Anda di halaman 1dari 19

Makalah Pengantar Manajemen

Lingkungan dan Budaya Organisasi

Dosen Pembimbing : Annur Fitri Hayati, S.Pd; M.Pd.

Disusun Oleh

Kelompok 2

Hatipa Fauzi (19053009)

Mir Atun Shalihah (19053014)

Universitas Negeri Padang

2020

1
Kata Pengantar

Puji syukur kita ucapkan kepada Allah Subhanahu Wata’ala yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga makalah ini dapat diselesaikan.Tak
lupa pula shalawat serta salam kepada Nabi Muhammad Shalalluhu Alaihi
Wassallam,yang telah membawa umanya kepada alam yang penuh dengan ilmu
pengetahuan.

Makalah ini membahas tentang Lingkungan dan Budaya Organisasi dengan


mata kuliah Pengantar Manajemen. Semoga dengan adanya makalah ini dapat memberi
manfaat bagi pembaca. Namun dalam makalah ini masih banyak kekurangan,maka dari
itu penulis sangat mengharapkan saran dan kritikan dari pembaca.

Padang, 03 Januari 2020

Kelompok 2

2
Daftar Isi

KATA PENGANTAR……………………………………………………2

DAFTAR ISI……………………………………………………………..3

BAB I…………………………………………………………………….4

 PENDAHULUAN………………………………………………...4
1.1 Latar belakang………………………………………………..4
1.2 Rumusan masalah…………………………………………….4
1.3 Manfaat……………………………………………………….4
 PEMBAHASAN………………………………………………….5
2.1 Organisasi dan Lingkungan…………………………………...5
2.2 Budaya Organisasi…………………………………………….10
2.3 Mengelola Organisasi Dalam Lingkungan Global….………...13

BAB II……………………………………………………………………16

 PENUTUP………………………………………………………...16
3.1 Kesimpulan………………………………………………..16

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………17

3
BAB I

Pendahuluan

1.1 Latar Belakang


Lingkungan dan budaya organisasi merupakan hal yang saling
berkaitan, karena dilingkungan tersebutlah terjadi suatu budaya yang akan
mempengaruhi bagaimana organisasi dijalankan. Perusahaan layaknya
sebuah organisasi. Organisasi yang terdiri dari atasan dan bawahan serta
memiliki tujuan yang hendak dicapai. Dalam lingkungan organisasi tersebut,
dibutuhkanlah sebuah budaya organisasi yang nantinya mempengaruhi
produktifitas dan kinerja karyawan. Lingkungan dan budaya organisasi
merupakan hal yang penting dalam pengelolaan sebuah organisasi. Tidak
hanya lingkungan di sekitar perusahaan, tetapi juga di lingkungan global.
Perusahaan perlu, memperhatikan bagaiamana menjalankan perusahaan
dilingkungan global. Bagaimana karakteristiknya, faktor-faktor, serta
perimbangan apa saja sebelum memasuki lingkungan global.

1.2 Rumusan Masalah


1. Menjelaskan apa itu lingkungan dan budaya?
2. Apa itu Budaya Organisasi?
3. Bagaimana mengelola organisasi dalam lingkungan Global?

1.3 Manfaat
1. Agar mahasiswa tahu apa itu lingkungan dan budaya
2. Agar mahasiswa tahu apa itu budaya organisasi
3. Agar mahasiswa tahu bagaimana cara mengelola organisasi dalam lingkungan
global

4
BAB II
PEMBAHASAN
Lingkungan dan Budaya Organisasi

2.1 Organisasi dan Lingkungan


Organisasi dan lingkungan merupakan dua hal yang tak dapat
dipisahkan, karena pada dasarnya organisasi merupakan bagian dari lingkungan
(Saefullah, 2017: 58). Organisasi hidup dilingkungan yang terkait secara
langsung maupun tidak langsung dengan kegiatan organisasi. Oleh karena itu
organisasi tidak dapat diabaikan, bahwa merupakan bagian dari lingkungan,
khususnya lingkungan masyarakat. Secara garis besar lingkungan organisasi
dapat dibagi dua,yaitu lingkungan internal dan lingkungan eksternal.
a. Lingkungan Internal Organisasi
Lingkungan internal organisasi menurut Saefullah (2005, 64) adalah
berbagai hal atau pihak yang terkait langsung dengan kegiatan sehari-hari
organisasi, dan memengaruhi langsung terhadap setiap program, kebijakannya
organisasi.yang termasuk dalam dalam lingkungan internal organisasi seperti,
pemilik organisasi (owner), para pengelola organisasi (board of managers or
directors), para staf,anggota atau para pekerja (employees) serta lingkungan fisik
organisasi (physical work environment).
1) Pemilik Organisasi (Owners)

