkan

b. Cara kekuasaan atau otoritas, sumber pengetahuaan dengan cara ini

didapat dari pemimpin. Pemimpin masyarakat baik formal maupun

informal (ahli agama dan pemegang pemerintahan) dan di peroleh

berdasarkan otoritas atau kekuasaan baik tradisi, otoritas

pemerintah, otoritas pemimpin agama, maupun ahli ilmu

pengetahuan. Prinsip cara ini adalah orang lain (rakyat) menerima

pendapat yang dikemukakan oleh orang yang mempunyai otoritas,

tanpa terlebih dahulu menguji atau membuktikan kebenarannya,

baik berdasarkan fakta empiris ataupun berdasarkan penalaran

sendiri.

c. Berdasarkan pengalaman pribadi, dapat digunakan sebagai upaya

memperoleh pengetahuan, hal ini dilakukan dengan cara

mengulang kembali pengetahuan yang diperoleh dalam

memecahkan permasalahan yang dihadapi di masa lalu.

d. Melalui jalan pikiran, dalam memperoleh kebenaran pengetahuan,

manusia telah menggunakan jalan pikirannya baik melalui induksi

maupun deduksi. Jika proses pembuatan kesimpulan itu melalui


37

pernyataan yang khusus ke yang umum di sebut induksi,

sebaliknya jika pembuatan kesimpulan dari pernyataan umum ke

yang khusus disebuk deduksi.

2. Cara modern, cara ini mula-mula dikembangkan oleh francisbacon

(1561-1623). Ia mengembangkan metode berpikir induktif, kemudian

dilanjutkan oleh dallen, yang mengatakan bahwa dalam memperoleh

kesimpulan dilakukan dengan mengadakan observasi lansung dan

membuat pencatatan terhadap semua faktor sehubungan dengan objek

yang diteliti. Akhirnya lahir suatu cara melakukan penelitian yang

dewasa ini kita kenal dengan metode penelitian ilmiah.

(Maryam.S, 2012)

2.4 Konsep Penyuluhan Kesehatan

2.4.1 Pengertian Penyuluhan

Penyulukhan merupakan upaya bantuan yang diberikan pada konseli

(peserta didik) agar mereka memperoleh konsep diri dan kepercayaan diri sendiri,

untuk dimanfaatkan olehnya dalam memperbaiki tingkah lakunya pada masa yang

akan datang. Penyuluhan kesehatan bertujuan mengubah prilaku kurang sehat

menjadi sehat. Prilaku baru yang terbentuk biasanya hanya terbatas pada

pemahaman sasaran (aspek kognitif), seangkan perubahan sikap dan tingkah laku

merupakan tujuan tidak langsung (Maulana.H, 2009)

2.4.2 Perencanaan Penyuluhan Kesehatan

1. Mengenal masalah

a) Mengenal masalah yang akan ditunjang dengan penyuluhan.


38

b) Mengenal masalah yang akan ditanggulangi oleh program tersebut

(contoh program penanggulangan kekurangan vitamin A, masalah

yang akan ditanggulangi adalah xetopthalmia yang mengakibatkan

kebutaan).

c) Dasar pertimangan yang akan digunakan untuk menentukan

masalah yang akan dipecahkan.

d) Pelajari masalah tersebut, mencakup pengertian, sikap dan

tindakan individu, kelompok atau masyarakat. Mengenal prilaku

dari masalah merupakan kunci untuk perencanaan penyuluhan

suatu program.

2. Mengenal masyarakat

Sasaran progran adalah masyarakat sehingga siapapun yang

merencanakan program harus menganal masyarakat dalam segi

kehidupannnya. Dalam perencanaan ini, variabel masyarakat yang perlu

diketahui adalah sebagai berikut :

a) Jumlah penduduk, termasuk jumlah seluruh penduduk, kelompok

khusus atau rawan(ibu hamil, ibu menyusui, dan ibu dalam masa

subur)

b) Keaadan sosial budaya dan ekonomi masyarakat, meliputi tingkat

pendidikan, norma-norma setempat, pantangan-pantangan

berhubungan dengan prilaku yang diharapkan, agama, pola

kepemimpinan setempat (yaitu kelompok mana yang berpengaruh

dan berhubungan pemuka satu sama lain).


39

c) Pola komunikasi dimasyarakat termasuk bagaimana berita

menyebar dimasyarakat, siapa sumber berita atau indormasi

dimasyarakat, pusat-pusat penyebaran informasi dimasyarakat.

d) Sumber daya yang dimiliki masyarakat, baik secara individu

maupun masyarakat secera keseluruhan yang dapat digunakan

untuk perubahan perilaku yang diharapkan.

e) Sumber daya apa yang ada, baik instansi pemerintah maupun

swasta yang dapat digunakan oleh masyarakat untuk perubahan

prilaku (misalnya untuk ikut melaksanakan KB)

f) Sumber daya apa yang ada dan dapat digunakan untuk pelaksanaan

kegiatan (misalnya tempat pertemuan, pengeras suara di mesjid)

g) Sumber daya tenaga, perlu dijajaki kategori petugas kesehatan

yang ada, tugas pokok masing-masing kategori dalam penyuluhan,

latihan yang pernah diperoleh dibidang penyuluhan untuk masing-

masing kategori, bimbingan yang diterima dibidang penyuluhan

oleh masing-masing kategori dan oleh siapa, kesulitan pokok yang

harus diatasi ketika melibatkan petugas kesehatan dalam

melaksanakan penyuluhan bagi program bersangkutan, adakah

tenaga di instansi lain yang dapat membantu penyuluhan atau

adakah tenaga dimasyarakat yang dapat membantu.

h) Bagaimana pengalaman masyarakat terhadap program-program

sebelumnya.
40

3. Mengenal wilayah

Program yang dilaksanakan dengan baik, jika perencanaan

program mengetahui benar situasi lapangan. Hal-hal yang perlu diketahui

berhubungan dengan wilayah adalah lokasinya apakah terpencil, daerah

pegunungan atau datar dan jalur tranportasi umum.

4. Menentukan prioritas

Prioritas dalam penyuluhan adalah harus sejalan dengan prioritas

masalah yang ditentukan oleh program yang ditunjang. Penentuan prioritas

di dasarkan pada beratnya dampak dari masalah tersebut sehingga perlu

diprioritaskan penanggulangannya, pertimbangan politis, dan sumber daya

yang ada.

5. Menentukan tujuan penyuluhan

Tujuan jangka panjang adalah status kesehatan yang optimal,

tujuan jangka menengah adalah prilaku sehat, dan tujuan jangka pendek

adalah terciptanya pengertian, sikap dan norma. Adapun tujuan yang akan

dipilih, hal yang terpenting adalah tujuan yang harus jelas, relistis (bisa

dicapai) dan dapat diukur.

6. Menentukan sasaran penyuluhan

Sasaran progran dan sasaran penyuluhan tidaklah selalu sama.

Daam penyuluhan, yang dimaksud sasaran adalah individu atau kelompok

yang akan diberi penyuluhan. Penentuan kelompok sasaran menyangkut

pula strategi misalnya tujuan penyuluhan agar ibu-ibu balita

menimbangkan anaknya setiap bulan.


41

7. Menentuka isi penyuluhan

Isi harus dituangkan kedalam bahasa yang mudah dipahami oleh

sasaran, dapat dilaksanakan oleh sasaran dengan sarana yang mereka

miliki, atau terjangkau oleh sasaran. Dalam menyusun isi penyuluhan,

harus dikemukakan keuntungan jika sasaran melaksanakan apa yang

dinjurkan dalam penyuluhan tersebut dan perlu dipahami dasar-dasar

komunikasi.

8. Menentukan metode penyuluhan yang akan digunakan

Ditahap ini tentukan cara menyampaikan pesan-pesan tersebut

kepada sasaran agar tujuan tercapai. Metode atau cara bergantung pada

aspek atau tujuan yang akan dicapai, apakah aspek pengertian, sikap, atau

keterampilan. Jika tujuan yang akan dicapai adalah aspek pengertian pesan

cukup disampaikan dengan lisan atau disampai melalui tulisan. Jika tujuan

untuk mengembangkan sikap positif sasaran perlu mnyaksikan kejadian

tersebut, baik melihat langsung, melalui film, slide, maupun foto.

9. Memilih alat peraga atau media penyuluhan

Setelah menentukan metode selanjutnya tentukan media apa yang

akan digunakan untuk menunjang pendekan tadi misalnya poster, leafleat,

atau media lain.

10. Menyusun rencana penilaian (evaluasi)

a) Pastikan dalam tujuan yang telah dijabarkan sudah secara khsus

dan sudah jelas mencantumkan waktu evaluasi, tempat pelaksanaan

evaluasi, dan kelompok sasaran yang akan dievaluasi

b) Apa jenis indikator atau kriteria yang akan dipakai dalam penilaian
42

c) Perlu dilihat kembali, apakah tujuan penyuluhan sudah sejalan

dengan tujuan program

d) Kegiatan-kegiatan penyuluhan apa yang akan dievaluasi

e) Metode dan instrumen apa yang akan digunakan untuk

mengevaluasi tersebut

f) Siapa yang akan melaksanakan evaluasi

g) Sarana-sarana apa yang diperlukan untuk evaluasi

h) Apakan terdapat fasilitas dan kesempatan untuk mempersiapkan

tenaga-tenaga yang akan melaksakan evaluasi tersebut

i) Bagaimana rencana untuk membetikan umpan balik hasil evaluasi

ini kepada para pimpinan program

11. Penyusunan rencana kerja atau rencana pelaksanaan

setelah menetapkan poko-pokok kegiatan penyuluhan termasuk waktu,

tempat, dan pelaksanaan, buat jadwal pelaksanaanya yang dicantumkan

dalama suatu daftar. Bentuk jadwal pelaksanaan bermacam-macam.

(Delmaifanis, 2009)

2.5 Konsep Remaja

2.5.1 Pengertian Remaja

Masa remaja adalah suatu tahapan antara masa kanak-kanak dengan masa

dewasa. Istilah ini menunjukan masa dari awal pubertas sampai tercapainya

kematangan, biasanya mulai dari umur 14 tahun pada pria dan umur 12 tahun

pada perempuan. Transisi ke masa dewasa memang bervariasi, namun secara

umum didefenisikan sebagai waktu dimana individu mulai bertindak terlepas dari
43

orang tua mereka. Masa remaja atau masa puber, merupakan masa penghubung

antara masa anak-anak dengan dewasa (Proverawati.A, 2009).

2.5.2 Ciri-Ciri Kejiwaan dan Psikososial Remaja

1. Usia remaja muda (12-15 tahun)

a. Sikap protes terhadap orang tua

Remaja pada usia ini cenderung tidak menyetujui nilai-nilai hidup

orang tuanya, sehingga sering menunjukan sikap protes terhadap

orang tua. Mereka berusaha mencari identitas diri dan sering kali

disertai dengan menjauhkan diri dari orangtuanya. Dalam upaya

pencarian identitas diri, remaja cenderung melihat kepada tokoh-

tokoh diluar lingkungan keluarganya, yaitu: guru, figur ideal yang

terdapat di film, atau tokoh idola.

b. Prekupasi dengan badan sendiri

Tubuh seorang remaja pada usia ini mengalami perubahan yang

cepat sekali. Perubahan-perubahan ini menjadi perhatian khusus

bagi diri remaja.

c. Kesetiakawanan dengan badan seusia

Para remaja pada kelompok umur ini merasakan keterikatan dan

kebersamaan dengan kelompok seusia dalam upaya mencari

kelompok senasib. Hal ini tercermin dalam cara berprilaku sosial.

d. Kemauan untuk berpikir secara abstrak

Daya kemampuan berpikir seorang remaja mulai berkembang dan

dimanifestasikan dalam bentuk diskusi untuk mempertajam

kepercayaan diri.
44

e. Perilaku yang labil dan berubah-ubah

Remaja sering memperlihatkan perilaku yang berubah-ubah. Pada

suatu waktu tampak bertanggung jawab, tetapi dalam waktu lain

tampak masa bodoh dan tidak bertanggung jawab. Remaja merasa

cemas akan perubahan dalam dirinya. Perilaku demikian

menunjukan bahwa dalam diri remaja terdapat konflik yang

memerlukan pengertian dan penanganan yang bijaksana.

