Anda di halaman 1dari 9

PENDAHULUAN

Ruang lingkup endodontik gigi anak adalah perawatan pulpa gigi desidui dan gigi
permanen muda. Keterlibatan pulpa pada gigi permanen muda biasanya disebabkan karies yang
dalam atau trauma , tetapi jarang sekali terbuka karena kesalahan preparasi pada waktu restorasi
gigi. Gigi permanen dewasa adalah gigi yang mempunyai perkembangan akar yang lengkap
sedangkan gigi permanen yang baru erupsi atau muda masih mempunyai ruang pulpa yang besar
dan apeks yang terbuka.
Beberapa perbedaan gigi sulung dengan gigi permanen :
· Reaksi pulpa terhadap infasi bakteri, obat – obatan, trauma.
· Vaskularisasi gigi sulung lebih banyak yang memberikan bermacam – macam
reaksi dibandingkan gigi tetap.
· Pensyarafan pada gigi sulung distribusi syaraf berakhir di odontoblas
sedangkan pada gigi tetap distribusi syaraf di dalam odontoblas sampai pre
dentin sehingga gigi sulung kurang sensitif.

Perawatan pulpa gigi sulung berbeda dengan perawatan gigi permanen. Hal ini
disebabkan morfologi gigi sulung yang kecil, ruang pulpa yang besar dan kecepatan terkenanya
pulpa oleh karies. Salah satu perawatan gigi permanen muda dapat dilakukan adalah dengan
teknik pulp capping.
Teknik pulp capping ini ada dua cara, yaitu Pulp capping indirek dan Pulp capping direk .
Pulp capping indirek merupakan pemberian bahan teraupetik pada dentin yang terinfeksi di atas
pulpa pada kavitas yang dalam, dimana pulpa belum terbuka. Sedangkan Pulp capping direk
merupakan pemberian bahan teraupetik atau medikamen pada daerah pulpa yang terbuka untuk
merangsang terbentuknya barrier atau dentin reparatif yaitu dentin barrier atau calcific barrier
(Andlaw, 1992). 1

Direct Pulp Capping menunjukkan bahwa bahan diaplikasikan langsung ke jaringan


pulpa. Daerah yang terbuka tidak boleh terkontaminasi oleh saliva. Bahan-bahan capping pulpa
antara lain kalsium hidroksida, Zinc Oxide Eugenol  , Mineral Trioxide Aggregate (MTA), dan
Resin Adhesive . Pulpa diharapkan tetap bebas dari gejala patologis dan akan lebih baik jika

1
membentuk dentin sekunder. Agar perawatan ini berhasil maka pulpa disekitar daerah terbuka
harus vital dan dapat terjadi proses perbaikan.

Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah utnuk membandingkan keberhasilan


perawatan pulp capping direk pada gigi permanen muda dengan bahan CaOH dan MTA yang
meliputi indikasi, isi bahan, mekanisme kerja bahan, keuntungan dan kekurangan, manipulasi
kerja, serta perbandingan evaluasi keberhasilan dari kedua bahan.

Indikasi

Pulp capping direk adalah Pemberian bahan terapitik / medikamen pada daerah pulpa yang
terbuka untuk merangsang terbentuknya barrier atau dentin reparatif yaitu dentin barrier

atau calcific barrier. Pada gigi permanen muda pulp caving direk di indikasikan untuk :

1) Pulpa vital terbuka kecil (pin point) seujung jarum karena kesalahan waktu

preparasi kavitas atau ekskavasi jaringan dentin lunak.

2) Terbukanya pulpa kecil (pin point) dengan diameter kurang dari 1 mm.