Pemilik organisasi mereka yang dinyatakan sebagai pemilik akibat


adanya penyertaan modal, ide, ataupun berdasarkan ketentuan lainnya yang
dinyatakan sebagai pemilik organisasi.

Apabila organisasi dijalankan oleh pemiliknya sendiri,maka sang pemilik


perlu menyadari apa sebenarnya yang hendak dicapai oleh organisasi,bagaimana
cara mencapainya,dan apakah yang diinginkan oleh sang pemilik dapat diraih
ataupun tidak.akan tetapi,jika organisasi dijalankan bukan oleh pemiliknya,maka
mereka yang menjalankan organisasi perlu memahami apa yang diinginkan oleh
sang pemilik.

5
2) Tim Manajemen (Board Of Manager Or Directors)

Tim manajemen adalah sekumpulan orang yang berada di bawah pemilik


organisasi/ perusahaan atau yang ditunjuk untuk menjalankan kegiatan
perusahaan. Tim manajemen ini bekerja secara professional dan dalam periode
tertentu melaporkan atau mempertanggung jawabkan pekerjaan mereka kepada
pemilik. Dalam hal pekerjaan tim manajemen memiliki kebebasan dan juga
keterbatasan. Kebebasan dalam hal menetukan kebijakan dalam organisasi dan
terbatas dalam hal pengambilan keputusan.

3) Para Pekerja (Employees)

Pekerja merupakan unsur penting dalam organisasi/perusahaan, serta


berperan penting dalam kegiatan perusahaan. Dapat dikatakan, sekalipun tujuan
yang hendak dicapai sangat ideal, perancanaan yang disusun sangat baik, namun
tanpa peran dari pekerja, tujuan dan perencanaan tersebut mustahil untuk
direalisasikan.

4) Lingkungan Fisik Organisasi (Physical Work Environment)

Pemilik perusahaan, tim manajemen, pekerja merupakan sumber daya


manusia yang dimiliki perusahaan. Organisasi/ perusahaan tidak hanya memiliki
sumber daya manusia saja, akan tetapi juga memiliki sumber daya uang
(financial resources), sumber daya alam (natural resources), dan sumber daya
informasi (informational resources). Tidak hanya sumber daya tersebut,
bangunan,peralatan, persediaan,dan lainnya merupakan lingkungan dimana
oraganisasi perusahaan berinteraksi dan memanfaatkannya untuk kelancaran
kegiatan operasional.

b. Lingkungan Ekternal Organisasi

Lingkungan eksternal merupakan faktor-faktor yang berada di luar


organisasi, namun mempengaruhi kinerja organisasi. Tisnawati dan Saefullah
(2017: 62) mengatakan bahwa, dalam kegiatan operasional, organisasi
perusahaan dihadapkan dengan lingkungan yang terkait secara langsung atau

6
lingkungan mikro dan lingkungan yang tidak terkait secara langsung atau
lingkungan makro.

Lingkungan mikro perusahaan adalah yang terdiri dari pelanggan


(customer), pesaing (competitor), pemasok (supplier), dan partner stratergis
(strategic partner). Lingkungan makro terdiri dari dua bagian, yaitu lingkungan
lokal dan internsional. Lingkungan lokal seperti para pembuat peraturan
(regulators), pemerintah (government), masyarakat luas (society), lembaga-
lembaga yang terkait dengan kegiatan perusahaan seperti organisasi
nonpemerintah, contohnya lembaga perlindungan konsumen. Lingkungan
internasional, seperi peraturan internasional (international law), pasar keuangan
internasional (international financial markets), kesepakatan antar negara dalam
kegiatan tertentu, contohnya ASEAN, WTO dan lain sebagainya).

a. Lingkungan Mikro
1) Pelanggan (customer)
Pelanggan adalah yang secara langsung menikmati
manfaat atas barang atau jasa yang diproduksi. Pelangga menjadi
alasan mendasar sebuah organisasi berdiri dan melakukan
kegiatan operasional. Pelanggan menjadi sumber pendapatan
utama organisasi. Pada dasarnya, organisasi menjalankan
operasional dikarenakan masyarakat membutuhkan barang atau
jasa. Dalam menjalankan kegiatan operasional, organisasi perlu
memahami bagaimana karakteristik pelanggan, agar kegiatan
operasional dapat berjalan dengan lancar.

