DISUSUN OLEH :
FEBIOLA SARUMPAET
NIM : 2016 – 21 – 027
Disusun oleh :
FEBIOLA SARUMPAET
NIM : 2016 – 21 – 027
i
UCAPAN TERIMA KASIH
Dengan ini saya menyampaikan penghargaan dan ucapan terima kasih yang
sebesar – besarnya kepada yang terhormat :
Febiola Sarumpaet
NIM :2016 – 21 – 026
ii
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN......................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................iii
BAB I.....................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................1
1.3.1 Tujuan...............................................................................................2
1.3.2 Manfaat.............................................................................................2
BAB II....................................................................................................................6
LANDASAN TEORI..............................................................................................6
BAB III.................................................................................................................15
iii
METODE PELAKSANAAN KEGIATAN..............................................................15
3.1 Perencanaan.........................................................................................15
3.4 Penanggulangan...................................................................................21
BAB IV................................................................................................................22
4.1 Hasil.......................................................................................................22
4.2 Pembahasan.........................................................................................22
4.2.1 Bahan..............................................................................................23
4.2.2 Peralatan.........................................................................................25
BAB V.................................................................................................................36
PENUTUP...........................................................................................................36
5.1 Kesimpulan............................................................................................36
iv
5.2 Saran.....................................................................................................37
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................38
Lampiran 1..........................................................................................................39
Lampiran 2..........................................................................................................40
Lampiran 3..........................................................................................................43
Lampiran 4..........................................................................................................45
Lampiran 5..........................................................................................................53
Lampiran 6..........................................................................................................55
Lampiran 7..........................................................................................................56
v
DAFTAR GAMBAR
vi
Gambar 4.18 Beton Decking..............................................................................31
Gambar 4.19 Pemasangan Bekisting Pelat Lantai............................................31
Gambar 4.20 Pemeriksaan Pekerjaan Bekisting Pelat Lantai...........................32
Gambar 4.21 Pekerjaan Pembesian..................................................................33
Gambar 4.22 Pekerjaan Pengecoran................................................................34
vii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Surat Keterangan Telah Menyelesaikan Kerja Magang.................39
Lampiran 2 Daftar Hadir Mahasiswa..................................................................40
Lampiran 3 Rencana Pelaksanaan Kerja Magang (RKPM)...............................43
Lampiran 4 Laporan Harian pelaksanaan Harian Kerja Magang.......................45
Lampiran 5 Foto Kegiatan Kerja Magang..........................................................53
Lampiran 6 Lembar Asistensi............................................................................54
Lampiran 7 Nilai Pembimbing Akademik...........................................................55
viii
BAB I
PENDAHULUAN
1
I.2 Ruang Lingkup
I.3.1 Tujuan
I.3.2 Manfaat
2
2. Meningkatkan hubungan kerja sama yang baik antara perguruan
tinggi dan perusahaan.
3
I.5 Metode Pengumpulan Data dan Laporan Magang
4
Bab III. METODE PELAKSANAAN KEGIATAN membahas tentang
perencanaan kegiatan magang dan pelaksanaan kegiatan
magang.
Bab IV. HASIL DAN PEMBAHASAN membahan tentang pengertian
beton, pelat, alat dan bahan yang digunakan serta metode
pelaksanaan termasuk control pekerjaan pemasangan pelat
lantai pada lantai dasar.
Bab V. PENUTUP berisi kesimpulan dan saran hasil pelaksanaan kerja
magang.
5
BAB II
LANDASAN TEORI
Pelat lantai adalah lantai yang tidak terletak di atas tanah langsung dan
merupakan lantai pembatas antara tingkat yang satu dengan tingkat yang
lainnya dan merupakan suatu elemen struktur horizontal yang menumpang
pada balok atau menumpu langsung pada shear wall. Ketebalan pelat lantai
ditentukan oleh:
1. Besar lendutan yang diinginkan.
Pada pelat lantai hanya diperhitungkan adanya beban tetap saja (penghuni,
perabotan, berat lapis tegel, berat sendiri plat) yang bekerja secara tetap dalam
waktu yang lama. Sedangkan untuk beban yang tidak terduga seperti gempa,
angin, getaran, tidak diperhitungkan. Pekerjaan pelat lantai meliputi beberapa
tahapan dimulai dari tahap perencanaan, persiapan, tahap pelaksanaan, tahap
pengawasan dan yang terakhir tahap pemeliharaan atau tahap perawatan.