(Kusmiran.E, 2012)

2. Usia remaja penuh (16-19 tahun)

a) Kebebasan dari orangtua

Dorongan untuk menjauhkan diri dari orang tua menjadi realitas.

Remaja mulai merasakan kebebasan, tetapi juga merasa kurang

menyenangkan. Pada diri remaja timbul kebutuhan untuk terikat

dengan orang lain melalui ikatan cinta yang stabil.

b) Ikatan terhadap pekerjaan atau tugas

Sering kali remaja menunjukan minat pada suatu tugas tertentu

yang ditekuni secara mendalam. Terjadi pengembangan akan cita-cita

masa depan yaitu mulai memikirkan melanjutkan sekolah atau

langsung bekerja untuk mencari nafkah.

c) Pengembangan nilai moral dan etis yang mantap

Remaja mulai menyusun nilai-nilai moral dan etis dengan cita-cita

d) Pengembangan hubungan pribadi yang labil

Adanya tokoh panutan atau hubungan cinta yang stabil

menyebabkan terbentuknya kestabilan diri remaja.


45

(Kusmiran.E, 2012)

2.5.3 Masa Transisi Remaja

1) Transisi fisik berkaitan dengan perubahan bentuk tubuh

Bentuk tubuh remaja sudah berbeda dengan anak-anak, tetapi

belum sepenuhnya menampilkan bentuk tubuh orang dewasa. Hal ini

menyebabkan kebingungan peran, didukung pula dengan sikap

masyarakat kurang konsisten.

2) Transisi dalam kehidupan emosi

Perubahan hormonal dalam tubuh remaja berhubungan erat dengan

peningkatan kehidupan emosi. Remaja sering memperlihatkan

ketidakstabilan emosi. Remaja tampak sering gelisah, cepat

tersinggung, melamun, dan sedih, tetapi di lain sisi akan tertawa,

ataupun marah-marah.

3) Transisi dalam kehidupan sosial

Lingkungan sosial anak semakin bergrser ke luar dari keluarga,

dimana lingkungan teman sebaya mulai memegang peranan penting.

Pergeseran ikatan pada teman sebaya merupakan upaya remaja untuk

mandiri (melepaskan ikatan dengan keluarga)

4) Transisi dalam nilai-nilai moral

Remaja mulai meninggalkan nilai-nilai yang dianutnya dan menuju

nilai-nilai yang dianut orang dewasa. Saat ini remaja mulai meragukan

nilai-nilai yang diterima pada waktu anak-anak dan mulai mencari

nilai sendiri.
46

5) Transisi dalam pemahaman

Remaja mengalami perkembangan kognitif yang pesat sehingga

mulai mengambangkan kemampuan berfikir abstrak.

(Kusmiran.E, 2012).
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian

Desain penelitian adalah keseluruhan dan perencanaan untuk menjawab

penelitian dan mengantisipasi kesulitan yang mungkin akan timbul selama

penelitian (Notoatmodjo, 2012).

Penelitian ini menggunakan quasi eksperimental design, dengan rancangan

penelitian one grup pre-test dan post-test design. Dimana dari hasil penelitian

bertujuan untuk mendapatkan pengaruh promosi kesehatan dengan metode

penyuluhan terhadap peningkatan pengetahuan pada siswi tentang penyakit

menular seksual di Jorong Alamanda Kec. Kinali Pasaman Barat tahun 2020.

Bantuk rancangan ini adalah sebagai berikut:

Pre test perlakuan post test

01 X 02
Keterangan :

01 : Tes awal (Observasi pertama dengan melakukan pre test)

X : Perlakuan (Penyuluhan tentang penyakit menular seksual)

02 : Tes akhir (Observasi kedua dengan melakukan post test)

3.2 Tempat Dan Waktu Penenlitian

Penelitian ini dilakukan pada tanggal 16 juli tahun 2020 di Jorong

Alamanda Kec. Kinali Pasaman Barat.

3.3 Populasi Dan Sampel

3.3.1 Populasi

47
48

Populasi ini adalah keseluruhan subjek penelitian yang akan diteliti

memiliki karakteristik tertentu (Notoatmodjo, 2012). Populasi Penelitian ini

adalah seluruh remaja di Jorong Alamanda Kec. Kinali Pasaman Barat yang

berjumlah 30 orang.

3.3.2 Sampel

Sampel adalah sebagian yang diambil dari keseluruhan sebjek yang diteliti

dan dianggap mewakili seluruh populasi (Notoatmodjo, 2012). Teknik

pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah dengan total sampling.

Kriteri sampel dalam penelitian ini meliputi :

1. Kriteria inklusi

Adalah karakteristik umum subjek penelitian dari sutu populasi

target yang terjangkau dan akan diteliti. Kriteria inklusi pada penelitian ini

adalah :

a) Merupakan Remaja yang tinggal di Jorong Alamanda Kec. Kinali

Pasaman Barat

b) Bersedia menjadi responden

c) Bisa baca tulis

d) Rentang umur 14-19 tahun

2. Kriteria eksklusi

Responden yang tidak mengikuti salah satu tindakan yang akan

dilakukan penelitian (pre-test, penyuluhan, post-test)

3.4 Jenis Dan Metode Pengumpulan Data

3.4.1 Jenis Data


49

a) Data primer

Data primer yang diperlukan dalam penelitian ini meliputi pengetahuan

remaja tentang penyakit menular seksual yang diperoleh dari pre test dan

post test dengan menggunakan kuesioner yang diberikan kepada

responden sebelum dan sesudah dibrikan promosi kesehatan tentang

penyekit menular seksual memekai metode penyuluhan.

b) Data sekunder

Data sekunder diperoleh melalui absensi remaja di Jorong Alamanda Kec.

Kinali Pasaman Barat.

3.4.2 Metode Pengumpulan Data

1) Instrumen pengumpulan data

Guna menghindari kesalahan dalam menginterpretasikan data untuk

memperoleh data yang valid maka pengumpulan data yang dilakukan

adalah dengan cara menyebarkan kuesioner yang berbentuk soal objektif

yang berjumlah 20 soal sebelum dan sesudah diberikan penyuluhan,

pertanyaan yaitu tentang penyakit menular seksual. Pengetahuan diukur

dengan menggunakan skala gutment yang apabila jawabanya benar, maka

nilainya (1) dan apabila jawabanya salah maka nilainya (0).

2) Rencana penelitian

a. Tahap I (Pre Test)


50

Setelah dilakukan pengumpulan data penelitian ini dilakukan dalam

satu hari setiap remaja yang dijadikan sampel diminta kesediaannya

mengisi data dan kuesioner (pre test) selama 20 menit dengan angket,

peneliti di bantu oleh remaja yang ada di Jorong Alamanda Kec. Kinali

Pasaman Barat, penelitian ini dilaksanakan di gedung Sekolah TK dan

setelah selesai mengisi kuesioner pre test tersebut hasilnya

dikumpulkan.

b. Tahap II (Penyuluhan)

Setelah melakukan pre test responden diberikan promosi kesehatan

selama 20 menit menggunakan flipchart, penyuluhan ini dilakukan

oleh peneliti sendiri dan dibantu oleh salah satu remaja di Jorong

Alamanda Kec. Kinali Pasaman Barat sebagai moderator dan

melakukan dokumentasi selama proses kegiatan berlangsung.

c. Tahap III (Post Test)

Setelah dilakukan pre test dan penyuluhan maka peneliti melaksanakan

post test selama 20 menit untuk mengetahui pengaruh promosi

kesehatan dengan metode penyuluhan terhadap peningkatan

pengetahuan pada remaja tentang penyakit menular seksual di Jorong

Alamanda Kec. Kinali Pasaman Barat, setelah pengumpulan soal post

test dilanjutkan dengan pembagian leaflet kepada setiap masing-

masing responden.

3.5 Teknik Pengolahan Data


51

Menurut Notoatmodjo 2012 dalam proses pengolahan data terdapat

langkah-langkah yang harus dipenuhi, diantaranya.

a) Editing (penyunting data)

Hasil wawancara, angket, atau pengamatan dilapangan harus dilakukan

penyuntingan terlebih dahulu, secara umum editing merupakan kegiatan

untuk pengecekan dan perbaikan jenis formulir atau kuesioner.

b) Coding

Setelah semua kuesioner diteliti dan disunting, selanjutnya dilakukan

‘pengkodean’ atau ‘coding’, yakni mengubah data berbentuk kalimat atau

huruf menjadi data angka atau bilangan. Dan untuk pengetahuan

responden baik pre test maupun post test untuk kusioner yang salah diberi

kode ‘0’ dan kode ‘I’ untuk kusioner yang jawabannya benar.

c) Entry data

Memproses data agar dianalisa, memperoses ini dilakukan dengan cara

menmindahkan data dari kusioner kedalam tabel dan data yang telah

didapatkan nilainya tersebut dimasukan kedalam tabel an dianalisa melalui

proses program spss

d) Cleaning

Apabila data dari setiap sumber data atau responden selesai dimasukan,

perlu dicek kembali untuk melihat adanya kemungkinan kesalahan-

kesalahan kode, ketidaklengkapan, dan sebagainya, kemudian dilakukan

pembetulan dan koreksi

e) Tabulating
52

Adalah suatu kegiatan memasuakan data ke masing-masing tabel yang

telah disediakan

3.6 Analisa Data

Dalam penelitian ini, analisis Uji t-Test dependen, karena berdasarkan

tabel ouput “tests of normality” pada uji shapiro-wilk, diketahui nilai sig untuk

nilai pre test sebesar 0,090 dan nilai post test sebesar 0,005 karena nilai sig post

test lebih kecil dari 0,05 artinya sebaran data tidak normal sehingga tidak bisa

menggunakan Uji Paired T Tes dan diganti dengan menggunakan uji wilxocon.

Untuk mengetahui perbedaan dan selisih nilai rata-rata pengetahuan responden pre

test dan post test dilakukan Uji T Wilcoxon (uji non parametrik). (Hastono, 2001).

3.8 Kerangka Konsep

Kerangka konsep adalah kerangka hubungan antara konsep-konsep yang

diinginkan atau diukur melalui penelitian yang akan dilakukan

(Notoatmodjo,2012)

Pengetahuan pretest Penyuluhan tentang Pengetahuan post test


tentang penyakit penyakit menular tentang penyakit
menular seksual seksual menular seksual

Bagan 3.1 kerangka konsep

3.9 Defenisi Operasional


53

Tabel 3.2 Defenisi Operasional

Variabel Defenisi operasional Cara Alat ukur Hasil Skala


ukur ukur ukur
Pengetahua Segala sesuatu yang Angket kuesioner Nilai Numerik
n pre test diketahui oleh remaja rata-
tentang tentang penyakit rata
penyakit menular seksual yang 15,33
menular meliputi pengertian
seksual PMS, penyebab PMS,
cara penularan PMS,
gejala PMS bahaya
PMS, dampak buruk
PMS, macam-macam
PMS sebelum
dilakukan penyuluhan
Pengetahua Pengetahuan yang Angket kuesioner Nilai Numerik
n post test diketahui remaja rata-
tentang tentang penyakit rata
penyakit menular seksual 18,00
menular setelah penyuluhan
seksual meliputi pengertian
PMS, penyebab PMS,
cara penularan PMS,
gejala PMS bahaya
PMS, dampak buruk
PMS, macam-macam
PMS
Pengaruh Selisih
Pengetahua nilai
n tentang pre test
penyakit dan
menular post
seksual test
2,67
BAB IV
HASIL PENELITIAN

4.1 Gambaran Umum Lokasi

Jorong Alamanda merupakan salah satu daerah yang terletak di Kecamatan

Kinali Kabupaten Pasaman Barat Provinsi Sumatera Barat. Jorong Alamanda

adalah sebuah desa yang jauh dari kota yang tepat untuk melakukan penyuluhan

kesehatan dalam meningkatkan pengetahuan remaja terutama tentang penyakit

menular seksual yang mana di desa tersebut remajanya kurang minat dalam

belajar dan banyak yang melakukan penyimpangan seksual dalam usia yang

masih muda.

