Anda di halaman 1dari 6

Talk Show E-GURU TALKS

Pembicara Diana Earlyana Lesmana, M.Pd

Pertanyaan Sesi 1
1 Pengalaman menjadi Menjadi guru era sekarang memiliki banyak tantangan.
seorang pendidik di era Pengalaman saya mengajar dari tahun 2007, saya
sekarang mengajar anak usia dini, mahasiswa, dan guru-guru PAUD.
Banyak hal yang menarik saat ini. Sebagai praktisi dan
akademisi, saya ditantang untuk membuat pembelajaran
di kelas maya. Di kampus sudah menggunakan e-learning
dalam system SIAKAD. Dalam proses pembelajaran, saya
tertantang membuat media pembelajaran yang lebih
kreatif dan menarik agar mudah dipahami peserta didik.
Pendidik tidak hanya mentransfer ilmu dan pengetahuan,
pendidik juga melatih sikap dan keterampilan peserta
didiknya. Dengan pembelajaran era sekarang ini
merupakan tantangan yang besar. Karna pendidik sulit
melihat langsung peserta didiknya. Saya mendapat banyak
ilmu di era guru digital tentang pembuatan media
pembelajaran.
Saya sangat terinspirasi dengan metode-metode
pembelajaran yang dilakukan oleh eGuru.Id karena
metodenya lebih fleksibel dan mudah dipahami. Sejak
belajar dalam pelatihan-pelatihannya membuat saya
berkembang lebih baik.
2 Pemaknaan Kelas Maya bagi Kelas maya adalah kelas virtual. Pelaksanaannya
masing-masing narasumber mengandalkan jaringan internet dan aplikasi-aplikasi
online yang mempertemukan guru dengan peserta
didiknya.
Melalui kelas maya, guru ditantang untuk dapat
memberikan pembelajaran yang mudah dipahami,
menarik, dan bermakna.
Melalui kelas maya, guru juga dapat menyimpan tugas-
tugas peserta didik lebih aman, menginput penilaian, dan
peserta didik juga dapat dengan mudah mengaksesnya.
Semua dilakukan dengan perangkat computer/laptop dan
HP. Bisa diakses dimana saja dengan jaringan internet
yang memadai.
Aplikasi Zoom dan Google Classroom merupakan aplikasi
kelas maya yang banyak digunakan sekolah.
Penggunaan kelas maya sulit mengontrol kesiapan belajar
peserta didik, perlu strategi lain untuk dapat mengetahui
tingkat pemahaman peserta didik.
3 Bagaimana realitas Di tempat saya mengajar sudah memiliki system sendiri,
penerapan kelas maya di yaitu SIAKAD. System informasi ini dapat diakses peserta
tempat kerja masing-masing didik, dosen dan tenaga akademik lainnya yang memiliki
user name dan password masing-masing.
Khusus laman dosen, semua yang berkaitan dengan
kegiatan mengajar, menginput nilai, penugasan bahkan
komunikasi tertulis dengan mahasiswa.

Laman mahasiswa dapat mengakses kehadiran, info tugas


yang diberikan dosen, pengisian KRS, dan mendapatkan
nilai hasil belajarnya.
Dalam proses KBM, tersedia ruang aktivitas untuk
menginfokan waktu pelaksanaan kegiatan belajar, jenis
tugas dan tugasnya.
Selain itu ada ruang chat, untuk komunikasi melalui pesan
tulisan antara mahasiswa dan dosen.
Kemudian ada ruang daftar hadir, untuk melihat
kehadiran mahasiswa sesuai jadwal pertemuannya.
Selain menggunakan SIAKAD, saya menggunakan video-
video pembelajaran yang dapat disimak mahasiswa. Lalu
mengadakan diskusi di ruang chat SIAKAD atau Whatsapp
Group kelas.