Pekerjaan pelat lantai dilaksanakan setelah pekerjaan penulangan dan
pemasangan bekisting kolom selesai. Pelat lantai harus direncanakan kaku ,
rata, lurus dan waterpas memiliki ketinggian yang sama dan tidak miring, agar
terasa nyaman untuk berpijak kaki. Ketebalan pelat lantai ditentukan oleh
beban yang harus didukung, besar lendutan yang diijinkan, lebar bentangan
atau jarak antara balok-balok pendukung, bahan konstruksi dari plat lantai.
Adapun ukuran diameter, jarak antar tulangan, posisi tulangan tambahan
bergantung pada bentuk pelat.Untuk menghindari lenturan yang besar, maka
bentangan pelat lantai jangan di buat terlalu lebar, untuk itu dapat di buat balok-
balok sebagai tumpuan yang juga berfungsi menambah kekuatan pelat.
Bentangan pelat yang besar juga akan menyebabkan pelat tebal dan jumlah
tulangan yang di butuhkan akan menjadi lebih banyak, itu berarti berat
6
bangunan akan menjadi lebih besar dan harga persatuan luas akan menjadi
mahal.
Pelat lantai umumnya di cor di tempat bersama dengan balok penumpu dan
kolom pendukungnya. Dengan demikian akan di peroleh hubungan yang kuat
yang menjadi satu kesatuan yang dimana tulangan pelat lantai dikaitkan kuat
pada tulangan balok penumpu. Tulangan pada pelat lantai dipasang melintang
dan memanjang yang diikat menggunakan kawat bendrat, serta tidak
menempel pada permukaan pelat baik bagian bawah maupun atas.
3.Sebagai penopang beban mati dan atau beban hidup yang berada
diatasnya.
1. Metode Konvensional
7
Gambar 2.1 Plat Lantai Metode Konvensional
2. Metode HalfSlab
Pada metode ini separuh dari struktural plat lantai dikerjakan dengan
sistem precast, bagian tersebut bisa dibuat pabrik lalu dikirin ke lokasi proyek
untuk dipasang, selanjutnya dilakukan pemasangan besi tulangan bagian atas
lalu dilakukan pengecoran separuh plat ditempat. Adapun kelebihan dari
metode ini ialah pengurangan waktu serta biaya bekisting. Namun tidak semua
bagian plat gedung bisa dibuat dengan sistem halfslab, contohnya area plat
kantilever bagian pinggir biasanya tetap dipasang dengan sistem konvensional,
area toilet juga sebaiknya dibuat dengan cara konvensionaluntukmenghidari
adanya kebocoran.
i
Metode HalfSlab
8
3. Metode Full Precast
Metode ini merupakan sistem yang paling cepat, namun yang perlu
diperhatikan jika menggunakan metode ini adalah segi kekuatan dari alat
angkat, misalnya kuat angkat ujung towercraneharus lebih besar dari berat total
dari beton precast, dari segi waktu pengerjaan akan lebih cepat karena
pengerjaan beton precast dapat dilakukan dipabrik sejak dini lalu tinggal dikirim
ke lokasi proyek untuk dipasang.
9
2.3 Pelat Lantai Berdasarkan Materialnya
Konstruksi untuk pelat lantai dapat dibuat dari berbagai material, seperti
kayu, beton, baja, yumen (kayu semen) dan komposit. Dalam proyek ini
material yang digunakan untuk pelat lantai adalah material komposit. Struktur
komposit merupakan istilah yang digunakan untuk menyebut struktur yang
terbentuk dari dua material berbeda jenis, yang disatukan dengan begitu kuat
dan dapat bekerja-sama sebagai satu-kesatuan.
