Komang Heriyanti
Sekolah Tinggi Agama Hindu Negeri Mpu Kuturan Singaraja
email: heryan36@yahoo.com
ABSTRACT
Fire is an important element in human life. For Hindus people, fire has the
main function in a religious ritual. Fire has a very deep theological meaning,
because it is a symbol of God in its manifestation as an God Agni. Take fire material
in empowering the universe, fire or Agni displayed in real during the ceremony by
Hindus people. Various forms of fire in upakara facilities can be grouped into two,
using Agni in the form of a flame and Agni in the form of fumes. Agni in the form of a
flame like a torch. Agni in the form of fumes is certainly represented by incense and
pasepan which prioritizes puffs of fumes in every religious ritual. This is seen in
many daily rituals, both from canang and banten, which always use incense.
Keywords: Fire, God Agni
71
Jñānasiddhânta
Jurnal Prodi Teologi Hindu STAHN Mpu Kuturan Singaraja
agama, susila adalah cara kita keagamaan umat Hindu adalah api
beragama dengan mengendalikan dalam maknanya sebagai Dewa Agni.
pikiran, perkataan, dan perbuatan Agni adalah dewa yang
sehari-hari agar sesuai dengan kaidah- bergelar sebagai pemimpin upacara,
kaidah agama, upacara adalah kegiatan dewa api, dan duta para dewa. Kata
keagamaan dalam bentuk ritual yadnya. Agni berasal dari bahasa Sansekerta
Ketiga bagian tersebut merupakan satu yang berarti api. Api sangat berguna
kesatuan yang tidak dapat dipisahkan bagi alam semesta, api sangat penting
antara yang satu dengan yang lainnya. bagi mahkluk hidup khususnya umat
Penerapan upacara yang manusia. Api selain difungsikan
merupakan bagian dari Tri Kerangka sebagai bagian dari alam yang mampu
Dasar Agama Hindu menggunakan membakar, menciptakan cahaya,
berbagai simbol. Simbol-simbol dibuat memproses bahan-bahan alam lainnya,
dengan indah, unik, dan menarik untuk juga diyakini sebagai sarana untuk
menggambarkan hakikat Tuhan yaitu menciptakan kehidupan spritual yang
Satyam (kebenaran), Sivam (kebaikan), memberikan perlindungan bagi umat
dan Sundaram (keindahan) (Kariarta, manusia (Hartaka, 2019). Pelaksanaan
2019). Umat Hindu memaknai simbol- ritual umat Hindu memerlukan banyak
simbol Hindu bersifat universal dan sarana. Diantara ratusan bahkan ribuan
dapat dipergunakan oleh siapa saja, benda material dalam upacara agama
tidak hanya terbatas oleh umat Hindu Hindu, penggunaan api adalah hal yang
Sendiri, dengan syarat penggunaan itu penting dalam menyertai upacara atau
dimaksudkan untuk tujuan kebaikan, ritual. Mulai upacara yang terkecil
dan ditempatkan pada tempat yang sampai yang terbesar, penggunaan api
pantas dan terhormat. Salah satu simbol adalah suatu keharusan dalam upacara
yang sering digunakan dalam kegiatan yadnya atau korban suci (Suparta,
2019).
72
Jñānasiddhânta
Jurnal Prodi Teologi Hindu STAHN Mpu Kuturan Singaraja
bersama di dalam simbol itu, disatu Gambar atau arca pada sebuah
pihak adalah bentuk, nilai harfiah dan di pura, walaupun terbuat dari batu, kayu,
pihak yang lain, kehidupan yang kertas atau logam sangat berharga bagi
membimbing kita, pengertian atau seorang penyembah, karena hal itu
kesalah pahaman, kesadaran atau menandakan ada hubungan dengan yang
ketidaksadaran. Demikianlah perbedaan disembah, Tuhan Yang Maha Esa atau
dari adanya tanda-tanda, walaupun manifestasi-Nya (Untara & Supastri,
tanda-tanda itu ada jarak dengan simbol. 2019). Gambar, arca atau simbol itu
Ketika tanda-tanda menjadi satu tidak menggantikan sesuatu yang ia sucikan
terpisahkan dengan kehidupan spiritual, dan abadi. Sebuah bendera hanyalah
maka hal itu sangat bermanfaat, hal itu sepotong kain kecil yang dicat atau
memberikan nilai tambah dan hal itu berwarna tertentu, namun bagi seorang
menjadi simbolis (Trisdyani & prajurit, bendera tersebut merupakan
Suadnyana, 2019). pengganti sesuatu yang dianggap paling
Penggunaan simbol ini dapat dicintainya. Ia sanggup berkorban untuk
ditemui dalam hal proses berpikir mempertahankan benderanya itu.