Di jorong Alamanda terdiri dari kurang lebih dari 200 kepala keluarga,

masyarakat di jorong alamanda kebanyakan mempunyai mata pencarian buruh

tani dan pekerja PT. Di jorong Alamanda mempunyai jaringan internet yang

lumayan bagus tapi dikarenakan kurangnya minat belajar dan penyimpangan

sosial fasilitas tersebut disalah gunakan untuk seperti bermain game dan aplikasi

lainnya sehingga banyak remaja-remaja di jorong alamanda yang tidak minat

sekolah serta tidak memiliki pengetahuan yang baik.

4.1.1 Karakteristik Responden

Hasil analisis karakteristik pada penelitian ini menggambarkan distrubusi

responden berdasarkan umur, jenis kelamin, pendidikan. Hasil data karakteristik

responden didapatkan sebagai berikut:

54
55

4.1.2 Umur Responden

Tabel 4.1
Distribusi Rata-Rata Umur Responden Yang Berada Di Jorong
Alamanda Kecamatan Kinali Tahun 2020

Variabel Mean Std Min - max


Umur 16.07 1.337 14 - 19

Berdasarkan dari tabel 4.1 di atas dapat dilihat bahwa umur rata-

rata responden adalah 16.07 tahun, std deviasi 1.337, umur terendah 14

tahun dan umur yang tertinggi 19 tahun

4.1.3 Jenis Kelamin

Tabel 4.2
Distribusi Rata-Rata Jenis Kelamin Responden Remaja Yang Berada
Di Jorong Alamanda Kecamatan Kinali Tahun 2020

Jenis kelamin F %
Laki-Laki 4 13,3
Perempuan 26 86,7
Jumlah 30 100,0

Pada tabel 4.2 diatas terlihat bahwa responden yang berjenis

kelamin laki-laki 13,3% dan perempuan 86,7% di jorong alamanda

kecamatan kinali tahun 2020

4.1.4 Pendidikan

Tabel 4.3
Distribusi Rata-Rata Pendidikan Responden Remaja Yang Berada Di
Jorong Alamanda Kecematan Kinali Tahun 2020

Pendidikan Frequensi %
SMP 4 13,3
SMU 26 86,7
Jumlah 30 100,0
56

Berdasarkan tabel 4.3 dapat dilihat dari 30 responden diketahui

responden memiliki tingkat pendidikan SMP sebanyak 4 orang (13,3%),

SMU sebanyak 26 orang (86,7%).

4.2 Hasil Penelitian

Penelitian ini tentang pengaruh promosi kesehatan dengan metode penyuluhan

terhadap peningkatan pengetahuan remaja tentang penyakit menular seksual di

jorong alamanda kec. kinali tahun 2020 dengan jumlah 30 responden. Setelah data

dikumpulkan kemudian diolah dengan cara komputerisasi, maka hasil yang

diperoleh adalah sebagai berikut:

4.2.1 Nilai Rata-Rata Pengetahuan Responden Sebelum Diberikan

Penyuluhan

Tabel 4.4
Nilai Rata-Rata Pengetahuan Responden Sebelum Diberikan Penyuluhan
Tentang Penyakit Menular Seksual Di Jorong Alamanda Kecamatan
Kinali Tahun 2020

Variabel Mean Std. Deviasi Std.eror N


Pre 15.33 1.668 .305 30

Dari hasil penelitian didapatkan bahwa rata-rata pengetahuan remaja

tentang penyakit menular seksual sebelum dilakukan penyuluhan adalah 15.33

dengan standar deviasi 1.668 dan standar error 0,305.


57

4.2.2 Nilai Rata-Rata Pengetahuan Responden Setelah Diberikan

Penyuluhan

Tabel 4.5
Nilai Rata-Rata Pengetahuan Responden Sesudah Diberikan Penyuluhan
Tentang Penyakit Menular Seksual Di Jorong Alamanda Kecamatan
Kinali Tahun 2020

Variabel Mean Std. Deviasi Std. Eror N


Post 18.00 1.619 0,296 30

Dari hasil penelitian didapatkan bahwa rata-rata pengetahuan remaja

tentang penyakit menular seksual setelah dilakukan penyuluhan adalah 18.00

dengan standar deviasi 1.619 dan standar error 0.296.

4.2.3 Pengaruh Promosi Kesehatan Memakai Metode Penyuluhan Terhadap

Peningkatan Pengetahuan Remaja Sebelum Dan Sesudah Diberikan

Penyuluhan

Tabel 4.6
Hasil Uji Wilcoxon Tentang Pengetahuan Responden Tentang Penyakit
Menular Seksual Sebelum Dan Sesudah Dilakukan Penyuluhan
Di Jorong Alamanda Kecamatan Kinali Tahun 2020

N Mean Sum of Asymp.


Rank Rank Sig. (2-
tailed)
Total Post – Negativ 1a 3,50 3,50
Total Pre Ranks
Positive 28b 15,41 431,50 ,000
Ranks
Ties 1c

Total 30

Dari hasil Positive rank didapatkan nilai mengalami peningkatan hasil

pengetahuan dari nilai pre test ke post test mean rank atau peningkatan rata-rata
58

tersebut adalah sebesar 15,41 sedangkan jumlah rengking positive rank atau Sum

Of Rank adalah 431,50. Nilai negativ ranks dimana ada 1 orang pengetahuanya

malah menurun hasil positif ranks ada 28 orang yang pengetahuan sesudahnya

lebih baik dari sebelumnya dan ties ada satu orang yang nilai pengetahuan

sebelum dan sesudah itu sama.

Dari hasil penelitian ini terdapat pengaruh promosi kesehatan terhadap

peningkatan pengetahuan remaja dengan selisih nilai rata-rata pre test dan post

test 2,67 dengan arti kata tingkat pengetahua post test lebih tinggi dari pada pre

test yaitu didapat adanya perbedaan yang bermakna antara tingkat pengetahuan

remaja sebelum dan sesudah mendapatkan penyuluhan dengan nilai P 0,005

(P<0,05).
BAB V

PEMBAHASAN

5.1 Keterbatasan Penelitian

Penelitian ini dilakukan dua kali penyuluhan yang pertama dilakukan pada

tanggal 16 juni yang berjumlah 22 orang di gedung sekolah TK dengan

keterbatasan tidak ada laptop, infocus, dan tidak ada sound sistem saat melakukan

penyuluhan peneliti hanya menggunakan flipchart dan leafleat dalam penyuluhan.

Pada saat pemeriksaan absen ditemukan responden yang berumur 21 tahun dan

tidak termasuk dalam kriteria penelitian sehingga responden tesebut dikeluarkan.

Untuk memenuhi jumlah responden menjadi 30 peneliti melakukan penyuluhan

yang kedua kalinya pada tanggal 3 juli di tempat yang sama dengan jumlah

responden 9 orang dengan keterbatasan yang sama tidak ada infocus dan sound

sistem pada saat penyuluhan.

5.2 Pengetahuan Responeden Di Jorong Alamanda Kec.Kinali Tahun 2020

Sebelum Diberikan Penyuluhan

Berdasarkan data hasil penelitian terhadap 30 responden di jorong alamanda

kecamatan kinali sebelum dilakukan penyuluhan rata-rata nilai pengetahuan

responden 15,33.

Peneliti sebelumnya yang dilakukan oleh Kalangi, (2018) di SMK Trinita

Manado yang membahas tentang pengaruh penyuluhan kesehatan terhadap tingkat

pengetahuan tentang penyakit menular seksual menunjukan bahwa dari 101

responden diperoleh 62 siswa (61,4%) mempunyai pengetahuan kurang baik

sebelum dilakukan penyuluhan kesehatan.

59
60

Menurut Mariyam, (2012) Pengetahuan adalah hasil dari tahu/mengetahui dan

terjadi setelah orang malakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu.

Pengindraan terjadi melalui pancaindra penglihatan, pendengaran, penciuman,

perasa, dan peraba. Sebagian besar pengetahuan masyarakat atau manusia

diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan merupakan pedoman dalam

membentuk tindakan seseorang (overt behavior). Berdasarkan pengalaman dan

penelitian bahwa perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih bertahan

lama daripada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan.

Berdasarkan jawaban kuesioner terdapat sebanyak 22 orang dari 30 responden

yang menjawab salah soal no 6 tentang penularan penyakit menular seksual dan

25 orang dari 30 responden menjawab salah soal no 14 tentang dampak buruk dari

penyakit menular seksual, maka dapat disimpulkan dari berapa banyak responden

memiliki pengetahuan yang rendah, hanya beberapa responden yang memiliki

pengetahuan yang cukup tentang penyakit menular seksual.

Peneliti berasumsi bahwa rendahnya rata-rata pengetahuan responden tentang

penyakit menular seksual dikarenakan responden masih kurang terpapar informasi

mengenai masalah penyakit menular seksual ,dikarenakan responden jarang

terpapar dengan informasi mengenai Penyakit Menular Seksual baik dari sekolah,

lingkungan ataupun media sosial karena mereka tidak memanfaatkan media sosial

secara positif, kurangnya minat belajar, lebih suka bermain game dan melakukan

penyimpangan seksual pada usia muda.

Pengetahuan ini sangat penting bagi remaja, karena dengan mengetahui

penyakit menular seksual remaja dapat menerapkan pengetahuannya dan

menghindari hal negativ yang ada dalam lingkungan sehari-hari sebagaimana


61

yang diungkapkan oleh Maryam (2012), Pengetahuan merupakan pedoman dalam

membentuk tindakan seseorang (overt behavior).

5.3 Pengetahuan Responden Di Jorong Alamanda Kec.Kinali Tahun 2020

Setelah Diberikan Penyuluhan

Berdasarkan data dari hasil penelitian terhadap 30 responden di jorong

alamanda kecamatan kinali sesudah dilakukan penyuluhan rata-rata nilai

pengetahuan responden meningkat dari 15,33 menjadi 80,00.

Sejalan dengan penelitian Rompas, (2014) yang dilakukan di SMK Fajar

Bolaang Mongondow Timur yang membahas tentang pengaruh pendidikan

kesehatan terhadap tingkat pengetahuan tentang penyakit menular seksual yang

menunjukan terjadi peningkatan responden yang berpengetahuan baik dari 13

responden (23,2%) menjadi 48 responden (85,7%) setelah diberikan penyuluhan

kesehatan.

Menurut Maryam (2012), tingkatan pengetahuan terdiri 6 tingkatan yaitu:

tahu (know), memahami (Comprehension), aplikasi (Aplication), analisis

(Analysis), sintesi (synthesis) dan evaluasi (Evaluation). Dua di antaranya yaitu

“tahu dan memahami” menjadi indikator dalam perubahan peningkatan

pengetahuan yang terjadi dalam penelitian ini. Tahu dapat di artikan sebagai

mengingat suatu materi yang telah dipelajari, termasuk kedalam penelitian.

Sedangkan pemahaman di artikan sebagai kemampuan untuk menjelaskan secara

benar tentang objek yang diketahui dan dapat menginterpretasikan materi secara

benar.

Berdasarkan dari jawaban kuesioner, sebelum dilakukan penyuluhan

responden yang mampu menjawab soal no 6 tentang penularan penyakit menular


62

hanya ada 8 orang tetapi setelah dilakukan penyuluhan peningkatan pengetahuan

remaja bertambah menjadi 19 orang responden yang benar menjawab soal

tentang penularan penyakit menular seksual. Serta berikut soal no 14 tentang

dampak penyakit menular seksual sebelum dilakukan penyuluhan responden

yang mampu menjawab hanya 5 orang tetapi setelah dilakukan penyuluhan

responden yang mengetahui dan memahami tentang dampak penyakit menular

seksual bertambah menjadi 22 orang responden.

Peneliti berasumsi peningkatan pengetahuan terjadi karena responden telah

mengetahui serta memahami informasi yang diberikan oleh peneliti melalui

penyuluhan tentang penyakit menular seksual. Serta peningkatan pengetahuan

remaja terjadi karena penyuluhan yang dilakukan secara tersusun dan dengan

teknik ceramah, sebelum dilakukan penyuluhan peneliti membuat panduan

pelaksanaan penyuluhan. Dalam panduan ini peneliti menyusun tujuan, materi,

metode, dan waktu pelaksanaan penyuluhan.