2) Pesaing (competitor)

Pesaing adalah organisasi bisnis lain yang juga


menjalankan bisnis yang sama dengan organisasi yang kita jalani.
Kehadiran pesaing ini menjadi hal yang harus diperhatikan secara
serius, karena jika pelanggan lebih tertarik dengan pesaing kita,
ini menjadi ancaman bagi kelangsungan organisasi, maka dari itu

7
organisasi kita perlu meningkatkan kualitas serta harga yang pas,
agar dapat menarik kembali pelanggan.

3) Pemasok (supplier)

Pemasok merupakan pihak yang terkait langsung dalam


kegiatan bisnis dari organisasi, khususnya organisasi bisnis yang
melakukan kegiatan produksi barang jadi dari berbagai bahan
baku.

4) Partner Strategis (Strategic Partner)

Partner strategis adalah perusahaan lain yang bekerja sama


dengan perusahaan kita atau yang menjadi mitra
perusahaan,sehingga dapat menguntungkan kedua belah pihak.
Contoh: penjual kecap yang bekerja sama petani kacang kedelai.

b. Lingkungan Makro
1. Lingkungan Lokal
 Regulator
Regulator adalah pihak yang berkepentingan dalam
menciptakan keadaan dan kegiatan bisnis yang fair dan aman
bagi semua pihak yang akan menjalankan bisnis. Agar keadaan
tersebut terealisasikan perlu adanya aturan-aturan yang nantinya
dapat disepakati oleh berbagai pihak. Regulator dapat berasal dari
pemerintah, atau lembaga yang disepakati. Pemerintah bertugas
untuk menetapkan undang-undang dan peraturan yang terkait.
Contohnya adalah tata cara pendirian perusahaan, aturan kegiatan
bisnis, tarif, pajak, dan retribusi yang ditetapkan kepada pelaku
bisnis.
 Pemerintah (Government)
Pemerintah adalah pihak yang melegitimasi politik
tertentu di suatu negara, diangkat dan bertugas untuk
mewujudkan masyarakat ke arah yang lebih baik dalam

8
pembangunan di segala bidang. Pemerintah berperan dalam hal
kegiatan proaktif, seperti pemberian kebijakan, dan upaya
antisipasi serta penyelesaian atas berbagai masalah di masyarakat.
Perusahaan harus memahami bagaimana pemerintah, karena
kebijakan pemerintah dapat berdampak terhadap kegiatan bisnis.
 Masyarakat Luas (Society)

Masyarakat luas ini terbagi atas dua. Pertama ,masyarakat yang


terkait langsung dengan kegiatan bisnis yang dijalankan, contoh
pelanggan disekitar perusahaan, dan tokoh masyarakat disekitar
perusahaan. Dalam point pertama ini masyarakat melakukan kontrol atas
kegiatan perusahaan. Contohnya, lembaga swadaya masyarakat (LSM)
yang organisasinya seperti Yayasan Lembaga Perlindungan Konsumen
Indonesia (YLPKI).

Kedua, masyarakat yang tidak terkait dengan kegiatan perusahaan.


Dalam kelompok masyarakat ini, perusahaan tidak terpengaruh atas apa
yang dilakukannya.

2. Lingkungan Internasional

Lingkungan internasional merupakan lingkungan bisnis yang lebih


luas. Contohnya, bisnis internasional, yang merupakan transaksi bisnis
yang dilakukan antar negara. Lingkungan internasional ini bisa menjadi
peluang, karena segementasi pasar yang luas. Sekaligus menjadi
tantangan, karena persaingan yang cukup ketat.