3) Untuk gigi tetap muda pembentukan akar dan apeks belum sempurna. 2

Isi Bahan MTA dan Ca(OH)2

 Telah banyak material-material dalam kedokteran gigi yang telah berkembang, salah
satunya Mineral Trioxide Aggregate (MTA).  MTA merupakan salah satu bahan yang
baru berkembang dan menunjukkan tingkat keberhasilan yang bagus. Beberapa
mengatakan, MTA sebagai suatu bahan yang sangat serbaguna dalam kedokteran gigi.
Hal itu dikarenakan oleh sifat-sifat fisik MTA yang baik dan kemampuannya untuk
merangsang regenerasi jariangan serta respon pulpa yang baik.  MTA adalah bubuk yang
mengandung trikalsium silikat, bismuth oxide, dikalsium silikat, trikalsium aluminat,

2
tetracalcium aluminate dan dicalcium sulfat dihidrat. MTA dibuat dengan hidrasi menjadi
gel koloid dengan pH 12,5, mirip dengan Ca (OH)2. Setting timenya 3-4 jam,
compressive strenghtnya sebanding dengan IRM (Intermediate Restorative Material),
MTA kompatibel.
 Kalsium hidroksida adalah senyawa kimia dengan rumus Ca(OH)2. Kalsium hidroksida
dapat berupa kristal tidak berwarna atau bubuk putih. Kalsium hidroksida dapat
dihasilkan melalui reaksi kalsium oksida (CaO) dengan air. Kalsium hidroksida adalah
suatu bahan yang bersifat basa kuat dengan pH 12-13. Bahan ini sering digunakan untuk
direct pulp capping. Jika diletakkan kontak dengan jaringan pulpa, bahan ini dapat
mempertahankan vitalitas pulpa tanpa menimbulkan reaksi radang dan dapat
menstimulasi terbentuknya batas jaringan termineralisasi atau jembatan terkalsifikasi
pada atap pulpa.  Sifat bahan yang alkalis inilah yang banyak memberikan pengaruh pada
jaringan. Bentuk terlarut dari bahan ini akan terpecah menjadi ion-ion kalsium dan
hidroksil.  Sifat basa kuat dari bahan kalsium hidroksida dan pelepasan ion kalsium akan
membuat jaringan yang berkontak menjadi alkalis. Keadaan basa akan menyebabkan
resorpsi atau aktivitas osteoklas akan terhenti karena asam yang dihasilkan dari osteoklas
akan dinetralkan oleh kalsium hidroksida dan kemudian terbentuklah kalsium fosfat
kompleks. Selain itu, osteoblas menjadi aktif dan mendeposisi jaringan terkalsifikasi,
maka batas dentin terbentuk diatap pulpa. Ion hidroksil diketahui dapat memberikan efek
antimikroba, ion hidroksil akan memberikan efek antimikroba dengan cara merusak
lipopolisakarida dinding sel bakteri dan menyebabkan bakteri menjadi lisis, baik dari
bakteri maupun produknya. 3

MEKANISME KERJA BAHAN KALSIUM IDROKSIDA DAN MTA

Mekanisme kerja Kalsium Hidroksida (CaOH)

Pada kelompok pasta kalsium hidroksida digunakan Calxyl. Pengaplikasian kalsium


hidroksida dilakukan secara mekanis, pasta kalsium hidroksida didorong ke dalam tubuli dentin
hingga menutup tubuli dentin dan menurunkan permeabilitas dentin sehingga kemampuan
penetrasi metilen biru melalui dinding saluran akar menurun. Sleder10 menyatakan bahwa

3
kalsium hidroksida dapat merangsang penutupan biologis pada daerah apikal sehingga
menghasilkan penutupan apeks yang lebih rapat dan meningkatkan keberhasilan perawatan.
Kalsium hidroksida memiliki pH yang tinggi sehingga dapat menetralisir asam akibat aktifitas
osteoklas, sehingga dapat menghambat kerusakan yang lebih lanjut dari jaringan yang
termineralisasi.Kalsium hidroksida dapat membantu terbentuknya sementum reparatif pada
ujung apikal karena efek antimikroba yang dapat membunuh mikroba perusak jaringan apikal
gigi.4