Hal ini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Maryam, (2012) yang

mengatakan Metode pendidikan massa cocok untuk mengkomunikasikan pesan

kesehatan yang ditunjukan kepada masyarakat. Oleh sebab itu, sasaran pendidikan

ini bersifat umum, dalam arti tidak membedakan golongan usia, jenis kelamin,

pekerjaan, status sosial ekonomi, tingkat pendidikan dan sebagainya.

5.4 Pengaruh Promosi Kesetahan Terhadap Peningkatan Pengetahuan

Remaja Tentaang Penyakkit Menular Seksual Di Jorong Alamanda

Kecematan Kinali Tahun 2020

Berdasarkan tabel 4.6 hasil penelitian didapatkan hasil terjadi peningkatan

nilai bahwa rata-rata pengetahuan responden setelah diberikan penyuluhan. Nilai


63

rata-rata sebelum dilakukan penyuluhan adalah 15,33 dan setelah diberikan

penyuluhan didapatkan rata-rata pengetahuan responden sebanyak 18.00 serta

mendapatkan nilai P valuenya 0.005 (P< 0,05) maka dapat disimpulkan bahwa

nilai rata-rata post test lebih tinggi dari pre test dari hasil uji wilcoxon terlihat

selisih reta-rata pre test dan post test sebanyak 2,67 dalam penelitian ini dapat

disimpulkan bahwa penyuluhan berpengaruh sangat baik pada tingkat

pengetahuan responden tentang penyakit menular seksual yang dilakukan oleh

peneliti.

Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Suryagustina,

(2017) tentang pengaruh pendidikan kesehatan terhadap tingkat pengetahuan

pasien tentang pencegahan infeksi menular seksual, penelitian ini menggunakan

pra ekperiment dengan pendekatan one grup pre post test design. Teknik sampling

yang digunakan yaitu exidental sampling dengan sampel 30 orang responden serta

Uji Statistik Wilcoxon. Hasil analisis dengan menggunakan uji wilcoxon

didapatkan p-value 0.000 < dari nilai 0,05 yang artinya Ha diterima yaitu ada

pengaruh pendidikan kesehatan terhadap tingkat pengetahuan pasien tentang

pencegahan infeksi menular seksual.

Dari hasil perbandingan mean pre test dan post test yang telah dilakukan,

peneliti berpendapat peningkatan pengetahuan responden tersebut terjadi karna

penyuluhan yang dilakukan secara terstruktur dan tanya jawab dengan membina

hubungan saling percaya antara peneliti dan responden. Sebelum dilakukan

penyuluhan peneliti membuan SAP (satuan acara penyuluhan), dalam panduan ini

peneliti membuat tujuan, materi dan waktu pelaksanaannya.


64

Peneliti berasumsi bahwa peningkatan pengetahuan responden terjadi

karena topik yang di berikan sangat menarik bagi remaja karena tinggi nya

fenomena yang terjadi sehingga materi ini harus intens di bicarakan di kalangan

remaja.

Peningkatan pengetahuan secara signifikan akan memungkinkan untuk

mempengaruhi prilaku untuk lebih mengarah ke yang lebih positif lagi karena

pengetahuan merupakan pedoman untuk membentuk prilaku seseorang.


BAB VI

PENUTUP

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilaksanakan di jorong alamanda

kecamatan kinali pasaman barat tahun 2020 “Pengaruh Promosi Kesehatan

Dengan Metode Penyuluhan Terhadap Peningkatan Pengetahuan Remaja Tentang

Penyakit Menular Seksual Di Jorong Alamanda Kec.Kinali Pasaman Barat Tahun

2020” dapat diambil kesimpulan sebagai berikut.

6.1.1 Nilai rata-rata pengetahuan remaja tentang penyakit menular seksual

sebelum dilakukan promosi kesehatan dengan menggunakan metode penyuluhan

adalah (15,33) di jorong alamanda kec.kinali pasaman barat tahun 2020.

6.1.2 Nilai rata-rata pengetahuan remaja tentang penyait menular setelah

dilakukan promosi kesehatan dengan menggunakan penyuluhan adalah (18,00) di

jorong alamanda kec.kinali pasaman barat tahun 2020.

6.1.3 Terdapat pengaruh promosi kesehatan dengan metode penyuluhan terhadap

peningkatan remaja tentang penyakit menular seksual di jorong alamanda

kec.kinali pasaman barat tahun 2020 dengan selisih nilai rata-rata antara pre test

dan post test 2,67 dengan nilai P 0,005 (P<0,05) dan terdapat nilai negativ ranks

dimana ada satu orang yang nilainya menurun dan nilai ties ada satu orang yang

berpengetahuan sama sebelum dan sesudah diberikan penyuluhan.

6.2 Saran

6.2.1 Bagi Remaja Di Jorong Alamanda Kec.Kinnali Pasaman Barat

Diharapkan penelitian ini dapat bermanfaat bagi remaja-remaja di Jorong

Alamanda Kec.Kinali, menambah wawasan serta pengetahuan dan mengamalkan

65
66

ilmunya agar remaja dapat menghindari penyimpangan seksual. Diharapkan

remaja dapat meningkatkan pengetahuannya tentang bagaimana cara penularan

penyakit menular seksual dan dampak dari penyakit menular seksual agar dapat

menghindar penyimpangan seksual karna penyakit menular seksual bersifat kronis

atau menahun dan dapat menyebabkan kematian.

6.2.2 Bagi Peneliti

Penelitian ini diharapakan dapat menambah pengetahuan, pengalaman dan

keterampilan peneliti dalam bidang penelitian terutama tentang pengaruh promosi

kesehatan dengan metode penyuluhan terhadap peningkatan pengetahuan remaja

tentang pneyakit menular seksual di jorong alamanda kec.kinali pasaman barat

tahun 2020, sehingga ilmu-ilmu yang telah didaptkan di bangku perkuliahan dapat

diterapkan dilapangan.

6.2.3 Bagi Peneliti Selanjutnya

Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai acuan data dasar dan

data pendukung bagi peneliti selanjutnya yang mengarah pada pengaruh promosi

kesehatan dengan metode penyuluhan terhadap peningkatan pengetahuan remaja

tentang penyakit menular seksual di jorong alamanda kec.kinlai pasaman barat

tahun 2020.

6.2.4 Bagi Institusi Pendidikan

Diharapkan penelitian ini diharapkan dapat menambah daftar bacaan yang

akan digunakan sebagai sumber referensi untuk penegembangan penelitian serta

menambah wawasan mahasiswa khususnya dalam bidang promosi kesehatan dan

meningkatkan pengetahuan sertaa memberian informasi kesehatan yang

dibutuhkan remaja tentang penyakit menular seksual


DAFTAR PUSTAKA

Akademi Keperawatan Baiturrahmah Padang. 2019. Buku Panduan Penyusunan

Proposal Dan Karya Tulis Ilmiah. Padang: Akper Baiturrahmah Padang.

Delmaifanis, 2009. Himpunan Penyuluhan Kesehatan (Pada Remaja, Keluarga,

Lansia dan Masyarakat), Info Media. Jakarta Timur

Hastono, (2001). Analisa Data. Jakarta

Hutapea, R. 2003. AIDS & PMS dan Pemerkosaan, PT Rineka Cipta. Jakarta

Jamal, A. 2010. Kesehatan Reproduksi, Universitas Baiturrahmah. Padang

Kalangi, R. 2018. Pengaruh Penyuluhan Kesehatan Terhadap Tingkat

Pengetahuan Dan Sikap Pelajar Tentang Penyakit Menular Seksual di SMK

trinita manado, [Jurnal Medika] Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas

Sam Ratulangi

Kementrian Kesehatan RI, (2019). Data dan Informasi Profil Kesehatan

Indonesia Kementrian Kesehatan RI, http://bppsdmk.kemenkes.go.id 11

februari 2020

Kusmiran, E. 2011. Kesehatan Reproduksi Remaja Dan Wanita, Salemba Medika.

Jakarta

Maryam, S. 2014. Promosi Kesehatan Dalam Pelayanan Kebidanan, EGC.

Jakarta

Maulana, H. 2009. Promosi Kesehatan, EGC. Jakarta

Notoatmodjo, S. 2012. Metodologi Penelitian Kesehatan, Rineka Cipta. Jakarta

Perdoski, 2018. Infeksi Menular Seksual: Suatu Kondisi Dimana Dan Tantangan

Yang Perlu Dihadapi, https://www.perdoski.id 11 februari 2020

67
68

Proverawati, A. & dkk, 2009. Menarche, Medika. Yogyakarta

Rompas, S & dkk. 2014. Pengaruh Pendidikan Kesehatan Terhadap Tingkat

Pengetahuan Dan Sikap Remaja Tentang Penyakit Menular Seksual di SMK

Fajar Bolaang Mongondow Timur, [Jurnal Medika] Program Studi Ilmu

Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado

Suryagustina dkk, 2017. Pengaruh Pendidikan Kesehatan Terhadap Tingakat

Pengetahuan Pasien Tentang Pencegahan Infekai Menular Seksual di UPTD

Puskesmas Jekan Raya Palangka Raya, [An-Nadia] Stikes Eka Harap

Palangka Raya

Syafrudin, 2011. Himpunan Penyuluhan Kesehatan (Pada Remaja, Keluarga,

Lansia dan Masyarakat), CV Trans Info Media. Jakarta Timur

World Healt Organization, 2019. WHO : 1 Juta Orang Didiagnosis Penyakit

Seksual Setiap Hari, https://www.cnnindonesia.com 11 februari 2020


JADWAL KEGIATAN PENYUSUNAN KARYA TULIS ILMIAH

Nama :TIKA MARIANA


NPM : 17 10 073 130 690
Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus
No Kegiatan
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Usulan Judul Penelitian
2 Penyusunan BAB 1-BAB III
3 Penyerahan Proposal
4 Ujian Proposal
5 Perbaikan Proposal
6 Pelaksanaan Penelitian
7 Pengolahan dan Konsultasi Pengolahan Data
8 Ujian Atau Sidang KTI
9 Perbaikan Hasil KTI
Judul : Pengaruh Promosi Kesehatan Dengan Metode Penyuluhan Terhadap Peningkatan Pengetahuan Remaja Tentang Penyakit
Menular Seksual Di Jorong Alamanda Kec.Kinali Pasaman Barat Tahun 2020
Tahun 2020
Pembimbing Padang, Februari 2020

Hj. Dalina Gusti, SKM, M.Kes


Lampiran 2

PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN

Kepada
Yth, Saudara/i
Di Jorong Alamanda Kec.Kinali Pasaman Barat
Dengan hormat,
Saya bertanda tangan di bawah ini adalah mahasiswa Akademi Keperawatan
Baiturrahmah Padang :
Nama : Tika Mariyana
NPM : 17 10 073 130 690
Dengan ini akan mengadakan penelitian dengan judul “Pengaruh Promosi
Kesehatan Dengan Metode Penyuluhan Terhadap Peningkatan Pengetahuan
Siswa Tentang Penyakit Menular Seksual di Jorong Alamanda Kec. Kinali
Pasaman Barat Tahun 2020”. Untuk itu saya meminta kesediaan Saudara/i
untuk menjadi responden dalam penelitian ini.
Penelitian ini hanya semata-mata bertujuan untuk pengembangan ilmu
pengetahuaan dan sikap, tidak akan menimbulkan kerugian bagi responden
kesediaan semua informasi yang diberikan akan dijaga dan hanya digumakan
untuk kepentingan penelitian.
Apabila Saudara/i menyetujui, maka dengan ini saya mohon kesediaan untuk
menandatangani lembaran persetujuan dan menjawab pertanyaan-pertanyaan yang
diajukan.
Demikianlah surat ini saya buat, atas perhatian Saudara/i sebagai responden,
saya ucapkan terima kasih.