Dalam sebuah perusahaan diperlukan seorang manajer yang andal serta


mumpuni dalam memimpin perusahaan, agar perusahaan dapat maju, tumbuh,
dan berkembang serta dapat bersaing dengan perusahaan lainnya. Dalam sebuah
perusahaan terdapat sebuah organisasi dan lingkungan. Dalam menjalankan misi
perusahaan, manajer haruslah memperhatikan bagaimana lingkungan sekitar
perusahaan. Lingkungan perusahaan berkaitan dengan sekitar perusahaan
seperti, pesaing, pemasok dan konsumen. Lingkungan merupakan hal yang tidak

9
pasti, sederhananya kita tidak tahu bagaimana kedepannya perusahaan akankah
dapat maju atau sebaliknya. Faktor lainnya adalah tidak selalu informasi
mengenai lingkungan disekitar perusahaan tersedia.

2.2 Budaya Organisasi


1. Pengertian Budaya Organisasi

Dalam sebuah perusahaan selain peran manajer dalam memimpin


perusahaan terdapat sebuah budaya organisasi yang nantinya dapat
mempengaruhi efektifitas, efisiensi, produktifitas, dan etos kerja sebuah
perusahaan. Pada dasarnya perusahaan merupakan sebuah organisasi yang
didalamnya terdapat kerja sama tim yang memiliki tujuan yang sama.

Pengertian budaya organisasi terdapat 3 hal. Pertama, budaya adalah


persepsi, bukan sesuatu yang dapat disentuh atau dilihat secara fisik, namun para
karyawan dapat menerima dan memahaminya melalui apa yang mereka alami
dalam organisasi. Kedua, budaya organisasi bersifat deskriptif, yaitu berkenaan
dengan cara bagaimana para anggota menerima dan mengartikan budaya
tersebut, terlepas dari mereka menyuikai atau tidak. Ketiga, meskipun para
individu dalam organisasi memiliki latar belakang yang berbeda dan bekerja
pada jenjang organisasi yang berbeda, mereka cenderung mengartikan dan
mengutarakan budaya organisasi dengan cara yang sama. Hal ini disebut juga
dengan aspek penerimaan (penganutan) dan bersama (shared). (Stephen P.
Robbins dan Mary Coulter, 2010: 63).
Budaya organisasi dapat didefiniskan sebagai perangkat sistem nilai-nilai
(values), keyakinan-kayakinan (beliefs), asumsi-asumsi (assumptions), atau
norma-norma yang telah berlaku, disepakati dan diikuti oleh para anggota
sebagai suatu pedoman perilaku dan pemecahan masalah-masalah organisasinya.
Budaya organisasi organisasi juga disebut dengan budaya perusahaan, yaitu
seperangkat nilai-nilai atau norma-norma yang telah relatif lama berlakunya,
dianut bersama oleh para anggota oraganisasi (karyawan) sebagai norma
perilaku dalam menyelesaikan masalah-masalah organisasi (perusahaan). Dalam
budaya organisasi, terjadi sosialisasi nilai-nilai dan menginternalisasi dalam diri
para anggota, menjiwai orang per orang di dalam organisasi. Dengan demikian,

10
budaya organisasi merupakan jiwa organisasi dan jiwa para anggota organisasi
(Kilman dkk, Edi Sutrisno, 2010:2).
Menurut Robbins (dalam jurnal Tri Widodo), organisasi adalah sistem
nilai bersama dalam suatu organisasi yang menentukan tingkat upaya anggota
dalam melakukan kegiatan tujuan organisasi.
Dapat ditarik kesimpulan bahwa budaya organisasi merupakan
seperangkat nilai atau norma yang ada di perusahaan yang dapat menjadi acuan
bagi karyawan dalam berperilaku dalam perusahaan/organisasi. Budaya dapat
menjadi kuat maupun lemah. Budaya yang kuat dapat berpengaruh kuat pada
cara orang-orang berpikir dan berperilaku. Sebaliknya, budaya yang lemah,
terdapat kebingungan tujuan-tujuan perusahaan, dan prinsip apa saja yang harus
menuntun setiap keputusan tidak jelas dari satu hari kehari berikunya.
Menurut Davis dalam Edi Sutrisno (2010:8), setiap organisasi memiliki
makna tersendiri antara lain identitas, ideology, etos, pola, eksistensi,aturan,
pusat, kepentingan, filosofi tujuan, spirit, sumber informasi, gaya, visi, dan cara.