subjektif maupun reflektif. Hubungan Demikian pula arca, gambar atau simbol
antara komunikasi dan kesadaran tertentu yang sangat disayangi oleh
subjektif sedemikian dekat, sehingga pemujanya yang berkata kedalam rasa
proses itu dapat dilihat sebagai sisi tidak bhaktinya sendiri (Windya, 2019).
terlihat (convert) menginspirasi pikiran Seperti bendera yang membangkitkan
atau kesadaran. Suatu segi yang penting keperkasaan seorang prajurit, demikian
disini adalah bahwa intelegensi manusia pula arca, gambar atau simbol tertentu.
mencakup kesadaran tentang diri (self Tuhan Yang Maha Esa atau manifestasi-
consciousness) (Wirawan, 2012: 111). Nya ditempatkan di atas arca, gambar
Manusia pada umumnya selalu atau simbol itu, membangkitkan
berinteraksi dengan lingkungan hidup pemikiran ketuhanan dalam diri seorang
disekitarnya dan dalam pikirannya tidak pemuja. Begitu pula penggunaan api
bisa lepas dari simbol-simbol untuk dalam sebuah ritual, mampu
mengungkapkannya. Suatu simbol dapat membangkitkan jiwa spritual umat
memberikan arahan bagi seseorang Hindu karena percaya bahwa api sebagai
dalam pemilihan alat-alat tertentu atau simbol Dewa Agni.
menentukan cara yang akan dipakai
untuk tujuannya (Suadnyana & 2. Fungsi Api Sebagai Simbol Dewa
Yogiswari, 2020). Agni Dalam Aspek Ritual
Dalam makna tertentu, simbol Kehidupan sosial keagamaan
memiliki makna yang mendalam yaitu umat Hindu, dalam beraktivitas
suatu konsep yang paling bernilai dalam keagamaan masyarakat selalu mengacu
kehidupan suatu masyarakat. Dapat kepada Tuhan. Hal ini sebagai bukti
dikatakan bahwa simbol adalah bahwa masyarakat Hindu adalah
merupakan suatu tanda, ciri-ciri atau masyarakat yang religius (Windya,
angka sasaran yang dianggap sebagai 2019). Bukti empirik yang bisa dipakai
gambaran sesuatu. Seperti dapat dasar bahwa masyarakat Hindu selalu
digambarkan melalui pikiran ataupun bertindak serba religi adalah bahwa
perasaan ataupun hal-hal yang bersifat sekecil apapun aktivitas yang
abstrak ke dalam bentuk yang nyata dilaksanakan selalu dikaitkan dengan
(Yhani, 2019). hal-hal yang bersifat religi. Segala
sesuatu yang dilakukan oleh umat Hindu
73
Jñānasiddhânta
Jurnal Prodi Teologi Hindu STAHN Mpu Kuturan Singaraja
74
Jñānasiddhânta
Jurnal Prodi Teologi Hindu STAHN Mpu Kuturan Singaraja
Yang patut dilakukan oleh sang Api sakral merupakan api yang
waisya: ia harus belajar pada sang suci yang diperoleh melalui pemujaan
brahmana, maupun pada sang dengan mantra-mantranya. Apabila
ksatria dan hendaklah ia sarana api belum ada dalam upacara
memberikan sedekah pada saatnya; agama, maka suatu persembahan dapat
waktu persedekahan tiba, pada hari dikatakan belum lengkap, karena dengan
yang baik, hendaklah ia membagi- api umat Hindu dapat melaksanakan
bagikan sedekah kepada semua persembahan atau korban suci dengan
orang yang meminta bantuan sempurna. Sarana api untuk penyucian,
kepadanya, dan taat mengadakan sarana api dapat menghalau roh-roh jahat
pemujaan kepada tiga api suci, yang atau pengaruh-pengaruh yang baik
disebut TryAgni yaitu tiga api suci, karena api sebagai pengantar, sebagai
perinciannya adalah: ahawaniya, pemimpin upacara, dan sebagai saksi
garhaspatya dan citAgni; ahawaniya upacara agama Hindu. Adapun fungsi
artinya api tukang masak untuk api dalam kaitannya dengan upacara
memasak makanan, garhaspatya agama Hindu yaitu:
artinya api upacara perkawinan; 1) Api sebagai pendeta pemimpin
itulah api yang dipakai saksi pada upacara. Hal ini dimaksudkan bahwa
waktu perkawinan dilangsungkan; api dapat menuntun umat Hindu
citAgni artinya api untuk membakar untuk menuju pada arah kesucian,
mayat, itulah yang disebut tiga api selalu ada pada jalan yang benar
suci; api itulah harus dihormati dan (dharma).