Plat lantai kayu umumnya dibuat dari rangkaian papan kayu yang
disatukan menjadi kesatuan yang kuat, sehingga membentuk bidang injak yang
luas.Ukuran umum pelat lanta kayu:
e. Bentangan : 3-3,5 m
10
3. Beratnya ringan, berarti menghemat ukuran pondasi
2. Bukan peredam suara yang baik, suara gaduh atau hentakan kaki dari
penghuni atas dapat mengganggu penghuni di lantai bawahnya
3. Sifat bahan rembes air, jadi tidak dapat dibuat km/wc di lantai atas
11
• Atau sebagai alternatif, maka ketebalan maksimum yang dihitung dari
syarat 1 dan 2 harus dinaikkan minimal 10%..
•Paling sedikit ada 3 bentang menerus dalam setiap arah
3. Tidak dapat terbakar dan dapat lapis kedap air, jadi diatasnya boleh
dibuat dapur dan km/wc
5. Merupakan bahan yang kuat dan awet, tidak perlu perawatan dan
dapat berumum panjang.
12
Berat plafon+penggantung = 0,020 t/m2
Plat lantai kayu semen ini dibuat dari potongan kayu apa saja dan kecil-
kecil yang kemudian dicampur semen dengan ukuran 90 cm x 80 cm. Plat lantai
yumen ini masih jarang digunakan karena termasuk bahan bangunan baru. Dan
yumen ini buatan dari pabrik semen gresik.
Cara pemasangan yumen :
13
`
Gambar 2.8 Pelat Lantai Yumen (Kayu Semen)
14
BAB III
3.1 Perencanaan
Mulai
Pengumpulan Data
Pembuatan Laporan
Magang
Kolsultasi dengan Dosen Pembimbing
Magang
Sidang Magang
Selesai
15
Gambar 3.1 Diagram AlirKerja Magang
6. Pengumpulan data
Mahasiswa mengumpulkan data dengan cara observasi serta wawancara
serta mendokumentasikan pekerjaan dalam bentuk foto untuk kemudian
dilampirkan dalam laporan magang.
7. Pembuatan laporan magang
16
Mahasiswa menyusun data-data yang telah dikumpulkan sesuai dengan
format laporan serta melengkapinya dengan referensi-referensi dari studi
pustaka.
8. Konsultasi dengan dosen pembimbing magang
9. Sidang magang
17
3. Mulai
Pelaksanaan di lapangan
Selesai
18
Mulai
Persiapan
Pemasangan tulangan
Pengecekan
Pengecoran
Perawatan beton
Selesai
Pada setiap pekerjaan proyek akan selalu ada pekerjaan persiapan demi
kelancaran proses pekerjaan, dimana pekerjaan persiapan tersebut meliputi
pembersihan lokasi kerja, pengadaan alat dan material, pengecekan
pengukuran jarak dan elevasi kolom,balok dan pelat harus benar agar saat
pemasangan bekisting lebih mudah.
19
3.3.2 Pemasangan Bekisting
20
2. Besi pada pile cap yang tidak sesuai tingginya
Besi pada pile cap yang terlalu tinggi dapat menyebabkan pelat lantai
yang akan dicor menjadi tidak rata atau besi pada pile cap akan timbul (tidak
tertutupi oleh beton)
3.5 Penanggulangan
21
4. Untuk mengatasi beton yang setting maka dapat dilakukan dengan
cara memperkiraan waktu yang dibutuhkan agar beton mix sampai pada lokasi
dan juga keadaan perjalanan yang ditempuh, apakah jalan macet atau tidak
22
23
BAB IV
4.1 Hasil
4.2 Pembahasan
Pelat lantai adalah lantai yang tidak terletak di atas tanah langsung,
merupakan lantai tingkat pembatas antara tingkat yang satu dengan tingkat
yang lain. Pelat lantai didukung oleh balok-balok yang bertumpu pada kolom-
kolom bangunan. Pelat lantai merupakan suatu struktur solid tiga dimensi
dengan bidang permukaan yang lurus, datar dan tebalnya jauh lebih kecil
dibandingkan dengan dimensinya yang lain. Struktur pelat bisa saja dimodelkan
dengan elemen 3 dimensi yang mempunyai tebal , panjang , dan lebar.