Mekanisme Kerja Mineral Trioxide Aggregate (MTA)

Mineral Trioxide Aggregate (MTA) yang bersifat biokompatibel dan antibakteri dapat
menyediakan susbstrat biologi aktif untuk perlekatan sel sehingga efektif untuk meminimalisasi
mikroleage dan memperbaiki hasil perawatan. Selain itu, MTA mampu membentuk jembatan
dentin yang lebih cepat, tebal, dan merata
Pembentukan barrier terjadi karena MTA menghasilkan pembentukan granula kalsit dan
jembatan termineralisasi dibawahnya. Saat dicampur dengan air steril atau saline, bubuk kalsium
oksida dari MTA berubah menjadi Ca(OH)2 yang terurai menjadi ion kalsium dan hidroksil saat
berkontak dengan cairan. Ion kalsium bereaksi dengan karbonit dalam jaringan pulpa dan
membentuk granula kalsit. Fibronektin berkumpul di sekitar granula- granula tersebut sehingga
memungkinkan adhesi dan diferensisasi sel yang di ikuti pembentukan jaringan keras
teremineralisasi. 5

KELEBIHAN DAN KEKURANGAN BAHAN KALSIUM HIDROKSIDA DAN MTA

Kelebihan Calsiun Hidroksida

 Kalsium hidroksida (Ca(OH)2) merupakan bahan yang sering digunakan dalam


perawatan resorbsi dan perforasi akar. Kelebihan pasta kalsium hidroksida yang
berhubungan dengan kerapatan penutupan apeks adalah mudahnya cara penggunaan dan

4
mudah adaptasinya. Menurut goldberg penggunaan pasta dengan bahan dasar kalsium
hidroksida dapat beradaptasi dengan baikpada dentin maupun permukaan guttap point.
 Sleder menyatakan bahwa kalsium hidroksida dapat merangsang penutupan biologis
pada daerah apikal sehingga menghasilkan penutupan apeks yang lebih rapat dan
meningkatkan keberhasilan perawatan.
 Kelebihan lain dari kalsium hidroksida adalah dapat merangsang pembentukan jaringan
keras. Menurut penelitian Holland, penggunaan bahan kalsium hidroksida dalam proses
pengisian saluran akar dapat mengurangi kebocoran foramen apikal.6

Kekurangan Calsium Hidroksida

- Tidak cocok digunakan untuk restorasi resin karena berdegradasi saat pengetsaan asam,
kegagalan pada marginal pada saat pengkonsasian amalgam, kalsium hidroksida bisa
larut dengann perawatan lebih dari satu tahun4.
- Tidak dapat beradhesi baik dengan dentin dan mengalami degradasi sehingga
pembentukan jembatan dentin menjadi celah terjadinya kebocoran dan invasi bakteri ke
jaringan pulpa5.

Kelebihan Mineral Trioxide Aggregate (MTA)


1. Merangsang pembentukan jaringan keras pada pulpa
2. Meningkatkan pertumbuhan sel in-vitro
3. Menghasilkan jembatan pulpa yang lebih tebal, sedikit inflamasi, dan sedikit nekrosis
pulpa
4. Efek antibakteri fakultatif
5. Kemudahannya dalam pemakaian dengan waktu lebih singkat
6. Homeostatis dapat tercapai
7. Tidak ada penggunaan bahan kimia yang dapat menimbulkan dampak penyakit sistemik.5

5
Kekurangan Mineral Trioxide Aggregate (MTA)

 Waktu pengerasan MTA yang lebih lama dan harga tidak ekonomis5.
 Tidak berefek pada bakteri anaerob

MANIPULASI KERJA

Langkah – langkah Pulp Capping :