dipuja oleh sang waisya; 2) Api sebagai perantara Pemuja dan
perbuatannya demikian itu Yang Dipuja. Menghormati dan
menyampaikan dia ke alam sorga memuja kebesaran Tuhan Yang Maha
kelak (Kajeng, 1997:52). Esa beserta manifestasinya
memerlukan kesucian hati atau
Menyimak pemaparan sloka ketulusan dan pemujanya. Di samping
tersebut di atas, dapat ditarik kesimpulan unsur kesucian juga sarana api dapat
bahwa api suci yang wajib untuk dipuja sebagai sarana atau perantara untuk
ada tiga bentuknya. Sebab api memiliki menyatukannya, agar Yadnya itu
banyak fungsi dalam kehidupan tidak sia-sia.
manusia. Tidak terkait hanya dalam hal 3) Api sebagai pembasmi segala
ritual, tetapi api juga membantu manusia kekotoran dan pengusir roh jahat.
untuk tumbuh berkembang dalam wujud Melakukan persembahan kehadapan
api yang dipergunakan untuk memasak Tuhan beserta dengan manifestasinya
makanan (Suadnyana & Yogiswari, perlu mempersiapkan diri dengan
2020). Penggunaan api dalam upacara suasana yang suci secara lahir dan
agama Hindu sangat banyak dijumpai batin. Demikian pula dalam
sesuai dengan jenis yadnya yang pemakaian api sebagai sarana
dipesembahkan dan fungsinya masing- upacara, maka diperlukan sarana api
masing. Jenis api yang dipergunakan yang telah suci. Atau sarana yang
dalam kaitannya dengan upacara agama akan digunakan perlu di sucikan
bukanlah jenis api biasa, namun apa terlebih dahulu, mengingat fungsi api
yang dimaksudkan adalah api yang adalah sebagai pembasmi segala
khusus berfungsi sebagai api sakral kekotoran dan pengusir roh jahat.
(Yogiswari & Suadnyana, 2019). 4) Api sebagai saksi upacara dalam
kehidupan. Semua sarana api
75
Jñānasiddhânta
Jurnal Prodi Teologi Hindu STAHN Mpu Kuturan Singaraja
digunakan dalam upacara agama baik sebagai duta, sebagai pemberi berkah,
yang berupa dhupa, dipa, api takep, penjaga rumah, sebagai saksi dan lain
pasepan, dan yang sejenisnya sebagainya menyebabkan Agni tetap
merupakan saksi upacara atau dimuliakan. Fungsi Agni sebagai inti
pemimpin upacara. Dalarn umat yadnya sangat penting ditinjau dari
Hindu melakukan persembahyangan pemujaan terhadap Dewa Agni,
maka api dhupalah yang dipakai sebagaimana hal ini bisa dilihat pada
sebagai saksinya, sedangkan asapnya sloka yang pertama diturunkan yakni
melambangkan arahnya jalan pikiran dalam kitab Rgveda I.1.1 yang berbunyi:
untuk menyembah Tuhan menuju ke
arah akasa dengan penuh kesucian. Agnim ile purohitam
yajnasya devam rtvijam,
Dalam agama Hindu pemujaan hotaram ratna dhatamam.