Mahasiswa sering mengalami kendala akses ke SIAKAD,


jadi seringkali aktivitas KBM dilakukan di WAG.
Sesekali kami mengadakan ZOOM MEETING. Namun
sayangnya, terkendala oleh signal, kuota dan berbagai
alasan lain, para mahasiswa yang dapat mengikuti
kegiatan itu sangat terbatas.
Bahkan ada satu kelas kompak menolak menggunakan
ZOOM. Karna masalah kuota dan kapasitas HP/laptop
masing-masing.
4 Pengalaman narasumber Alhamdulillah…sebelumnya pernah menjadi mentor
dalam pembelajaran dengan pelatihan melalui daring. Kemudian saat pandemi ini saya
menggunakan kelas maya membuat Workshop Guru Hebat Zaman Now melalui
daring. Materinya mulai dari panduan guru untuk program
Belajar Dari Rumah hingga membuat video pembelajaran.
Hampir semua peserta menyatakan senang dengan
tutorial pembelajaran yang saya buat. Menurut mereka,
mudah dipahami dan jelas.
Alhamdulillah beberapa video pembelajaran workshop itu
yang saya upload di youtube channel saya, mendapat
views terbanyak. Dan beberapa penontonnya tertarik
untuk belajar sama saya.
Namun, dalam kelas maya seringkali merasakan kendala,
respon peserta pelatihan yang lambat, dan akses
internetnya yang kurang bersahabat.
Beberapa orang peserta yang masih belajar menggunakan
pembelajaran daring juga membutuhkan bimbingan yang
terus menerus. Oleh karena itu, saya menggunakan
bimbingan dan waktu yang sangat fleksible. Prinsip saya
adalah belajar paham. Dan setiap orang punya caranya
sendiri untuk belajar paham.
Saya berusaha memberikan cara termudah dan akses yang
mudah, responsive setiap peserta bertanya.
Intinya saya ingin menularkan virus, bahwa :
Belajar itu Asyik, Belajar itu Candu.
5 Dampak positif dan negatif Dampak positif :
pembelajaran dengan kelas • Memotivasi untuk belajar IT, mengenal aplikasi-
maya aplikasi pembelajaran online.
• Semakin banyak warga belajar yang selama ini
mengandalkan pembelajaran konvensional, mulai
menggunakan laptop dan gawainya untuk
mengakses pembelajaran.
• Semakin banyak guru menjadi melek teknologi.

Dampak negative:
• Kurangnya sentuhan guru secara langsung untuk
memotivasi peserta didiknya. Khususnya pada
pendidikan karakter yang sebaiknya dilakukan
melalui pemodelan/teladan dan pembiasaan.
• Penggunaan teknologi laptop atau gawai yang
berlebihan akan berdampak ke masalah lain,
seperti gangguan social, emosional, motoric, dan
kognitif.
• Masalah ekonomi rakyat yang berdampak akibat
pandemic covid-19 membuat anak putus sekolah
karena tidak mampu mengikuti pembelajaran
melalui kelas maya yang membutuhkan akses
internet dan perangkat yang memadai.

6 Apa hambatan yang Hambatannya :


dihadapi ketika • Lambat respon karena akses internet yang
menggunakan kelas maya bermasalah
pada pembelajaran • Kemampuan digital peserta didik yang belum
terbiasa menggunakan pembelajaran di kelas maya
• Beberapa orang tidak mau, tidak suka dan tidak
mampu belajar secara online (jarak jauh).
• Beberapa orang sulit focus saat mengikuti
pembelajaran menggunakan live streaming seperti
Zoom meeting, youtube live dll.
Pertanyaan individual
Perbedaan suasana kelas dari Berdasarkan pengalaman saya mengajar, setiap semester
tahun ke tahun hingga ke saya melakukan evaluasi diri. Terus memperbaiki diri
pembelajaran era sekarang untuk membangun suasana kelas yang aktif dan
menyenangkan. Meminimalisir mahasiswa atau peserta
pelatihan yang mengantuk atau terlihat bosan. Beberapa
materi yang sekiranya akan membosankan, saya buat
dengan metode yang lebih menyenangkan, missal bermain
game, kuis interaktif atau dinamika kelompok.
Sebelum Belajar Dari Rumah (BDR) saya selalu melibatkan
seluruh peserta didik melalui Tanya jawab dan kompetisi.
Kelas menjadi lebih hidup dan peserta didik menjadi lebih
mudah memahami materi yang saya sampaikan.
Saat ini, selama BDR, kelas dibuat dengan WAG. Materi
saya buat dengan video pembelajaran. Lalu saya libatkan
peserta didik untuk menjawab pertanyaan atau
menyimpulkan materi yang saya berikan. Keaktifan
peserta didik mendapat point nilai tersendiri. Sesekali
saya mengadakan zoom meeting.
Dan saya selalu menyapa peserta didik dengan Voice note
sebelum memulai kegiatan belajar.
Apakah pembelajaran dengan Pasti sangat mempengaruhi. Semua tergantung peserta
kelas maya berpengaruh pada didik. Keunikan setiap orang dalam menyerap materi
tingkat pemahaman siswa sangat mempengaruhi tingkat pemahamannya.
Bila di kelas luring, saya bisa mengetahui secara langsung
mana mahasiswa/peserta didik saya yang belum paham.
Melalui Tanya jawab atau Bahasa tubuhnya. Namun,
melalui kelas maya saya kesulitan memantau itu.
Seringkali pertanyaan dan tugas yang saya berikan,
dijawab dengan mencopas dari artikel di mbah google.
Oleh karena itu, saya sering bertanya secara acak dan Apa
yang mereka dapat dari artikel itu, saya minta
disintesakan dengan bahasanya sendiri.

