Simulasi Amonia
Simulasi Amonia
• Korosif
• Solubilitas tinggi di dalam air
• Reaktif dengan banyak senyawa
Mekanisme Reaksi
Pola 1. H2 ↔ 2H (ad)
Kinetika Reaksi :
1 N 3 H NH 3 1 A 32 B C
2 2 2 2 2
rNH3 K f Basis K ' f ' Basis
rN2 2 A exp E
RT
pN2 2 pH2 2 A 'exp E '
1 3
RT
pNH3 dalam ( kgmol m3 s)
r 'N2 2 A exp E
RT
pN2 2 pH2 2 A 'exp E '
1 3
RT
pNH3 (3600 )
b
r 'N2 5, 76 A exp E
RT p N2
1
2
p A 'exp E '
H2
3
2
RT
p dalam (
NH 3
kgmol
kg katalishr )
Laju reaksi ke kanan : Laju reaksi ke kiri :
A 10.000 kgmol m3 s A ' 1,3 1010 kgmol m3 s
E 91.000 kJ kmol E ' 1, 41 105 kJ kmol
molar flow 5 104 kgmol hr 1,102 105 lbmol hr FAo 5 104 kgmol hr 0,1833 9165 kgmol hr
H Rx
o
25o C 3,9 104 Btu lbmol 9,142 104 kJ kmol
Termodinamika :
pNH3 k
Kp , saat r 'N2 0 kondisi kesetimbangan
pN 2 pH 2
1 3
2 2
k'
saat setimbang :
rNH3 0
maka,
P 1 x 2 2,8085 3 x
1 3
0, 0769 2 x
2
k 27,13546 k '
Po 1 0,3666 x 1 0,3666 x
2
k 0, 0769 2 xe 1 0,3666 xe
2
P 1
k ' 1 0,3666 xe 1 xe 2 2,8085 3 xe 2
1 3
Po 27,13546
k 0, 0769 2 xe 1 0,3666 xe P
Kp 0, 036852
1 xe 2 2,8085 3xe 2 Po
1 3
k'
Neraca mol
Design :
dx
FAo rA '
dW
Rate law :
rA ' 5, 76 k f Basis k ' f ' Basis
Pi Ci RT PAo
i vi x P
1 x Po
PAo 148, 0385 0,1833 27,13546 atm
0, 2304
CH 4 1, 257
0,1833
0, 0574
Ar 0,31315
0,1833
0,5148
H2 2,8085
0,1833
0, 0141
NH3 0, 0769
0,1833
dx rA 5, 76 k pN2 pH 2 k ' pNH 3
1
2
3
2
dW FAo FAo
1 3
1 x P 2 2,8085 3 x P 2 0, 0769 2 x P
5, 76 k PAo PAo k ' PAo
1 0,3666 x Po 1 0,3666 x Po 1 0,3666 x Po
rA
FAo FAo
2 1 x 2,8085 3x 2 P
2
1 3
0, 0769 2 x P
2
FAo FAo
P
5, 76 PAo
k P P 1 x 2,8085 3 x k ' 0, 0769 2 x
1 3
dx rA Po
2 2
Ao 1 0,3666 x
2
dW FAo FAo Po
1 0,3666 x
P
5, 76 27,13546
148, 0385 1 x 2,8085 3x
1 3
2 2
dx P
k 27,13546
dW 9615 148, 0385 1 0,3666 x
2
0, 0769 2 x
k '
1 0,3666 x
dx 1 x 2 2,8085 3 x 2
1 3
0, 0769 2 x
1, 0981 10 P 0,1833k
4
k ' 1 0,3666 x
dW 1 0,3666 x
2
dx b D 2 1 x 2 2,8085 3 x 2
1 3
0, 0769 2 x
4
1, 0981 10 P 0,1833k k '
dL 4 1 0,3666 x
2
1 0,3666 x
Energi Balance
4U T T r ' H T
dT D a A Rx
b
dW FAo i Cpi x Cp
2 3
H Rx T H Rx
o
TR T TR
2
T TR 2
3
T TR 3
1 N 3 H NH
Reaksi : 2 2 2 2 3
29 0, 2199 10 2
T 0,5723 10 5 T 2 0, 0769 35,15 2,954 102 T
0, 4421 105 T 2 1, 257 34,31 5, 469 10 2 T 0,3661 10 5 T 2
0,31315 20, 7945
i Cpi 162,342 0, 0734T 1,99 105 T 2
4U 4 2, 718 kW m2 o C
UA 2,8992 103 kW kg cat o C 10, 437 kJ hr .kg cat o C
b D 1250 m3 3m
kgcal
Neraca Momentum
Persamaan Ergun:
dP
1 G 1 x 150 1
1, 75G
dL o P P To T Dp 3 g c Dp
o
Fi M i 0,5148 2, 016 0,1833 28, 02 0, 0141 17, 03 0, 2304 16, 04 0, 0574 39,94 1,102 10 lbmol hr
5
G
AC 76, 0853 ft 2
G 17963, 0257 lb ft 2 hr
dP 1 0,5 17963, 0257 1 0,3666 x 1144 114,7 150 0, 0482 0,5
1, 75 17963, 0257
dL 2, 4644 P
148, 0385 T
270 0, 00328 0,5 3 4,17 108 0, 00328
Dapat dilihat dari profil X, T dan P/Po pada sintesa NH 3 dimana profil
konversi yang ditunjukkan setelah mencapai + 7 m konversinya
sudah tidak naik lagi dan ada tren semakin menurun tetapi tidak
terlalu jauh penurunannnya, hal ini dapat terjadi karena konversi
NH3 setelah jarak + 7 m telah mendekati kondisi kesetimbangannya
sehingga konversinya sudah tidak bisa meningkat lagi. Setelah itu
profil konversi NH3 semakin menurun dikarenakan adanya sedikit
NH3 yang terurai kembali menjadi N 2 dan H2. Hal ini dapat dilihat
pada grafik profil X dan Xe terhadap T dimana konversi akhir telah
mendekati konversi kesetimbangannya pada grafik dapat dilihat
terjadi kenikkan temperature seiring dengan naiknya konversi. Hal ini
dikarenakan reaksi sintesis amonia merupakan reaksi eksoterm,
dimana akan menghasilkan panas selama reaksi berlangsung. Pada
saat konversi telah mendekati konversi kesetimbangannya (pada jarak
7 m atau lebih), temperatur reaktor cenderung konstan, karena reaksi