2. Karakteristik Budaya Organisasi

Dalam budaya organisasi terdapat tujuh karakteristik prima budaya


organisasi (Robbis, dalam Edi Sutrisno, 2010:8), yakni:

a) Inovasi dan keberanian dalam mengambil resiko (innovation and risk


taking), sejauh mana karyawan didorong untuk inovasi dan
pengambilan resiko.
b) Perhatian tiap detail (attention to detail), sejauh mana para karyawan
diharapkan memperhatikan posisi kecermatan, analisis, dan perhatian
pada perincian.
c) Berorientasi pada hasil (outcome orientation), sejauh mana
manajemen memfokus pada hasil, bukan pada teknis dan proses
dalam mencapai hasil itu.
d) Berorientasi pada manusia (people orientation), sejauh mana
keputusan manajemen memperhitungkan efek hasil pada orang-orang
dalam organisasi itu.

11
e) Berorientasi tim (team orientation),sejauh mana kegiatan kerja
diorganisasikan sekitar tim-tim bukan individu.
f) Agresif (aggressiveness), sejauh mana orang-orang itu agresif dan
kompetitif, bukannya suatu santai-santai.
g) Stabil (stability), sejauh mana keinginan organisasi menekankan
diterapkannya status quo sebagai kontras dari pertumbuhan.

Dari ketujuh karakteristik budaya organisasi ini, setiap point-point


tersebut bergerak dari yang terkecil hingga yang terendah. Dengan adanya
karakteristik tersebut diterapkan di perusahaan, diharapkan kegiatan operasional
dapat berjalan dengan efektif dan efisien.

3. Jenis Budaya Organisasi

Budaya organisasi mempunyai jenis dan tipe. Jenis budaya menurut


Robert E. Quinn dan Micheal R. McGrath dalam Tika (2006: 7-8) sebagai
berikut:

a) Budaya Rasional: Proses informasi individual (klarifikasi sasaran


pertimbangan logika, perangkat pengarahan) diasumsikan sebagai
sarana bagi tujuan kinerja yang ditunjukkan (efisien,
produktifitas, dan keuntungan atau dampak)
b) Budaya ideology : Proses informasi intuitif (dari pengetahuan
yang dalam, pendapat dan inovasi) diasumsikan sebagai sarana
tujuan revitalisasi (dukungan dari luar, dukungan sumber daya
dan pertumbuhan)
c) Budaya konsesus: proses informasi kolektif (diskusi, partisipasi,
dan konsesus) diasumsikan sebagai sarana tujuan kohesi (iklim,
moral, dan kerja sama kelompok)
d) Budaya hierarkis: Proses informasi formal (dokumen, kompotasi,
dan evaluasi) diasumsikan sebagai sarana bagi tujuan
kesinambungan (stabilitas, kontrol, dan koordinasi)

4. Manfaat Budaya Organisasi

12
Beberapa manfaat budaya organisasi dikemukkan oleh Robbis
(dalam Edy Sutrisno, 2010:17), sebagai berikut:

a) Membatasi peran yang membedakan antara organisasi yang satu


dengan organisasi lain.
b) Menimbulkan rasa memiliki identitas bagi para anggota
organisasi.
c) Mementingkan tujuan bersama dari pada mengutamakan
kepetingan individu.
d) Menjaga stabilitas organisasi. Kesatuan komponen-komponen
organisasi yang direkatkan oleh pemahaman budaya yang sama
akan membuat kondisi organisasi relatif stabil.
5. Cara Karyawan Mempelajari Budaya
a. Cerita
Dalam mempelajari budaya di sebuah perusahaan,
karyawan dapat diberikan motivasi tentang bagaimana
perusahaan berdiri, kisah-kisah para tokoh yang berjuang dalam
pendirian perusahaan, aturan perusahaan. Sehingga dengan cerita
positif tentang perusahaan tersebut, dapat meningkatkan kinerja
karyawan.
b. Acara-acara Simbolis
Acara-acara simbolis maksudnya adalah serangkaian
acara rutin perusahaan untuk memberikan reward kepada
karyawan perusahaan. Acara simbolis ini menjadi ajang ekspresi
diri bagi karyawan perusahaan.
c. Simbol-simbol kebendaan
Simbol-simbol kebendaan maksudnya adalah hal yang menjadi
ciri khas sebuah perusahaan atau ikonik perusahaan.
d. Bahasa
Bahasa yang dimaksud disini adalah sebuah jargon atau
akronim yang ada diperusahaan. Contoh: Comitment is our
tradition, ini merupakan sebuah bahasa (jargon) yang menjadi
tolak ukur sebuah perusahaan.