Pada pembelajaran online, beberapa peserta didik saya


mengakui, lebih suka belajar tatap muka.
Beberapa orang lainnya mengakui, materi yang saya
sampaikan mudah dipahami, dan dapat diputar ulang
apabila lupa atau belum paham.
Ada juga yang mengakui kesulitan akses internet sehingga
video pembelajaran yang saya buat tidak dapat dilihatnya.
Keberagaman kemampuan itu suatu keniscayaan. Saya
berusaha semaksimal mungkin membuat media
pembelajaran yang dapat mengakomodir gaya belajar
semua peserta didik saya.
Saya selalu mengingatkan mereka untuk memahami gaya
belajarnya sendiri (auditori, kinestetik atau visual) agar
materi dapat mudah dipahami dengan cara masing-
masing.
Dan selama pembelajaran di kelas maya, saya memberikan
waktu yang lebih fleksible apabila ada yang bertanya di
luar jam pembelajaran.

Apakah menurut narasumber Indonesia masih tahap mengenal kelas maya. Perlu banyak
kelas maya cocok bila diterapkan waktu untuk memahamkan dan terbiasa dengan metode
di Indonesia ini. Sebenarnya hikmah dari pandemic ini luar biasa buat
rakyat Indonesia. Semuanya dipaksa, mau tidak mau, suka
tidak suka menghadapi kondisi yang tidak biasa.
Belajar dari rumah mengandalkan akses internet atau
harus mencari signal internet. Bahkan guru berkunjung ke
rumah peserta didik yang sama sekali tidak memiliki akses
dan perangkat belajar.
Keluhan guru dan orangtua bergema, guru menjadi lebih
sibuk dari biasanya, harus belajar membuat video
pembelajaran dan materi tentang BDR, dan harus
menyisihkan uang untuk pulsa kuota.

Sebagian orangtua juga berteriak karena tidak sanggup


mendampingi anaknya belajar, kesabarannya sangat jauh
berbeda dengan guru. Orangtua juga harus menambahkan
budget pulsa, apalagi kalau menggunakan ZOOM yang
biayanya lumayan mahal bagi mereka yang kurang
mampu.

Indonesia masih banyak PR untuk melatih SDM nya.


Khususnya guru sebagai ujung tombak pembangunan
bangsa.

Alhamdulillah…saat ini semakin banyak komunitas-


komunitas guru yang dapat dijadikan wadah guru untuk
belajar. Salah satunya adalah E.guru.Id.

Tidak ada yang tidak mungkin, beberapa tahun ke depan,


saat teknologi semakin maju pesat, tenaga manusia sudah
terganti oleh robot, guru tidak akan tergantikan. Namun,
bisa saja fungsi guru bukan lagi pengajar di depan kelas,
tapi guru yang mampu menjadi tutor bagi peserta
didiknya. Guru lebih kreatif, kritis, komunikatif dan
kolaboratif serta berkemampuan digital yang mumpuni.

Bukan tidak mungkin pendidikan karakter dapat


ditransfer melalui metode-metode pembelajaran digital
yang lebih menyentuh hati peserta didik. Mengembalikan
fungsi orangtua sebagai guru yang pertama dan utama
bagi anak-anaknya.
Bagaimana peran guru pada Guru di kelas maya harus mampu merencanakan,
pembelajaran dengan kelas maya mempersiapkan, melaksanakan dan mengevaluasi proses
pembelajaran melalui kelas maya.
Strategi pembelajaran di Kelas Maya lebih bersifat
konstruktivistik, yaitu pembelajaran aktif dan berpusat
pada peserta didik sehingga mendorong keterampilan
peserta didik.
Peran guru sebagai tutor/pembimbing, konseptor
pembelajaran yang dinamis dengan perubahan. Mudah
beradaptasi dengan keadaan.
Guru juga sebagai motivator bagi peserta didik dan
orangtua/wali murid.
Apa harapan ibu untuk Harapan saya, rakyat Indonesia memiliki kesempatan dan
pendidikan Indonesia dimasa hak akses yang sama dalam pendidikan.
yang akan datang Pendidikan yang diberikan itu bukan hanya berfokus pada
kemampuan-kemampuan akademik dan ekonomi. Tetapi
lebih dominan pada pendidikan akhlak/karakternya.
Karena menurut saya, pendidikan yang berhasil itu BUKAN
terlihat dari cerdas pikirnya saja, tetapi cerdas spiritual,
emosional, dan ketahanan malangan dalam menghadapi
masalah apapun.

Saya tetap optimis, Indonesia PASTI mampu mencapai


misinya di tahun 2045 sebagai Indonesia unggul.
Unggul dalam segala hal dan generasi itu sedang
dipersiapkan saat ini oleh guru-guru Indonesia yang
semakin hebat dan siap menjadi GURU BAPER (Bawa
Perubahan). Insya ALLAH…aamiin…

Anda mungkin juga menyukai