Pekerjaan pelat lantai meliputi tahapan dimulai dari tahapan perencanaan,
persiapan,tahap pelaksanaan, tahap pengawasan, dan tahap akhir
pemeliharaan atau perawatan. Pelaksanaan pelat lantai dilaksanakan setelah
pekerjaan penulangan dan pemasangan bekisting kolom selesai.
Adapun hal-hal yang perlu diperhatikan pada pekerjaan pelat lantai
antara lain:
1. Kekuatan beton K-422 : f’c=35
2. Nilai tes slump beton untuk pengecoran 12 ± 2
3. Tulangan ulir dengan ukuran D10
24
4. Jarak antar tulangan 15cm.
4.2.1 Bahan
1. Plywood/Multipleks
Plywood/multipleks merupakan papan material yang tersusun dari
beberapa lapis kayu melalui proses perekatan dan pemampatan tekanan tinggi.
Playwood yang digunakan memiliki ketebalan 150mm sesuai dengan ketebalan
pelat.
25
Gambar 4.2 Tulangan ulir
3. Minyak bekisting/formwork
Minyak bekisting atau formworkberguna untuk meminimalisir lengketnya
beton pada bekisting dan untuk mempermudah pembongkaran bekisting.
4.2.2 Peralatan
4.2.2.1Alat Ukur
1. Theodolite
26
Teodolit adalah instrumen presisi untuk mengukur sudut di bidang
horisontal dan vertikal.
27
4.2.2.2Alat Bantu
1. Scaffolding/perancah
Perancah/scaffoldingadalah suatu struktur sementara yang digunakan
untuk menyangga manusia dan material dalam konstruksi atau perbaikan
gedung dan bangunan-bangunan besar lainnya.
28
dan hemat tenaga. Selain itu diameter baja atau besi yang dapat dipotong juga
jauh lebih besar daripada pemotongan menggunakan gunting beton manual.
`5. Compressor
Compressormerupakan alat berat yang berfungsi sebagai pemampat
udara yang digunakan dalam pembersihan area pekerjaan dari debu maupun
sampah ringan lainnya, sebelum dilakukan pengecoran atau kegiatan yang
membutuhkan kebersihan area.
29
Gambar 4.12 Compressor
6. Tower crane
Tower crane adalah salah satu jenis alat berat yang sering digunakan
untuk membangun gedung bertingkat atau jembatan. Fungsi towercrane ini
adalah untuk mengangkut material atau bahan maupun konstruksi
bangunan dari bawah menuju bagian yang ada di atas. Tipe towercrane
yang digunakan yaitu freestandingcrane.
30
Gambar 4.14 ConcreteBucket
8. ConcreteMixerTruck
Concretemixertruck adalah merupakan kendaraan yang digunakan untuk
mengangkut adukan beton ready mix dari tempat pencampuran beton kelokasi
proyek dimana selama dalam pengangkutan mixer terus berputar dengan
kecepatan 8-12 putaran permenit agar beton tetap homogen serta tidak
mengeras.
31
Gambar 4.16 ConcretePump
10. Beton vibrator
Beton vibrator merupakan suatu alat yang digunakan pada pekerjaan
konstruksi pada saat pengecoran. Alat ini berfungsi memadatkan adonan beton
yang dimasukankedalambekisting. Tujuannya adalah agar angin atau udara
yang masih pada ada pada adonan tersebut dapat keluar sehingga tidak
menimbulkan rongga atau lubang.