1. Siapkan peralatan dan bahan.
Gunakan kapas, bor, dan peralatan lain yang steril
2. Isolasi gigi
Selain menggunakan rubber dam, isolasi gigi juga dapat menggunakan kapas dan saliva
ejector, juga posisinya selama perawatan
3. Preparasi kavitas
Tembus permukaan oklusal pada tempat karies sampai kedalaman 1,5 mm (yaitu kira-kira
0,5 mm ke dalam dentin. Pertahankan bor pad kedalaman kavitas dan dengan hentakan
intermiten gerakan bor melalui fisur pad permukaan oklusal.
4. Eksavasi karies yang dalam
Dengan perlahan-lahan buang karies dengan ekskavator, mula-mula dengan menghilangkan
karies tepi kemudian berlanjut kea rah pulpa. Jika pulpa vital dan bagian yang terbuka tidak
lebih besar diameternya dari ujung jarum maka dapat dilakukan pulp capping.
5. Berikan bahan kaping pulpa
Keringkan kavitas dengan cotton pellet lalu tutup bagian kavitas yang dalam termasuk pulpa
yang terbuka dengan bahan kaping pulpa. 7

Sekali pulpa terbuka , hindarilah memanipulasi pulpa selanjutnya. Kavitas hendaknya diirigasi
dengan larutan saline, chloramine T atau air dan perdarahan dihentikan dengan penekanan
ringan menggunakan butiran kapas. Hindari meletakkan bahan pulp capping dengan tekanan
yang mungkin akan mendorong bahan itu ke dalam jaringan pulpa.8

6
PERBANDINGAN EVALUASI KEBERHASILAN DI KEDUA BAHAN

Keberhasilan perawatan pulp capping direct, ditandai dengan hilangnya rasa sakit, serta reaksi
sensitive terhadap rangsang panas atau dingin yang dilakukan pada pemeriksaan subjektif setelah
perawatan. Kemudian pada pemeriksaan objektif ditandai dengan pulpa yang tinggal akan tetap
vital, terbentuknya jembatan dentin yang dapat dilihat dari gambaran radiografi pulpa,
berlanjutnya pertumbuhan akar dan penutupan apikal.

Perdarahan yang terjadi dapat berperan sebagai penghalang sehingga tidak terjadi kontak antara
bahan kalsium hidroksida dengan jaringan pulpa. Hal ini menyebabkan proses penyembuhan
pulpa terhambat. Kegagalan perawatan ditandai dengan pemeriksaan subjektif yaitu timbulnya
keluhan, misalnya gigi sensitive terhadap rangsang panas dan dingin atau gejala lain yang tidak
diinginkan. Kemudian pada pemeriksaan objektif dengan radiografi dilihat adanya gambaran
radiolusen yang menunjukkan gumpalan darah atau terjadinya resorpsi internal. 9

Gagalnya capping pulpa dengan kalsium Hidroksida terlihat adanya resorpsi interna pada
radiograf. Penyebabnya adalah terkontaminasinya bahan capping pulpa dengan saliva sebelum
peletakkan bahan capping pulpa.

Mineral Trioxide Aggregate (MTA) menjadi bahan pilihan untuk keberhasilan perawatan kaping
pulpa. Pada beberapa penelitian menyatakan MTA merupakan bahan yang biokompatibel,
memiliki kemampuan sealing yang baik, menginduksi pembentukan jaringan keras, tidak larut
pada jaringan mulut, dan mengeras pada keadaan lingkungan yang lembab. Berbagai penelitian
klinis yang meggunakan MTA sebagai bahan kaping pulpa menunjukan pembentukan jembatan
dentin lebih tebal dan cepat dan tingkat peradangan yang lebih rendah, bila dibandingkan dengan
perawatan menggunakan kalsium hidroksida. .
Hasil studi pustaka menunjukan bahwa MTA dapat menjadi bahan pilihan pada perawatan
kaping pulpa. Perawatan MTA menunjukan sedikit peradangan pulpa dan pembentukan
jembatan dentin yang lebih baik. Namun waktu pengerasan MTA yang lama menjadi bahan
pertimbangan.
Pada penelitian membandingkan MTA dengan Ca(OH) 2 untuk direct pulp capping, kedua
material ini menunjukkan tingkat kesuksesan 100% setelah 2 tahun. 10