kepada Dewa Agni mendapat tempat
yang utama. Pemujaan kepada Dewa Terjemahan:
Agni menduduki posisi utama (Jendra, Kami memuja Tuhan, pendeta
1999:29). Dewa Agni digambarkan utama alam semesta, yang
sebagai laki-laki merah, memiliki tiga melakukan kegiatan melalui
kaki, tujuh lengan, mata, alis dan hukum abadi, yang memelihara
rambutnya hitam kemerah-merahan, dan menghidupi segala yang
berlidah tujuh, kalungan buah-buahan bersifat ilahi dan cemerlang
pada lehernya, muncul lidah api dari (Maswinara, 2008:1).
mulutnya dan seluruh tubuhnya, tinggal Dalam sloka ini kata Agni
di atas sebatang kayu kering. Dewa Agni dimaksudkan untuk menyebutkan Tuhan
memperistri Dewi Swaha sebagai sebagai pemimpin upacara. Dalam
saktinya mempunyai tiga anak antara bidang mental, Agni adalah salah satu
lain: Pavaka, Pavamana dan Suci (Titib, penguasa yang sangat brilian dan kuasa
2003: 169). Dalam seni arca, Agni dipuja atas pikiran cerdas; serta dalam bidang
pada candi/mandir di India digambarkan material Agni merupakan penguasa teja
sebagai orang tua yang berbadan merah, atau sinar. Dalam pengertian api sebagai
perutnya besar, memiliki enam mata dan simbol pendeta maka Dewa Agni
tujuh tangan, memegang sendok kecil dipandang memiliki kekuatan,
dan sendok besar sebagai pelaksana kemampuan untuk menyampaikan
Agnihotra, memiliki tujuh lidah dan doa/permohonan dengan yang dipuja.
empat tanduk, tiga kaki, rambutnya Dalam pengertian api sebagai simbol
dikepang, berbusana warna merah, pada pendeta maka Dewa Agni dipandang
kaki kiri dan kanan terdapat arca Svaha memiliki kekuasaan yang amat
dan Svahana (Titib, 2003: 169). menentukan dalam suatu upacara.
Titib (2003: 168) Agni sering Adapun lima aspek atau wujud api ritual
disebut dalam Weda, di samping Indra adalah:
dan Surya. Dalam mantram pertama, 1) Brahma Agni (api yang sangat
sukta pertama dan mandala pertama luas) digunakan selama
kitab suci Rgveda, Agni disebut Purohita pelaksanaan upacara yang
para dewata dan peganugrah muncul sebagai api dunia.
kemakmuran dan kebahagiaan. Ia 2) Prajapatya Agni yaitu api yang
disebut sebagai saksi yang tetap eksis diberikan kepada para
sampai kini dalam setiap pemujaan umat Brahmacari ketika menerima
Hindu. Fungsi Agni sebagai pandita, benang upavita. Dengan api ini
76
Jñānasiddhânta
Jurnal Prodi Teologi Hindu STAHN Mpu Kuturan Singaraja
77
Jñānasiddhânta
Jurnal Prodi Teologi Hindu STAHN Mpu Kuturan Singaraja
78
Jñānasiddhânta
Jurnal Prodi Teologi Hindu STAHN Mpu Kuturan Singaraja
79
Jñānasiddhânta
Jurnal Prodi Teologi Hindu STAHN Mpu Kuturan Singaraja
Untara, I. M. G. S. (2019).
KOSMOLOGI HINDU DALAM
BHAGAVADGĪTĀ. Jñānasiddhânta
: Jurnal Teologi Hindu, 1(1).
Windya, I. M. (2019). KONSEP
TEOLOGI HINDU DALAM
TATTWAJÑĀNA. Jñānasiddhânta:
Jurnal Teologi Hindu, 1(1).
Wirawan, Ida Bagus. 2012. Teori-Teori
Sosial Dalam Tiga Paradigma.
Jakarta: Kencana Praneda Media
Group.
Yhani, P. C. C. (2020). RELEVANSI
AJARAN SOCRATES DALAM
AGAMA HINDU. Genta Hredaya,
3(2).
Yogiswari, K. S. (2019). UPANISAD
PERSPEKTIF PENDIDIKAN
MODERN. Jurnal PASUPATI, 6(2),
88-99.
Yogiswari, K. S., & Suadnyana, I. B. P.
E. (2019, June). HOAX DI ERA
POST-TRUTH DAN
PENTINGNYA LITERASI
MEDIA. In Seminar Nasional
Filsafat (SENAFI) I (p. 173).
80