32
Gambar 4.18 Beton Decking
33
4.3.2 Pemerikasaaan Pekerjaan Bekisting Pelat Lantai
Posisi dan kondisi bekisting harus dicek lagi apakah telah sesuai dengan
yang direncanakan. Bekisting harus selalu sesuai dengan gridnya, tegak dan
juga tidak bocor, serta juga harus kuat. Adapun pemeriksaan ini meliputi:
1. Ukuran bekisting (lebar dan tinggi) harus sesuai dengan dimensi yang
ditentukan dikurangi dengan selimut beton.
2. Pengecekan elevasi dilakukan dengan menempatkan alat
waterpassdimana tinggi alat adalah setinggi markingpada kolom.
3. Kesesuaian pelaksanaan pekerjaan dengan shopdrawing.
34
Gambar 4.21 Pekerjaan Pembesian
1. Mempelajari shopdrawing.
2. Menghitung volume beton yang dibutuhkan saat pengecoran.
3. Setelah mendapatkan ijin pengecoran dari MK (manajemen konstruksi) oleh
QC (qualitycontrol) maka pelaksana menghubungi pihak beaching plan untuk
mendatangkan beton ready mix.
4. Membersihak area yang akan di cor sampai bersih dan meminyaki agar
beton tidak lengket saat pengecoran.
5. mempersiapkan tenaga kerja, alat dan bahan yang dibutuhkan.
6. Setelah concretemixertruck datang maka selanjutnya dilakukan tes slump
oleh tim pengawas lapangan dengan standar nilai slump 12cm ± 2cm.
Adapun pengujian slump meliputi:
a. Bersihkan kerucut.
b. Masukkan 1/3 beton segar kedalam kerucut.
c. Tekan dengan besi atau pelat agar meratakan
d. Masukkan kembali beton segar kedalam kerucut dan kemudian di
tekan dengan besi.
e. Setelah itu ratakan atas cetakan agar tidak terjadi tumpah pada
proses pengangkatan.
f. Lakukan pengangkatan alat tersebut dengan perlahan.
g. Beton yang baik akan tetap berdiri tegak.
h. Beton siap untuk dilakukan pengecoran.
35
7. Pembuatan silinder beton untuk uji kuat tekan untuk setiap
concretemixertruck.
8.Pengecoran pelat lantai menggunakan concretepump yang telah
disambungkan dengan pipa baja yang diangkat dengan towercrane.
9. Selama pengecoran dilakukan pemadatan menggunakan vibrator untuk
mencegah timbulnya rongga-rongga kosong dan beton keropos.
10. Pada saat pengecoran dilakukan pengukuran elevasi ketinggian pelat lantai
dengan menggunakan theodolie.
11. Setelah proses pengecoran selesai maka dilakukan perawatan beton
(curing) dengan cara penyiraman air pada lokasi pengecoran setiap 1 hari
sampai beton mencapai final settingyang artinya beton telah mengeras.
36
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
37
5.2 Saran
38
DAFTAR PUSTAKA
39
LAMPIRAN 1
40
LAMPIRAN 2
Tanda Tangan
No. Tanggal Jam masuk Jam keluar Supervisor
41
Nama : Febiola Sarumpaet
42
Nama : Febiola Sarumpaet
NIM : 2016 – 21 – 027
Nama Perusahaan : PT. Nusa Raya Cipta
(Poerwo Widodo)
43
LAMPIRAN 3
Minggu Kelima :
Melakukan bimbingan magang dengan pembimbing lapangan secara online
dikarenakan dalam masa IFH dan disertai pembuatan laporan magang.
Minggu Keenam :
Melakukan bimbingan magang dengan pembimbing lapangan secara online
dikarenakan dalam masa IFH dan disertai pembuatan laporan magang.
44
Minggu Ketujuh :
Melakukan bimbingan magang dengan pembimbing lapangan secara online
dikarenakan dalam masa IFH dan disertai pembuatan laporan magang.
Minggu Kedelapan :
Melakukan bimbingan magang dengan pembimbing lapangan secara online
dikarenakan dalam masa IFH dan disertai pembuatan laporan magang.