7
PEMBAHASAN

Gigi permanen dewasa adalah gigi yang mempunyai perkembangan akar yang lengkap
sedangkan gigi permanen yang baru erupsi atau muda masih mempunyai ruang pulpa yang besar
dan apeks yang terbuka.
Pulp capping direk adalah Pemberian bahan terapitik / medikamen pada daerah pulpa
yang terbuka untuk merangsang terbentuknya barrier atau dentin reparatif yaitu dentin barrier
atau calcific barrier. Bahan-bahan capping pulpa antara lain kalsium hidroksida, Zinc Oxide
Eugenol  , Mineral Trioxide Aggregate (MTA), dan Resin Adhesive .

MTA merupakan salah satu bahan yang baru berkembang dan menunjukkan tingkat keberhasilan
yang bagus. Beberapa mengatakan, MTA sebagai suatu bahan yang sangat serbaguna dalam kedokteran
gigi. Hal itu dikarenakan oleh sifat-sifat fisik MTA yang baik dan kemampuannya untuk merangsang
regenerasi jariangan serta respon pulpa yang baik.

Kalsium hidroksida adalah senyawa kimia dengan rumus Ca(OH) 2. Kalsium hidroksida dapat
berupa kristal tidak berwarna atau bubuk putih. Kalsium hidroksida dapat dihasilkan melalui reaksi
kalsium oksida (CaO) dengan air. Kalsium hidroksida adalah suatu bahan yang bersifat basa kuat dengan
pH 12-13. Bahan ini sering digunakan untuk direct pulp capping.

Berbagai penelitian klinis yang meggunakan MTA sebagai bahan kaping pulpa
menunjukan pembentukan jembatan dentin lebih tebal dan cepat dan tingkat peradangan yang
lebih rendah, bila dibandingkan dengan perawatan menggunakan kalsium hidroksida. .
Hasil studi pustaka menunjukan bahwa MTA dapat menjadi bahan pilihan pada
perawatan kaping pulpa. Perawatan MTA menunjukan sedikit peradangan pulpa dan
pembentukan jembatan dentin yang lebih baik. Namun waktu pengerasan MTA yang lama
menjadi bahan pertimbangan.

DAFTAR PUSTAKA

8
1. http://tessahurint-fkg10.blogspot.com/2014/02/perawatan-pulpitis-reversibel-pada-
anak.html
2. Tarigan, Rasinta. Perawatan Pulpa Gigi (Endodonti). Jakarta: EGC. 2004. P. 11, 29-31,
100.
3. Dewi, Julita. Resin Adhesif sebagai Bahan Kaping Pulpa. Skripsi. 2003. FKG USU
4. Mustafa M, Saujanya, Jain D, dkk. Role of Calsium Hydroxide in Endodontic. J-Globa.
5. Melisa, Hadriyanto W, Gunawan J A. Trioxide Aggregate (MTA). Majalah Ilmu
Kedokteran Gigi. 2011
6. Soedjono P, Mooduto L, Setyowati L. Penutupan Apeks pada Pengisian Saluran Akar
dengan Bahan Kalsium Oksida Lebih Baik Dibandingkan Kalsium Hidroksida. JPDGI.
2009; 58(2): 1-5
7. http://ilmucutpz.blogspot.com/2012/12/bab-i-pendahuluan-1_3958.html
8. Kennedy D.B.Buku konservasi gigi anak (Paediatric Operative Dentistry). Jakarta:
EGC.1992. hlm 247.
9. http://mydentistdiary.blogspot.com/2011/01/pulpcapping.html
10. http://ilmucutpz.blogspot.com/2012/12/bab-i-pendahuluan-1_3958.html

Anda mungkin juga menyukai