Padang, Juli 2020


Penelitian

TIKA MARIYANA
Lampiran 3
FORMAT PERSETUJUAN
(INFORMED CONSENT)

Setelah membaca lembaran pertama dan saya mengerti, bahwa penelitian


ini tidak berakibat buruk pada saya serta identitas dan informasi yang saya berikan
dijaga kerahasiaannya dan betul-betul, digunakan untuk kepentingan penelitian.
Maka saya menyatakan bersedia untuk berpartipasi dalam penelitian yang
dilakukan mahasiswa akademi keperawatan baiturrahmah padang yang bersama
tika mariyana dengan judul “Pengaruh Promosi Kesehatan Dengan Metode
Penyuluhan Terhadap Peningkatan Pengetahuan Siswa Tentang Penyakit
Menular Seksual di Jorong Alamanda Kec.Kinali Pasaman Barat Tahun
2020”.
Untuk bermanfaatnya penelitian ini, saya berjanji akan membarikan
jawaban yang sebenarnya.

Padang, Juni 2020


Responden

( )
Lampiran 4

Kisi-Kisi Kuesioner

PENGARUH PROMOSI KESEHATAN DENGAN METODE PENYULUHAN

TERHADAP PENINGKATAN SISWA TENTANG PENYAKIT MENULAR

SEKSUAL DI JORONG ALAMANDA KEC.KINALI PASAMAN BARAT

TAHUN 2020

No Aspek yang dinilai Jumlah item No item


Pertanyaan
1 Pengatahuan remaja tentang 20
penyakit menuluar seksual :
1. Pengertian penyakit menular 2 1-2
seksual
2. Penyebab penyakit menular 3 3-5
seksual
3. Cara penularan penyakit 4 6-9
menular seksual
4. Gejala penyakit menular 2 10-11
seksual yang paling umum
5. Bahaya penyakit menular 1 12
seksual
6. Dampak buruk penyakit 2 13-14
menular seksual bagi
seseorang
7. Penyakit menular seksual 3 15-17
yang disebabkan bakteri
8. Penyakit menular seksual 1 18
yang disebabkan oleh virus
9. Penyakit menular seksual 2 19-20
yang disebabkan oleh parasit
Lampiran 5

Kuesioner Penelitian

Pengaruh Promosi Kesehatan Menggunakan Metode Penyuluhan Terhadap

Peningkatan Pengetahuan Remaja Tentang Penyakit Menular Seksual

Identitas responden

Nama :

Umur :

Jenis kelamin :

Pendidikan :

Petunjuk pengisian kuesioner :

1) Tulis identitas responden yang sudah tersedia diatas

2) Berilah tanda (x) pada lembar soal yang anda anggap benar.

3) Waktu pengisian soal 20 menit

4) Mohon periksa kembali semua pertanyaan apakah tekah diisi dengan benar

5) Setelah diisi mohon saudara berikan kepada yang menyerahkan kuesioner

ini pertama kali

6) Terimakasih dan selamat mengarjakan !!!


Soal :

1. Apakah yang anda ketatahui tentang penyakit menular seksual?

a. Penyakit yang ditularkan melalui hubungan seksual

b. kebersihan pada alat kelamin

2. Penyakit menular seksual yang disebabkan masuk dan

berkembangbiaknya mikroba patogen apa saja penyebabnya ?

a. Virus

b. Udara

3. Menurut anda apa yang menjadi penyebab penyakit menular seksual?

a. Sering berganti-ganti pasangan

b. Memakai kondom saat berhubungan seksual

4. Harus diperhatikan bahwa penyakit menular seksual menyerang sekitar

alat kelamin tapi gejalanya dapat muncul dan menyerang pada bagiam

lainnya. Bagian apa saja yang terdapat terkena gejalanya ?

a. Tangan

b. Saluran pencernaan

5. Penyakit menular seksual dapat menyababkan rusaknya fungsi alat

kelamin sehingga dapat menimbulkan permasalahan pada area tersebut,

pada penderita penyakit menular seksual permasalahan apa yang dapat

dialaminya ?

a. Kurang subur

b. Area sekitar alat kelamin menjadi kasar

6. Menurut anda menggunakan kolam renang umum, pemandian air panas

atau sauna apakah dapat menularkan penyakit menular seksual


a. Ya

b. Tidak dapat ditularkan

7. Menurut anda penyakit menular seksual dapat menular melalui?

a. Keringat

b. Membuat tato

8. Menurut anda penyakit menular seksual tidak dapat menular melalui ?

a. Pengunaan jarum suntik secara bersamaan

b. Bersin-bersin

9. Apakah menurut anda penyakit menular seksual dapat ditularkan melalui

berciuman?

a. Dapat menular

b. Tidak dapat menular

10. Gejala apa yang dapat ditimbulkan dari penyakit menular seksual yang

terjadi pada wanita

a. Warna air kencing menjadi kuning pekat

b. Keputihan yang memiliki bau yang tidak sedap

11. Gejala apa yang dapat ditimbulkan dari penyakit menular seksual yang

terjadi pada laki-laki

a. Sakit selama buang air kecil

b. Sakit perut bagian bawah yang berlebihan

12. Menurut anda apa bahaya dari penyakit menular seksual ?

a. Kemandulan

b. Tidak dapat beraktivitas


13. Apa dampak buruk penyakit menular seksual bagi seseorang ?

a. Berat badan menurun

b. Kehamilan diluar rahim bagi wanita

14. Apa dampak buruk penyakit menular seksual pada wanita hamil ?

a. Berat badan bayi lahir rendah

b. Bayi menjadi lebih mudah terkena sakit

15. Menurut anda apa saja yang termasuk penyakit penyakit menular seksual ?

a. Kanker

b. Pediculosis atau kutu pada bulu kemaluan

16. Gejala apa yang ditimbulkan penyakit menural seksual gonore atau

kencing nanah pada wanita ?

a. Keluarrnya cairan seperti nanah berwarna kuning

b. Area perut bagian bawah membesar

17. Penyakit menular seksual candidiasis adalah infeksi yang disebabkan oleh

jamur candida albicans, gejala apa yang ditimbulkan dari penyakit

candidiasis salah satunya pada perempuan ialah ?

a. Perut bagian bawah memerah

b. Gatal didaerah kemaluan

18. Penyakit menular seksual herpes adalah penyakit yang disebabkan oleh

virus herpes simplek (HSV), penyakit tersebut dapat menular melalui?

a. Mulut, anus, hubungan seksual

b. Duduk berebelahan dengan penderita

19. Gejala yang ditimbulkan dari vaginitis atau peradangan pada kemaluan

wanita adalah?
a. Iritasi didaerah kemaluan dan perih sewaktu kencing

b. Nyeri yang hebat pada perut

20. Bagaimana cara penularan penyakit menular seksual pediculosis atau

disebut dengan kutu pada bulu kemaluan?

a. Melalui handuk

b. Makan bersama dengan penderita


SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

PENYAKIT MENULAR SEKSUAL

A. Latar Belakang

Penyakit menular seksual atau infeksi saluran reproduksi (ISR) adalah

penyakit yang ditularkan melalui hubungan seksual (oral, anal atau lewat vagina)

atau diartikan sebagai penyakit kelamin yang disebabkan masuk dan

berkembangbiaknya mikroba patogen berupa bakteri, jamur, dan parasit yang

menyebabkan infeksi kedalam saluran reproduksi (Jamal.A, 2010).

Di Indonesia jumlah kumulatif kasus duh tubuh uretra dan ulkus genital

masing-masing sebanyak 20.262 orang dan 5.754 orang. Pada waktu priode yang

lama dilaporkan jumlah penderita positif sifilis 8.092 orang dan hanya 1.706

orang yang diterapi. Berdasarkan data dari sebagian institusi pendidikan dokter

spesialis dermatologi dan venereologi di Indonesia penyaki menular seksual yang

sering adalah kutil anogenital, gonore, dan sifilis (Kemenkes RI, 2017)

(https://www.perdoski.id 11 februari 2020)

Di Sumatera Barat jumlah kumulatif kasus infeksi menular seksual ditemukan

pada ibu hamil yang positif dengan sifilis terdapat 21 orang dan kasus duh tubuh

dan ulkus genital sebanyak 24 orang dengan masing-masing duh tubuh terdapat

20 orang pada laki-laki dan ulkus genital terdapat 3 orang laki-laki dan 1 orang

perempuan (Kemenkes RI, 2019)

Meningkatnya remaja pada masalah seksual serta aktif dalam seksual dan

fakta menunjukan bahwa sebagian remaja tidak mengetahui dampak dari prilaku

seksual yang mereka lakukan, karena itu remaja mencari atau mendapatkan dari
berbagai sumber informasi yang didapat dari media internet atau dari teman-

teman sebayanya (Syafrudin, 2011)

Dalam konsepsi kesehatan secara umum, penyuluhan kesehatan diartikan

sebagai kegiatan pendidikan kesehatan yang dilakukan dengan cara

menyebarluaskan pesan untuk meningkatkan pengetahuan (Maulana.H, 2009)

B. Tujuan

1. Tujuan umum

Setelah dilakukan penyuluhan diharapkan remaja dapat memahami konsep

tentang penyakit menular seksual

2. Tujuan khusus

Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan selama 30 menit diharapkan

remaja dapat menebutkan kembali tentang penyakit menular seksual:

1) Pengertian penyakit menular seksual

2) Penyebab penyakit menular seksual

3) Cara penularan penyakit menular seksual

4) Gejala penyakit menular seksual

5) Bahaya penyakit menular seksual

6) Akibat buruk penyakit menular seksual bagi seseorang

7) Penyakit menular seksual yang disebabkan bakteri

8) Penyakit menular seksual yang disebabkan oleh virus

9) Penyakit menular seksual yang disebabkan oleh parasit


C. Pelaksanaan kegiatan

1. Pokok bahasan : Penyakit Menular Seksual

2. Sasaran : Remaja Di Jorong Alamanda Kec.Kinali

3. Waktu/Tempat : Gedung TK

4. Metode : Ceramah, diskusi dan tanya jawab.

5. Media dan alat : Leafleat, infokus, laptop, soundsystem

6. Pengorganisasian dan Uraian

a. Penanggung jawab :

b. Moderator :

c. Penyaji :

d. Observer :

e. Fasilitator :

7. Setting Tempat

P
Keterangan :

Moderator :

Pembimbing :

Pemateri :

Audien :

Fasilitator :

Obsever :

8. Kegitan Penyuluhan

No Waktu Kegiatan penyuluhan Kegiatan peserta


1 5 menit Pembukaan :
 Salam terapeutik  Menjawab salam
 Perkenalan mahasiswa  Audien Mendengarkan
 Menjelaskan tujuan dan Memperhatikan
 Menjelaskan kontrak waktu
2 20 menit Pelaksanaan : .
 Mengali pengetahuan  Audien mampu
klien tentang apa itu menjawab
Pengertian penyakit pertanyaan yang
menular seksual, , diajukan penyaji
Penyebab PMS,
Bahaya PMS, cara
penularan PMS, Gejala
PMS, bahaya PMS,
dampak buruk PMS
bagi seseorang, PMS
yang disebabkan
bakteri, PMS yang
disebabkan oleh virus,
PMS yang disebabkan
oleh parasit
 Berikan reinforcement
pada audien yang
mampu
mengungkapkan
pendapatnya
 Menjelaskan tentang
Pengertian penyakit
menular seksual,
Bagian tubuh yang  Audien
terpengaruhPMS memperhatikan
 Menjelaskan tentang penjelasan dari
Penyebab PMS, penyaji
Bahaya PMS
 Menjelaskan Gejala  Audien menyimak
PMS yang paling penjelasan penyaji
umum, Perempuan
lebih beresiko tertular
PMS dari pada pria
 Menjelaskan tentang
Akibat buruk PMS bagi
seseorang, PMS yang
disebabkan bakteri
 Menjelaskan tentang
PMS yang disebabkan
oleh virus, PMS yang
disebabkan oleh parasit
 Menggali pengetahuan
klien tentang materi
yang telah disampaikan
 Berikan reinforcement
 Proses tanya jawab
- Memberikan
kesempatan pada
audien untuk
bertanya
- Memberikan  Audien bertanya
reinforcement kepada penyaji
- Menjawab
pertanyaan audien
3 10 menit Penutup:
 Menyimpulkan materi  Audien mampu
bersama audien memahami
 Melakukan evaluasi menganai penyakit
 Menutup dan memberi menular seksual
salam dissimpulkan
 Audien menjawab
salam

Materi Penyuluhan
1. Pengertian Penyakit menular seksual

Penyakit menular seksual, yang berarti suatu infeksi saluran reproduksi (ISR)

atau penyakit yang kebanyakan ditularkan melalui hubungan seksual (oral, anal

atau lewat vagina). PMS juga diartikan sebagai penyakit kelamin yang disebabkan

masuk dan berkembangbiaknya mikroba patogen berupa bakteri, jamur, dan

parasit yang menyebabkan infeksi kedalam saluran reproduksi (Jamal.A, 2010).

