PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Kebutuhan nutrisi lansia tidak sama dengan kebutuhan orang dewasa atau yang
lebih muda. Pemahaman tentang kebutuhan nutrisi lansia sangat penting untuk
memberikan asuhan keperawatan yang baik. Untuk menilai kecukupan nutrisi dan
memilih intervensi yang baik, perawat harus memiliki pengetahuan tentang nutrisi dasar
dan terapi diet.
Penelitian telah menunjukkan mayoritas lansia di Amerika percaya bahwa nutrisi
penting untuk kesehatan. Tapi mereka tidak selalu mengkonsumsi nutrisi yang baik.
Informasi dari The National Council Aging mengungkapkan bahwa lansia memiliki
resiko tinggi mengalami gizi buruk yang memberikan efek negatif pada kesehatan
mereka. Perkiraan lansia yang menderita gizi buruk berkisar dari 15% menjadi 50%
dengan resiko kekurangan gizi yang lebih tinggi. Data yang dikumpulkan dari the Elderly
Nutrition Programs of the Older Americans mengungkapkan bahwa sekitar 75% dari
lansia memiliki resiko sedang sampai tinggi untuk terkena gizi buruk. (1)
Kebutuhan gizi klien lanjut usia perlu dipenuhi secara adekuat untuk
kelangsungan proses pergantian sel dalam tubuh,mengatasi proses menua, dan
memperlambatusia biologis. Kebutuhan kalori pada klien lanjut usia berkurang karena
berkurangnya kalori dasar akibat kegiatan fisik. Kebutuhan kalori klien lanjut usia tidak
melebihi 1700 kalori.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa jenis nutrisi yang dibutuhkan lansia?
2. Apa saja Faktor yang Mempengaruhi Kebutuhan Gizi Lanjut Usia?
3. Apa saja Hal-Hal Yang Perlu Diperhatikan Dalam Pengkajian gangguan nutrisi
lansia?
4. Apa saja Masalah Gizi Pada Lansia?
5. Bagaimana Pemantauan Status Nutrisi pada lansia?
6. Bagaimana proses asuhan keperawatan gangguan kebutuhan nutrisi pada lansia?
7. Apa saja Hal yang harus diperhatikan saat pengkajian gangguan cairan lansia?
8. Bagaimana Pemantauan Status Cairan Pada Lansia?
1
9. Bagaimana proses asuhan keperawatan gangguan cairan pada lansia?
C. TUJUAN
1. Mengetahui jenis nutrisi yang dibutuhkan lansia?
2. Mengetahui Faktor yang Mempengaruhi Kebutuhan Gizi Lanjut Usia
7. Mengetahui Hal yang harus diperhatikan saat pengkajian gangguan cairan lansia
8. Mengetahui Pemantauan Status Cairan Pada Lansia
9. Mengetahui proses asuhan keperawatan gangguan cairan pada lansia
BAB II
2
PEMBAHASAN
A. NUTRISI LANSIA
1. Jenis nutrisi
a) Karbohidrat
3
karena kondisi kronis yang mengganggu penyerapan lemak seperti penyakit
kandung empedu dan radang usus.
2) Vitamin D : Ditemukan pada susu dan margarin, minyak ikan kod, lemak ikan,
dan telur. Vitamin D mendorong penyerapan kalsium.
3) Vitamin E : Ditemukan pada jagung dan minyak safflower, margarin, biji-
bijian, kacang- kacangan, sayuran berdaun hijau. Vitamin E mendorong
integritas sel darah merah
4) Vitamin K : Dapat ditemukan pada sayuran berdaun hijau dan hati, sintesis
bakteri di usus. Vitamin K penting untuk pembentukan protrombin, yang
diperlukan untuk pembekuan darah.
Vitamin yang larut dalam air (1) :
5) Vitamin B1 : Ditemukan pada jeroan, kacang-kacangan, dan biji-bijian.
Vitamin B1 penting untuk metabolisme karbohidrat
6) Vitamin B2 : Ditenukan pada susu, keju, telur, jeroan, kacang-kacangan,
sayuran berdaun hijau. Vitamin B2 penting untuk pemeliharaan jaringan dan
produksi air mata
7) Niacin : Ditemukan pada daging tanpa lemak, hati, biji-bijian, kacang-
kacangan Niacin penting untuk melepaskan energi dari lemak, karbohidrat,
dan protein
8) Vitamin B6 : Ditemukan pada biji-bijian, sayur-sayuran, kacang-kacangan,
daging dan pisang. Vitamin B6 bertindak dalam proses sintesis protein dan
metabolisme asam amino, dapat berinteraksi dengan levodopa oleh pasien
dengan penyakit Parkinson
9) Asam folat : Ditemukan pada gandum, kacang-kacangan, dan sayuran hijau.