NH3 telah setimbang. Terjadi sedikit penurunan temperatur
dikarenakan terjadi reaksi balik dimana merupakan reaksi
endotermis. Temperatur akhir sebesar 302.805 C. Pada grafik juga
dapat dilihat terjadi penurunan tekanan yang ditandai dengan
penurunan P/Po. Hal ini disebabkan terjadi friksi antara reaktan dan
katalis yang akan meningkatkan pressure drop. Tekanan keluaran
reaktor adalah 113.423 atm. Dengan kondisi seperti diatas maka
Kapasitas produksi NH3 pada proses adiabatis adalah 1613,04
ton/hari (1 tube). Dengan hasil produksi NH 3 1613.04 pada proses
adabatis maka kelompok kami akan melakukan simulasi dengan
menggunakan interstage cooler pada reaktor adiabatis dengan
harapan dapat meningkatkan konversi sehingga produksi yang
dihasilkan lebih besar, dimana kondisi tersebut dapat dilihat pada
penjelasan dibawa ini.
Reaktor Adiabatis
0,9 420
0,8
X 400
Xe 380
0,7
T (C) 360
0,6
340
X dan Xe
Tout, C
0,5 320
0,4 300
280
0,3
260
0,2
240
0,1 220
0 200
200 220 240 260 280 300 320 340 360 380 400
To ( C)
Reaktor Non-Adiabatis
1 400
0,9 380
0,8 360
0,7 340
0,6 320
T out , C
Konversi
0,5 300
0,4 280
0,3 260
0,2 240
0,1 220
0 200
200 220 240 260 280 300 320 340 360 380 400 X
To , C
Xe
T
Pada grafik dapat dilihat dengan naiknya temperatur umpan, (C)
konversi akan meningkat sampai temteratur umpan 250 C,
kemudian untuk temperatur umpan > 250 C, konversi akan
menurunkan temperatur pada temperatur umpan < 250 C, konversi
masih dibatasi oleh laju reaksi dimana semakin besar temperatur
umpan, laju reaksi akan semakin besar dan konversi meningkat.
Sedangkan untuk temperatur umpan > 250 C, konversi telah
dibatasi oleh konversi kesetimbangan termodinamis, dimana akibat
reaksi eksotermis, semakin besar temperatur umpan, konversi
kesetimbangan akan semakinmeningkat. Hal ini dapat dilihat pada
grafik dengan meningkatnya temperatur umpan, konversi
kesetimbangan akan menurun. Semakin besar temperatur umpan,
maka temperatur keluaran reaktan akan semakin besar. Dari grafik
dapat dilihat temperatur optimum umpan masuk adalah 250 C.
temperature optimum umpan masuk untuk adiabatis lebih kecil
dibandingkan dengan temperature pada kondisi non adiabatis.
0,6
X
0,4
0,2
0
150 160 170 180 190 200 210 220 230 240 250 260 270 280 290 300 310 320 330 340 350
Ta , C
Dari grafik dapat dilihat untuk To = 240 C, temperatur air pendingin
optimum adalah 260 C dan untuk To = 270 C, temperatur air
pendingin optimum adalah 225 C. Pada temperatur air pendingin
dibawah 260 C, konversi untuk To = 270 C jauh lebih besar
daripada konversi untuk To = 240 C untuk temperatur air pendingin
yang sama. Hal ini dikarenakan pada bagian temperatur air
pendingin dibawah 260 C, konversi masih dibatasi oleh laju reaksi
dan karena temperatur umpan 270 C lebih besar maka konversinya
juga akan lebih besar (T ~ x untuk rezim laju reaksi). Akan tetapi saat
temperatur air pendingin diatas 260 C, konversi untuk To = 240 C
dan To = 270 C memberikan nilai yang hampir sama untuk
temperatur air pendingin yang sama. Hal ini disebabkan saat
temperatur air pendingin diatas 260 C, konversi telah dibatasi oleh
kesetimbangan termodinamis, sehingga konversi untuk To = 240 C
dan To = 270 C hampir sama. Dengan demikian untuk temperatur
air pendingin diatas 260 C, variasi temperatur umpan kurang
berpengaruh terhadap nilai konversi akhir.
Dapat dilihat dari smulasi yang dilakukan pada kondisi reaktor
adiabatis, adiabtis dengan interstage cooler , non adiabatis , dan
dengan absorber dan suplai N2 dan H2 hasil konversi terbesar pada
kondisi reaktor adiabtis + interstage cooler dengan absorber NH 3 dan
suplai H2 dan N2 yakni sebesar 0.68628 dengan hasil produksi NH3
sebesar 2570.74 ton /hari(1 tube).