2. Penyebab Penyakit Menular Seksual

Penularan penyakit menular seksual yang beresiko tinggi disebabkan

prilaku seksual seperti sering berganti-ganti pasangan seksual atau mempunyai

lebih dari satu pasangan seksual, baik yang dikenal maupun yang tidak dikenal

(misalnya dalam penjara seks). Terus melakukan hubungan seksual, walaupun

mempunyai keluhan PMS dan tidak memberitahukan kepada pasangannya tentang

hal tersebut. Tidak memekai kondom saat melakukan hubungan seksual dengan

pasangan yang beresiko. Penggunaan jarum suntik bersama/secara bergantian,

karena petugas kesehatan lalai menjaga sterilitas alat suntik (Jamal.A, 2010).

Harus diperhatikan bahwa PMS menyerang sekitar alat kelamin tapi

gejalanya dapat muncul dan menyerang mata, mulut, saluran pencernaan, hati,

otak, dan organ tubuh lainnya (Jamal.A, 2010).

Penyakit menular seksual dapat menimbulkan infeksi akut (mendadak)

yang memerlukan penanganan yang tepat karena dapat menjalar ke alat genitalia

bagian dalam (atas) dan menimbulkan penyakit radang panggul. Pengobatan yang

kurang memuaskan menyebabkan penyakit menjadi menahun (kronis) dengan

akibat akhir rusaknya fungsi alat genital bagian dalam sehingga menimbulkan

kurang subur atau mandul. Mata rantai penyakit menular yang ditularkan oleh
WTS tidak dapat dihilangkan tetapi hanya mungkin diperkecil peranannya

(Jamal.A, 2010).

3. Cara Penularan Penyakit Menular Seksual

Penyakit Menular Seksual didapat dari hubungan seks yang tidak aman. Yang

dimaksud dengan seks yang tidak aman adalah : melakukan hubungan seksual

lewat vagina tanpa kondom (penis didalam vagina), melakuakn hubungan seksual

anus tanpa kondom (penis didalam anus), hubungan seksual lewat oral atau

karaoke (penis didalam mulut tanpa kondom atau menyentuh alat kelamin

wanita), (Jamal.A, 2010).

3. Seseorang dapat tertular PMS juga melalui:

a. Darah

Dari tranfusi darah yang terinfeksi, menggunakan jarum suntik

bersama, atau benda tajam lainnya kebagian tubuh untuk

menggunakan obat atau membuat tato.

b. Ibu hamil kepada bayinya

Penularan selama kehamilan, selama proses kelahiran.

6. Menurut Jamal.A (2010) PMS bisa tidak menular melalui :

a. Duduk bersebelahan dengan penderita PMS

b. Penggunaan toilet bersama penderita

c. Bekerja telalu keras

d. Menggunakan kolam renang umum, pemandian panas atau sauna

brsama

e. Berjabatan tangan dengan penderita

f. Bersi-bersin
g. Keringat

4. Gejala Penyakit Menular Seksual

Gejala yang mungkin muncul termasuk:

a. Keluar cairan/keputihan yang tidak normal dan vagina atau penis.

Pada wanita, terjadi peningkatan keputihan. Warnanya bisa

menjadi lebih putih, kekuningan, kehijauan, atau kemerah

mudaan. Keputihan bisa memiliki bau yang tidak sedap dan

berlendir

b. Pada pria rasa panas seperti terbakar atau sakit selama atau

setelah kencing, biasanya disebabkan oleh PMS. Pada wanita,

beberapa gejala dapat disebabkan oleh PMS tapi juga disebabkan

oleh infeksi kandung kencing yang tidak ditularkan melalui

hubungan seksual.

c. Luka terbuka dan atau luka basah disekitar alat kelamin atau

mulut. Luka tersebut dapat terasa sakit atau tidak.

d. Tonjolan kecil-kecil (papules) disekitar alat kelamin.

e. Pada pria rasa sakit atau kemerahan terjadi pada kantung zakar.

f. Rasa sakit diperut bagian bawah yang muncul dan hilang dan

tidak berhubungan dengan menstruasi.

g. Bercak darah setelah berhubungan seksual.

5. Bahaya penyaakit menular seksual

Menurut Jamal.A (2010) terdapat beberapa Bahaya Penyakit menular seksual

sebagai berikut:

1. Kebanyakan PMS dapat menyebabkan kita sakit


2. Beberapa PMS dapat menyebabkan kemandulan

3. Bebrapa PMS dapat menyebabkan keguguran

4. PMS dapat menyebabkan kanker leher rahim

5. Beberapa PMS dapat merusak penglihatan, otak dan hati

6. PMS dapat menular kepada bayi

7. PMS dapat menyababkan kita rentan terhadap HIV/AIDS

8. Beberapa PMS ada yang tidak bisa disembuhkan

9. Beberapa PMS seperti halnya HIV/AIDS dan hepatitis B dapat

menyebabkan kematian

6. Dampak buruk penyakit menular seksual bagi seseorang

Menurut Jamal.A (2010) Jika dibiarkan saja tanpa ditangani, Penyakit

menular seksual dapat menghancurkan orang yang terinfeksi, seprti:

1. Kemandulan baik pria atau wanita

2. Kanker leher rahim pada wanita

3. Kehamilan diluar rahim

4. Infeksi yang menyebar

5. Bayi lahir dengan kelahiran yang tidak seharusnya, seperti lahir

sebelum cukup umur, berat badan lahir rendah, atau terinfeksi PMS

6. Infeksi HIV

Tidak semua PMS dapat disembuhkan, PMS yang disebabkan oleh virus,

seperti, herpes kelamin dan Hepatitis B adalah contoh PMS yang tidak dapat

disembuhkan. (Jamal.A, 2010)

7. PMS Yang Disebabkan Bakteri


a) Gonore

Kebanyakan pria mulai merasakan gejalanya 2-5 hari setelah

infeksi. Gejala itu berupa keluarnya cairan dari penis yang pada mulanya

bening. Sehari kemudian, cairan itu keruh, kuning-kuning hijau kental

menyerupai nanah. Uretra (saluran kencing) menjadi meradang, dan pada

pria, terasa perih sewaktu kencing. Banyak juga orang yang mengalami

pembengkakan dan nyeri didaerah selangkangan. Gejala ini sering hilang

tanpa pengobatan seseudah beberapa minggu. (Hutapea.R, 2003).

Pada wanita terdapat utama yang diserang adalah leher rahim atau

servix dengan terjadinya radang cervicitis, yang disertai keluarnya cairan

seperti nanah berewarna kuning kehijauan dari daerah kemaluan. Jika

infeksi ini menjalar kesaluran kencing maka wanita juga akan mengalami

rasa nyeri sewaktu buang air kecil.

b) Sifilis

Sifilis biasanya ditularkan dengan persetubuhan lewat vagina

maupun anus, atau seks oral dengan orang yang terinfeksi. Treponema

pallidum biasanya berpindah sewaktu kontak melalui luka lecet yang

terbuka pada penderita munuju kulit sehat yang terkelupas karena lecet

atau selapu lendir dari orang lain. Kita dapat pula tertular dengan

menyentuh suatu chancre yang menularkan (chancre adalah luka lecet

yang bundar dan keras dengan pinggiran meninggi). Tetapi tidak mungkin

seseorang tertular sfilis melalui tempat duduk ditoilet (Hutapea.R, 2003).

c) Chlamidia
Penyakit yang disebabkan oleh bakteri chlamydia trachomatis,

suatu parasit hanya dapat hidup didalam sel. Bakteri ini menimbulkan

baerbagai infeksi seperti nongonococcal urethitris (peradangan saluran

kencing) pada wanita dan pria, cervicitis, endomentritis dan PID pada

wanita, serta epididimitis pada pria.

Gejala-gejala infeksi chlamidia amat sangat mirip dengan gonore,

walaupun lebih ringan. Walaupun chlamydia trachomatis dapat menyerang

uretra wanita dan pria, infeksi ini biasanya diperuntkan pada uretritis

nongonococcal pada pria. Sedangkan wanita dikatakan menderita

chlamidia saja. Uretritis adalah peradangan dari saluran kencing.

Nongonococcal uretritis ada ngu dipakai untuk menyebut jenis urettritis

yang tidak disebabkan oleh bakteri gonococcus. Banyak kuman yang

mengakibatkan NGU, tetapi chlamidia trachomatislah yang paling sering.

d) Vaginitis

Vaginitis adalah istilah yang dipakai untuk menunjukan adanya

infeksi atau peradangan vagina. Vaginitis biasanya ditandai dengan adanya

cairan berbau kurang enak yang keluar dari vagina. Gejala lain adalah

gatal atau iritasi didaerah kemaluan dan perih sewaktu kencing. Beberapa

kasus vaginitis disebabkan oleh reaksi alergi atau kepekaan terhadap bahan

kimia. Tetapi umumnya disebabkan oleh kuman yang ditularkan secaa

seksual atau yang tadinya menetap didalam vagina menjadi ganas karena

gangguan keseimbangan didalam vagina. (Hutapea.R, 2003).

e) Candidiasis
Candidiasis infeksi yang disebabkan oleh jamur candidia albicans.

Candidiasis biasanya menimbulkan gejala peradangan, gatal dan perih

pada daerah kemaluan, terdapat keluarnya cairan vegina yang menyerupai

bubur, walaupun fungus selalu terdapat sampai taraf teratur, biasanya tidak

menimbulkan gejala selama lingkungan vagina terjaga normal.

Candidiasis dapat ditularkan secara seksual seperti bola pingpong

antar pasangan seks, sehingga kedua pasangan harus diobati secara

simultan. Candidiasis pada pria biasanya terbentuk NGU, penis merah,

atau lecet dikemaluan yang rasanya membakar dan nyeri sewaktu kencing.

Candidiasis juga dapat menular secara nonseksual, bila wanita memakai

handuk atau lap yang sama. (Hutapea.R, 2003).

8. PMS Yang Ditularkan Oleh Virus

a) Herpes

Herpes dapat dituarkan melalui seks pervagina, anal atau oral, atau

dengan menyentuh luka herpes. Sentuhan yang kemudian mengenai mata

dapat menimbulkan infeksi mata serius. Virus ini dapat hidup beberapa

jam pada benda-benda seperti toilet duduk, dan dapat berpindah melalui

benda itu. Herper oral dapat dipindahkan dengan berciuman, memakai

gelas atau handuk bersama penderita herpes, dan sudah tentu melalui

hubungan seksual (Hutapea.R, 2003).