Asam folat penting dalam sintesis hemoglobin dan metabolisme asam amino
10) Vitamin B12 : Ditemukan dalam otot dan daging, telur, kerang, dan susu.
Vitamin B12 dibutuhkan untuk pematangan sel darah merah. Kekurangan
umumnya terlihat dengan defisiensi asam folat.
11) Vitamin C : Ditemukan pada buah jeruk, tomat, kubis, melon, stramberry,
paprika hijau sayuran berdaun hijau. Vitamin C penting penting dalam
pembentukan dan pemeliharaan struktur kolagen jaringan ikat, mendorong
penyembuhan dan elastisitas dinding kapiler
4
e) Air
Lansia biasanya memiliki cairan tubuh yang kurang dibandingkan orang
dewasa muda. Jumlah total cairan tubuh berkurang sekitar 8% pada lansia. Jumlah air
dalam aliran darah tetap relatif konstan, tetapi orang dewasa yang lebih tua cenderung
memiliki cairan kurang dalam ruang intraseluler dan interstitial daripada orang yang
lebih muda. hasil penurunan cairan hilangnya turgor kulit dan menyebabkan
penampilan keriput yang umum dengan penuaan. cairan menurun meningkatkan
risiko ketidakseimbangan cairan seperti dehidrasi. kebanyakan orang dewasa
membutuhkan 2.000-3.000 ml cairan setiap hari. Lebih banyak konsumsen yang
mengonsumsi air dalam bentuk teh, kopi, dan jus. (1)
2. Faktor yang Mempengaruhi Kebutuhan Gizi Lanjut Usia
a) Berkurangnya kemampuan mencerna makanan ( akibat kerusakan gigi/ ompong)
b) Berkurangnya cita rasa
c) Berkurangnya koordinasi otot
d) Keadaan fisik yang kurang baik
e) Faktor ekonomi dan social
f) Faktor penyerapan makanan ( daya absorpsosi )
g) Berat badan (lemak tubuh) cenderung meningkat dengan bertambahnya usia,
sedangkan sel-sel lemak mengandung sedikit air, sehingga komposisi air dalam
tubuh lansia kurang dari manusia dewasa yang lebih muda atau anak-anak dan
bayi
h) Fungsi ginjal menurun dengan bertambahnya usia. Terjadi penurunan kemampuan
untuk memekatkan urin, mengakibatkan kehilangan air yang lebih tinggi.
i) Terdapat penurunan asam lambung, yang dapat mempengaruhi individu untuk
mentoleransi makanan-makanan tertentu. Lansia terutama rentan terhadap
konstipasi karena penurunan pergerakan usus. Masukan cairan yang terbatas,
pantangan diit, dan penurunan aktivitas fisik dapat menunjang perkembangan
konstipasi. Penggunaan laksatif yang berlebihan atau tidak tepat dapat mengarah
pada masalah diare.
j) Lansia mempunyai pusat haus yang kurang sensitif dan mungkin mempunyai
masalah dalam mendapatkan cairan ( misalnya gangguan dalam berjalan ) atau
mengungkapkan keinginan untuk minum (misalnya pasien stroke).
5
3. Hal-Hal Yang Perlu Diperhatikan Dalam Pengkajian Nutrisi Pada Lansia
6
Bila konsumsi buah dan sayuran dalam makanan kurang dan ditambah dengan
kekurangan protein dalam makanan akibatnya nafsu makan berkurang, penglihatan
menurun, kulit kering, penampilan menjadi lesu dan tidak bersemangat.
5. Pemantauan Status Nutrisi
a) Penimbangan Berat Badan
1) Penimbangan BB dilakukan secara teratur minimal 1 minggu sekali, waspadai
peningkatan BB atau penurunan BB lebih dari 0.5 Kg/minggu. Peningkatan
BB lebih dari 0.5 Kg dalam 1 minggu beresiko terhadap kelebihan berat badan
dan penurunan berat badan lebih dari 0.5 Kg /minggu menunjukkan
kekurangan berat badan.
2) Menghitung berat badan ideal pada dewasa :
Rumus : Berat badan ideal = 0.9 x (TB dalam cm – 100)
Catatan untuk wanita dengan TB kurang dari 150 cm dan pria dengan TB
kurang dari 160 cm, digunakan rumus :
7
B. ASUHAN KEPERAWTAN NUTRISI PADA LANSIA
Untuk memenuhi keadaan nutrisi pada lansia maka pengkajian yang dilakukan
difokuskan pada :
a) TB/BB.
e) Kondisi kulit.
j) Waktu makan.
l) Intake cairan.
ii. Psikososial
8
b. Diagnosa Keperawatan
2. Gangguan nutris lebih dari kebutuhan berhubungan dengan intake nutrisi yang
berlebihan.
c. Rencana Keperwatan
a) Hidangkan porsi kecil tapi sering lebih baik dari pada makan 3x/hari dengan
porsi besar.
b) Teliti, apakah ada obat yang dikonsumsi yang mempunyai efek menurunkan
nafsu makan.
a) Jelaskan bahwa diet adalah cara terbaik untuk menurunkan kadar gula darah.