13
Pada dasarnya perusahaan merupakan sebuah organisasi yang memilki
tujuan serta visi misi yang hendak dicapai. Terdiri dari atasan dan bawahan yang
saling berkoordinasi demi kelancaran kegiatan operasional. Terdapat
karakteristik dan manfaat dalam budaya organisasi yang tujuannya adalah
kemajuan perusahaan. Karyawan perlu mempelajari bagaimana budaya
organisasi dalam perusahaan, agar dapat beradabtasi dengan lingkungann
perusahaan. Budaya juga merupakan interaksi dan kebiasaan yang
mempengaruhi seseorang maupun sekelompok orang.

2.3 Mengelola Organisasi dalam Lingkungan Global


1. Pengertian
Lingkungan global atau bisa juga disebut dengan lingkungan
internasional. Dalam lingkungan internasional ini melibatkan dua atau lebih
negara dalam menjalankan bisnis. Cakupan global begitu luas sehingga,
yang dapat menjadi peluang bagi organisasi/perusahaan untuk berkembang,
sekaligus menjadi tantangan. Mejadi peluang, kerena segmentasi pasar lebih
luas dan konsumen yang lebih banyak pula. Menjadi tantangan, karena
persaingan yang lebih ketat, tentunya oraganisasi/perusahaan lain tentu
memilki kelebihan tertentu pula.
2. Faktor-Faktor Terkait dalam Bisnis Internasional
Oraganisasi/perusahaan yang berkecimpung di lingkungan global tentu
harus memperhatikan factor-faktor yang terkait dengan bisnis internasional.
Tisnawati dan saefullah (2005:69-70), menjelaskan ada tiga faktor yang
terkait dengan bisnis internasional, yaitu:
a. Kontrol Dalam Perdagangan Internasional
Dalam menjalankan ataupun mengelola organisasi/perusahaan dalam
lingkungan global/internasional belum tentu menjamin kesuksesan. Hal
ini terkait dengan kepentingan dari suatu negara dalam menjamin,
selain transaksi bisnis bisa dijalankan, juga kepentingan pebisnis lokal
di setiap negara juga terjaga.
Ada dua jenis kontrol perdagangan internasional, yakni tariff dan
quota. Qouta merupakan pembatasan jumlah barang yang
diperjualbelikan secara intenasional, termasuk ekspor ataupun impor.

14
Tariff merupakan pembebanan pajak kepada setiap barang yang
diekspor maupun diimpor.
b. Komunitas Ekonomi Internasional (Economic Communities)
Komunitas ekonomi adalah sekelompok negara yang bekerja
sama untuk mengurangi kendala dalam pereknomian. Dengan adanya
komunitas ini akan memberikan kekuatan ekonomi antar negara.
Contoh komunitas ekonomi tersebut, Kesatuan Eropa (European
Union), North American Free Trade (NAFTA), Asia-Pasific Free
Trade Agreement (AFTA), dan lain-lain.
c. Perbedaan Budaya Antarnegara (Cultural Differences Across Nations)
Perusahaan perlu memahami perbedaan budaya disetiap lingkungan
yang berbeda, terutama dilingkungan internasional, agar dapat lebih
jauh memahami apa yang sebenarnya dianut oleh masyarakat setempat
dimana perusahaan berinteraksi, dan cara beradaptasi.
3. Pertimbangan Perusahaan Sebelum Masuk ke Lingkungan Global
Dalam jurnal ade priangani (2012: 6), menjelaskan pertimbangan apa saja
oleh organisasi/perusahaan sebelum masuk ke lingkungan global, yakni:
a. Menjamurnya Sejumlah Pesaing Baru
Pesaing bisnis tidak hanya datang dalam lingkungan domestic, tetapi
juga dari mancanegara yang tentu mempunyai teknologi canggih dan
kualitas barang yang berbeda pula.
b. Keragaman Tenaga Kerja
Tenaga kerja bisa sangat beragam, seperti etnik, kebangsaan, kelamin,
keahlian, pendidikan, dan lainnya. Dengan berkembangnya teknologi
kerja, makin bertambah pekerjaan yang diambil alih oleh wanita/pria,
dan makin banyaknya pasangan suami/istri yang bekerja.
Keragaman Tenaga Kerja. Komposisi tenaga kerja bisa sangat
beragam. Etnik, kebangsaan, kelamin, keakhlian, pendidikan, nilai
kerja, agama, dan lain sebagainya. Pada tahun 2003 di mana AFTA
akan mulai diaktifkan, sudah bisa diduga bahwa banyak tenaga akhli
asing yang akan bekerja di Indonesia. Demikian pula akibat
perkembangan teknologi kerja, makin bertambah pekerjaan yang