Gejala timbul sekitar 6-8 hari sesudah infeksi dalam bentuk luka

dikemaluan. Luka itu mula-mula berupa bintit merah yang perih divulva

atau penis. Luka juga dapat muncul dipantat atau paha, vagina atau bahkan

servix. Luka-luka bergorombol menjadi lepuh-lepus kecil berisi cairan,


yang didalamnya mengandung virus. Bila lepuh ini dikepung oleh sistem

imun maka lepuh tersebut akan menjadi nanah dan pecah. Pada saat itu

lepuh akan berubah menjadi luka dangkal yang nyeri dikelilingi pinggiran

merah. Orang biasanya dapat menularkan kuman pada tahap ini, karena

luka itu berisikan berjuta-juta partikel virus. HSV-2 juga biasanya

mengakibatkan gejala sakit kepala, nyeri otot, demam, kelenjar getah

bening membengkak, nyeri membakar waktu kencing dan keluarnya cairan

vagina. Lepuh herpes menjadi kerak dan menyembuh sesudah beberapa

minggu (Hutapea.R, 2003).

b) Viral hepatitis

Infeksi hepa titis A biasanya bersifat sementara dan ditandai

dengan gejala kuning (jaundice), yakni suatu kondisi dimana kulit, urin

dan bola mataa menguning karena kadar pigmen empedu yang meninggi

didalam darah. Gejala lain adalah nyeri perut, lemah dan mual, hilangnya

nafsu makan dan tinja yang berwarna pucat. Hepatitis B lebih parah dan

lama serangannya, hepatitis C gejalanya ringan, jarang disertai gejala

kuning, tetapi dapat berlanjut menjadi penyakit hati menahun atau kanker

hati. Hepatitis D terjadi hanya bersamaan dengan heptitis B. Gejalanya

mirip dengan hepatitis B tetapi lebih menganca, nyawa penderita

(Hutapea.R, 2003).

c) Genital warts

Genital warts agak mirip dengan warts (kutil) yang biasa ada

ditelapak kaki dan terdiri dari benjolan gatal dari berbagai bentuk dan

ukuran. Benjolan ini teraba agak keras dengan warna kuning keabuan pada
permukaan kulit yang kering, sedangkan didaerah basah seperti vagina,

bentuknya seperti bunga kol berwarna merah muda dan teraba lembek.

Kutil ini dapat pula terlihat didaerah penis, kulup, skrotum dan didalam

saluran kencing pada pria. Pada wanita dapat pula muncul di labia mayora

dan minora, dinding vagina dan cervix. Pria dan wanita sering juga

menemukan di luar daerah kemaluan seperti dimulut, bibir, alis, puting

susu, sekitar anus atau bahkan didalam rektum (Hutapea.R, 2003).

9. PMS Diakibatkan Oleh Parasit

1. Trichomonisiasis

Trichomonisiasis adalah suatu infeksi vagina yang disebabkan oleh

suatu parasit atau suatu protozoa (hewan bersel tunggal) yang disebut

trichomonas vaginalis. Gejalanya meliputi perasaan gatal dan terbakar

didaerah kemaluan, disertai dengan keluarnya cairan berwarna putih

seperti busa atau juga kuning kehijauan yang berbau busuk. Sewaktu

bersetubuh atau kencing sering terasa agak nyeri di vagina. Namun sekitar

50% persen dari wanita yang mengidapnya tidak menunjukan gejala apa-

apa.

2. Pediculosis

Pediculosis adalah terdapatnya kutu pada bulu-bulu didaerah

kemaluan, kutu pubis ini diberi julukan crabs karena bentuknya yang mirip

kepiting dibawah mikroskop. Parasit ini dapat juga dilihat dengan mata

telanjang. Kutu pubis termasuk kelompok serangga pengigit seperti halnya

kutu kepala dan sering terdapat pada anak-anak sekolah. Kutu pubis sering

ditularkan secara seksual, tetapi dapat juga melalui kontak lewat handuk,
seprai dan tempat duduk ditoilet. Kutu pubis hanya dapat hidup dalam satu

hari apabila diluar tubuh manusia. Telur yang terdapat pada kain seprai

atau handuk dapat menetas sesuadah satu minggu. Semua alat tidur,

handuk dan pakaian yang pernah digunakan orang pengidap kutu ini harus

dicuci dengan air panas untuk membuang dan memusnahkan telur.

(Hutapea.R, 2003).

E. Uraian Tugas

1. Moderator

 Membuka dan menutup acara.

 Memperkenalkan diri dan anggota.

 Menetapkan tata tertib acara penyuluhan.

 Menjaga kelancaran acara.

 Memimpin diskusi.

2. Peran penyuluhan

 Menyajikan materi penyuluhan.

 Bersama fasilitator mejalin kerja sama dalam acara penyuluhan.

3. Peran obsever

 Mengamati jalannya kegiatan.

 Mengevaluasi kegiatan.

 Mencatat perilaku verbal dan non verbal peserta kegiatan.

4. Peran fasilitator

 Bersama moderator menjalin kerja sama dalam menyajikan materi

penyuluhan.

 Memotivasi peserta kegiatan dalam bertanya.


 Menjadi contoh dalam kegiatan.

F. Kriteria hasil

A. Evaluasi Struktur

- Diharapkan setting tempat sesuai dengan yang direncanakan

- Diharapkan kelengkapan media, alat dan bahan sesuai dengan yang

direncanakan

- Diharapkan penyelenggaraan penyuluhan dilaksanakan di Jorong

Alamanda Kec.Kinali Pasaman Barat

- Diharapkan peserta yang ikut dalam penyuluhan 30 orang

B. Evaluasi Proses

- Diharapkan peserta bersedia mengikuti penyuluhan dari awal sampai

akhir

- Diharapkan pengunjung mendengarkan materi penyuluhan dengan baik

- Diharapkan pengunjung antusias dalam mengikuti kegiatan penyuluhan

- Diharapkan terapis melaksanakan fungsi dan tugasnya.

- Diharapkan susunan acara sesuai dengan rencana

C. Evaluasi Hasil

- Diharapkan peserta mengikuti kegiatan penyuluhan sampai selesai

(95%)

- Diharapkan peserta memberikan pertanyaan dalam kegiatan penyuluhan

(90%)

- Diharapkan peserta mengerti dengan apa yang disampaikan dalam

kegiatan penyuluhan (90%)


- Diharapkan peserta mengulagi apa yang disampaikan dalam

penyuluhan di Jorong Alamanda Kec.Kinali Pasaman Barat (85%)

FLIPCHART PENYULUHAN
1. Penyakit menular seksual

Penyakit menular seksual atau infeksi saluran reproduksi (ISR)

adalah penyakit yang ditularkan melalui hubungan seksual (oral, anal atau

lewat vagina) atau diartikan sebagai penyakit kelamin yang disebabkan

masuk dan berkembangbiaknya mikroba patogen berupa bakteri, jamur,

dan parasit yang menyebabkan infeksi kedalam saluran reproduksi

2. Penyebab penyakit menular sesual

a) Sering berganti-ganti psangan

b) Mempunya pasangan lebih dari satu

c) Tidak memakai kondom saat berhubungan seksual

d) Penggunaan jarum suntik secara bersamaan/secara bergantian

e) Kelalaian petugas tidak menjaga sterilisasi atal-alat suntik

f) Melakukan hubungan seksual walaupun mempunyai keluham PMS

Harus diperhatikan bahwa PMS menyerang sekitar alat kelamin tapi

gejalanya dapat muncul dan menyerang mata, mulut, saluran pencernaan,

hati, otak, dan organ tubuh lainnya

Penyakit menular seksual bisa menjadi penyakit kronis atau meahun

bila tidak diobati sehingga bisa menyebabkan rusaknya fungsi alat genital

bagian dalam sehingga menimbulkan kurang subur atau mandul pada

seseorang yang menderita penyakit menular seksual secara kronis

3. Seseorang dapat tertular PMS juga melalui:

a. Darah
a) Dari tranfusi darah yang terinfeksi, menggunakan jarum suntik

bersama, atau benda tajam lainnya kebagian tubuh untuk

menggunakan obat atau membuat tato.

b) Ibu hamil kepada bayinya

Penularan selama kehamilan, selama proses kelahiran.

b. PMS dapat tidak menular melalui :

a) Duduk bersebelahan dengan penderita PMS

b) Penggunaan toilet bersama penderita

c) Bekerja telalu keras

d) Menggunakan kolam renang umum, pemandian panas atau sauna

brsama

e) Berjabatan tangan dengan penderita

f) Bersi-bersin

g) Keringat

4. Gejala PMS yang paling umum

a. Keluar cairan/keputihan yang tidak normal dan vagina atau penis.

Pada wanita, terjadi peningkatan keputihan. Warnanya bisa

menjadi lebih putih, kekuningan, kehijauan, atau kemerahmudaan.

Keputihan bisa memiliki bau yang tidak sedap dan berlendir

b. Pada pria rasa panas seperti terbakar atau sakit selama atau setelah

kencing, biasanya disebabkan oleh PMS. Pada wanita, beberapa

gejala dapat disebabkan oleh PMS tapi juga disebabkan oleh

infeksi kandung kencing yang tidak ditularkan melalui hubungan

seksual.
c. Luka terbuka dan atau luka basah disekitar alat kelamin atau mulut.

Luka tersebut dapat terasa sakit atau tidak.

d. Tonjolan kecil-kecil (papules) disekitar alat kelamin.

e. Pada pria rasa sakit atau kemerahan terjadi pada kantung zakar.

f. Rasa sakit diperut bagian bawah yang muncul dan hilang dan tidak

berhubungan dengan menstruasi.

g. Bercak darah setelah berhubungan seksual

5. ada beberapa Bahaya PMS sebagai berikut :

a) Kebanyakan PMS dapat menyebabkan kita sakit

b) Beberapa PMS dapat menyebabkan kemandulan

c) Bebrapa PMS dapat menyebabkan keguguran

d) PMS dapat menyebabkan kanker leher rahim

e) Beberapa PMS dapat merusak penglihatan, otak dan hati

f) PMS dapat menular kepada bayi

g) PMS dapat menyababkan kita rentan terhadap HIV/AIDS

h) Beberapa PMS ada yang tidak bisa disembuhkan

i) Beberapa PMS seperti halnya HIV/AIDS dan hepatitis B

dapat menyebabkan kematian

6. Dampak buruk penyakit menular seksual bagi seseorang

a. Kemandulan baik pria atau wanita

b. Kanker leher rahim pada wanita

c. Kehamilan diluar rahim

d. Infeksi yang menyebar


e. Bayi lahir dengan kelahiran yang tidak seharusnya, seperti lahir

sebelum cukup umur, berat badan lahir rendah, atau terinfeksi PMS

f. Infeksi HIV

7. Macam-macam penyakit menular seksual

1) Gonore

Gonore ini disebabkan oleh bakteri gonokokus

Gajala pada laki-laki :

a. dirasakan 2-5 hari setelah infeksi

b. pada mulanya keluar cairan bening

c. sehari kemudian menjadi keruh, kuning-kuning kemudian hijau

kental menyeripai nanah

d. saluran kencing menjadi meradang

e. terasa perih sewaktu buang air kecil

Gejala pada wanita :

a. peradangan pada rahim

b. rasa nyeri saat buang air kecil

c. Keleuarnya cairan seperti nanah berwarna kuning

2) Candidiasis

Infeksi ini disebabkan oleh jamur candidia albicans

Gejala pada laki-laki

a. Penis memerah

b. Lecet pada kemaluan seperti rasa terbakar

c. Nyeri saat buang air kecil

Gejala dari candidisias pada wanita:


a. Peradangan pada alat kelamin

b. Gatal dan perih didaerah kemaluan

c. Keluar cairan yang menyerupai bubur

Candidiasis ini dapat menular secara nonseksual seperti

pemakaian handuk atau lap bersama dan dapat menular juga

melalui oral atau anal

3) Herpes

Herpes disebabkan oleh virus herpes simplek tipe 1 (HSV-1)

Gejala herpes

a. Bintit merah pada kemaluan

b. luka bergerombol pada kemaluan yang menjadi lepuh-lepuh

kecil berisi cairan

c. Luka pada pantat dan paha

d. gejala lain dapat sakit kepala

e. nyeri otot

f. demam

g. kelenjar getah bening membengkak

h. nyeri membakar saat BAK

4) Vaginitis

Vaginitis adalah istilah yang dipakai untuk menunjukan adanya

infeksi atau peradangan vagina. Vaginitis biasanya ditandai dengan

adanya cairan berbau kurang enak yang keluar dari vagina. Gejala lain

adalah gatal atau iritasi didaerah kemaluan dan perih sewaktu kencing.

5) Pediculosis
Pediculosis ini disebabkan oleh parasit, Pediculosis adalah kutu yang

tedapat pada kemaluan dan dapat dilihat dengan mata telanjang kutu

pubis ini sama halnya dengan kutu kepala. Kutu pubis ini dapat

ditularkan secara seksual tetapi dapat juga melalui kontak handuk,

sprai, tempat duduk toilet.