9
b) Mentaati 3 J (Jenis, Jumlah dan Jadwal).
f) Kontrol teratur.
Kebutuhan gizi pada lansia hampir sama dengan kebutuhan nutrisi pada orang
dewasa normal lainnya hanya yang utama yang mungkin diubah adalah jenisnya,
bentuk dan penyesuaian porsi untuk mengimbangi aktivitas.
C. CAIRAN
Manusia perlu minum untuk mengganti cairan tubuh yang hilang setelah
melakukan aktivitas. Air sangat besar artinya bagi tubuh kita, karena air membantu
menjalankan fungsi tubuh, mencegah timbulnya berbagai penyakit disaluran kemih
seperti kencing batu, batu ginjal, dll. Air juga sebagai pelumas bagi fungsi tulang dan
sendi. Manfaat lain dari minum air putih adalah mencegah sembelit karena untuk
mengolah makanan dalam usus sangat dibutuhkan air, tentu saja tanpa air yang cukup
kerja usus tidak dapat maksimal dan timbullah sembelit. Air mineral atau air putih
lebih baik daripada kopi, teh kental, softdrink, alkohol, es, maupun sirup dan
dianjurkan minimal kita minum air putih 1.5 sampai dengan 2 liter/hari. Minuman
seperti kopi, teh kental, softdrink, alkohol, es, maupun sirup bahkan tidak baik untuk
kesehatan dan harus dihindari terutama bagi para lansia yang mempunyai penyakit-
penyakit tertentu seperti kencing manis, darah tinggi, obesitas, dan jantung.
10
5) Menimbang berat bdan pasien pada waktu yang sama setiapa harinya
6) Jika pasien tidak dapat menerima cairan secara per oral maka programkan
pasien untukmendapatkancairan melalui IV
11
2) Pemeriksaan fisik :
Turgor kulit meningkat (lansia kurang akurat)
Edema
Peningkatan BB secara tiba-tiba
Kulit lembab
3) Perilaku :
Pusing
Anoreksia / tidak nafsu makan
mual muntah
4) Peningkatan jumlah urin (jika ginjal masih baik)
I. PENGKAJIAN
a. Identitas pasien
Nama :
Jenis kelamin :
Usia :
b. Riwayat penyakit
Dahulu :
Sekarang :
c. Pola Eliminasi
Lama diare :
Frekuensi BAB perhari :
Bentuk feses :
d. Pemeriksaan fisik
Keadaan umum gigi :
Jumlah Gigi :
12
INTERVENSI
13
air sebanyak-
banyaknya
3. ketidakseimbangan Setelah dilakukan tindakan
nutrisi : kurang keperawatan selama 5 x 24 a. Monitor intake nutrisi
dari kebutuhan jam kebutuhan nutrisi b. Tanyakan apakah
berhubungan terpenuhi dengan kriteria pasien memiliki
dengan pola hasil: riwayat alergi
makan tidak a. Pola makan teratur c. Sarankan untuk makan
teratur b. Pemasukan nutrisi makanan ringan tapi
pada skala 4 sering
c. BB normal d. Timbang berat badan
setiap waktu
e. Bantu pasen
menentukan program
pemenuhan nutrisi
f. Sarankan pasien untuk
memasang gigi palsu.
g. Ajarkan perawatan gigi
palsu
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
14
Kebutuhan nutrisi lansia tidak sama dengan kebutuhan orang dewasa atau
yang lebih muda. Pemahaman tentang kebutuhan nutrisi lansia sangat penting
untuk memberikan asuhan keperawatan yang baik. Untuk menilai kecukupan
nutrisi dan memilih intervensi yang baik, perawat harus memiliki pengetahuan
tentang nutrisi dasar dan terapi diet. Kebutuhan gizi klien lanjut usia perlu
dipenuhi secara adekuat untuk kelangsungan proses pergantian sel dalam
tubuh,mengatasi proses menua, dan memperlambatusia biologis. Kebutuhan kalori
pada klien lanjut usia berkurang karena berkurangnya kalori dasar akibat kegiatan
fisik. Kebutuhan kalori klien lanjut usia tidak melebihi 1700 kalori.
15