Minggu Kesembilan :
Melakukan bimbingan magang dengan pembimbing lapangan secara online
dikarenakan dalam masa IFH dan disertai pembuatan laporan magang.
Minggu Kesepuluh :
Melakukan bimbingan magang dengan pembimbing lapangan secara online
dikarenakan dalam masa IFH dan disertai pembuatan laporan magang.
Minggu Kesebelas :
Melakukan bimbingan magang dengan pembimbing lapangan secara online
dikarenakan dalam masa IFH dan disertai pembuatan laporan magang.
Minggu Kedua belas :
Melakukan bimbingan magang dengan pembimbing lapangan secara online
dikarenakan dalam masa IFH dan disertai pembuatan laporan magang.
Tanda Persetujuan
Peserta Magang Pembimbing Lapangan Pembimbing Magang
Akademik
45
LAMPIRAN 4
46
LAPORAN KEGIATAN PELAKSANAAN HARIAN KERJA
MAGANG
47
LAPORAN KEGIATAN PELAKSANAAN HARIAN KERJA
MAGANG
48
Senin / - Mengamati
2 Mar 2020 proses
pemasangan
tulangan pelat
dan balok pada
lantai 1 pada AS
D-F/2-3
- Mengamati
proses
pemasangan Kesulitan Dijelaskan oleh
bondeks pada menghitung pembimbing
pelat lantai 1 as kebutuhan beton lapangan
G-J/4-5
- Menghitung
kebutuhan beton
untuk
pengecoran
pelat lantai dan
balok lantai
dasar pada as
C-F/2-3
Selasa / - Mengamati
3 Mar 2020 proses
pemasangan
bondek pada
lantai 1 grid H-I/
2-5
- Mengamati
pengecoran
pelat dan balok
lantai GF as C-
Fas C-F/2-3
Rabu / - Mengamati
4 Mar 2020 pemasangan
besi wiremesh
lantai 1 pada as
- -
H-G/4-5
- Mempelajari
proses bekisting
ruang pompa
Kamis / - Mengamati
5 Mar 2020 bekisting balok
pelat lantai 1 as
J-H/ 2-5
- Mengamati
pekerjaan
bekisting balok
- -
pelat lantai dasar
as D-F/3-4
- Mempelajari
proses
pengecoran
kolom as C2,
D2, dan F/2-5
Jumat / - Mempelajari - -
6 Mar 2020 proses
49
pembesian
dinding STP
- Mengamati
proses
pengecoran
lantai 1 grid H-
J/2-5
- Mempelajari
bekisting balok
pekat lantai
dasar as D-F/3-4
50
LAPORAN KEGIATAN PELAKSANAAN HARIAN KERJA
MAGANG
51
proses bekisting
STP
Jumat / - Penyambungan
13 Mar 2020 kolom H5,I5 dann
I4
- Mengamati
kelanjutan
bekisting STP
- -
- Mengamati
proses
pemasangan
bondeks as C-
D/2-3; F-H/2-3; G-
H/3-5
52
LAMPIRAN 5
53
LAMPIRAN 6
Lembar Asistensi
54
19 Juni
Gambar pelat full precast masih belum sesuai
2020
Pergunakan data / keterangan berdasarkan SNI
beton terbaru
Perhatikan format penulisan
Judul / keterangan gambar ada dibawah gambar
tidak terpisah
Diagram alir tidak terputus, jk terputus dibuat
tanda tambahan dan diberi label misal A dan
pada halaman selanjutnya diagram dimulai dari
A tersebut
Dokumentasi kendala yang terjadi di lapangan
perlu ditambahkan
21 Juni Mutu dan produsen tulangan serta beton
2020 ditambahkan
Kata asing diperhatikan
Gambar perancah diperbaiki
Tipe tower crane yang digunakan dilengkapi
Kapasitas bucket yang digunakan dilengkapi
Dokumentasi tahapan pekerjaan ditambahkan
22 Juni ACC laporan
2020
55
LAMPIRAN 7
56