Berikut gambar penyakit menular lainnya


yang disebabkan masuk 9) Kehamilan diluar
dan berkembangbiaknya rahim
mikroba patogen berupa
bakteri, jamur, dan parasit
10) Infeksi yang
yang menyebabkan infeksi menyebar
kedalam saluran 11) Bayi lahir
reproduksi dengan kelahiran
yang tidak
seharusnya, seperti
lahir sebelum
cukup umur, berat
badan lahir rendah,
atau terinfeksi
PMS
 Sering berganti- 12) Infeksi HIV
ganti psangan
 Mempunya
pasangan lebih dari
satu
 Tidak memakai
Gonore
OLEH kondom saat
Gajala
Gajala pada
pada laki-laki
laki-laki ::
berhubungan 1. Dirasakan
1. Dirasakan 2-5
2-5 hari
hari
Gonore
Gonore ini
ini
TIKA MARIYANA seksual setelah
setelah infeksi
infeksi disebabkan ole
disebabkan ole
2.
2. Pada
Pada mulanya
mulanya bakteri
bakteri gonokok
gonokok
 Penggunaan jarum keluar
keluar cairan
cairan bening
bening Gejala
Gejala pada
pada
suntik secara 3.
3. Sehari kemudian
Sehari
menjadi
kemudian
menjadi keruh,
keruh,
wanita
wanita ::
bersamaan/secara kuning-kuning
kuning-kuning
kemudian
kemudian hijau
hijau kental
kental
1.
1. Peradangan
Peradangan p
rahim
rahim
p

bergantian menyeripai
menyeripai nanah
nanah 2.
2. Rasa
Rasa nyeri
nyeri saa
saa
4.
4. Saluran
Saluran kencing
kencing
 Kelalaian petugas menjadi
menjadi meradang
meradang
buang
buang air
air kecil
kecil
AKPER tidak menjaga 5.
5. Terasa
Terasa perih
sewaktu
perih 3.
3. Keleuarnya
Keleuarnya
sewaktu buang
buang air
air cairan
cairan seperti
seperti
sterilisasi atal-alat kecil
kecil
BAITURRAHMAH suntik
 Melakukan
PADANG hubungan seksual Candidiasis
walaupun Infeksi ini
2020 mempunyai disebabkan oleh
keluham PMS jamur candidia
albicans
Gejala pada laki- Gejala dari candidi
Apa itu penyakit menular seksual ? laki pada wanita:
 Penis memerah  Peradangan p
Akibat buruk dari penyakit menular
seksual  Lecet pada alat kelamin
kemaluan  Gatal dan p
seperti rasa didaerah kemalu
Penyakit menular seksual  Keluar cairan y
atau infeksi saluran
terbakar
reproduksi (ISR) adalah  Nyeri saat menyerupai bub
penyakit yang ditularkan 7) Kemandulan baik buang air kecil
melalui hubungan seksual pria atau wanita
(oral, anal atau lewat 8) Kanker leher rahim
vagina) atau diartikan pada wanita
sebagai penyakit kelamin
Penyebab penyakit menular sesual
keluar dari vagina.
Gejala lain adalah
gatal atau iritasi
didaerah kemaluan
dan perih sewaktu
kencing.

HERPES
Herpes disebabkan
oleh virus herpes
simplek tipe 1 (HSV-
1)
PEDICULOSIS
Gejala herpes
Pediculosis ini
 Bintit merah
disebabkan oleh
pada kemaluan
parasit
 luka
Pediculosis adalah
bergerombol
kutu yang tedapat
pada kemaluan
pada kemaluan dan
yang menjadi
dapat dilihat dengan
lepuh-lepuh
mata telanjang kutu
kecil berisi
pubis ini sama halnya
cairan
dengan kutu kepala.
 gejala lain
Kutu pubis ini dapat
dapat sakit
ditularkan secara
kepala
seksual tetapi dapat
 nyeri otot
juga melalui kontak
 demam
handuk, sprai, tempat
 kelenjar getah
duduk toilet.
bening
membengkak
 nyeri
membakar saat
BAK

VAGINITIS
Vaginitis adalah
istilah yang dipakai
untuk menunjukan
adanya infeksi atau
peradangan vagina.
Vaginitis biasanya
ditandai dengan
adanya cairan berbau
kurang enak yang
Pre Test Pengaruh Promosi Kesehatan Dengan Metode Penyuluhan

Terhadap Peningkatan Pengetahuan Remaja Tentang Penyakit

Menular Seksual Di Jorong Alamanda Kec.Kinali

Pasaman Barat Tahun 2020

NO RES UMUR JK Ddk P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 P11 P12 P13 P14 P15 P16 P17 P18 P19 P20 TTL PRE
1 16 P SMA 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 17
2 18 P SMK 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 16
3 16 P SMA 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 14
4 15 P SMA 1 1 0 1 0 0 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 14
5 16 P SMA 1 1 0 1 0 0 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 14
6 16 P SMK 1 1 0 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 14
7 17 P SMA 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 16
8 16 P SMA 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 17
9 17 L SMK 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 15
10 16 L SMK 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 17
11 16 P SMA 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 16
12 16 P SMA 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 14
13 17 P SMA 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 0 1 1 1 14
14 18 P SMA 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 0 12
15 17 P SMA 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 0 0 13
16 14 P SMA 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 14
17 15 P SMA 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 16
18 16 P SMA 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 17
19 15 P SMA 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 15
20 16 P SMA 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 18
21 15 P SMA 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 1 1 0 1 1 1 12
22 15 P SMA 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 18
23 18 P SMK 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 16
24 18 P SMA 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 18
25 19 L SMA 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 15
26 17 L SMK 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 14
27 14 P SMP 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 17
28 14 P SMP 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 16
29 14 P SMP 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 16
30 15 P SMP 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 15
JUMLAH 30 28 26 30 16 13 8 21 23 27 25 28 22 5 25 27 26 29 26 25 460
Post Test Pengaruh Promosi Kesehatan Dengan Metode Penyuluhan

Terhadap Peningkatan Pengetahuan Remaja Tentang Penyakit

Menular Seksual Di Jorong Alamanda Kec.Kinali

Pasaman Barat Tahun 2020

NO RES UMUR JK Ddk P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 P11 P12 P13 P14 P15 P16 P17 P18 P19 P20 TTL POST
1 16 P SMA 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 19
2 18 P SMK 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 15
3 16 P SMA 1 1 1 0 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 15
4 15 P SMA 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 20
5 16 P SMA 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 19
6 16 P SMK 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 18
7 17 P SMA 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 17
8 16 P SMA 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 19
9 17 L SMK 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 17
10 16 L SMK 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 18
11 16 P SMA 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 18
12 16 P SMA 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1 1 14
13 17 P SMA 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 18
14 18 P SMA 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 18
15 17 P SMA 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 15
16 14 P SMA 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 17
17 15 P SMA 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 17
18 16 P SMA 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 20
19 15 P SMA 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 19
20 16 P SMA 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 20
21 15 P SMA 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 17
22 15 P SMA 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 19
23 18 P SMK 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 20
24 18 P SMA 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 20
25 19 L SMA 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 19
26 17 L SMK 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 18
27 14 P SMP 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 19
28 14 P SMP 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 18
29 14 P SMP 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 19
30 15 P SMP 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 18
JUMLAH 30 30 29 29 25 19 20 21 28 28 29 30 28 22 28 30 29 30 27 28 540
Hasil Pengolahan Data

Karakteristik responden

Frequencies

Statistics
Umur

N Valid 30

Missing 0
Mean 16,07
Median 16,00
Mode 16
Std. Deviation 1,337
Minimum 14
Maximum 19

umur

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid 14 4 13,3 13,3 13,3

15 6 20,0 20,0 33,3

16 10 33,3 33,3 66,7

17 5 16,7 16,7 83,3

18 4 13,3 13,3 96,7

19 1 3,3 3,3 100,0

Total 30 100,0 100,0

Frequencies

Statistics
Jk

N Valid 30

Missing 0
Mean 1,87
Median 2,00
Mode 2
Std. Deviation ,346
Minimum 1
Maximum 2
jk

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid laki laki 4 13,3 13,3 13,3

perempuan 26 86,7 86,7 100,0

Total 30 100,0 100,0

Frequencies

Statistics
Ddk

N Valid 30

Missing 0
Mean 1,87
Median 2,00
Mode 2
Std. Deviation ,346
Minimum 1
Maximum 2

ddk

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid SMP 4 13,3 13,3 13,3

SMU 26 86,7 86,7 100,0

Total 30 100,0 100,0

Explore

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

TotalPre 30 100,0% 0 ,0% 30 100,0%


TotalPost 30 100,0% 0 ,0% 30 100,0%
Descriptives

Statistic Std. Error

TotalPre Mean 15,33 ,305

95% Confidence Interval for Lower Bound 14,71


Mean Upper Bound 15,96

5% Trimmed Mean 15,37

Median 15,50

Variance 2,782

Std. Deviation 1,668

Minimum 12

Maximum 18

Range 6

Interquartile Range 3

Skewness -,189 ,427

Kurtosis -,631 ,833


TotalPost Mean 18,00 ,296

95% Confidence Interval for Lower Bound 17,40


Mean Upper Bound 18,60

5% Trimmed Mean 18,09

Median 18,00

Variance 2,621

Std. Deviation 1,619

Minimum 14
Maximum 20

Range 6

Interquartile Range 2

Skewness -,888 ,427

Kurtosis ,319 ,833

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

TotalPre ,155 30 ,063 ,940 30 ,090


TotalPost ,200 30 ,004 ,889 30 ,005

a. Lilliefors Significance Correction


TotalPre
TotalPre Stem-and-Leaf Plot

Frequency Stem & Leaf

2.00 12 . 00
1.00 13 . 0
8.00 14 . 00000000
4.00 15 . 0000
7.00 16 . 0000000
5.00 17 . 00000
3.00 18 . 000

Stem width: 1
Each leaf: 1 case(s)
TotalPost
TotalPost Stem-and-Leaf Plot

Frequency Stem & Leaf

1.00 14 . 0
3.00 15 . 000
.00 16 .
5.00 17 . 00000
8.00 18 . 00000000
8.00 19 . 00000000
5.00 20 . 00000

Stem width: 1
Each leaf: 1 case(s)
Wilcoxon Signed Ranks Test

Ranks

N Mean Rank Sum of Ranks


a
TotalPost – TotalPre Negative Ranks 1 3,50 3,50

Positive Ranks 28b 15,41 431,50


c
Ties 1

Total 30

a. TotalPost < TotalPre


b. TotalPost > TotalPre
c. TotalPost = TotalPre

Test Statisticsb

TotalPost –
TotalPre

Z -4,655a
Asymp. Sig. (2-tailed) ,000

a. Based on negative ranks.


b. Wilcoxon Signed Ranks Test
LEMBARAN KONSULTASI KARYA TULIS ILMIAH

Nama Mahasiswa : Tika Mariyana

NPM : 17 10 073 130 690

Jurusan : DIII Keperwatan

Pembimbing : Dalina Gusti, SKM,M.Kes

Judul Karya Tulis Ilmiah :Pengaruh Promosi Kesehatan Dengan Metode

Penyuluhan Terhadap Peningkatan Pengetahuan

Siswa Tentang Penyakit Menular Seksual di Jorong

Alamanda Kec.Kinali Pasaman Barat Tahun 2020

Bbg ke Hari/tgl Materi Bimbingan Tanta Tangan


Pbbg
I

II

III

IV

IV

VII
Lampiran 12

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Tika Mariyana

Tempat Tanggal Lahir: Lampung, Gunung Sugih, 29 September 2000

Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Status Perkawinan : Belum Kawin

Alamat : Jorong Alamanda Kec. Kinali Kab. Pasaman Barat

Nama Ayah : Suhana

Nama Ibu : Maryam

Jumlah Bersaudara : Anak Per-1 Dari 2 Bersaudara

Riwayat Pendidikan :

1. Sekolah Dasar Negeri 35 Kinali, Tahun lulus 2011

2. Madrasah Tsanawiyah Muhammadiyah Alamanda,

Tahun lulus 2014

3. Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Kinali, Tahun

lulus 2017

4. Akademi Keperwatan Baiturrahmah Padang, Tahun

lulus 2020
Lampiran 13

Dokumentasi Penelitian

Anda mungkin juga menyukai