15
diambil alih oleh wanita/pria, dan makin banyaknya pasangan suami
istri yang bekerja.
c. Tekanan-tekanan Untuk Meningkatkan Kualitas dan Produktifitas.
Pesaing tidak hanya bertambah jumlahnya, melainkan juga mutunya.
Perusahaan yang baru muncul tidak sekedar muncul melainkan muncul
dengan produk yang bermutu tinggi dan harga yang bersaing. Srategi
bisnis yang mereka jalani sering kali mengejutkan pebisnis lama.
Dalam mengelola oraganisasi dalam lingkungan global, organisasi perlu
memahami bagaimana karakteristik, faktor-faktor bisnis global. Di lingkungan global
persaingannya begitu ketat. Sebelum masuk ke lingkungan global, sejatinya organisasi
perlu melakukan pertimbangan-pertimbangan, agar dapat memprediksi kemungkinan
kedepannya, apakah bisa maju atau sebaliknya.

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Setelah menulis makalah ini, penulis mengambil kesimpulan bahwa
lingkungan dan budaya organisasi sangat perlu diperhatikan oleh perusahaan.
Dimana perusahaan merupakan organisasi yang terdiri dari atasan dan bawahan
yang saling bekerja sama untuk mencapai visi dan misi organisasi. Organisasi

16
tidak dapat dilepaskan dari lingkungan, lingkungan menjadi bagian dari
organisasi. Baik itu lingkungan mikro, makro, maupun internasional. Dalam
mengelola organisasi dalam lingkungan globa, organisasi perlu memperhatikan
bagaimana karakteristik lingkungan global seta faktor-faktornya. Namun, juga
harus memperhatikan pertimbangan apa saja sebelum masuk ke lingkungan
global tersebut, agar perusahaan dapat juga bersaing dengan kompetitif.

DAFTAR PUSTAKA

Bateman, T. S., & Snell, S. A. (2007). Manajemen Kepemimpinan dan kolaborasi


dalam Dunia yang Kompetitif. Jakkarta: Salemba Empat.

Robbins, P. S., & Coulter, M. (2009). Manajemen . Jakarta: Erlangga.

Sule, E. T., & Saefullah, K. (2017). Pengantar Manajemen. Jakarta: Kencana.

17
Sutrisno, E. (2018). Budaya Organisasi. Jakarta: Prenademedia Group.

Uha, I. N. (2017). Budaya Organisasi Kepemimpinan dan Kinerja. Depok: Kencana.

Priangani, A. (2012). Analisis Lingkungan Global Dalam Persaingan Bisnis


Internasional. Jurnal Kebangsaan, 1(2).

Widodo, T. (2012). Pengaruh Lingkungan Kerja, Budaya Organisasi, Kepemimpinan


terhadap Kinerja (Studi Pada Pegawai Kecamatan Sidorejo Kota Salatiga). Among
Makarti, 3(5).

Lina, D. (2014). Analisis pengaruh kepemimpinan dan budaya Organisasi terhadap


kinerja pegawai dengan sistem Reward sebagai variabel moderating. JRAB: Jurnal
Riset Akuntansi & Bisnis, 14(1).
Brahmasari, I. A., & Suprayetno, A. (2008). Pengaruh motivasi kerja, kepemimpinan
dan budaya organisasi terhadap kepuasan kerja karyawan serta dampaknya pada kinerja
perusahaan (Studi kasus pada PT. Pei Hai International Wiratama Indonesia). Jurnal
Manajemen dan kewirausahaan, 10(2), 124-135.

18
19

Anda mungkin juga menyukai